PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Perpajakan 1. UAS Semester Genap 2014/2015

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Laporan keuangan komersial PT. ERA Griya Selaras disusun dengan maksud

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

Media Infokom, CV Neraca per 31/12/00

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT.X DI SURABAYA JURNAL. Disusun Oleh : INDRASWARI NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO)

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

KUISIONER PERENCANAAN PAJAK

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PPh TERHUTANG PADA PT. SUHADA PETROLEUM

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT QN JAKARTA)

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

Transkripsi:

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP Diah Soleha, Gen Norman Thomas, SE., Ak., MM ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi biaya yang boleh dan tidak boleh di biayakan berdasarkan peraturan pajak, menganalisis berapa besar dampak rekonsiliasi fiskal pada laporan keuangan komersial, mengetahui metode yang efektif untuk melakukan perencanaan pajak dan berapa besar pengaruh perencanaan pajak terhadap beban pajak yang terjadi pada PT JP.Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa PT JP masih kurang efektif dalam pengakuan biaya yang diperbolehkan dalam pajak, PT JP masih kurang memanfaatkan celah yang bisa dilakukan dalam perencanaan pajak. Untuk mengatasi kendala yang dimiliki PT JP, penulis menyarankan PT JP harus lebih teliti dalam pengakuan biaya yang diakui dalam pajak dan memanfaatkan celah yang dapat digunakan dalam perencanaan pajak agar dapat lebih memperbesar biaya yang dapat dibiayakan untuk meminimalkan beban pajak. Kata Kunci: Rekonsiliasi Fiskal, Perencanaan Pajak ABSTRACT The purpose of this research is to identify the costs that should and should not be treated as expenses based on tax regulations, to analyze how big an impact on the fiscal reconciliation of financial statements commercial, to find out the effective methods to do tax planning and how big the influence of tax planning on the tax expenses that occurs in PT JP. The methods that used in this research is a qualitative method. Results of analysis of the research that has been done shows that PT JP is less effective in the recognition of costs allowed in taxes, PT JP still less effective to exploit the gaps that can be used in tax planning. To overcome the constraints of PT JP, the authors suggest that PT JP should be more careful in the recognition of tax expense recognized in taxes and take advantage of gaps that can be used in tax

planning in order to increase the cost that can be treated as expenses to minimize the tax expenses. Key Words: Fiscal Feconciliation, Tax Planning PENDAHULUAN Saat ini pemerintah sangat gencar dalam meningkatkan pembangunan nasional di Indonesia demi mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Dalam melaksanakan pembangunan nasional ini pemerintah membutuhkan banyak dana untuk dapat membiayai pelaksanaan pembangunan nasional agar dapat berjalan sesuai dengan rencana pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah melibatkan masyarakat dalam pembiayaan pembangunan nasional dengan cara membuat peraturan perundangundangan perpajakan agar setiap warga negara patuh dan sadar akan pajak, sehingga warga negara juga ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Salah satu pajak yang menjadi sumber pembiayaan dalam pembangunan nasional pemerintah adalah dari wajib pajak badan yakni penghasilan sebuah perusahaan atau laba perusahaan dari hasil berjalannya usaha yang sering disebut pajak penghasilan. Dalam hal ini khususnya pemilik perusahaan untuk dapat menjalankan peraturan pemerintah dalam hal perpajakan maka disetiap akhir tahun pajaknya perusahaan pasti akan melakukan pembukuan laporan keuangan. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut. Laporan keuangan dibutuhkan oleh berbagai macam pihak terutama sekali adalah pemilik perusahaan dan kreditor. Laporan keuangan ini pada umumnya digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Bagi pihak lain yang sebenarnya berkepentingan terhadap Laporan Keuangan Perusahaan adalah Pemerintah. Pemerintah memiliki hak terhadap Pajak Penghasilan sebagaimana diatur dalam Undangundang. Pemerintah tentu saja berkepentingan terhadap laba perusahaan karena Pajak Penghasilan dihitung berdasarkan laba perusahaan. Semakin besar laba perusahaan maka semakin besar Pajak Penghasilan yang bisa ditarik. Begitu juga sebaliknya.

Oleh karena itu banyak perusahaan yang ingin patuh akan pajak namun tidak ingin membayar terlalu besar dari hasil laba yang didapatkannya, karena bagaimanapun pajak bagi sebuah perusahaan merupakan beban yang harus dibayarkan kepada pemerintah yang dapat mengurangi pendapatan sebuah perusahaan. Dari banyak perusahaan PT JP merupakan perusahaan yang semakin maju seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi. PT JP termasuk dalam perusahaan yang taat pada pajak namun juga ingin membayar pajak yang lebih kecil dengan tidak melanggar peraturan perpajakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pajak, agar tidak terkena sanksi pajak yang malah akan merugikan perusahaan. PT JP tengah melakukan rekonsiliasi fiskal dalam perencanaan pajak yang dibuatnya, namun merasa pajak yang dibayar masih cukup tinggi, sehingga ingin dapat lebih meminimalkan beban pajak yang dibayar namun tetap mengikuti peraturan yang ada. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis dari risetnya naturalis atau kualitatif, dimensi waktu risetnya adalah melibatkan banyak waktu tertentu, kedalaman risetnya adalah yaitu mendalam tetap hanya melibatkan satu objek saja (studi kasus) yaitu pada PT JP, metode pengumpulan datanya adalah menggunakan data primer, kontak langsung (wawancara), tidak langsung (berupa data arsip), dan studi pustaka, menentukan lingkungan risetnya adalah lingkungan riil (field riset), unit analisisnya adalah PT JP di Jakarta HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Dalam rangka membuat perencanaan pajak PT JP, pertama penulis akan menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan yang telah dilakukan oleh PT JP. Dalam pelaksanaan perpajakan terdapat kepatuhan pemenuhan perpajakan yang harus dipatuhi oleh wajib pajak PT JP. Dalam pelaksanaan kepatuhan

pemenuhan perpajakan pemerintah menetapkan tanggal dalam menyetor dan melapor SPT. Bagi wajib pajak badan yakni batas waktu menyetor pada tanggal 30 April dan batas waktu melapor pada tanggal 30 April. Dari adanya pelaksanaan kepatuhan pemenuhan perpajakan akan timbul sanksi administrasi berupa bunga, kenaikan, dan atau denda maupun sanksi pidana berupa kurungan atau penjara. Dari sanksi ini bagi wajib pajak merupakan pemborosan untuk pengeluaran dana jika wajib pajak melakukan keterlambatan dalam menyetor atau melapor. Namun bagi pemerintah bisa menjadi sebuah tambahan dalam pemasukan pajak. Maka dari itu merupakan hal penting untuk mengetahui tentang pemenuhan kewajiban perpajakan untuk menghindari pemborosan yang dapat merugikan perusahaan. Berikut ini pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh PT JP selama tahun 2010, 2011, dan 2012. Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Penyetoran dan Pelaporan SPT Badan Tahunan PT JP Setor Lapor SPT Tanggal Batas Tanggal Batas Tepat Tepat Tahun Penyetoran Penyetoran Pelaporan Pelaporan Waktu Waktu 2010 27 April 2011 30 April 2011 Ya 30 April 2011 30 April 2011 Ya 2011 26 April 2012 30 April 2012 Ya 26 April 2012 30 April 2012 Ya 2012 29 April 2013 30 April 2013 Ya 30 April 2013 30 April 2013 Ya Sumber : Tanda terima SPT Tahunan dan Bukti Penerimaan Negara PT JP Dalam pemenuhan kewajiban penyetoran dan pelaporan selama tahun 2010, 2011 dan 2012, PT JP telah menyetor dan melaporkan pajak tepat pada waktunya sehingga tidak perlu membayar sanksi administrasi berupa bunga, kenaikan, dan atau denda maupun sanksi pidana berupa kurungan atau penjara. Dalam hal perencanaan pajak dari segi kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan PT JP sudah melakukan perencanaan pajak yang baik dan benar dengan menyetor dan melapor tepat pada waktunya sehingga dapat menghemat pengeluaran beban pajak perusahaan.

Setelah pengujian kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka perencanaan pajak penulis akan menganalisis metode penyusutan aktiva tetap. Perbandingan Metode Penyusutan Garis Lurus dengan Metode Penyusutan Saldo Menurun Ganda Dalam perpajakan terdapat dua metode yang diperbolehkan untuk menghitung aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yaitu dengan cara Garis Lurus dan Saldo Menurun Ganda. Metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap yang dimiliki, perusahaan menggunakan metode Garis Lurus. Dan penulis akan membuat metode saldo menurun ganda sebagai perbandingan. Perbandingan Metode dan Saldo Menurun Dalam Perhitungan Penyusutan Aktiva Tahun Metode Garis Lurus Perusahaan Metode Saldo Menurun Penulis 2010 74,950,376.85 74,141,517.02 2011 76,904,451.50 66,317,688.33 2012 57,119,469.00 54,091,081.00 Sumber : Daftar Aktiva PT JP Perencanaan pajak yang dilakukan PT JP mengenai metode penyusutan aktiva dengan metode garis lurus yang digunakan PT JP sudah tepat, karena dengan metode garis lurus jumlah biaya penyusutan yang akan ditanggung oleh PT JP akan lebih besar, dengan biaya yang lebih besar akan memperkecil beban pajak yang akan dibayar PT JP. Setelah pengujian kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan menganalisis penerapan metode penyusutan dalam rangka perencanaan pajak selanjutnya penulis akan menganalisis biayabiaya dan pendapatan yang dapat di

koreksi untuk melakukan rekonsiliasi fiskal dalam rangka perencanaan pajak, penulis akan menganalisis biaya dan pendapatan dengan membuat rekonsiliasi fiskal PT JP. Analisis Biaya dan Pendapatan pada Rekonsiliasi Fiskal 2010, 2011, dan 2012 Untuk dapat melakukan rekonsiliasi fiskal penulis harus terlebih dahulu melakukan analisis pada pendapatan dan biaya yang dimiliki oleh PT JP. Rekonsiliasi fiskal timbul karena adanya perbedaan antara pengakuan akuntansi menurut SAK dan pajak dengan adanya beda tetap dan beda waktu, beda waktu yang timbul karena perbedaan metode yang digunakan seperti metode penyusutan, sedangkan beda tetap timbul karena penghasilan dan beban yang memiliki perbedaan pengakuan di antara akuntansi komersial dengan akuntansi fiskal. Dalam rekonsiliasi fiskal dapat timbul koreksi positif dan koreksi negatif. Koreksi positif merupakan koreksi fiskal yang dapat menyebabkan laba fiskal perusahaan menjadi lebih besar. Dan sebaliknya koreksi negatif merupakan koreksi fiskal yang dapat menyebabkan laba fiskal perusahaan menjadi lebih kecil. Analisis Biaya dan Pendapatan pada Laporan Laba Rugi Beberapa biaya dan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT JP antara lain : 1. Penjualan Bersih Penjualan Bersih merupakan hasil penjualan dalam melakukan transaksi penjualan perusahaan. 2. Harga Pokok Penjualan HPP terdiri dari Persediaan Awal, Pembelian barang dagang, Persediaan Akhir. 3. Biaya Bahan Pembantu Biaya Bahan Pembantu merupakan biaya untuk membeli bahanbahan pembantu dalam peroduksi. 4. Biaya Perbaikan Dan Perawatan Mesin Pabrik Biaya Perbaikan Dan Perawatan Mesin Pabrik untuk perawatan service yang dilakukan rutin agar mesin tetap produktif. 5. Biaya Perlengkapan Pabrik Biaya Perlengkapan Pabrik merupakan biaya untuk pembelian segala alat keperluan dipabrik.

6. Biaya Sewa Forklift Biaya Sewa Forklift merupakan biaya sewa kendaraan (mobil) forklift untuk memindahkan barang di gudang. 7. Biaya Gaji Biaya Gaji merupakan Biaya Gaji untuk para karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masingmasing karyawan. 8. Biaya Parkir, Tol dan Bensin Biaya Parkir, Tol dan Bensin merupakan biaya yang dikeluarkan setahun sekali untuk keperluan operasional perusahaan. 9. Biaya THR Biaya THR merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan setahun sekali untuk semua karyawan perusahaan. 10. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan (service) kendaraan operasional kantor. 11. Biaya Keamanan dan Kebersihan Biaya Keamanan dan Kebersihan merupakan biaya yang di berikan perusahaan untuk petugas RT/RW untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan kantor. 12. Biaya Sewa Biaya Sewa merupakan biaya untuk membayar sewa gedung usaha. 13. Biaya Pemeliharaan Gedung Biaya Pemeliharaan Gedung merupakan biaya untuk pemeliharaan gedung dalam hal perbaikan gedung. 14. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya untuk keperluan kantor seperti pembelian kebutuhan kantor. 15. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Perlengkapan Kantor merupakan biaya pemeliharaan perlengkapan kantor untuk perawatan perlengkapan kantor. 16. Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Cetak dan Fotocopy yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya pemeliharaan dan perawatan mesin cetak dan fotocopy.

17. Biaya Listrik dan Air Biaya Listrik dan Air merupakan biaya untuk membayar biaya listrik dan air kantor setiap bulan untuk keperluan kegiatan operasional perusahaan. 18. Biaya Telepon Biaya Telepon yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya telepon untuk kegiatan operasional perusahaan. 19. Biaya Pos dan Materai Biaya Pos dan Materai merupakan biaya yang dikeluarkan biaya jasa pengiriman dan materai dalam pengiriman surat dan barang dagang. 20. Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas merupakan biaya untuk karyawan. 21. Biaya Sumbangan Biaya Sumbangan merupakan biaya untuk amal keagamaan, sumbangan acara kegiatan RT/RW setempat, sumbangan duafa dan anak yatim. 22. Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Alat Tulis Kantor merupakan biaya untuk membeli semua peralatan kantor yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja. 23. Biaya Jasa Profesional Biaya Jasa Profesional untuk jasa konsultan yang digunakan untuk membantu bagian keuangan. 24. Biaya Lainlain Biaya Lainlain yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya dari transaksi yang tidak terdapat daftar nominatifnya. 25. Biaya Penyusustan Biaya Penyusutan yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya penyusutan inventaris kantor, biaya penyusutan kendaraan dan biaya penyusutan mesin dengan metode garis lurus. 26. Biaya Administrasi Bank Biaya Administrasi Bank yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai transaksi yang terjadi dengan bank. 27. Biaya Pajak Jasa Giro Biaya Pajak Jasa Giro merupakan biaya jasa giro bank.

28. Biaya Selisih Pembayaran Biaya Selisih Pembayaran merupakan biaya selisih pembayaran utang dan pelunasan piutang. 29. Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Jasa Giro merupakan pendapatan bunga jasa giro bank. 30. Pendapatan Selisih Pembayaran Pendapatan Selisih Pembayaran merupakan selisih transaksi pembayaran utang. Laporan Laba Rugi PT JP 2010 ( dalam rupiah ) Keterangan Komersial Koreksi PT JP Fiskal Perusahaan Koreksi Penulis Fiskal Penulis Penjualan Bersih : Penjualan Barang Dagang 8.071.741.945 8.071.741.945 8.071.741.945 Harga Pokok Penjulan : Persediaan Awal 668.351.500 668.351.500 668.351.500 Pembelian 7.236.322.866 7.236.322.866 7.236.322.866 Retur Pembelian Barang Tersedia Untuk Dijual 7.904.674.366 7.904.674.366 7.904.674.366 Persediaan Akhir 534.681.200 534.681.200 534.681.200 Harga Pokok Penjualan 7.369.933.166 7.369.933.166 7.369.933.166 Laba Rugi Kotor Perusahaan 701.748.779 701.748.779 701.748.779 BiayaBiaya Operasi : Biaya Adm dan Umum : Biaya Gaji 293.400.000 293.400.000 293.400.000 Biaya Parkir, Tol, Bensin 32.840.000 32.840.000 32.840.000 Biaya THR 24.450.000 24.450.000 24.450.000 Biaya Pemeliharaan Kendaraan 18.201.000 18.201.000 18.201.000 Biaya Pemeliharaan Gedung 15.892.000 15.892.000 15.892.000 Biaya Rumah Tangga Kantor 17.827.000 17.827.000 10.852.000 6.975.000 Biaya Perlengkapan Kantor 16.560.000 16.560.000 16.560.000 Biaya Cetak dan Fotocopy 378.000 378.000 378.000 Biaya Listrik dan Air 10.544.281 10.544.281 10.544.281 Biaya Telepon 22.236.881 22.236.881 600.000 21.636.881 Biaya LainLain 31.699.201 31.699.201 Total Biaya Adm dan Umum 484.028.363 452.329.162 440.877.162 Biaya Penyusutan : Biaya Peny. Inventaris Kantor 1.799.526 1.799.526 1.799.526 Biaya Peny. Kendaraan 41.228.277 41.228.277 41.228.277

Biaya Peny. Mesin 31.922.576 31.922.576 31.922.576 Total Biaya Penyusutan 74.950.379 74.950.379 74.950.379 Total Biaya 558.978.742 527.279.541 515.827.541 Laba (Rugi) Usaha 142.770.037 174.469.238 185.921.238 Pendapatan (Biaya) LainLain : Pendapatan LainLain : Pendapatan Bunga Jasa Giro 309.959 309.959 Pendapatan Selisih Pembayaran 422.016 422.016 422.016 Total Pendapatan LainLain 731.975 422.016 422.016 Biaya LainLain : Biaya Adm Bank 1.126.587 Biaya Selisih Pembayaran 1.391.903 Biaya Pajak Total Biaya LainLain 2.518.490 (1.786.515) Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak 140.983.522 Sumber : Laporan Laba Rugi PT JP 1.126.587 1.391.903 2.518.490 (2.096.474) 172.372.764 1.126.587 1.391.903 2.518.490 (2.096.474) 183.824.764 Analisis Biaya dan Pendapatan pada Rekonsiliasi Fiskal oleh Penulis 2010 Beberapa biaya dan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT JP antara lain : 1. Penjualan Bersih Penjualan Bersih merupakan hasil penjualan dalam melakukan transaksi penjualan perusahaan. Di dalam penjualan bersih ini merupakan nilai DPP PPN (tidak termasuk PPN didalamnya) berdasarkan SPT Masa PPN yang dilaporkan oleh PT JP. Sehingga tidak perlu lagi melakukan koreksi pada penjualan bersih. Daftar Penjualan dan PPN 2010 Bulan Penjualan (Rp) PPN (Rp) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1.201.900.854 699.263.210 649.039.432 550.761.420 484.091.190 896.987.740 686.559.370 120.190.085 69.926.321 64.903.943 55.076.142 48.409.119 89.698.774 68.655.937

Ags 883.317.945 88.331.795 Sep 445.642.026 44.564.203 Okt 425.261.895 42.526.190 Nov 446.314.190 44.631.419 Des 702.674.673 70.267.467 8.071.741.945 807.174.195 Sumber : Penjualan PT JP 2. Harga Pokok Penjualan HPP terdiri dari Persediaan Awal, Pembelian, Persediaan Akhir. Persediaan Awal merupakan persediaan awal tahun yang tersedia di gudang. Pembelian merupakan pembelian barang dagang untuk keperluan produksi perusahaan. Dalam hal pembelian perusahaan tidak melakukan impor, pembelian disini hanya pembelian dalam nergri, sehingga tidak perlu menggunakan perhitungan kepemilikan API atau tidak memiliki API yang menyangkut pada pengkreditan PPh pasal 22. Dan Persediaan Akhir merupakan persediaan akhir tahun yang tersedia di gudang. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi pada ketiga akun tersebut. 3. Biaya Gaji Biaya Gaji merupakan Biaya Gaji untuk para karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masingmasing karyawan. Biaya gaji tidak perlu dikoreksi pelaporannya sudah berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. 4. Biaya Parkir, Tol dan Bensin Biaya Parkir, Tol dan Bensin merupakan biaya yang dikeluarkan setahun sekali untuk keperluan operasional perusahaan seperti perjalanan menemui pelanggan, perjalanan pembelian keperluan kantor dan perjalanan pengiriman barang kepada pelanggan yang menggunakan kendaraan operasional kantor. Berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 4 tentang biaya perjalanan yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Maka tidak perlu di lakukan koreksi pada biaya parkir, tol, dan bensin.

5. Biaya THR Biaya THR merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan setahun sekali untuk semua karyawan perusahaan. Sesuai dengan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. Sehingga tidak dilakukan koreksi pada biaya THR. 6. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan (service) kendaraan operasional kantor dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin kendaraan. Atas biaya pemeliharaan kendaraan tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 7. Biaya Pemeliharaan Gedung Biaya Pemeliharaan Gedung merupakan biaya untuk perbaikan gedung yang rusak yakni bagian atap. Dalam hal ini perusahaan menggunakan jasa pihak lain yang ahli di bidang perbaikan bangunan. Atas biaya pemeliharaan gedung tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 8. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya untuk keperluan kantor dalam kegiatan operasional kantor. Tidak perlu melakukan koreksi untuk biaya ini karena merupakan

Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang ada dalam UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a. Namun ternyata terdapat biaya untuk membeli obat dan pengobatan untuk karyawan yang sakit, dalam hal ini perlu dikoreksi positif sebesar Rp10.852.000, karena biaya pengobatan ini termasuk dalam golongan natura yang disebutkan dalam UndangUndang PPh pasal 9 ayat 1 huruf e yang tidak boleh dibiayakan, sehingga timbul koreksi positif. 9. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Perlengkapan Kantor merupakan biaya pemeliharaan perlengkapan kantor untuk perawatan perlengkapan kantor seperti komputer, printer dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dibidang tehnisi perlengkapan kantor. Karena menggunakan jasa pihak yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. Dan karena biaya perlengkapann kantor termasuk dalam 3M yaitu memelihara maka tidak dilakukan koreksi pada biaya ini. 10. Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Cetak dan Fotocopy yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya pemeliharaan mesin cetak dan fotocopy untuk pemeliharaan dan perawatan mesin cetak dan fotocopy yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin fotocopy. Atas biaya cetak dan fotocopy tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 11. Biaya Listrik dan Air Biaya Listrik dan Air merupakan biaya untuk membayar biaya listrik dan air kantor setiap bulan untuk keperluan kegiatan operasional perusahaan. Untuk

biaya listrik dan air ini tidak perlu dilakukan koreksi berdasarkan Undang Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a tentang biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. 12. Biaya Telepon Biaya Telepon yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya telepon kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, namun terdapat biaya HP didalamnya sebesar Rp1.200.000, untuk pimpinan. Biaya HP merupakan biaya yang harus di koreksi 50%. Sehingga pada biaya telepon harus dilakukan koreksi positif sebesar Rp600.000, 13. Biaya Lainlain Biaya Lainlain yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya dari transaksi yang tidak terdapat daftar nominatifnya. Biaya lainlain ini merupakan biaya promosi yang tidak terdapat daftar nominatifnya sehingga harus dikoreksi seluruhnya karena tidak memiliki bukti pendukung atas dikeluarkannya biaya tersebut. Sehingga biaya tersebut di anggap tidak ada. 14. Biaya Penyusustan Biaya Penyusutan yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya penyusutan inventaris kantor, biaya penyusutan kendaraan dan biaya penyusutan mesin yang perhitungannya menggunakan perhitungan metode garis lurus disetiap aktiva. Perhitungan tarif yang dibuat oleh perusahaan sudah sesuai dengan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 tentang tarif penyusutan, menghitung penyusutan dan masa manfaat harta berwujud dengan menggunakan metode garis lurus. Dalam perhitungannya sudah sesuais sehingga tidak perlu melakukan koreksi. Daftar Penyusutan 2010 (dalam rupiah) Aktiva Total Penyusutan Inventaris Kantor 1.799.526 Kendaraan 41.228.274 Mesin 31.922.576 Total Penyusutan 74.950.377 Sumber : Penyusutan PT JP

15. Biaya Administrasi Bank Biaya Administrasi Bank yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai transaksi yang terjadi dengan bank seperti kliring, bunga PRK, administrasi bank, materai rekening koran, dan cetak buku. Biaya administrasi bank tidak perlu dikoreksi karena sudah jelas biaya ini merupakan komponen biaya pengurang penghasilan bruto yang di atur dalam UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 8. 16. Biaya Selisih Pembayaran Biaya Selisih Pembayaran merupakan biaya selisih dari transaksi pembayaran utang dan pelunasan piutang usaha. Dan tidak perlu melakukan koreksi. 17. Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Jasa Giro merupakan pendapatan bunga jasa giro bank. Pendapatan bunga jasa giro merupakan penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final (tidak dapat dikreditkan) berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2. Sehingga harus melakukan koreksi negatif. 18. Pendapatan Selisih Pembayaran Pendapatan Selisih Pembayaran merupakan selisih dari transaksi pembayaran utang usaha. Dan tidak pelu melakukan koreksi. Perhitungan Pajak Terhutang Tahun 2010 (dalam rupiah) Sebelum Sesudah Selisih Analisis Analisis Laba Sebelum Pajak 172.372.764 183.824.764 11.452.000 Fasilitas : 4.800.000.000 x 172.372.764 8.071.741.945 102.504.425 x 12,5% 12.813.053,13 4.800.000.000 x 183.824.764 8.071.741.945 109.314.553,6 x 12,5% PPh Badan : 172.372.764 102.504.425 69.868.339 x 25% 17.467.084,75 13.664.319,2 851.266,07

183.824.764 109.314.553,6 74.510.210,4 x 25% 18.627.552,6 1.160.467,85 Pajak Terhutang 30.280.137,88 32.291.871,8 2.011.733,92 Kredit Pajak : PPh Pasal 25 = (22.989.600) PPh Pasal 22 = ( 323.564) PPh Pasal 29 6.966.973,88 8.978.707,8 2.011.733,92 Sumber : Analisis Penulis Dari hasil koreksi pada tahun 2010 di atas, menurut analisis PT JP dan analisis penulis memiliki perbedaan. Pada tahun 2010 PT JP memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp172.372.764 dengan pajak terhutang sebesar Rp30.280.137,88 dan setelah penulis melakukan analisis, laba bersih sebelum pajak sebesar Rp183.824.764 dengan pajak terhutang sebesar Rp32.291.871,8 sehingga terjadi selisih sebesar Rp2.011.733,92 Laporan Laba Rugi PT JP 2011 ( dalam rupiah ) Keterangan Komersial Koreksi PT JP Fiskal PT JP Koreksi Penulis Fiskal Penulis Penjualan Bersih : Penjualan Barang Dagang 6.037.072.005 6.037.072.005 6.037.072.005 Harga Pokok Penjulan : Persediaan Awal 534.681.200 534.681.200 534.681.200 Pembelian 5.329.857.545 5.329.857.545 5.329.857.545 Retur Pembelian Barang Tersedia Untuk Dijual 5.864.538.745 5.864.538.745 5.864.538.745 Persediaan Akhir 582.818.700 582.818.700 582.818.700 Harga Pokok Penjualan 5.281.720.045 5.281.720.045 5.281.720.045 Laba Rugi Kotor Usaha 755.351.960 755.351.960 755.351.960 BiayaBiaya Operasi : Biaya Adm dan Umum : Biaya Gaji 272.400.000 272.400.000 272.400.000 Biaya THR 32.850.000 32.850.000 32.850.000 Biaya Keamanan dan Kebersihan 7.200.000 7.200.000 600.000 6.600.000 Biaya Sewa 60.000.000 60.000.000 60.000.000 Biaya Pemeliharaan Kendaraan 15.810.000 15.810.000 15.810.000 Biaya Rumah Tangga Kantor 5.580.548 5.580.548 1.238.000 4.342.548 Biaya Perlengkapan Kantor 9.754.371 9.754.371 9.754.371 Biaya Cetak dan Fotocopy 855.678 855.678 855.678

Biaya Listrik dan Air 8.627.433 8.627.433 8.627.433 Biaya Telepon 21.632.089 21.632.089 600.000 21.032.089 Biaya Pos dan Materai 677.993 677.993 677.993 Biaya Upah dan Tenaga Kerja Lepas 25.200.000 25.200.000 25.200.000 Biaya Alat Tulis Kantor 3.937.931 3.937.931 3.937.931 Total Biaya Adm dan Umum 455.526.043 455.526.043 453.088.043 Biaya Penyusutan : Biaya Peny. Inventaris Kantor 4.566.196 4.566.196 4.566.196 Biaya Peny. Kendaraan 40.415.682 40.415.682 40.415.682 Biaya Peny. Mesin 31.922.576 31.922.576 31.922.576 Total Biaya Penyusutan 76.904.454 76.904.454 76.904.454 Total Biaya 532.430.497 532.430.497 529.992.497 Laba (Rugi) Usaha 222.921.463 222.921.463 225.359.463 Pendapatan (Biaya) LainLain : Pendapatan LainLain : Pendapatan Bunga Jasa Giro 603.536 603.536 Pendapatan Selisih Pembayaran 28.451 28.451 28.451 Total Pendapatan LainLain 631.987 28.451 28.451 Biaya LainLain : Biaya Adm Bank 1.305.000 1.305.000 1.305.000 Biaya Selisih Pembayaran 675.779 675.779 675.779 Biaya Pajak Bunga Jasa Giro 125.701 125.701 Total Biaya LainLain 2.106.480 1.980.779 1.980.779 (1.474.493) (1.952.328) (1.952.328) Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak 221.446.970 220.969.135 223.407.135 Sumber : Laporan Laba Rugi PT JP Analisis Biaya dan Pendapatan pada Rekonsiliasi Fiskal oleh Penulis 2011 Beberapa biaya dan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT JP antara lain : 1. Penjualan Bersih Penjualan Bersih merupakan hasil penjualan dalam melakukan transaksi penjualan perusahaan. Di dalam penjualan bersih ini merupakan nilai DPP PPN (tidak termasuk PPN didalamnya). Sehingga tidak perlu lagi melakukan koreksi pada penjualan bersih.

Daftar Penjualan dan PPN 2011 Bulan Penjualan (Rp) PPN (Rp) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 664.471.420 517.904.775 537.501.250 686.846.100 430.457.134 482.017.654 451.384.944 440.394.724 466.312.090 373.210.442 327.159.877 659.411.595 6.037.072.005 66.447.142 51.790.478 53.750.125 68.684.610 43.045.713 48.201.765 45.138.494 44.039.472 46.631.209 37.321.044 32.715.988 65.941.160 603.707.201 Sember : Penjualan PT JP 2. Harga Pokok Penjualan HPP terdiri dari Persediaan Awal, Pembelian, Persediaan Akhir. Persediaan Awal merupakan persediaan awal tahun yang tersedia di gudang. Pembelian merupakan pembelian barang dagang untuk keperluan produksi perusahaan. Dalam hal pembelian perusahaan tidak melakukan impor, pembelian disini hanya pembelian dalam nergri, sehingga tidak perlu menggunakan perhitungan kepemilikan API atau tidak memiliki API. Dan Persediaan Akhir merupakan persediaan akhir tahun yang tersedia di gudang. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi pada ketiga akun tersebut. 3. Biaya Gaji Biaya Gaji merupakan Biaya Gaji untuk para karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masingmasing karyawan. Biaya gaji tidak perlu dikoreksi pelaporannya sudah berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang.

4. Biaya THR Biaya THR merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan setahun sekali untuk semua karyawan perusahaan. Sesuai dengan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. Sehingga tidak dilakukan koreksi pada biaya THR. 5. Biaya Keamanan dan Kebersihan Biaya Keamanan dan Kebersihan merupakan biaya yang di berikan perusahaan untuk petugas RT/RW untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan kantor. Sebesar Rp600.000, harus dikoreksi karena tidak terdapat bukti transaksi sehingga tidak semua termasuk ke dalam UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1. Dan harus melakukan koreksi positif sebesar Rp600.000, tersebut. 6. Biaya Sewa Biaya Sewa merupakan biaya untuk membayar sewa gedung usaha. Dalam biaya ini perusahaan hanya memasukan nilai pokok belum termasuk bunga 10% sehingga tidak perlu melakukan koreksi. Biaya sewa merupakan pajak final pada UndangUndang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (2) 7. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan (service) kendaraan operasional kantor dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin kendaraan. Atas biaya pemeliharaan kendaraan tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa.

8. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya untuk keperluan kantor dalam kegiatan operasional kantor. Namun ternyata perusahaan memasukan biaya untuk membiayakan karyawan yang sakit kedalam biaya rumah tangga kantor ini sebesar RP1.238.000, angka tersebut termasuk dalam golongan natura yang perusahaan telah keluarkan sehingga harus melakukan koreksi positif pada angka tersebut. Sehingga tidak semua angka masuk dalam UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a. Ada natura di dalamnya yang termasuk dalam pasal 9 ayat 1 huruf e yang harus dkoreksi. 9. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Perlengkapan Kantor merupakan biaya pemeliharaan perlengkapan kantor untuk perawatan perlengkapan kantor seperti komputer, printer dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dibidang tehnisi perlengkapan kantor. Karena menggunakan jasa pihak yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. Dan karena biaya perlengkapann kantor termasuk dalam 3M yaitu memelihara maka tidak dilakukan koreksi pada biaya ini. 10. Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Cetak dan Fotocopy yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya pemeliharaan mesin cetak dan fotocopy untuk pemeliharaan dan perawatan mesin cetak dan fotocopy yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin fotocopy. Atas biaya cetak dan fotocopy tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa.

11. Biaya Listrik dan Air Biaya Listrik dan Air merupakan biaya untuk membayar biaya listrik dan air kantor setiap bulan untuk keperluan kegiatan operasional perusahaan. Untuk biaya listrik dan air ini tidak perlu dilakukan koreksi berdasarkan Undang Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a tentang biaya yang dapat di kurangkan dari penghasilan bruto karena merupakan biaya untuk mendapat, menagih, dan memelihara penghasilan. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. 12. Biaya Telepon Biaya Telepon yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya telepon kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Namun terdapat biaya HP didalamnya sebesar Rp1.200.000, untuk pimpinan yang diberikan rutin tiap tahunnya. Biaya HP merupakan biaya yang harus di koreksi 50% karena termasuk dalam golongan natura. Sehingga pada biaya telepon harus dilakukan koreksi positif sebesar Rp600.000, 13. Biaya Pos dan Materai Biaya Pos dan Materai merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian materai dalam pengiriman surat dan barang dagang sehubungan dengan operasional perusahaan. Biaya pos dan materai tidak perlu melakukan koreksi karena merupakan biaya yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha dalam UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1. 14. Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perususahaan kepada karyawan. Pada dasarnya biaya gaji dan upah tidak perlu dikoreksi berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. 15. Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Alat Tulis Kantor merupakan biaya untuk membeli semua peralatan kantor yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja. Pada biaya alat tulis kantor

ini perusahaan tidak perlu melakukan koreksi karena merupakan biaya untuk kegiatan usaha perusahaan seperti yang disebutkan pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 1. 16. Biaya Penyusustan Biaya Penyusutan yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya penyusutan inventaris kantor, biaya penyusutan kendaraan dan biaya penyusutan mesin yang perhitungannya menggunakan perhitungan metode garis lurus disetiap aktiva. Perhitungan tarif yang dibuat oleh perusahaan sudah sesuai dengan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 tentang tarif penyusutan, menghitung penyusutan dan masa manfaat harta berwujud dengan menggunakan metode garis lurus. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi. Daftar Penyusutan 2011 (dalam rupiah) Aktiva Total Penyusutan Inventaris Kantor 4.566.196 Kendaraan 40.415.680 Mesin 31.922.576 Total Penyusutan 76.904.452 Sumber : Penyusutan PT JP 17. Biaya Administrasi Bank Biaya Administrasi Bank yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai transaksi yang terjadi dengan bank seperti kliring, bunga PRK, administrasi bank, materai rekening koran, dan cetak buku. Biaya administrasi bank tidak perlu dikoreksi karena sudah jelas biaya ini merupakan komponen biaya pengurang penghasilan bruto yang di atur dalam UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 8. 18. Biaya Selisih Pembayaran Biaya Selisih Pembayaran merupakan biaya selisih dari transaksi pembayaran utang dan pelunasan piutang usaha. Dan tidak perlu melakukan koreksi pada biaya ini. 19. Biaya Pajak Bunga Jasa Giro Biaya Pajak Bunga Jasa Giro merupakan biaya bunga jasa giro bank yang merupakan pajak bersifat final berdasarkan UndangUndang Pajak

Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2. Sehingga harus melakukan koreksi positif. 20. Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Jasa Giro merupakan pendapatan bunga jasa giro bank. Pendapatan bunga jasa giro merupakan penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final (tidak dapat dikreditkan) berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2. Sehingga harus melakukan koreksi negatif. 21. Pendapatan Selisih Pembayaran Pendapatan Selisih Pembayaran merupakan selisih dari transaksi pembayaran utang usaha. Dan tidak pelu melakukan koreksi. Perhitungan Pajak Terhutang Tahun 2011 (dalam rupiah) Sebelum Sesudah Selisih Analisis Analisis Laba Sebelum Pajak 220.969.135 223.407.135 2.438.000 Fasilitas : 4.800.000.000 x 220.969.135 6.037.072.005 175.689.779,3 x 12,5% 21.961.222,41 4.800.000.000 x 223.407.135 6.037.072.005 177.628.202,4 x 12,5% PPh Badan : 220.969.135 175.689.779,3 45.279.355,7 x 25% 11.319.838,93 22.203.525,3 242.302,89 223.407.135 177.628.202,4 45.778.932,6 x 25% 11.444.733,15 124.894,22 Pajak Terhutang 33.281.061,34 33.648.258,45 367.197,11 Kredit Pajak : PPh Pasal 25 = (29.586.930) PPh Pasal 22 = ( 200.018) PPh Pasal 29 3.494.113,34 3.861.310,45 367.197,11 Sumber : Analisis Penulis

Dari hasil koreksi pada tahun 2011 di atas, menurut analisis PT JP dan analisis penulis memiliki perbedaan. Pada tahun 2011 PT JP memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp221.446.971 dengan pajak terhutang sebesar Rp33.281.061,34 dan setelah penulis melakukan analisis, laba bersih sebelum pajak sebesar Rp223.407.135 dengan pajak terhutang sebesar Rp33.648.258,45 sehingga terjadi selisih sebesar Rp367.197,11 Laporan Laba Rugi PT JP 2012 ( dalam rupiah ) Keterangan Komersial Koreksi PT JP Fiskal PT JP Koreksi Penulis Fiskal Penulis Penjualan Bersih : Penjualan Barang Dagang 7.382.534.116 7.382.534.116 7.382.534.116 Harga Pokok Penjulan : Persediaan Awal 582.818.700 582.818.700 582.818.700 Pembelian 6.263.420.840 6.263.420.840 6.263.420.840 Persediaan Akhir (740.179.749) (740.179.749) (740.179.749) Persediaan yang terpakai 6.106.059.791 6.106.059.791 6.106.059.791 Biaya Produksi : Biaya Bahan Pembantu 50.524.400 50.524.400 582.818.700 Biaya Perbaikan & Perawatan Mesin 14.455.500 14.455.500 14.455.500 Biaya Perlengkapan Pabrik 29.738.260 29.738.260 29.738.260 Biaya Sewa Forklift 4.200.000 4.200.000 4.200.000 Total Biaya Produksi 98.918.160 98.918.160 98.918.160 Harga Pokok Penjualan 6.204.977.951 6.204.977.951 6.204.977.951 Laba Rugi Kotor Usaha 1.177.556.165 1.177.556.165 1.177.556.165 BiayaBiaya Operasi : Biaya Adm dan Umum : Biaya Gaji 488.600.000 488.600.000 488.600.000 Biaya THR 25.050.000 25.050.000 25.050.000 Biaya Parkir, Tol dan Bensin 122.035.000 122.035.000 122.035.000 Biaya Keamanan dan Kebersihan 7.200.000 7.200.000 7.200.000 Biaya Sewa 60.000.000 60.000.000 60.000.000 Pemeliharaan Gedung 9.806.500 9.806.500 9.806.500 Biaya Pemeliharaan Kendaraan 20.443.400 20.443.400 20.443.400 Biaya Rumah Tangga Kantor 21.867.000 21.867.000 568.000 21.299.000 Biaya Perlengkapan Kantor 51.426.900 51.426.900 51.426.900 Biaya Cetak dan Fotocopy 19.846.800 19.846.800 19.846.800 Biaya Listrik dan Air 29.467.900 29.467.900 29.467.900 Biaya Telepon 12.705.900 12.705.900 600.000 12.105.900 Biaya Pos dan Materai 13.011.000 13.011.000 13.011.000

Biaya Upah dan Tenaga Kerja Lepas 9.806.500 9.806.500 9.806.500 Biaya Sumbangan 15.545.000 15.545.000 Biaya Alat Tulis Kantor 5.768.000 5.768.000 5.768.000 Biaya Makan 14.910.900 14.910.900 14.910.900 Biaya Jasa Profesional 1.550.000 1.550.000 1.550.000 1.550.000 Total Biaya Adm dan Umum 929.040.800 911.945.800 912.327.800 Biaya Penyusutan : Biaya Peny. Inventaris Kantor 7.795.133 7.795.133 7.795.133 Biaya Peny. Kendaraan 28.900.133 28.900.133 1.875.000 30.775.133 Biaya Peny. Mesin 20.424.201 20.424.201 20.424.201 Total Biaya Penyusutan 57.119.467 57.119.467 58.994.467 Total Biaya 986.160.267 969.065.267 971.322.267 Laba (Rugi) Usaha 191.395.898 208.490.898 206.233.898 Pendapatan (Biaya) LainLain : Pendapatan LainLain : Pendapatan Bunga Jasa Giro 710.253 710.253 Pendapatan Selisih Pembayaran 709.949 709.949 709.949 Total Pendapatan LainLain 1.420.202 709.949 709.949 Biaya LainLain : Biaya Adm Bank 810.500 Biaya Selisih Pembayaran 11.000 Biaya Pajak Bunga Jasa Giro Total Biaya LainLain 821.500 598.702 Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak 191.994.600 Sumber : Laporan Laba Rugi PT JP 810.500 11.000 821.500 (111.551) 208.379.347 810.500 11.000 821.500 (111.551) 206.122.347 Analisis Biaya dan Pendapatan pada Rekonsiliasi Fiskal oleh Penulis 2012 Beberapa biaya dan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT JP antara lain : 1. Penjualan Bersih Penjualan Bersih merupakan hasil penjualan dalam melakukan transaksi penjualan perusahaan. Di dalam penjualan bersih ini merupakan nilai DPP PPN (tidak termasuk PPN didalamnya). Sehingga tidak perlu lagi melakukan koreksi pada penjualan bersih.

Daftar Penjualan dan PPN 2012 Bulan Penjualan (Rp) PPN (Rp) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 1.064.314.360 901.966.500 530.385.424 569.810.750 428.023.646 441.204.462 342.346.895 256.524.812 392.136.025 594.821.411 812.376.131 1.048.623.700 7.382.534.116 106.431.436 90.196.650 53.038.542 56.981.075 42.802.365 44.120.446 34.234.690 25.652.481 39.213.603 59.482.141 81.237.613 104.862.370 738.253.412 Sember : Penjualan PT JP 2. Harga Pokok Penjualan HPP terdiri dari Persediaan Awal, Pembelian, Persediaan Akhir. Persediaan Awal merupakan persediaan awal tahun yang tersedia di gudang. Pembelian merupakan pembelian barang dagang untuk keperluan produksi perusahaan. Dalam hal pembelian perusahaan tidak melakukan impor, pembelian disini hanya pembelian dalam nergri, sehingga tidak perlu menggunakan perhitungan kepemilikan API atau tidak memiliki API. Dan Persediaan Akhir merupakan persediaan akhir tahun yang tersedia di gudang. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi pada ketiga akun tersebut. 3. Biaya Bahan Pembantu Biaya Bahan Pembantu merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli segala bahan pembantu yang dibutuhkan karyawan dalam produksi barang dipabrik. Tidak perlu melakukan koreksi pada biaya ini karena termasuk dalam kategori biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha dala UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 1.

4. Biaya Perbaikan Dan Perawatan Mesin Pabrik Biaya Perbaikan Dan Perawatan Mesin Pabrik merupakan untuk service segala mesin dipabrik dengan menggunakan jasa lain. Dalam hal ini terdapat UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 5. Biaya Perlengkapan Pabrik Biaya Perlengkapan Pabrik merupakan biaya untuk membeli segala kebutuhan di pabrik seperti tang, meja dan sebagainya. Hal ini merupakan biaya yang masuk dalam UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 1 tentang biaya yang berkaitan dengan kegiatan usaha. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi. 6. Biaya Sewa Forklift Biaya Sewa Forklift merupakan biaya untuk menyewa kendaraan roda empat yang digunakan untuk memindahkan barang besar dari satu tempat ketempat yang lain yang jaraknya tidak begitu jauh. Sewa kendaraan ini tidak perlu dikalukan koreksi karena merupakan sewa untuk kegiatan usaha. Seperti disebutkan dalam Pasal 6 ayat 1 huruf 3. 7. Biaya Gaji Biaya Gaji merupakan Biaya Gaji untuk para karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masingmasing karyawan. Biaya gaji tidak perlu dikoreksi pelaporannya sudah berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. 8. Biaya THR Biaya THR merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan setahun sekali untuk semua karyawan perusahaan. Sesuai dengan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan

upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. Sehingga tidak dilakukan koreksi pada biaya THR. 9. Biaya Parkir, Tol dan Bensin Biaya Parkir, Tol dan Bensin merupakan biaya yang dikeluarkan setahun sekali untuk keperluan operasional perusahaan seperti perjalanan menemui pelanggan, perjalanan pembelian keperluan kantor dan perjalanan pengiriman barang kepada pelanggan yang menggunakan kendaraan operasional kantor. Berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 4 tentang biaya perjalanan yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Maka tidak perlu di lakukan koreksi pada biaya parkir, tol, dan bensin. 10. Biaya Keamanan dan Kebersihan Biaya Keamanan dan Kebersihan merupakan biaya yang di berikan perusahaan untuk petugas RT/RW untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan kantor. Biaya ini tergolong dalam 3M pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6. 11. Biaya Sewa Biaya Sewa merupakan biaya untuk membayar sewa gedung usaha. Dalam biaya ini perusahaan hanya memasukan nilai pokok belum termasuk bunga 10% sehingga tidak perlu melakukan koreksi. Biaya sewa merupakan pajak final pada UndangUndang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (2) 12. Biaya Pemeliharaan Gedung Biaya Pemeliharaan Gedung merupakan biaya untuk perbaikan gedung yang rusak yakni bagian atap. Dalam hal ini perusahaan menggunakan jasa pihak lain yang ahli di bidang perbaikan bangunan. Atas biaya pemeliharaan gedung tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa.

13. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan (service) kendaraan operasional kantor dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin kendaraan. Atas biaya pemeliharaan kendaraan tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 14. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya untuk keperluan kantor dalam kegiatan operasional kantor. Namun ternyata perusahaan memasukan biaya obatobatan untuk karyawan kedalam biaya rumah tangga kantor ini sebesar RP568.000, angka tersebut termasuk dalam golongan natura yang perusahaan telah keluarkan sehingga harus melakukan koreksi positif pada angka tersebut. Sehingga tidak semua angka masuk dalam UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a. Ada natura di dalamnya yang termasuk dalam pasal 9 ayat 1 huruf e yang harus dkoreksi. 15. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Perlengkapan Kantor merupakan biaya pemeliharaan perlengkapan kantor untuk perawatan perlengkapan kantor seperti komputer, printer dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dibidang tehnisi perlengkapan kantor. Karena menggunakan jasa pihak yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. Dan karena biaya perlengkapann kantor termasuk dalam 3M yaitu memelihara maka tidak dilakukan koreksi pada biaya ini.