Rekrutmen Cara Penentuan : Lebih banyak pada penunjukkan langsung dari Tomas Ketua KSM, biasanya Tomas, menunjuk anggota-anggotanya Ketua KSM, umumnya kelas menengah ke atas, menerima BLM lebih besar dari anggota 3 Relawan ditunjuk oleh Ketua RT/RW Pemilihan secara demokratis Keanggotaan masih ada pengaruh Toma/Toga Relawan ada, ketika ada kegiatan Koordinator BKM, dipilih karena pensiunan PU Aparat kelurahan & BKM belum optimal dalam melakukan pendekatan terhadap kelompk Etnis Madura Belum dikuasai oleh satu lingkungan tertentu KSM lingkungan cenderung dari Ketua RT Pemilihan KSM lebih diprakarsai oleh BKM Pengurus BKM adalah Ketua RT/RW/ Pengurus PKK Anggota relawan banyak diambil dari kader Anggota dominan ibu rumah tangga & perempuan Relawan tidak ada aktivitas Masih memilih orang yang aktif (itu-itu saja) Positifnya Pengurus BKM sukarela keluarkan biaya dari kantong sendiri Masih ada orang-orang baik di BKM yang berpihak pada masyarakat miskin Beberapa usaha KSM terbukti maju dengan suntikan dana dan pendampingan Hambatan 1 SDM di BKM di atas Faskel, Faskel dipandang sebelah mata Relawan minta uang bensin Rasa memiliki BKM dari para pengurus, jadi alasan tidak mau diganti Dana-dana bergulir lebih dittujukkan kepada orang yang punya usaha mampu Masih melihat pada kemampuan finance, waktu Orientasi relawan dari kelompok masyarakat miskin masih pada BLM Interest pribadi melatar belakangi kesediaan jadi BKM
Hambatan 2 Kesadaran anggota KSM untuk mengembalikan dana bergulir masih rendah Dana bergulir terlalu kecil, khususnya bila membuka usaha baru Hanya 2-3 orang yang aktif dalam kepengurusan BKM
Interaksi Stakeholder Yang Terjadi Ketua RW berperan membentuk KSM dan menunjuk relawan Ketua RT/Ketua RW sebagai pengurus BKM. Kasus RT/RW = KSM Lingkungan Anggota BKM adalah Toga dan Toma Penyusunan PJM Pronangkis biasa dirembug dengan Ketua RW Tokoh masyarakat warga asli kalah pamor dengan menengah atas (anggota BKM) Lurah sebagai bumper BKM Kasus Kerjasama Yang Tidak Terjadi Lurah hanya partisipasi administrasi saja Lurah hadir sebagai pelengkap pada sebagian daerah (cenderung apatis) Toma dari masyarakat Cina belum dilibatkan dalam proses P2KP Tokoh terekat memiliki massa yang besar, tetapi tidak dilibatkan kegiatan Lurah kerjasama dengan BKM-sementara aparat/staf kelurahan tidak Parking Lot Kartu Tak Bertuan Berperan dalam membuat keputusan pada rapat/pertemuan Peran Lurah memberikan persetujuan dengan membubuhkan tanda tangan RT/RW banyak menentukan kegiatan-kegiatan pembangunan & penyebaran informasi Faktor Yang Mempengaruhi RT/RW mempunyai kewenangan terhadap lingkungan Lurah memiliki peran dalam membangun kerjasama antara kelompok masyarakat Cina & pribumi Toma/Toga mempengaruhi pengambilan keputusan Lurah memberikan tempat pengurus BKM Toma/Toga sebagai pengawas pembangunan infrastruktur Mengarahkan informasi pembangunan
Tantangan Dan Hambatan Pembangunan lingkungan masih menggunakan lahan orang lain. Mis : MCK. Kasus : Pembuatan beberapa MCK, tapi penduduk masih suka be-ol di selokan/sunga Tantangan : koordinasi dengan SKPD sehubungan dengan program pembangunan infrastruktur Pemahaman antara kebutuhan & keinginan Baru sebagian kecil saja menjangkau KK miskin karena persoalan di tingkat UPK/BKM (pertanggung jawaban-transparansi) Bedah rumah tidak menjangkau rumah-rumah petak yang dihuni para migran Tantangan : merubah persepsi dana bergulir sebagai dana hibah tidak usah dikembalikan Hanya pelatihan saja, sehingga tidak ada kelanjutan Kebijakan Bappeda kota yang belum mau mengintegrasi P2KP dan rencana kota trauma ka Bapeko Anggota yang tidak bisa membayar angsuran ditinggal, tidak bisa ambil lagi BLM Sebagian besar kegiatan sosial masih bersifat charity walaupun menjangkau KK miskin Pemanfaatan BLM untuk lingkungan lebih banyak focus pada sarana umum, sehingga dampak langsung pada KK miskin kecil Kegiatan sosial tidak menjangkau janda miskin Konsep kegiatan sosial belum terlihat keberlanjutannya Masih bersifat charity PJM Pronangkis belum bersifat sustainable Tantangan : visi dan orientasi masyarakat terutama BKM perlu dibenahi Hambatan : kasus ketua kelompok memperoleh dana pinjaman lebih besar dibandingkan anggota Anggota KSM dipilih yang kira-kira mampu melunasi cicilan, bukan miskin Mencitrakan BLM sebagai dana hibah, sehingga pengurus yang ambil dana juga tidak perlu bayar juga Rasa pasrah untuk tidak dilibatkan dalam program dari warga pendatang Kategorisasi warga menghambat penerima manfaat Lingkungan kelurahan yang terlalu luas menghambat program
EKONOMI & LINGKUNGAN Peluang & Keberhasilan Sudah mengarah kepada kemandirian contoh : BKM mandiri, UPK sudah mandiri Adanya pembuatan MCK menginspirasi penduduk membuat WC & kamar mandi sendiri Pembuatan jalan/pavingisasi memudahkan penduduk beraktivitas Relawan perempuan cukup peka dalam seleksi KK miskin penerima manfaat bantuan sosial Pekerjaan fisik lebih banyak pekerjaan saluran air Pembuatan sumur MCK, penduduk biasa mandi di sumur, tidak di sungai lagi Kota Surabaya untuk pembangunan lingkungan sudah berjalan, saat ini masuk dalam masa pemeliharaan Lingkungan : Rencana pembangunan lingkungan sudah masuk dalam rencana kota Surabaya Masing-masing SKPD sudah mendapat buku putih perencanaan pembangunan infrastruktur Keberlanjutan Kegiatan-kegiatan sosial mengarah kepada keberlanjutan. Contoh : Alat pesta untuk bantuan sosial Kegiatan sosial sudah disusun oleh Bapeko untuk disebarkan ke dinasdinas terkait belum langsung ke masyarakat miskin SOSIAL Ikut kegiatan P2KP untuk menghindari pergaulan buruk lingkungan (minuman keras)