BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN
|
|
- Liani Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran masyarakat dan pemerintah untuk memulihkan dan melembagakan kembali sosial capital yang telah ada. Social capital yang dimaksud yakni nilai-nilai dan prinsip-prinsip universal sebagai landasan kokoh untuk membangun tatanan masyarakat madani yang mampu mandiri dan berkelanjutan menangani kegiatan penanggulangan kemiskinan serta pembangunan lingkungan perumahan permukiman di wilayahnya secara terpadu 7. Pengenalan gagasan awal dikembangkan melalui proses pembelajaran dalam siklus-siklus kegiatan penanggulangan kemiskinan, baik siklus di tingkat kelurahan maupun siklus tingkat kota atau kabupaten. PNPM Mandiri Perkotaan mengembangkan rancangan proses pembelajaran yang tak terlepas dari berbagai kegiatan siklus ditingkat masyarakat atau kota dengan penggerbangan komunitaskomunitas belajar sebagai wahana komunikasi horizontal pada tiap tingkatan. Inti kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di masyarakat kelurahan atau desa adalah proses menumbuhkembangkan kemandirian dan keberlanjutan upayaupaya penanggulangan kemiskinan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Tahapan pelaksanaan kegiatan ini mencakup serangkaian kegiatan yang berorientasi pada siklus Rembuk Kesiapan Masyarakat (RKM), Pemetaan Swadaya berorientasi IPM MDGs, Pembentukan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), perencanaan partisipatif dalam penyusunan Program Jangka Menengah Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) dan Rencana Tahunan (Ren-ta) serta pembentukan KSM dengan stimulan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Berikut adalah skema siklus PNPM Mandiri Perkotaan: 7 Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Cipta Karya. Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan
2 39 Pencairan BLM PS BKM RK PJM atau Ren-ta Pemetaan sosial/sosialisasi awal RKM KSM Pemanfaatan BLM Gambar 4. Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Tahapan sosialisasi awal atau pemetaan sosial merupakan tahap untuk menyebarluaskan informasi tentang akan adanya PNPM-MP di kelurahan atau desa. Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dinamika sosial masyarakat serta mengumumkan penerimaan relawan. Penyebaran informasi dilakukan dengan sosialisasi yang menyeluruh kepada pihak pemerintah desa atau kelurahan dan kecamatan. Seperti yang diungkapkan oleh informan kunci, Pak AS sebagai berikut:.sosialisasi awal dilakukan kepada masyarakat melalui pemerintah desa atau kelurahan. Kemudian diadakan pertemuan yang disebut RKM atau Rembuk Kesiapan Masyarakat. Dalam RKM masyarakat akan diberikan pilihan untuk menolak atau menerima program..pada tahapan sosialisasi program diumumkan pula penerimaan relawan sebagai perpanjangan tangan dari faskel untuk ikut memfasilitasi berjalannya program. RKM merupakan tahap sosialisasi serta memperkenalkan program kepada masyarakat. RKM bertujuan untuk membangun komitmen masyarakat untuk menolak atau menerima PNPM-MP dengan segala konsekuensinya. Disamping itu, juga untuk mendapatkan relawan sesuai kriteria serta mampu memfasilitasi dan mengawal PNPM-MP. Seperti yang diungkapkan oleh Pak AS seperti berikut ini: Review Ren-ta, Kinerja BKM, dan keuangan
3 40.RKM difasilitasi oleh faskel. Dihadiri oleh pihak desa atau kelurahan dan masyarakat yang diwakilkan oleh tokoh masyarakat, para pemuda, ibu kader dan sebagainya. melalui RKM ini dibahas pengenalan program kepada masyarakat mengenai tata aturannya, pencairan dana, dan sebagainya. Relawan yang telah terbentuk akan turut memfasilitasi tahapan selanjutnya (RK). Tahapan selanjutnya setelah RKM yaitu Refleksi Kemiskinan (RK). RK bertujuan untuk menghasilkan relawan yang mampu memfasilitasi refleksi kemiskinan, menemukan akar penyebab kemiskinan serta membangun niat bersama untuk menanggulangi kemiskinan secara terorganisasi. Selain itu juga untuk menumbuhkan kesadaran bersama bahwa ada masalah bersama, yaitu kemiskinan yang harus ditanggulangi bersama. Melalui RK tersebut, masyarakat menyepakati kriteria kemiskinan..melalui RK ini, pihak kelurahan, faskel, relawan, serta masyarakat yang diwakilkan oleh tokoh masyarakat, pemuda, maupun ibu kader menyepakati kriteria kemiskinan..setelah menyepakati kriteria kemiskinan, kemudian relawan melakukan pendataan terhadap Kepala Keluarga (KK) miskin di Kelurahan Situ Gede. Pemetaan Swadaya (PS) bertujuan untuk menghasilkan relawan yang mampu memfasilitasi dan melaksanakan pemetaan swadaya. Relawan diharapkan memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah dan potensi masyarakat. Kesadaran akan realita persoalan dan potensi masyarakat dapat tumbuh sehingga terbangun motivasi untuk menyelesaikan persoalan. Melalui kegiatan PS, relawan mencoba untuk mengetahui potensi yang dimiliki Kelurahan Situ Gede. Salah satunya yaitu terdapat sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori umur produktif yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan program. Pembentukkan BKM bertujuan untuk memilih utusan RT berdasarkan nilai-nilai luhur sehingga terbangun lembaga kepemimpinan masyarakat yang diisi oleh orang-orang baik dan benar. Pembentukkan BKM dimulai dari tingkatan basis, yaitu RT, RW kemudian diseleksi di tingkatan kelurahan. Sesuai dengan pernyataan Pak AS sebagai berikut:
4 41.BKM dibentuk dari tingkatan basis, yaitu RT dan RW. Masingmasing RT dan RW mengirimkan perwakilannya. Kemudian perwakilan tersebut akan diseleksi kembali di tingkat kelurahan. Koordinator dan pimpinan kolektif BKM dipilih dan ditetapkan oleh masyarakat sendiri. Pernyataan Pak AS tersebut kemudian dibenarkan oleh pernyataan Pak UT sebagai berikut:.perwakilan RT maupun RW tersebut kemudian diseleksi oleh pihak kelurahan dan perwakilan masyarakat melalui presentasi visi dan misi masing-masing calon sehingga terpilihlah satu orang koordinator. Koordinator inilah yang kemudian akan menentukan siapa-siapa yang menduduki jabatan sebagai pimpinan kolektif. Penyusunan PJM atau Ren-ta Pronangkis bertujuan untuk menghasilkan relawan dan BKM yang mampu melaksanakan penyusunan pronangkis. Penyusunan program kegiatan penanggulangan kemiskinan dilakukan untuk tiga tahun kedepan. Penyusunan PJM dilakukan oleh BKM dan akan dilakukan revisi setiap tahunnya. Hal tersebut diungkapkan oleh pernyataan Pak SA selaku koordinator BKM:.PJM itu disusun oleh BKM untuk tiga tahun kedepan, sesuai dengan masa jabatan BKM. Akan tetapi setiap tahunnya direvisi. Ibaratnya, kan kita udah melaksanakan program. Gak mungkin kan kalau PJM nya tetap atau justru bertambah. Pasti berkurang karena ada kegiatan yang udah terlaksana di tahun sebelumnya. Pengorganisasian KSM akan difasilitasi oleh relawan dan BKM serta disesuaikan dengan penyusunan pronangkis. KSM merupakan satuan unit sosial yang saling tolong menolong dalam mengembangkan diri masing-masing anggotanya. Pembentukkan KSM dilakukan dengan melakukan perekrutan dari masyarakat kelurahan. Masyarakat yang berminat disertai dengan niat yang tulus serta ikhlas mendaftarkan diri kepada BKM melalui Unit Pengelola (UP). Pemilihan dan penetapan KSM dilakukan oleh BKM serta pimpinan kolektif dan UP, seperti yang diungkapkan oleh Pak UT sebagai berikut:.anggota masyarakat yang berminat tergabung ke dalam KSM mendaftarkan dirinya melalui UP. Misalnya, KSM program RTLH mendaftarkan dirinya melalui UP Lingkungan (UPL). Penilaian terhadap capaian Ren-ta, kelembagaan, serta keuangan dilakukan di awal tahun kedua program. Siklus ini diawali dengan serangkaian kegiatan
5 42 meninjau ulang kinerja kelembagaan BKM dan KSM, capaian Ren-ta, dan kinerja keuangan yang kemudian disampaikan dalam Rembug Warga Tahunan (RWT). Kegiatan infrastruktur yang diprioritaskan dalam Ren-ta adalah kegiatan yang secara langsung memberikan dampak atau manfaat secara kolektif bagi masyarakat dan diutamakan kegiatan yang bersifat lintas wilayah (lintas RT atau RW) yang memberikan lingkup kemanfaatan lebih luas bagi masyarakat kelurahan. Berdasarkan siklus PNPM MP di atas, dapat disimpulkan bahwa PNPM- MP di Kelurahan Situ Gede memiliki ciri partisipatif. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap tahapan siklusnya yang melibatkan peran dari masyarakat. Peran masyarakat terlihat dari awal tahapan siklus, yaitu dari Rembuk Kesiapan Masyarakat (RKM) sampai kegiatan review partisipatif. Masyarakat dilibatkan dalam perencanaan kegiatan sampai evaluasinya. Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang tergabung ke dalam komunitas Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), serta Relawan. 5.2 Pihak-pihak yang terlibat dalam PNPM Mandiri Perkotaan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) BKM merupakan lembaga kepemimpinan masyarakat yang mengakar, representatif, dan dipercaya yang dibentuk melalui kesadaran kritis masyarakat untuk menggali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan nilai-nilai kemasyarakatan sebagai pondasi modal sosial kehidupan masyarakat. BKM juga merupakan wadah aspirasi kaum miskin dalam menyuarakan kebutuhan mereka sekaligus menjadi motor bagi upaya penanggulangan kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan. BKM dikepalai oleh seorang koordinator yang memiliki tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan PNPM-MP. BKM juga memiliki beberapa orang pimpinan kolektif yang membantu tugas serta tanggung jawab koordinator BKM. Struktur organisasi BKM memiliki sekretaris yang bertugas untuk mengurusi segala administrasi yang berkaitan dengan kinerja BKM maupun KSM. Selain itu BKM dibantu pula oleh Unit Pengelola (UP), seperti UP Keuangan, UP lingkungan, serta UP sosial. Adapun struktur organisasi BKM adalah sebagai berikut:
6 43 BKM: 1. Koordinator BKM 2. Pimpinan kolektif Sekretariat UPK UPL UPS Keterangan: UPK: Unit Pengelola Keuangan UPL: Unit Pengelola Lingkungan UPS: Unit Pengelola Sosial Gambar 5. Struktur Organisasi Badan Keswadayaan Masyarakat Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yaitu kumpulan orang yang menghimpun diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya visi, kepentingan, dan kebutuhan yang sama sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Manfaat yang dirasakan dapat berupa peningkatan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan kualitas hidup seperti kualitas pendidikan, kesehatan, peningkatan ekonomi, permukiman dan lainnya. Berdasarkan struktur organisasi, KSM infrastruktur (KSM Rubah) berada di bawah UPL. UPL inilah yang bertanggungjawab secara penuh terhadap kinerja KSM di lapangan. KSM dikelola oleh pengurus KSM yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara. Selain itu, juga dikelola oleh tim-tim seperti tim pelaksana, tim monitoring dan evaluasi partisipatif, serta tim operasi dan pemeliharaan. Adapun gambar struktur organisasi KSM adalah sebagai berikut:
7 44 BKM Sekretariat UPK UPL UPS KSM KSM KSM Keterangan: 1. Pengurus KSM (ketua, sekretaris, bendahara) 2. Tim monitoring dan evaluasi partisipatif 3. Tim pelaksanaan 4. Tim operasi dan pemeliharaan UPK: Unit Pengelola Keuangan UPL: Unit Pengelola Lingkungan UPS: Unit Pengelola Sosial Gambar 6 Struktur Organisasi Kelompok Swadaya Masyarakat KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan menjadi wadah bagi pemberdayaan anggota menyepakati adanya prinsip yang dijadikan pedoman di internal KSM, seperti saling mempercayai dan saling mendukung. Sikap tersebut bisa membuat anggota mengekspresikan gagasan, perasaan, dan kekhawatirannya dengan nyaman. Setiap anggota KSM bebas mengungkapkan pemikiran dan pendapat serta mengajukan usul dan saran yang perlu dijadikan pembahasan dalam rapat kelompok tanpa adanya rasa segan atau adanya hambatan psikologis lainnya. Masyarakat dapat mengambil banyak manfaat dari keberadaan KSM. KSM memiliki peran dan fungsi dalam banyak hal, antara lain: 1. Sebagai sarana proses perubahan sosial Proses pembelajaran yang terjadi dalam KSM adalah menjadi pendorong terjadinya perubahan paradigma, pembiasaan praktek nilainilai baru, cara pandang dan cara kerja baru serta melembagakannya dalam praktek sehari-hari.
8 45 2. Sebagai wadah pembahasan dan penyelesaian masalah Setiap kegiatan yang dilaksanakan KSM haruslah menggambarkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok dan penyelesaiannya disepakati bersama. 3. Sebagai wadah aspirasi Jika ada masalah, kepentingan, atau harapan yang berkembang di masyarakat maka KSM memiliki peran sebagai wadah aspirasi masyarakat untuk kemudian disampaikan kepada pihak-pihak yang relevan dengan berpijak pada hak-hak warga. 4. Sebagai wadah menggalang tumbuhnya saling kepercayaan Anggota dalam kelompok dapat saling terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan membagi tanggung jawab. 5. Sebagai sumber ekonomi Jika masyarakat membutuhkan dana maka KSM bisa berfungsi sebagai sumber keuangan. Keuangan di KSM bisa bersumber dari pihak luar namun juga dari internal anggota sendiri dengan cara iuran bersama Relawan Masyarakat Relawan masyarakat adalah pelopor-pelopor penggerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, dan peduli serta memiliki komitmen kuat pada kemajuan masyarakat di wilayahnya. Pembentukan relawan dilakukan secara langsung di awal sosialisasi program. Relawan dianggap sebagai motor penggerak dalam pelaksanaan program. Relawan masyarakat di Kelurahan Situ Gede dapat dikatakan relawan yang paling aktif di tim 1. Jumlah relawan di Kelurahan Situ Gede mencapai 35 orang lebih. Akan tetapi karena dana operasional yang terbatas, jumlah tersebut dipangkas menjadi 25 orang, disesuaikan dengan aturan dari pemerintah pusat. Seperti yang diungkapkan oleh Pak AS sebagai berikut:. Mengenai peran relawan, relawan di Kelurahan Situ Gede bisa dikatakan paling aktif di Tim 1 (Kelurahan Bogor Barat). Alasan mereka tergabung ke dalam komunitas relawan semata-mata karena kepedulian mereka yang besar terhadap pembangunan kelurahannya serta eksistensinya di masyarakat.
9 46 Karena banyaknya jumlah relawan yang aktif, kami selaku fasilitator kelurahan kadangkala mengalami kendala karena setiap pertemuan atau pelatihan khusus relawan selalu dihadiri secara aktif oleh relawan, sehingga dengan dana dan tempat yang terbatas harus disesuaikan Fasilitator Kelurahan (Faskel) Faskel merupakan orang-orang (di luar desa atau kelurahan) yang memiliki tanggung jawab untuk mendampingi dan memberdayakan masyarakat agar mampu merencanakan dan melaksanakan program masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan di kelurahan masing-masing. Faskel Kelurahan Situ Gede merupakan faskel tim 1 di Kota Bogor yang memfasilitasi delapan kelurahan di kecamatan Bogor Barat. Adapun delapan kelurahan tersebut antara lain: Kelurahan Curug, Margajaya, Bubulak, Curug Mekar, Cilendek Timur, Cilendek Barat, Balumbang Jaya, dan Situ Gede. Faskel Kelurahan Situ Gede terdiri dari lima orang yang memiliki peran serta tanggung jawab yang berbeda satu sama lain. Faskel terdiri dari seorang koordinator tim, fasilitator pemberdayaan, fasilitator infrastruktur, serta fasilitator ekonomi. Namun karena di Kelurahan Situ Gede tidak ada kegiatan ekonomi yang sesuai untuk didanai oleh PNPM, sehingga fasilitator ekonomi digantikan dengan fasilitator sosial. Fasilitator sosial akan memfasilitasi KSM dalam kegiatan sosial, seperti pembelian keperluan untuk sekolah dan perlengkapan posyandu. Koordinator tim memiliki tugas untuk mengkoordinasikan semua tugas dan kewajiban fasilitator serta melaporkannya ke tingkat kota (koordinator kota). Umumnya koordinator tim melaporkan setiap satu bulan sekali atau sesuai dengan kondisi di lapangan. Fasilitator pemberdayaan masyarakat berkewajiban untuk memfasilitasi tahapan siklus koordinasi program. Fasilitator infrastruktur berkewajiban untuk memfasilitasi KSM di dalam penyusunan proposal sampai dengan pelaksanaan kegiatan PNPM di bidang infrastruktur, seperti renovasi rumah tidak layak huni (RTLH) serta Fasilitator ekonomi yang memiliki kewajiban untuk memfasilitasi KSM di dalam penyusunan proposal sampai dengan pelaksanaan kegiatan PNPM di bidang ekonomi.
10 47 Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat dalam PNPM-MP dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan Situ Gede terdapat potensi bagi keberlanjutan pemberdayaan masyarakat. Salah satu faktor yang menentukan keberlanjutan pemberdayaan dapat dilihat dari adanya peran aktif dari relawan PNPM MP yang sebagian besar merupakan kader masyarakat. Selain itu juga karena adanya peran anggota KSM yang aktif sebagai penggerak program. Seperti yang diungkapkan oleh Pak SA sebagai berikut: Kinerja KSM selama ini baik. Semua tugas dan kewajiban dapat terselesaikan tepat waktu. Karena sesama anggota dapat bekerja sama dengan baik. 5.3 Kegiatan Lingkungan Kegiatan lingkungan adalah komponen kegiatan yang salah satunya dapat didanai oleh Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri Perkotaan. Kegiatan tersebut terkait dengan pengadaan sarana dan prasarana lingkungan permukiman yang melibatkan masyarakat dan disertai adanya pengendalian mutu, proses pengawasan, pengelolaan dan pemeliharaan guna mendukung kebutuhan masyarakat sesuai keinginan mereka. Renovasi RTLH merupakan salah satu diantaranya. Maksud pelaksanaan kegiatan lingkungan adalah agar terjadi proses pembelajaran membangun lingkungan untuk mencapai kehidupan yang layak serta memenuhi kebutuhan masyarakat sejalan usaha yang mendukung penanggulangan kemiskinan. Tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan lingkungan adalah dengan meningkatkan pelayanan prasarana semi publik dan kelompok dengan mengutamakan kualitas untuk mencapai pelayanan minimal 5 tahun serta didukung adanya operasi dan pemeliharaan (O dan P) Pengamanan Lingkungan (Safeguard) Pengamanan lingkungan dikenal dengan safeguard, merupakan salah satu langkah pengamanan dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat adanya pembangunan, khususnya pembangunan infrastuktur 8. Pola pengamanan meliputi seluruh tahap pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang dijelaskan berikut ini: 8 Informasi dasar PNPM Mandiri Perkotaan (untuk masyarakat umum)
11 48 1. Tahap perencanaan Tahap perencanaan meliputi persiapan penyusunan proposal. Penyusunan proposal perlu memperhatikan aspek yang terkait dengan safeguard lingkungan, seperti: fungsi dan lokasi pembangunan memiliki kesesuaian dengan tata ruang setempat dan memperhatikan kondisi sekitar seperti adanya garis sempadan pantai dan sunga serta kemungkinan terjadinya longsor. 2. Tahap pelaksanaan konstruksi Tahap pelaksanaan konstruksi terutama terkait dengan aspek safeguard lingkungan seperti: pada pembangunan yang memanfaatkan sumbersumber air perlu memperhatikan kemungkinan terdapatnya logam-logam berat seperti merkuri (sepanjang pantai) atau besi dan mangan serta pengadaan dan penggunaan material kayu ber-skshh atau FAKO untuk jumlah minimal 3 kubik. 3. Tahap pasca konstruksi Tahap pasca konstruksi terkait dengan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan, seperti: menjaga hasil pembangunan yang melalui lahan milik masyarakat serta perlu diperhatikan konsep penggunaan yang mendukung terpeliharanya prasarana sehingga diperoleh umur manfaat minimal 5 tahun Daftar Terlarang (Negative List) Daftar terlarang atau yang umumnya dikenal dengan negative list, merupakan salah satu bentuk penyaringan khusus yang dilaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan untuk mengurangi berbagai dampak yang timbul di masa mendatang. Adapun hal-hal terkait dengan daftar terlarang ini antara lain: 1. Penggunaan bahan bangunan yang mengandung asbes, terutama pada bangunan yang fungsinya terkait langsung pada masyarakat pengguna, seperti pada RTLH. 2. Pemanfaatan bahan-bahan yang mengandung limbah B3 dilarang untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang membahayakan kehidupan.
12 49 3. Pekerjaan yang terkait dengan penebangan hutan dilarang untuk mencegah terjadinya berbagai bencana alam dan pemanasan global. 4. Pembangunan yang terkait dengan fungsi peribadatan dan kegiatan militer. 5. Pembangunan di kawasan yang dilindungi oleh Dinas Lingkungan Hidup Community Contracting Community contracting adalah salah satu bentuk kesepakatan perjanjian antara BKM dengan KSM mengenai serah terima pekerjaan dan BLM. Hal-hal yang diatur dalam perjanjian ini antara lain: 1. Hal-hal yang terkait dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan yaitu: lingkup kegiatan, dokumen perjanjian kerja, jangka waktu pelaksanaan serta nilai perjanjian kerja. 2. Hal-hal khusus yang masuk dalam perjanjian seperti hak dan kewajiban pelaksana perjanjian, tahap pencairan dana, penyelesaian pekerjaan, dan pemeliharaan hasil pekerjaan. 3. Hal-hal umum yang perlu diatur dalam perjanjian untuk mengantisipasi berbagai permasalahan yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan, seperti: sanksi, force majeure, dan penyelesaian perselisihan.
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN
39 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Situ Gede Wilayah Kelurahan Situ Gede berada pada ketinggian 250 meter
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE
50 BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 6.1 Karakteristik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pada umumnya telah banyak kelompok tumbuh di masyarakat,
Lebih terperinciBAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH
31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan
Lebih terperinciA. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM
A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri
Lebih terperinciBAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan
Lebih terperinciTATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP
TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk
Lebih terperinciPertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?
Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP
Lebih terperinciSiklus PNPM Mandiri - Perkotaan
BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...
DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi...
Lebih terperinciMASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011
MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT
Lebih terperinciMembangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009
LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan
Lebih terperinciPendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM
Draft PETUNJUK PELAKSANAAN Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM I. Pendahuluan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu upaya penanganan masalah kemiskinan di
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI KAJIAN
BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dalam menjalankan upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah kerjanya, maka Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) membutuhkan suatu kerangka pelaksanaan program
Lebih terperinciBAB VII MODAL SOSIAL VERTIKAL DAN HORIZONTAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM RENOVASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
64 BAB VII MODAL SOSIAL VERTIKAL DAN HORIZONTAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM RENOVASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI 7.1 Modal Sosial Vertikal diantara Para Pelaksana Program 7.1.1 Kepercayaan atau Trust 7.1.1.1
Lebih terperinciINFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA
INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi
Lebih terperinciBUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM
Lebih terperinciKEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM
KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL
Lebih terperinciBAB VIII PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT
80 BAB VIII PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT 8.1 Peranan Modal Sosial dalam Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Tiga pilar utama modal sosial, yaitu kepercayaan (trust),
Lebih terperinciPembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif
1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL
Lebih terperinciPanduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)
BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan
Lebih terperinciTidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN
Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI DI KELURAHAN PETEMON KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA (studi mengenai Pengelola Lingkungan) SKRIPSI Diajukan untuk
Lebih terperinciPROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II
PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun
Lebih terperinciKurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan
1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM
Lebih terperinciPanduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
BUKU 5 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan
Lebih terperinciGambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM
A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah
BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diketahui kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah kemiskinan telah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016
KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah tersusunnya buku Laporan Akhir Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kelurahan Taipa Kota Palu.
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009
MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN
Lebih terperinciPemilu BKM. Buletin Warta Desa
Pemilu BKM 3 Minta salah seorang warga menjelaskan tentang hasil FGD Kelembagaan dan FGD Kepemimpinan yang telah dilakukan pada siklus PS, terutama berkaitan dengan: (1) kriteria-kriteria lembaga komunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan menurut Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia (TKPKRI, 2008) didefinisikan sebagai suatu
Lebih terperinciMengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-Perkotaan 2 Pemetaan Swadaya PERKOTAAN Mengenali Kampung
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.
No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 Tahun Propinsi Kota Kelurahan 2008 (Pilot) Lokasi Kegiatan
Lebih terperinciProgram Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya
Lebih terperinciSELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN
SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN Saiapa Dia? RELAWAN 1 Arah Kebijakan Program PENDEKATAN PROJEK PENDEKATAN PROGRAM Realisasi BLM 3 Membangun BKM KSM PJM Nangkis BKM 2 Pemetaan Swadaya 4 BLM PJM Pronangkis
Lebih terperinci4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)
PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri
Lebih terperinciBAGIAN B PELAKSANAAN LAPANGAN PEDOMAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN
BAGIAN B PELAKSANAAN LAPANGAN PEDOMAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN i i BAB IV KEGIATAN DI TINGKAT MASYARAKAT Substansi dasar proses pemberdayaan masyarakat dititikberatkan pada memulihkan dan melembagakan
Lebih terperinciOleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013
Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, 28-30 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. KETENTUAN UMUM 2 1. LOKASI SASARAN Lokasi
Lebih terperinciPNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan
Lebih terperinciPERTEMUAN DI RUMAH BU KETUT
PROGRAM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM D I R E K TO R AT J E N D E R A L C I P TA K A RYA NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O T A A N 1 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan Refleksi
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan
Lebih terperinciBAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
57 BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Persepsi Relawan terhadap PNPM-MP Persepsi responden dalam penelitian ini akan dilihat dari tiga aspek yaitu persepsi terhadap pelaksanaan
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)
Lebih terperinciBAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.
BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan
Lebih terperinciPROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N
PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Oktober 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAA N UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah
Lebih terperinciDisampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, 28-30 Agustus 2013 Pada Tahun 2013, Pemerintah telah menetapkan berbagai
Lebih terperinciPanduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM
BUKU 5a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-P2KP Panduan Fasilitasi Pengembangan
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP Oleh : Ayi Sugandhi Maret 2009 datanglah kepada masyarakat hiduplah bersama mereka belajarlah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP
BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu
Lebih terperinciRANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI
RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :
BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perancangan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas di Desa Jomblang
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan
Lebih terperinciSELESAI Pelatihan pra-tugas KMW Rekruitmen Fasilitator Identifikasi lokasi kelurahan sasaran
KMW-4 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) KMW-4 : PROPINSI 1. PERSIAPAN OLEH KMW s/d 11. PEMANFAATAN BLM TAHAP-2 kel. Quick Status SEBARAN PROGRES PER TIM-FASILITATOR ( 8 TIM, Kel. ) P2KP Status data: 1-28
Lebih terperinciP2KP REALISASI KEGIATAN KMW-02 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) Quick Status. Status data: / 04-Mar-08
: KMW-2 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) KMW-2 : PROPINSI 1. PERSIAPAN OLEH KMW s/d 11. PEMANFAATAN BLM TAHAP-2 kel. SEBARAN PROGRES PER TIM-FASILITATOR ( 1 TIM, Kel. ) 9 () Quick Status P2KP Status
Lebih terperinciKerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.
Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab. Karangasem I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia
112 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM 113 114 115 116 117 118 119 Lampiran 2. Contoh Kuitansi Penerimaan Angsuran 120 Lampiran 3. Laporan Perhitungan Tingkat Pengembalian dan
Lebih terperinciAKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015
AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA
BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) TEGAK DESA TEGAK, KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI BALI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT BKM TEGAK DESA TEGAK KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI
Lebih terperinciPanduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM
BUKU 7 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM Perkotaan DEPARTEMEN
Lebih terperinciProgram Penanggulangan Kemiskinan
BOOKLET PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA MANDIRI PERKOTAAN Review Partisipatif Program Penanggulangan Kemiskinan * Review Program
Lebih terperinciI. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG
SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PENDAMPING PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TERPADU PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Lebih terperinciModul 1 Topik: Orientasi Belajar
Modul 1 Topik: Orientasi Belajar 1 Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2 Peserta mampu menciptakan keakraban 3 Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana
Lebih terperinciDjohan, Robby Leaders and Social Capital: Lead to Togetherness. Jakarta: FUND ASIA EDUCATION. Hamzah Faktor-faktor yang mempengaruhi
87 dikarenakan tahapan pengambilan keputusan merupakan tahapan penting dalam keberhasilan program. Sementara itu, kemandirian dalam hal manajemen dan pengembangan modal swadaya masyarakat perlu ditingkatkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Visi dan Misi Program PNPM Mandiri... 42
DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 PERUMUSAN MASALAH... 7 1.3 TUJUAN PENELITIAN... 7 1.4 MANFAAT PENELITIAN... 7 1.5 KERANGKA PEMIKIRAN... 8 1.5.1 Komunikasi Pembangunan... 8 1.5.2
Lebih terperinciPanduan Fasilitasi PJM Pronangkis
BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM
Lebih terperinciBAB III OPERASIONAL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) DI DESA KEDUNGTURI KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO
BAB III OPERASIONAL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) DI DESA KEDUNGTURI KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO A. Gambaran Umum Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi
Lebih terperinciChanneling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP
Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP I. PENDAHULUAN Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah suatu lembaga milik
Lebih terperinciOleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan
KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri
Lebih terperinciNo KEGIATAN PELAKU HASIL KETERANGAN
Langkah-langkah pelaksanaan pada dasarnya terdiri dari serangkaian kegiatan di berbagai tataran; pusat, daerah dan masyarakat, yang dapat bersifat urutan (sekuensial), bersamaan (paralel) atau menerus,
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP
KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan masyarakat bersama Pemerintah Daerah
Lebih terperinciLampiran Tanggapan Temuan BPKP
KMW 13 (KALIMANTAN TIMUR) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND 1. KOTA BONTANG No. KONDISI
Lebih terperinciOleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. KETENTUAN UMUM 2 1. LOKASI SASARAN Lokasi sasaran
Lebih terperinciOleh. Lely Kusumaningrum ( )
STUDI DESKRIPTIF TENTANG PROSES PERUMUSAN USULAN KEGIATAN BIDANG LINGKUNGAN PADA PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2007 (STUDI KASUS DI DESA KALISALAM KECAMATAN DRINGU KABUPATEN PROBOLINGGO) SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor. Pada hari ini. tanggal.. bulan. tahun 20, kami yang bertanda tangan di bawah ini
Lebih terperinciOleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013
Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN LATAR BELAKANG Pada Tahun
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal ekonomi. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengahtengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2012 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciHARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN. Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara. Karo, 02 Juni 2007
Karo, 02 Juni 2007 HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara Kemiskinan. Kata yang sangat sederhana, namun mengandung arti yang sangat dalam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)
PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya
Lebih terperinciACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PENGANTAR Acuan pelaksanaan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) bagi aparat pemerintah kabupaten/kota ini dimaksudkan untuk dapat
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN
Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Juni 2012 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)
Lebih terperinci