Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

Transkripsi

1 112 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM

2 113

3 114

4 115

5 116

6 117

7 118

8 119 Lampiran 2. Contoh Kuitansi Penerimaan Angsuran

9 120 Lampiran 3. Laporan Perhitungan Tingkat Pengembalian dan Tingkat Tunggakan Pinjaman

10 121

11 122

12 123

13 124 Lampiran 4. Contoh Perhitungan Saldo Kredit (Kolektibilitas)

14 125

15 126 Lampiran 5. Laporan Posisi Keuangan BKM Bina Budi Mulya

16 127 Lampiran 6. Laporan Aktivitas BKM Bina Budi Mulya

17 128 Lampiran 7. Berita Acara Penetapan Prioritas Kegiatan

18 129

19 130

20 131 Lampiran 8. Contoh Proposal Sosial

21 132

22 133

23 134

24 135

25 136

26 137

27 138

28 139

29 140

30 141

31 142

32 143

33 144 Lampiran 9. Berita Acara Pemilihan Pimpinan Kolektif BKM

34 145

35 146

36 147

37 148

38 149

39 150 Lampiran 10. Program-Program BKM Bina Budi Mulya

40 151

41 152 Lampiran 11. Perhitungan Usulan Biaya Program BKM Bina Budi Mulya

42 153

43 154 Lampiran 12. Akumulasi Data Kebutuhan FIsik Per Rumah Tangga

44 155

45 156

46 157 Lampiran 13. Analisis Masalah oleh BKM Bina Budi Mulya

47 158

48 159

49 160

50 161

51 162 Lampiran 14. Tabulasi Data Sensus Persoalan Kemiskinan

52 163 Lampiran 15. Contoh Pemetaan Swadaya Masyarakat Miskin

53 164 Lampiran 16. Pengukuran Kinerja Unit Pelaksana Keuangan Keterangan Aspek Pengukuran: 1 : Skema pinjaman bergulir sesuai dengan SOP 2 : Prosedur pemberian pinjaman bergulir sesuai dengan SOP 3: Seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dan diarsipkan sesuai dengan transaksi 4 : Rekening menggunakan nama lembaga bukan pribadi 5. Rekening bank ditandatangani 3 orang yang terdiri dari 2 orang anggota BKM dan 1 orang manajemen UPK 6 : Dana operasional tunai tidak lebih dari Rp. 1 juta 7 : Saldo buku bank sama dengan saldo rekening bank 8 : Saldo buku kas sama dengan jumlah dana tunai 9 : Berapa persentase tingkat pengembalian (RR) 10 : Berapa persentase tingkat tunggakan (NPL) 11. Laporan bulanan dipasang di papan informasi di 5 tempat selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya

54 165 Lampiran 17. Lembar Acuan Pertanyaan Wawancara A. Lembaran Acuan: Penentuan Key Performance Indicators untuk masingmasing perspektif Balance Scorecard PENENTUAN KEY PERFORMANCE INDICATORS BKM BINA BUDI MULYA Penentuan Key Performance Indicators (KPI) untuk masing-masing perspektif dalam Balance Scorecard didasarkan pada respon setiap stakeholder (anggota BKM, Fasilitator Kelurahan, Koordinator Kota, dan wakil masyarakat) terhadap keempat perspektif. Setiap masukan dicatat yang kemudian dianalisis untuk ditentukan sebagai KPI. Tahap awal adalah penentuan sasaran strategis perspektif yang diikuti dengan ukuran strategis dari masing-masing sasaran strategis tersebut. Pemberian bobot didasarkan pada penilaian baik itu subjektif maupun langsung yang dilakukan peniliti berdasarkan hasil wawancara dengan setiap stakeholder. Setiap rating ditentukan oleh seberapa baik BKM Bina Budi Mulya saat ini menghadapi setiap ukuran strategis yang spesifik berhubungan dengan penilaian kinerja BKM. Pembobotan Terhadap Perspektif Balance Scorecard Penilaian bobot didasarkan pada pengaruh yang mungkin dari perspektif yang diperbandingkan, terhadap visi misi BKM Bina Budi Mulya saat ini. Semakin tinggi bobotnya, semakin penting perspektif tersebut terhadap kinerja BKM saat ini dan di masa yang akan datang. Perspektif Keuangan Sebagai lembaga non profit yang memiliki tugas mengkoordinasikan program dan pengumpul serta mendistribusikan dana program Perspektif keuangan memberikan petunjuk apakah BKM sebagai lembaga non profit terkait dengan sasaran lembaga, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak pada peningkatan kemandirian masyarakat sebagai penerima manfaat P2KP yang

55 166 menjadi fokus tujuan serta ukuran di semua perspektif Scorecard. Setiap ukuran yang terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan BKM Bina Budi Mulya. Perspektif Pelanggan Dalam konteks organisasi non profit seperti BKM Bina Budi Mulya, perspektif pelanggan merupakan persepektif masyarakat yang dilayani oleh organisasi, yang berarti dalam hal ini adalah masyarakat kelurahan Pancoran Mas, terutama masyarakat miskin. Perspektif Proses Bisnis Internal Fungsi BKM sebagai pengambil kebijakan, pembangun peraturan, sampai kepada pusat pengemdalian kontrol sosial menjadikan BKM memiliki posisi yang sangat penting dalam setiap keputusan manajerialnya. Setiap keputusannya akan menentukan keberlangsungan program penangulangan kemiskinan yang dilakukan di kelurahan Pancoran Mas, Depok. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, organisasi ditekankan untuk mempelajari lebih dalam sumber daya yang dapat diandalkan untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsi organisasi dengan maksimal. Pada dasarnya human capital merupakan subjek pelaku utama yang menjadi motor penggerak bagi pencapaian visi dan misi organisasi. Guna mencapai tujuan tersebut maka ketika BKM Bina Budi Mulya dibentuk selain menetapkan sumber daya manusia yang baik dan tulus, maka diperlukan juga orang-orang yang berkualitas dan kompeten dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota BKM. Petunjuk Pengisian Lingkari angka di bawah faktor berdasarkan tingkat kepentingannya atas faktor yang dibandingkan di sebelahnya. Jika anda anggap kedua faktor sama penting, maka lingkari angka di bawah tanda ( : ). 1 = faktor sebelah kanan dianggap tidak penting dari faktor sebelah kiri

56 167 2 = faktor sebelah kanan kurang penting dari sebelah kiri 3 = kedua faktor sama penting 4 = faktor sebelah kanan dianggap lebih penting dari faktor sebelah kiri 5 = faktor sebelah kanan dianggap sangat penting dari sebelah kiri Contoh: Keuangan : Pelanggan Angka 1 yang dilingkari di atas berarti, faktor keuangan dianggap sebagai yang sangat penting dibandingkan dengan faktor perspektif pelanggan. Menurut Bapak/Ibu, perspektif manakah yang lebih penting bagi kinerja BKM Bina Budi Mulya pada saat ini dan di masa yang akan datang, terkait dengan visi dan misi BKM Bina Budi Mulya (berikan penilaian anda)? : 1. Keuangan : Pelanggan 2. Keuangan : Proses Bisnis Internal 3. Keuangan : Pembelajaran dan Pertumbuhan 4. Pelanggan : Proses Bisnis Internal

57 Pelanggan : Pembelajaran dan Pertumbuhan 6. Proses Bisnis Internal : Pembelajaran dan Pertumbuhan Penentuan Sasaran Strategis Dari keempat perspektif balance scorecard kemudian perlu ditentukan sasaran strategis terkait dengan masing-masing perspektif. Menurut Bapak/Ibu, sasaran strategis apa saja yang terkait dengan (a) Perspektif Keuangan; (b) Perspektif Pelanggan (dalam hal ini masyarakat penerima manfaat program); (c) Perspektif Proses Bisnis Internal; (d) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan? Pembobotan terhadap Sasaran Strategis pada Perspektif Balance Scorecard 1. Adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan : Peningkatan pengembalian kredit oleh masyarakat 2. Adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan : Ketepatan sasaran pemberian bantuan untuk masyarakat miskin 3. Peningkatan pengembalian kredit oleh masyarakat : Ketepatan sasaran pemberian bantuan untuk masyarakat miskin

58 Terlaksananya seluruh program yang terdapat dalam PJM Pronangkis : Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi persoalan kemiskinannya 5. Peningkatan partisipasi masyarakat : Aktivititas anggota BKM 6. Peningkatan kinerja BKM secara berkesinambungan : Adanya regenerasi kepemimpinan dalam BKM Penentuan Ukuran Strategis Dari sasaran straategis balance scorecard kemudian perlu ditentukan ukuran strategis terkait dengan masing-masing sasaran strategis.. Menurut Bapak/Ibu, ukuran strategis apa saja yang terkait dengan sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya (1) Adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan; (2) Peningkatan pengembalian kredit oleh masyarakat; (3) Ketepatan sasaran pemberian bantuan untuk masyarakat miskin; (4) Terlaksananya seluruh program yang terdapat dalam PJM Pronangkis ; (5) Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi persoalan kemiskinannya (6) Peningkatan partisipasi masyarakat (7) Aktivititas anggota BKM (8) Peningkatan kinerja BKM secara berkesinambungan (9) Adanya regenerasi kepemimpinan dalam BKM? Pembobotan terhadap Ukuran Strategis pada Sasaran Strategis Balance Scorecard 1. Pelaksanaan pembukuan yang sesuai dengan SOP : Dana tersalur tanpa potongan

59 Pelaksanaan pembukuan yang sesuai dengan SOP : Penarikan dana dari rekening yang ditandatangi oleh anggota BKM 3. Dana tersalur tanpa potongan : Penarikan dana dari rekening yang ditandatangi oleh anggota BKM 4. Anggota KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) penerima dana sama dengan yang diusulkan dalam proposal masyarakat : Penerima manfaat ekonomi bergulir dan sosial adalah KK Miskin yang terdaftar dalam format PS2 (Pemetaan Swadaya) 5. Anggota KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) penerima dana sama dengan yang diusulkan dalam proposal masyarakat : Penerima manfaat kegiatan lingkungan umum adalah KK Miskin yang terdaftar dalam PS2 6. Penerima manfaat ekonomi bergulir dan sosial adalah KK Miskin yang terdaftar dalam format PS2 (Pemetaan Swadaya) : Penerima manfaat kegiatan lingkungan umum adalah KK Miskin yang terdaftar dalam PS2 7. Penerima manfaat ekonomi bergulir dan sosial adalah KK Miskin yang terdaftar dalam format PS2 (Pemetaan Swadaya) : Penerima manfaat kegiatan lingkungan umum adalah KK Miskin yang terdaftar dalam PS2

60 Intensitas pertemuan BKM dengan warga : Persentase warga miskin yang dilayani 9. Intensitas pertemuan BKM dengan warga : Terbentuknya program-program BKM untuk setiap aspek permasalahan 10. Persentase warga miskin yang dilayani : Terbentuknya program-program BKM untuk setiap aspek permasalahan 11. Persentase KK Miskin yang menjadi anggota/pengelola KSM/panitia : Berjalannya ketiga unit tridaya 12. Perbandingan jumlah relawan yang masih aktif dengan jumlah relawan terdaftar : Intensitas pelaksanaan KBK (Kelompok Belajar Kelurahan) 13. Perbandingan jumlah relawan yang masih aktif dengan jumlah relawan terdaftar : Persentase anggota BKM yang aktif 14. Perbandingan jumlah relawan yang masih aktif dengan jumlah relawan terdaftar : Tingkat kolektifitas pengambilan keputusan

61 Perbandingan jumlah relawan yang masih aktif dengan jumlah relawan terdaftar : Persentase kontribusi UPK (Unit Pelaksana Keuangan), UPL (Unit Pelaksana Lingkungan), dan UPS (Unit Pelaksana Sosial) dalam realisasi PJM Pronangkis 16. Perbandingan jumlah relawan yang masih aktif dengan jumlah relawan terdaftar : Koordinasi dengan Pemda oleh BKM 17. Intensitas pelaksanaan KBK (Kelompok Belajar Kelurahan) : Persentase anggota BKM yang aktif 18. Intensitas pelaksanaan KBK (Kelompok Belajar Kelurahan) : Tingkat kolektifitas pengambilan keputusan 19. Intensitas pelaksanaan KBK (Kelompok Belajar Kelurahan) : Persentase kontribusi UPK (Unit Pelaksana Keuangan), UPL (Unit Pelaksana Lingkungan), dan UPS (Unit Pelaksana Sosial) dalam realisasi PJM Pronangkis 20. Intensitas pelaksanaan KBK (Kelompok Belajar Kelurahan) : Koordinasi dengan Pemda oleh BKM

62 Persentase anggota BKM yang aktif : Tingkat kolektifitas pengambilan keputusan 22. Tingkat kolektifitas pengambilan keputusan : Persentase kontribusi UPK (Unit Pelaksana Keuangan), UPL (Unit Pelaksana Lingkungan), dan UPS (Unit Pelaksana Sosial) dalam realisasi PJM Pronangkis 23. Tingkat kolektifitas pengambilan keputusan : Koordinasi dengan Pemda oleh BKM 24. Persentase kontribusi UPK (Unit Pelaksana Keuangan), UPL (Unit Pelaksana Lingkungan), dan UPS (Unit Pelaksana Sosial) dalam realisasi PJM Pronangkis : Koordinasi dengan Pemda oleh BKM 25. Intensitas Rapat Evaluasi : Adanya pelatihan anggota BKM