Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Gorontalo
|
|
- Yuliani Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Gorontalo A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Limba B, Kecamatan Kota Selatan Kelurahan Limba B berada di sebelah selatan Kota Gorontalo. Jumlah total penduduk Kelurahan Limba B sebesar jiwa terdiri dari... jiwa penduduk laki- laki dan... jiwa penduduk perempuan, keseluruhan mencakup KK. Dari KK tersebut, 585 KK termasuk dalam kategori KK miskin. Jumlah ini lebih kecil jika dibandingkan dengan data penerima manfaat program- program yang terkait dengan pengentasan kemiskinan sebagai berikut: Jamkesnas : 620 KK atau jiwa PKH : 28 KK Raskin : 147 KK BLT : 403 KK KK miskin : 585 KK Jumlah penerima raskin ini mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Penerima raskin pada tahun sebanyak 360 KK, sebanyak 585 KK, dan tahun 2009 sebanyak 147 KK. Luas wilayah Kelurahan Limba B adalah 11,2 km 2 dengan sebagian besar dipergunakan sebagai permukiman, yakni 11 km 2. Untuk mempermudah pengelolaan administrasi kelurahan, area yang cukup luas ini dibagi ke dalam 8 RW 2. Kelurahan Limba U Dua, Kecamatan Kota Selatan Dalam pandangan sekilas, Kelurahan Limba U Dua tampak sangat harmonis, tidak ada konflik atau gejolak. Menurut penjelasan lurah, meskipun kelurahan ini multi etnis dengan etnis dominan adalah masyarakat asli (etnis Gorontalo) dan berbaur dengan etnis pendatang seperti Manado, Makassar, dan Jawa, kehidupan masyarakat egaliter, sehingga tidak ada gejolak maupun konflik. Di kelurahan ini paling banyak orang asli sini, etnis Gorontalo. Tapi ada juga pendatang seperti Manado, Makassar, dan Jawa, tapi mereka membaur.kata orang, Gorontalo ini aman, sehingga relatif tidak ada gejolak atau konflik. (Sebagaimana disampaikan oleh Mutakim Adam, 23 Juli 2009, di ruang kerjanya pukul WITA) Karena lokasinya yang banyak dibangun perkantoran, mayoritas warga Kelurahan Limba U Dua bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Namun di luar itu ada juga pedagang dan petani. Sebagian lokasi (di tengah-tengah) kelurahan adalah areal persawahan. Oleh karena itu, sebagian penduduk Limba U Dua adalah petani. Sayangnya areal persawahan ini bukan milik masyarakat setempat, sehingga petani di kelurahan ini pada umumnya adalah petani penggarap. 1
2 Keberadaan persawahan ini juga dilestarikan dan diatur dengan perda tentang larangan alih fungsi lahan persawahan untuk peruntukan lain, seperti permukiman atau industri. Secara fisik, tidak tampak kemiskinan di kelurahan ini. Hanya beberapa rumah saja yang terlihat kurang layak, tetapi selebihnya adalah rumah yang cukup mewah. Kondisi ini dibenarkan oleh lurah setempat bahwa masyarakat miskin di Kelurahan Limba U Dua hanya sekitar 5% dari seluruh penduduk. B. Pertanyaan Penelitian 1. Siapa sajakah yang menjadi relawan dan apakah jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen yang mereka bawa ke proyek? Bagi masyarakat Gorontalo secara umum, tidak hanya di Kelurahan Limba B, menurut penuturan kordinator BKM Mandiri Sejahtera, Idris Khali sangat sulit menemui relawan sejati. Mencari relawan yang punya hati suci sangat sulit. Orang disini berprinsip waktu itu uang. So sulit mencari relawan-relawan itu. Orang akan lebih memilih mencari doi, daripada diminta jadi relawan. (Seperti dituturkan oleh Idris Khali, 23 Juli 2009, pukul WITA di rumahnya Jl. Manggis RT 03/RW 8 Kelurahan Limba B) Di Kelurahan Limba B, relawan yang terlibat di P2KP kebanyakan adalah masyarakat miskin. Mereka ini sangat merindukan bisa terlibat dalam prosesproses kegiatan pada waktu siklus RKM, sehingga mereka langsung menjawab menerima. Masyarakat sangat ingin ikut merencanakan dan melaksanakan pembangunan disekitarnya. Tapi setelah pemilihan BKM dan mereka tidak ada yang memilih. Kembali lagi yang dipilih bukan dari masyarakat miski, tetapi orang-orang yang dianggap tokoh atau ditokohkan. Hal ini menimbulkan kekecewaan tersendiri bagi mereka. Hal ini diperparah dengan tidak adanya upaya untuk melibatkan mereka dalam kegiatan P2KP. Di Limba U Dua, relawan yang berhasil ditemui hanya relawan perempuan, sedangkan relawan laki-laki tidak ada lagi. Alasan yang disampaikan oleh masyarakat adalah kesibukan dan pekerjaan sehingga tidak bisa terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial. Sedangkan relawan perempuan umumnya mereka yang aktif di kegiatan lain seperti PKK, Posyandu, atau pengajian. Tidak jauh berbeda dengan Limba B, relawan di Limba U Dua pada umumnya mereka yang menginginkan dapat menerima manfaat (dana bergulir ataupun mahyani/rumah layak huni). Namun karena memang di Limba U Dua tidak banyak masyarakat miskin, maka seolah tidak ada yang peduli dengan program ini, sehingga tidak mengherankan jika data yang ada menunjukkan rendahnya partisipasi relawan di kelurahan ini. 2. Sejauhmana relawan merepresentasikan kepentingan mayoritas masyarakat pada umumnya dan kelompok miskin pada khususnya? 2
3 Kelurahan Limba B saat ini sudah mengalami pergantian pengurus BKM. Namun koordinator BKM yang sekarang terpilih, karena bukan berasal dari relawan, pemahaman terhadap esensi program dan nilai-nilai universal kurang, sehingga masih perfikir mengharapkan insentif. Limba B juga pernah bermasalah dalam pelaksanaan penyaluran dana BLM tahun 2007, sehingga pada tahun itu sempat tidak diproses. Dana BLM yang terhenti pada tahun 2007 tersebut diluncurkan pada tahun 2008, dan baru diimplementasikan pada tahun Kelurahan ini sebenarnya juga pernah mendapatkan PAKET, namun sekarang tidak mendapatkan lagi. Mungkin hal ini terjadi karena kondisi pelaksanaan di kelurahan ini tidak sebagus pada waktu sebelumnya. Dari hasil wawancara dengan relawan dan RTM, ada kecenderungan pelaksanaan kegiatan program lebih berorientasi pada lingkungan anggota BKM dan penerima manfaat memiliki hubungan kekerabatan dengan pengurus BKM. Torang pernah ikut rapat dari jam sampai Torang semangat waktu itu. Torang perjuangkan saluran air bersih, katanya torang bakal pe dana. Tapi sampai sekarang ndak ada pe dana turun. Torang ikut bakudapa sambil bawa-bawa anak. Malah yang dibangun malah di RT lain dekat rumah pengurus, padahal di sini sudah ada yang mau tanahnya digunakan. Ya, torang ternyata hanya dibohongin. So so, kalo disuruh lagi bakudapa untuk itu, tidak mau, so biar jo. Akhirnya bikin sendiri, doi sendiri. (Seperti dituturkan oleh Bu Nunung Saleh, Reti Muslim, Rina Ismail, dan Selvi Maurutung, di rumah Selvi, 23 Juli 2009). Pendapat ini dibenarkan oleh warga yang lain, yang mengatakan bahwa dia tidak mau terlibat dalam kegiatan P2KP karena tidak ingin bekerja bersama orang yang bengkok. Selain itu, kasus yang pernah dialami BKM pada tahun 2007 dianggap sebagai bentuk penyelewengan yang menguatkan ketidaktepatan sasaran program. Dia sendiri yang menghuni rumah kurang layak, 1 rumah dihuni 4 KK, dan di sekitarnya ada 3 rumah lainnya yang tidak mampu, tidak pernah menjadi sasaran program dan belum pernah menerima bantuan apapun dari P2KP. Pernah ada penyimpangan di sini. Saya mau kerja dengan orang lurus, kalau dengan orang bengkok gak mau. BKM ada mesin jahit dan obras, tapi tidak tahu dimana ditaruhnya. Di sini banyak dipakai untuk keluarga pengurus BKM saja. (Dituturkan oleh KSW, RT 05 RW 05 Kelurahan Limba B, 23 Juli 2009) Sedangkan di Limba U Dua, program banyak yang tidak tuntas. Keswadayaan tidak muncul dari anggota masyarakat yang mampu. Sebut saja upaya betonisasi jalan setapak yang akhirnya hanya berakhir di depan rumah salah seorang relawan dengan panjang hanya sekitar 50 m dan bukan merupakan jalan umum. Semula memang jalan ini direncanakan akan menjadi jalan akses menuju pasar, tapi dari masing-masing ujung jalan setapak yang dibangun, hanya terwujud ujung-ujungnya. Namun untuk pembangunan sumur dan mahyani (rumah layak huni), memang benar dirasakan kemanfaatannya oleh RTM. Dengan jumlah RTM 3
4 yang terbatas, program mahyani bisa langsung menjangkau masyarakat miskin. Sedangkan dana bergulir, nampaknya berorientasi pada keberhasilan pengembalian, sehingga yang menerima manfaat adalah mereka yang dinilai mampu mengembalikan pinjaman. Semua pengurus BKM dan relawan yang terlibat adalah penerima manfaat dana bergulir. Tidak mengherankan jika di kelurahan ini return rate mencapai 99%. 3. Bagaimana peran relawan lokal dalam siklus P2KP dapat disesuaikan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang meningkat dari kegiatan bersama berbagai pelaku (pemerintah, pihak swasta, masyarakat sipil)? Keterlibatan tokoh masyarakat dalam tubuh organisasi BKM, bagi kelurahan merupakan keuntungan tersendiri. Keberadaan Ketua RT, Ketua RW, atau pengurus LPM dalam keanggotaan BKM, tidak mengurangi kinerja mereka sebagai staf kelurahan. Bahkan menurut lurah Limba U Dua, mereka bisa berperan untuk menekan kemungkinan salah sasaran. Hal ini diyakini lurah karena mereka adalah ujung tombak kelurahan yang sudah sangat dikenal dan mengenal masyarakat, sehingga memahami dengan baik siapa saja yang tergolong masyarakat miskin di lingkungannya masing-masing. Mereka yang menjabat Ketua RT, RW, atau LPM memang sudah aktif dalam kegiatan di masyarakat dan masyarakat sudah mengenal mereka, sehingga sama sekali tidak mengganggu tugastugas di kelurahan. Malahan ini memudahkan kelurahan, karena mereka dapat mengontrol ketepatan calon penerima manfaat. (Sebagaimana disampaikan oleh Mutakim Adam, 23 Juli 2009, di ruang kerjanya pukul WITA) Dalam penjelasannya lebih lanjut, lurah mengatakan bahwa data calon penerima manfaat yang disampaikan oleh BKM dijadikan acuan untuk menentukan sasaran bagi kegiatan serupa, sehingga tidak overlap. Ketua RT, Ketua RW, atau pengurus LPM yang terlibat dalam keanggotaan BKM inilah yang melaksanakan peran ganda dalam identifikasi penerima manfaat, sehingga tugas mereka di BKM bisa disinkronisasikan dengan tugas di kelurahan. BKM ada data, diserahkan ke lurah. Data ini kemudian saya jadikan acuan untuk menentukan sasaran kegiatan lain juga, seperti BLT, PKH, atau kegiatan lain, sehingga tidak tumpang tindih. Artinya tidak ada warga yang sudah menerima bantuan BLT misalnya, tetap menerima bantuan yang lain, sementara ada warga miskin lain yang sama sekali tidak pernah menerima bantuan. Dengan data ini kami terbantu juga, karena sasaran masyarakat miskinnya bisa merata. Saya juga terbantu dengan struktur BKM yang juga staf kelurahan, sehingga tugas-tugasnya bisa disinkronkan. (Sebagaimana disampaikan oleh Mutakim Adam, 23 Juli 2009, di ruang kerjanya pukul WITA) 4
5 4. Apa kebutuhan peningkatan kapasitas diantara relawan lokal untuk melaksanakan peran- peran baru tersebut? Keberadaan relawan di Kelurahan Limba U Dua, belum termanfaatkan oleh kelurahan dengan baik. Hingga saat ini, kegiatan rapat-rapat kegiatan di kelurahan selalu mengundang warga, diantaranya sebagian juga terlibat sebagai relawan di P2KP. Akan tetapi memang secara khusus memanfaatkan keberadaan relawan-relawan tersebut dalam kegiatan di kelurahan belum ada. Untuk meningkatkan potensi dan kapasitas relawan yang sudah pernah dilatih dalam P2KP, kelurahan juga tidak memiliki anggaran. Selama ini kegiatan yang dilaksanakan oleh kelurahan sangat ditentukan pengelolaan keuangannya oleh pemerintah kota, sehingga kelurahan belum mampu mengalokasikan dan merencanakan kegiatan yang berupaya meningkatkan kapasitas relawan (pelatihan-pelatihan). 5. Dapatkah pelatihan tambahan khusus dan upaya peningkatan kapastias untuk relawan memperdalam kesenjangan pemberdayaan di dalam masyarakat sebagaimana mereka menjadi sebuah elit baru (elit berdaya yang baru)? Dan bagaimana hal ini dapat diatasi? Pelatihan yang diberikan kepada relawan selama ini hanya berjalan pada waktu awal program dilaksanakan. Faskel melakukan sosialisasi yang diundang adalah penerima manfaat, sehingga pemahamannnya adalah mendapat bantuan. Para tokoh dan pegawai di masyarakat justru kurang. Sementara itu setelah pengurus BKM terpilih, seringkali yang terpilih berasalah dari tokoh atau pegawai (masyarakat yang dianggap tokoh/lebih dari masyarakat lain). Akibatnya, BKM terpilih juga tidak mampu melakukan sosialisasi. Sehingga BKM hanya bisa menyampaikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Relawan yang tadinya terlatih juga tidak dilibatkan dalam kegiatan. BKM cenderung lahir sebagai elit baru di Kelurahan Limba B, sedangkan di Limba U Dua tidak terlalu menonjol dan tidak banyak berpengaruh di masyarakat karena memang perannya bagi masyarakat tidak banyak, terutama bagi masyarakat miskin karena jumlahnya hanya 5%. Menurut beberapa anggota BKM, saat ini perlu pemahaman tupoksi masingmasing, dimana relawan dan dimana BKM. Orang BKM yang tidak bisa menempatkan dirinya sebagai anggota BKM, tidak harus dipertahankan. Relawan juga harus tahu batas-batasnya sebagai relawan. Sehingga dengan begitu bisa terjadi kerjasama yang indah. Perlu ada tambahan tupoksi dalam BKM untuk mengajak relawan dalam setiap kegiatan sehingga relawan tidak canggung jika mau terlibat. Di sisi lain total faskel yang ada di wilayah Kota Gorontalo dari 37 orang, hanya 21 diantaranya yang sudah mendapatkan pelatihan dasar. Formasi faskel di Gorontalo adalah 4:12, artinya 4 orang faskel harus menangani sebanyak 12 kelurahan. Hal ini mengakibatkan pendampingan kurang maskimal. Sehingga pendampingan juga hanya diberikan kepada BKM. Akibatnya, hanya BKM yang mendapatkan pemberdayaan dan BKM sendiri belum mampu melakukan transfer 5
6 pengetahuan kepada masyarakat lainnya. Bahkan untuk Kota Gorontalo, BKM merupakan posisi strategis yang lumayan diperebutkan. Ada yang berorientasi sebagai media pengumpulan suara bagi karir politik, ada juga yang berorientasi untuk mendapatkan keuntungan secara material, baik secara langsung maupun bentuk lain, seperti kemampuan untuk mengarahkan program untuk lingkungan tempat tinggalnya sendiri atau membantu keluarga besarnya. 6. Faktor- faktor mana saja yang mempengaruhi keberlanjutan kerelawanan lokal di lingkungan perkotaan? Kedudukan relawan setelah melalui siklus pembangunan BKM tidak terpilih. Ada yang aktif, justru tidak terpilih. Hal ini terjadi karena sistem yang menyebabkan para relawan ini tidak terpilih menjadi anggota BKM, sehingga relawan ini kecewa. Hal ini diartikan oleh relawan bahwa keterlibatannya hanya sampai disitu dalam program. Penghargaan atau reward bukan menjadi tolok ukur bagi keberlanjutan program. Saya tidak mengharapkan sertifikat atau yang lain-lain. Tapi saya merasa butuh dihargai ketika menyampaikan pendapat. Tidak dilihat dari sisi perempuan atau laki-laki sehingga jadi baku mulut. Sering karena latar belakang seseorang, usulan diremehkan i. (Seperti disampaikan oleh Ulfa pada waktu FGD BKM Limba B, 24 Juli 2009 pukul WITA) Ternyata dari apa yang disampaikan oleh Ulfa diatas lebih mengedepankan pada kebutuhan untuk diterima di masyarakat tanpa dibedakan dia laki-laki atau perempuan. Sepertinya memang persoalan gender perlu menjadi perhatian yang cukup serius di wilayah kota ini. Perempuan cenderung diposisikan subordinat. Hal hampir serupa terjadi di Limba U Dua, dimana keterlibatan salah seorang anggota BKM (perempuan) hampir menyebabkan perceraian, karena suaminya tidak menyukai perempuan terlalu sering keluar rumah. Memang kontradiktif dengan keberadaan relawan yang kebanyakan perempuan. Namun ketika kegiatan menuntut intensitas keterlibatan lebih, keterlibatan perempuan menjadi sangat terbatas. C. Hambatan Studi Proses pelaksanaan studi di Gorontalo merupakan anti klimaks dari perjalan tim di seluruh lokasi studi. Dinamika program memang tidak terlalu tampak di kota ini. Hal ini membuat tim mengalami penurunan semangat. Ditambah lagi mengatur jadwal FGD dengan BKM sangat kaku, karena pengurus BKM (koordinator BKM) memiliki kecenderungan sangat menjaga formalitas. Pada waktu sudah disepakati jadwal FGD dengan relawan (laki- laki dan perempuan) di Limba U Dua, ternyata setelah menunggu beberapa jam, hanya relawan perempuan yang hadir, sedangkan relawan laki- laki hadir satu orang, itu pun ternyata bukan relawan dan tidak tahu menahu dengan program. Akhirnya FGD relawan di Limba U Dua hanya berlangsung dengan relawan perempuan. Dari sisi lain, kegiatan di Limba B cukup menarik, karena ditemukan banyak kasus dimana warga yang sangat paham tentang program tetapi tidak mau terlibat 6
7 menjadi relawan. Kekhawatiran dan sikap difensif BKM sangat kental. Bahkan saat FGD relawan dilaksanakan, hampir semua pengurus BKM membayang- bayangi di sekitar tempat FGD dilaksanakan. Sehingga relawan tampak takut- takut menyampaikan informasi secara terbuka. Tim sulit untuk mengajak pengurus BKM keluar, karena jumlah mereka beberapa orang dan ketika diajak keluar ruangan, yang lainnya gantian datang berada di belakang peserta FGD. Hal ini sangat mengganggu jalannya FGD. Namun tim kemudian mensiasati dengan cara melakukan SSI secara terpisah (mendatangi relawan ke rumahnya) untuk melakukan eksplorasi data lebih mendalam. i Pada waktu Ulfa menyampaikan pendapatnya, beberapa orang seolah mencibir apa yang dikatakan Ulfa bahkan ada yang keluar ruangan. 7
Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar
Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 13 22 Juli 2009 Lokasi : Makassar A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Ujung Tanah Kelurahan Tabaringan berada di pinggiran utara Kota Makassar.
Lebih terperinciSite Report Tim Kerelawanan Waktu : Juni 2009 Lokasi : Pasuruan
Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 17 25 Juni 2009 Lokasi : Pasuruan A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Bugul Kidul Kelurahan PANGGUNG REJO masuk dalam kecamatan Bugul Kidul,
Lebih terperinciPertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender
Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian 1: Apakah masalah-masalah, hambatanhambatan dan juga peluang-peluang utama yang mempengaruhi perberdayaan ekonomi-sosial
Lebih terperinciSite Report Tim Kerelawanan Waktu : 8 17 Juni 2009 Lokasi : Surabaya
Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 8 17 Juni 2009 Lokasi : Surabaya A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes Kelurahan Karang Poh terdiri atas 4 RW dan 22 RT. Keempat RW ini terbagi
Lebih terperinciPertanyaan Penelitian dan Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender
Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian 1: Apakah masalah-masalah, hambatanhambatan dan juga peluang-peluang utama yang mempengaruhi pemberdayaan ekonomi-sosial
Lebih terperinciPresentasi #3. Oleh: Tim 1
Presentasi #3 Oleh: Tim 1 Tata Saji 1. Tematik Studi 2. Pertanyaan Penelitian 3. Isu-isu Pokok 4. Strategi Penelitian Informan Metode Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan Data 2 Pertanyaan Penelitian
Lebih terperinciDiskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR
Sosialisasi Masih ada kawasan yang belum tersentuh sehingga tampak kumuh Masih ada kesimpangsiuran kebijakan dari pusat kepada pelaku PNPM (Faskel) dalam menentukan kegiatan sosial Keterlibatan masyarakat
Lebih terperinciBAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH
31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS)
1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Gorontalo terletak di kawasan Teluk
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN
39 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Situ Gede Wilayah Kelurahan Situ Gede berada pada ketinggian 250 meter
Lebih terperinciSite Report Tim Kerelawanan Waktu : 28 Mei 6 Juni 2009 Lokasi : Bengkulu
Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 28 Mei 6 Juni 2009 Lokasi : Bengkulu A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Kebun Geran, Kecamatan Ratu Samban Kelurahan Kebun Geran tidak jauh berbeda dengan Kelurahan
Lebih terperinciPertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM?
Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 8 Juni-17 Juni 2009 Lokasi : Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program P2KP tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
Lebih terperinciPembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif
1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)
Lebih terperinciMembangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM
Lebih terperinciLAPORAN SEMENTARA LOKASI
LAPORAN SEMENTARA LOKASI Kelurahan : Karang Pule Kecamatan : Mataram Kota : Mataram Propinsi : Nusa Tenggara Barat Kategori : Partisipasi Perempuan Rendah Tim : Ary Wahyono dan Marini Purnomo Karangpule
Lebih terperinciDAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi
DAFTAR ISI Kata Pengantar i Executive Summary ii Daftar isi vii Daftar Singkatan x Bab 1 Pendahuluan 1 A. Latar belakang masalah 1 B. Maksud dan Tujuan 5 Bab 2 Kegiatan Sosial Dalam P2KP 7 A. Pemikiran
Lebih terperinciDiskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA
Rekrutmen Cara Penentuan : Lebih banyak pada penunjukkan langsung dari Tomas Ketua KSM, biasanya Tomas, menunjuk anggota-anggotanya Ketua KSM, umumnya kelas menengah ke atas, menerima BLM lebih besar dari
Lebih terperinciDiskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MEDAN
Lingkungan Kegiatan bermanfaat Swadaya berjalan bagus, hampir 50% (uang + tenaga) Tepat sasaran Tingkat keberlanjutan kegiatan cukup bagus (air bersih) Bagi KSM kegiatan lingkungan telah menambah pengetahuan
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009
LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan
Lebih terperinciBAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP
BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu
Lebih terperinciMatrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan
Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Pertanyaan Penelitian Siapakah yang menjadi relawan dan apa saja jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya
Lebih terperinciPROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II
PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun
Lebih terperinciPertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?
Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :
Lebih terperincia. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Mulia Hilir
1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI MEDAN TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Medan memiliki luas 26.510 Ha (3,6% dari
Lebih terperinciSite Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu
Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu A.Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kelurahan Panorama, Gading Cempaka Bengkulu Kelurahan ini merupakan
Lebih terperinciGambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM
A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada
BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada Proses peralihan kepemilikan lahan kosong terjadi sejak akhir 2004 dan selesai pada tahun 2005, dan sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu mengatasi masalah kemiskinan (hal I, Pedoman Teknis Pengamanan Sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan) adalah program yang bertujuan memberdayakan masyarakat agar mampu mengatasi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan menurut Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia (TKPKRI, 2008) didefinisikan sebagai suatu
Lebih terperinciPemilu BKM. Buletin Warta Desa
Pemilu BKM 3 Minta salah seorang warga menjelaskan tentang hasil FGD Kelembagaan dan FGD Kepemimpinan yang telah dilakukan pada siklus PS, terutama berkaitan dengan: (1) kriteria-kriteria lembaga komunitas
Lebih terperinciPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor. Pada hari ini. tanggal.. bulan. tahun 20, kami yang bertanda tangan di bawah ini
Lebih terperinciBAB VIII PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT
80 BAB VIII PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT 8.1 Peranan Modal Sosial dalam Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Tiga pilar utama modal sosial, yaitu kepercayaan (trust),
Lebih terperinciMemperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan
Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia 14 Desember 2015 PROGRAM PENGUATAN PARTISIPASI PEREMPUAN
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
116 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang kompleks dibutuhkan intervensi dari semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Selain peran
Lebih terperinciPROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N
PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah
Lebih terperinciI. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciBAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.
BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan
Lebih terperinciSITE REPORT KOTA GORONTALO TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM
SITE REPORT KOTA GORONTALO TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM PP1: Bagaimanan koordinasi antara berbagai badan pemerintah, Komite Belajar Perkotaan (KBP)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah adalah merupakan suatu manifestasi yang diraih oleh masyarakat tersebut yang diperoleh dari berbagai upaya, termasuk
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal ekonomi. Salah
Lebih terperinciPanduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)
BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan
Lebih terperinciPNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan
Lebih terperinciKESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan di lapangan dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI BENGKULU TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS)
1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI BENGKULU TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Bengkulu merupakan ibukota Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut para ahli, kemiskinan masih menjadi permasalahan penting yang harus segera dituntaskan, karena kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang tidak saja
Lebih terperinciBAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat
BAB V KESIMPULAN Proses monitoring dan evaluasi menjadi sangat krusial kaitannya dengan keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat terdapat berbagai permasalahan baik dari awal
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN
KAJIAN PERAN PEMERINTAH DALAM PNPM P2KP TIM 7 KAJIAN PERAN PEMDA PT. DWIKARSA ENVACOTAMA KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN 1 KESIMPULAN UMUM KOORDINASI (PP1)!! Koordinasi antar dinas hanya sebatas instansi
Lebih terperinciSTRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE
77 STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE Alat yang digunakan untuk menganalisis permasalahan adalah analisis Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan kelima
Lebih terperinciBAB IV PROFIL DESA BANJARWARU
BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Lebih terperinciVI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP
VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP 6.1 Prioritas Aspek yang Berperan dalam Penyempurnaan Pemanfaatan Dana Pinjaman Bergulir P2KP Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 1 P a g e Periode tahun 2011 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI
Lebih terperincipenelitian 2010
Universitas Udayana, Bali, 3 Juni 2010 Seminar Nasional Metodologi Riset dalam Arsitektur" Menuju Pendidikan Arsitektur Indonesia Berbasis Riset DESAIN PERMUKIMAN PASCA-BENCANA DAN METODA PARTISIPASI:
Lebih terperinciSite Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur
Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 18 26 Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program PNPM tahun 2007. Dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Permasalahan kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...
DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi...
Lebih terperinciHASIL MASUKAN DISKUSI TIM KAJIAN PERAN PEMDA 10 SEPTEMBER 2009
HASIL MASUKAN DISKUSI TIM KAJIAN PERAN PEMDA 10 SEPTEMBER 2009 15 SEPTEMBER 2009 Hasil Diskusi Kajian Peran Pemda Sebagian masukan dari Meja 1 s/d Meja 4 sudah terakomodir dalam laporan dan analisa Tim
Lebih terperinciPLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT
BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS 3.1. ekonominya. RT. 37 ini merupakan salah satu kantong "PAKUMIS" (Padat, Kumuh, Miskin) dari seluruh kawasan Kelurahan Basirih yakni pada RT. 37 ini pula yang
Lebih terperinciSiklus PNPM Mandiri - Perkotaan
BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,
Lebih terperinciMASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011
MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI KAJIAN
BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dalam menjalankan upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah kerjanya, maka Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) membutuhkan suatu kerangka pelaksanaan program
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung 1. Latar Belakang Berdirinya PPMK Krisis ekonomi yang berkepanjangan pasca tahun
Lebih terperinciSaya ketika berumur 15 Tahun membantu Orang tua saya bekerja membajak sawah milik orang Bali yang sekarang menjadi sawah beton. Ayah saya memborong
LAPORAN SEMENTARA LOKASI Kelurahan : Mataram Barat Kecamatan : Mataram Kota Propinsi Kategori Tim : Mataram : Nusa Tenggara Barat : Partisipasi Perempuan Rendah : Ary Wahyono dan Marini Purnomo Kelurahan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang
Lebih terperinciBAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN
38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran
Lebih terperinciPENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI
PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI Penjelasan VI terdiri dari dua bagian, yaitu Penulisan Usulan Desa dan Verifikasi. Bagian penulisan usulan berisi penjelasan tentang cara menuliskan usulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan merupakan makhluk sosial yang membutuhkan pengakuan dan penghormatan untuk memosisikan dirinya sebagai manusia yang bermartabat. Dalam pandangan politik
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN SEKELOA KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG
EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN SEKELOA KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang di rancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat
Lebih terperinciBAB VII PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL DI DESA PANGRADIN TERHADAP PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL (PPAN)
83 BAB VII PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL DI DESA PANGRADIN TERHADAP PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL (PPAN) 7.1 Persepsi Masyarakat Umum Desa Pangradin Terhadap Program Pembaharuan Agraria Nasional (PPAN)
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI PASURUAN TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA
1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI PASURUAN TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Gambaran Umum Wilayah Studi (1.1) Kondisi Geografis PASURUAN termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 banyak menyebabkan munculnya masalah baru, seperti terjadinya PHK secara besar-besaran, jumlah pengangguran
Lebih terperinci2015 PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberdayaan yang terjadi di masyarakat sering dikaitkan dengan beberapa orang yang ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang diikuti dalam berbagai pembelajaran
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE
50 BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 6.1 Karakteristik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pada umumnya telah banyak kelompok tumbuh di masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat
Lebih terperinciStudi Evaluasi Pennganan Pengaduan Masyarakat P2KP 2009 Page 1
Site Report Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Waktu : 28 Mei 6 Juni 2009 Lokasi : Kota Medan Provinsi Medan I. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kriteria pemilihan kelurahan sasaran penelitian adalah
Lebih terperinciSELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN
SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN Saiapa Dia? RELAWAN 1 Arah Kebijakan Program PENDEKATAN PROJEK PENDEKATAN PROGRAM Realisasi BLM 3 Membangun BKM KSM PJM Nangkis BKM 2 Pemetaan Swadaya 4 BLM PJM Pronangkis
Lebih terperinciBAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG
BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pemerintah Indonesia mulai mencanangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi menciptakan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial
BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran pada hasil Perencanaan Jangka Menengah (PJM) menghasilkan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan
Lebih terperinciKata Pengantar. dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai
Page 0 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke Tuhan yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Lebih terperinciKEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG
KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DESA MADU SARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah utama dalam pembangunan setiap negara, tak terkecuali di Indonesia. Segala upaya dilakukan pemerintah untuk menekan angka kemiskinan.
Lebih terperinciUSULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF
USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF Nama Alamat : Ronggo Tunjung Anggoro, S.Pd : Gendaran Rt 001 Rw 008 Wonoharjo Wonogiri Wonogiri
Lebih terperinciKEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM
KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).
Lebih terperinciADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK
ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK Kemiskinan merupakan permasalahan kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai factor yang saling berkaitan antara lain tingkat Pendapatan, kesehatan, pendidikan,
Lebih terperinciProgram Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya
Lebih terperinciTATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP
TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk
Lebih terperinciPROFIL LKM MUTIARA SEJAHTERA KELURAHAN MUTIARA KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA
PROFIL LKM MUTIARA SEJAHTERA KELURAHAN MUTIARA KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA IDENTITAS LKM Nama LKM : MUTIARA SEJAHTERA Alamat : Jl. Budi Utomo, Lingkungan VI Kel. Mutiara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan yang menjabarkan pernyataan singkat hasil temuan penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Kesimpulan penelitian akan dimulai
Lebih terperinciBAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET TENTANG PEDULI DARI POLUSI PENCEMARAN LINGKUNGAN
88 BAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET TENTANG PEDULI DARI POLUSI PENCEMARAN LINGKUNGAN Perubahan pola pikir dalam masyarakat menjadi suatu trend utama dalam suatu pendampingan. Upaya-upaya yang
Lebih terperinciDOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG
DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA
Lebih terperinci