PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

dokumen-dokumen yang mirip
Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Isnawan BP3K Nglegok. 1.. Pengangkutan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

PENANGANAN PASCA PANEN

BAB III SARANA PRASARANA

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah

PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar!

TEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis penelitian, dan (7) Tempat dan waktu penelitian. memperhatikan teknik pengemasan dan suhu penyimpanan (Iflah dkk, 2012).

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM

PENANGANAN PASCA PANEN

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA

PENANGANAN PASCAPANEN

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Jawa sebesar ton (Badan Pusat Statistik, 2014).

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

PENDAHULUAN A. Deskripsi Singkat B. Hasil Belajar 1. Kompetensi Dasar 2. Indikator Keberhasilan

PENGOLAHAN BUAH LADA

SOP PENANGANAN PASCAPANEN MENTIMUN

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan

APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

I. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PASCA PANEN BAWANG MERAH

Kajian Ventilasi Dan Perubahan Suhu Dalam Kemasan Karton Dengan Komoditas Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNOLOGI PASCA PANEN

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

KAJIAN PENGGUNAAN WADAH PENGEMASAN TERHADAP MUTU CABE RAWIT (Capsicum frutescens) YANG DISIMPAN PADA RUANG PENDINGIN ABSTRACT

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial terdiri dari 2 faktor dengan 3

Umur Simpan Dan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Pada Simulasi Transportasi

CABE GILING DALAM KEMASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

PENANGANAN PASCA PANEN III.1. PENANGANAN PASCA PANEN BUAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Pendahuluan

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA

Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih. Vileora Putri Christna 14.I1.0172

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt menciptakan alam dan isinya seperti hewan dan tumbuh. tumbuhan mempunyai hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang

ABSTRACT PENDAHULUAN. Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : X, Vol 5, No 1, Maret 2017 (12-20)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

LAPORAN MAKALAH MK. SISTEM INFORMASI BISNIS (AGB 212) Penanganan Pasca Panen Buah Alpukat (Persea americana Mill) Oleh:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penanganan. Pasca Panen.

PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK PELET KONSENTRAT KELINCI FESES PUYUH. Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si I. PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

[Pemanenan Ternak Unggas]

NAMA TEKNOLOGI/ALAT : Penanganan pasca panen biomassa Alga Spirulina sebagai bahan baku industri non pangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

PENGARUH JENIS BAHAN PENGEMAS DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN SUSUT BERAT CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.)

Kegiatan Pembelajaran 13. Penanganan Pasca Panen Tanaman Sayuran.

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium

RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN (ROPP)

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

PETLAP BUDIDAYA CABE Oleh ; IsnawanBP3K Nglegok. Setelah mengikuti pembelajaran peserta terampil membuat benih cabe

Transkripsi:

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai dari pemanenan sampai pengangkutan harus dilakukan secara hati-hati, Jika tidak maka penanganan akan membuat cabai mudah rusak dan menyebabkan penyusutan terhadap bobot cabai. Jumlah kerusakan yang terjadi mulai dari lapangan sampai ke tingkat pengecer sebesar 23 % (Suyanti, 2007). Kerusakan yang terjadi pada cabai dapat terjadi secara mekanis dan fisik. Kerusakan mekanis umumnya terjadi selama pengemasan dan pengangkutan dan kerusakan fisik dapat disebabkan oleh lingkungan tempat penyimpanan cabai terlalu lembab (90%) atau suhu tropis yang tinggi. Kerusakan fisik ini ditandai dengan membusuknya cabai segar yang disimpan. Kelembaban lingkungan tidak boleh kurang dari 80% karena bisa menyebabkan cabai kering sehingga cabai tampak keriput dan terlihat tidak segar lagi. Akibat dari kerusakan mekanis dan fisik ini tentunya sangat merugikan. Oleh karena itu, agar cabai dapat dipertahankan kualitasnya sampai ketangan pembeli, diperlukan penanganan yang baik dari mulai panen sampai pasca panen. B. Tujuan Tujuan dilakukan penanganan pasca panen adalah untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas serta memudahkan dalam pengangkutan dan pemasaran. 1

II. PENANGANAN PASCA PANEN Agar buah cabai tetap segar pada saat dijual, sebaiknya buah cabai yang telah masak sempurna (100% merah) harus segera dipasarkan. Tetapi pemasaran dapat ditunda atau buah yang akan dipasarkan jaraknya jauh, buah cabai dipanen pada saat buah matang hijau (merahnya belum merata). Buah yang akan diolah, dipanen setelah matang penuh. Penanganan pasca panen cabai dapat dilakukan berdasarkan prinsip GHP (Good Handling Practices). GHP adalah cara penanganan pasca panen yang baik yang berkaitan dengan penerapan teknologi serta cara pemenfaatan sarana dan prasarana yang digunakan. GHP meliputi pelaksanaan kegiatan penanganan pascapanen produk pertanian secara baik dan benar, sehingga mutu produk dapat dipertahankan, menekan kehilangan karena penyusutan, kerusakan dan memperpanjang masa simpan dengan tetap menjaga status produk yang tangani. Sebelum didistribusikan, cabai yang telah dipanen harus melalui rangkaian proses pasca panen yang meliputi kegiatan sortasi, curing, pengemasan dan penyimpanan. A. Sortasi Sortasi dilakukan untuk memisahkan antara cabai yang rusak (busuk, patah, memar) dengan cabai yang baik. Sirtasi bertujuan untuk memperoleh hasil yang berkualitas baik dengan tingkat kematangan yang seragam. B. Curing Curing dilakukan untuk memaksimalkan pembentukan dan kestabilan warna cabai sebelum diolah. Tujuannya untuk membuang panas lapang. Biasanya para petani melakukan curing dengan cara menghamparkan cabai yang dipanen di tempat teduh. 2

C. Pengemasan Pengemasan cabai dilakukan untuk melindungi cabai dari kerusakan selama pengangkutan. Kemasan dibuat berbagai bahan dan bentuknya disesuaikan dengan kapasitas cabai yang akan dikemas. Untuk pasar luar negeri (ekspor) dikemas menggunakan boks karton dan cabai disusun memenuhi volume boks kemasan. Kemasan diberi ventilasi udara sehingga tidak tertutup sama sekali. Pada bagian luar kemasan diberi label dengan gambar agar lebih menarik.(gbr.1) Gambar 1. Cabai dalam kemasan boks karton Untuk pemasaran antar kota, petani mengemas cabai biasanya menggunakan jaring kapasitas kira-kira 25-50 kg. Kemasan yang biasanya: 1. Kerancang bambu ukuran alas 40 cm, tinggi 44 cm diameter tutup 50 cm 2. Kemasan karton ukuran 35 x 40 x 50 cm yang ke enam sisinya diberi lubang sirkulasi udara (diameter 1 cm jarak antara titik lubang 10 cm). 3. karung plastik Ketiga kemasan diatas idealnya mampu menampung cabai sekitar 20 25 kg. Jika lebih dari 25 kg cabai bagian bawah dapat mengalami kerusakan. Menurut Setyowati dan Budiarti (1992) Kemasan yang terlalu besar dapat menurunkan mutu cabai terutama yang berasa dibagian bawah. 3

Sebelum dilakukan pengemasan, buah cabai terlebih dahulu dicuci lalu dilakukan perendaman dengan larutan klorin (natrium hypo chlorid atau metabisulfit) 0,05% (0,05/100 x 1000 ml =0,5 gr/l).(gbr.2) (gbr.3) Gambar 2. Pencucian cabai dan pengering anginan sebelum dikemas Gambar 3. Penimbangan sebelum dikemas 4

Selain kemasan di atas, kemasan yang lain dapat digunakan adalah: 1. Plastik LDPE, disimpan dengan suhu kamar dapat dipertahankan selama 1 minggu dengan cara membuat pola 16 titik. (gbr.4 & 5) (gbr.6) Gambar 4. Plastik LDPE Gambar 5. Pola 16 titik Gambar 6. Pengemasan dalam plastik LDPE 2. Stereoform, disimpan pada suhu kamar dapat dipertahankan selama 2 minggu (gbr.7) 5

Gambar 7. Pengemasan dengan stereoform 3. Daun pisang lakukan dengan suhu kamar dapat dipertahankan selama 1 minggu (gbr.8) Gambar 8. dengan menggunakan daun pisang Pengemasan D. Penyimpanan Penyimpanan cabai merah pada ruang penyimpanan bersuhu 8 12 0 C dengan kelembaban 90 95 % dapat mempertahankan masa simpan selama 3-8 hari. Cara terbaik untuk menyimpan cabai merah segar adalah dengan penyimpanan dingin. Menurut Asgar A.(2009) Penyimpanan dingin bertujuan untuk menekan tingkat perkembangan mikroorganisme dan perubahan biokimia Berdasarkan jenis bahan pengemas, daun pisang memberikan kualitas terbaik dalam penyimpanan cabai merah segar kemasan dikarenakan daun pisng memberikan nilai susut bobot terendah dan memberikan nilai tertinggi dalam mempertahankan kadar air, vitamin c, nilai uji organoleptik, tekstrur, warna dan aroma (Sembiring, 2009 dalam Sunarmani, 2012). Menurut, Sembiring (2009) dalam Sunarmani (2012) lama penyimpanan yang memberikan kualitas terbaik cabai merah dalam kemasan direkomendasikan selama 1 minggu. Semakin lama penyimpanan maka susut bobot semakin 6

meningkat. Pengemas yang direkomendasikan adalah daun pisang dan disimpan dalam pendingin selama 4 minggu. III. PENUTUP Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai dari pemanenan sampai pengangkutan harus dilakukan secara hati-hati, Jika tidak maka penanganan akan membuat cabai mudah rusak dan menyebabkan penyusutan terhadap bobot cabai. Kerusakan pada cabai dapat secara mekanis dan fisik. Akibat dari kerusakan mekanis dan fisik ini tentunya sangat merugikan. Oleh karena itu, agar cabai dapat dipertahankan kualitasnya sampai ketangan pembeli, diperlukan penanganan yang baik dari mulai panen sampai pasca panen. Penanganan pasca panen cabai dapat dilakukan berdasarkan prinsip GHP (Good Handling Practices). GHP adalah cara penanganan pasca panen yang baik yang berkaitan dengan penerapan teknologi serta cara pemenfaatan sarana dan prasarana yang digunakan. Sebelum didistribusikan, cabai yang telah dipanen harus melalui rangkaian proses pasca panen yang meliputi kegiatan sortasi, curing, pengemasan dan penyimpanan. Bahan yang digunakan sebagai kemasan adalah keranjang bambu, karton, karung plastik. Selain itu, untuk kapasitas yang relatif sedikit, bahan kemasan yang dapat digunakan adalah plastik LDPE, stereoform dan daun pisang. 7

DAFTAR PUSTAKA Asgar A. (2009). Penanganan Pascapanen Beberapa Jenis Sayuran. Makalah Linkage ACIAR-SADI. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang. Sembiring, N.N. (2009). Pengaruh Jenis Bahan Pengemas Terhadap Kualitas Produk Cabai Merah (Capsicum annum L). Tesis Pascapanen Universitas Sumatera Utara, Medan. Setyowati R.N. dan A. Budiarti (1992). Pascapanen Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta. Sunarmani (2012). Teknologi Penanganan Pascapanen Cabai. Makalah Pelatihan Spesialisasi Widyaiswara 9-15 April 2012. BBPP Pascapanen Pertanian, Bogor. Suyanti (2009). Membuat Aneka Olahan Cabai. Cetakan 2. Penebar Swadaya, Jakarta. 8