35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu mengumpulkan data dengan cara mencacah pengumpulan data yang dikumpulkan. Penelitian kuantitatif menguji datanya dengan cara menggunakan hitungan statistik. Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat. Dengan tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Yaitu penelitian atau penelaahan hubungan dua variabel atau lebih pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Soekidjo, 2002) yaitu untuk mencari hubungan gaya komunikasi pimpinan dengan motivasi kerja karyawan. Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (S. Suryabrata, 1997). 3.2. Metode Penelitian Pada tujuan penelitian, peneliti ingin mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan gaya komunikasi pimpinan dengan motivasi kerja karyawan. Oleh karena itu, dalam meneliti masalah ini peneliti akan menggunakan metode 35
36 penelitian survei, dimana nantinya peneliti akan melakukan survey mengenai permasalahan tersebut di BlackCat Jazz Restaurant. Menurut Masri Singarimbun, penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari salah satu populasi yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survey ini digunakan untuk maksud menjelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Salah satu keuntungan utama dari penelitian ini adalah mungkinnya pembuatan generelisasi untuk populasi yang besar. 33 Dalam penelitian survey data atau informasi dikumpulkan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada para responden (nara sumber), adapun responden dalam penelitian ini adalah karyawan Black Cat Jazz Restaurant. Data yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner, yang mana kuesioner tersebut hanya berisikan tentang pengaruh gaya komunikasi pimpinan terhadap motivasi kerja pegawai di Black Cat Jazz Restaurant. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Hermawan Warsito menyatakan, populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian.unsur atau elemen populasi tersebut merupakan suatu analisa. 33 Masri Singarimbun & Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1989, hal 25
37 Populasi dalam penelitian ini berjumlah 37 orang yaitu seluruh karyawan tetap dan karyawan dalam masa percobaan atau probession di BlackCat Restaurant, dengan pembagian sebagai berikut : 34 1. Manager Level : 4 orang 2. Assistant Marketing Manager : 3 orang 3. Supervisor Level : 2 orang 4. Staff Level : 28 orang + 37 orang 3.3.2. Sampel Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam penelitian. Pengertian sampel itu sendiri adalah wakil dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya, dengan kata lain sample adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Sedangkan sampling adalah jumlah dari keseluruhan objek yang akan diteliti. 35 Dalam penelitian ini diambil 28 sampel kecuali pimpinan dari jumlah populasi karena yang akan diteliti hanya staff karyawan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan Teknik Sampling Jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi realtif kecil, kurang dari 30 orang. 34 Sumber dari Data Kepegawaian PT. Segi Empat Merah (BlackCat Jazz Club) tahun 2009, HRD Dept. 35 Kartini Kartono, Pengantar Metode Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1996, hal 146
38 Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. 36 Hal ini didasarkan pada metode pengambilan sampel yang ideal, yaitu: a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti. b. Dapat menentukan presisi atau kesalahan baku dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku dari yang diperoleh. c. Sederhana, hingga mudah dilaksanakan. d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendahrendahnya. Dalam penelitian ini, peneliti telah mempertimbangkan faktor derajat keseragaman (Degree of Homogenety) dari populasi dalam menentukan besarnya sample. Makin seragam populasi itu, makin kecil sampel yang dapat diambil. Apabila populasi itu seragam sempurna (completely homogeneous), maka satu-satuan elementer saja dari seluruh populasi itu sudah cukup representatif untuk diteliti. 36 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, ALFABETA, Bandung, 2007, hal 61
39 3.4 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep 3.4.1 Definisi Konsep 1. Gaya komunikasi Adalah perilaku komunikasi yang dilakukan seseorang dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan respons dari orang lain terhadap pesan organisasional yang disampaikan. 2. Pimpinan Pimpinan di BlackCat Jazz Restaurant yang dimaksud adalah Manager Level yang bertanggung jawab untuk menangani kegiatan komunikasi perusahaan baik kegiatan komunikasi internal dan kegiatan komunikasi eksternal perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. 3. Motivasi Adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dan motivasi merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberi daya, memberi arah dan memelihara tingkah laku. 4. Karyawan Adalah pihak pekerja dalam hal ini adalah bawahan yaitu pekerja tetap maupun pekerja yang masih dalam masa percobaan atau masa probession. Bawahan yang menjalankan kewajiban-kewajiban dan tugas-tugasnya, dimana perintah-perintah penugasan datangnya dari pihak pimpinan.
40 3.4.2 Operasionalisasi Konsep Dari operasionalisasi diatas, diperlukan indikator-indikator dari masingmasing variabel yang memungkinkan untuk diuji. Berikut ini adalah dimensidimensi dan indikator-indikator dari masing-masing variabel. Variabel Dimensi Indikator Skala 1. Gaya 1. Controlling Pimpinan menekankan komunikasi Skala Komunikasi Style satu arah Interval Pimpinan selalu menggunakan sangat kekuasaan dan wewenangnya setuju=5 Pimpinan mengendalikan perilaku setuju=4 pegawainya Pimpinan lebih suka memerintah kepada pegawainya ragu-ragu=3 tidak setuju=2 sangat tidak 2. Equalitarian Pimpinan menekankan komunikasi setuju=1 Style dua arah Pimpinan sangat terbuka, bersedia menerima pendapat dan gagasan pegawai Pimpinan menekankan pengertian bersama. Pimpinan memiliki sikap kepedulian yang tinggi Pimpinan memiliki kemampuan membina hubungan yang baik
41 dengan pegawainya 3. Structuring Style Pimpinan selalu melakukan pemantapan sruktur organisasi Pimpinan menerapkan peraturan atau prosedur yang berlaku 4. Dynamic Style Pimpinan mampu mengendalikan perilaku pegawainya Pimpinan bersifat agresif 5. Relinquishing Style Pimpinan lebih bersifat terbuka, bersedia menerima pendapat atau gagasan dari pegawai. Pimpinan menekankan pengertian bersama. 6. Withdrawal Style Pimpinan lebih bersifat untuk menghindari komunikasi Pimpinan mengesampingkan kekerjasamaan atau independent Pimpinan bersifat mengalihkan persoalan yang terjadi
42 2. Motivasi Kebutuhan yang a. Prestasi : Skala Kerja berkaitan dengan Karyawan terpacu untuk Interval Karyawan kepuasan kerja menunjukkan hasil kerja terbaiknya sangat - setuju=5 b. Penghargaan : setuju=4 Karyawan mendapat penghargaan yang sesuai dengan prestasi ragu-ragu=3 kerjanya tidak Karyawan mendapat pengakuan atas setuju=2 hasil kerjanya oleh pimpinan dan rekan sangat tidak setuju=1 c. Tanggung jawab : Karyawan tetap bekerja dengan baik tanpa harus selalu diawasi pimpinan Karyawan tidak menunda pekerjaan yang dapat diselesaikannya d. Kemajuan atau promosi : Karyawan mendapat kesempatan mengembangkan kemampuan Karyawan mendapat kesempatan untuk dipromosi pada kemajuan kerja karyawan. e. Pekerjaan itu sendiri : Karyawan merasa pekerjaannya
43 sangat berarti bagi dirinya Karyawan merasa pekerjaan yang dilakukannya memang pekerjaan yang diinginkannya. f. Pengembangan potensi individu : Karyawan mendapat dukungan dalam meraih jenjang karir yang lebih tinggi Karyawan mendapat pelatihanpelatihan yang sesuai dengan keahlian dan pekerjaan 3.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data secara : 3.5.1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok, organisasi. Data primer diperoleh langsung melalui observasi, hasil wawancara dengan karyawan di lapangan, serta melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner adalah merupakan teknik pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang diajukan kepada suatu pihak dan diisi oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti (responden).
44 Adapun kuesioner yang akan diberikan adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan. 37 Jawaban-jawaban dari pertanyaan kemudian diberi skor sebagai berikut : 1. Sangat Setuju diberi skor 5 2. Setuju diberi skor 4 3. Ragu-Ragu diberi skor 3 4. Tidak Setuju diberi skor 2 5. Sangat Tidak Setuju dilakukan diberi skor 1 Sehingga responden tinggal memilih satu jawaban yang dianggap benar. 3.5.2 Data Sekunder a. Studi Pustaka Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Data sekunder diperoleh dari literatur berupa pedoman dan tulisan - tulisan lain yang relevan dengan penelitian seperti struktur organisasi, visi dan misi perusahaan, jumlah dan nama karyawan, umur, pendidikan dan jabatan karyawan. Pengumpulan data yang dilakukan dengan studi kepustakaan yaitu peneliti melakukan pengumpulan data-data yang disimpan oleh bagian divisi Public Relations BlackCat Jazz Restaurant seperti : 37 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 1999, hal 86
45 Company Profile, catatan perkuliahan, serta sumber-sumber data lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian. b. Observasi secara langsung Observasi ini dilakukan pada saat riset awal untuk melihat hubungan gaya komunikasi pimpinan dengan motivasi kerja karyawan yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung ke objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai kegiatan internal pegawai di Black Cat Jazz Restaurant dan dari hasil wawancara dengan karyawan di lapangan mengenai gaya komunikasi dan motivasi kerja karyawan di Black Cat Jazz Restaurant. 3.6. Teknik Analisa Data Untuk mengukur kadar penelitian data jawaban responden dipergunakan skala. Skala adalah ukuran gabungan yang didasarkan pada struktur intensitas pertanyaan-pertanyaan. 38 Secara operasional pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. Skala interval adalah keseluruhan variabel akan disummated-ratingkan, dimana setiap jawaban diberi skor berurutan dengan jarak yang sama. 3.6.1 Koefisien Korelasi Koefisien korelasi berguna untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variable bebas (variable X) dan variable tidak bebas (variable Y). Dimana variable X adalah gaya komunikasi pimpinan sebagai variable yang 38 Singarimbun, Op.Cit., hal 111
46 mempengaruhi, dan variable Y adalah motivasi kerja pegawai sebagai variable yang dipengaruhi. Dengan menggunakan rumus ini kita dapat melihat kuat atau lemahnya hubungan antara gaya komunikasi pimpinan (variable X) dan motivasi kerja pegawai (variable Y). Maka rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi ( rxy ) adalah sebagai berikut : r xy = N. x 2 N. xy x. y 2 2 2 ( ) ( ) x. N. y y Keterangan : rxy n : Koefisien Korelasi linier : Jumlah Sampel Nilai koefisien korelasi r berkisar antara -1 sampai +1, yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut : Jika r > 0, : artinya telah terjadi hubungan linier positif, yaitu semakin besar nilai variable X (independen), semakin besar pula nilai variable Y (dependen) atau sebaliknya, semakin kecil nilai variable X (independen), semakin kecil pula nilai variable Y(dependen). Jika r < 0, : artinya telah terjadi hubungan linier negative, yaitu semakin kecil nilai varaibel X (independent), maka semakin besar nilai variable Y (dependen) atau sebaliknya, semakin besar nilai variable X (independen), semakin kecil nilai variable Y (dependen).
47 Jika r = 0, : artinya tidak ada hubungan sama sekali antara varaibel X (independen) dengan variable Y (dependen). Jika r = +1 : atau r = -1, artinya telah terjadi hubungan linier sempurna, sedangakan untuk nilai r yang semakin mengarah ke angka 0 maka hubungan semakin melemah. Dan untuk penafsiran yang lebih pasti dalam menilai r, Guilford menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut : Kurang dari 0.20 : Hubungan rendah sekali, lemah sekali 0.20-0.40 : Hubungan rendah, tetapi pasti 0.40-0.70 : Hubungan yang cukup berarti 0.70-0.90 : Hubungan sangat tinggi, kuat Lebih dari 0.90 :Hubungan sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan 3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Valid adalah dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur. 39 39 Husein Umar, Metode Riset Komunikasi Organisasi, Gramedia Pusaka Utama, Jakarta, 2002, hal 72
48 Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data ( mengukur ) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Dalam penelitian ini, uji validitas akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 12 yang akan dilihat dari hasil korelasi Pearson Product Moment. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menguji kesahihan item pernyataan yang terdapat pada kuesioner, yaitu dengan jalan menghitung koefisien korelasi Pearson dari tiap-tiap pernyataan dengan skor total yang diperoleh. Koefisien korelasi masing-masing item kemudian dibandingkan dengan angka kritis r yang ada pada tabel kritis r product moment sesuai dengan derajat kebebasannya dan tingkat signifikansinya. Bila koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis ( 0,3172) maka suatu pernyataan dianggap valid. (Hadi, 1998 ) Sebaliknya jika koefisien korelasi lebih kecil dari nilai kritisnya ( 0,3172) maka suatu pernyataan dianggap tidak valid. Dari tampilan output SPSS terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator ( X1, X2, X3, X4, X5, dsb ) terhadap total skor konstruk (Total) menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikannya di bawah 0,05 atau ada tanda bintang (*) pada kolom Total yang mempunyai arti : 1. Tanda bintang satu (*) : Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed) (Korelasi signifikan pada level 0.05)
49 2. Tanda bintang dua (**) : Correlation is significant at the 0.01 level (2- tailed) (Korelasi signifikan pada level 0.01) 1. Uji Validitas untuk Variabel X ( Gaya Komunikasi Pimpinan ) Pertanyaan r hitung r tabel Hasil 1.470 0,3172 Valid 2.399 0,3172 Valid 3.584 0,3172 Valid 4.542 0,3172 Valid 5.326 0,3172 Valid 6.336 0,3172 Valid 7.299 0,3172 Valid 8.452 0,3172 Valid 9.536 0,3172 Valid 10.485 0,3172 Valid Dari data SPSS di atas di dapatkan r hitung lebih besar dari r tabel bahwa variabel valid. Data selanjutnya adalah data mengenai uji validitas untuk Variabel Y ( Motivasi Karyawan ) 2. Uji Validitas untuk Variabel Y ( Motivasi Karyawan ) Pertanyaan r hitung r tabel Hasil 1.810 0,3172 Valid 2.365 0,3172 Valid 3.478 0,3172 Valid 4.430 0,3172 Valid 5.526 0,3172 Valid 6.544 0,3172 Valid 7.413 0,3172 Valid 8.592 0,3172 Valid 9.628 0,3172 Valid Berdasarkan pretest nomor 7, 8, 9, 14, 15, 16 (variabel X) dan nomor 10 (variabel Y) adalah tidak valid maka tidak dimasukkan dengan hasil nilai yang tercantum di bawah ini :
50 Variabel X Variabel Y 7 -.071 0,3172 Tidak Valid 8.114 0,3172 Tidak Valid 9.230 0,3172 Tidak Valid 14 -.158 0,3172 Tidak Valid 15 -.107 0,3172 Tidak Valid 16 -.254 0,3172 Tidak Valid 10.175 0,3172 Tidak Valid Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama 40 Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengukuran sekali melalui pengukuran korelasi antara pertanyaan. Uji reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 12 yang akan diukur dengan uji statistik alpha Cronbach (a) dengan ketentuan bahwa variabel yang diteliti dinyatakan reliabel apabila nilai alpha Cronbach (a) adalah diatas r tabel. 41 Atau jika nilai alpha Cronbach (a) lebih besar dari 0,6 maka alat ukur dinyatakan reliabel sebaliknya apabila nilai alpha Cronbach (a) dibawah 0,6 maka alat ukur dinyatakan tidak reliabel. 42 40 Simamora, 2002, hal 63 41 Santoso, 2002, hal 270 42 Nazir, 1998, hal 89
51 Data mengenai uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 12 adalah sebagai berikut : 1. Variabel X (Gaya Komunikasi) Case Processing Summary Cases N % Valid 28 100.0 Excluded (a) 0.0 Total 28 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items.776.777 10 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted X1 29.0000 38.074.470.769.754 X2 28.7857 39.730.399.921.763 X3 28.7143 37.841.584.865.738 X4 29.0000 35.704.542.878.743 X5 28.1429 43.831.326.821.771 X6 28.8571 42.053.336.917.770 X7 28.5714 42.772.299.929.773 X8 28.6429 39.497.452.886.756 X9 28.2857 39.619.536.957.747 X10 28.7143 39.175.485.826.752 Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items 31.8571 47.979 6.92668 10
52 Selanjutnya adalah data mengenai uji reliabilitas variabel Y dengan menggunakan SPSS 12 adalah sebagai berikut : 2. Variabel Y (Motivasi Kerja) Case Processing Summary Cases N % Valid 28 100.0 Excluded (a) 0.0 Total 28 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items.798.832 9 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Y1 26.0714 31.032.810.788.732 Y2 26.0000 36.889.365.648.793 Y3 26.8571 32.571.478.706.783 Y4 26.2143 33.508.430.639.791 Y5 25.5714 40.698.526.654.793 Y6 25.1429 38.794.544.474.783 Y7 26.3571 34.757.413.501.790 Y8 26.0000 35.852.592.645.769 Y9 27.2143 30.989.628.620.757 Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items 29.4286 43.217 6.57396 9