LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( L A K I P ) PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012

PENGADILAN AGAMA BANGLI

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

PENGADILAN NEGERI MEDAN (NIAGA, HAM, PHI, PERIKANAN DAN TIPIKOR) JL. PENGADILAN NO.8 MEDAN

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KERJA

PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA WONOSARI NOMOR : W12-A4/0199/HM.00/I/2014 TENTANG

BAB II PERE CA AA DA PE ETAPA KI ERJA

PENGADILAN AGAMA MAGELANG Jl. Sunan Giri, Kel. Jurangombo Selatan Kec. Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah Telp/Fax. (0293) /

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KODE KRITERIA PENILAIAN WEBSITE PENGADILAN TK. BANDING DAN PENGADILAN TK. PERTAMA

KATA PENGANTAR. Madiun, 13 Pebruari 2013 Ketua Pengadilan Agama Kab. Madiun, TTD. Drs. H. AMAM FAKHRUR, SH.,MH. NIP

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. sebagaimana diatur dalam Intruksi Presiden R.I. Nomor 7 Tahun 1999 tentang

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011

MAHKAMAH AGUNG RI DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA

Kepada Yth. Ketua Pengadilan Agama Se Jawa Tengah

No MENU KODE A INFORMASI YANG WAJIB DIUMUMKAN SECARA BERKALA A1 Informasi Profil dan Pelayanan Dasar Pengadilan 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Dengan mengacu pada peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

KATA PENGANTAR. Tabanan, 04 Januari 2017 Pengadilan Agama Tabanan, Drs. Zainal Arifin, M.H. NIP

BAB I PENDAHULUAN. LAKIP Tahun 2012 Pengadilan Agama Kabupaten Madiun

PENGADILAN AGAMA PRAYA

PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi

MAKLUMAT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENGADILAN AGAMA LABUHA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Agama Kebumen Tahun 2013

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;;

PENGADILAN AGAMA RANTAUPRAPAT

RIVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

PENGADILAN AGAMA PRAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

KATA PENGANTAR. Assalamu alikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Pengadilan Agama Banyuwangi Tahun 2016 Halaman 1

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

JALAN MERDEKA LINGKUNGAN I NOMOR 497, SEKAYU. : : WEBSITE TELEPON/ FAKSIMILI : /

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NGANJUK Nomor : W13-A22/25/OT.00/SK/I/2015

SOP PERMINTAAN INFORMASI

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Nomor : W13-A7/2/OT.00/SK/I/2016

Kata Pengantar. Bojonegoro, 30 Desember 2011 Ketua Pengadilan Agama Bojonegoro, H. MOCH. THA IF AS, S.H. NIP

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA)

RL/LAKIP 2011/PTA Samarinda-2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI DENPASAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PENGADILAN AGAMA SOLOK. Jl. KAPTEN BAHAR HAMID LAING KOTA SOLOK

Reviuw Renstra Pengadilan Agama Tebing Tinggi BAB I PENDAHULUAN

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

8. Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN

LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH JANTHO

LAPORAN PENGADILAN AGAMA MOJOKERTO AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( L A K I P ) TAHUN 2011

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Kabupaten Sanggau merupakan bagian dari Propinsi Kalimantan Barat yang. pada awalnya mempunyai luas wilayah km² berdasarkan Undang-Undang Nomor

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN

LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH JANTHO

2. Indikator Kinerja Utama

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

PENGADILAN AGAMA SERUI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA KEBUMEN

EXECUTIVE SUMMARY ( IKHTISAR EKSEKUTIF )

Pengadilan Agama Bangkalan

PENGADILAN AGAMA NGAWI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI DENPASAR

Sasaran Strategis I Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Indikator Kinerja Target Realisasi

(LKjlP) Pengadilan Agama Pangkalpinang tahun 2016, yang intinya memuat laporan

LKjIP TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

KATA PENGANTAR. Nganjuk, 28 Pebruari 2015 Ketua Pengadilan Agama Nganjuk. Drs. H. ADNAN QOHAR, S.H.,M.H NIP

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

PENGADILAN AGAMA SRAGEN KLAS IB

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

PENGADILAN AGAMA SRAGEN KLAS IB

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA SUBANG

0 34 halaman L A K I P T a h u n P e n g a d i l a n A g a m a B a l i g e

PENGADILAN AGAMA DEMAK

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA KEBUMEN

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA SANGGAU NOMOR: W14-A4/113.a/OT.01/I/2017. Tentang PENETAPAN REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA SANGGAU

menjadi kewenangan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) PENGADILAN AGAMA SUBANG TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

REVIU RENSTRA

PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG

Transkripsi:

PENGADILAN AGAMA LAMONGAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( L A K I P ) PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN

KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Instansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun ini sesuai dengan Sistem Akuntabilitas. Laporan ini adalah Laporan Akuntabilitas Pengadilan Agama Lamongan Tahun untuk Kementerian/Lembaga (LAKIP di lingkungan Pemerintah Pusat), yang berisi tentang informasi pertanggungjawaban kinerja tugas pokok dan fungsi dalam rangka pencapaian visi, misi dan sasaran yang telah ditetapkan oleh Pengadilan Agama Lamongan tahun beserta uraiannya yang meliputi kegiatan Pengadilan Agama Lamongan tahun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai perbaikan kinerja kami di tahun yang akan datang dengan potensi yang ada dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Peradilan Agama, serta berguna bagi semua pihak terkait. Lamongan, 31 Januari 2013 Panitera/Sekretaris Pengadilan Agama Lamongan, H. Syaifuddin Latief, S.H. NIP. 19570105 197903 1 001 LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman i

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Ikhtisar Eksekutif Bab I Pendahuluan 1 A. Latar Belakang 1 B. C. D. Tugas dan Fungsi 1. Kedudukan 2. Tugas Pokok dan Fungsi Struktur Organisasi Sistematika Penyajian 2 2 2 5 6 Bab II Perencanaan dan Penetapan 7 A. Rencana Strategis Tahun 2010 s/d 2014 1. Visi dan Misi 2. Tujuan dan Sasaran Strategis 3. Program Utama dan Kegiatan Pokok B. Rencana Tahun 2013 15 C. Penetapan Tahun 17 Bab III Akuntabilitas 19 A. Pengukuran 19 B. C. Analisis Akuntabilitas Akuntabilitas Keuangan 21 40 BAB IV Penutup 42 A. Simpulan 42 B. Saran 43 LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Lamongan 2. Indikator Utama Tahun 3. Rencana Tahunan Tahun 2013 4. Rencana Tahunan Tahun 2014 5. Matriks Rencana Strategis Tahun 2010-2014 6. SK Tim Penyusunan LAKIP PA Lamongan Tahun i ii iii 7 7 9 10 vi vi vii ix xi xiii xv LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman ii

IKHTISAR EKSEKUTIF Pengadilan Agama sebagai salah satu Kekuasaan Kehakiman sudah tidak dapat diragukan keberadaannya sebagaimana tercantum dalam pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang telah diamandemen. Sebagai salah satu kekuasaan kehakiman, Pengadilan Agama harus selalu berusaha untuk menjadi pengadilan yang menerapkan prinsip-prinsip peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan, adil, efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Prinsip Pengadilan yang terbuka (transparan) merupakan salah satu prinsip pokok dalam sistem peradilan di dunia. Keterbukaan merupakan kunci lahirnya akuntabilitas (pertanggungjawaban). Melalui keterbukaan (transparansi), hakim dan pegawai Pengadilan akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Sebagai pelaksanaan dari prinsip keterbukaan dan akuntabilitas tersebut disusunlah Laporan Akuntabilitas Pengadilan Agama Lamongan. Seluruh Program Kerja Pengadilan Agama Lamongan disusun berdasarkan sasaran dan target kinerja yang telah ditetapkan dengan mengacu pada Reformasi Birokrasi dan Cetak Biru 2010-2035 Mahkamah Agung Republik Indonesia. Secara umum, tingkat realisasi terhadap target kinerja pada Pengadilan Agama Lamongan pada tahun adalah sebagai berikut : NO SASARAN SETRATEGIS 1 Terwujudnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel INDIKATOR TARGET REALISASI a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan CAPAIAN % 76% 76% 97% 97% LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman iii

2 Terselesaikannya Administrasi perkara yang efektif, efisien, dan akuntabel d. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu. e. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan layanan Posbakum f. Persentase Perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling. g. Persentase putusan yang diunggah (upload) ke website. h. Persentase Pelayanan Meja Informasi i. Persentase Minutasi Berkas Perkara a. Persentase penyelesaian administrasi penerimaan perkara. b. Persentase perkara yang disidangkan c. Persentase penyelesaian administrasi putusan perkara. d. Persentase penyampaian salinan putusan kepada para pihak tepat waktu. 0% 0% 95% 91,8% 96,6% 97% 96,7% 99,7% LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman iv

3 Terwujudnya penyelesaian perkara melalui mediasi 4 Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada hukum melalui tindakan penegakan hukum dibidang peradilan. e. Persentase akta cerai yang diterbitkan f. Persentase proses penyerahan akta cerai kepada para pihak. Persentase mediasi yang berhasil Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum: - Banding 99,6% 99,6% - Kasasi 80% 80% - Peninjauan Kembali 5 Terwujudnya pelaksanaan Pengawasan internal yang efektif dan efisien 6 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 80% 0% 0% 0% 0% Dengan demikian hampir seluruh hasil capaian kinerja sasaran telah dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hanya ada ada 5 (lima) indikator tidak tercapai yaitu : 1. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan. 2. Persentase putusan yang diunggah (upload) ke website. 3. Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum Banding. 4. Presentase perkara yang disidangkan 5. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti. Dan dapat menjadi bahan perbaikan untuk tahun 2013. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman v

A BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam Liingkungan Peradilan Umum, Lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Dengan dicantumkannya Peradilan Agama dalam konstitusi tersebut sudah tidak dapat diragukan lagi keberadaan Pengadilan Agama di Republik Indonesia sebagai salah satu Badan Kekuasaan Kehakiman. Sebagai pelaksanaan dari pasal 24 ayat (2) undang-undang dasar tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dimana dalam pasal 13 ayat (1) undang-undang tersebut dinyatakan bahwa orgasinasi, administrasi dan finansial Mahkamah Agung dan peradilan di bawahnya berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung, dan sejak saat itu Peradilan Agama berada dalam satu atap dalam lingkungan kekuasaan Mahkamah Agung. Perubahan besar telah terjadi pula pada lingkungan Peradilan Agama yaitu dengan lahirnya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dimana ditegaskan kembali tentang pembinaan tehnis peradilan, organisasi, administrasi dan finansial Pengadilan Agama dilakukan oleh Mahkamah Agung, tetapi yang tidak kalah pentingnya yaitu ditambahnya tugas dan wewenang Pengadilan Agama yaitu dapat mengadili perkara Zakat, Infaq, dan Ekonomi Syari ah. Untuk adanya pengaturan yang lebih konprehensif terutama tentang pengaturan pengawasan hakim dan sebagainya maka undang-undang nomor 4 tahun 2004 teleh diganti dengan undang-undang nomor 48 tahun 2009. Sedangkan untuk Pengadilan Agama, undang-undang nomor 7 tahun 1989 telah diubah untuk kedua kalinya yaitu dengan undang-undang nomor 50 tahun 2009 yang dimaksudkan untuk memperkuat prinsip dasar dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman, yaitu agar prinsip kemandirian peradilan LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 1

dan prinsip kebebasan hakim dapat berjalan paralel dengan prinsip integritas dan akuntabilitas hakim. Prinsip pengadilan yang terbuka (transparan) merupakan salah satu prinsip pokok dalam sistem peradilan di dunia. Keterbukaan merupakan kunci lahirnya akuntabilitas (pertanggungjawaban). Melalui keterbukaan (transparansi), hakim dan pegawai pengadilan akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Untuk itu sudah merupakan suatu keharusan adanya akuntabilitas kinerja pada setiap instansi pemerintah. B. TUGAS DAN FUNGSI 1. KEDUDUKAN Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor : 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama yang berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi. Pengadilan Agama Lamongan merupakan Yurisdiksi dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. Pengadilan Agama Lamongan terletak di Jl. Panglima Sudirman No.738 B Lamongan yang mempunyai yurisdiksi 477 Kelurahan/Desa dari 27 kecamatan, dengan luas wilayah 1.782,05 Km² dan jumlah penduduk 1.463.801 jiwa. 2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syari ah, sebagaimana diatur dalam pasal 49 Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama. Untuk melaksanakan tugas pokok dan wewenang tersebut, Pengadilan Agama mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi; b. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding, kasasi dan LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 2

peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya; c. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di lingkungan Pengadilan Agama (umum, kepegawaian dan keuangan kecuali biaya perkara); d. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum Islam pada Instansi Pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta sebagaimana diatur dalam pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; e. Memberikan pelayanan penyelesaian permohonan pertolongan pembagian harta peninggalan diluar sengketa antara orang-orang yang beragama Islam yang dilakukan berdasarkan hukum Islam sebagaimana diatur dalam pasal 107 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; f. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti memberikan pertimbangan hukum agama, pelayanan riset/penelitian, pengawasan terhadap advokat/penasehat hukum dan sebagainya, dan; g. Memberikan istbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan pada tahun hijriyah. Disamping itu dalam rangka terwujudnya pelayanan yang prima kepada para pencari keadilan, di Pengadilan Agama Lamongan, maka dalam melaksanakan tugasnya berpedoman pada Standart Operasional Prosedur (SOP), yang telah didiskusikan oleh bagian yang terkait dengan analisa beban kerja yang tertuang dalam Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Lamongan Nomor : W13-A17/2587/OT.01.3/SK/XII/2010., tanggal 1 Desember 2010 sebegai implementasi dari Undang-Undang No.25/2009 tentang Pelayanan Publik yang muatannya antara lain sebagai berikut : 1. Kejelasan proses kerja untuk setiap proses kerja ; 2. Kejelasan tugas, tanggung jawab, target dan pengukuran terhadap hasil kerja dari setiap posisi ; 3. Kejelasan wewenang yang diberikan atau yang dimiliki oleh setiap posisi untuk mengambil keputusan ; 4. Kejelasan resiko dan dampak yang akan muncul bila tugas dan tangung jawab tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya ; 5. Tersedianya sistem pengelolaan organisasi ; 6. Profesionalisme personel peradilan dalam melaksanakan tugas dan tangung jawab utama harus memiliki keterampilan menggunakan sistem- LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 3

sistem yang dibangun. Kondisi-kondisi tersebut diatas secara bertahap akan membawa organisasi menjadi organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing) yang menjadi salah satu tujuan Reformasi Birokrasi. Dalam Standar Operasional (SOP) tersebut, telah diatur Standar Operasional Prosedur tentang : 1. Penerimaan Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama ; 2. Pencatatan/Registrasi perkara masuk, PMH dan PHS ; 3. Pendaftaran perkara dengan pembayaran cuma-cuma (Prodeo) ; 4. Pemanggilan para pihak berperkara, saksi/saksi ahli ; 5. Pemanggilan para pihak berperkara, saksi/saksi ahli, melalui Kementerian Luar Negeri, Media Massa dan Delegasi ; 6. Tata persidangan ; 7. Penyelesaian perkara melalui mediasi ; 8. Penyelesaian perkara oleh Majelis Hakim ; 9. Penyampaian Salinan Putusan ; 10. Pengambilan Salinan Putusan, Penetapan dan atau Akta Cerai oleh pihak berperkara; 11. Penembalian Sisa Panjar Biaya Perkara ; 12. Proses pemberkasan perkara dan minutasi ; 13. Publikasi putusan ; 14. Pengarsipan berkas perkara ; 15. Sita Jaminan, Sita Eksekusi, Eksekusi Riil dan Eksekusi Lelang ; 16. Permohonan Banding ; 17. Permohonan Perkara Kasasi ; 18. Permohonan Perkara Peninjauan Kembali ; 19. Penanganan Pengaduan Masyarakat ; 20. Pelayanan Legalisasi Produk Pengadilan Agama pada Direktorat Administrasi Peradilan Agama. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 4

Bahwa untuk menjalankan fungsi tersebut sebaik-baiknya, maka Pengadilan Agama Lamongan telah menyusun standar pelayanan peradilan pada Pengadilan Agama Lamongan dengan surat keputusan Ketua Pengadilan Agama Lamongan Nomor : W13-A7/604/OT.01.3/SK/III/ tanggal 5 Maret. Standar Pelayanan Peradilan pada Pengadilan Agama Lamongan tersebut disusun berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI. Nomor : 026/KMA/SK/II/ tanggal 9 Februari. C. STRUKTUR ORGANISASI Pengadilan Agama yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang : perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syari ah, sebagaimana diatur dalam pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama. Struktur Organisasi (Susunan) Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita. 1. Pimpinan Pengadilan Agama terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua. 2. Hakim adalah Pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman. 3. Pada setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Kepaniteraan yang dipimpin oleh seorang Panitera. 4. Dalam melaksanakan tugasnya Panitera Pengadilan Agama dibantu oleh seorang Wakil Panitera dan 3 (orang) Panitera Muda yaitu Panitera Muda Hukum, Panitera Muda Gugatan dan Panitera Muda Permohonan. Disamping itu Panitera juga dibantu oleh beberapa orang Panitera Pengganti dan beberapa orang Jurusita/Jurusita Pengganti. 5. Pada setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Sekretariat yang dipimpin oleh oleh seorang Sekretaris. 6. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris dan 3 (orang) Kasubag. Yaitu Kasubag Kepegawaian, Kasubag. Keuangan, dan Kasubag. Umum. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 5

7. Panitera Pengadilan Agama merangkap Sekretaris Pengadilan Agama. D. SISTEMATIKA PENYAJIAN Pada dasarnya laporan akuntabiltas kinerja ini untuk mengkomunikasikan pencapaian pencapaian kinerja Pengadilan Agama Lamongan dalam tahun. Capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan penetapan kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organsisasi. Analisa atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan dapat mengindentifikasi sejumlah celah kinerja bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir sebagaimana tersebut di atas, sistematika Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Agama lamongan disusun sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas Latar Belakang, Tugas dan Fungsi, Struktur Organsisasi dan Sistematika Penyajian. Bab II Perencanaan dan Penetapan, menjelaskan Rencana Strategis tahun 2010 s/d 2014, Rencana Pengadilan Agama Lamongan Tahun 2013 dan Penetapan Tahun. Bab III Akuntabilitas, menjelaskan pengukuran kinerja dan analisis akuntabilitas kinerja. Bab IV Penutup menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Pengadilan Agama Lamongan tahun, dan saran yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 6

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 S/D 2014 Rencana Strategis Pengadilan Agama Lamongan Tahun 2010 2014 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi. Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Agama Lamongan diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 2014, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 1. Visi dan Misi Visi Pengadilan Agama Lamongan adalah Terwujudnya Kesatuan Hukum dan Aparatur Pengadilan Agama Lamongan yang Profesional, Efektif, Efisien dan Akuntabel menuju Badan Peradilan Indonesia yang Agung. Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Agama Lamongan menetapkan misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu : 1. Menjaga kemandirian Aparatur Pengadilan Agama; 2. Meningkatkan kualitas pelayanan hukum yang berkeadilan, kredibel dan transparan; 3. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan; 4. Mewujudkan kesatuan hukum sehingga diperoleh kepastian hukum bagi masyarakat. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 7

Atas dasar visi dan misi tersebut di atas, maka Mahkamah Agung R.I. telah telah mencanangkan Reformasi Birokrasi dan Cetak Biru Pembaharuan Peradilan Tahun 2010 2035. Ada 10 Karakter untuk mencapai Badan Peradilan Yang Agung yaitu : 1. Melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara efektif. 2. Didukung pengelolaan anggaran berbasis kinerja secara mandiri yang dialokasikan secara proporsional dalam APBN. 3. Memiliki struktur organisasi yang tepat dan manajemen organisasi yang jelas dan terukur. 4. Melaksanakan manajemen dan administrasi yang sederhana, cepat, tepat waktu, biaya ringan, proporsional, dan adil. 5. Mengelola sarana dan prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan kondusif bagi penyelenggaraan peradilan. 6. Mengelola dan membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria obyektif, sehingga tercipta aparat peradilan yang berintegritas dan profesional. 7. Didukung pengawasan perilaku, administrasi, dan keuangan yang efektif. 8. Berorientasi pada pelayanan publik yang prima. 9. Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas, dan transparansi. 10. Berbasis teknologi informasi (TI) terpadu untuk mewujudkan peradilan yang modern. Dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi tersebut ada 8 (delapan) program prioritas Pembaruan di Lingkungan Peradilan Agama yaitu : 1. Penyelesaian Perkara yang tepat waktu. 2. Manajemen SDM yang terencana dan terlaksana dengan baik. 3. Pengelolaan Website demi keterbukaan informasi publik. 4. Meja Informasi untuk memberikan pelayanan informasi di gedung pengadilan. 5. Pelayanan Publik yang prima. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 8

6. Implementasi SIADPA Plus sebagai outomasi Pola Bindalmin. 7. Justice For All yang terdiri dari Perkara Prodeo, Sidang Keliling dan Pos Bantuan Hukum (Posbakum). 8. Pengawasan. Kedelapan program tersebut harus diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di Pengadilan Agama Lamongan. 2. Tujuan dan Sasaran Strategis Berdasarkan visi dan misi yang ditetapkan tersebut di atas maka Pengadilan Agama Lamongan menetapkan tujuan organisasi yang akan dicapai hingga tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya pelayanan hukum yang berkeadilan, kredibel dan transparan kepada masyarakat pencari keadilan. 2. Terwujudnya aparat Pengadilan Agama Lamongan yang profesional, efektif, efisien, dan akuntabel. 3. Meningkatnya pengawasan intern dalam rangka peningkatan pelayanan hukum kepada masyarakat pencari keadilan Berdasarkan Tujuan tersebut di atas, Pengadilan Agama Lamongan menetapkan sasaran strategis sebagai berikut : NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Meningkatnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan d. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu. e. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan layanan Posbakum f. Persentase Perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling. g. Persentase putusan yang diunggah (upload) ke website. h. Persentase Pelayanan Meja Informasi 76% 95% LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 9

2. Peningkatan Administrasi perkara yang efektif, efisien, dan akuntabel 3. Meningkatnya penyelesaian perkara melalui mediasi 4 Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada hukum melalui tindakan penegakan hukum dibidang peradilan 5. Meningkatnya pelaksanaan Pengawasan internal yang efektif dan efisien 6. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. i. Persentase Minutasi Berkas Perkara b. Persentase penyelesaian administrasi penerimaan perkara. c. Persentase perkara yang disidangkan 97% d. Persentase penyelesaian administrasi putusan perkara. e. Persentase penyampaian salinan putusan kepada para pihak tepat waktu f. Persentase akta cerai yang diterbitkan g. Persentase proses penyerahan akta cerai kepada para pihak Persentase mediasi yang diselesaikan Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi 80% - Peninjauan Kembali Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 80% 3. Program Utama dan Kegiatan Pokok Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syari ah, sebagaimana diatur dalam pasal 49 Undangundang Nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama. Prinsip pengadilan yang terbuka (transparan) merupakan salah satu prinsip pokok dalam sistem peradilan di dunia. Keterbukaan merupakan kunci lahirnya akuntabilitas (pertanggungjawaban). Melalui keterbukaan (transparansi), hakim dan pegawai pengadilan akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Sebagai wujud dari prinsip keterbukaan tersebut Mahkamah Agung telah menerbitkan Surat Keputusan Mahkamah Agung Nomor : 144/KMA/SK/VIII/2007 tentang keterbukaan informasi di Pengadilan. Bahwa sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 10

tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Layanan Informasi, Mahkamah Agung telah menerbitkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1-144/KMA/SK/I/ Tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan. Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Nomor : 1-144/KMA/SK/20011 tersebut Pengadilan Agama Lamongan telah menyediakan meja informasi dan meja pengaduan. Bahwa untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap badan peradilan maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas terhadap kualitas pelayanan publik sesuai dengan amanat dalam UUD 1945, UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan berbagai peraturan terkait lainnya. Bahwa berdasarkan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelyanan Publik, maka tiap-tiap lembaga Negara yang menyelenggarakan pelayanan publik wajib menyusun standar pelayanan publik. Bahwa untuk menjalankan fungsi tersebut sebaik-baiknya, maka Pengadilan Agama Lamongan telah menyusun standar pelayanan peradilan pada Pengadilan Agama Lamongan dengan surat keputusan Ketua Pengadilan Agama Lamongan Nomor : W13-A7/604/OT.01.3/SK/III/ tanggal 5 Maret. Standar Pelayanan Peradilan pada Pengadilan Agama Lamongan tersebut disusun berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI. Nomor : 026/KMA/SK/II/ tanggal 9 Februari. Dalam Keputusan Ketua Pengadilan Agama Lamongan tentang Standar Pelayanan Peradilan pada Pengadilan Agama Lamongan tersebut telah diatur Standar Pelayanan Perkara Permohonan, Standar Pelayanan Perkara Gugatan, Standar Pelayanan Gugatan Kelompok (Class Action), Standar Pelayanan Administrasi Persidangan. Dengan adanya standar pelayanan peradilan pada pengadilan agama tersebut diharapkan terjadi peningkatan kualitas pelayanan hukum yang berkeadilan, kredibel dan transparan. Sesuai pula dengan perkembangan Tehnologi Informasi Pengadilan Agama Lamongan telah memiliki web site dengan alamat : palamongan.net yang dapat diakses oleh masyarakat pencari keadilan maupun oleh masyarakat pemerhati pengadilan. Sesuai dengan standar yang diharapkan Mahkamah Agung RI. Maka menu yang ada di website Pengadilan Agama Lamongan (palamongan.net) telah LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 11

disesuaikan dengan standar tersebut yaitu berisi menu-menu sebagai berikut : A. Informasi yang Wajib Diumumkan Secara Berkala oleh Pengadilan A.1. lnformasi Profil dan Pelayanan Dasar Pengadilan A.1.1. Profil pengadilan a. Fungsi, tugas dan yurisdiksi pengadilan; b. Struktur organisasi pengadilan c. Alamat, telepon, faksimili, dan situs resmi pengadilan (ket: situs resmi diganti dengan alamat email) d. Daftar nama pejabat dan hakim di pengadilan e. Profil singkat pejabat Struktural f. Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) di pengadilan tersebut yang telah diverifikasi dan dikirimkan oleh KPK A.1.2. Prosedur beracara untuk setiap jenis perkara yang menjadi kewenangan pengadilan. A.1.3. Biaya yang berhubungan dengan proses penyelesaian perkara serta seluruh biaya. A.1.4. Agenda sidang pada pengadilan tingkat pertama (khusus untuk pengadilan tingkat pertama). A.2. lnformasi yang Berkaitan dengan Hak Masyarakat A.2.1. Hak-hak para pihak yang berhubungan dengan peradilan: a. Hak mendapat bantuan hukum; b. Hak atas biaya perkara cuma-cuma; c. Hak-hak pokok dalam proses persidangan. A.2.2. Hak-hak pelapor dugaan pelanggaran hakim dan pegawai. A.2.3. Tata cara pengaduan dugaan pelanggaran yang dilakukan hakim dan pegawai A.2.4. Tata cara memperoleh pelayanan informasi, tata cara mengajukan keberatan terhadap pelayanan informasi serta nama dan nomor kontak pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pelayanan informasi dan penanganan keberatan terhadap pelayanan informasi; A.2.5. Hak-hak pemohon informasi dalam pelayanan informasi; A.2.6. Biaya untuk memperoleh salinan informasi. A.3. lnformasi Program Kerja, Kegiatan, Keuangan, dan Pengadilan LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 12

A.3.1. Ringkasan informasi tentang program dan/atau kegiatan yang sedang dijalankan pengadilan yang sekurang-kurangnya terdiri atas: a. Nama program dan kegiatan b. Penanggung jawab, pelaksana program dan kegiatan serta nomor telepon dan /atau alamat yang dapat dihubungi c. dan/atau capaian program dan kegiatan d. Jadwal pelaksanaan program dan kegiatan e. Sumber dan jumlah anggaran yang digunakan, yang setidaknya meliputi Daftar isian Penggunaan Anggaran (DIPA). A.3.2. Ringkasan Laporan Akuntabilitas lnstansi Pemerintah (LAKIP) A.3.3. Ringkasan laporan keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri atas: a. Rencana dan laporan realisasi anggaran b. Neraca laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku A.3.4. Ringkasan daftar aset dan inventaris A.3.5. lnformasi tentang pengumuman pengadaan barang dan jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait A.4. lnformasi Laporan Akses lnformasi A.4.1. Ringkasan laporan akses informasi yang sekurang-kurangnya terdiri atas: a. Jumlah permohonan informasi yang diterima b. Waktu yang diperlukan dalam memenuhi setiap permohonan c. Jumlah permohonan informasi yang dikabulkan baik sebagian atau seluruhnya dan permohonan informasi yang ditolak d. Alasan penolakan permohonan informasi A.5. Informasi Lain A.5.1. Informasi tentang prosedur peringatan dini dan prosedur evakuasi keadaan darurat di setiap kantor pengadilan (ket. Diganti dengan informasi terkait dengan pengunjung website) - "Data Pengunjung ada di kiri bawah Menu" B. Informasi Wajib Diumumkan Secara Berkala oleh Mahkamah Agung C. lnformasi yang Wajib Tersedia setiap saat dan dapat diakses oleh publik LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 13

C.1. Umum : Seluruh Informasi lengkap yang termasuk dalam kategori informasi yang wajib diumumkan secara berkala oleh pengadilan dan MA sebagaimana dimaksud bagian II.A dan II.B di atas 2 C.2. lnformasi tentang Perkara dan Persidangan C.2.1. Seluruh putusan dan penetapan pengadilan, baik yang berkekuatan hukum tetap maupun yang belum berkekuatan hukum tetap (dalam bentuk fotokopi atau naskah elektronik, bukan salinan resmi) C.2.2. lnformasi dalam Buku Register Perkara - selengkapnya liat di menu-menu perkara C.2.3. Data statistik perkara, antara lain: jumlah dan jenis perkara C.2.4. Tahapan suatu perkara dalam proses penanganan perkara C.2.5. Laporan penggunaan biaya perkara C.3. lnformasi tentang Pengawasan dan Pendisiplinan C.3.1. Jumlah, jenis, dan gambaran umum pelanggaran yang ditemukan pengawas atau yang dilaporkan oleh masyarakat serta tindak lanjutnya C.3.2. Langkah yang tengah dilakukan pengadilan dalam pemeriksaan dugaan pelanggaran yang dilakukan hakim atau pegawai yang telah diketahui publik (misalnya sudah dimuat dalam media cetak atau elektronik) C.3.3. Jumlah hakim atau pegawai yang dijatuhi disiplin beserta jenis pelanggaran dan jenis hukuman disiplin yang dijatuhkan C.3.4. Inisial nama dan unit / satuan kerja hakim atau pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin, jenis pelanggaran dan bentuk hukuman disiplin yang dijatuhkan C.3.5. Putusan Majelis Kehormatan Hakim C.4. lnformasi tentang Peraturan, Kebijakan dan Hasil Penelitian C.4.1. Peraturan MA, Keputusan Ketua dan wakil Ketua MA, Surat Edaran MA yang telah disahkan atau ditetapkan. C.4.2. Naskah seluruh peraturan MA, Keputusan Ketua dan Wakil Ketua MA dan Surat Edaran MA Yang telah disahkan atau yang ditetapkan yang mengikat dan atau berdampak penting bagi publik, sekurang-kurangnya terdiri atas: a. Dokumen pendukung seperti naskah akademis, kajian atau pertimbangan yang mendasari terbitnya peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut, dalam hal dokumen tersebut memang dipersiapkan. b. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 14

Masukan-masukan dari berbagai pihak atas usulan peraturan, pekutusan dana kebijakan tersebut, dalam hal tersedia; c. risalah rapat dalam proses pembentukan peraturan, keputusan dan kebijakan tersebut dalam tahap setelah draft awal sudah disiapkan didiskusikan lebih awal; d. rancangan peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut; dan e. Tahap kewenangan dalam peraturan perundang-undangan. C.4.3. Pertimbangan atau nasihat hukum yang diberikan MA sesuai dengan kewenangan dalam peraturan perundang-undangan. C.4.4. Rencana strategis dan rencana kerja pengadilan C.4.5. Daftar serta hasil - hasil penelitian yang dilakukan C.4.6. lnformasi dan kebijakan yang disampaikan oleh pejabat pengadilan dalam pertemuan yang terbuka untuk umum C.5. lnformasi tentang organisasi, Administrasi, Kepegawaian dan Keuangan C.5.1. Pedoman pengelolaan organisasi administrasi, personel dan keuangan pengadilan. C.5.2. Standar dan Maklumat Pelayanan Pengadilan. C.5.3. Profil hakim dan pegawai yang meliputi: a. nama; b. riwayat pekerjaan; c. posisi; d. riwayat pendidikan; e. Penghargaan yang diterima (apabila ada). C.5.4. Data Statistik kepegawaian, yang meliputi, antara lain, jumlah, komposisi dan penyebaran hakim dan pegawai C.5.5. Anggaran pengadilan maupun unit pelaksana teknis serta laporan keuangannya C.5.6. Surat-surat perjanjian yang dibuat pengadilan dengan pihak ketiga berikut dokumen pendukungnya, C.5.7. Surat-menyurat pimpinan atau pejabat pengadilan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, kecuali yang bersifat rahasia. C.5.8. Agenda kerja pimpinan pengadilan atau satuan kerja. C.6. lnformasi lain a. Penggunaan Bahasa lnggris b. Penggunaan bahasa asing non Inggris LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 15

B. RENCANA KINERJA TAHUN 2013 berikut : Adapun rencana kinerja tahunan Pengadilan Agama Lamongan, sebagai SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Meningkatnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan 76% c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan d. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu. e. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan layanan Posbakum Peningkatan Administrasi perkara yang efektif, efisien, dan akuntabel Meningkatnya penyelesaian perkara melalui mediasi Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada hukum melalui tindakan penegakan hukum dibidang peradilan Meningkatnya pelaksanaan Pengawasan internal yang efektif dan efisien Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. f. Persentase Perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling. g. Persentase putusan yang diunggah 95% (upload) ke website. h. Persentase Pelayanan Meja Informasi i. Persentase Minutasi Berkas Perkara a. Persentase penyelesaian administrasi penerimaan perkara. b. Persentase perkara yang disidangkan 97% c. Persentase penyelesaian administrasi putusan perkara. d. Persentase penyampaian salinan putusan kepada para pihak tepat waktu. e. Persentase akta cerai yang diterbitkan f. Persentase proses penyerahan akta cerai kepada para pihak. Persentase mediasi yang diselesaikan Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi 80% - Peninjauan Kembali Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti 80% Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 16

C. PENETAPAN KINERJA TAHUN Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Agama Lamongan, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja. berikut: Penetapan Tahun Pengadilan Agama Lamongan, sebagai SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Meningkatnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan 76% c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan d. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu. e. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan layanan Posbakum f. Persentase Perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling. g. Persentase putusan yang diunggah 95% (upload) ke website. h. Persentase Pelayanan Meja Informasi Peningkatan Administrasi perkara yang efektif, efisien, dan akuntabel i. Persentase Minutasi Berkas Perkara a. Persentase penyelesaian administrasi penerimaan perkara. b. Persentase perkara yang disidangkan 97% c. Persentase penyelesaian administrasi putusan perkara. d. Persentase penyampaian salinan putusan kepada para pihak tepat waktu. e. Persentase akta cerai yang diterbitkan f. Persentase proses penyerahan akta cerai kepada para pihak. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 17

Meningkatnya penyelesaian perkara melalui mediasi Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada hukum melalui tindakan penegakan hukum dibidang peradilan Meningkatnya pelaksanaan Pengawasan internal yang efektif dan efisien Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Persentase mediasi yang diselesaikan Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi 80% - Peninjauan Kembali Persentase pengaduan yang 80% ditindaklanjuti Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama tahun dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Hasil pengkuran terhadap tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Lamongan dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel Pengukuran Pengadilan Agama Lamongan Tahun NO SASARAN SETRATEGIS 1 Meningkatnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel INDIKATOR a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan d. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu. e. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan layanan Posbakum f. Persentase Perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling. g. Persentase putusan yang diunggah (upload) ke website. h. Persentase Pelayanan Meja Informasi TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 76% 76% 97% 97% 0% 0% 95% 91,8% 96,6% LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 19

2 Peningkatan Administrasi perkara yang efektif, efisien, dan akuntabel i. Persentase Minutasi Berkas Perkara a. Persentase penyelesaian administrasi penerimaan perkara. b. Persentase perkara yang disidangkan 97% 96,7% 99,7% 3 Meningkatnya penyelesaian perkara melalui mediasi 4 Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada hukum melalui tindakan penegakan hukum dibidang peradilan 5 Meningkatnya pelaksanaan Pengawasan internal yang efektif dan efisien 6 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. c. Persentase penyelesaian administrasi putusan perkara. d. Persentase penyampaian salinan putusan kepada para pihak tepat waktu. e. Persentase akta cerai yang diterbitkan f. Persentase proses penyerahan akta cerai kepada para pihak. Persentase mediasi yang diselesaikan Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum: - Banding 99,6% 99,6% - Kasasi 80% 80% - Peninjauan Kembali Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti * : x = Capaian (%) 80% 0% 0% 0% 0% LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 20

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA Capaian kinerja Pengadilan Agama Lamongan dapat dijelaskan sebagai berikut : Dalam tahun anggaran, Pengadilan Agama Lamongan telah menetapkan 6 (enam) sasaran yang akan dicapai. Keenam sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan 21 (dua puluh satu) indikator kinerja. pada akhir tahun menunjukkan bahwa hanya 16 (enam belas) indikator kinerja yang telah dapat dicapai dengan hasil baik, sedangkan 5 (lima) indikator tidak tercapai yaitu : 1. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan. 2. Persentase putusan yang diunggah (upload) ke website. 3. Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum Banding. 4. Persentase perkara yang disidangkan. 5. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti. Sedangkan 2 realisasi indikator kinerjanya 0% karena tidak ada kegiatan yaitu : 1. Persentase Perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling. 2. Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti. SASARAN 1: Meningkatnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan Sasaran 1 Indikator ke-1 Utama Indikator Meningkatnya Persentase penyelesaian sisa perkara perkara yang yang sederhana, diselesaikan 100 % 100 100 % 100 tepat waktu, transparan dan akuntabel Sisa perkara tahun = 590 perkara Sisa perkara tahun yang telah diputus pada tahun = 590 perkara = 590/590 x = Indikator Utama = 100/100 x 100 = LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 21

Persentase sisa perkara yang diselesaikan pada tahun telah mencapai target sebesar. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kerja yang berlaku di lingkungan Pengadilan Agama Lamongan berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak selesai di tahun berikutnya. Adapun tingkat penyelesaian sisa perkara pada tahun adalah sebagai berikut : Sisa perkara yang ditangani tahun 2010 = 550 Sisa perkara tahun 2010 yang telah diputus pada tahun = 550 perkara = 550/550 x = Indikator Utama = 100/100 x 100 = Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun. b. Persentase Perkara yang diselesaikan. Sasaran 1 Indikator ke-2 Utama Meningkatnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel Indikator Persentase Perkara yang diselesaikan 76 % 77% 101 76 % 76% 100 Perkara masuk tahun = 2.919 perkara Perkara tahun yang diputus pada tahun = 2.218 perkara = 2.218/2.919 x 100 = 76% Indikator Utama = 76/76 x 100 = Perkara masuk pada tahun adalah sebanyak 2.919 perkara, dalam tahun Majelis Hakim Pengadilan Agama Lamongan telah memutus perkara tahun sebanyak 2.218 perkara. dari Indikator utama untuk penyelesaian perkara tahun adalah 76%. Dengan demikian untuk Indikator ini sesuai dengan target, yaitu dari target yang telah ditetapkan. Perlu dijelaskan di sini bahwa sampai saat ini Mahkamah Agung belum menetapkan berapa target yang ideal untuk persentase penyelesaian perkara LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 22

ini. Namun target 76% yang dapat diputus oleh Pengadilan Agama Lamongan adalah suatu target yang cukup ideal karena Jumlah perkara tahun yang diterima oleh Pengadilan Agama Lamongan adalah 2.919 perkara kalau ditargetkan harus diselesaikan sedikitnya 76% maka perkara yang harus diputus adalah 76% x 2.919 = 2.218 perkara yang berarti setiap bulan harus dapat memutus perkara sebanyak 2.218 : 12 = 184 perkara. Apabila dibandingkan dengan jumlah hakim yang ada di Pengadilan Agama Lamongan sebanyak 14 orang ( 10 majelis hakim) maka setiap majelis hakim harus dapat memutus perkara sebanyak 15 perkara setiap bulannya. Dengan demikian target 76 % penyelesaian perkara adalah target yang cukup ideal. Adapun tingkat penyelesaian perkara pada tahun adalah sebagai berikut : Perkara masuk tahun = 2.669 perkara Perkara tahun yang diputus pada tahun = 2.079 perkara = 2.079/2.669 x 100 = 77% Indikator Utama tahun = 77/76 x = 101% Dengan demikian, Indikator Utama tahun dibandingkan dengan tahun mengalami penurunan sebanyak 1%, namun walaupun demikian untuk Indikator Utama tahun sudah mencapai target. c. Persentase Perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan. Sasaran 1 Indikator ke-3 Utama Indikator Meningkatnya Persentase penyelesaian Perkara perkara yang yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan 96% 96 97% 97 Perkara putus lebih dari 6 bulan = 67 Perkara masuk = 2.218 perkara Perkara putus tidak lebih dari 6 bulan = 2.218 67 = 2.151 LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 23

= 2.151/2.218 x 100 = 97% Indikator Utama =97/100 x 100 = 97% Dengan demikian untuk indiktor kinerja belum mencapai target,dimana seharusnya seluruh perkara diputus sebelum 6 bulan. Adapun tingkat penyelesaian perkara putus lebih dari 6 bulan pada tahun adalah sebagai berikut : Perkara putus lebih dari 6 bulan = 74 Perkara masuk = 2.079 Perkara putus tidak lebih dari 6 bulan = 2.079 74 = 2.005 = 2.005/2.079 x 100 = 96% Indikator Utama =96/100 x 100 = 96% Dengan demikian, Indikator Utama tahun dibandingkan dengan tahun mengalami kenaikan sebanyak 1%. d. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu. Sasaran 1 Indikator ke-4 Utama Indikator Meningkatnya Persentase penyelesaian Perkara Bagi perkara yang Masyarakat sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu 100 100 Perkara Prodeo yang masuk = 24 perkara Jumlah perkara prodeo yang diputus = 24 perkara Indikator Utama = 24/24 x 100 = Adapun jumlah perkara bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu pada tahun adalah sebagai berikut : Perkara Prodeo diterima = 28 perkara Jumlah perkara prodeo yang diputus = 28 perkara Indikator Utama = 24/24 x 100 = Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 24

e. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan layanan Posbakum Sasaran 1 Indikator ke-5 Utama Indikator Meningkatnya Persentase penyelesaian Perkara Bagi perkara yang Masyarakat sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan layanan Posbakum - - - 100 Jumlah Pemohon POSBAKUM = 2514 pemohon Jumlah Pemohon POSBAKUM yang dilayani = 2514 perkara Indikator Utama = 2514/2514 x 100 = Dengan demikian untuk indikator kinerja sudah mencapai target. Adapun kegiatan POSBAKUM pada tahun tidak ada. f. Persentase kegiatan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan yang mendapatkan layanan sidang keliling Sasaran 1 Indikator ke-6 Utama Indikator Meningkatnya Persentase penyelesaian kegiatan bagi perkara yang masyarakat sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel miskin dan terpinggirkan yang mendapatkan layanan sidang keliling 0% 0 0% 0 Perkara sidang keliling = 0 Jumlah perkara sidang keliling yang putus = 0 Indikator Utama = 0/0 x 100 = 0% LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 25

Adapun jumlah kegiatan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan yang mendapatkan layanan sidang keliling pada tahun adalah sebagai berikut : Perkara sidang keliling = 0 Jumlah perkara sidang keliling yang putus = 0 Indikator Utama = 0/0 x 100 = 0% Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun yaitu 0% karena tidak ada kegiatan. g. Persentase putusan yang diunggah (upload) ke website Sasaran 1 Indikator ke-7 Utama Meningkatnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel Indikator Persentase putusan yang diunggah (upload) ke website. 95% 62% 65,2 95% 91,8% 96,6 Perkara putus tahun = 2.808 perkara Putusan yang diupload di website = 2.578 putusan (2.578 /2.808 x 100 = 91,8%) Indikator Utama = 91,8/95 x 100 = 96,6% Pada tahun Pengadilan Agama Lamongan telah memutus sebanyak 2.808 perkara, sedangkan jumlah putusan tahun yang diunggah (upload) ke Website Mahkamah Agung RI adalah sebanyak 2.578 perkara atau sebanyak 91,8%. Dengan demikian untuk Indikator ini belum mencapai target yang telah ditetapkan. Adapun jumlah Persentase putusan yang diunggah (upload) ke website pada tahun adalah sebagai berikut : Perkara putus tahun = 2.629 perkara Putusan yang diupload di website = 1.622 putusan (1622/2629 x 100 = 62%) Indikator Utama = 62/95 x 100 = 65,2% Dengan demikian, Indikator Utama tahun dibandingkan dengan tahun mengalami kenaikan sebanyak 31,4%. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 26

Sebagai wujud dari pelayanan publik, Pengadilan Agama Lamongan telah mengupload putusannya ke website Direktori Putusan Mahkamah Agung RI. Upload putusan ini telah mendapatkan anugerah sebagai Peringkat Terbaik Keempat dalam Upload Putusan Terbanyak di Direktori Putusan dengan kategori jumlah perkara antara 2000-3100 ditahun. Sesuai dengan Piagam Penghargaan dari Direktorat Jenderal Peradilan Agama Mahkamah Agung RI. Nomor : 170/DjA.1/HM.00/SRTF/IX/ tanggal 14 September. h. Persentase Pelayanan Meja Informasi Sasaran 1 Indikator ke-8 Utama Indikator Meningkatnya Persentase penyelesaian Pelayanan perkara yang Meja sederhana, Informasi - - - 100 tepat waktu, transparan dan akuntabel Jumlah permohonan informasi = 551 permohonan Jumlah informasi yang dilayani = 551 permohonan Indikator Utama = 551/551 x 100 = Selama tahun Pengadilan Agama Lamongan telah melayani sebanyak 551 permohonan informasi melalui meja informasi yang tersedia di Pengadilan Agama Lamongan. Seluruh permohonan informasi ini telah dapat dilayani oleh Pengadilan Agama Lamongan. Dengan demikian untuk indikator ini telah mencapai target yaitu. Dalam pelaksanaan pelayanan publik dan meja informasi, Pengadilan Agama Lamongan telah mendapatkan anugerah sebagai Juara Keempat Pelayanan Publik dan Meja Informasi dalam kategori Pengadilan Agama kelas 1A dengan Piagam Penghargaan dari Direktorat Jenderal Peradilan Agama Mahkamah Agung RI. Nomor : 096/DjA.1/HM.00/SRTF/IX/ tanggal 14 September. Adapun Pelayanan Meja Informasi pada tahun belum ada. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 27

i. Persentase Minutasi Berkas Perkara Sasaran 1 Indikator ke-9 Utama Indikator Meningkatnya Persentase penyelesaian Minutasi perkara yang Berkas sederhana, Perkara 100 100 tepat waktu, transparan dan akuntabel Jumlah perkara putus = 2.808 perkara Jumlah putusan yang telah diminutasi = 2.808 perkara Indikator Utama = 100/100 x 100 = Berdasarkan Pola Bindalmin dan Buku II Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak putusan diucapkan berkas perkara harus sudah diminutasi. Berkas perkara yang telah diminutasi, dijahit dan disegel dengan kertas yang dibubuhi stempel Pengadilan Agama sebagai pengaman. Dari jumlah putusan sebanyak 2.808 perkara, Pengadilan Agama Lamongan pada tahun telah dapat menyelesaikan minutasi berkas perkara sebanyak 2.808 berkas perkara, yang berarti indikator kinerja telah memenuhi target yaitu realisasi 100 %. Adapun tingkat penyelesaian minutasi berkas perkara pada tahun adalah sebagai berikut : Jumlah perkara putus = 2.629 perkara Jumlah putusan yang telah diminutasi = 2.629 perkara Indikator Utama = 100/100 x 100 = Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 28

SASARAN 2 : Peningkatan Administrasi perkara yang efektif, efisien, dan akuntabel. a. Persentase penyelesaian administrasi penerimaan perkara. Sasaran 2 Indikator ke-1 Utama Indikator Peningkatan Persentase Administrasi penyelesaian perkara yang efektif, administrasi penerimaan 100 100 efisien, akuntabel dan perkara Jumlah perkara masuk = 2.919 perkara Jumlah penyelesaian administrasi perkara masuk = 2.919 perkara = 2.919/2.919 x = Indikator Utama = 100/100 x 100 = Perkara masuk oleh Pengadilan Agama Lamongan adalah sebanyak 2.919 perkara. Seluruh proses administrasi perkara dalam penerimaan perkara telah diselesaikan secara baik sesuai dengan Pola Bindalmin dan Standar Operasional Prosedur Pengadilan Agama Lamongan yaitu mulai dari menerima surat gugatan/permohonan membuat SKUM, memasukkan dalam buku jurnal dan induk keuangan perkara, memasukkan dalam buku register perkara. Adapun tingkat penyelesaian administrasi penerimaan perkara pada tahun adalah sebagai berikut : Jumlah perkara masuk = 2.669 perkara Jumlah penyelesaian administrasi perkara masuk = 2.669 perkara = 2.669/2.669 x = Indikator Utama = 100/100 x 100 = Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 29

b. Persentase perkara yang disidangkan Sasaran 2 Indikator ke-2 Utama Indikator Peningkatan Persentase Administrasi perkara yang perkara yang efektif, disidangkan 97 % 95% 97,9 97 % 96,7 % 99,7 efisien, dan akuntabel Jumlah perkara masuk = 2.919 perkara Jumlah perkara diperiksa = 2.825 perkara = 2.825/2.919 x 100 = 96,7% Indikator Utama = 96,7/97 x 100 = 99,7% Perkara masuk oleh Pengadilan Agama Lamongan adalah sebanyak 2.919 perkara. Sebanyak 2.825 perkara telah diperiksa oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama sedangkan sebanyak 94 perkara belum diperiksa oleh Majelis Hakim karena baru dapat diperiksa pada tahun 2013, dan perkara ini adalah perkara masuk di akhir tahun. Persentase perkara yang dapat diperiksa oleh Pengadilan Agama Lamongan adalah 96,7 % yang berarti untuk indikator ini telah mendekati target, yaitu 97%. Adapun tingkat perkara yang disidangkan pada tahun adalah sebagai berikut : Jumlah perkara masuk = 2.669 perkara Jumlah perkara diperiksa = 2.542 perkara = 2.542/2.669 x = 95% Indikator Utama = 95/97 x 100 = 97,9% Dengan demikian, Indikator Utama tahun dibandingkan dengan tahun mengalami kenaikan sebanyak 1,8%. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 30

c. Persentase penyelesaian administrasi putusan perkara Sasaran 2 Indikator ke-3 Utama Indikator Peningkatan Persentase Administrasi penyelesaian perkara yang efektif, administrasi putusan 100 100 efisien, akuntabel dan perkara Jumlah perkara diputus = 2.808 perkara Jumlah penyelesaian administrasi perkara diputus = 2.808 perkara = 2.808/2.808 x = Indikator Utama = 100/100 x 100 = Pengadilan Agama Lamongan dapat memutus perkara sebanyak 2.808 perkara. Seluruh proses administrasi putusan perkara telah diselesaikan secara baik sesuai dengan Pola Bindalmin dan Standar Operasional Prosedur Pengadilan Agama Lamongan yaitu mulai dari memasukkan dalam buku jurnal dan menutup buku jurnal dan dan memasukkan dalam induk keuangan perkara, menerimakan sisa panjar biaya perkara kepada para pihak dan memasukkan dalam buku register perkara, yang berarti Persentase penyelesaian administrasi putusan perkara telah mencapai target yaitu. Adapun tingkat perkara penyelesaian administrasi putusan perkara pada tahun adalah sebagai berikut : Jumlah perkara diputus = 2.629 perkara Jumlah penyelesaian administrasi perkara diputus = 2.629 perkara = 2.629/2.629 x = Indikator Utama = 100/100 x 100 = Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 31

d. Persentase penyampaian salinan putusan kepada para pihak tepat waktu Sasaran 2 Indikator ke-4 Utama Indikator Peningkatan Persentase Administrasi penyampaian perkara yang salinan efektif, putusan 100 100 efisien, dan kepada para akuntabel pihak waktu tepat Jumlah perkara yang diputus = 2.808 perkara Jumlah salinan putusan yang disampaikan = 2.808 perkara = 2.808/2.808 x = Indikator Utama = 100/100 x 100 = Berdasarkan pasal 64 A Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas undang-undang nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama dinyatakan bahwa Pengadilan wajib menyampaikan salinan putusan kepada para pihak dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak putusan diucapkan. Dalam tahun Pengadilan Agama Lamongan telah memutus perkara sebanyak 2.808 perkara. Seluruh perkara ini telah disampaikan salinannya kepada para pihak. Adapun tingkat penyampaian salinan putusan kepada para pihak tepat waktu pada tahun adalah sebagai berikut : Jumlah perkara yang diputus = 2.629 perkara Jumlah salinan putusan yang disampaikan = 2.629 perkara = 2.629/2.629 x = Indikator Utama = 100/100 x 100 = Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 32

e. Persentase akta cerai yang diterbitkan Sasaran 2 Indikator ke-5 Utama Indikator Peningkatan Persentase Administrasi akta cerai perkara yang efektif, yang diterbitkan 100 100 efisien, dan akuntabel Jumlah cerai talak yang telah diikrarkan = 883 perkara = 1.766 akta cerai untuk suami/isteri. Jumlah cerai gugat yang telah berkekuatan hukum tetap = 1.535 perkara = 3.070 akta cerai untuk suami/isteri. Jumlah akta cerai yang diterbitkan = Akta Cerai sebanyak 2.418 perkara perceraian = 4.836 akta cerai untuk suami/isteri. = (1.766 + 3.070)/4.836 x = Indikator Utama = 100/100 x 100 = Pengadilan Agama Lamongan pada tahun telah dapat memutus perkara cerai gugat sebanyak 1.535 dan cerai talak sebanyak 883. Perkara cerai gugat yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap adalah sebanyak 1.535 dan telah diterbitkan akta cerai sebanyak 3.070 akta cerai untuk suami/isteri. Sedangkan putusan cerai talak yang telah diikrarkan adalah sebanyak 883 dan telah diterbitkan akta cerai sebanyak 1.766 akta cerai untuk suami/isteri. Adapun tingkat akta cerai yang diterbitkan pada tahun adalah sebagai berikut : Jumlah cerai talak yang telah diikrarkan = 817 perkara = 1.634 akta cerai untuk suami/isteri. Jumlah cerai gugat yang telah berkekuatan hukum tetap = 1.443 perkara = 2.886 akta cerai untuk suami/isteri. Jumlah akta cerai yang diterbitkan = Akta Cerai sebanyak 2.260 perkara perceraian = 4.520 akta cerai untuk suami/isteri. = (1.634 + 2.886)/4.520 x = Indikator Utama = 100/100 x 100 = LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 33

Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun. f. Persentase proses penyerahan akta cerai kepada para pihak Sasaran 2 Indikator ke-6 Utama Indikator Peningkatan Persentase Administrasi proses perkara yang efektif, penyerahan akta cerai 100 100 efisien, akuntabel dan kepada para pihak Jumlah yang meminta akta cerai = 4.836 akta cerai Jumlah akta cerai yang diserahkan = 4.836 akta cerai = 4.836/4.836 x = Indikator Utama = 100/100 x 100 = Dalam tahun Pengadilan Agama Lamongan telah menerbitkan akta cerai sebanyak 2.418 perkara. Karena Akta Cerai ini untuk suami isteri maka ada 4.836 akta cerai. Selama tahun ini ada 4.836 akta cerai yang telah diserahkan kepada para pihak yang datang ke Pengadilan Agama, yang berarti telah 100 % akta cerai telah diserahkan kepada para pihak. Sedangkan untuk akta cerai yang belum diambil oleh para pihak, Pengadilan Agama Lamongan telah memberitahukan kepada para pihak melalui surat untuk mengambilnya di Pengadilan Agama Lamongan. Adapun tingkat proses penyerahan akta cerai kepada para pihak pada tahun adalah sebagai berikut : Jumlah yang meminta akta cerai = 4.520 akta cerai Jumlah akta cerai yang diserahkan = 4.520 akta cerai = 4.520/4.520 x = Indikator Utama = 100/100 x 100 = Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 34

SASARAN 3: Meningkatnya penyelesaian perkara Melalui Mediasi Persentase mediasi yang diselesaikan Sasaran 3 Indikator ke-1 Utama Meningkatnya penyelesaian perkara Melalui Mediasi Indikator Persentase mediasi yang diselesaikan 100 100 Jumlah perkara yang dimediasi = 700 perkara Jumlah mediasi yang diselesaikan = 700 perkara 700/700 x = Indikator Utama = 100/100 x = Perkara yang dimediasi oleh Pengadilan Agama Lamongan adalah sebanyak 700 perkara. Sedangkan jumlah mediasi yang diselesaikan oleh Pengadilan Agama Lamongan pada tahun adalah sebanyak 700 perkara. Persentase perkara yang berhasil dimediasi oleh Pengadilan Agama Lamongan adalah 100 % yang berarti untuk indikator ini telah mencapai target, yaitu 100 % dari target yang telah ditetapkan. Adapun jumlah persentase mediasi yang diselesaikan pada tahun adalah sebagai berikut : Jumlah perkara yang dimediasi = 501 perkara Jumlah mediasi yang diselesaikan = 501 perkara (501/501 x 100 = ) Indikator Utama = 501/501 x 100 = Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun. SASARAN 4 : Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada hukum melalui tindakan penegakan hukum dibidang peradilan - Persentase putusan yang diajukan upaya hukum Banding Sasaran 4 Indikator ke-1 Utama Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada hukum melalui tindakan penegakan hukum dibidang peradilan. Indikator Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum banding 99,7% 99,7 99,6% 99,6 LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 35

Perkara yang diputus tahun = 2.808 perkara Perkara putus yang diajukan upaya hukum Banding = 10 Perkara putus yang tidak diajukan upaya hukum banding = 2.808-10 = 2.798 = 2.798/2.808 x 100 = 99,6% Indikator Utama = 99,6/100 x 100 = 99,6% indikator kinerja untuk kegiatan putusan yang tidak diajukan upaya hukum banding belum mencapai target karena ada upaya hukum banding sebanyak 10 perkara. Diharapkan dapat mengindikasikan pencari keadilan pada tingkat pertama yang dapat menerima putusan oleh majelis hakim tingkat pertama dan berdasarkan laporan yang diterima tahun sebelumnya. Maka capaian kinerja upaya hukum yang tidak mengajukan banding adalah 99,6%. Adapun tingkat perkara putus yang tidak diajukan upaya hukum banding pada tahun adalah sebagai berikut : Perkara yang diputus tahun = 2.629 perkara Perkara putus yang diajukan upaya hukum Banding = 8 Perkara putus yang tidak diajukan upaya hukum banding = 2.629-8 = 2.621 = 2.621/2.628 x 100 = 99,7% Indikator Utama = 99,7/100 x 100 = 99,7% Dengan demikian, Indikator Utama tahun dibanding tahun mengalami penurunan sebanyak 0,1%. - Persentase putusan yang diajukan upaya hukum Kasasi Sasaran 4 Indikator ke-2 Utama Indikator Meningkatnya Persentase kepercayaan putusan masyarakat kepada yang tidak hukum melalui tindakan penegakan diajukan upaya 80% 57% 71 80% 80% 100 hukum peradilan dibidang hukum kasasi Perkara putus yang diajukan upaya hukum banding = 10 perkara Perkara banding yang diajukan upaya hukum kasasi = 2 perkara Perkara banding yang tidak diajukan upaya hukum kasasi = 10-2 = 8 = 8/10 x 100 = 80% Indikator Utama = 80/80 x 100 = LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 36

indikator kinerja untuk perkara banding yang tidak diajukan upaya hukum kasasi telah mencapai target. Adapun tingkat perkara banding yang tidak diajukan upaya hukum kasasi pada tahun adalah sebagai berikut : Perkara putus yang diajukan upaya hukum banding = 7 perkara Perkara banding yang diajukan upaya hukum kasasi = 3 perkara Perkara banding yang tidak diajukan upaya hukum kasasi = 7-3 = 4 = 4/7 x 100 = 57% Indikator Utama = 57/80 x 100 = 71% Dengan demikian, Indikator Utama tahun dibanding tahun mengalami kenaikan sebanyak 29%. - Persentase putusan yang diajukan upaya hukum Peninjauan Kembali Sasaran 4 Indikator ke-3 Utama Indikator Meningkatnya Persentase kepercayaan putusan masyarakat yang tidak kepada melalui hukum tindakan diajukan upaya 100 100 penegakan hukum hukum peradilan dibidang peninjauan kembali Perkara kasasi yang diputus pada tahun = 3 perkara Perkara kasasi yang diajukan upaya peninjauan kembali = 0 Perkara kasasi yang tidak diajukan upaya peninjauan kembali = 3-0 = 3 = 3/3 x 100 = Indikator Utama = 100/100 x 100 = indikator kinerja untuk kegiatan putusan kasasi yang tidak diajukan upaya hukum peninjauan kembali telah mencapai target. Adapun tingkat putusan kasasi yang tidak diajukan upaya hukum peninjauan kembali pada tahun adalah sebagai berikut : Perkara kasasi yang diputus pada tahun = 3 perkara Perkara kasasi yang diajukan upaya peninjauan kembali = 0 Perkara kasasi yang tidak diajukan upaya peninjauan kembali = 3-0 = 3 = 3/3 x 100 = Indikator Utama = 100/100 x 100 = LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 37

Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun. SASARAN 5 : Meningkatnya pelaksanaan Pengawasan internal Yang Efektif Dan Efisien Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti Sasaran 5 Indikator ke-1 Utama Indikator Meningkatnya Persentase pelaksanaan pengaduan Pengawasan internal Yang Efektif yang ditindaklanjuti 80% 0% 0 80% 0% 0 Jumlah pengaduan yang diterima = 0 Jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti = 0 = 0/0 x = 0% Indikator Utama = 0/80 x 100 = 0% indikator kinerja untuk kegiatan pengaduan yang ditindaklanjuti 0% karena tidak ada pengaduan yang diterima. Adapun tingkat pengaduan yang ditindaklanjuti pada tahun adalah sebagai berikut : Jumlah pengaduan yang diterima = 0 Jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti = 0 = 0/0 x = 0% Indikator Utama = 0/80 x 100 = 0% Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun yaitu 0% karena tidak ada pengaduan yang diterima. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 38

SASARAN 6 : Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindak lanjuti Sasaran 6 Indikator ke-1 Utama Indikator Meningkatnya Persentase kepatuhan permohonan terhadap eksekusi atas putusan pengadilan putusan perdata perkara yang 0% 0 0% 0 berkekuatan hukum tetap yang ditindak lanjuti Jumlah permohonan eksekusi tahun = 1 Jumlah permohonan eksekusi yang diselesaikan = 0 1/0 x 100 = 0% Indikator Utama = 0/100 x 100 = 0% indikator kinerja untuk permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindak lanjuti tidak berhasil karena kekurangan biaya eksekusi yang belum dipenuhi oleh Pemohon Eksekusi. Adapun tingkat permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindak lanjuti pada tahun adalah sebagai berikut : Jumlah permohonan eksekusi tahun = 1 Jumlah permohonan eksekusi yang diselesaikan = 0 1/0 x 100 = 0% Indikator Utama = 0/100 x 100 = 0% Dengan demikian, Indikator Utama tahun sama dengan tahun. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 39

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN Biaya Operasional untuk semua kegiatan adalah bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Adapun pelaksanaan biaya operasional tersebut adalah sebagai berikut : a). Membuat Petunjuk Operasional Kegiatan DIPA tahun anggaran untuk Pengadilan Agama Lamongan; b). Membuat Rencana Fisik Penggunaan Anggaran DIPA tahun anggaran untuk Pengadilan Agama Lamongan; c). Melaksanakan anggaran rutin dengan memperhatikan skala prioritas, efektifitas dan efisiensi dengan berpedoman pada Rencana Fisik Tahunan dan Triwulan yaitu (1). Membuat Daftar Gaji setiap bulan untuk pegawai Pengadilan Agama Lamongan; (2). Mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN Bojonegoro untuk gaji induk, kekurangan gaji, kekurangan tunjangan, lembur, honorhonor, Penggantian Uang Persediaan serta Belanja Modal; (3). Menatausahakan administrasi keuangan DIPA Pengadilan Agama Lamongan dengan realisasi sebagai berikut : (a) Belanja Pegawai Pagu DIPA Rp. 2.283.973.000,- DIPA Rp. 2.479.496.657,- Sisa dana DIPA Rp. (195.523.657),- Persentase DIPA 144,86 % (b) Belanja Barang Belanja Barang Es 01 Pagu DIPA Rp. 572.337.000,- DIPA Rp. 570.930.010,- Sisa dana DIPA Rp. 1.406.990,- Persentase DIPA 99,75% Belanja Barang Es 04 Pagu DIPA Rp. 66.600.000,- DIPA Rp. 64.800.000,- Sisa dana DIPA Rp. 1.800.000,- Persentase DIPA 97,30% (c) Belanja Modal LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 40

Pagu DIPA Rp. 0,- DIPA Rp. 0,- Sisa dana DIPA Rp. 0,- Persentase DIPA 0 % LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 41

BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN 1. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Agama Lamongan Tahun ini menyajikan berbagai capaian strategis baik yang mencapai target maupun yang belum mencapai target. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran. 2. Secara umum hasil capaian kinerja sasaran telah dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan hanya ada 5 (lima) indikator tidak tercapai yaitu : a. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan. b. Persentase putusan yang diunggah (upload) ke website. c. Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum Banding. d. Persentase perkara yang disidangkan. e. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti. Dan dapat menjadi bahan perbaikan untuk tahun 2013. 3. Dalam rangka terwujudnya pelayanan prima kepada pencari keadilan, di Pengadilan Agama Lamongan maka dalam melaksanakan tugasnya berpedoman pada Standar Operasional prosedur (SOP) yang telah didiskusikan dengan bagian terkait dengan analisa beban kerja yang tertuang dalam Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Lamongan Nomor W13- A17/2587/OT.01.3/SK/XII/ tanggal 1 Desember sebagai implementasi dari Undang-Undang Nomor : 25 / 2009 tentang Pelayanan Publik dan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Lamongan Nomor W13-A17/604/OT.01.3/SK/III/ tanggal 5 Maret tentang Standar Pelayanan Peradilan. 4. Penyelesaian perkara pada tahun pada Pengadilan Agama Lamongan telah memenuhi target dan berhasil dengan baik, dari jumlah sisa perkara tahun sebanyak 590 perkara, seluruhnya telah diselesaikan (). Sedangkan untuk perkara masuk tahun sebanyak 2.919 perkara telah diselesaikan LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 42

sebanyak 2.218 (76%), sehingga sisa perkara pada akhir tahun sebanyak 701 perkara (20 %); 5. Dalam hal pelaksanaan anggaran, pada dasarnya tidak terdapat hambatan dan kendala, akan tetapi ada sedikit kendala, yaitu mengenai anggaran untuk Langganan Daya dan Jasa Khusus untuk Listrik yang pagu dalam DIPA sangat kecil, tidak sesuai dengan realisasinya, dimana yang semestinya anggaran untuk pembayaran tagihan Listrik cukup digunakan selama 12 bulan akan tetapi hanya cukup digunakan selama 10 bulan, oleh karena itu anggaran Langganan Daya dan Jasa khusus untuk pembayaran tagihan Listrik perlu ditambah ; B. SARAN Mohon kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, agar : 1. Diterbitkan Surat Edaran tentang standarisasi sisa minimal perkara pada akhir tahun; 2. Diupayakan penambahan pegawai sesuai dengan beban tugas Pengadilan Agama Lamongan kelas I.A; 3. Meningkatkan alokasi dana anggaran (DIPA) untuk tahun anggaran selanjutnya karena adanya fluktuasi harga; 4. Meningkatkan alokasi dana anggaran (DIPA) untuk Langganan Daya Dan Jasa khusus untuk pembayaran tagihan Listrik, sehingga dapat menunjang kelancaran operasional baik dibidang administrasi perkara maupun dibidang administrasi umum; 5. Meningkatkan pelaksanaan Diklat Pegawai dan Bimbingan Teknis terhadap seluruh aparat Pengadilan Agama untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional dan berintegritas tinggi. 6. Meningkatkan pembinaan/pengawasan ke daerah tentang pelaksanaan tugas teknis yustisial dan tugas umum. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman 43

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Lamongan Hakim 1. Drs. Abd Malik 2. Drs. H. M. Nurkhan, S.H. 3. Drs. H. A Mukhsin, S.H., M.H. 4. Drs. H. Nur Khasan, S.H., M.H. 5. Dra. Hj. Dzirwah 6. Drs. H. Wachid Ridwan 7. Dra. Hj. Azizah Ulfa, M.H. 8. Gembong Edy Sujarno, M H. 9. Drs. Imam Rosidin, M.H. 10. Drs. H. Nuril Ihsan 11. H. Roihan, S.H. 12. Dra.Hj. Sufijati Ketua Dra. Hj.Nawal Bochori,SH. Wakil Ketua Drs. H. Sarmin, M.H. Panitera / Sekretaris H. Syaifuddin Latief, S.H. Wakil Panitera Wakil Sekretaris H. Imam Wahyudi, S.H. Junus Susanto, S.H. Keterangan : ------------------ : Garis Koordinasi : Garis Tanggung Jawab Panmud. Permohonan Panmud. Gugatan Panmud. Hukum Kasubbag.Kepegawaian Kasubbag.Keuangan Kasubbag.Umum Nur Cholidah, S.H. Hj. Kuna iyah Ningsih, S.H. Hj.Siti Zaenab M.,S.Ag. Hj. Muarofah, SH. Dartik,S.Pd.I Staf : Staf : Staf : Staf : Staf : Staf : Suwarno Agus Wibowo, Amd A. Makhtum Santoso Fatkur R.,S.Ag. Siti Zaimah A. Noer Anshori., S.Psi Zainish S.,S.Pd. Sudarmadi Drs. Kayanto Jawahiruddaulah Asfaq, S.HI. Novan Yahya Utama, S.Kom. Khoirul Anwar., S.Ag. Suki Wawan A., S.Pd.I. Luthfi Anshori Panitera Pengganti Supiyah, S.H. Mazir, S.Ag., M.Si. Sueb, S.H. Jurusita / Jurusita Pengganti Mochamad Waras Syafi i Rahman, S.Ag. Suprayitno, S.Ag. Farhan Hidayat, S.HI. Novan Yahya Utama, S.Kom. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman vi

2. Indikator Utama Tahun NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA PENJELASAN PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA 1. Meningkatnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel Persentase sisa perkara yang diselesaikan Persentase perkara yang diselesaikan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan layanan Posbakum Persentase Perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling. Persentase putusan yang diunggah (upload) ke website. Persentase Pelayanan Meja Informasi Persentase Minutasi Berkas Perkara Perbandingan antara sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan Perbandingan antara perkara masuk dengan perkara yang diputus Perbandingan antara perkara yang putus lebih dari 6 bulan dengan perkara masuk. (tidak termasuk sisa perkara) Perbandingan antara perkara prodeo yang masuk dengan perkara prodeo yang putus Perbandingan antara jumlah pemohon POSBAKUM dengan jumlah pemohon POSBAKUM yang dilayani Perbandingan antara perkara yang dibawa ke lokasi sidang keliling (zetting plaat) dengan jumlah perkara sidang keliling yang diputus Perbandingan antara perkara yang diputus dengan upload putusan di website Perbandingan antara pemohon informasi dengan jumlah yang dilayani Perbandingan antara perkara yang diputus dengan perkara yang diminutasi Hakim Majelis dan Panitera Hakim Majelis dan Panitera Hakim Majelis dan Panitera Hakim Majelis dan Panitera Hakim Majelis dan Panitera Hakim Majelis dan Panitera Panitera Panitera Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman vii

2. Peningkatan Administrasi perkara yang efektif, efisien, dan akuntabel 3.. Meningkatnya penyelesaian perkara melalui mediasi 4. Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada hukum melalui tindakan penegakan hukum dibidang peradilan. 5. Meningkatnya pelaksanaan Pengawasan internal yang efektif dan efisien Persentase penyelesaian administrasi penerimaan perkara. Persentase perkara yang disidangkan Persentase penyelesaian administrasi putusan perkara. Persentase penyampaian salinan putusan kepada para pihak tepat waktu Persentase akta cerai yang diterbitkan Persentase proses penyerahan akta cerai kepada para pihak Persentase mediasi yang berhasil Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti Perbandingan perkara yang diterima dengan penyelesaian administrasi penerimaan perkara Perbandingan antara perkara yang diterima dengan perkara yang diperiksa Perbandingan antara yang diputus dengan administrasi putusan perkara Perbandingan antara perkara yang diputus/diminta para pihak dengan salinan yang diserahkan kepada para pihak Perbandingan antara putusan cerai gugat yang telah berkekuatan hukum tetap dan perkara cerai talak yang telah diikrarkan dengan akta cerai yang telah diterbitkan Perbandingan antara akta cerai yang diminta oleh para pihak dengan yang disampaikan Perbandingan antara jumlah perkara yang dimediasi dengan yang berhasil didamaikan Perbandingan antara perkara putus dengan perkara perkara putus yang diajukan upaya hukum banding Perbandingan antara perkara banding dengan perkara perkara banding yang diajukan upaya hukum kasasi Perbandingan antara perkara kasasi dengan perkara perkara kasasi yang diajukan upaya hukum peninjauan kembali Perbandingan antara pengaduan yang diterima dengan yang diitindaklanjuti Panitera Panitera Panitera Panitera Panitera Panitera Hakim Majelis dan Panitera Hakim Majelis dan Panitera Hakim Majelis dan Panitera Hakim Majelis dan Panitera Ketua dan Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman viii

6. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti Perbandingan antara permohonan eksekusi dengan jumlah permohonan eksekusi yang diselesaikan Ketua dan Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan. 3. Rencana Tahun 2013 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Meningkatnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan 76% c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan d. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu. e. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan layanan Posbakum f. Persentase Perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling. g. Persentase putusan yang diunggah (upload) ke website. 95% h. Persentase Pelayanan Meja Informasi i. Persentase Minutasi Berkas Perkara LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman ix

2. Peningkatan Administrasi perkara yang efektif, efisien, dan akuntabel 3. Meningkatnya penyelesaian perkara melalui mediasi 4. Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada hukum melalui tindakan penegakan hukum dibidang peradilan 5. Meningkatnya pelaksanaan Pengawasan internal yang efektif dan efisien 6. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. a. Persentase penyelesaian administrasi penerimaan perkara. b. Persentase perkara yang disidangkan 97% c. Persentase penyelesaian administrasi putusan perkara. d. Persentase penyampaian salinan putusan kepada para pihak tepat waktu e. Persentase akta cerai yang diterbitkan f. Persentase proses penyerahan akta cerai kepada para pihak Persentase mediasi yang diselesaikan Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi 80% - Peninjauan Kembali Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti 80% Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman x

4. Rencana Tahun 2014 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Meningkatnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan 76% c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan d. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu. e. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan layanan Posbakum f. Persentase Perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling. g. Persentase putusan yang diunggah (upload) ke 95% website. h. Persentase Pelayanan Meja Informasi 2. Peningkatan Administrasi perkara yang efektif, efisien, dan akuntabel i. Persentase Minutasi Berkas Perkara a. Persentase penyelesaian administrasi penerimaan perkara. b. Persentase perkara yang disidangkan 97% c. Persentase penyelesaian administrasi putusan perkara. d. Persentase penyampaian salinan putusan kepada para pihak tepat waktu e. Persentase akta cerai yang diterbitkan LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman xi

3.. Meningkatnya penyelesaian perkara melalui mediasi 4. Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada hukum melalui tindakan penegakan hukum dibidang peradilan 5. Meningkatnya pelaksanaan Pengawasan internal yang efektif dan efisien 6. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. f. Persentase proses penyerahan akta cerai kepada para pihak Persentase mediasi yang diselesaikan Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi 80% - Peninjauan Kembali Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti 80% Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman xii

5. Matriks Rencana Strategis 2010-2014 Visi MATRIKS RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN 2010-2014 Terwujudnya Kesatuan Hukum dan Aparatur Pengadilan Agama Lamongan yang Profesional, Efektif, Efisien dan Akuntabel menuju Badan Peradilan Indonesia yang Agung. Misi Tujuan Strategis 1. Menjaga kemandirian Aparatur Pengadilan Agama; 2. Meningkatkan kualitas pelayanan hukum yang berkeadilan, kredibel dan transparan; 3. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan; 4. Mewujudkan kesatuan hukum sehingga diperoleh kepastian hukum bagi masyarakat. 1. Meningkatnya pelayanan hukum yang berkeadilan, kredibel dan transparan kepada masyarakat pencari keadilan. 2. Terwujudnya aparat Pengadilan Agama Lamongan yang profesional, efektif, efisien, dan akuntabel. 3. Meningkatnya pengawasan intern dalam rangka peningkatan pelayanan hukum kepada masyarakat pencari keadilan Sasaran Indikator Th. I Th. II Th. III Th. IV Th. V (2010) () () (2013) (2014) Meningkatnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan 76% 76% 76% 76% 76% c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan d. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang diselesaikan tepat waktu. e. Persentase Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang mendapatkan layanan Posbakum f. Persentase Perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling. 99% 99% 99% 99% 99% 0 0 0 0 LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman xiii

g. Persentase putusan yang diunggah (upload) ke website. 95% 95% 95% 95% 95% h. Persentase Pelayanan Meja Informasi i. Persentase Minutasi Berkas Perkara Peningkatan Administrasi perkara yang efektif, efisien, dan akuntabel a. Persentase penyelesaian administrasi penerimaan perkara. b. Persentase perkara yang disidangkan 97% 97% 97% 97% 97% c. Persentase penyelesaian administrasi putusan perkara. d. Persentase penyampaian salinan putusan kepada para pihak tepat waktu e. Persentase akta cerai yang diterbitkan f. Persentase proses penyerahan akta cerai kepada para pihak Meningkatnya penyelesaian perkara melalui mediasi Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada hukum melalui tindakan penegakan hukum dibidang peradilan Persentase mediasi yang diselesaikan Persentase putusan yang tidak diajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi 80% 80% 80% 80% 80% - Peninjauan Kembali Meningkatnya pelaksanaan Pengawasan internal yang efektif dan efisien Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti 80% 80% 80% 80% 80% Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman xiv

6. SK Tim Penyusunan LAKIP PA Lamongan Tahun KUASA PENGGUNA ANGGARAN PENGADILAN AGAMA LAMONGAN SURAT KEPUTUSAN Nomor : W13-A17/33A/KU.01/SK/I/2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN ANGGARAN Menimbang Mengingat : 1. Bahwa dalam rangka pelaksanaan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) pada Pengadilan Agama Lamongan Tahun Anggaran, perlu dibentuk Tim Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP). 2. Bahwa berdasarkan DIPA Pengadilan Agama Lamongan Tahun Anggaran 2013 Nomor : DIPA-005.01.2.401322/2013, tersedia anggaran penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP). 3. Bahwa mereka yang namanya tercantum dalam surat keputusan ini dipandang mampu dan memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Pengarah, Penanggungjawab, Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Anggota Tim Penyusunan Laporan Akuntabilitas Pemerintah (LAKIP) Pada Pengadilan Agama Lamongan Tahun. : 1. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009. 2. Keputusan Presiden RI Nomor 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 tahun 2004. 3. DIPA Pengadilan Agama Lamongan Nomor : DIPA-005.01.2.401322/2013, tanggal 5 Desember MEMUTUSKAN : Menetapkan : Pertama : Membentuk Tim Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Agama Lamongan Tahun, dengan susunan sebagai berikut : No Nama dan NIP Jabatan 1. Dra. Hj. Nawal Buchori. S.H. NIP. 19480514 197701 2 001 Pengarah LAKIP Pengadilan Agama Lamongan Tahun Halaman xv