Kabupaten Sanggau merupakan bagian dari Propinsi Kalimantan Barat yang. pada awalnya mempunyai luas wilayah km² berdasarkan Undang-Undang Nomor

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kabupaten Sanggau merupakan bagian dari Propinsi Kalimantan Barat yang pada awalnya mempunyai luas wilayah km² berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1959, tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1820). Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sekadau di Propinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Sanggau dipecah menjadi dua yakni Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau dengan luas wilayah baru ,70 km² atau sekitar 8,76% dari luas seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Barat ( km²). Dampak dari Undang-Undang tersebut Kabupaten Sanggau yang sebelumnya terdiri atas 22 kecamatan saat ini setelah pemekaran hanya terdiri dari 15 kecamatan. Secara geografis kabupaten Sanggau terletak diantara 1º 10ʹ Lintang Utara - 0º 30ʹ Lintang Selatan dan diantara 109º 45ʹ - 111º 11ʹ Bujur Timur. Kabupaten Sanggau mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: - Bagian Utara berbatasan dengan Sarawak (Malaysia Timur); - Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ketapang; - Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Sekadau; - Bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Landak dan Kabupaten Kubu Raya. Wilayah yurisdiksi Pengadilan Agama Sanggau mencakup Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau. Kabupaten Sanggau terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan dan kabupaten Sekadau teridri dari 7 (tujuh) kecamatan. 1

2 Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24 ayat (1) menyebutkan bahwa Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Ayat (2) menyatakan bahwa Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi (perubahan ketiga UUD 1945). Pengadilan Agama Sanggau adalah salah satu badan peradilan di bawah Mahkamah Agung RI dan salah satu penyelenggara kekuasaan kehakiman dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya mengacu pada arah kebijakan Nasional Negara Republik Indonesia yakni mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka, mandiri dan transparan. Sebagai salah satu lembaga resmi pelaku kekuasaan kehakiman, maka penyelenggaraan peradilan yang benar, adil, jujur, dapat dipercaya, menjamin kepastian hukum dan tidak berpihak merupakan hal yang harus dipenuhi oleh Pengadilan Agama Sanggau. Konsep independensi dan akuntabilitas kekuasaan kehakiman ini merupakan dua serangkai yang tak terpisahkan, ibarat dua sisi mata uang yang saling melekat satu sama lain. Salah satu bentuk pembenahan dan wujud respon Pengadilan Agama Sanggau dalam menjawab tantangan perubahan ke arah yang lebih baik adalah menciptakan kinerja yang akuntabel, sesuai dengan TAP-MPR Nomor XI/MPR/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN dan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) serta Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Untuk 2

3 itu Pengadilan Agama Sanggau telah menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja kegiatan dan pencapaian sasaran tahun Dalam melaksanakan tugas, Pengadilan Agama Sanggau berpedoman pada perencanaan strategis dengan pendekatan pencermatan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal. Sedangkan dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasarannya, Pengadilan Agama Sanggau telah merumuskan langkah-langkah strategis berbentuk kebijakan, program dan kegiatan yang tersusun secara lebih sistematis, terukur dan tepat sasaran. B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pengadilan Agama Sanggau sebagai lembaga Peradilan Agama mempunyai tugas pokok sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, yaitu bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari ah. Disamping tugas pokok di atas, Pengadilan Agama Sanggau juga mempunyai fungsi antara lain: 1) Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya, baik menyangkut teknis yudisial, administrasi peradilan, maupun administrasi umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pembangunan; 2) Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas dan perilaku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, Juru Sita/Juru 3

4 Sita Pengganti, serta aparatur peradilan lainnya agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya; 3) Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah di wilayah hukumnya, apabila diminta dan dibantukan; 4) Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan (teknis dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan); 5) Fungsi dalam pelayanan publik dan meja informasi yakni memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan; Selain tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, Pengadilan Agama Sanggau sebagai lembaga peradilan agama mempunyai tugas tambahan sebagaimana diatur dalam Pasal 52 A Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yaitu memberikan isbath kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan tahun Hijriyah. 4

5 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Pengadilan Agama Sanggau Tahun merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan, pengkajian, pengelolaan terhadap sistem, kebijakan dan peraturan perundang-undangan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi. Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolak ukur kinerja Pengadilan Agama Sanggau diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun sebagai pedoman dan pengendalian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan pengadilan dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun Dalam realisasinya, Renstra yang telah disusun Pengadilan Agama Sanggau akan mengalami revisi sejalan dengan tuntutan perubahan internal maupun eksternal. Demikian juga Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan dalam pengukuran kinerja dan pengendalian pelaksanaan program kegiatan. 1. Visi dan Misi Adapun visi dari Pengadilan Agama Sanggau adalah: TERWUJUDNYA PENGADILAN AGAMA SANGGAU YANG AGUNG 5

6 Untuk mencapai visi tersebut Pengadilan Agama Sanggau menetapkan misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan yaitu: 1) Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparan. 2) Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat. 3) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien. 4) Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien. 5) Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Tujuan Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi. Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Agama Sanggau adalah: 1) Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi 2) Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan 3) Publik percaya bahwa Pengadilan Tinggi Agama Pontianak dan Pengadilan Agama Sanggau memenuhi butir 1 dan 2 di atas. 3. Sasaran Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun ke depan dari tahun 2015 sampai dengan tahun Sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Agama Sanggau adalah sebagai berikut: 1) Peningkatan penyelesaian perkara. 2) Peningkatan akseptabilitas putusan hakim. 6

7 3) Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara. 4) Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice). 5) Peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan. 6) Peningkatan kualitas pengawasan Enam sasaran strategis tersebut merupakan arahan Pengadilan Agama Sanggau untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dengan membuat rincian program dan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama Program peningkatan manajemen peradilan agama merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan pokok yang dilaksanakan Pengadilan Agama Sanggau dalam pelaksanaan program peningkatan manajemen peradilan agama adalah : 1) Penyelesaian perkara-perkara perdata tertentu. 2) Penyelesaian sisa perkara perdata tertentu. 3) Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu. 4) Register dan pendistribusian berkas perkara ke majelis hakim yang tepat waktu. 5) Publikasi dan transparansi proses penyelesaian dan putusan perkara. b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia 7

8 yang berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah : 1) Pelaksanaan diklat teknis yudisial dan non yudisial. 2) Tindak lanjut pengaduan yang masuk. 3) Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa. c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan peradilan tingkat banding dan tingkat pertama. B. INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA SANGGAU TAHUN Pengadilan Agama Sanggau telah menetapkan Indikator Kinerja Utama Pengadilan Agama Sanggau Tahun berdasarkan Keputusan Ketua Pengadilan Pengadilan Agama Sanggau Nomor W14-A4/113/OT.01/I/2015 tanggal 26 Januari 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pengadilan Agama Sanggau. Selanjutnya Indikator Kinerja Utama Pengadilan Agama Sanggau Tahun dilakukan reviu berdasarkan Keputusan Ketua Pengadilan Agama Sanggau Nomor W14-A4/113.a/OT.01/1/2017 tanggal 03 Januari 2017 tentang Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama Pengadilan Agama Sanggau. Tabel di bawah ini merupakan Reviu Indikator Kinerja Utama Pengadilan Agama Sanggau Tahun NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA PENJELASAN PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA 1 Meningkatnya a. Persentase mediasi Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan penyelesaian yang diselesaikan perkara yang telah melaksanakan Majelis Hakim/ Bulanan/ perkara. proses mediasi dengan jumlah Panitera Tahunan perkara yang diterima dan termasuk 8

9 perkara yang harus melalui proses mediasi. b. Persentase sisa Perbandingan antara jumlah sisa Ketua/ Laporan perkara yang perkara yang diselesaikan dengan Majelis Hakim/ Bulanan/ diselesaikan. jumlah sisa perkara yang harus Panitera Tahunan diselesaikan. c. Persentase perkara Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan yang diselesaikan perkara yang diselesaikan dengan Majelis Hakim/ Bulanan/ jumlah perkara yang harus Panitera Tahunan diselesaikan (saldo awal dan perkara yang masuk) d. Persentase perkara Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan yang diselesaikan perkara yang diselesaikan dalam Majelis Hakim/ Bulanan/ dalam waktu waktu maksimal 5 (lima) bulan Panitera Tahunan maksimal 5 (lima) dengan jumlah perkara yang harus bulan. diselesaikan dalam waktu maksimal 5 (lima) bulan (di luar sisa perkara). 2 Peningkatan a. Persentase perkara Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan akseptabilitas yang tidak perkara dalam tahun berjalan yang Majelis Hakim/ Bulanan/ putusan mengajukan upaya tidak mengajukan upaya hukum Panitera Tahunan hakim hukum Banding. banding dengan jumlah seluruh perkara dalam tahun berjalan. b. Persentase perkara Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan yang tidak perkara dalam tahun berjalan yang Majelis Hakim/ Bulanan/ mengajukan upaya tidak mengajukan upaya hukum Panitera Tahunan hukum Kasasi. kasasi dengan jumlah seluruh perkara dalam tahun berjalan. c. Persentase perkara Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan yang tidak perkara dalam tahun berjalan yang Majelis Hakim/ Bulanan/ mengajukan upaya tidak mengajukan upaya hukum Panitera Tahunan hukum Peninjauan peninjauan kembali dengan jumlah Kembali. seluruh perkara dalam tahun berjalan. 3 Peningkatan a. Persentase berkas Perbandingan antara jumlah berkas Panitera Laporan efektifitas yang diajukan perkara yang diajukan banding, Bulanan/ pengelolaan banding, kasasi dan kasasi dan peninjauan kembali yang Tahunan penyelesaian peninjauan kembali disampaikan secara lengkap dan perkara yang disampaikan tepat waktu dengan jumlah seluruh secara lengkap dan berkas perkara yang diajukan tepat waktu. banding, kasasi dan peninjauan kembali. b. Persentase berkas Perbandingan antara jumlah berkas Ketua/ Laporan perkara yang perkara yang telah diregister dan Majelis Hakim/ Bulanan/ diregister dan siap siap didistribusikan ke majelis hakim Panitera Tahunan 9

10 didistribusikan ke dengan jumlah seluruh berkas Majelis Hakim. perkara yang diterima kepaniteraan (termasuk berkas perkara yang belum diregister). c. Persentase rasio Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan Majelis Hakim realisasi perkara yang diterima Panitera Bulanan/ terhadap perkara. Majelis Hakim dengan jumlah Tahunan estimasi perkara yang diterima Majelis Hakim. d. Persentase akta Perbandingan antara jumlah akta Panitera Laporan cerai yang cerai yang telah disampaikan Bulanan/ diserahkan kepada kepada para pihak dengan jumlah Tahunan para pihak. seluruh akta cerai yang diterbitkan dan harus disampaikan kepada para pihak. e. Persentase Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan penyelesaian perkara yang telah diselesaikan Majelis Hakim/ Bulanan/ perkara dalam dalam waktu di bawah 5 (lima) Panitera Tahunan waktu di bawah 5 bulan dengan jumlah seluruh (lima) bulan. perkara yang telah diselesaikan. f. Persentase perkara Perbandingan antara permohonan Panitera/Jurusita Laporan yang diajukan penyitaan dengan pelaksanaan Bulanan/ penyitaan tepat penyitaan tepat waktu dan tempat Tahunan waktu dan tempat. 4 Peningkatan a. Persentase perkara Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan aksesibilitas prodeo yang perkara prodeo yang diselesaikan Majelis Hakim/ Bulanan/ masyarakat diselesaikan. dengan perkara prodeo yang Panitera Tahunan terhadap masuk/diterima. peradilan b. Persentase perkara Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan (acces to yang dapat perkara yang diselesaikan pada Majelis Hakim/ Bulanan/ justice). diselesaikan sidang di luar gedung pengadilan Panitera Tahunan dengan cara sidang dengan jumlah perkara yang dibawa di luar gedung ke lokasi sidang di luar gedung pengadilan (zitting pengadilan. plaatz). c. Persentase putusan Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan yang dapat diakses putusan yang sudah Panitera Bulanan/ secara on line diupload/ditayangkan di website Tahunan dalam waktu dengan jumlah seluruh putusan maksimal 14 (empat yang harus diupload/ditayangkan di belas) hari kerja website. sejak diputus. 5 Peningkatan Persentase Perbandingan permohonan Ketua Laporan kepatuhan permohonan eksekusi eksekusi yang ditindaklanjuti Pengadilan/ Bulanan/ terhadap atas putusan perkara dengan permohonan eksekusi yang Panitera Tahunan putusan yang berkekuatan belum ditindaklanjuti pengadilan. hukum tetap yang ditindaklanjuti 10

11 6 Meningkatnya a. Persentase Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan kualitas pengaduan laporan pengaduan masyarakat Panitera/ Bulanan/ pengawasan. masyarakat yang mengenai perilaku aparatur Sekretaris Tahunan ditindaklanjuti. peradilan (teknis dan non teknis) yang ditindaklanjuti dengan jumlah seluruh laporan pengaduan masyarakat yang diterima. b. Persentase temuan Perbandingan antara jumlah Ketua/ Laporan hasil pemeriksaan temuan hasil pemeriksaan pihak Panitera/ Bulanan/ pihak eksternal eksternal yang ditindaklanjuti Sekretaris Tahunan yang ditindaklanjuti. dengan jumlah seluruh temuan hasil pemeriksaan pihak eksternal yang harus ditindaklanjuti. C. RENCANA KINERJA PENGADILAN AGAMA SANGGAU TAHUN 2017 Adapun Rencana Kinerja Pengadilan Agama Sanggau Tahun 2017 sebagai berikut: NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Meningkatnya penyelesaian perkara. 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim. 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara. 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap a. Persentase mediasi yang diselesaikan. b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan. c. Persentase perkara yang diselesaikan. d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam waktu maksimal 5 (lima) bulan. a. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Banding. b. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi. c. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali. a. Persentase berkas yang diajukan banding, kasasi,dan peninjauan kembali yang disampaikan secara lengkap dan tepat waktu. b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Hakim. c. Persentase rasio Majelis Hakim terhadap perkara. (114 pkr) d. Persentase akta cerai yang diserahkan kepada para pihak. e. Persentase penyelesaian perkara dalam waktu di bawah 5 (lima) bulan. f. Persentase perkara yang diajukan penyitaan tepat waktu dan tempat. a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan. b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara 11

12 peradilan (acces to justice). 5. Peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan. sidang di luar gedung pengadilan (zitting plaatz). c. Persentase putusan yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 14 (empat belas) hari kerja sejak diputus. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 6. Meningkatnya kualitas pengawasan. a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti. b. Persentase temuan hasil pemeriksaan pihak eksternal yang ditindaklanjuti. D. PERJANJIAN KINERJA PENGADILAN AGAMA SANGGAU TAHUN 2016 Perjanjian Kinerja pada dasarnya merupakan pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus perjanjian kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen. Perjanjian Kinerja Pengadilan Agama Sanggau Tahun 2016 sebagai berikut: NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Peningkatan penyelesaian perkara. 2. Peningkatan aksepbilitas putusan hakim. 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara. a. Persentase mediasi yang diselesaikan. b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan. c. Persentase perkara yang diselesaikan. d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam waktu maksimal 5 (lima) bulan. a. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Banding. b. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi. c. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali. a. Persentase berkas yang diajukan banding, kasasi,dan peninjauan kembali yang disampaikan secara lengkap dan tepat waktu. b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Hakim. c. Persentase rasio Majelis Hakim terhadap perkara. (99 pkr) d. Persentase akta cerai yang diserahkan kepada para pihak. 12

13 4. Peningkatan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice). 5. Peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan. 6. Peningkatan kualitas pengawasan. e. Persentase penyelesaian perkara dalam waktu di bawah 5 (lima) bulan. f. Persentase perkara yang diajukan penyitaan tepat waktu dan tempat. a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan. b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang di luar gedung pengadilan (zitting plaatz). c. Persentase putusan yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 14 (empat belas) hari kerja sejak diputus. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti. b. Persentase temuan hasil pemeriksaan pihak eksternal yang ditindaklanjuti. 13

14 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Sesuai penetapan kinerja yang telah diperjanjikan pada tahun 2016, Pengadilan Agama Sanggau berkewajiban untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada stakeholders atas penggunaan anggaran Negara. Guna mengetahui tingkat ketercapaian (keberhasilan/kegagalan) target kinerja dan sebagai bahan evaluasi kinerja, diperlukan suatu informasi capaian target kinerja atas penetapan kinerja tersebut. Di bawah ini diuraikan capaian kinerja atas sasaran strategis serta indikator kinerjanya sebagaimana termuat dalam Penetapan Kinerja tahun A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 1 Peningkatan penyelesaian a. Persentase mediasi yang diselesaikan. 100 % ( 277 perkara ) 71 perkara 25,63% perkara. b. Persentase sisa perkara tahun 2015 yang diselesaikan pada tahun ( 36 perkara) 36 Perkara c. Persentase perkara yang diselesaikan. (405 perkara) 357 Perkara 88,15% d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam waktu maksimal 5 (lima) bulan. (357 perkara) 356 Perkara 99,72% 2 Peningkatan a. Persentase putusan perkara yang 357 Perkara akseptabilitas tidak mengajukan upaya hukum (357 perkara) putusan hakim. Banding b. Persentase putusan perkara yang 357 Perkara tidak mengajukan upaya hukum ( 357 perkara) Kasasi. c. Persentase putusan perkara yang 357 Perkara tidak mengajukan upaya hukum (357 perkara) Peninjauan Kembali 3 Peningkatan efektifitas pengelolaan a. Persentase berkas yang diajukan banding, kasasi dan peninjauan kembali yang disampaikan secara

15 penyelesaian perkara. lengkap dan tepat waktu. b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Hakim. (369 perkara) 369 Perkara c. Persentase rasio Majelis Hakim terhadap perkara. (99 perkara) 136 Perkara 137,37% 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice). 5. Peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan. 6. Peningkatan kualitas pengawasan. d. Persentase akta cerai yang diserahkan kepada para pihak. e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam waktu di bawah 5 (lima) bulan. f. Persentase perkara yang diajukan penyitaan tepat waktu dan tempat. a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan. b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang dil luar gedung pengadilan (zitting plaatz). c. Persentase putusan yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 14 (empat belas) hari kerja sejak diputus. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti. b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. (504 akta) 275 akta 54,56% (357 perkara) 356 Perkara 99,72% 0 0 ( 8 perkara ) 8 perkara (53 perkara ) 48 perkara 90,57% ( 357 putusan) 357 putusan (37 temuan) 37 temuan B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja diperlukan untuk mendapatkan umpan balik guna melakukan perbaikan terhadap rencana kinerja tahun berikutnya. Adapun capaian indikator kinerja sesuai sasaran kinerja yang ditetapkan, diuraikan lebih rinci sebagai berikut : 15

16 1. PENINGKATAN PENYELESAIAN PERKARA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Peningkatan penyelesaian a. Persentase mediasi yang diselesaikan. ( 277 ) 71 perkara 25,63% perkara. b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan. ( 36 ) 36 Perkara c. Persentase perkara yang diselesaikan. (405) 357 Perkara 88,15% d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam waktu maksimal 5 (lima) bulan. (357) 356 Perkara 99,72% Rata-rata capaian kinerja 78,37 % Peningkatan penyelesaian perkara merupakan sasaran pertama dari enam sasaran strategis Pengadilan Agama Sanggau tahun Sasaran tersebut memiliki 4 (empat) indikator kinerja yang masing-masing indikator akan diuraikan capaian kinerjanya sebagai berikut: a. Persentase mediasi yang diselesaikan. Capaian mediasi yang diselesaikan tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah perkara yang diterima dan termasuk dalam kelompok perkara yang harus melalui proses mediasi. Sedangkan jumlah perkara yang diterima dan termasuk dalam kelompok perkara yang harus melalui proses mediasi sebanyak 277 perkara. Dari jumlah tersebut yang menjalani proses mediasi sebanyak 71 perkara dengan rincian sebanyak 5 perkara berhasil didamaikan dan sebanyak 66 perkara tidak berhasil didamaikan dan melanjutkan persidangan sebagaimana mestinya. Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase mediasi yang diselesaikan tahun 2016 adalah sebesar 25,63 persen. 16

17 X 100 % = 25,63% Kendala utama tidak tercapainya target mediasi yang diselesaikan tahun 2016 dikarenakan pada saat akan dilaksanakan mediasi salah satu pihak tidak hadir sehingga dengan tidak lengkapnya pihak yang akan dimediasi menyebabkan mediasi tidak dapat dilaksanakan. Sebagai bahan perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya, berikut tabel yang menggambarkan perkara yang masuk yang harus melalui proses mediasi, perkara yang dimediasi, serta target dan realisasinya. TAHUN PERKARA PERKARA TARGET REALISASI YANG HARUS DIMEDIASI DIMEDIASI % 25,63 % % 11,91 % % 16,50 % % 16 % Dari tabel di atas dapat disimpulkan, ada peningkatan perkara yang dapat dimediasi pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama pada tahun Jika pada tahun 2015, perkara yang dimediasi hanya mencapai 33 perkara atau 11, 91 % dari target yang telah ditetapkan, pada tahun 2016 terjadi peningkatan yaitu sebesar 25,63 % dari target yang telah ditetapkan. Dengan demikian, meskipun masih jauh dari presentase yang dicanangkan, 17

18 namun kinerja Pengadilan Agama Sanggau pada tahun 2016 sudah berada pada tren kenaikan karena mampu melebihi kinerja pada tahun-tahun sebelumnya. b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan Capaian sisa perkara yang diselesaikan pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen. Sisa perkara tersebut merupakan sisa perkara tahun 2015 sebanyak 36 perkara. Dari jumlah perkara tersebut seluruhnya dapat diselesaikan pada tahun Dengan demikian target 100 persen sisa perkara yang diselesaikan tahun 2016 berhasil dicapai X = Sebagai bahan perbandingan, berikut kami tampilkan tabel yang menggambarkan sisa perkara tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 yang dapat diselesaikan seluruhnya pada tahun-tahun berikutnya (2013, 2014, 2015 dan 2016). Sisa perkara yang harus Sisa perkara Target Realisasi Tahun diselesaikan (tahun yang Sebelumnya) diselesaikan % 100 % % 100 % % 100 % % 100 % Tabel di atas memberikan gambaran sistem kinerja yang berjalan di Pengadilan Agama Sanggau telah berjalan baik dan lancar karena sisa perkara pada tahun sebelumnya yang tidak selesai karena berbagai macam pertimbangan, berhasil 18

19 diselesaikan pada tahun-tahun berikutnya sehingga dapat dilihat bahwa terdapat keseimbangan antara target dan realisasi yang dilakukan Pengadilan Agama Sanggau, yaitu sebesar 100 persen. c. Persentase perkara yang diselesaikan Capaian perkara yang diselesaikan tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah perkara yang harus diselesaikan pada tahun Adapun jumlah perkara yang harus diselesaikan pada tahun 2016 sebanyak 405 perkara dengan rincian sebanyak 36 perkara merupakan perkara saldo awal tahun 2016 (sisa perkara tahun 2015) dan sebanyak 369 perkara merupakan perkara yang diterima selama tahun Dari 405 perkara tersebut yang dapat diselesaikan selama tahun 2016 adalah sebanyak 357 perkara. Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase perkara yang diselesaikan tahun 2016 adalah sebesar 88,15 persen X = 88,15% Tidak tercapainya target persentase perkara yang diselesaikan tahun 2016 disebabkan adanya perkara yang diterima dan belum dapat diputus pada tahun 2016 termasuk diantaranya perkara ghaib. Untuk mengukur capaian akuntabilitas kinerja Pengadilan Agama Sanggau, berikut ditampilkan tabel perbandingan penyelesaian perkara pada tahun 2016 dengan tahun-tahun sebelumnya; tahun 2013, 2014 dan 2015: 19

20 Jenis perkara Sisa Perkara Perkara Perkara Target Realisasi Total Tahun Perkara tahun Masuk yang harus yang telah Realisasi sebelum diselesai diselesai nya kan kan 2016 Gugatan Permohonan % 100 % 87,21 % 94,33 % 88,15 % 2015 Gugatan Permohonan % 100 % 89,21 % 93,48 % 89,7 % 2014 Gugatan Permohonan % 100 % 91,28 % 97,61% 92,01 % 2013 Gugatan Permohonan % 100 % 89,45% 93,75% 89,90 % Dari tabel di atas dapat disimpulkan, terjadi penurunan penyelesaian perkara pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Persoalan ini jika dikaji bermuara pada dua faktor. Pertama, jumlah perkara yang masuk pada tahun 2016 semakin meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga menambah kuantitas kinerja Majelis Hakim. Selain itu, persoalan ini juga turut dipengaruhi oleh faktor Kedua, berkurangnya jumlah majelis hakim Pengadilan Agama Sanggau. Padahal, seiring dengan tuntutan penyelesaian perkara yang semakin meningkat, seharusnya jumlah majelis hakim Pengadilan Agama Sanggau minimal sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun, seiring dengan adanya mutasi hakim di Pengadilan Agama Sanggau, baik mutasi pindah maupun mutasi jabatan, jumlah majelis hakim Pengadilan Agama Sanggau mulai Oktober hingga Desember 2016 hanya berjumlah 2 majelis hakim. Padahal dari Januari hingga September 2016, jumlah majelis hakim ada 3 majelis. Pengurangan majelis hakim ini sangat mempengaruhi terhadap proses penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Sanggau. Oleh karena itu, sangat wajar apabila terjadi tren 20

21 penurunan dalam penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Sanggau pada tahun d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam waktu maksimal 5 (lima) bulan Capaian perkara yang diselesaikan dalam waktu maksimal 5 (lima) bulan tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah perkara yang harus diselesaikan dalam waktu 5 (lima) bulan (di luar sisa perkara). Adapun jumlah perkara yang telah diselesaikan di tahun 2016 adalah sebanyak 357 perkara. Dari jumlah tersebut perkara yang diselesaikan dalam waktu 5 (lima) bulan sebanyak 356 perkara dan sisanya sebanyak 1 perkara diselesaikan dalam waktu lebih dari 5 (lima) bulan. Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase perkara yang diselesaikan dalam waktu maksimal 5 (lima) bulan tahun 2016 adalah sebesar 99,72 persen X = 99,72% Untuk mengukur capaian akuntabilitas kinerja Pengadilan Agama Sanggau, berikut ditampilkan tabel persentase perkara yang diselesaikan dalam waktu maksimal 5 (lima) bulan dengan tahun 2015 dan 2014: Jumlah Perkara Jumlah perkara yang Jumlah perkara yang Target Realisasi Tahun yang telah diselesaikan dalam waktu diselesaikan dalam diselesaikan maksimal 5 bulan waktu lebih dari 5 bulan perkara 356 perkara 1 perkara 100 % 99,72 % perkara 311 perkara 41 perkara 100 % 88,35 % perkara 334 perkara 0 perkara 100 % 100 % Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan akuntabilitas kinerja Pengadilan Agama Sanggau mengenai Perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan 21

22 lebih baik dari tahun 2015 di mana presentasenya mencapai 99,72 % berbanding dengan 88,35 % pada tahun Sementara jika dibandingkan dengan tahun 2014, memang masih kalah, namun tidak banyak. Hal ini terjadi karena keadaan perkara yang dihadapi majelis hakim Pengadilan Agama Sanggau pada tahun 2016 lebih beragam sehingga memerlukan pemikiran panjang untuk dapat segera diselesaikan. Sedangkan perbandingan data penerimaan perkara selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: No Jenis Perkara 2012 (perkara) 2013 (perkara) 2014 (perkara) 2015 (perkara) 2016 (perkara) 1 Cerai Talak G Cerai Gugat G Pembatalan Perkawinan G Penetapan Ahli Waris P 2-5 Asal Usul Anak P 4-6 Isbat Nikah P Wali Adhol Harta Bersama G Penguasaan Anak G Perwalian P Dispensasi Kawin P Hibah Izin Poligami 1 2 G Pengangkatan Anak P Lain-lain P 2 2 JUMLAH

23 2. PENINGKATAN AKSEPTABILITAS PUTUSAN HAKIM NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Peningkatan a. Persentase putusan perkara yang 357 Perkara Akseptabilitas tidak mengajukan upaya hukum ( 357) Putusan Hakim Banding. b. Persentase putusan perkara yang 357 Perkara tidak mengajukan upaya hukum (357) Kasasi. c. Persentase putusan perkara yang 357 Perkara tidak mengajukan upaya hukum (357) Peninjauan Kembali. Rata-rata capaian kinerja 99,93 % Sasaran Strategis Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim dimaksudkan untuk menggambarkan upaya Pengadilan Agama Sanggau memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat, dengan mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap putusan hakim. Sasaran tersebut memiliki empat indikator kinerja yaitu a) persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding; b) persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi; dan c) persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali (PK). Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum adalah 100 persen untuk perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding; 100 persen untuk perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi; dan 100 persen untuk perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK. Capaian tersebut cukup memuaskan karena sesungguhnya dari seluruh perkara yang diputus tahun 2016 diharapkan tidak ada pengajuan upaya hukum baik 23

24 banding, kasasi, maupun PK. Dengan capaian kinerja rata-rata 100 persen berarti bahwa putusan tahun 2016 telah memenuhi rasa keadilan masyarakat. Perhitungan capaian masing-masing upaya hukum dapat disajikan berikut: Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding: X = Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi: X = Upaya hukum PK: X = Sebagai bahan perbandingan berikut kami tampilkan tabel putusan perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali pada tahun 2016, 2015, 2014, dan 2013: a. Putusan yang diajukan Banding Tahun Perkara putus yang Putusan yang tidak diajukan Banding Putusan yang diajukan Banding Target Realisasi perkara 357 perkara 0 perkara 100 % 100 % perkara 314 perkara 2 perkara 100 % 99,38 % perkara 332 perkara 2 perkara 100 % 99,40 % perkara 276 perkara 0 perkara 100 % 100 % 24

25 b. Putusan yang diajukan Kasasi Tahun Perkara putus yang Putusan yang tidak diajukan Kasasi Putusan yang diajukan Kasasi Target Realisasi perkara 357 perkara 357 perkara 100 % 99,72 % perkara 315 perkara 1 perkara 100 % 99,68 % perkara 334 perkara 0 perkara 100 % 100 % perkara 276 perkara 0 perkara 100 % c. Putusan yang diajukan Peninjauan Kembali Tahun Perkara putus yang Putusan yang diajukan peninjauan kembali Putusan yang Tidak diajukan Peninjauan Target Realisasi Kembali perkara 357 perkara 0 perkara 100 % 100 % perkara 316 perkara 0 perkara 100 % 100 % perkara 333 perkara 1 perkara 100 % 99,70 % perkara 276 perkara 0 perkara 100 % 100 % Dari tiga tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa capaian kinerja Pengadilan Agama Sanggau sama dengan tahun 2013, yaitu semua putusan Pengadilan Agama Sanggau dapat memuaskan para pencari keadilan sehingga mereka tidak mengajukan berbagai upaya hukum, baik Banding, Kasasi maupun Peninjauan Kembali. Dengan demikian target yang telah dicanangkan pada tahun 2016 yaitu agar semua putusan majelis hakim Pengadilan Agama Sanggau dapat diterima oleh semua fihak, dapat tercapai dengan baik. 25

26 3. PENINGKATAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Persentase berkas perkara yang diajukan 100 % - - banding, kasasi, dan PK yang disampaikan secara lengkap dan tepat waktu. 2. Persentase berkas perkara yang 100 % 369 perkara diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Hakim. (369 perkara) 3. Persentase rasio Majelis Hakim terhadap 100 % 136 perkara 137,37% perkara. (99 perkara) 4. Persentase akta cerai yang diserahkan 100 % 275 akta 54,56% kepada para pihak. (504 akta) 5. Persentase penyelesaian perkara dalam waktu di bawah 5 bulan. 100 % (357 perkara) 356 perkara 99,72% 6. Persentase perkara yang diajukan 100 % - - penyitaan tepat waktu dan tempat. Rata-rata capaian kinerja 97,91% Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara merupakan sasaran ketiga dari enam sasaran strategis Pengadilan Agama Sanggau tahun Sasaran tersebut memiliki 5 (lima) indikator kinerja yang masing-masing indikator akan diuraikan capaian kinerjanya sebagai berikut: a. Persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi, dan PK yang disampaikan secara lengkap dan tepat waktu Capaian persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi, dan PK yang disampaikan secara lengkap dan tetap waktu tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah berkas perkara yang diajukan banding, kasasi, dan PK tahun Namun, pada tahun 2016 tidak ada para fihak yang berperkara mengajukan upaya hukum banding, kasasi dan peninjauan kembali terhadap putusan hakim. 26

27 b. Persentase berkas perkara yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Hakim Tahun Jumlah berkas yang diterima Jumlah berkas yang siap didistribusikan ke Majelis Realisasi Target Capaian perkara 369 perkara 100 % 100 % 100 % perkara 323 perkara 100 % 100 % 100 % perkara 332 perkara 100 % 100 % 99,70 % perkara 275 perkara 100 % 100 % 100 % Tabel di atas menunjukkan capaian persentase berkas perkara yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Hakim tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah seluruh berkas perkara yang diterima kepaniteraan (termasuk berkas perkara yang belum diregister) tahun Pada tahun 2016 jumlah berkas perkara yang diterima kepaniteraan (termasuk berkas perkara yang belum diregister) adalah sebanyak 369 berkas perkara. Dari jumlah tersebut seluruhnya telah diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Hakim. Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase berkas perkara yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Hakim tahun 2016 adalah sebesar 100 persen X = Capaian pada tahun 2016 ini sama dengan capaian pada tahun 2015, 2013 dan Ini menunjukkan bahwa administrasi perkara di Pengadilan Agama Sanggau telah berjalan dengan baik sehingga semua berkas yang diterima secara 27

28 lengkap langsung diregister di dalam buku induk perkara dan semua berkas dapat didistribusikan ke majelis. c. Persentase Rasio Majelis Hakim terhadap perkara Capaian persentase ratio Majelis Hakim terhadap perkara tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen atau 99 perkara per Majelis Hakim. Jumlah Majelis Hakim hingga akhir tahun 2016 sebanyak 2 Majelis Hakim. Adapun jumlah berkas perkara yang diterima/masuk tahun 2016 sebanyak 369 perkara. Dari jumlah perkara yang diterima/masuk tahun 2016 tersebut selanjutnya dibagi dengan jumlah Majelis Hakim tahun 2016 sehingga diperoleh jumlah perkara untuk setiap majelis hakim. Sejatinya dari bulan Januari hingga September 2016, Jumlah majelis hakim Pengadilan Agama Sanggau ada 3 (tiga) majelis. Akan tetapi, berhubung adanya mutasi baik mutasi pindah maupun mutasi jabatan, mulai dari bulan Oktober 2016 ditetapkan susunan majelis hakim baru yang berjumlah 2 (dua) majelis hakim. Oleh karena itu, untuk mengukur capaian presentase rasio majelis hakim terhadap perkara ini dibagi dua periode. Pada periode pertama, yaitu dari Januari hingga September 2016, perkara masuk di Pengadilan Agama Sanggau adalah sebanyak 284 perkara dan semuanya telah didistribusikan kepada majelis hakim sehingga pada saat itu rata-rata majelis hakim mendapatkan 94 perkara. Sedangkan pada periode selanjutnya, yaitu dari Oktober sampai Desember 2016, dengan jumlah 2 majelis hakim, perkara yang masuk di Pengadilan Agama Sanggau adalah sebanyak 85 perkara. Dengan jumlah hanya dua majelis tersebut, berarti setiap majelis mendapatkan rata-rata distribusi 42 perkara. Dengan demikian jika ditotal 28

29 dari dua periode tersebut, rata-rata setiap majelis hakim mendapatkan 136 perkara. Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase rasio Majelis Hakim terhadap perkara tahun 2016 adalah sebesar 137,37 persen X = 137,37% Sebagai bahan perbandingan berikut kami tampilkan tabel capaian kinerja persentase rasio Majelis Hakim terhadap perkara tahun 2016, 2015, 2014, dan 2013: Perkara yang harus diselesaikan Jumlah Realisasi Target Capaian Tahun Sisa perkara tahun Jumlah Perkara masuk Jumlah perkara yang Majelis Hakim sebelumnya harus diselesaikan perkara 405 3/2 1:136 1:99 137,37 % perkara :81 1:99 81,82% perkara :83 1:82 101,22 % perkara :55 1: % Tabel di atas menunjukkan capaian kinerja persentase rasio Majelis Hakim terhadap perkara pada tahun 2016 melebihi dari target yang ditetapkan (99 perkara). Kinerja ini jauh di atas tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata di bawah 100 % dari target yang ditetapkan kecuali pada tahun 2014 yang capaian kinerjanya berada pada angka 101,22 %. Capaian pada tahun 2016 ini terjadi juga dipengaruhi oleh kekurangan personel hakim yang masuk ke Pengadilan Agama 29

30 Sanggau yang jika dirunut lebih jauh sebagai imbas dari kebijakan Pemerintah menghentikan penerimaan hakim sejak tahun 2012 hingga sekarang. d. Persentase akta cerai yang diserahkan kepada para pihak Capaian persentase akta cerai yang diserahkan kepada para pihak tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah akta cerai yang diterbitkan dan harus disampaikan kepada para pihak tahun Adapun jumlah akta cerai yang telah diterbitkan dan harus disampaikan kepada para pihak tahun 2016 adalah sebanyak 504 akta. Dari jumlah tersebut yang telah diserahkan kepada para pihak tahun 2016 adalah sebanyak 275 akta. Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase akta cerai yang diserahkan kepada para pihak tahun 2016 adalah sebesar 54,56 persen X = 54,56% Sebagai bahan perbandingan berikut kami tampilkan tabel capaian kinerja jumlah akta cerai yang telah diterbitkan dan harus disampaikan kepada para pihak tahun Tidak tercapainya target persentase akta cerai yang diserahkan kepada para pihak tahun 2016 disebabkan banyak fihak yang berperkara tidak mengambil akta cerainya di Pengadilan Agama Sanggau. Sebagai solusinya telah dibuatkan surat pemberitahuan kepada para fihak untuk segera mengambil akta cerai tersebut dan juga pemberitahuan tersebut disampaikan melalui Lurah/Kepala Desa para pihak berdomisili, agar Lurah/Kepala Desa dapat menghimbau warganya untuk mengambil akta cerai tersebut. 30

31 e. Persentase penyelesaian perkara dalam waktu di bawah 5 bulan Capaian persentase penyelesaian perkara dalam waktu di bawah 5 bulan tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah seluruh perkara yang telah diselesaikan tahun Adapun jumlah seluruh perkara yang telah diselesaikan tahun 2016 adalah sebanyak 357 perkara. Dari jumlah tersebut yang telah diselesaikan dalam waktu di bawah 5 bulan sebanyak 356 perkara. Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase penyelesaian perkara tepat waktu tahun 2016 adalah sebesar 99,72 persen X = 99,72% Berikut kami tampilkan tabel perkara yang diselesaikan tepat waktu dari tahun 2014, 2015 hingga tahun 2016 di Pengadilan Agama Sanggau. Jumlah Perkara Jumlah perkara yang Jumlah perkara yang Target Realisasi Tahun yang telah diselesaikan dalam waktu diselesaikan di atas 5 diselesaikan di bawah 5 bulan bulan perkara 356 perkara 1 perkara 100 % 99,72 % perkara 311 perkara 41 perkara 100 % 88,35 % perkara 334 perkara 0 perkara 100 % 100 % Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan akuntabilitas kinerja Pengadilan Agama Sanggau mengenai perkara yang diselesaikan dalam waktu di bawah 5 bulan lebih baik dari tahun 2015 di mana presentasenya mencapai 99,72 % berbanding dengan 88,35 %. Sementara jika dibandingkan dengan tahun 2014, memang masih kalah, namun tidak banyak. Hal ini terjadi karena keadaan perkara yang dihadapi 31

32 majelis hakim Pengadilan Agama Sanggau pada tahun 2016 lebih beragam sehingga memerlukan pemikiran panjang untuk dapat segera diselesaikan. f. Persentase perkara yang diajukan penyitaan tepat waktu dan tempat Capaian persentase perkara yang diajukan penyitaan tepat waktu dan tempat tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah perkara yang diajukan penyitaan tepat waktu dan tempat tahun Namun, pada tahun 2016 tidak ada para fihak yang berperkara mengajukan penyitaan terhadap putusan pengadilan sehingga nilai persentase target indikator kinerja nihil. 4. PENINGKATAN AKSESIBILITAS MASYARAKAT TERHADAP PERADILAN (acces to justice) No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Persentase perkara prodeo yang 100 % 8 perkara diselesaikan. (8 perkara) 2. Persentase perkara yang dapat 100 % 48 perkara 90,57% diselesaikan dengan cara sidang di luar gedung Pengadilan (zitting plaatz). (53 perkara) 3. Persentase putusan yang dapat diakses 100 % 311 putusan 98,42% secara online dalam waktu maksimal 14 (empat belas) hari kerja sejak diputus. (316 putusan) Rata-rata capaian kinerja 96,86% Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) merupakan sasaran keempat dari enam sasaran strategis Pengadilan Agama Sanggau tahun Sasaran tersebut memiliki 3 (tiga) indikator kinerja yang masing-masing indikator akan diuraikan capaian kinerjanya sebagai berikut: a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan Capaian persentase perkara prodeo yang diselesaikan tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah perkara prodeo yang masuk tahun Adapun jumlah perkara prodeo yang masuk tahun 2016 adalah sebanyak 8 perkara, satu 32

33 perkara diantaranya perkara prodeo murni. Dari jumlah tersebut seluruhnya telah diselesaikan. Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase perkara prodeo yang diselesaikan tahun 2016 adalah sebesar 100 persen. 8 8 X = Sebagai perbandingan untuk mengukur capaian kinerja perkara prodeo yang diselesaikan antara tahun berikut 2016, 2015, 2014 dan 2013 berikut dilampirkan tabel yang berkaitan dengan hal tersebut: Tahun Jumlah Perkara prodeo yang harus diselesaikan Jumlah Perkara prodeo yang telah diselesaikan Realisasi Target Capaian perkara 8 perkara 100 % 100 % 100 % perkara 9 perkara 100 % 100 % 100 % perkara 5 perkara 100 % 100 % 100 % perkara 8 perkara 100 % 100 % 160 % Tabel di atas menunjukkan bahwa Pengadilan Agama Sanggau selalu konsisten dalam merealisasikan target dari perkara prodeo yang harus diselesaikan sehingga sejak tahun 2013 hingga tahun 2016 selalu dapat merealisasikannya. Bahkan pada tahun 2013, dari target 5 perkara prodeo yang harus diselesaikan, Pengadilan Agama Sanggau berhasil melampauinya dengan menerima dan menyelesaikan 8 perkara prodeo yang masuk ke Pengadilan Agama Sanggau. Capaian kinerja ini membuktikan bahwa pelayanan Pengadilan Agama Sanggau tidak tebang pilih dengan hanya mengutamakan orang yang berperkara biasa 33

34 (tidak melalui jalur prodeo). Oleh karena itu, kinerja Pegawai Pengadilan Agama Sanggau patut diapresiasi dalam merealisasikan target tersebut. b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang di luar gedung Pengadilan (zitting plaatz) Capaian persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang di luar gedung pengadilan (zitting plaatz) tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah perkara yang dibawa ke lokasi sidang di luar gedung Pengadilan tahun Pada tahun 2016 Jumlah perkara yang dibawa ke lokasi sidang di luar gedung Pengadilan adalah sebanyak 53 perkara. Dari jumlah tersebut yang telah diselesaikan sebanyak 48 perkara. Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang di luar gedung Pengadilan tahun 2016 adalah sebesar 90,57 persen X = 90,57% Untuk mengukur capaian kinerja persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang di luar gedung Pengadilan di Pengadilan Agama Sanggau pada tahun 2016 perlu dibandingkan dengan capaian kinerja tersebut dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu tahun 2015, 2014 dan Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam tabel berikut: Jumlah Perkara yang harus Jumlah Perkara yang telah Target Capaian Tahun diselesaikan dalam sidang di luar gedung pengadilan diselesaikan dalam sidang di luar gedung Pengadilan perkara 48 perkara 100 % 90,57 % 34

35 perkara 36 perkara 100 % 78,26 % perkara 48 perkara 100 % 100 % perkara 20 perkara 100 % 20 % Tabel di atas menunjukkan capaian kinerja persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang di luar gedung pengadilan tahun 2016 telah meningkat cukup signifikan dari tahun 2015, meskipun jika dibandingkan dengan capaian kinerja yang sama pada tahun 2014 masih kalah, hal ini disebabkan karena rumitnya perkara yang dihadapi majelis hakim Pengadilan Agama Sanggau sehingga mengharuskan proses pemeriksaan yang lebih dalam sementara anggaran untuk penyelesaian perkara melalui sidang di luar gedung pengadilan sangat terbatas. Selain itu, terkadang fihak yang berperkara tidak disiplin untuk hadir pada hari dan tempat yang telah ditentukan, juga menjadi salah satu faktor lambatnya penyelesaian perkara tersebut. c. Persentase putusan yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 14 (empat belas) hari kerja sejak diputus Capaian persentase putusan yang dapat diakses secara online dalam waktu maksimal 14 (empat belas) hari kerja sejak diputus tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah putusan yang harus diupload/ditayangkan diwebsite tahun Jumlah putusan yang harus diupload/ditayangkan diwebsite tahun 2016 adalah sebanyak 357 putusan. Dari jumlah tersebut semuanya sudah diupload/ditayangkan di website Pengadilan Agama Sanggau. Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase putusan yang dapat diakses secara online dalam 35

36 waktu maksimal 14 (empat belas) hari kerja sejak diputus tahun 2016 adalah sebesar 100 persen X = Untuk mengukur persentase putusan yang dapat diakses secara online dalam waktu maksimal 14 (empat belas) hari kerja sejak diputus tahun 2016 perlu dibandingkan dengan capaian kinerja tersebut dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu tahun 2015, 2014 dan Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam tabel berikut: Jumlah putusan yang Jumlah putusan Jumlah putusan Target Capaian Tahun harus diupload yang diupload yang belum diupload perkara 357 perkara % 100 % perkara 311 perkara 5 perkara 100 % 98,42% perkara 304 perkara 30 perkara 100 % 91,02% perkara 276 perkara % 100 % Tabel di atas menunjukkan capaian kinerja putusan yang dapat diakses secara online dalam waktu maksimal 14 (empat belas) hari kerja sejak diputus tahun 2016 telah meningkat dari tahun 2015, yaitu sebesar 100 %. Capaian ini sama dengan capaian pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa sistem kinerja yang berjalan di Pengadilan Agama Sanggau telah berjalan cukup baik, khususnya yang berhubungan dengan Tekhnologi Informasi sehingga berhasil mencatatkan skor 100 persen dalam capaian kinerja yang berkaitan dengan upload putusan tersebut. 36

37 5. PENINGKATAN KEPATUHAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Persentase permohonan eksekusi atas 100 % - - putusan perkara yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti Rata-rata capaian kinerja - Peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan merupakan sasaran kelima dari enam sasaran strategis Pengadilan Agama Sanggau tahun Sasaran tersebut hanya memiliki satu indikator kinerja yaitu persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti. Pada tahun 2016, tidak ada para pencari keadilan yang mengajukan permohonan eksekusi terhadap putusan perkaranya di Pengadilan Agama Sanggau. Oleh karena itu tidak ada capaian presentase yang dapat diungkap dalam Indikator kinerja ini. Secara tidak langsung, ini membuktikan seluruh putusan majelis hakim Pengadilan Agama Sanggau dapat diterima semua pihak berperkara sehingga tidak berlanjut kepada permohonan eksekusi. 6. PENINGKATAN KUALITAS PENGAWASAN No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Persentase pengaduan masyarakat yang 100 % 0 0 ditindaklanjuti. 2. Persentase temuan hasil pemeriksaan 100 % 37 temuan 100 % eksternal yang ditindaklanjuti (37 temuan) Rata-rata capaian kinerja Peningkatan kualitas pengawasan merupakan sasaran terakhir dari enam sasaran strategis Pengadilan Agama Sanggau tahun Sasaran tersebut memiliki 2 37

38 (dua) indikator kinerja yang masing-masing indikator akan diuraikan capaian kinerjanya sebagai berikut: a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Capaian persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah laporan pengaduan masyarakat yang diterima tahun Sampai dengan berakhirnya tahun 2016 tidak ada laporan pengaduan yang diterima oleh Pengadilan Agama Sanggau sehingga dengan demikian tidak ada laporan pengaduan yang dapat ditindaklanjuti. Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti tahun 2016 adalah sebesar 0 persen. b. Persentase temuan hasil pemeriksaan pihak eksternal yang ditindaklanjuti Capaian persentase temuan hasil pemeriksaan pihak eksternal yang ditindaklanjuti tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 persen dari jumlah seluruh temuan hasil pemeriksaan pihak eksternal yang harus ditindaklanjuti. Selama tahun 2016 terdapat pemeriksaan pihak eksternal oleh Hatibinwasda PTA Pontianak dengan jumlah temuan hasil pemeriksaan sebanyak 37 item temuan. Dari 37 item temuan hasil pemeriksaan tersebut seluruhnya telah ditindaklanjuti di tahun Dengan menggunakan rumusan dalam penjelasan indikator kinerja utama maka capaian kinerja persentase temuan hasil pemeriksaan pihak eksternal yang ditindaklanjuti tahun 2016 adalah sebesar 100 persen X = 38

39 Untuk mengukur persentase temuan hasil pemeriksaan pihak eksternal yang ditindaklanjuti tahun 2016 perlu dibandingkan dengan capaian kinerja tersebut dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu tahun 2015, 2014 dan Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam tabel berikut: Tahun Jumlah temuan yang harus ditindaklanjuti Jumlah temuan yang telah Jumlah temuan yang belum Target Capaian ditindaklanjuti ditindaklanjuti item 37 item % 100 % item 54 item % 100 % item 42 item % 100 % item 62 item 5 item 100 % 92,54% Tabel di atas menunjukkan capaian kinerja temuan hasil pemeriksaan pihak eksternal yang ditindaklanjuti tahun sejak tahun 2014 hingga tahun 2016 mencapai target 100 %. Sementara pada tahun 2013, tidak dapat mencapai target karena ada beberapa temuan yang harus ditindaklanjuti hingga harus melewati tahun tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kinerja yang berjalan di Pengadilan Agama Sanggau telah berjalan cukup baik, khususnya dalam menyikapi temuan-temuan dari fihak eksternal. Temuan-temuan tersebut dianggap sebagai motivasi untuk perbaikan kinerja aparatur Pengadilan Agama Sanggau. C. REALISASI ANGGARAN Pengadilan Agama Sanggau tahun 2016 menerima dan mengelola dua DIPA yakni DIPA Bagian Anggaran Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI (DIPA 01) dengan jumlah pagu anggaran belanja sebesar Rp (dua milyar sembilan ratus enam puluh lima juta dua puluh tujuh ribu rupiah) dan DIPA Bagian 39

40 Anggaran Ditjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI (DIPA 04) dengan jumlah pagu anggaran belanja sebesar Rp (lima puluh dua juta sembilan ratus sepuluh ribu rupiah). Pagu anggaran belanja Pengadilan Agama Sanggau dalam DIPA 2016 dibagi dalam tiga pos pengeluaran, yaitu: (1) Belanja Pegawai, (2) Belanja Barang, dan (3) Belanja Modal. Berikut grafik jumlah pagu DIPA 2016 per pos pengeluaran: DIPA 01 2,247,873, ,154, ,000,000 BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL DIPA 04 52,910, BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL Total pagu anggaran belanja Pengadilan Agama Sanggau dalam DIPA 2016 sebesar Rp (tiga milyar tujuh belas juta sembilan ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah) dibagi ke dalam tiga program yaitu: (1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Mahkamah Agung; (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung, dan (3) Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama. Berikut grafik jumlah pagu DIPA 2016 per program: 40

41 Pagu DIPA Per Program 2,804,027, ,000,000 52,910,000 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung Program peningkatan manajemen peradilan agama Total pagu anggaran belanja Pengadilan Agama Sanggau dalam DIPA 2016 yang dipaparkan tersebut merupakan revisi yang terakhir setelah mengalami beberapa kali revisi. Pada awalnya DIPA 2016 Pengadilan Agama Sanggau adalah sebesar Rp (dua milyar delapan ratus tujuh puluh tiga juta sebelas ribu rupiah), dengan alokasi anggaran untuk Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung sebesar Rp (dua milyar tujuh ratus dua belas juta sebelas ribu rupiah). Namun karena ada revisi Pagu minus sehingga DIPA 2016 Pengadilan Agama Sanggau menjadi sebesar Rp (tiga milyar tujuh belas juta sembilan ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah) dengan alokasi anggaran untuk Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung sebesar Rp (dua milyar delapan ratus empat juta dua puluh tujuh ribu rupiah), sementara untuk pos-pos anggaran lainnya tidak berubah. Untuk mengetahui capaian kinerja keuangan Pengadilan Agama Sanggau dapat dilihat dari jumlah pagu anggaran belanja yang dapat direalisasikan sampai dengan berakhirnya bulan Desember Adapun realisasi penyerapan anggaran Pengadilan Agama Sanggau sampai dengan berakhirnya bulan Desember 2016 adalah 41