ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN PROPINSI MALUKU UTARA TAHUN 2010 (MODEL INPUT-OUTPUT)

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 1998 (ANALISIS INPUT OUTPUT)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

Kinerja Sektor Industri Kota Bandung Berdasarkan Analisis Shift Share pada Model Input Output

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan

TINGKAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI PROVINSI ACEH (PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang menggunakan Tabel

DAMPAK INVESTASI SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

Formula Multiplier Output

IV. METODE PENELITIAN. lain meliputi data kependudukan dan ketenagakerjaan Kota bandung, Produk Domestik

Inflasi dan Indeks Harga I

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK PENGGANDA SEKTOR PERIKANAN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH : ANALISIS INPUT OUTPUT

POSISI SEKTOR PERIKANAN DAN PARIWISATA BAHARI DALAM PETA KETERKAITAN EKONOMI SULAWESI UTARA: Analisis Pendekatan Input-Output

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR PERIKANAN DENGAN SEKTOR LAIN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH

KETERKAITAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP PEREKONOMIAN KOTA PALEMBANG (INPUT - OUTPUT ANALISIS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu ekonomi regional atau ilmu ekonomi wilayah adalah suatu cabang dari ilmu

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN MALUKU: ANALISIS INPUT-OUTPUT

Oleh/ by : Indartik dan Elvida Yosefi Suryandari ABSTRACT. Keywords : Forestry sector, input-output analysis, sawmill industry.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

KETERKAITAN SEKTOR TANAMAN BAHAN MAKANAN DENGAN SEKTOR PEREKONOMIAN LAINNYA DI PROPINSI SUMATERA UTARA

PERANAN SEKTOR PERIKANAN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH : PENDEKATAN MODEL INPUT OUTPUT

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN INDONESIA: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

OPTIMASI PEREKONOMIAN JAWA TIMUR DENGAN MEMAKSIMALKAN EKSPOR BARANG DAGANG (MODEL INPUT-OUTPUT LINEAR PROGRAMMING)

KONTRIBUSI KOMODITAS KOPI TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER. Novi Haryati *) ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PENGETAHUAN BISNIS KODE : EK11. B112. Sub pokok bahasan TIK Referensi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian. Pendekatan

Bab III Metoda Taguchi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

M A K A L A H. Disusun oleh : KARTOBI NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I-1. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR TANAMAN BAHAN MAKANAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT

III. METODE PENELITIAN

KETERKAITAN USAHA KECIL SEKTOR PARIWISATA DENGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI LAINNYA DI PROVINSI BALI: SUATU PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS USAHATANI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG DI SULAWESI SELATAN

MATERI 11 ANALISIS INDUSTRI

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA: ANALISIS INPUT-OUTPUT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN

FAKULTAS EKONOMI RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA. Tim Penyusun KDBK Perekonomian Indonesia FAKULTAS EKONOMI

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan.

REGRESI DAN KORELASI

PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian Indonesia Tahun

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk

Transkripsi:

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN PROPINSI MALUKU UTARA TAHUN 2010 (MODEL INPUT-OUTPUT) NASKAH PUBLIKASI Diajukaka Utuk Memeuhi Tugas da Syarat-Syarat Gua Memperoleh Gelar Sarjaa Ekoomi Program Studi Ekoomi Pembagua Fakultas Ekoomi Uiversitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: FAIK ISTIMAFAQIR B 300 080 014 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN PROPINSI MALUKU UTARA TAHUN 2010 (ANALISIS INPUT OUTPUT) Faik Istimafaqir/B 300 080 014 Fakultas Ekoomi Uiversitas Muhammadiyah Surakarta e-mail: faiqistimafaqir@ymail.com ABSTRAK Peelitia ii berjudul ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN PROPINSI MALUKU UTARA Tahu 2010 (ANALISIS INPUT OUTPUT). Peelitia ii bertujua utuk megaalisis sektor apa saja yag mejadi sektorsektor uggula di Maluku Utara da juga peraaya dalam perekoomia Propisi Maluku Utara. Metode yag diguaka dalam peelitia ii yaitu metode Aalisis Iput Output (Aalisis I-O aalisis ideks keterkaita ke depa (degree of sesitivity), aalisis ideks keterkaita ke belakag (power of dispersio) da aalisis sektor uggula (keys sector) Maluku Utara. Data yag diguaka yaitu tabel I-O Propisi Maluku Utara tahu 2010 dega klasifikasi 40 sektor yag diperoleh dari BPS Propisi Maluku Utara. Dari hasil aalisis data meujukka bahwa yag memiliki ideks keterkaita ke depa (daya kepekaa) palig tiggi pada tahu 2010 adalah sektor perdagaga sebesar 2,56559. Sektor yag mempuyai ilai ideks keterkaita kebelakag (daya peyebara) palig tiggi pada tahu 2010 adalah sektor idustri peggiliga padi, sebesar 1,48483. Sektor-sektor uggula ( sektor kuci) Maluku Utara tahu 2010 yaitu sektor air bersih, agkuta laut, bagua, bak da lembaga keuaga laiya, da sektor listrik. Dari hasil tersebut, peulis meyaraka pemeritah lebih memprioritaska sektor-sektor yag mejadi sektor kuci di Propisi Maluku Utara yag memiliki agka lebih dari satu. Sektor tersebut memiliki daya dorog yag kuat terhadap pecipta sektor ekoomi laiya da memiliki sesitivitas tiggi terhadap perubaha permitaa akhir dari sektor-sektor ekoomi laiya. Kata Kuci : degree of sesitifity, power of dispersio, da Keys sektor. PENDAHULUAN 1. Latar Belakag Masalah Era reformasi saat ii telah bayak perubaha dalam berbagai bidag pembagua da pemeritaha. Perubaha dalam pemeritaha adalah mulai diberlakukaya otoomi daerah yag diatur dalam UU.No.22/1999 megeai pemeritaha daerah da UU.No.25 /1999 megeai perimbaga keuaga atar pemeritah pusat da pemeritah daerah. Artiya, pemeritah da masyarakat di daerah berweag megurus rumah taggaya sediri secara bertaggug jawab. Otoomi daerah juga berarti kesempata membagu struktur pemeritaha yag sesuai dega kebutuha daerah, membagu sistem da pola karier politik da admiistrasi yag kompetitif, serta megembagka sistem maajeme pemeritaha yag efektif (Syaukai 2002:174). Otoomi daerah adalah keweaga daerah otoomi utuk megatur da megurus kepetiga masyarakat setempat meurut prakarsa masig-masig daerah serta

berdasarka aspirasi dari masyarakat. Hal ii dikareaka daerah aka diberi pera yag lebih besar melalui peyeraha semua urusa pemeritaha serta sumber-sumber keuagaya, kecuali keweaga dalam politik luar egeri, pertahaa keamaa, peradila, kebijaka moeter da fiskal, agama da perecaaa sosial. Kurag Stabilya keuaga pusat akibat krisis ekoomi, megakibatka daerah diberika weweag utuk mecari sumber-sumber pedapata da megurus kebutuha sediri agar beba pemeritaha pusat mejadi berkurag (Izza, 2001:110). Pembagua daerah merupaka suatu upaya sadar yag dilakuka oleh pemeritah daerah bersama masyarakat dalam ragka meigkatka taraf hidup da kesejahteraa secara merata bagi segeap lapisa masyarakat. Oleh kareaya keberhasila pelaksaaa pembagua daerah tidak haya merupaka taggugjawab pemeritah daerah saja, melaika sebagai taggugjawab bersama seluruh kompoe masyarakat di daerah yag bersagkuta. Agar pelaksaaa pembagua dapat mecapai sasara yag diigika bersama, proses pembagua harus terecaa da terprogram secara mapa. Sebagai daerah otoom, sesuai Udagudag Nomor 46 Tahu 1999, Pemeritah Propisi Maluku Utara beserta Pemeritah Daerah Kabupate da Kota mempuyai keweaga utuk megatur da megurus kepetiga daerah meurut prakarsa sediri berdasarka aspirasi sesuai dega peratura perudag-udaga. Berdasarka hal tersebut, dalam ragkaia pembagua daerah, Pemeritah Daerah telah meerapka kosepsi recaa iduk perecaaa pembagua daerah yag memuat dasar filosofi, visi, misi, arah kebijaka bagi pelaksaaa pembagua sebagai pedoma bagi peyeleggaraa pemeritaha da pegelolaa pembagua di daerah. Pola Pembagua wilayah Maluku Utara yag telah ditetapka oleh Pemeritah Daerah Propisi Maluku Utara dilaksaaka melalui beberapa pedekata, yaitu (1) Pegembaga Wilayah Terpadu, (2) Pegembaga Kawasa Setra Produksi/Adala, (3) Kecamata Sebagai Pusat Pertumbuha, (4) Pegembaga Kawasa Strategis, (5) Kawasa Tertiggal, (6) Pegembaga Sistem Kota-kota, da (7) Peataa Ruag da Pertaaha. Setelah pemekara wilayah kabupate di Propisi Maluku mejadi propisi otoom da haya berselag waktu ± 2 bula wilayah ii dilada koflik yag megakibatka tataa ekoomi da sosial kemasyarakata maupu prasaraa da saraa yag telah dibagu sebelumya mejadi hacur. Namu selama periode 1999-2001 perekoomia Maluku Utara mulai kembali meujukka perkembaga, seperti ditujukka dalam PDRB meurut harga berlaku yag megalami peigkata sebesar 3,51% pertahu dega tigkat pertumbuha 1,2% pertahu. Pembagua daerah dalam bidag ekoomi dilaksaaka dalam ragka medukug pelaksaaa salah satu prioritas pembagua daerah, yaitu mempercepat pemuliha ekoomi da memperkuat ladasa pembagua ekoomi berkelajuta berdasarka sistem ekoomi kerakyata. Peetapa prioritas dimaksud diladasi masalah da tataga yag dihadapi serta araha kebijaka Pola Dasar 2005-2010 dalam pembagua ekoomi, baik jagka pedek maupu jagka meegah. Dalam upaya peataa perekoomia, pemeritah daerah ii juga telah berupaya meigkatka pera usaha kecil dalam pembagua ekoomi agar dapat bersiergi dega pelaku ekoomi laiya, atara lai melalui upaya relokasi da pemerataa secara seimbag aset-aset produksi da melalui peigkata keterkaita da kemitraa yag salig megutugka atara usaha kecil da usaha besar.

Peraa lembaga pemeritah dalam upaya pegembaga usaha kecil di Propisi Maluku Utara, lebih dititik-beratka kepada upaya meigkatka kemampua pegusaha kecil, baik iteral maupu eksteral. Pembiaa secara iteral diarahka kepada kemampua pegusaha dalam megelola usaha melalui kegiata pelatiha maajerial, wirausaha da tekologi produksi, semetara pembiaa eksteral lebih diarahka kepada upaya membuka jala kepada pegusaha kecil dalam memasarka produkya baik lokal, asioal atau bahka ekspor. Adapu sektor uggula di wilayah ii adalah perikaa laut, pertambaga batu mulia da wisata bahari (Bak Idoesia, 2007). Tijaua makro ekoomi Propisi Maluku Utara pada tahu 2010 didomiasi oleh sektor perdagaga (32,73%), kelapa (15,85%) idustri furiture (11,44%), jasa pemeritaha umum (8,02%), tabama laiya (7,03%), perikaa laiya (6,33%), kehutaa (5,09%), cegkeh (4,64%), komuikasi (4,54%), da pertambaga ikel (4,32%) diikuti sektor laiya sebesar (33,79%). (BPS, Maluku Utara 2010). Utuk mecapai tujua da sasara pembagua da daerah, khususya pembagua ekoomi di Propisi Maluku Utara da utuk dapat memafaatka sumberdaya ekoomi daerah secara optimal, maka pembagua daerah dapat disusu meurut tujua atar sektor. Perecaaa sektoral dimaksudka utuk pegembaga sektor-sektor tertetu disesuaika dega keadaa da potesi masig-masig sektor da juga tujua pembagua yag igi dicapai. Dega megguaka tabel Iput-Output (I-O) Propisi Maluku Utara tahu 2010 aka dijabarka sektor-sektor yag mejadi sektor uggula di Propisi Maluku Utara. Selajutya diharapka dapat dipakai sebagai iformasi yag komprehesif agar tepat gua da tepat sasara bagi perekoomia Propisi Maluku Utara. 2. Tujua Peelitia Sesuai dega uraia di atas maka tujua peelitia dalam megaalisis da membadigka sektor uggula dalam perekoomia Propisi Maluku Utara tahu 2010 yaitu sebagai berikut: Utuk megetahui sektor-sektor uggula dalam perekoomia Propisi Maluku Utara gua meetuka kebijaksaaa yag harus dijalaka. a. Utuk meghitug tigkat keterkaita atara berbagai sektor kegiata ekoomi gua memperoleh gambara megeai kotribusi suatu sektor terhadap perekoomia secara keseluruha. b. Megaalisis sektor-sektor uggula di Propisi Maluku Utara berdasarka tabel iput-output Propisi Maluku Utara tahu 2010. LANDASAN TEORI 1. Pegertia Pembagua Ekoomi Daerah Pembagua ekoomi daerah adalah suatu proses dimaa pemeritah daerah megelola sumber daya yag ada membetuk suatu pola kemitraa atara pemeritah daerah dega sektor swasta utuk meciptaka suatu lapaga kerja baru da meragsag perkembaga kegiata ekoomi (pertumbuha ekoomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999) 2. Teori Keuggula Komparatif Istilah Comparative Advatage (Keuggula komparatif) mula-mula dikemukaka oleh David Ricardo (1917). Dalam teori tersebut, Ricardo membuktika bahwa apabila ada dua egara salig berdagag da masig-- masig egara megkosetrasika diri utuk megekspor barag yag bagi egara tersebut memiliki keuggula komparatif maka kedua egara tersebut aka berutug. Teryata ide tersebut buka saja bermafaat dalam perdagaga iterasioal tetapi juga

sagat petig diperhatika dalam ekoomi regioal. Keuggula komparatif bagi suatu daerah adalah bahwa komoditi itu lebih uggul secara relatif dega komoditi lai di daerahya. Pegertia dalam hal ii adalah perbadiga da buka dalam betuk ilai tambah riil. Apabila keuggula itu adalah betuk ilai tambah riil maka diamaka keuggula absolut. Komoditi yag memilki keuggula walaupu haya dalam betuk perbadiga, lebih megutugka utuk dikembagka dibadig dega komoditi lai yag sama-sama diproduksi oleh kedua egara atau daerah. 3. Teori Pertumbuha Ekoomi Wilayah a. Teori klasik Orag yag pertama kali membahas pertumbuha ekoomi secara sistematis adalah Adam Smith (1723-1790) yag membahas masalah ekoomi dalam bukuya A iquiry ito the Nature ad Causes of The Wealth of Natios (1776). Iti ajara Adam Smith adalah agar masyarakat diberi kebebasa seluasluasya dalam meetuka kegiata ekoomi. Meurut Smith sistem ekoomi pasar bebas aka meciptaka efisiesi, membawa ekoomi kepada kodisi full employmet da mejami pertumbuha ekoomi sampai terjadi posisi stasioer (statioare state). b. Teori ekoomi eo klasik (Solow-Swa) Teori pertumbuha Neo klasik dikembagka oleh Robert M. Solow (1970) dari Amerika Serikat da T.W. Swa (1956) dari Australia. Model Solow- Swa megguaka usur pertumbuha peduduk, akumulasi kapital, kemajua tekologi, da besarya output yag salig beriteraksi (Tariga, 2005:52). c. Teori Harrod-Domar dalam system regioal Teori ii dikembagka hampir bersamaa oleh Roy F. Harrod (1948) di Iggris da Evsey D. Domar (1957) di Amerika Serikat. Di atara mereka megguaka proses peghituga yag berbeda tetapi memberika hasil yag sama., sehigga keduaya diaggap megemukaka ide yag sama da disebut teori Harrod- Domar. Teori Harrod-Domar didasarka pada asumsi: a. Perekoomia bersifat tertutup b. Hasrat meabug (MPS = s) adalah kosta c. Proses produksi memiliki koefisie yag tetap (costat retur to scale) d. Tigkat pertumbuha agkata kerja () adalah kosta da sama dega tigkat pertambaha peduduk Atas dasar asumsi-asumsi khusus tersebut, Harrod-Domar membuat aalisis da meyimpulka bahwa pertumbuha jagka pajag yag matap haya bisa tercapai apabila terpeuhi syaratsyarat keseimbaga sebagai berikut: g = k =. Dimaa: g = Growth (tigkat pertumbuha output) k = Capital (tigkat pertumbuha modal) = Tigkat pertumbuha agkata kerja d. Teori jalur cepat yag disiergika Teori Pertumbuha Jalur Cepat (Turpike) diperkealka oleh Samuelso (1955). Setiap egara atau wilayah perlu melihat sektor atau komoditi apa yag memiliki potesi besar da dapat dikembagka dega cepat baik karea potesi alam maupu karea sektor itu memiliki competitve advatage utuk dikembagka. Artiya, dega kebutuha modal yag sama sektor tersebut dapat memberika ilai tambah yag lebih besar, dapat berproduksi dalam waktu yag relatif sigkat da volume sumbaga utuk perekoomia juga cukup besar. Mesiergika sektor-sektor

adalah membuat sektor-sektor salig terkait da salig medukug. Dega demikia, pertumbuha sektor yag satu medorog pertumbuha sektor yag lai, begitu juga sebalikya. Meggabugka kebijaka jalur cepat (turpike), da mesiergika dega sektor eergi lai yag terkait aka membuat perekoomia tumbuh cepat (Tariga, 2005:55) e. Teori basis eksport ricardso Teori ii membagi kegiata produksi, jeis pekerjaa yag terdapat dalam satu wilayah atas pekerjaa basis (dasar) da pekerjaa service (pelayaa) yag biasa disebut juga sektor o basis. Kegiata basis adalah kegiata yag bersifat exogeeus, yag artiya tidak terikat pada kodisi iteral perekoomia wilayah da sekaligus berfugsi medorog tumbuhya jeis pekerjaa laiya. Sedagka pekerjaa service (o basis) adalah kegiata utuk memeuhi kebutuha masyarakat di daerah itu sediri. Oleh karea itu, pertumbuhaya tergatug kepada kodisi umum perekoomia wilyah tersebut. Artiya, sektor tersebut bersifat edogeus (tidak bebas tumbuh). Pertumbuhaya tergatug kepada kodisi perekoomia wilayah secara keseluruha. Walaupu teori basis ekspor (ekspot base theory) adalah yag palig sederhaa dalam membicaraka usur-usur pedapata daerah, tetapi dapat memberika keragka teoritis bagi studi empiris tetag multiplier regioal walaupu dalam keyataaya perlu dilegkapi dega kebijaka lai agar bisa diguaka sebagai pegatur pegembaga wilayah yag komprehesif. f. Model pertumbuha iterregioal Model ii adalah perluasa dari teori basis ekspor, yaitu dega meambah faktorfaktor yag bersifat eksoge. Dalam model ii di asumsika bahwa selai ekspor pegeluara pemeritah da ivestasi juga juga bersifat eksoge da daerah itu terikat kepada suatu sistem yag terdiri dari beberapa daerah yag berhubuga erat. Pertumbuha iteregioal dapat dirumuska sebagai berikut. Pedapata daerah adalah (Tariga,2005:58). Y = C + I + G + X M i i i i Pedapata = Kosumsi + Ivestasi + Pegeluara Pemeritah + Ekspor - Impor g. Teori lokasi Teori lokasi adalah ilmu yag meyelidiki tata ruag (spatial order) kegiata ekoomi, atau ilmu yag meyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yag potesial, serta hubugaya dega atau pegaruhya terhadap keberadaa berbagai macam usaha/kegiata lai baik ekoomi maupu sosial (Tariga, 2005:77). Salah satu hal bayak dibahas dalam teori lokasi adalah pegaruh jarak terhadap itesitas orag bepergia dari satu lokasi ke lokasi laiya. Aalisis ii dapat dikembagka utuk melihat suatu lokasi yag memiliki daya tarik terhadap batas wilayah pegaruhya, dimaa orag masih igi medatagi pusat yag memiliki daya tarik tersebut. Hal ii terkait dega besarya daya tarik pada pusat tersebut da jarak atara lokasi dega pusat tersebut. Terkait dega lokasi maka salah satu faktor yag meetuka apakah suatu lokasi mearik utuk dikujugi atau tidak adalah tigkat aksesibilitas. Tigkat aksesibilitas adalah tigkat kemudaha utuk mecapai suatu lokasi ditijau dari lokasi lai di sekitarya. Meurut Tariga, tigkat aksesibilitas dipegaruhi oleh jarak, kodisi prasaraa perhubuga, ketersediaa berbagai saraa peghubug termasuk frekuesiya da tigkat i i

keamaa serta keyamaa utuk melalui jalur tersebut. (Tariga, 2005:78) h. Teori tempat setral Teori tempat setral megaggap bahwa, ada hirarki tempat. Setiap tempat setral didukug oleh sejumlah tempat yag lebih kecil yag meyediaka sumber daya (idustri da baha baku). Tempat setral tersebut merupaka suatu pemukima yag meyediaka jasa-jasa bagi peduduk daerah yag medukugya. Teori tempat setral dapat ditetapka pada pembagua ekoomi daerah, baik di perkotaa maupu di pedesaa. Beberapa daerah bisa mejadi wilayah peyedia jasa sedagka laiya sebagai daerah pemukima (Tariga, 2005:80) METODE PENELITIAN a. Jeis Data da Sumber Data Data yag diperguaka dalam peelitia ii adalah data sekuder yaitu tabel iput output Perekoomia Provisi Maluku Utara tahu 2010. Tabel iput output disajika dalam betuk matriks yag diklasifikasika mejadi 40 sektor perekoomia. Data tabel iput output perekoomia Perekoomia Provisi Maluku Utara tahu 2010 diperoleh dari Bada Pusat Statistik Provisi Maluku Utara da dari istasi terkait laiya. b. Kosep Dasar Iput Output Model iput output dikembagka pertama kali oleh W. Leotief seorag kelahira Rusia kebagsaa Amerika dari Harvard Uiversity pada tahu 1930-a. Model iput ouput iilah yag membawa W. Leotief meerima hadiah obel pada tahu 1973 Jhiga (1996:751) meyebutka bahwa aalisis iput output juga merupaka variasi terbaik keseimbaga umum yag mempuyai tiga usur utama. Pertama, melalui aalisis iput output memusatka perhatiaya pada perekoomia dalam keadaa seimbag. Kedua, tidak memusatka perhatia pada aalisis permitaa tetapi masalah tekis produksi. Ketiga, aalisis ii didasarka pada peelitia empiris. Suatu tabel iput output meyajika iformasi tetag trasaksi barag da jasa yag terjadi pada semua sektor yag ada dalam perekoomia, dega betuk peyajia berupa matriks. Dalam suatu tabel iput ouput yag bersifat terbuka da statis, trasaksi yag diguaka dalam peyusua tabel iput output harus memeuhi tiga asumsi dasar (BPS Maluku Utara, 2010), yaitu; 1. Keseragama (homogeeity), yaitu asumsi bahwa setiap sektor ekoomi haya memproduksi satu jeis barag da jasa dega susua iput tuggal (seragam) da tidak ada subtitusi otomatis terhadap iput dari sektor yag berbeda. 2. Kesebadiga (proportioality), yaitu asumsi bahwa hubuga atara iput da ouput pada setiap sektor produksi merupaka fugsi liier, artiya keaika da peurua output suatu sektor aka sebadig dega keaika da peurua iput dari sektor yag bersagkuta. 3. Pejumlaha (additivity), yaitu asumsi bahwa total efek dari kegiata produksi di berbagai sektor merupaka pejumlaha dari efek pada masigmasig kegiata. Berdasarka asumsi tersebut, maka tabel iput output sebagai model kuatitatif memiliki keterbatasa, yaitu bahwa koefisie iput atau koefisie tekis diasumsika tetap (kosta) sepajag periode aalisis atau proyeksi. Maka produse tidak dapat meyesuaika perubaha-perubaha iputya atau megubah proses produksi (BPS Maluku Utara, 2010).

Karea koefisie tekis diaggap kosta, maka tekologi yag diguaka oleh sektor-sektor ekoomi dalam proses produksipu diaggap kosta. Akibatya perubaha kuatitas da harga iput aka selalu sebadig dega perubaha kuatitas da harga output. Walaupu megadug keterbatasa, model iput ouput tetap merupaka alat aalisis ekoomi yag legkap da komprehesip (BPS Maluku Utara, 2010). c. Cara Perhituga X11 + Xi2 +... + X1j... + X1 + F1 + E1 = X1 + M1 X21 + X22 +... + X2j... + X2 + F2 + E2 = X2 + M2 Xi1 + Xi2 +... + Xij... + Xi + Fi + Ei = Xi + M3......... X1 + X2 +... + XJ +... + X + F + E = X + M...(1) Disii xij adalah jumlah output sektor i yag dimita sektor j sebagai iput bagi produksi output sektor j (permitaa atara), i adalah permitaa akhir domestik terhadap E output sektor i, i adalah ekspor atau permitaa akhir luar egeri atau daerah, X i adalah total sektor i da M i adalah jumlah sektor i. Dega mesubstitusika X ij maka persamaa (1) di atas aka mejadi : a11x1 + a12x2 +... + a1j Xj... + a1 X + F1 + E1 = X1 + M1 a21x1 + a22x2 +... + a2j Xj...+ a2 X + F2 + E2 = X2 + M2 ai1x1 + ai2 X2 +...+ aij Xj... + ai X + Fi + Ei = Xi + Mi......... F A1X1 + a2x2 +... + aj Xj... + a X + F +E = X + M.(2) Persamaa (2) disederhaaka ke dalam persamaa matriks mejadi sebagai berikut: Ax + F + E =X + M...(3) Dimaa: a11a12... a1 j... a1 a21a22... a2 j... a2 ai1ai2... aij... ai A =.................................... a 1a12... a1 j... a1 A disebut matriks koefisie tekologi, matrik yag meujukka tekological iput structure atar sektor perekoomia aij dibaca sebagai jumlah output sektor i yag dibutuhka sektor j utuk memproduksi satu uit output sektor j X ij / X ) ( j Persamaa (3) diatas adalah persamaa idetitas utuk aalisis iput output dega perlakua impor secara kompetitif. Impor setiap sektor ekoomi diaggap proporsioal terhadap tigkat kosumsi domestik terhadap output sektor tersebut. Misalya ditetuka proporsi ii sebagai koefisie import, maka koefisie suatu sektor ekoomi dapat dihitug sebagai berikut (Didit Puromo, dkk, 2008). Atau M µ = X ij + F µ = ( X ij + F ) sehigga

Dega demikia persamaa AX + F + E = X + M dapat diubah mejadi : X = AX + F + E M AX + F + E µ (AX + F) Dimaa µ i...0...0 µ = 0... µ i...0 0...0... µ i E E = E E 1 i da Persamaa di atas dapat dituliska mejadi : X = AX + F + E µax µf...(4) Selajutya suku yag megadug X dipidahka ke sebelah kiri tada persamaa, mejadi : X AX + µax = F µf + E...(5) [I (I µ) A ]X = (I µ) F + E...(6) Maka X dalam persamaa (4) diatas berubah mejadi: X = [I (I µ)a]-1[(i µ)f + E]...(7) X = [I (I µ)a]-1 adalah ivers yag diguaka dalam aalisis seperti diketahui dari persamaa (7) persamaa ii terbetuk dari dua bagia : X = [I (I µ)a]-1 (I µ)f, tapa dega ekspor... (8) X = [I (I µ)a]-1 E, haya ekspor...(9) X = AX + F +...(10) Selajutya suku yag megadug matriks X di pidahka ke sebelah kiri tada persamaa: X AX = F + E...(11) (I A)X = F + E...(12) Maka X dalam persamaa (4) berubah mejadi : X = (I A)-1 (F + E)...(13) (I A)-1 adalah ivers matriks leotief, (I A)-1 F adalah output yag disebabka oleh domestik (Fial Demad) da (I A)-1 E adalah output yag disebabka oleh ekspor (Foreig Fial Demad). Domestik Fial Demad biasaya terdiri dari eleme kosumsi rumah tagga, pegeluara pemeritah, da ivestasi. Matriks Iverse leotief serig dilambagka sebagai B, dega eleme matrikya sebaga bij. bij dibaca sebagai besarya output sektor i yag disebabka oleh permitaa di sektor j sebesar satu uit (Didit Puromo, dkk, 2008). Ideks Total Keterkaita ke Depa Kosep ii diartika sebagai kemampua suatu sektor utuk medorog pertumbuha produksi sektor-sektor lai yag memakai iput dari sektor ii. Total ke terkaita ke depa disebut juga sebagai ideks derajat kepekaa (degree of sesitivity) yag diguaka utuk megukur kaita ke depa (Nazara, 1997). Rumus utuk mecari ilai ideks total keterkaita ke depa yaitu : Wj 1 aij = j = 1 1 2 i= 1 j = 1 aij Dimaa : Wj = ideks total keterkaita ke depa sektor i aij = usur matriks kebalika Leotief Nilai Wj dapat berilai sama dega 1, lebih besar 1 atau lebih kecil Bila Wj = 1 hal tersebut berarti bahwa derajat kepekaa sektor I sama dega rata-rata derajat kepekaa seluruh sektor ekoomi. Bila Wj > 1 hal tersebut berarti derajat kepekaa sektor i lebih tiggi dari derajat kepekaa seluruh sektor ekoomi. Sebalikya, bila Wj < 1 hal tersebut berarti bahwa derajat kepekaa sektor i dibawah rata-rata derajat kepekaa seluruh sektor ekoomi Ideks Total Keterkaita ke Belakag Kosep ii diartika sebagai kemampua suatu sektor utuk meigkatka pertumbuha idustri huluya. Ideks total keterkaita ke belakag disebut juga sebagai ideks daya

peyebara (power of dispersio) yag diguaka utuk megukur kaita ke belakag (Nazara, 1997). Rumus utuk mecari ilai ideks total keterkaita ke belakag yaitu: Uj 1 aij = j = 1 1 2 i= 1 j= 1 aij Dimaa : Uj = ideks total keterkaita ke belakag sektor j aij = usur matriks kebalika Leotief Besara Uj dapat mempuyai ilai sama dega 1, lebih besar 1 atau lebih kecil 1. Bila Uj = 1 hal tersebut berarti bahwa daya peyebara sektor j sama dega rata-rata peyebara seluruh sektor ekoomi. Bila Uj > 1 hal tersebut berarti daya peyebara sektor j berada di atas ratarata daya peyebara seluruh sektor ekoomi. Sebalikya, bila Uj < 1 hal tersebut berarti bahwa daya peyebara sektor j lebih redah dari rata rata daya peyebara seluruh sektor ekoomi. Aalisis Sektor Kuci Megguaka Forward da Backward Process Dari aalisis I-O dapat dilihat sektor - sektor kuci yag memiliki backward likages (keterkaita ke belakag) atau disebut juga derajat kepekaa yag tiggi da forward likages (keterkaita ke depa) atau daya sebar yag tiggi. Sektor yag mempuyai daya peyebara tiggi meujuka sektor tersebut mempuyai daya dorog yag cukup kuat dibadigka sektor laiya. Sedagka sektor yag mempuyai derajat kepekaa yag tiggi meujuka bahwa sektor tersebut mempuyai ketergatuga yag tiggi terhadap sektor lai. Sektor kuci didefiisika sebagai sektor yag memegag peraa petig dalam meggeraka roda perekoomia da ditetuka berdasarka ideks total keterkaita ke belakag da ke depa. Sektor kuci adalah sektor yag memiliki ideks total keterkaita ke belakag da ke depa lebih besar dari satu (Nazara, 1997). B. HASIL PENELITIAN Pembahasa Hasil Aaliais 1. Hasil Aalisis Ideks Keterkaita Ke Depa (Forward Likage) Tabel 4.3 Empatbelas Sektor Dega Ideks Total Keterkaita Kedepa Terbesar Meurut Tabel Iput Output Tahu 2010 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Kode I-O 26 1 36 35 30 34 25 29 23 12 10 15 24 33 Sektor Perdagaga Padi Sewa Bagua da Jasa Perusahaa Bak da Lembaga Keuga Laiya Agkuta Laut Komuikasi Bagua Agkuta Jala Raya Listrik Perikaa Laiya Kehutaa Peggalia Air Bersih Jasa Peujag Agkuta Ideks DK 2,56559 1,52073 1,23392 1,18931 1,18069 1,17821 1,12266 1,10905 1,10600 1,10500 1,10063 1,07205 1,05681 1,04211 Sumber: Tabel Iput Output Propisi Maluku Utara Tahu 2010, Diolah Dari hasil olah data tabel iput output Propisi Maluku Utara tahu 2010, sektor perdagaga memiliki ilai ideks palig

besar yaitu dega ilai 2,56559. Nilai tersebut meujukka bahwa bila terjadi keaika permitaa akhir atas sektorsektor lai sebesar satu uit maka sektor perdagaga aka megalami peigkata output sebesar 2,56559 juta rupiah. Sedagka uruta berikutya yaitu sektor padi yag memiliki ilai ideks total keterkaita ke depa atau ideks daya kepekaa sebesar 1,52073, sektor sewa bagua da jasa perusahaa sebesar 1,23392, sektor bak da lembaga keuaga laiya sebesar 1,18931, sektor agkuta laut sebesar 1,18069, sektor komuikasi sebesar 1,17821, sektor bagua sebesar 1,12266, sektor agkuta jala raya sebesar 1,10905, sektor listrik sebesar 1,10600, sektor perikaa laiya sebesar 1,10500, sektor kehutaa sebesar 1,10063, sektor peggalia sebesar 1,07205, sektor air bersih sebesar 1,05681 da sektor jasa peujag agkuta 1,04211. Output yag dihasilka oleh sektor tersebut merupaka komoditi itermediet, dalam pegertia merupaka baha baku bagi idustri-idustri da sektor-sektor perekoomia laiya. 2. Hasil Aalisis Ideks Keterkaita Ke Belakag (Backward Likage) Dari hasil olah data tabel iput output Propisi Maluku Utara tahu 2010 maka dapat diperoleh ideks daya peyebara atau ideks keterkaita ke belakag seperti yag disajika dalam tabel 4.4. Tabel 4.4 Delapabelas Sektor Dega Ideks Total Keterkaita Ke Belakag Terbesar Meurut Tabel Iput Output Tahu 2010 No Kode I-O Sektor Ideks DP 1. 2. 16 17 Idustri Peggiliga Padi Idustri 1,48483 1,34988 3. 28 Pegolaha da 1,23678 4. 19 Pegaweta Ika Restora Idustri Furiture 1,19292 5. 18 Idustri Makaa 1,16000 da Miuma 6. 20 Idustri kayu, 1,15568 7. 24 bambu da rota Air Bersih 1,07354 8. 21 Idustri Baha 1,07291 Bagua 9. 10. 11. 32 30 25 Agkuta Udara Agkuta Laut Bagua 1,06944 1,06855 1,05641 12. 31 Agkuta sugai, 1,05258 daau da 13 37 peyebraga Jasa Pemeritaha Umum 1,04969 14. 39 Jasa, rekreasi, 1,04430 kebudayaa da 15. 16. 17. 18. 23 27 35 22 olahraga Listrik Hotel Bak da Lembaga Keuaga laiya Idustri Laiya 1,04326 1,03838 1,03584 1,02534 Sumber: Tabel Iput Output Propisi Maluku Utara Tahu 2010, Diolah Sektor idustri peggiliga padi merupaka sektor yag memiliki ilai ideks keterkaita ke belakag yag palig tiggi yaitu sebesar 1,48483, artiya apabila terjadi keaika permitaa akhir terhadap

sektor idustri peggiliga padi sebesar satu uit maka utuk sektor-sektor ekoomi laiya yag ada di Propisi Maluku Utara aka megalami pertumbuha output sebesar 1,45172 juta rupiah. Begitu juga dega sektor-sektor lai yag memiliki ilai ideks keterkaita ke belakag yag lebih besar dari satu atara lai sektor idustri pegolaha da pegaweta ika sebesar 1,34988, sektor restora 1,23678, sektor idustry furiture sebesar 1,19292, sektor idustri makaa da miuma sebesar 1,16000, sektor idustri kayu, bambu da rota sebesar 1,15568, sektor air bersih sebesar 1,07354, sektor idustri baha bagua sebesar 1,07291, sektor agkuta udara sebesar 1,06944, sektor agkuta laut sebesar 1,06855, sektor bagua sebesar 1,05641, sektor agkuta sugai, daau da peyebraga sebesar 1,05258, sektor jasa pemeritaha umum sebesar 1,04969, sektor jasa, kebudayaa, rekreasi da olahraga sebesar 1,04430, sektor listrik sebesar 1,04326, sektor hotel sebesar 1,03838, sektor bak da lembaga keuaga laiya sebesar 1,03584 da sektor idustri laiya yaitu sebesar 1,02534. Sektor yag mempuyai daya peyebara tiggi meujuka sektor tersebut mempuyai daya dorog yag cukup kuat dibadigka sektor laiya. 3. Hasil Aalisis Sektor Kuci Dari hasil olah data tabel iput output maka didapat sektor-sektor perekoomia yag memegag peraa petig dalam perekoomia Propisi Maluku Utara atau disebut juga sebagai sektor kuci. Dalam tabel 4.6 disajika sektor kuci dari perekoomia Propisi Maluku Utara berdasarka Tabel Iput Output Propisi Maluku Utara Tahu 2010. Tabel 4.6 Sektor Kuci Perkoomia Maluku Utara Meurut Tabel Iput Output Tahu 2010 Kode Ideks Ideks No Sektor IO DK DP 1. 2. 3. 4. 5. 24 30 25 35 23 Air Bersih Agkuta Laut Bagua Bak da Lembaga Keuaga laiya Listrik 1,05681 1,18069 1,12266 1,18931 1,10600 1,07354 1,06855 1,05641 1,03584 1,04326 Sumber: Tabel Iput Output Propisi Maluku Utara Tahu 2010, Diolah Berdasarka tabel 4.6 maka terdapat lima sektor perekoomia yag mejadi sektor kuci perekoomia Propisi Maluku Utara pada tahu 2010 yaitu sektor air bersih, sektor agkuta laut, sektor bagua, sektor bak da lembaga keuaga laiya, da terakhir sektor listrik. Sektor-sektor iilah yag memegag peraa petig dalam meggerakka roda perekoomia Propisi Maluku Utara tahu 2010. Sektor air bersih memiliki ilai ideks daya peyebara sebesar 1,07354 da ilai ideks daya kepekaa sebesar 1,05681. Besara tersebut meujukka apabila terjadi keaika permitaa akhir terhadap sektor air bersih sebesar satu uit maka sektor-sektor ekoomi laiya yag ada di Propisi Maluku Utara aka megalami peigkata output sebesar 1,07354 juta rupiah. Sebalikya, apabila terjadi keaika permitaa akhir atas sektor-sektor ekoomi laiya sebesar satu uit maka sektor air bersih aka megalami peigkata output sebesar 1,05681 juta rupiah. Selajutya sektor agkuta laut yag memiliki ilai ideks daya peyebara sebesar 1,06855 da ilai ideks daya

kepekaaya sebesar 1,18069. Nilai kedua ideks pada sektor agkuta laut ii meujukka bahwa apabila terjadi keaika permitaa akhir terhadap sektor agkuta laut sebesar satu uit maka sektorsektor ekoomi laiya yag ada di Propisi Maluku Utara aka megalami peigkata output sebesar 1,06855 juta rupiah. Sebalikya, apabila terjadi keaika permitaa akhir atas sektor-sektor ekoomi laiya sebesar satu uit maka sektor agkuta laut aka megalami peigkata output sebesar 1,18069 juta rupiah. Selajutya, sektor bagua yag memiliki ilai ideks daya peyebara sebesar 1,05641 da ilai ideks daya kepekaaya sebesar 1,12266. Nilai kedua ideks pada sektor bagua ii meujukka bahwa apabila terjadi keaika permitaa akhir terhadap sektor bagua sebesar satu uit maka sektorsektor ekoomi laiya yag ada Propisi Maluku Utara aka megalami peigkata output sebesar 1,05641 juta rupiah. Sebalikya, apabila terjadi keaika permitaa akhir atas sektor-sektor ekoomi laiya sebesar satu uit maka sektor bagua aka megalami peigkata output sebesar 1,12266 juta rupiah. Selajutya, sektor bak da lembaga keuaga laiya yag memiliki ilai ideks daya peyebara sebesar 1,03584 da ilai ideks daya kepekaaya sebesar 1,18931. Nilai kedua ideks pada sektor bak da lembaga keuaga laiya ii meujukka bahwa apabila terjadi keaika permitaa akhir terhadap sektor bak da lembaga keuaga laiya sebesar satu uit maka sektor-sektor ekoomi laiya yag ada Propisi Maluku Utara aka megalami peigkata output sebesar 1,03584 juta ruipah. Sebalikya, apabila terjadi keaika permitaa akhir atas sektor-sektor ekoomi laiya sebesar satu uit maka sektor bak da lembaga keuaga laiya aka megalami peigkata output sebesar 1,18931 juta rupiah. Selajutya, sektor listrik yag memiliki ilai ideks daya peyebara sebesar 1,04326 da ilai ideks daya kepekaaya sebesar 1,10600 Nilai kedua ideks pada sektor listrik ii meujukka bahwa apabila terjadi keaika permitaa akhir terhadap sektor listrik sebesar satu uit maka sektor-sektor ekoomi laiya yag ada Propisi Maluku Utara aka megalami peigkata output sebesar 1,04326 juta rupiah. Sebalikya, apabila terjadi keaika permitaa akhir atas sektor-sektor ekoomi laiya sebesar satu uit maka sektor listrik aka megalami peigkata output sebesar 1,10600 juta rupiah. C. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpula Berdasarka hasil aalisis iput output dega megguaka Tabel Iput Output Propisi Maluku Utara pada tahu 2010 tetag aalisis sektor uggula dalam struktur perekoomia Propisi Maluku Utara pada tahu 2010 maka dapat ditarik kesimpula sebagai berikut: 1. komposisi pembetuk ilai tambah bruto berdasarka kompoe adalah surplus usaha. Pada tahu 2010 peraa kompoe ii dalam pembetuka ilai tambah di Propisi Maluku Utara sebesar 56,93 perse dega ilai sebesar 988,70 milyar rupiah. 2. Komposisi pecipta ilai tambah bruto terbesar adalah sektor perdagaga dega jumlah mecapai 610,89 milyar rupiah atau peraaya sekitar 32,73 perse terhadap total ilai tambah bruto di Propisi Maluku Utara. Selajutya ditambah dega sektor laiya yag mecapai 952,73 milyar rupiah sehigga diperoleh total keseluruha sebesar 2.819,16 milyar rupiah. 3. Nilai ideks keterkaita ke depa atau daya kepekaa pada tahu 2010 terdapat

empatbelas sektor yag memiliki ilai ideks total keterkaita ke depa atau derajat kepekaa atara lai sektor perdagaga, sektor padi, sektor sewa bagua da jasa perusahaa, sektor bak da lembaga keuaga laiya, sektor agkuta laut, sektor komuikasi, sektor bagua, sektor agkuta jala raya, sektor listrik, sektor perikaa laiya, sektor kehutaa, sektor peggalia, sektor air bersih da sektor jasa peujag agkuta. 4. Nilai ideks keterkaita ke belakag atau daya peyebara pada tahu 2010 terdapat delapabelas sektor ekoomi yag memiliki ilai ideks total ke belakag atau derajat peyebara, atara lai sektor idustri peggiliga padi, sektor idustri pegolaha da pegaweta ika, sektor restora, sektor idustri furiture, sektor idustri makaa da miuma, sektor idustri kayu, bambu da rota, sektor air bersih, sektor idustri baha bagua, sektor agkuta udara, sektor agkuta laut, sektor bagua, sektor agkuta sugai, daau da peyebraga, sektor jasa pemeritaha umum, sektor jasa, rekreasi, kebudayaa da olahraga, sektor listrik, sektor hotel, sektor bak da lembaga keuaga laiya, da sektor idustri laiya. 5. Perigkat sektor meurut besarya output berdasarka klasifikasi 40 sektor ekoomi, bahwa sektor perdagaga mecapai 724,22 milyar rupiah atau sekitar 18,18 perse. Selajutya ditambah dega sektor laiya yag mecapai 1.483,56 milyar rupiah sehigga diperoleh total keseluruha sebesar 3.983,29 milyar rupiah. 6. Sektor kuci perkoomia Propisi Maluku Utara tahu 2010 yaitu sektor air bersih, sektor agkuta laut, sektor bagua, sektor bak da lembaga keuaga laiya, da terakhir sektor listrik. Sektor-sektor iilah yag memegag peraa petig dalam meggerakka roda perekoomia Priposi Maluku Utara tahu 2010. Sara Dari kesimpula diatas maka berikut ii dikemukaka beberapa sara tetag aalisis sektor uggula dalam struktur perekoomia Propisi Maluku Utara tahu 2010. Adapu sara yag dikemukaka diharapka dapat bermafaat bagi pegambila kebijaka pemeritah da bagi peelitia selajutya. 1. Sektor air bersih, sektor agkuta laut, sektor bagua, sektor bak da lembaga keuaga laiya, da sektor listrik perlu medapat perhatia dari pemeritah Maluku Utara karea sektor-sektor tersebut sagat berpera dalam memacu percepata pertumbuha ekoomi di Propisi Maluku Utara pada tahu 2010. Sektor-sektor tersebut memiliki daya dorog yag kuat terhadap peciptaa sektor-sektor ekoomi laiya da juga memiliki sesitivitas yag tiggi terhadap perubaha permitaa akhir dari sektor-sektor ekoomi laiya. 2. sektor-sektor yag memiliki ideks keterkaita ke depa atau daya kepekaa yag tiggi da juga sektor-sektor yag memiliki ideks keterkaita ke belakag atau daya peyebara yag tiggi amu belum mejadi sektor kuci perlu medapat perhatia khusus dega memberika stimulus ekoomi dari Pemeritah Propisi Maluku Utara agar tahu-tahu selajutya mejadi sektor-sektor kuci.

DAFTAR PUSTAKA Aoim., 2000. Keragka Teori da Aalisis Tabel Iput Output. Bada Pusat Statistik. DKI Jakarta.,2001. Keragka Teori da Aalisis Tabel Iput Output. Bada Pusat Statistik: DKI Jakarta.,2007. Perkembaga Ekoomi da Keuaga Daerah Propisi Maluku Utara. Bak Idoesia: Jakarta,2010. Statistik Sosial da Kepeduduka Propisi Maluku Utara. Bada Pusat Statistik: Propisi Maluku Utara. Arsyad, Licol. 1999. Ekoomi Pembayara. Bagia Peerbita. STIE YKPN Yogyakarta. Boedioo,1985. Teori Pertumbuha Ekoomi. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Dumairy. 1997. Matematika Terapa Utuk Bisis da Ekoomi. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta Hidayat Amir da Suahasil Nazara. 2000. Aalisis Perubaha Struktur Ekoomi di Jawa Timur. Jural Ekoomi Pusat Pegembaga Keuaga Departeme Keuaga. Jakarta. Jhiga, M.L. 1998. Beberapa Masalah Perecaaa Pembagua Daerah.. Rajawali Press. Jakarta. Kusdiaa, Didik. 2007. Aalisis Daya Saig Ekspor Jawa Barat. Jural Ekoomi Trikoometri Fakultas Ekoomi Vol 1 Upas. Mafruhah Izza. 2001. Perubaha Paradigma Pembagua Daerah di Idoesia. Jural Ekoomi Pembagua. BPFE Uiversitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Miller, Roald E, da Peter H. Blair. 1989. Iput Output Aalysis: Foudatio ad Extesios, Pretice Hall. New Jersey. Nazara, Suahasil. 1997. Aalisis Iput Output. Lembaga Peerbita Fakultas Ekoomi Uiversitas Idoesia. Jakarta. Kamaluddi, R. 1987. Beberapa Aspek Pembagua Nasioal da Pembagua Daerah. LPFE-UI. Jakarta.,1999.Pegatar Ekoomi Pembagua. Lembaga Peerbit Fakultas Ekoomi Uiversitas Idoesia. Jakarta. Puromo Didit. Istiqomah Devi. 2008. Aalisis Peraa Sektor Idustri Terhadap Perekoomia Jawa Tegah Tahu 2000 da Tahu 2004 (Aalisis Iput Output). Jural Ekoomi Pembaguga. Surakarta. Rasyid, M Ryaas, Syaukai dkk. 2002. Otoomi Daerah dalam Negara Kesatua. Pustaka Pelajar da PUSKAP (Pusat Pegkajia Etika Politik da Pemeritah). Suparmoko, M da Irawa. 1997. Ekoomi Pembagua. Peerbit BPFE. Yogyakarta. Tambua, Tulus. 2001. Idustri di Negara Berkembag Kami Idoesia. Ghalis. Jakarta. Tariga, Robiso. 2005. Ekoomi Regioal. Teori da Aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta. Utami, Rizky. 2007. Aalisis Sektor Uggula Pada Prerekoomia Propisi Maluku tahu 2007. Jural Ekoomi Pembagua Fakuktas Ekoomi Gua Darma. Widodo,Tri.2006. Perecaaa Pembagua. Aplikasi Komputer (Era Otoomi Daerah). UUP STIM YKPN. Yogyakarta.