PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA: ANALISIS INPUT-OUTPUT

Transkripsi

1 Majalah Bada Pegkajia da Peerapa Tekologi No. 88: ISSN PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Sahara da Budy P. Resosudarmo Direktorat Pegkajia Sistem Sosial, Ekoomi da Pegembaga Wilayah, BPP Tekologi ABSTRACT I the last 15 years, maufacturig sector has grow relatively fast i the city of Jakarta. Its cotributio to Jakarta s Gross Regioal Domestic Product icreased from 18.36% i 1980 to 20.99% i Also, the umber of employmet i maufacturig sector icreased from 8.82% of total Jakarta s workers i 1984 to 13.68% i Believig that the developmet of maufacturig sector will push the developmet of other ecoomic sectors, the govermet of Jakarta plas to develop policies acceleratig the developmet of maufacturig sector. This paper, usig a Iput- Output method, aims to aalyze the roles of maufacturig sector i the ecoomy of Jakarta. Particulary, this paper will observe whether or ot the maufacturig idustry is the key idustry i Jakarta. This paper will also determie the impact of the developmet of maufacturig sector o household icomes i Jakarta. Kata Kuci : Aalisis Iput Output 1. PENDAHULUAN Struktur perekoomia suatu wilayah yag relatif maju ditadai oleh semaki besarya pera sektor idustri pegolaha da jasa dalam meopag perekoomia wilayah tersebut. ii telah meggatika pera sektor tradisioal (pertaia) dalam peyerapa teaga kerja da sumber pedapata wilayah. Di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dalam 15 tahu terakhir ii sektor idustri pegolaha telah megalami perkembaga yag relatif baik. Hal ii terlihat dari semaki meigkatya sumbaga sektor idustri pegolaha terhadap Produk Domestik Regioal Bruto (PDRB) DKI Jakarta dari 18.36% ditahu 1980 mejadi 20.99% ditahu 1994 (lihat Gambar 1). Meigkatya pera sektor idustri pegolaha pada PDRB DKI Jakarta juga diikuti oleh semaki meigkatya pera sektor idustri pegolaha terhadap peyerapa teaga kerja di DKI Jakarta dari haya sebesar orag (8.82%) ditahu 1980, meigkat mejadi orag (13.68%) ditahu Sedagka dalam hal pembetuka devisa, sektor idustri pegolaha memberika kotribusi sebesar Rp 11.7 juta pada tahu 1994 da meigkat mejadi Rp12.9juta pada tahu Saat ii pemeritah DKI Jakarta bermaksud utuk memberika prioritas berkembagya sektor idustri pegolaha di wilayah DKI Jakarta (PEMDA DKI Jakarta, 1993). Utuk ii pemeritah DKI Jakarta membutuhka iformasi yag lebih detail megeai seberapa besar pera sektor idustri pegolaha terhadap perekoomia DKI Jakarta. Tepatya, bagaimaa keterkaita sektor idustri pegolaha terhadap sektor idustri pegolaha itu sediri maupu terhadap sektor-sektor perekoomia laiya di DKI Jakarta. Keterkaita yag kuat, meujuka pera yag besar dari sektor idustri pegolaha. Berkembagya sektor idustri pegolaha aka medorog berkembagya sektor-sektor perekoomia laiya termasuk sektor idustri

2 Gambar 1. Persetase Kotribusi Idustri Pegolaha pada PDRB da Peyerapa Teaga Kerja di DKI Jakarta % TK (%) PDRB (%) Tahu pegolaha itu sediri. Juga perlu diamati seberapa besar pera sektor idustri pegolaha dalam meigkatka pedapata masyarakat di DKI Jakarta. Peigkata pedapata masyarakat yag besar, meujukka bahwa sektor idustri pegolaha di DKI Jakarta mampu meragsag peigkata pedapata rumah tagga yag bekerja pada sektor idustri pegolaha itu sediri maupu terhadap rumah tagga yag bekerja pada sektor-sektor perekoomia laiya di DKI Jakarta. Aspek lai yag perlu diamati adalah seberapa besar pera sektor idustri pegolaha dalam peyerapa teaga kerja di DKI Jakarta. Tepatya, bagaimaa peyerapa teaga kerja pada sektor idustri pegolaha mampu medorog peigkata peyerapa teaga kerja pada sektor-sektor perekoomia laiya termasuk dega sektor idustri pegolaha itu sediri di DKI Jakarta. Tulisa ii, dega megguaka Tabel Iput-Output (I-O) utuk DKI Jakarta aka mejabarka pera sektor idustri pegolaha terhadap perekoomia wilayah DKI Jakarta, terutama keterkaita sektor ii dega sektor-sektor perekoomia laiya termasuk dega sektor idustri pegolaha itu sediri maupu peraa sektor idustri pegolaha dalam meigkatka pedapata masyarakat da peyerapa teaga kerja di DKI Jakarta. 2. METODOLOGI Tabel I-O pertama kali diperkealka oleh W. Leotief pada tahu 1930-a. Tabel I-O adalah suatu tabel yag meyajika iformasi tetag trasaksi barag da jasa yag terjadi atar sektor produksi di dalam suatu ekoomi dega betuk peyajia berupa matriks. Agka-agka di dalam Tabel I-O meujukka hubuga dagag atar sektor yag berada dalam perekoomia suatu wilayah. Setiap baris meujukka secara rici jumlah pejuala dari sebuah sektor, yag tertera pada kolom pejual, ke berbagai sektor, yag tertulis di bawah label pembeli. Karea sebuah sektor tidak mejual baragya kepada semua sektor yag ada, maka umum dijumpai agka ol dalam sebuah baris di dalam Tabel I-O. Adapu kolom dalam Tabel I-O mecatat berbagai pembelia yag dilakuka sebuah sektor terhadap barag da jasa yag dihasilka oleh berbagai sektor yag ada di dalam wilayah tersebut. Jika agka-agka yag berada pada kolom suatu sektor juga bayak dijumpai agka ol, hal ii karea sebuah sektor tidak selalu membeli barag da jasa dari seluruh sektor yag ada di perekoomia egara tersebut. Selai trasaksi atar sektor, ada lagi beberapa trasaksi yag dicatat dalam sebuah Tabel I-O. Perusahaa-perusahaa di dalam suatu sektor mejual hasil produkya ke kosume (rumah-tagga), pemeritah, da perusahaa di luar egeri; ditambah lagi sebagia hasil produksi juga dijadika bagia dari ivestasi oleh sektor laiya. Pejuala-pejuala yag baru saja disebutka ii dapat dikelompokka ke dalam satu eraca yag disebut kosumsi akhir. Dalam hal pembelia, selai barag da jasadari berbagai sektor, perusahaa juga membutuhka

3 Gambar 2. Simplifikasi Tabel I-O Pembeli Kosumsi Total Pejual Akhir Produksi 1 x 11 x x 1 f 1 X 1 2 x 21 x x 2 f 2 X x 1 x 2... x f X Nilai Tambah v 1 v 2... v Impor m 1 m 2... m Total Masuka X 1 X 2... X jasa teaga kerja da memberika kompesasi pada pemilik modal/kapital. Pembayara jasa kepada teaga kerja da pemilik modal disebut pembayara utuk ilai tambah. Selai itu perusahaa juga membeli barag da jasa dari luar egeri; dega kata lai, perusahaa megimpor barag da jasa. Trasaksi impor barag da jasa ii dicatat pada baris impor. Dega demikia, legkaplah trasaksitrasaksi perdagaga dari berbagai sektor yag ada di dalam suatu egara. Secara sederhaa simplifikasi dari Tabel I-O dapat dilihat pada Gambar 2. Dari Tabel I-O pada Gambar 2 dapat dibuat dua persamaa eraca yag berimbag: Baris: j1 Kolom: x f X i 1,..., (1) ij i i xij v j mj X j j 1,..., (2) i1 dimaa x ij adalah ilai alira barag atau jasa dari sektor i ke sektor j; f i adalah total kosumsi akhir; v j adalah ilai tambah da m j adalah impor. Defiisi eraca yag berimbag adalah jumlah produksi (keluara) sama dega jumlah masuka. Alira atar idustri dapat ditrasformasi mejadi koefisie-koefisie dega megasumsika bahwa jumlah berbagai pembelia adalah tetap utuk sebuah tigkat total keluara (dega kata lai, tidak ada ecoomies of scale) da tidak ada kemugkia substitusi atara sebuah baha baku masuka da baha baku masuka laiya (dega kata lai, baha baku masuka dibeli dalam proporsi yag tetap). Koefisiekoefisie ii adalah: atau aij xij / X j (3) x a X (4) ij ij j Dega memasuka persamaa (4) ke dalam persamaa (1) didapat: j1 a X f X i 1,..., (5) ij j i i Dalam otasi matriks persamaa (5) dapat ditulis sebagai berikut: AX f X (6) dimaa a ; ; da ij Ax fi f x1 X i X x1 Dega memaipulasi persamaa (6) didapat hubuga dasar dari Tabel I-O: (I-A) -1 f= X (7)

4 dimaa ( I - A ) -1 diamaka sebagai matriks kebalika Leotief (matriks multiplier masuka). Matriks ii megadug iformasi petig tetag bagaimaa keaika produksi dari suatu sektor (idustri) aka meyebabka berkembagya sektor-sektor laiya. Karea setiap sektor memiliki pola (pembelia da pejuala dega sektor lai) yag berbeda-beda, maka dampak dari perubaha produksi suatu sektor terhadap total produksi sektor-sektor laiya berbeda-beda. Matriks kebalika Leotief meragkum seluruh dampak dari perubaha produksi suatu sektor terhadap total produksi sektor-sektor laiya ke dalam koefisie-koefisie yag disebut sebagai multiplier ( ij ). Multiplier ii adalah agka-agka yag terlihat di dalam matriks ( I - A ) Ideks Total Keterkaita Ideks total keterkaita diguaka sebagai dasar perumusa strategi pembagua ekoomi dega melihat keterkaita atar sektor dalam suatu sistem perekoomia. Meurut Rasmusse ideks total keterkaita meliputi ideks total keterkaita ke belakag da ideks total keterkaita ke depa. Ideks total keterkaita ke belakag suatu idustri/sektor meujukka hubuga keterkaita tetag pegaruh yag ditimbulka oleh satu uit permitaa akhir pada sektor tersebut terhadap total pembelia iput semua sektor di dalam suatu perekoomia. Ideks total keterkaita ke depa meujukka hubuga keterkaita tetag pegaruh yag ditimbulka oleh satu uit permitaa akhir suatu sektor terhadap total pejuala output semua sektor di dalam suatu perekoomia Ideks Total Keterkaita ke Belakag Kosep ii diartika sebagai kemampua suatu sektor utuk meigkatka pertumbuha idustri huluya. j dikataka mempuyai kaita ke belakag yag tiggi apabila BL j mempuyai ilai lebih besar dari satu. Rumus yag diguaka utuk mecari ilai ideks total keterkaita ke belakag adalah : BL j = i1 i1 j1 ij ij BL j = ideks total keterkaita ke belakag sektor j ij = usur matriks kebalika Leotief Ideks Total Keterkaita ke Depa Kosep ii diartika sebagai kemampua suatu sektor utuk medorog pertumbuha produksi sektorsektor lai yag memakai iput dari sektor ii. i dikataka mempuyai ideks total keterkaita ke depa yag tiggi apabila ilai FL i lebih besar dari satu. Rumus yag diguaka utuk mecari ilai ideks total keterkaita ke depa adalah: FL i = j1 i1 j1 ij ij FL i = ideks total keterkaita ke depa sektor i ij = usur matriks kebalika Leotief 2.2 Ideks Pedapata Masyarakat Ideks pedapata masyarakat diguaka utuk utuk melihat besarya keaika total pedapata mayarakat utuk setiap keaika satu-satua output yag dihasilka suatu sektor. Sebuah sektor dikataka mempuyai pera yag tiggi dalam mearik pedapata masyarakat jika ideks pedapata masyarakat lebih besar dari satu. Rumus yag diguaka utuk mecari ilai ideks pedapata masyarakat adalah:

5 H j = i1 i1 j 1 vi ij X i vi ij X i H j v i X i ij = ideks pedapata masyarakat sektor j = upah/gaji sektor i = output sektor i = usur matriks kebalika Leotief 2.3 Ideks Teaga Kerja Utuk mecari ilai ideks teaga kerja perlu ditambahka baris baru pada Tabel I-O yag memuat iformasi teaga kerja yag diguaka oleh masig-masig sektor dalam melakuka proses produksiya. Umumya, satua jumlah teaga kerja sektoral yag diguaka adalah orag. Jumlah teaga kerja per satua output utuk sektor i ditulis w i. Aalsis ideks teaga kerja ii diguaka utuk melihat pera suatu sektor dalam hal meigkatka besarya jumlah teaga kerja yag terserap oleh perekoomia. Jika ideks teaga kerja disuatu sektor lebih besar dari satu meujukka daya serap teaga kerja di sektor yag bersagkuta sagat tiggi. Rumus yag diguaka utuk mecari ilai ideks teaga kerja adalah: L j = i1 i1 j1 w i i ij w ij L j ij = ideks teaga kerja sektor j = usur matriks kebalika Leotief 3. DATA : PEREKONOMIAN DKI JAKARTA TAHUN 1993 Sumber data utama tulisa ii adalah Tabel I-O DKI Jakarta tahu Tabel I-O ii merupaka Tabel I-O terbaru yag ada ketika tulisa ii dibuat. Tabel I-O DKI Jakarta tahu 1993 disajika dalam tiga sub matriks yag selajutya disebut sebagai kuadra I, II da III.(Gambar 3). Setiap sel pada kuadra I merupaka trasaksi atara, yaitu trasaksi barag da jasa yag diguaka dalam proses produksi. Kuadra ii memberika iformasi megeai salig ketergatuga atar sektor produksi dalam suatu perekoomia. Dalam kuadra ii sektor-sektor perekoomia di DKI Jakarta dibagi mejadi 78 sektor. Adapu sektor idustri pegolaha teridiri dari 35 sub sektor yaitu: 1. pegolaha dagig, sayur, buah da susu 2. kopra, miyak hewai da abati 3. beras, biji-bijia gilig da tepug 4. roti, biskuit, mie, da makaa sejeisya 5. makaa hewa 6. makaa laiya 7. miuma da sirop 8. rokok da tembakau 9. beag pital da sejeisya 10. tekstil da hasil rajuta 11. pakaia jadi 12. kulit samaka, alas kaki da barag dari kulit 13. kayu gergajia, baha bagua kayu da kayu lapis 14. perabot rumah tagga dari hasil kehutaa 15. kertas da karto 16. barag cetaka da peerbita 17. kimia dasar da baha-baha kimia

6 18. obat-obata da jamu 19. kosmetik 20. baha kimia laiya 21. baha bakar miyak da gas 22. barag dari karet da plastik 23. barag dari taah liat, keramik, da seme 24. barag dari gelas da kaca 25. logam dasar, besi da baja 26. barag dari logam, kecuali mesi da peralata 27. mesi da perlegkapaya kecuali mesi listrik 28. mesi listrik da perlegkapaya 29. barag elektroik 30. perlegkapa listrik 31. kapal, kereta api da pesawat terbag 32. kedaraa bermotor da perlegkapaya 33. alat agkuta laiya 34. peralata profesioal, fotografi, jam da perhiasa 35. barag idustri laiya Kuadra II meujukka pejuala barag da jasa yag dihasilka oleh sektor-sektor perekoomia utuk memeuhi permitaa akhir. Permitaa akhir adalah permitaa atas barag da jasa utuk keperlua kosumsi, buka utuk proses produksi. Permitaa akhir tersebut terdiri dari eam kompoe yaitu kosumsi rumah tagga (88), kosumsi pemeritah (89), pembetuka modal tetap (90), perubaha stok (91), ekspor barag da jasa ke luar egeri (92) da ekspor barag da jasa ke wilayah lai/dalam egeri (93). Kudra III meujukka pembelia iput yag dihasilka diluar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadra I. Kuadra ii terdiri dari sel-sel ilai tambah bruto(86) da impor (81). Nilai tambah bruto terdiri dari upah da gaji (82), surplus usaha (83), peyusuta (84) da pajak tak lagsug etto (85). Jumlah keseluruha ilai tambah ii aka meghasilka produk domestik bruto yag dihasilka oleh wilayah tersebut. Berdasarka iformasi dari Tabel I-O DKI Jakarta tahu 1993 diketahui bahwa total permitaa sektor idustri pegolaha di DKI Jakarta tertiggi dibadigka dega total permitaa 8 sektor perekoomia laiya yaitu sebesar Rp ,28 milyar. Lihat juga Gambar 4 Sebagia besar permitaa merupaka permitaa akhir, yaitu sebesar Rp ,02 milyar (71.12%) da sisaya yaitu sebesar Rp 6.583,25 milyar (28.88%) merupaka permitaa atara. Adapu di dalam sektor idustri pegolaha, lima sub sektor idustri pegolaha yag mempuyai ilai permitaa atara tertiggi adalah: logam dasar, besi da baja (25), motor dll (32), kimia (17), barag cetaka da peerbita (16) da barag logam (26). Dari segi permitaa akhir terdapat empat kompoe peyusu utamaya yaitu: kosumsi rumah tagga sebesar Rp 2.554,17 milyar (15.76%), kosumsi pemeritah Rp 108,94 milyar (0.67%), ivestasi Rp 2.573,43 milyar (15.87%) da ekspor Rp ,49 milyar (67.70%). Utuk lebih jelasya dapat dilihat pada Gambar 5. Di dalam sektor idustri pegolaha, lima sub sektor idustri pegolaha yag memiliki permitaa terbesar terhadap pemeuha kosumsi rumah tagga adalah: beras, biji gilig da tepug (3), pakaia jadi (11), miuma (7), olah dagig, sayur, buah da susu (1) da olaha kulit (12). Lima sub sektor peyusu utama terhadap pemeuha kosumsi pemeritah adalah : barag cetaka da peerbita (16), alat listrik (30), motor, (32), kimia lai (20) da barag elektroik (29). Selajutya lima sub sektor peyumbag utama dalam pembetukka ivestasi adalah: motor (32), barag elektroik (29), mesi (27), pakaia jadi (11) da peralata profesioal (34). Sedagka lima sub sektor idustri pegolaha yag memberika kotribusi terbesar terhadap pembetuka devisa (ekspor) adalah: pakaia jadi (11), alat listrik (30), motor (32), obat da jamu (18) da olah dagig, sayur, buah da susu (1) Dari segi permitaa akhir terdapat empat kompoe peyusu utamaya yaitu: kosumsi rumah tagga sebesar Rp 2.554,17 milyar (15.76%), kosumsi pemeritah Rp 108,94 milyar (0.67%), ivestasi Rp 2.573,43 milyar (15.87%) da ekspor Rp ,49 milyar (67.70%). Utuk lebih jelasya dapat dilihat pada Gambar 5.

7 Gambar 3. Tabel I-O DKI Jakarta Klasifikasi 9 Tahu 1993 (milyar rupiah) Pertaia Tmb&gl Id. pegolaha Lisgair Bagua Perdg,htl,&r est Agk.&Kom. Keuaga Jasa-jasa Jl. Demad Atara 1 Pertaia Kos. RT Kos. Gov. Pb. Modal Tetap Perubaha Stok Ekspor LN Ekspor Domestik Jl. Demad Jl. Output Tambag&gl Idustri pegolaha Lisgair Bagua Perdagaga, hotel&rest Agkuta&Komuikasi Keuaga,asr, js firm & sewa Jasa-Jasa Jl. Iput Atara Impor Upah & Gaji Surpus Usaha Peyusuta Idirect Tax Nilai Tambah Bruto Jl. Iput Sumber : Tabel I-O Propisi DKI Jakarta Tahu 1993, Kator Statistik Propisi DKI Jakarta

8 Pertaia Tambag&gl Idustri Pegolaha Lisgair Bagua Perdagaga, hotel&rest Agkuta&Komuikasi Keuaga,asr,js firm&sewa Jasa-jasa Nilai (milyar rupiah) Pertaia Tambag&galia Idustri Pegolaha Listrik, gas da air Bagua Perdagaga, hotel&restora Agkuta&Komuikasi Keuaga,asurasi, js firm & sewa Jasa-jasa Nilai (milyar rupiah) Gambar 4. Permitaa Atara da Permitaa Akhir - Perekoomia di DKI Jakarta Tahu atara akhir total Gambar 5. Kompoe Permitaa Akhir Idustri Pegolaha di DKI Jakarta Tahu 1993 RT 15.76% Pemeritah 0.67% Ivestasi 15.87% Ekspor 67.70% Gambar 6. Kotribusi Nilai Tambah Bruto - Perekoomia di DKI Jakarta Tahu Upah/ Gaji Surplus Usaha Peyusuta Idirect Tax Nilai Tambah Bruto

9 Dari Tabel I-O DKI Jakarta Tahu 1993 juga terlihat bahwa pada tahu 1993 sektor idustri pegolaha memberika kotribusi terhadap ilai tambah sebesar Rp 9.430,59 milyar atau 18.45% dari total ilai tambah propisi DKI Jakarta (Gambar 6). Dari ilai tambah sejumlah tersebut, Rp 2.663,74 milyar atau 28.25% dialokasika utuk upah da gaji, kemudia utuk surplus usaha sebesar Rp 4.787,41 milyar (50.76%), peyusuta Rp 1.112,38 milyar (11.80%) da idirect tax sebesar Rp 867,06 milyar (9.19%). Jika dilakuka aalisis perbadiga atara ilai upah da gaji terhadap surplus usaha ke-35 sub sektor idustri pegolaha diperoleh ilai rasio upah da gaji <1 utuk 30 sub sektor da haya lima sub sektor yag mempuyai ilai rasio upah/gaji >1 yaitu olaha kulit (12), barag cetak (16), obat da jamu (18), barag karet da plastik (22), da alat traspor (31). Kodisi demikia meujukka bahwa distribusi pedapata ke-30 sub sektor tersebut atara pemilik modal da pekerja masih belum merata karea share yag lebih besar berada pada pemilik modal. 4. HASIL ANALISIS Secara umum matriks kebalika Leotief dari Tabel I-O DKI Jakarta tahu 1993 dapat dilihat pada Gambar 7. Selajutya aka dijelaska hasil aalisis pera idustri pegolaha terhadap perekoomia DKI Jakarta terutama megeai keterkaitaya dega sektor perekoomia laiya, peigkata pedapata masyarakat da peyerapa teaga kerja. 4.1 Aalisis Ideks Total Keterkaita ke Belakag Gambar 8 meyajika ilai ideks total keterkaita ke belakag sektor-sektor perekoomia di DKI Jakarta. Dibadigka 8 sektor perekoomia laiya, ideks total keterkaita ke belakag sektor idustri pegolaha meduduki perigkat ke-2 dega ilai sebesar Nilai tersebut meujukka bahwa sektor idustri pegolaha mempuyai kemampua yag kuat utuk mearik pertumbuha idustri huluya karea utuk setiap satu-satua peigkata permitaa akhir pada sektor idustri pegolaha aka medorog peigkata output pada sektor-sektor yag diguaka sebagai iput oleh sektor idustri pegolaha sebesar satua. Di dalam sektor idustri pegolaha, terdapat 18 sub sektor idustri pegolaha yag memiliki ilai ideks total keterkaita ke belakag lebih besar dari satu yaitu: olaha kulit (12), kertas (15), barag cetak (16), kimia (17), obat da jamu (18), kosmetika (19), kimia lai (20), barag kimia da plastik (22), barag gelas da kaca (24), logam besi da baja (25), barag logam (26), mesi listrik (28), barag elektroik (29), alat listrik (30), motor (32), agkuta lai (33), alat profesioal (34) da barag idustri lai (35). Utuk lebih jelasya dapat dilihat pada Apedik 2. Tiggiya ilai ideks total keterkaita ke belakag ke-18 sub sektor tersebut meujukka bahwa ke-18 sub sektor tersebut mempuyai kemampua yag kuat utuk mearik pertumbuha output sektor huluya. Gambar 7. Matriks Kebalika Leotief 9 Perekoomia di DKI Jakarta Tahu Total 1 Pertaia Tmb&Gl Id. Pegolaha Lisgair Bagua Perdg,htl&rest Agk&Kom Keu,asr&sewa Jasa-jasa Total

10 I d u stri p e g o l a h a T a mb a g &g l Pe rta i a L i sg a i r Nilai Gambar 8. Ideks Total Keterkaita Ke Belakag - Perekoomia di DKI Jakarta Tahu 1993 Ba g u a Pe rd a g a g a, h o te l&re st A g ku ta &Ko mu i ka si Ke u a g a,a s r, js firm & se wa Ja sa -ja sa Aalisis Ideks Total Keterkaita ke Depa Gambar 9 meyajika ilai ideks total keterkaita ke depa sektor-sektor perekoomia di DKI Jakarta. Dibadigka 8 sektor perekoomia laiya, ideks total keterkaita ke depa sektor idustri pegolaha meduduki perigkat ke-2 dega ilai sebesar Nilai ideks keterkaita total ke depa sektor idustri pegolaha yag lebih besar dari satu tersebut meujukka bahwa sektor idustri pegolaha mempuyai kemampua yag kuat utuk medorog pertumbuha output idustri hilirya. Di dalam sektor idustri pegolaha, empat sub sektor idustri pegolaha yag memiliki ideks total keterkaita ke depa lebih besar dari satu yaitu: kimia (17), barag karet da plastik (22), logam besi da baja (25) da alat listrik (30). Utuk lebih jelasya dapat dilihat pada Apedik 2. Ideks total keterkaita ke depa yag lebih besar dari satu tersebut meujukka bahwa output yag dihasilka oleh keempat sub sektor ii merupaka komoditi itermedier, dalam artia merupaka baha baku bagi idustri-idustri da sektor-sektor perekoomia laiya. Nilai tersebut juga meujukka besarya peraa keempat sub sektor tersebut dalam medorog pertumbuha perekoomia di DKI Jakarta. 4.3 Aalisis Ideks Pedapata Masyarakat Hasil aalisis ideks pedapata masyarakat sektor-sektor perekoomia di DKI Jakarta disajika pada Gambar 10. Dibadigka dega sektor-sektor perekoomia laiya ideks total pedapata masyarakat di sektor idustri pegolaha mempuyai ilai lebih kecil dari satu da meduduki perigkat ke-7 yaitu sebesar Nilai tersebut megadug arti bahwa utuk setiap satu-satua keaika output yag dihasilka sektor idustri pegolaha, total pedapata masyarakat di DKI aka meigkat sebesar Rp milyar. Namu demikia dalam sektor idustri pegolaha, 9 sub sektor idustri pegolaha yag memiliki ilai ideks total pedapata masyarakat lebih besar dari satu yaitu: olaha kulit (12), barag cetak (16), obat da jamu (18), barag karet da plastik (22), mesi (27), alat traspor (31), motor (32), alat profesioal (34) da barag idustri lai (35). Utuk lebih jelasya dapat dilihat pada Apedik 2. Tiggiya ilai ideks pedapata masyarakat 9 sub sektor tersebut meujukka petigya pera sektor-sektor tersebut dalam medorog peigkata pedapata masyarakat di DKI Jakarta. 4.4 Aalisis Ideks Teaga Kerja Hasil aalisis ideks teaga kerja sektor-sektor perekoomia di DKI Jakarta disajika pada Gambar 11. Dibadigka dega sektor-sektor perekoomia laiya ideks teaga kerja sektor idustri pegolaha haya meduduki perigkat ke-5 dega ilai sebesar Nilai tersebut meujukka bahwa sektor idustri pegolaha kurag sesitif dalam meciptaka lapaga kerja pada pembagua perekoomia di DKI Jakarta. Hal ii disebabka karea sektor idustri pegolaha di DKI Jakarta bersifat padat modal (capita itesive).

11 Pert ai a T ambag&gl I dustri pegol aha Li sgai r Bagua Perdagaga, hot el &rest Agkut a&komui kasi Keuaga,asr, j s fi rm & sewa Jasa-j asa Nilai Pertaia Tambag&gl Idustri pegolaha Lisgair Bagua Perdagaga, hotel&rest Agkuta&Komuikasi Keuaga,asr, js firm & sewa Jasa-jasa Nilai Pertaia Tambag&gl Idustri pegolaha Lisgair Bagua Perdagaga, hotel&rest Agkuta&Komuikasi Keuaga,asr, js firm & sewa Jasa-jasa Nilai Ideks teaga kerja per sub sektor idustri pegolaha tidak disajika karea data teaga kerja pada 35 sub sektor idustri pegolaha tidak tersedia. Gambar 9. Ideks Total Keterkaita Ke Depa - Perekoomia di DKI Jakarta Tahu Gambar 10. Ideks Total Pedapata Masyarakat - Perekoomia di DKI Jakarta Tahu Gambar 11. Ideks Total Teaga Kerja - Perekoomia di DKI Jakarta Tahu

12 5. KESIMPULAN Dega megguaka Tabel I-O 1993, aalisis yag telah dilakuka dalam melihat pera sektor idustri pegolaha terhadap perekoomia DKI Jakarta meliputi 4 hal yaitu aalisis: (1) ideks total keterkaita ke depa, (2) ideks total keterkaita ke belakag, (3) ideks pedapata masyarakat, da (4) ideks teaga kerja. Dari aalisis didapat temua-temua sebagai berikut: 1. Total permitaa sektor idustri pegolaha tertiggi dibadigka dega 8 sektor perekoomia laiya di DKI Jakarta. 2. Permitaa akhir terhadap idustri pegolaha lebih tiggi dari ilai permitaa atara. Hal ii meujukka bahwa sektor idustri pegolaha masih berorietasi utuk kosumsi lagsug dibadigka utuk diguaka sebagai iput sektor-sektor lai. 3. Ditijau dari peraaya terhadap pembetuka ilai tambah bruto, sektor idustri pegolaha haya meduduki perigkat ke-3 dibawah sektor perdagaga, hotel da restora da sektor keuaga. Aalisis lebih medalam terhadap ke-35 sub sektor idustri pegolaha meujukka bahwa ilai tambah bruto sektor-sektor tersebut sebagia besar terdapat pada surplus usaha dibadigka upah/gaji. 4. Karea ideks total keterkaita ke depa da ke belakag sektor idustri pegolaha lebih besar dari satu, maka sektor idustri pegolaha dapat dikataka sebagai idustri kuci ; artiya jika sektor idustri pegolaha dikembagka aka dapat medorog perkembaga sektor-sektor laiya di DKI Jakarta. 5. Dalam sektor idustri pegolaha, sub sektor idustri kimia(17), barag karet da plastik (22), logam besi da baja (25), da alat listri (30) merupaka sektor kuci. 6. Pera sektor idustri pegolaha terhadap pegigkata pedapata masyarakat di DKI Jakarta relatif kecil dibadigka dega 8 sektor perekoomia laiya. Namu demikia dalam sektor idustri pegolaha terdapat 9 sub sektor yag mempuyai ilai ideks pedapata lebih besar dari satu yaitu: olaha kulit (12), barag cetak (16), obat da jamu (18), barag karet da plastik (22), mesi (27), alat trasport (31), motor (32), alat profesioal (34) da barag idustri lai (35). 7. Secara keseluruha pera sektor idustri pegolaha dalam hal peyerapa teaga kerja di DKI Jakarta relatif lebih kecil bila dibadigka dega sektor-sektor laiya. Karea temua-temua ii maka adalah beralasa jika pemeritah DKI Jakarta meciptaka kebijakakebijaka yag meragsag tumbuhya sektor idustri pegolaha. Berkembagya sektor idustri pegolaha aka medorog tumbuhya idustri-idustri laiya di DKI Jakarta. Didalam sektor idustri pegolaha, sebaikya pemeritah DKI Jakarta megkosetrasika diri utuk megembagka idustri kimia (17), barag karet da plastik (22), logam besi da baja (25), da alat listrik (30) karea ke-4 sektor tersebut merupaka sektor kuci da idustri olaha kulit (12), barag cetak (16), obat da jamu (18), barag karet da plastik (22), mesi (27), alat trasport (31), motor (32), alat profesioal (34) da barag idustri lai (35) karea 9 sub sektor tersebut mempuyai kemampua yag kuat utuk medorog peigkata pedapata masyarakat di DKI Jakarta. DAFTAR PUSTAKA 1. Kator Statistik Propisi DKI Jakarta.. Pedapata Regioal DKI Jakarta Tahu Jakarta. 2. Kator Statistik Propisi DKI Jakarta. Tabel Iput-Output DKI Jakarta Tahu Jakarta, PEMDA DKI Jakarta. Pola Dasar Pembagua Daerah DKI Jakarta Tahu 1994/ /1999. Jakarta, Perserikata Bagsa-Bagsa. Tabel Iput Output da Aalisis. UI-Press. Jakarta, Simatupag, P et all. Agroidustri Faktor Peujag Pembagua Pertaia di Idoesia. Pusat Peelitita Agro Ekoomi. Bogor, 1990.

13 Apedik 1.Ideks Total Keterkaita ke Depa, ke Belakag, Pedapata Masyarakat da Teaga Kerja 9 Perekoomia di DKI Jakarta Tahu 1993 Ideks Total Ketekaita Ke Depa Ideks Total Keterkaita Ke Belakag Ideks Total Pedapata Masyarakat Ideks Total Teaga Kerja 1 Pertaia Tambag&gl Idustri pegolaha Lisgair Bagua Perdagaga, hotel&rest Agkuta&Komuikasi Keuaga,asr, js firm & sewa Jasa-jasa Apedik 2. Ideks Total Keterkaita ke Depa, ke Belakag da Pedapata Masyarakat 35 Sub Idustri Pegolaha di DKI Jakarta Tahu 1993 Ideks Total Ketekaita Ke Depa Ideks Total Keterkaita Ke Belakag Ideks Total Pedapata Masyarakat 1 Olah Dg,Syr,Bh&Ss Kop,myk Hw&Nb Brs,Biji gl&tpg Roti,Mie dll Paka Makaa lai Miuma Rokok Beag Textil dll Baju Olaha kulit Olaha kayu Perabot RT hsl ht Kertas dll Brg cetak dll Kimia Obat&jamu Kosmetika Kimia lai Migas Brg Karet & plastik Bh bagua Brg gelas & kaca Logam besi & baja Brg logam Mesi dll Mesi listrik dll Brg elektroik Alat listrik dll Alat traspor dll Motor dll Agkuta lai Alat Profesioal Brg idustri lai

14 RIWAYAT PENULIS SAHARA, lahir di Tebig Tiggi, Lahat pada taggal 13 Mei Meamatka pedidika S-1 di Istitut Pertaia Bogor, Jurusa Ilmu-Ilmu Sosial Ekoomi Pertaia, Program Studi Ekoomi Pertaia da Sumber Daya, Saat ii bekerja sebagai asiste pada RUT V.1 BPP Tekologi megeai Dampak Kebijaka di Bidag Ligkuga Hidup: Dampakya pada Pertumbuha Ekoomi da Distribusi Pedapata di DKI Jakarta. BUDY P. RESOSUDARMO, lahir di Jakarta pada tagga 16 Mei Meamatka pedidika S-1 di Istitut Tekologi Badug Jurusa Tekik Elekto, Pada tahu 1986 bekerja di Direktorat PSSEPW, BPPT. Tahu 1992 meyelesaika pedidika S-2 di Uiversitas Delaware di Bidag Riset Operasi da pada tahu 1996 meamatka pedidika S-3 di Uiversitas Corell bidag Ekoomi Pertaia. Saat ii peulis bekerja sebagai staf peeliti BPP Tekologi di Direktorat PSSEPW.