Arsip Nasional Republik Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN BATAN Nomor: SOP /OT 02 01/KA

Arsip Nasional Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Arsip Nasional Republik Indonesia

2 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

Arsip Nasional Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA Biro Organisasi, Tata Laksana, dan Akuntabilitas Kinerja

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP BAPPEDA Tahun 2015 I / LATAR BELAKANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2015

Arsip Nasional Republik Indonesia

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA GORONTALO TAHUN 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

Arsip Nasional Republik Indonesia

BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK, KEMAHASISWAAN, PERENCANAAN DAN SISTEM INFORMASI (BIRO AAKPSI) PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN DATA DAN INFORMASI

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/16/KEP/ /2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KOTA BANDA ACEH NOMOR: / /SK/TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KANTOR STAF PRESIDEN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 067 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Anggaran

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 92 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Melaksanakan pengelolaan urusan organisasi, ketatalaksanaan, dan pelaporan direktorat jenderal.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 93 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN BANTUL

Transkripsi:

Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSEJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Penetapan Kinerja telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Juni 2010 Plt. SEKRETARIS UTAMA, GINA MASUDAH HUSNI

Arsip Nasional Republik Indonesia PROSEDUR TETAP NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA BAB I PENDAHULUAN A. Umum Setelah proses perencanaan dan penganggaran selesai, penetapan kinerja merupakan bagian terpenting dalam manajemen kinerja dan merupakan sesuatu yang akan diukur. Untuk menetapkan kinerja, setiap unit kerja menentukan seperangkat indikator kinerja yang akan digunakan untuk mengukur atau menilai tingkat keberhasilan dari aktivitas yang dilaksanakan oleh setiap unit kerja. seperangkat indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja setiap unit kerja dalam satuan organisasi akan membuat suatu kemajuan menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mengukur keberhasilan organisasi (), indikator kinerja dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu tingkat satuan kerja, tingkat unit kerja, tingkat kementerian/lembaga. Indikator kinerja tingkat satuan kerja untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan atau sub kegiatan, indikator tingkat unit kerja (eselon I) digunakan untuk mengukur kegiatan sub program dan program, sedangkan indikator yang digunakan di tingkat kementerian/lembaga untuk mengukur berbagai keberhasilan pelaksanaan program dan pelaksanaan tanggung jawab lainnya sesuai dengan paraturan perundang-undangan yang berlaku. Proses ini dilakukan dalam perencanaan strategis, namun untuk membuat rencana kinerja yang lebih rinci, perlu penetapan ukuran kinerja/indikator keluaran (output) dan hasil (outcome) yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program/kegiatan unit kerja dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis. Dengan ditetapkannya Indikator Kinerja Utama secara formal di lingkungan yang telah disepakati bersama oleh pimpinan organisasi sampai dengan pejabat level bawah, diharapkan akan diperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik serta diperolehnya ukuran keberhasilan dari pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan

- 2 - kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Sehingga para pelaksana dan pimpinan dalam mengelola usaha-usaha organisasi agar mencapai hasil atau berkinerja tinggi. Indikator kinerja ini dapat dijelaskan mulai dari pengukuran kinerja sampai pada hal-hal yang rinci dalam mengelola organisasi secara umum agar berjalan efektif dan efisien. Oleh karena itu bahwa pengukuran kinerja sangat penting untuk mengetahui kinerja dan hasil dengan menjelaskan jika kita tidak bisa mengetahui kinerja dan hasil kita sendiri. B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Prosedur Tetap tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dimaksudkan untuk memperoleh informasi kinerja dalam menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Tujuan Prosedur Tetap tentang Penyusunan Penetapan Kinerja untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian tujuan dan sasaran dalam melaksanakan pembangunan di bidang kearsipan yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. C. Ruang Lingkup Prosedur tetap tentang Penyusunan Penetapan Kinerja ini meliputi penyusunan dan pengoordinasian penetapan kinerja, uraian prosedur, cara penyusunan penetapan kinerja, pelaksana, dan norma waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan penyusunan penatapan kinerja. D. Dasar 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406); 4. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

- 3-6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007, tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP); 8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas; 9. Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010; 10. Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Prosedur Tetap di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia. E. Pengertian Dalam Prosedur Tetap ini yang dimaksud dengan: 1. Sasaran adalah menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan, sasaran ini memberikan fokus pada penyusunan kegiatan, sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai. 2. adalah berbagai rencana secara menyeluruh dan merupakan satu kesatuan antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan, dan secara urut-urutan, atau rencana yang masih bersifat menyeluruh dijabarkan kedalam kegiatan-kegiatan operasional, kegiatan-kegiatan operasional mempunyai tujuan dan sasaran yang sifatnya sudah terarah dan khusus. 3. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik berupa personil, barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. 4. Penetapan kinerja adalah merupakan ikhtisar kinerja dari rencana kinerja tahunan yang akan dicapai dan disepakati antara pihak yang menerima tugas dan tanggung jawab kinerja dengan pihak yang memberi tugas dan tanggung jawab kinerja secara berjenjang. 5. Indikator Kinerja adalah suatu ukuran kualitatif dan kuantitatif yang menggambarkan tingkat capaian suatu sasaran atau tujuan yang ditetapkan.

- 4-6. Indikator Masukan (input) memberikan gambaran mengenai sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output dan outcome, misalnya SDM, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya. 7. Indikator Proses (process) memberikan gambaran mengenai langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menghasilkan barang atau jasa. 8. Indikiator Keluaran (output) memberikan gambaran mengenai output dalam bentuk barang atau jasa yang dihasilkan dari akitifitas/kegiatan. 9. Indikator Hasil (outcome) memberikan gambaran mengenai hasil aktual atau yang diharapkan dari barang dan jasa yang diproduksi/dihasilkan oleh organisasi atau dengan kata lain dapat diartikan segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah. Hasil ini kadang-kadang dapat diperoleh langsung setelah barang atau jasa selesai. Dalam banyak kondisi, hasil baru akan diperoleh setelah rentang waktu cukup lama dan sebaiknya dapat terukur bagi organisasi. 10. Indikator manfaat (benefit) memberikan gambaran kegunaan suatu output yang dirasakan langsung oleh masyarakat atau menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil. 11. Indikator dampak (impacts) menggambarkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. 12. Pejabat Fungsional: Fungsional Perencana Madya/Muda/Pertama.

- 5 - BAB II PROSEDUR PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA Prosedur Penyusunan Penetapan Kinerja melalui tahapan sebagai berikut: 1. menerima, membaca, dan mencatat surat dari MENPAN dan RB perihal Penyusunan LAKIP dan Penetapan Kinerja Kementrian/Lembaga, serta menyampaikan kepada. 2. menerima, memahami, dan mendisposisikan surat dari MENPAN dan RB perihal Penyusunan LAKIP dan Penetapan Kinerja Kementrian/Lembaga kepada Sekretaris Utama. 3. Sekretaris Utama menerima, memahami, mendisposisikan dan menugaskan kepada Biro (Karo) untuk menyusun penetapan rencana kinerja. 4. Karo menerima, memahami, mendisposisikan dan menugaskan kepada Bagian (Kabag) dan Anggaran untuk menyusun penetapan rencana kinerja. 5. Kabag dan Anggaran menerima, memahami, mengoordinasikan, mendisposisikan dan menugaskan kepada Kasubag Penyusunan untuk menyusun Penetapan Kinerja. 6. Kasubag Penyusunan menerima, memahami dan menugaskan Perencana/Pelaksana menyiapkan konsep Nota Dinas atas Nama Sekretaris Utama yang ditujukan kepada Unit Kerja kerja Eselon I dan II. 7. Perencana/Pelaksana menerima penugasan membuat dan menyiapkan Nota Dinas beserta lampirannya atas nama Sekretaris Utama perihal penyusunan Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II serta melaporkan hasil pembuatan nota dinas kepada Kasubag Penyusunan. 8. Kasubag Penyusunan menerima, meneliti, dan mengoreksi Nota Dinas beserta lampirannya atas nama Sekretaris Utama perihal penyusunan Penetapan Kinerja yang ditujukan untuk Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II dan menyampaikan kepada Kabag dan Anggaran. 9. Kabag dan Anggaran menerima, meneliti, mengoreksi dan memaraf Nota Dinas beserta lampirannya atas nama Sekretaris Utama perihal penyusunan Penetapan Kinerja yang ditujukan untuk Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II dan menyampaikan kepada Biro. 10. Karo menerima, meneliti, mengoreksi dan memaraf Nota Dinas beserta lampirannya atas nama Sekretaris Utama perihal penyusunan Penetapan Kinerja yang ditujukan untuk Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II dan menyampaikan kepada Sekretaris Utama.

- 6-11. Sekretaris Utama menerima, meneliti, mengoreksi dan menandatangani Nota Dinas beserta lampirannya atas nama Sekretaris Utama perihal penyusunan Penetapan Kinerja dari Biro kepada Sekretaris Utama untuk disampaikan kepada pejabat Eselon I dan II. 12. Sekretaris Utama menerima, memberi nomor, mendokumentasikan dan menyampaikan kepada pejabat eselon I dan II. (Proses 1 s.d.12 dilakukan 2 hari kerja) 13. Pejabat Eselon I dan II menerima, mempelajari, memahami, berkoordinasi, dan menyusun Penetapan Kinerja Unit Kerja Eselon I dan II dan selanjutnya disampaikan kepada Sekretaris Utama. (5 hari kerja) 14. Sekretaris Utama menerima, meneliti, mengoreksi, melakukan koordinasi dan mendisposisikan Penetapan Kinerja Unit Kerja Eselon I dan II kepada Karo. (1 hari kerja) 15. Karo menerima, meneliti, mengoreksi, mengoordinasi dan mendisposisikan Penetapan Kinerja Unit Kerja Eselon I dan II kepada Kabag dan Anggaran. (1 hari kerja) 16. Kabag dan Anggaran menerima, meneliti, mengoreksi, melakukan koordinasi dan mendisposisikan Penetapan Kinerja Unit Kerja Eselon I dan II kepada Kasubag Penyusunan. (1 hari kerja) 17. Kasubag Penyusunan menerima, meneliti, mengoreksi, dan menugaskan kepada Perencana/Pelaksana untuk mengumpulkan dan menelaah Penetapan Kinerja Eselon I dan II serta menyusun Penetapan Kinerja. (1 hari kerja) 18. 18.1 Perencana/Pelaksana menerima penugasan mengumpulkan, menginventarisasi, dan menelaah Penetapan Kinerja Eselon I dan II serta mengolah dan menyusun Penetapan Kinerja ; 18.2 Perencana/Pelaksana membuat dan menyiapkan konsep surat perihal penyampaian Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang selanjutnya disampaikan kepada Kasubag Penyusunan. (Proses 18.1 s.d. 18.2 dilakukan 15 hari kerja) 19. Kasubag Penyusunan menerima, mempelajari, meneliti, mengoreksi, dan memaraf Penetapan Kinerja dan surat perihal penyampaian Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada MENPAN dan RB dan selanjutnya disampaikan kepada Kabag. dan Anggaran. (1 hari kerja) 20. Kabag dan Anggaran menerima, mempelajari, meneliti, mengoreksi, dan memaraf Penetapan Kinerja dan surat perihal penyampaian Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada MENPAN dan RB dan selanjutnya disampaikan kepada Karo

- 7 -. (1 hari kerja) 21. Karo menerima, mempelajari, meneliti, mengoreksi, dan memaraf Penetapan Kinerja dan surat perihal penyampaian Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada MENPAN dan RB dan selanjutnya disampaikan kepada Sekretaris Utama. (1 hari kerja) 22. Sekretaris Utama menerima, mempelajari, meneliti, mengoreksi, dan memaraf Penetapan Kinerja dan surat perihal penyampaian Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada MENPAN dan RB dan selanjutnya disampaikan kepada. (1 hari kerja) 23. menerima, meneliti, mengoreksi, dan menyetujui Penetapan Kinerja Eselon II dan menandatangani Penetapan Kinerja Eselon I dan beserta surat perihal penyampaian Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada MENPAN dan RB, selanjutnya disampaikan kepada. 24. menerima, membaca, mencatat, memberi nomor, mendokumentasikan Penetapan Kinerja Eselon I dan II beserta surat perihal penyampaian Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada MENPAN dan RB serta menyampaikan kepada Sekretaris Utama. 25. Sekretaris Utama menerima dan mendisposisikan Penetapan Kinerja, Eselon I dan II beserta surat perihal penyampaian Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada MENPAN dan RB kepada Biro. 26. Karo menerima dan mendisposisikan Penetapan Kinerja Eselon I dan II beserta surat perihal penyampaian Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada MENPAN dan RB kepada Kabag dan Anggaran. 27. Kabag dan Anggaran menerima dan mendisposisikan Penetapan Kinerja, Eselon I dan II beserta surat perihal penyampaian Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada MENPAN dan RB kepada Kasubag Penyusunan. 28. Kasubag Penyusunan menerima dan menugaskan Perencana/Pelaksana untuk mengirim Penetapan Kinerja, Eselon I dan II beserta surat perihal penyampaian Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada MENPAN dan RB. 29. Perencana/Pelaksana menerima penugasan mendokumentasikan dan mengirim Penetapan Kinerja, Eselon I dan II beserta surat perihal penyampaian Penetapan Kinerja kepada MENPAN dan RB. (Proses 23 s.d. 29 dilakukan 2 hari kerja) Total waktu pelaksanaan: 32 hari kerja

- 8 - BAB III PENUP Prosedur Tetap tentang Penyusunan Penetapanan Kinerja ini dapat menjadi acuan bagi unit-unit kerja di lingkungan dalam menyusun penetapan kinerja, Eselon I dan II, sehingga pada akhirnya semua unit kerja dapat memiliki pedoman dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang pada gilirannya akan berdampak pada efisiensi dan efektifitas pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan khususnya di dalam kerangka reformasi birokrasi nasional. Prosedur Tetap tentang Penyusunan Penetapan Kinerja ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal Juni 2010 KEPALA BIRO PERENCANAAN, MULTI SISWATI

- 9 -

Arsip Nasional Republik Indonesia LAMPIRAN PROSEDUR TETAP NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA

- 1 - DAFTAR LAMPIRAN PROSEDUR TETAP PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA LAMPIRAN 1 DIAGRAM ALIR PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA

Lampiran 1 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : Juni 2010 DIAGRAM ALIR PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA Unit Penyelesaian No. Tahapan Kegiatan Perencana/P elaksana Biro Sestama Kasubag Penyusunan Kabag dan Anggaran Biro Sekretaris Utama Unit Kerja Eselon I 1. Menerima, membaca, mencatat, dan menyampaikan surat dari Menpan dan RB perihal Penyusunan LAKIP dan Penetapan Indikator Kinerja Utama 1 2. Memahami dan mendisposisikan 2 3. Memahami, mendisposisikan dan menugaskan penyusunan penetapan rencana kinerja 3 4. Memahami, mendisposisikan dan menugaskan penyusunan penetapan rencana kinerja 4 5. Memahami, mendisposisikan dan menugaskan penyusunan penetapan kinerja 5 6. Memahami dan menugaskan penyiapan konsep Nota Dinas atas Nama Sekretaris Utama yang ditujukan kepada Unit Kerja kerja Eselon I dan II 6

Unit Penyelesaian No. Tahapan Kegiatan Perencana/P elaksana Biro Sestama Kasubag Penyusunan Kabag dan Anggaran Biro Sekretaris Utama Unit Kerja Eselon I 7. Membuat, dan menyiapkan Nota Dinas atas nama Sekretaris Utama perihal penyusunan Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II 7 8. Meneliti, mengoreksi, dan menyampaikan Nota Dinas atas nama Sekretaris Utama perihal penyusunan Penetapan Kinerja yang ditujukan untuk Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II 8 9. Meneliti, mengoreksi, memaraf, dan menyampaikan Nota Dinas atas nama Sekretaris Utama perihal penyusunan Penetapan Kinerja yang ditujukan untuk Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II 9 10. Meneliti, mengoreksi, memaraf, dan menyampaikan Nota Dinas atas nama Sekretaris Utama perihal penyusunan Penetapan Kinerja yang ditujukan untuk Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II 10 11. Meneliti, mengoreksi, menandatangani Nota Dinas atas nama Sekretaris Utama perihal penyusunan Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II dan menugaskan pendistribusiannya 11 12. Memberi nomor, mendokumentasikan, dan menyampaikan kepada Pejabat Eselon I dan II 12 13. Mempelajari, memahami, berkoordinasi, dan menyusun Penetapan Kinerja Unit Kerja Eselon I dan II 13

Unit Penyelesaian No. Tahapan Kegiatan Perencana/P elaksana Biro Sestama Kasubag Penyusunan Kabag dan Anggaran Biro Sekretaris Utama Unit Kerja Eselon I 14. Meneliti, mengoreksi, melakukan koordinasi dan mendisposisikan Penetapan Kinerja Unit Kerja Eselon I dan II 14 15. Meneliti, mengoreksi, melakukan koordinasi dan mendisposisikan Penetapan Kinerja Unit Kerja Eselon I dan II 15 16. Meneliti, mengoreksi, melakukan koordinasi dan mendisposisikan Penetapan Kinerja Unit Kerja Eselon I dan II 16 17. Meneliti, mengoreksi, melakukan koordinasi dan menugaskan pengumpulan, penelaahan, dan penyusunan Penetapan Kinerja Unit Kerja Eselon I dan II serta Penetapan Kinerja 17 18. 18.1 Mengumpulkan, menginventarisasi, dan menelaah Penetapan Kinerja Eselon I dan II serta mengolah dan menyusun Penetapan Kinerja. 19. 18.2 Menyiapkan dan menyampaikan konsep surat perihal penetapan kinerja yang ditujukan kepada Menpan dan RB Mempelajari, meneliti, mengoreksi, memaraf dan menyampaikan Penetapan Kinerja dan surat perihal penetapan kinerja yang ditujukan kepada Menpan dan RB 18 19

Unit Penyelesaian No. Tahapan Kegiatan Perencana/P elaksana Biro Sestama Kasubag Penyusunan Kabag dan Anggaran Biro Sekretaris Utama Unit Kerja Eselon I 20. Mempelajari, meneliti, mengoreksi, memaraf, dan menyampaikan Penetapan Kinerja dan surat perihal penetapan kinerja yang ditujukan kepada Menpan dan RB 20 21. Mempelajari, meneliti, mengoreksi, memaraf, dan menyampaikan Penetapan Kinerja dan surat perihal penetapan kinerja yang ditujukan kepada Menpan dan RB 21 22. Mempelajari, meneliti, mengoreksi, memaraf, dan menyampaikan Penetapan Kinerja dan surat perihal penetapan kinerja yang ditujukan kepada Menpan dan RB 22 23. Meneliti, mengoreksi, menyetujui dan menyampaikan Penetapan Kinerja Eselon II dan menandatangani Penetapan Kinerja Eselon I dan beserta surat perihal penetapan kinerja yang ditujukan kepada Menpan dan RB 23 24. Membaca, mencatat, memberi nomor, mendokumentasikan, dan menyampaikan Penetapan Kinerja Eselon I, II dan beserta surat perihal Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada Menpan dan RB 24 25. Mendisposisikan Penetapan Kinerja Eselon I, II dan beserta surat perihal Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada Menpan dan RB 25

Unit Penyelesaian No. Tahapan Kegiatan Perencana/P elaksana Biro Sestama Kasubag Penyusunan Kabag dan Anggaran Biro Sekretaris Utama Unit Kerja Eselon I 26. Mendisposisikan Penetapan Kinerja Eselon I, II dan beserta surat perihal Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada Menpan dan RB 26 27. Mendisposisikan Penetapan Kinerja Eselon I, II dan beserta surat perihal Penetapan Kinerja yang ditujukan kepada Menpan dan RB 27 28. Menugaskan pengiriman Penetapan Kinerja Eselon I dan II beserta surat perihal penetapan kinerja yang ditujukan kepada Menpan dan RB. 28 29. Mendokumentasikan dan mengirim Penetapan Kinerja, Eselon I dan II beserta surat perihal Penetapan kinerja kepada Menpan dan RB 29 Norma waktu: 32 Hari kerja KEPALA BIRO PERENCANAAN, MULTISISWATI