Pertemuan VI,VII III. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

Pertemuan IX,X,XI V. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method) Lanjutan

METODE SLOPE DEFLECTION

Persamaan Tiga Momen

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

Pertemuan XII,XIII,XIV,XV VI. Metode Distribusi Momen (Cross) VI.1 Uraian Umum Metode Distribusi Momen

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

Golongan struktur Balok ( beam Kerangka kaku ( rigid frame Rangka batang ( truss

Pertemuan III,IV,V II. Metode Persamaan Tiga Momen

Penerapan metode defleksi kemiringan pada kerangka kaku statis tak-tentu Tanpa Goyangan

Metode Distribusi Momen

Pertemuan XIII VIII. Balok Elastis Statis Tak Tentu

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

Definisi Balok Statis Tak Tentu

Bab 6 Defleksi Elastik Balok

5- Persamaan Tiga Momen

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Slope-Deflection

Mekanika Rekayasa III

3- Deformasi Struktur

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Slope-Deflection

Outline TM. XXII : METODE CROSS. TKS 4008 Analisis Struktur I 11/24/2014. Metode Distribusi Momen

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

TUGAS MAHASISWA TENTANG

BAB IV DIAGRAM GAYA GESER (SHEAR FORCE DIAGRAM SFD) DAN DIAGRAM MOMEN LENTUR (BENDING MOMENT DIAGRAM BMD)

MEKANIKA REKAYASA III

MODUL 3 : METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN Judul :METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN UNTUK MENYELESAIKAN STRUKTUR STATIS TIDAK TERTENTU

BAB II METODE KEKAKUAN

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB II METODE DISTRIBUSI MOMEN

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Distribusi Momen

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB I STRUKTUR STATIS TAK TENTU

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TERPUSAT DAN MERATA

MAKALAH PRESENTASI DEFORMASI LENTUR BALOK. Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mekanika Bahan Yang Dibina Oleh Bapak Tri Kuncoro ST.MT

Menggambar Lendutan Portal Statis Tertentu

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Modifikasi itu dapat dilakukan dengan mengubah suatu profil baja standard menjadi

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

Besarnya defleksi ditunjukan oleh pergeseran jarak y. Besarnya defleksi y pada setiap nilai x sepanjang balok disebut persamaan kurva defleksi balok

1 M r EI. r ds. Gambar 1. ilustrasi defleksi balok

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

RENCANA PEMBELAJARAAN

METODE CLAPEYRON. Pustaka: SOEMADIONO. Mekanika Teknik: Konstruksi Statis Tak Tentu. Jilid 1. UGM.

XI. BALOK ELASTIS STATIS TAK TENTU

d x Gambar 2.1. Balok sederhana yang mengalami lentur

STRUKTUR STATIS TERTENTU PORTAL DAN PELENGKUNG

IV. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE INTEGRASI GANDA

PERSAMAAN 3 MOMEN (CLAPEYRON)

PENGGUNAAN METODE SLOPE DEFLECTION PADA STRUKTUR STATIS TAK TENTU DENGAN KEKAKUAN YANG TIDAK MERATA DALAM SATU BALOK.

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

KATA PENGANTAR. karunia-nya kepada saya sebagai penulis, sehingga tersusunya makalah momen

PUNTIRAN. A. pengertian

METODE DEFORMASI KONSISTEN

I. DEFORMASI TITIK SIMPUL DARI STRUKTUR RANGKA BATANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PERKULIAHAN. Gaya Dalam Struktur Statis Tertentu Pada Portal Sederhana

Bab 10 BALOK ELASTIS STATIS TAK TENTU

FISIKA XI SMA 3

BAB I SLOPE DEFLECTION

BAB I PENDAHULUAN. balok, dan batang yang mengalami gabungan lenturan dan beban aksial; (b) struktur

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

Metode Kekakuan Langsung (Direct Stiffness Method)

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

ANALISA STRUKTUR METODE MATRIKS (ASMM)

Kuliah keempat. Ilmu Gaya. Reaksi Perletakan pada balok di atas dua tumpuan

Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika gaya gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk gaya / sistem gaya ekvivalen dengan nol.

MODUL 1 STATIKA I PENGERTIAN DASAR STATIKA. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

II. GAYA GESER DAN MOMEN LENTUR

PENGGUNAAN METODE SLOPE DEFLECTION PADA STRUKTUR PORTAL BERGOYANG STATIS TAK TENTU DENGAN KEKAKUAN YANG TIDAK MERATA DALAM SATU BALOK DAN KOLOM

Bab 3 (3.1) Universitas Gadjah Mada

III. TEGANGAN DALAM BALOK

DRAFT ANALISIS STRUKTUR Metode Integrasi Ganda (Double Integration) Suatu struktur balok sedehana yang mengalami lentur seperti pada Gambar

P=Beban. Bila ujung-ujung balok tersebut tumpuan jepit maka lendutannya / 192 EI. P= Beban

2 Mekanika Rekayasa 1

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

Rangka Batang (Truss Structures)

Ditinjau sebuah batang AB yang berada bebas dalam bidang x-y:

Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara Pengajaran:

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

Bab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK

LENDUTAN (Deflection)

Gambar solusi 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karbon, baja paduan rendah mutu tinggi, dan baja paduan. Sifat-sifat mekanik dari

Tegangan Dalam Balok

PENGARUH DAN FUNGSI BATANG NOL TERHADAP DEFLEKSI TITIK BUHUL STRUKTUR RANGKA Iwan-Indra Gunawan PENDAHULUAN

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Oleh : Ir. H. Armeyn Syam, MT FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN

ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

Transkripsi:

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T Pertemuan VI,VII III. etode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection ethod) III.1 Uraian Umum etode Defleksi Kemiringan etode defleksi kemiringan (the slope deflection method) dapat digunakan untuk menganalisa semua jenis balok dan kerangka kaku statis tak tentu, dimana semua Sambungan dianggap kaku; yaitu sudut di sambungan antara batang dianggap tidak berubah harganya ketika beban diberikan. Jadi sambungan pada penyangga sebelah dalam balok statis tak tentu adapt dianggap sambungan kaku 180 o dan biasanya sambungan dalam kerangka dideformasikan, sambungan kakunya dianggap hanya berputar sebagai suatu keseluruhan. Dengan kata lain sudut antara garis singgung ke berbagai cabang kurva elastis yang bertemu pada sebuah sambungan tetap sama seperti sudut pada struktur yang belum terdeformasi. Pada metode defleksi kemiringan, rotasi sambungannya dianggap tidak diketahui, nantinya akan diperlihatkan bahwa untuk setiap satu batang yang dibatasi oleh dua sambungan, mlomen ujungnya adapt dinyatakan dalam suku-suku rotasi sambungan. Namun untuk memenuhi syarat keseimbangan, jumlah dari momen ujung yang dikerjakan oleh setiap sambungan pada ujung pertemuan batang-batangnya harus sama dengan nol, karena sambungan kaku yang dipertanyakan menerima jumlah dari momen ujung tersebut. Persamaan keseimbangan ini menghasilkan syarat yang perlu dipenuhi oleh rotasi sambungan, dan bila rotasi sambungan yang tidak diketahui ini didapatkan, momen-monen ujung tersebut dapat dihitung dari persamaan defleksi sambungan. Sebagai contoh sederhana untuk menganalaisa kerangka kaku dengan pembebanan sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1. Kerangka kaku tersebut bersifat statis tak tentu berderajat enam. Oleh karena kerangkanya dicegah bergerak mendatar (horisontal) oleh tumpuan terjepit di dan dicegah bergerak tegak (vertikal) oleh alas terjepit di D dan E, dan karena III 1

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T deformasi aksial pada batang-batangnya diabaikan, maka semua sambungan dari kerangka ini harus tetap pada tempat semula. (Kasus yang memungkinkan beberapa sambungan berubah posisi ketika kerangka kaku itu terdeformasi, hal ini akan dibicarakan nanti kemudian). Rotasi sambungan yang searah jarum jam θ dan θ C dianggap bernilai positif, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.1a. Diagram-diagram benda bebas semua batang diperlihatkan dalam Gambar 3.1b. Disalah satu ujung sambungan, ada tiga komponen reaksi, yaitu; tarik atau tekan langsung, geser ujung, dan momen ujung. omen ujung yang bekerja di ujung dari batang ditandai sebagai, dan di ujung dari batang sebagai. omen-momen searah jarum jam yang bekerja di ujung-ujung batang dianggap bernilai posititf, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.1b. Gambar 3.1 Kerangka Kaku Tipikal Tanpa Translasi Sambungan III

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T Dengan menggunakan persamaan-persamaan defleksi kemiringan, dapat dinyatakan momen ujung dari setiap sambungan yang tidak diketahui. Diagram benda bebas dari semua sambungan terlihat pada Gambar 3.1c. atang pada sambungannya merupakan sebuah gaya dalam arah sumbu batang, sebuah gaya yang tegak lurus terhadap sumbu batang, dan sebuah momen, masing-masing berlawanan arah dengan kerja sambungan pada batang. Pada gambar 3.1c hanya momen-momennya saja yang diperlihatkan. omen-momen tersebut diperlihatkan dalam arah positif, yakni berlawanan arah jarum jam. Untuk keseimbangan, jumlah semua momen yang bekerja pada setiap sambungan harus sama dengan nol. Jadi syarat sambungan di dan di C, masing-masing adalah: 3 5 = 0. (3.1a) 4 7 = 0. (3.1b) Kedua persamaan di atas diperlukan untuk menentukan nilai-nilai θ dan θ C. Kemudian semua momen ujungnya dapat diperoleh dengan memasukkan rotasi sambungan yang diketahui ke dalam persamaan defleksi kemiringan. Dengan menggunakan prinsip statika, diagramdiagram gaya aksial, gaya geser, dan momen untuk setiap batang dapat ditentukan. Dalam menganalisa stuktur statis tak tentu harus memenuhi syarat statika maupun syarat bentuk geometri. Dengan menggunakan metoda defleksi kemiringan untuk menganalisa kerangka kaku, syaratsyarat bentuk yang diperlukan dari struktur terdeformasi yang berasal dari kekakuan sambungan, dipenuhi sekaligus dengan menghitung rotasi sambungan tunggal yang tidak diketahui pada setiap sambungan. Jadi syarat-syarat statika, yaitu agar jumlah dari momen yang bekerja pada setiap sambungan besarnya nol, digunakan untuk menjawab rotasi sambungannya. III 3

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T III. Penurunan Persamaan Defleksi Kemiringan Gambar 3. Persamaan Dasar Defleksi Kemiringan Gambar 3.3 Statika dan Deformasi atang Terlentur Yang Tak Dibebani Dalam persamaan defleksi kemiringan, momen ujung yang bekerja pada ujung-ujung sebuah batang dinyatakan dalam suku-suku rotasi ujung dan pembebanan pada batang tersebut. Jadi untuk bentangan yang terlihat pada Gambar 3.a, dan perlu dinyatakan dalam suku-suku rotasi ujung θ dan θ dan pembebanan yang diberikan W 1 dan W. omen ujungnya diperlihatkan sebagai rotasi ujung melawan jarum jam dan rotasi ujung diperlihatkan sebagai searah jarum jam. Dengan pembebanan yang diberikan pada batang tersebut, diperlukan momen-momen ujung terjepit 0 dan 0 (yang keduanya terlihat searah jarum jam) untuk menahan garis-garis singgungnya tetap di ujung, terlihat pada Gambar 3.b. omenmomen ujung tambahan dan masing-masing harus sedemikian besarnya, sehingga menyebabkan rotasi θ dan θ. Jika θ dan θ merupakan rotasi ujung yang disebabkan oleh θ oleh dan θ oleh, terlihat pada Gambar 3.3b dan 3.3c, maka syarat-syarat bentuk yang diperlukan adalah: θ = - θ 1 θ... (3.a) θ = θ 1 - θ (3.b) III 4

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T enurut superposisi : = 0... (3.3a) = 0... (3.3b) enurut balok konyugasi : θ θ 1 = '. L 3EI = '. L EI θ θ 1 = '. L EI = '. L 3EI. (3.4a)..... (3.4b) Dengan memasukkan persamaan 3.4 ke dalam persamaan 3., maka dieproleh : '. L '. L θ = 3EI EI '. L '. L θ = EI 3EI... (3.5a)... (3.5b) Dengan menyelesaikan persamaan 3.4 untuk memperoleh dan : ' ' I = L I = L ( θ θ ) ( θ θ ).. (3.a)....... (3.b) Dengan memasukkan persamaan 3. ke dalam persamaan 3.3, maka diperoleh : I = 0 L I = 0 L ( θ θ ) ( θ θ )... (3.7a) (3.7b) III 5

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T Persamaan 3.7 merupakan persamaan-persamaan defleksi kemiringan untuk suatu batang yang mengalami lenturan. omen di sembarang ujung suatu batang yang mengalami lenturan sama dengan momen ujung terjepit akibat beban-beban yang bekerja pada batang tersebut ditambah dengan I/L kali jumlahg dari dua kali kemiringan diujung dekat dan kemiringan di ujung jauh. III.3 Penerapan etode Defleksi Kemiringan Pada alok Statis Tak Tentu Persamaan defleksi kemiringan dapat digunakan untuk menganalisa balok statis tak tentu sehubungan dengan beban-beban yang bekerja, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Tentukan momen-momen ujung terjepit di ujung-ujung setiap bentangan dengan menggunakan rumus-rumus untuk beban terbagi rata dan beban terpusat yang ditunjukkan pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 omen Ujung Terjepit kibat eban erata dan eban Terpusat. Nyatakan semua ujung sebagai suatu fungsi dari momen-momen ujung terjepit dan rotasi sambungannya dengan menggunakan persamaanpersamaan defleksi kemiringan. 3. Tetapkan suatu sistem persamaan-persamaan serempak dengan menggunakan kondisi keseimbangan, jumlah momen disetiap sambungan harus sama dengan nol. 4. Selesaikan persamaan-persamaan serempak untuk memperoleh rotasirotasi sambungan yang tak diketahui. III

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T 5. asukkan nilai-nilai rotasi yang sudah diketahui ke dalam persamaan defleksi kemiringan dan hitung momen ujungnya.. Tentukan semua reaksi, gambarkan diagram gaya geser dan momen. III.4 Contoh-Contoh Soal dan Pembahasan Soal 1. nalisalah balok menerus pada Gambar 3.5a dengan menggunakan metode defleksi kemiringan. Gambar diagramkan gaya geser dan momennya. Penyelesaian : 0 0 0C 0C 0CD 0DC Gambar 3.5 alok enerus Contoh Soal III.1 (1) omen ujung terjepit. alok yang ditinjau diperlihatkan pada Gambar 3.5a. Jika kemiringan di,, C, dan D sama dengan nol, balok yang ditinjau dapat dipisahkan menjadi tiga balok yang berujung jepit, yang diperlihatkan pada Gambar 3.5b, dan sebuah balok kantilever yang tidak diperlihatkan pada Gambar 3.5b. agian kantilever DE tidak III 7

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T dipandang sebagai batang yang sesungguhnya, karenanya persamaan defleksi kemiringan tidak dilukiskan untuk batang tersebut. Sesuai dengan perjanjian tanda bahwa momen searah jarum jam yang bekerja diujung batang bernilai positif, momen-momen ujung terjepit adalah : ( ) 4 7 knm 0 = = 0 = 7 1 ( ) ( )( ) 1 1 80 31 knm 0 = = C 0 C = 31 1 1 knm knm 7 = ( )( 4) 0CD = 4 knm 7 = ( 4)( ) 0 DC = 3 knm () Persamaan-persamaan defleksi kemiringan : C C CD ( 3I ) ( θ θ ) = 7 EIθ EIθ = 0 ( 3I ) ( θ θ ) = 7 EIθ EIθ = 0 = = = 1 ( 10I ) ( θ θ C ) = 31 3,333EIθ 1, 7EIθC 0 C 1 ( 10I ) ( θ C θ ) = 31 3,333EIθC 1, 7EIθ 0 C ( I ) ( θ C θ D ) = 4 1,333EIθC 0, 7EIθ D 0 CD DC = ( I ) ( θ D θ C ) = 3 1,333EIθ D 0, 7EIθC 0 DC III 8

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T (3) Persamaan-persamaan serempak dalam θ, θ, θ C, dan θ D. omenmomen ujung belum diketahui, maka harus memenuhi syarat sambungan : - sambungan di : = 0 - sambungan di : C = 0 - sambungan di C : C CD = 0 - sambungan di D : DC 3 = 0 Dengan memasukkan persamaan-persamaan defleksi kemiringan kedalam syarat-syarat sambungan, maka ditetapkan persamaan serempak berikut :,000EIθ 1,000EIθ = 7,0 1,000EIθ 5,333EIθ 1,7EIθ C = 40,0 1,7EIθ 4,7EIθ C 0,7EIθ D = -48,0 0,7EIθ C 1,333EIθ D = 4,0 Perhatikan bahwa jika pada ruas kiri dari keempat persamaan di atas ditarik suatu diagonal ke kanan ke bawah, maka tidak hanya koefisienkoefisien pada diagonal tersebut menonjol di dalam persamaanpersamaannya sendiri, tapi koefisien-koefisien lainnya simetris terhadap diagonal tersebut. Hal ini selalu dapat dibuktikan kebenarannya melalui sifat-sifat dasar persamaan defleksi kemiringan dan kondisi-kondisi momen ujung yang bersangkutan. Untuk mengamati gejala ini, perlulah kita susun yang tak diketahui yang bersangkutan dalam urutan θ, θ, θ C, dan θ D. di sepanjang arah horisontal, dan kondisi-kondisi momen ujung yang bersangkutan dalan urutan sambungan,, C, dan D dalam arah vertikal. III 9

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T (4) Penyelesaian persamaan serempak. Persamaan-persamaan serempak dalam θ, θ, θ C, dan θ D. dapat diselesaikan dengan cara eliminasi dan substitusi, dan hasilnya adalah : EIθ = 0,0 EIθ = 71,0 EIθc = -85,3 EIθ D = 45, (5) Perhitungan omen-momen ujung. Dengan mensubstitusikan nilainilai θ, θ, θ C, dan θ D. yang sudah diperoleh di atas ke dalam persamaan-persamaan defleksi kemiringan, maka diperoleh : = -7 (0,0) (71,0) = 0 = 7 (71,0) (0,0) = 15,4 knm C = -31 3,333(71,0) 1,7(-85,3) = -15,4 knm C = 31 3,333(-85,3) 1,7(71,0) = 147,3 knm CD = -4 1,333(-85,3) 0,7(45,) = -147,3 knm DC = 3 1,333(45,) 0,7(-85,3) = 3,0 knm Perhatikan bahwa hasil-hasil momen-momen ujung telah memenuhi keempat syarat sambungan : = 0, C = 0, C CD = 0, DC 3 = 0 () Reaksi-reaksi, diagram gaya geser dan diagram momen. Hal ini telah dilakukan di dalam contoh soal II.1 dan ditunjukkan pada Gambar.7, namun perhatikanlah bahwa apabila momen yang dihitung pada langkah (5) di atas dikerjakan pada diagram benda bebas pada.7a, sebuah momen positif searah jarum jam bekerja di ujung batang tersebut dan sebuah momen negatif berlawanan arah jarum jam bekerja di ujung batang tersebut. Perjanjian tanda ini sering disebut perjanjian tanda defleksi kemiringan yang berbeda dengan perjanjian tanda pendesain. III 10

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T Soal. nalisalah balok menerus pada Gambar 3.a dengan menggunakan metode defleksi kemiringan. Gambar diagramkan gaya geser dan momennya. Penyelesaian : 0 0 0C 0C 0CD 0DC Gambar 3. alok enerus dan omen Ujung Jepit Contoh Soal III. alok yang ditinjau diperlihatkan pada Gambar 3.a. Satu-satunya perbedaan antara balok ini dengan balok pada contoh sebelumnya (contoh soal III.1) adalah bahwa tumpuan di terjepit. Karenanya θ untuk balom ini bernilai nol, jadi θ = 0 dalam persamaan-persamaan defleksi kemiringan. (1) omen ujung jepit. Dalam hal ini sama dengan nilai yang telah dihitung pada contoh soal III.1. III 11

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T () Persamaan-persamaan defleksi kemiringan : C C CD ( 3I ) ( θ θ ) = EIθ = 0 7 = = = = ( 3I ) ( θ θ ) = 7 Iθ 0 1 ( 10I ) ( θ θ C ) = 31 3,333EIθ 1, 7EIθC 0 C 1 ( 10I ) ( θ C θ ) = 31 3,333EIθC 1, 7EIθ 0 C ( I ) ( θ C θ D ) = 4 1,333EIθC 0, 7EIθ D 0 CD DC = ( I ) ( θ D θ C ) = 3 1,333EIθ D 0, 7EIθC 0 DC (3) Persamaan-persamaan serempak dalam. Dalam kenyataannya, ketiga persamaan simultan dalam θ, θ C, dan θ D. untuk soal ini serupa dengan persamaan kedua, ketiga, dan keempat, yaitu harus memenuhi syarat sambungan : - sambungan di : C = 0 - sambungan di C : C CD = 0 - sambungan di D : DC 3 = 0 Dengan demikian diperoleh persamaan serempak berikut : 5,333EIθ 1,7EIθ C = 40,0 1,7EIθ 4,7EIθ C 0,7EIθ D = -48,0 0,7EIθ C 1,333EIθ D = 4,0 III 1

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T (4) Penyelesaian persamaan serempak. Persamaan-persamaan serempak dalam θ, θ C, dan θ D. dapat diselesaikan dengan cara eliminasi dan substitusi, dan hasilnya adalah : EIθ = 71,4 EIθc = -85,5 EIθ D = 45,3 (5) Perhitungan omen-momen ujung. Dengan mensubstitusikan nilainilai θ, θ, θ C, dan θ D. yang sudah diperoleh di atas ke dalam persamaan-persamaan defleksi kemiringan, maka diperoleh : = -7 (71,4) = - 0,3 knm = 7 (71,4) = 15,3 knm C = -31 3,333(71,4) 1,7(-85,5) = -15,3 knm C = 31 3,333(-85,5) 1,7(71,4) = 147, knm CD = -4 1,333(-85,5) 0,7(45,3) = -147, knm DC = 3 1,333(45,3) 0,7(-85,5) = 3,0 knm Perhatikan bahwa hasil-hasil momen-momen ujung telah memenuhi keempat syarat sambungan : C = 0, C CD = 0, DC 3 = 0 () Reaksi-reaksi, diagram gaya geser dan diagram momen. Hal ini telah dilakukan di dalam contoh soal II.. III.5 Soal-Soal Latihan nalisalah balok menerus di bawah ini dengan menggunakan metode defleksi kemiringan, gambar diagram gaya geser dan momen. III 13

ahan jar nalisa Struktur II ulyati, ST., T 1.. 3. III 14