PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN JASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM. (Studi Kasus di Hotel UMM INN) SKRIPSI

PERENCANAAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERFORMANCE PRISM

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO)

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT. di PT. XYZ

Add your company slogan. 3. Stakeholder Strategy LOGO. Add your company slogan. 4. Stakeholder Process LOGO

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PT TUNAS DWIPA MATRA CABANG GODEAN PERIODE JANUARI-JULI 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

Penerapan Internal Eksternal Matrix dan Performance Prism Dalam Upaya Pengukuran Kinerja Rumah Sakit X Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA MOEDAL CABANG SEMARANG TENGAH)

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi

BAB II KAJIAN LITERATUR

PENGUKURAN KINERJA HOTEL X BOJONEGORO MENGGUNAKAN PERFORMANCE PRISM, OMAX DAN TRAFFIC LIGHT SYSTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan)

Peningkatan Kinerja Toyota Auto2000 Banyuwangi dengan Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS)

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 4 No. 2 Februari 2012

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

Key Performance Indicators Perusahaan

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PROGAM e- KTP SEBAGAI MEDIA ANALISIS INVESTASI IT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR

KUESIONER. Hormat saya, Chandra Gunawan D. No : Nama : Jabatan :

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus pada Hotel X)

Sistem Penilaian dan Perencanaan Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA CHANDRA GUNAWAN D

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA CSR PADA PENGEMBANGAN BISNIS UKM DARI PT.YTL JAWA TIMUR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur. Pengukuran Kinerja dengan Metoda Performance Prism dan Objectif Matrik

Yunia Dwie Nurcahyanie : Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus PT. PLN (Persero) Area Malang)

MODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT RAMAH LINGKUNGAN (GREENHOSPITAL) DENGAN METODEPERFORMANCE PRISM

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA PADA PT JAYA CELCON PRIMA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN SCORING OMAX (OBJECTIVES MATRIX)

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCE SCORECARD. (Studi Kasus Pada CV. Bintang Mas - Purwosari) TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus di Plaza Hotel Semarang)

Perancangan Integrated Environmental Performance Measurement System Di Rumah Sakit

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

Skripsi. Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik. Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) - ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KORPORASI MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS DI PT INTI LUHUR FUJA ABADI, PASURUAN)

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

UPAYA PENINGKATAN KINERJA KEBERLANJUTAN IKM MELALUI SKENARIO SIMBIOSIS INDUSTRI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai apa yang

PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode

PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR

ANALISA PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN. METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR

Skripsi. Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik. Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik

Evaluasi Kinerja Perusahaan Berdasarkan Perspektif Organisasi, Proses, dan Staf Berbasis AHP dan OMAX

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS) PADA PT. OMETRACO ARAYA SAMANTA

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KOPERASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD BERBASIS BORLAND DELPHI

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA INSTITUSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, Human Resource Scorecard, Key Performance Index, Traffic Light System.

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN INTEGRATED ENVIROMENTAL PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM AHP

Pengukuran Kinerja Lingkungan Menggunakan Pendekatan Integrated Environment Performance Measurement System di RSUD Sekarwangi Cibadak, Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan

PENGUKURAN KINERJA SCOR PADA PERENCANAAN BAHAN BAKU DI IKM TPT ABC DAN XYZ DENGAN PENDEKATAN OBJECTIVE MATRIX

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO - GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pengukuran Produktivitas Perusahaan dengan Metode Data Envelopment Analysis Berbasis Performance Prism

ANALISIS SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEMS PADA PT. X

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODA PERFORMANCE PRISM

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OMAX DI PT NAGAMAS

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE CRM SCORECARD, AHP DAN OMAX PADA RUMAH MAKAN KALIOTIK LAMONGAN

Pengukuran Kinerja Menggunakan Model Performance Prism (Studi Kasus di Perusahaan Makanan)

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO-GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS(AHP)

DESAIN DASHBOARD INFORMATION SYSTEM UNTUK POST AUDIT REWIEW

Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode Performance Prism di PT. XYZ

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN SCORING OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. BPAS

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERANCE (SCOR) BERBASIS AHP DAN OMAX

Yulianeu, SE, MM Dosen - Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis - Universitas Pandanaran Semarang ABSTRAK

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA RESTORAN OEN SEMARANG MENGGUNAKAN METODE CRM SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri manufaktur yaitu pembuatan kaleng dengan system make to order.

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

DAFTAR REFERENSI. viii

PENGUKURAN KINERJA UMKM MENGGUNAKAN PERFORMANCE PRISM

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis yang telah dikembangkan di DISKOMINFO JABAR,

Transkripsi:

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX Vita Rias Prastika 1*, Ahmad Mubin 2*, Shanty Kusuma Dewi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Email: vita.rias@yahoo.com; ahmadmbn@ymail.com Abstrak Perusahaan sangat membutuhkan sistem pengukuran kinerja yang dapat digunakan sebagai tool dalam melakukan pengukuran dan peningkatan kinerja perusahaan secara berkelanjutan. Tujuan penelitian yaitu melakukan identifikasi stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution, merancang sistem pengukuran kinerja perusahaan kemasan plastik dengan metode Performance Prism, mengukur dan mengevaluasi kinerja menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System (TLS). Hasil identifikasi stakeholder sesuai dengan kondisi perusahaan PT. X meliputi: investor, customer, supplier, employee, dan community. Hasil perancangan sistem pengukuran kinerja pada PT. X diperoleh 30 KPI (Key Performance Indicator) meliputi 6 KPI pada perspektif Investor, 6 KPI pada perspektif Customer, 6 KPI pada perspektif Supplier, 7 KPI pada perspektif Employee, dan 5 KPI pada perspektif Community. Berdasarkan hasil pengukuran dan evaluasi kinerja menggunakan OMAX dan TLS diperoleh nilai kinerja perusahaan sebesar 5,78 kategori warna kuning yang berarti bahwa kinerja PT. X sudah dikatakan baik dan telah mendekati target namun masih diperlukan perbaikan untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara berkelanjutan. Kata kunci:, Sistem Pengukuran Kinerja, Performance Prism, Stakeholder, Objective Matrix Traffic Light System. PENDAHULUAN Perusahaan sangat membutuhkan sistem pengukuran kinerja yang dapat digunakan sebagai tool dalam melakukan pengukuran dan peningkatan kinerja perusahaan secara berkelanjutan. Setiap perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja pada semua stakeholdernya, untuk memberikan kepuasan dan sekaligus kontribusi kepada perusahaan guna peningkatan kinerja dan peningkatan daya saing perusahaan. PT. X merupakan salah satu perusahaan penghasil produk kemasan plastik. Selama ini PT. X hanya melakukan pengukuran kinerja dengan sudut pandang keuangan saja, tidak melakukan pengukuran kinerja pada stakeholder yang lain sehingga PT. X masih belum bisa mengukur dan mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginan para stakeholder, dan kontribusi apa yang mereka berikan kepada perusahaan secara keseluruhan. Untuk itu, perlu dilakukan perancangan sistem pengukuran kinerja menggunakan model yang dapat memotret keinginan stakeholder sekaligus kontribusinya kepada perusahaan secara keseluruhan yaitu menggunakan model Performance Prism. Perfomance Prism merupakan metode yang mencoba mempertimbangkan seluruh stakeholder di perusahaan, yaitu meliputi investor, customer, supplier, employee, dan community. Selanjutnya pembobotan seluruh aspek digunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process), scoring menggunakan metode OMAX (Objective Matrix), dan evaluasi kinerja menggunakan metode TLS (Traffic Light System). Tujuan penelitian yaitu melakukan identifikasi stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution, merancang sistem pengukuran kinerja dengan metode Performance Prism, dan mengukur serta mengevaluasi kinerja PT. X dengan metode OMAX dan TLS. Dengan demikian, diharapkan hasil pengukuran dan evaluasi kinerja tersebut dapat digunakan sebagai dasar perbaikan dan peningkatan kinerja dan daya saing perusahaan secara berkelanjutan. I-77

SISTEM PENGUKURAN KINERJA (SPK) Perancangan SPK Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja (Performance Measurement System) secara umum adalah sekumpulan metric yang digunakan untuk mengkuantifisir efisiensi dan efektifitas suatu aktivitas. Sedangkan Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) merupakan proses untuk mengkuantifisir efisiensi dan efektifitas suatu aktivitas (Neely, et.al, 1995). Menurut Neely (2004) dan Vanany (2009) bahwa ada beberapa karakteristik sistem pengukuran kinerja yaitu mampu memberikan gambaran yang seimbang mengenai organisasi, yang merefleksikan kondisi finansial dan non-finansial, internal dan eksternal, serta efisiensi dan efektivitas organisasi, mampu menggambarkan kondisi kinerja organisasi dengan ringkas, mampu menggambarkan kebutuhan organisasi secara multi dimensional, mampu mengukur kinerja organisasi secara luas (comprehensiveness), sehingga dapat diketahui hal-hal apa saja yang sebaiknya dihilangkan serta kebutuhan-kebutuhan apa saja yang perlu ditambahkan, dan mampu mengintegrasikan organisasi baik secara fungsi-fungsinya maupun sesuai hirarkhinya. Beberapa manfaat sistem pengukuran kinerja bagi organisasi, yaitu untuk: (1) perencanaan, pengendalian dan evaluasi, (2) mengendalikan perubahan, (3) komunikasi, (4) pengukuran dan peningkatan (improvement), (5) motivasi, (6) alokasi sumber daya, dan (7) fokus pada jangka panjang (Vanany, 2009). Proses perancangan sistem pengukuran kinerja (SPK) secara umum meliputi; penetapan arsitektur pengukuran, penentuan sasaran strategis (strategic objective) dari masing-masing perspektif, penentuan Key Performance Indicator (KPI) dan pembobotan. Selanjutnya dilakukan penghitungan skor dengan metode Objective Matrix (OMAX) dan evaluasi kinerja dengan metode Traffic Light System (TLS) (Ferdy, 2010; Moeheriono, 2012; Mubin, 2013). Performance Prism Model Performance Prism merupakan suatu model untuk perancangan sistem pengukuran kinerja yang mencoba memadukan antara kerangka kerja pengukuran yang berorientasi strategi dengan metodologi pengukuran yang memperhatikan stakeholder. Stakeholder atau pemegang kepentingan di dalam perusahaan terdiri dari banyak pihak, dan kepentingan dari masing-masing pihak tersebut pun berbeda-beda. Walaupun di satu sisi kepentingan-kepentingan dari masingmasing stakeholder tersebut berbeda-beda dan terkadang saling berbenturan, namun di sisi lain masing-masing stakeholder tersebut juga memiliki hubungan yang saling menguntungkan (Neely, et.al, 2002; Vanany, dkk., 2004). Filosofi Performance Prism berasal dari sebuah bangun prisma yang memiliki lima sisi yaitu untuk sisi atas dan bawah adalah kepuasan dari pemegang kepentingan (stakeholder satisfaction) dan kontribusi dari pemegang kepentingan (stakeholder contribution). Sedangkan untuk ketiga sisi berikutnya adalah strategi (strategy), proses (process) dan kapabilitas (capability), sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Perspektif dalam Model Performance Prism (Neely, et.al, 2002) I-78

Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk mendapatkan bobot perspektif dan KPI berdasarkan bagaimana preferensi dari pengambilan keputusan (pimpinan perusahaan) terhadap tingkat kepentingan dari masing-masing perspektif, kelompok metrik, dan KPI. Metode Analytical Hierarchy Proscess (AHP) adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Karena menggunakan input persepsi manusia, model ini dapat mengolah data bersifat kualitatif maupun kuantitatif dalam proses pengambilan keputusan (Saaty, 1993; Vanany, 2009). Metode Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System (TLS) Metode OMAX adalah suatu metode sistem skor yang memperhatikan metrik-metrik pengukuran dari Key Performance Indicators (KPI) yang ada dengan melakukan konsolidasi metrik tersebut menjadi ukuran tunggal yang sering disebut dengan current performance. Aplikasi metode ini awalnya digunakan pada pengukuran produktivitas dengan ukuran indikator kinerja yang spesifik. Tetapi pada perkembangannya, karena dirasa sangat membantu upaya mengkonsolidasikan indikator kinerja yang ada, maka juga diaplikasikan pada sistem pengukuran kinerja. Score Performance dari badan Objective Matrix berkisar pada skala 0-10, berarti ada 11 tingkat pencapaian untuk setiap indikator (Riggs, 1987; Vanany, 2009). Skor dari penilaian kinerja dengan menggunakan metode OMAX, dianalisis dengan menggunakan metode Traffic Light System (TLS) untuk mengetahui KPI mana yang mendapatkan nilai merah, kuning atau hijau. Hal ini untuk mengetahui apakah skor pada KPI yang bersangkutan mengindikasikan perlunya perbaikan. Ketentuan nilai-nilai dalam Traffic Light System adalah sebagai berikut: 3 nilai skor 0 : KPI masuk dalam kategori warna merah sehingga memerlukan tindakan perbaikan secepatnya 8 nilai skor > 3 : KPI masuk dalam kategori warna kuning sehingga memerlukan pengawasan yang lebih intensif. 10 < nilai skor > 8 : KPI masuk dalam kategori warna hijau sehingga tidak memerlukan tindakan perbaikan namun tindakan pengawasan tetap perlu dilakukan METODE PENELITIAN Kerangka pemecahan masalah dalam penelitian ini terbagi atas 6 tahap, yaitu: (1) tahap penelitian pendahuluan; (2) tahap identifikasi stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution, (3) tahap perancangan SPK; (4) tahap pengukuran dan evaluasi kinerja (5) tahap analisis; dan (6) tahap pengambilan kesimpulan. Tahap identifikasi stakeholder satisfaction merupakan tahap mengidentifikasi apasaja yang menjadi keinginan stakeholder terhadap perusahaan agar dapat memenuhi kepuasan stakeholder. Sedangkan identifikasi stakeholder contribution yaitu tahap mengidentifikasi apa saja yang dimiliki perusahaan yang menunjang keinginan stakeholder untuk memenuhi kepuasan stakeholder. Tahap perancangan sistem pengukuran kinerja meliputi penentuan Key Performance Indicator (KPI) dan pemobobotan. KPI ditetapkan sebagai ukuran untuk mengetahui tingkat pencapaian masing-masing tujuan. Identifikasi KPI ini dilakukan dengan menjabarkan kelima perspektif Performance Prism ke dalam indikator-indikator yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengukuran kinerja perusahaan yang diperoleh berdasarkan wawancara dan kuisioner dari para stakeholder untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada pada perusahaan. Pembobotan dilakukan berdasarkan bagaimana tingkat kepentingan dari masingmasing perspektif, kelompok metrik, dan KPI nya dengan cara penyebaran kuisioner yang akan diolah menggunakan bantuan software Expert Choice. Kuisioner yang disebar tersebut berisi beberapa perspektif yang harus diisi sesuai dengan skala kepentingan yang sudah ditetapkan. Kemudian setelah memperoleh data dari kuisioner dilakukan pembobotan menggunakan metode AHP dengan skala kuantitatif 1 sampai 9. I-77

Pada tahap pengukuran dan evaluasi kinerja dilakukan perhitungan dengan menggunakan bantuan software Excel atau dapat juga dengan cara manual pada semua KPI pada setiap stakeholder yang sudah teridentifikasi. Kemudian setelah mendapatkan hasil perhitungan dengan metode Objective Matrix (OMAX) maka seluruh KPI evaluasi dengan menggunakan Traffic Light System, mengelompokkan KPI pada kriteria hijau, kuning atau merah. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Stakeholder Tahapan yang pertama adalah mengidentifikasi stakeholder yang menjadi bagian dalam PT.X ini. Dari hasil wawancara diperoleh stakeholder PT. X meliputi: 1. Investor (Penanam Saham) 2. Customer (Pelanggan) 3. Supplier (Pemasok) 4. Employee (Tenaga Kerja) 5. Community (Masyarakat) Hasil Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja dengan Model Performance Prism Hasil identifikasi 5 perspektif Performance Prism yang meliputi stakeholder satisfaction, stakeholder contribution, strategis, proses, kapabilitas. Dari identifikasi tersebut diperoleh 30 KPI meliputi 6 KPI pada perspektif Investor, 6 KPI pada perspektif Customer, 6 KPI pada perspektif Supplier, 7 KPI pada perspektif Employee, dan 5 KPI pada perspektif Community. Seluruh KPI yang telah dibentuk kemudian disusun dalam hirarki kinerja PT.X berdasarkan perspektif dari asal KPI. Level teratas dari hirarki adalah PT.X dan level dibawahnya adalah stakeholder yang bersangkutan dengan kinerja perusahaan kemudian level dibawahnya ada satisfaction dan contribution dan level dibawahnya adalah KPI masing-masing stakeholder diatasnya (Gambar 2). Gambar 2. Hirarki KPI PT. X Hasil pembobotan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan software Expert Choice, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3. I-78

Gambar 3. Hirarki dan Bobot KPI PT. X Hasil Pengukuran Kinerja dengan Metode OMAX dan Evaluasi Kinerja dengan TLS Hasil pengukuran dengan metode OMAX (Objective Matrix) dan Evaluasi hasil dari pengukuran kinerja dengan Traffic Light System diperoleh bahwa pada perspektif investor terdapat 2 KPI kategori hijau berarti telah mencapai target dan 4 KPI kategori kuning berarti hampir mencapai target. Perspektif customer terdapat 1 KPI kategori hijau berarti telah mencapai target, 3 KPI kategori kuning berarti dapat dikatakan baik, dan 2 KPI kategori merah yang berarti perlu dilakukan perbaikan agar meningkatkan kinerjanya. Perspektif supplier terdapat 3 KPI kategori hijau berarti 3 KPI telah mencapai target, 1 KPI kategori kuning yang sudah dikatakan baik namun masih perlu adanya pemantauan, dan 2 KPI kategori merah yang berarti perlu dilakukan perbaikan. Perspektif employee terdapat 1 KPI telah mencapai target dengan kategori hijau, 4 KPI kategori kuning, dan 2 KPI yang perlu dilakukan perbaikan dalam kategori merah. Perspektif community terdapat 4 KPI hampir mendekati target dan dikatakan kinerjanya baik dengan kategori kuning dan 1 KPI kategori merah yang perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan hasil penilaian kinerja keseluruhan (overall performance) diperoleh sebesar 5,7822 (warna kuning) yang berarti bahwa pencapaian kinerja PT. X sudah kategori baik, namun masih perlu perbaikan dan peningkatan menjadi hijau, sehingga lebih berdaya saing. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil dari identifikasi stakeholder dengan pendekatan model Performance Prism dan sesuai kondisi perusahaan dapat diidentifikasi 5 stakeholder yang menjadi bagian dari PT. X yaitu : I-77

Investor (penanam modal), Customer (pelanggan/ mitra), Supplier (pemasok), Employee (tenaga kerja), dan Community (masyarakat) berikut masing-masing stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution-nya. 2. Hasil perancangan sistem pengukuran kinerja pada PT. X terbentuk 30 KPI (Key Performance Indicator) berdasarkan tujuan strategis pada setiap stakeholder yang terdiri dari 6 KPI pada perspektif Investor, 6 KPI pada perspektif Customer, 6 KPI pada perspektif Supplier, 7 KPI pada perspektif Employee, dan 5 KPI pada perspektif Community. 3. Berdasarkan hasil pengukuran dan evaluasi kinerja pada PT. X diperoleh dari 30 KPI yang ada, sebanyak 7 KPI kategori hijau (sangat baik), 16 KPI kategori kuning (baik), dan 7 KPI kategori merah (kurang). Hasil penilaian kinerja keseluruhan (overall performance) diperoleh sebesar 5,7822 (warna kuning) yang berarti bahwa pencapaian kinerja PT. X sudah kategori baik, namun masih perlu perbaikan dan peningkatan menjadi hijau, sehingga lebih berdaya saing. DAFTAR PUSTAKA Ferdy, Helas, 2010, Pengukuran Kinerja, Jurnal Teknik, Universitas Indonesia, Jakarta. Moeheriono, 2012, Perencanaan, Aplikasi, dan Pengembangan Indikator Kinerja Utama (IKU) Bisnis dan Publik. Jakarta: Rajawali Pers. Mubin, Ahmad, 2013, Perancangan Sistem Pengukuran Sustainability Performance pada Industri, Laporan Penelitian P2M-HDL Fak. Teknik, UMM, Malang. Mulyadi, 2007, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan, Jakarta: Salemba Empat. Neely, A. Gregory, M. and Platts, K., 1995, Performance Measurement System Design: A Literature Review and Reseach Agenda, International Journal of Operation & Production Management 15, 4, 80 118. Neely, A., Adams, C., & Kennerley, M., 2002, The Performance Prism: The Scorecard for Measuring and Managing Business Success. London: Prentice Hall. Neely, A., 2004, Business Performance Measurement, Cambridge University Press, UK. Riggs, James L., 1987, Production Systems: Planning, Analysis, and Control, Fourth Edition, John Wiley & Sons, Singapore. Saaty, Thomas L., 1993, Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Vanany, Iwan, & Dian, 2004, Perancangan dan Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja dengan Metode Performance Prism (Studi Kasus pada Hotel X), Jurnal Teknik Industri, Vol.6, No.2, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Vanany, Iwan, 2009, Performance Measurement: Model & Aplikasi, Cetakan Ke-2, ITS Press, Surabaya. I-78