Turunan Hidrokarbon KIM 4 A. PENDAHULUAN. C nh 2nO. C nh 2n+1X B. TATA NAMA TURUNAN HIDROKARBON C. KEISOMERAN TURUNAN HIDROKARBON HIDROKARBON

dokumen-dokumen yang mirip
Soal-Soal. Bab 14. Latihan. Kimia Karbon II: Gugus Fungsi. Alkohol dan Eter. 1. Rumus struktur alkohol ditunjukkan oleh. (A) C 2

SENYAWA TURUNAN ALKANA `

KIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

SENYAWA KARBON TURUNAN ALKANA

tanya-tanya.com Soal No.1 Tuliskan nama senyawa alkohol dan eter berikut PEMBAHASAN : Soal No.2

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

Bab. Senyawa Karbon. Kata Kunci

1. Senyawa di bawah ini yang memiliki ikatan hidrogen antarmolekulnya adalah. A. CH 3 -CHO D. CH 3 E. CH 3

ASAM KARBOKSILAT. Deskripsi: Struktur, tata nama, penggolongan dan manfaat asam karboksilat

Antiremed Kelas 12 Kimia

Asam Karboksilat dan Ester. Sulistyani, M.Si

GUGUS FUNGSI, ISOMER DAN REAKSI

Jawaban: b Alasan: Jumlah atom C dan H sama. Siklo alkana berisomer dengan alkena, alkana tidak berisomer dengan alkena.

Gugus Fungsi. Gugus Fungsi. Gugus Fungsi. Gugus Fungsi CH 3 -CH 3 O O H 2 C CH 2 C O C C S C O CH 3 C OCH 2 CH 3 H C NH 2 CH 3 C NH 2. Alkana.

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

SENYAWA KARBON. Indriana Lestari

STANDART KOMPETENSI INDIKATOR MATERI EVALUASI DAFTAR PUSTAKA

ALDEHID DAN KETON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

Lampiran B.1. Hasil Analisis Kebenaran Konsep pada Objek Penelitian

MAKALAH PEMBELAJARAN E-LEARNING MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 SENYAWA KARBON

Lampiran A.7. Hasil Analisis Kedalaman Konsep pada Objek Penelitian

1.Pengertian alkohol 2.Klasifikasi alkohol 3.Sifat-sifat fisika dan kimia alkohol 4.Sintesis alkohol 5.Reaksi-reaksi alkohol 6.

Aldehid dan Keton. Sulistyani, M.Si

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat!

Antiremed Kelas 12 Kimia

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VII KIMIA ORGANIK

GUGUS FUNGSI, ISOMER DAN REAKSI

MODUL SENYAWA KARBON ( Alkohol dan Eter )

Strukt Gugus Strukt. Singkat Nama Gugus Nama Klmp. Seny. Rumus Umum

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKENA

KIMIA ORGANIK. = Kimia Senyawa Karbon. Kajian Struktur, Sifat, & Reaksi. Ikatan Kovalen : Rumus Kimia : CH 3 C : H = 1 : 3

SENYAWA TURUNAN ALKANA. Alkohol - Eter, Aldehid - Keton, Asam Karboksilat - Ester

Kurikulum 2013 Kelas 12 Kimia

Kurikulum 2013 Kelas 12 Kimia

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran

ALKOHOL DAN ETER. Tim Dosen Kimia Dasar II/ Kimia Organik

KIMIA. Sesi. Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON. a. Adisi

ALKHOHOL-ETER. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

SIFAT KIMIA DAN FISIK SENYAWA HIDROKARBON

Hidrokarbon KIM 4 A. PENDAHULUAN HIDROKARBON. materi78.co.nr

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

BAB 4. Senyawa Karbon. Gambar 4.1 Berbagai senyawa karbon Sumber: Ensiklopedia Sains dan Kehidupan

THE MEANING. The measurement of the speed of reaction. The change in amount of reactant or product against time.

Bab 12 Pengenalan Kimia Organik

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Eter dan Epoksida. Budi Arifin. Bagian Kimia Organik Departemen Kimia FMIPA IPB. Tata Nama (dan Penggolongan) R OR'

ALKOHOL / ALKANOL. Contoh pemberian nama IUPAC. 2 Butanol. a. CH 3 CH 2 CH CH 3 OH. Alkohol/Alkanol dan Eter/Alkoksi Alkana by Anton B.H.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan Kimia Organik

Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs :

KIMIA HIDROKARBON GUGUS FUNGSI

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI

BAB 1 GUGUS FUNGSI. A. GUGUS FUNGSI Gugus fungsi adalah suatu gugus atom atau atom yang menentukan sifat suatu senyawa karbon. Nama Senyawa Karbon

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

Senyawa Hidrokarbon. Linda Windia Sundarti

GUGUS FUNGSI FUNGSIONAL. Alkanol (alkohol) R - OH CnH2n+2O. Eter (alkoksi alkana) R O R CnH2n+2O Aldehid (alkanal)

Gugus fungsi: COOH CO. Rumus Umum: R COOH R COO R Kelompok Senyawa: ASAM KARBOKSILAT ESTER

kimia K-13 HIDROKARBON II K e l a s A. Alkena Tujuan Pembelajaran

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA

SOAL ASAM KARBOKSILAT

Kimia Dasar II / Kimia Organik. Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS)

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

Antiremed Kelas 12 Kimia Persiapan UAS 1

Senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen Banyak terdapat di alam (Contoh : gas alam, minyak bumi) Dibagi menjadi 3 yaitu : 1.

Tim Dosen Kimia FTP - UB

BAB 17 ALKOHOL DAN FENOL

HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

LEMBAR KERJA SISWA Nama Siswa : Kelas/Semester : X/2 : Penggolongan hidrokarbon dan Tata nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

BAB 9 HIDROKARBON. Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti

PAKET UJIAN NASIONAL 14 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

ALKANA 04/03/2013. Sifat-sifat fisik alkana. Alkana : 1. Oksidasi dan pembakaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMA SULAIMAN YAHYA. : Pendekatan SETS

ALKENA DAN ALKUNA. By Dra. Nurul Hidajati M.Si

PENGANTAR. Kekhasan atom Karbon Perbedaan Rantai Karbon Perbedaan Atom Karbon. Hidrokarbon EVALUASI PENUTUP. Created By EXIT

SATUAN PROSES ASAM KARBOKSILAT DAN TURUNANNYA

SENYAWA ALDEHID. oleh. Dra. Machdawaty Masri,MSI, Apt.

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener

Gugus Fungsional Senyawa Organik 2012

Bab 6. Senyawa Organik

PENGEMBANGAN INDIKATOR MATA PELAJARAN : KIMIA SEMESTER : 5-6

HIDROKARBON (C dan H)

bemffums.blogspot.com

Halogenalkana. Pertemuan 2

II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : 2. Perbedaan reaksi antara aldehid dan keton. 3. Jenis Pengujian Kimia Sederhana yang Dapat Membedakan Aldehid dan Keton.

kimia HIDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2.

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

LATIHAN ULANGAN KIMIA : HIDROKARBON KELAS X

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1

Gugus Fungsi. alkohol. Rumus struktur

PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PERCOBAAN VI REAKSI KIMIA : PENGENALAN GUGUS FUNGSI

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

Transkripsi:

Turunan idrokarbon A. PENDAULUAN Turunan hidrokarbon adalah senyawa turunan homolog alkana yang mengandung gugus fungsi. Gugus fungsi turunan hidrokarbon terdiri atas: Alkohol ( ) Aldehida ( ) Karboksil ( ) alogen ( X) Eter ( ) Keton/karbonil ( ) Ester ( ) omolog turunan hidrokarbon terdiri atas: omolog Alkanol Alkoksi alkana Alkanal Alkanon Asam alkanoat Alkil alkanoat Gugus fungsi Rumus umum aloalkana X B. TATA NAMA TURUNAN Tata nama turunan hidrokarbon didasarkan atas aturan IUPA atau menggunakan nama trivial (nama umum/dagang). Penamaan IUPA dan trivial pada turunan hidrokarbon: Gugus fungsi IUPA Trivial Alkohol alkanol alkil alkohol Eter Aldehida alkoksi alkana alkil alkil eter alkanal Keton/karbonil alkanon Karboksil Ester R R R R R R X asam alkanoat R R R R n 2n+2 n 2n n n 2 n 2n+1X alkil aldehida trivialdehida alkil alkil keton asam trivioat asam alkana karboksilat alkil alkanoat alkil triviat alogen haloalkana alkil halida Penamaan trivial pada bentuk rantai karbon, cabang dan posisi gugus fungsi: 1) Posisi primer (terikat pada atom primer) 2) Posisi sekunder (terikat pada atom sekunder) 3) Posisi tersier (terikat pada atom sekunder) 4) Posisi iso (pada rantai karbon terdapat satu cabang pada nomor kedua) Posisi iso dapat sama dengan posisi sekunder. 5) Posisi neo (pada rantai karbon terdapat dua cabang pada nomor kedua) Posisi neo dapat sama dengan posisi tersier. Penamaan trivial pada suku-suku homolog alkanal, asam alkanoat dan alkil alkanoat: Atom Nama trivial Atom Nama trivial 1 form- 6 kapro- 2 aset- 7 enant- 3 propio- 8 kapril- 4 butir- 9 pelargon- 5 valer- 10 kapr-. KEISMERAN TURUNAN Keisomeran turunan hidrokarbon terdiri atas: Isomer Perbedaan omolog Struktur Rantai/ rangka beda rantai utama/induk atau alkil seluruh turunan hidrokarbon 1

Posisi Fungsi Ruang ptis beda posisi gugus fungsi beda homolog, namun sama rumus umum beda pemutar polarimetri selain asam alkanoat alkanol-alkoksi alkana, alkanal-alkanon, asam alkanoat-alkil alkanoat alkanol atau mengandung gugus alkohol Pada isomer optis, dua buah rumus bangun memiliki nama yang sama, namun berbeda jika dilewatkan cahaya terpolariasi. cahaya tak terpolarisasi senyawa berisomer optis polarisator cahaya terpolarisasi Untuk membedakannya, kedua rumus bangun diberi notasi L- dan D-. 1) Bentuk levo (L-) menyatakan senyawa memutar polarimetri ke kiri. 2) Bentuk dekstro (D-) menyatakan senyawa memutar polarimetri ke kanan. ubungan dua isomer optis dapat berupa enansiomer (saling mencerminkan), dan diastereoisomer (tak saling mencerminkan). ampuran senyawa enansiomer sejenis bersifat optis aktif, sedangkan campuran dua senyawa enansiomer berbeda (rasemat) bersifat optis tak aktif. Keisomeran optis disebabkan oleh atom kiral (asimetris), yaitu atom karbon yang mengikat 4 gugus yang seluruhnya berbeda. Semakin banyak atom kiral, semakin banyak isomer optis. Jika n adalah jumlah atom kiral: jumlah isomer optis = 2 n D. ALKANL DAN ALKKSI ALKANA Aturan penamaan IUPA alkanol: 1) Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -ol. Gugus alkohol dianggap cabang. 2) Posisi cabang dan gugus alkohol ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus alkohol memiliki nomor kecil. Aturan penamaan trivial alkanol: 1) Penamaan didasarkan atas gugus alkil sebagai cabang gugus alkohol. 2) Penamaan ditulis sebagai alkil alkohol. θ ontoh: IUPA : metanol 3 Trivial : metil alkohol (spirtus) IUPA : etanol 3 2 Trivial : etil alkohol (alkohol di pasaran) 3 2 2 IUPA : 1-propanol Trivial : propil alkohol 3 2 2 2 2 IUPA : 1-pentanol Trivial : pentil alkohol IUPA : 3-pentanol Trivial : sekpentil alkohol IUPA : 2-metil-2-butanol Trivial : terspentil alkohol IUPA : 3-metil-1-butanol Trivial : isopentil alkohol IUPA : 2,2-dimetil-1-propanol Trivial : neopentil alkohol IUPA : 2,3-dimetil-1-butanol Trivial : tidak ada 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 Aturan penamaan IUPA alkoksi alkana: 1) Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus eter. a. Rantai utama adalah gugus karbon terpanjang. b. Gugus karbon yang lebih pendek dianggap cabang, diberi akhiran oksi. 2) Posisi cabang dan gugus eter ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus eter memiliki nomor kecil. 2

3) Gugus eter selalu ditulis paling awal daripada cabang. Aturan penamaan trivial alkoksi alkana: 1) Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus eter. 2) Penamaan gugus diurut berdasarkan abjad (sebelum diberi indeks, sek-, ters-, iso-, dan neo-) sesuai nama gugus alkil di sekitar gugus eter sebagai alkil alkil eter. ontoh: 3 2 2 2 3 IUPA : 1-metoksibutana Trivial : butil metil eter 3 2 3 3 IUPA : 1-metoksi-2-metilpropana Trivial : isobutil metil eter 3 2 2 2 3 IUPA : 1-etoksipropana Trivial : etil propil eter 3 2 3 3 IUPA : 2-etoksipropana Trivial : etil sekpropil eter/etil isopropil eter Pada isomer rantai, dua buah rumus bangun memiliki rumus molekul yang sama namun rantai utama berbeda (alkanol) atau gugus alkil berbeda (alkoksi alkana). ontoh isomer rantai: Alkanol, contoh: berikut ini isomer rantai 7 16, 1. 1-heptanol (rantai utama 7) 2. 5-metil-1-heksanol (rantai utama 6) 3. 3,4-dimetil-1-pentanol (rantai utama 5) Alkoksi alkana, contoh: berikut ini isomer rantai 5 12, 1. 1-metoksibutana (rantai utama 4) 2. 1-metoksi-2-metilpropana (rantai utama 3) 3. 2-metoksi-2-metilpropana (rantai utama 3) Pada isomer posisi, dua buah rumus bangun memiliki rumus molekul yang sama namun nomor gugus fungsi berbeda (alkanol) atau posisi gugus fungsi berbeda (alkoksi alkana). ontoh isomer posisi: Alkanol Misalnya 3-pentanol dengan rumus molekul 5 12, memiliki keisomeran posisi dengan, 1. 1-pentanol 2. 3-metil-2-butanol 3. 2,2-dimetil-1-propanol Alkoksi alkana Misalnya 1-metoksipentana dengan rumus molekul 6 14, memiliki keisomeran posisi dengan, 1. 1-etoksibutana 2. 1-propoksipropana Pada isomer fungsi, dua buah rumus bangun memiliki rumus umum yang sama namun homolog (keluarga) yang berbeda. ontoh isomer fungsi: Senyawa dengan rumus molekul 5 12, 1. 1-pentanol 2. 1-metoksi butana Pada isomer optis, dua buah rumus bangun memiliki nama yang sama, namun menghasilkan cahaya terpolarisasi berbeda. 3

ontoh isomer optis: 2-butanol L-2-butanol 3-metil-3-heksanol L-3-metil-3-heksanol E. ALKANAL DAN ALKANN Aturan penamaan IUPA alkanal: D-2-butanol D-3-metil-3-heksanol 1) Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -al. Gugus aldehida dianggap cabang, namun atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama. 2) Posisi cabang ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus aldehida dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1 (gugus aldehida tidak perlu diberi nomor). Aturan penamaan trivial alkanal: 1) Penamaan didasarkan atas jumlah atom dan bentuk rantai. 2) Penamaan ditulis sebagai trivialdehida. ontoh: 5 2 * 3 3 7 3 * 2 5 IUPA : metanal Trivial : formaldehida (formalin) 3 2 2 2 2 IUPA : heksanal Trivial : kaproaldehida IUPA : 4-metilpentanal 3 2 3 Trivial : isokaproaldehida 3 * 2 5 3 3 2 2 2 3 3 5 2 * 3 7 3 2 2 3 IUPA : 3,3-dimetilbutanal Trivial : neokaproaldehida IUPA : 2-etilbutanal Trivial : sekkaproaldehida IUPA : 2,2-dimetilbutanal Trivial : terskaproaldehida Aturan penamaan IUPA alkanon: 1) Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -on. Gugus keton dianggap cabang, namun atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama. 2) Posisi cabang dan gugus keton ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus keton memiliki nomor kecil. Aturan penamaan trivial alkanon: 1) Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus keton. 2) Penamaan gugus diurut berdasarkan abjad (sebelum diberi indeks, sek-, ters-, iso-, dan neo-) sesuai nama gugus alkil di sekitar gugus keton sebagai alkil alkil keton. ontoh: 3 2 2 2 3 IUPA : 2-heksanon Trivial : butil metil keton 3 2 2 2 3 IUPA : 3-heksanon 3 3 2 3 3 2 Trivial : etil propil keton 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 IUPA : 4-metil-2-pentanon Trivial : isobutil metil keton Pada isomer rantai, dua buah rumus bangun memiliki rumus molekul yang sama namun rantai utama berbeda (alkanal) atau gugus alkil berbeda (alkoksi alkana). 4

ontoh isomer rantai: Alkanal, contoh: berikut ini isomer rantai 6 12, 1. heksanal (rantai utama 6) 2. 3-metilpentanal (rantai utama 5) 3. 3,3-dimetilbutanal (rantai utama 4) Alkanon, contoh: berikut ini isomer rantai 6 12, 1. 2-heksanon (rantai utama 6) 2. 4-metil-2-pentanon (rantai utama 5) 3. 3,3-dimetil-2-butanon (rantai utama 4) Pada isomer posisi, dua buah rumus bangun memiliki rumus molekul yang sama namun posisi gugus fungsi berbeda. Alkanal tidak mempunyai isomer posisi. ontoh isomer posisi alkanon: Misalnya 2-heptanon dengan rumus molekul 7 14, memiliki keisomeran posisi dengan, 1. 3-heptanon 2. 4-heptanon Pada isomer fungsi, dua buah rumus bangun memiliki rumus umum yang sama namun homolog (keluarga) yang berbeda. ontoh isomer fungsi: Senyawa dengan rumus molekul 6 12, 1. heksanal 2. 3-heksanon F. ASAM ALKANAT DAN ALKIL ALKANAT Aturan penamaan IUPA asam alkanoat: 1) Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi kata asam di depan dan akhiran oat. Gugus karboksil dianggap cabang, namun atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama. 2) Posisi cabang ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus karboksil dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1. Aturan penamaan trivial asam alkanoat: Nama trivial 1 1) Penamaan didasarkan atas jumlah atom dan bentuk rantai. 2) Penamaan ditulis sebagai asam trivioat. Nama trivial 2 1) Penamaan didasarkan atas rantai utama sebagai alkana yang diberi kata asam didepannya. Gugus karboksil dianggap cabang, dan atom karbonnya tidak dihitung sebagai rantai utama. 2) Posisi cabang dan gugus karboksil ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus keton memiliki nomor kecil. 3) Gugus karboksil selalu ditulis paling akhir dan diberi akhiran at. 4) Penamaan ditulis sebagai asam alkana karboksilat. ontoh: IUPA : asam metanoat Trivial : 1) asam formiat 2) tidak ada IUPA : asam etanoat Trivial : 1) asam asetat 3 2) asam metana karboksilat 3 2 2 2 2 IUPA : asam heksanoat Trivial : 1) asam kaproat 2) asam pentana-1-karboksilat 3 2 2 3 IUPA : asam 4-metilpentanoat Trivial : 1) asam isokaproat 2) asam 3-metilbutana-1-karboksilat 5

IUPA : asam 3,3-dimetilbutanoat Trivial : 1) asam neokaproat 2) asam 2,2-dimetil-1-karboksilat IUPA : asam 2-etilbutanoat Trivial : 1) asam sekkaproat 2) asam pentana-3-karboksilat Aturan penamaan IUPA alkil alkanoat: 1) Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus ester. a. Gugus karbon yang berikatan dengan gugus ester adalah rantai utama diberi akhiran oat. b. Gugus karbon yang berikatan dengan gugus ester dianggap sebagai alkil dan diletakkan di depan. 2) Posisi cabang pada rantai utama ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus ester dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1. Aturan penamaan trivial alkil alkanoat: 1) Penamaan didasarkan atas jumlah atom dan bentuk rantai. 2) Penamaan ditulis sebagai alkil trivioat. ontoh: 3 2 2 2 3 IUPA : propil propanoat Trivial : propil propionat 3 2 2 2 3 IUPA : etil butanoat Trivial : etil butirat 3 2 2 2 3 IUPA : metil pentanoat Trivial : metil valerat IUPA : metil-3-metilbutanoat Trivial : metil isovalerat 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 IUPA : etil-2-metilpropanoat Trivial : etil isobutirat/etil sek butirat IUPA : metil-2,2-dimetilpropanoat Trivial : metil neovalerat/metil tersvalerat Pada isomer rantai, dua buah rumus bangun memiliki rumus molekul yang sama namun rantai utama berbeda (asam alkanoat) atau gugus alkil berbeda (alkil alkanoat). ontoh isomer rantai: Asam alkanoat, contoh: berikut ini isomer rantai 6 12 2, 1. asam heksanoat (rantai utama 6) 2. asam 3-metilpentanoat (rantai utama 5) Alkil alkanoat, contoh: berikut ini isomer rantai 6 12, 1. metil pentanoat (rantai utama 6) 2. metil-3-metilbutanoat (rantai utama 5) Pada isomer posisi, dua buah rumus bangun memiliki rumus molekul yang sama namun posisi gugus fungsi berbeda. Asam alkanoat tidak mempunyai isomer posisi. ontoh isomer posisi alkil alkanoat: Misalnya pentil etanoat dengan rumus molekul 7 14 2, memiliki keisomeran posisi dengan, 1. butil propanoat 2. propil butanoat Pada isomer fungsi, dua buah rumus bangun memiliki rumus umum yang sama namun homolog (keluarga) yang berbeda. ontoh isomer fungsi: Senyawa dengan rumus molekul 6 12 2, 1. asam heksanoat 2. propil propanoat 3 3 3 3 6

G. ALALKANA Aturan penamaan IUPA haloalkana: 1) Penamaan didasarkan atas rantai utama. alogen dianggap cabang, dan diberi akhiran o. 2) Posisi cabang dan halogen ditentukan dengan penomoran rantai utama. a. Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga halogen memiliki nomor kecil. b. Jika terdapat >1 halogen, maka prioritas penomoran adalah F > l > Br > I. 3) abang sejenis yang jumlahnya >1 cukup ditulis sekali, namun diberi indeks (di-, tri-, tetra-, dst.). 4) Jika terdapat lebih dari satu macam jenis cabang, maka urutan penamaan cabang diurut berdasarkan abjad dalam bahasa Inggris (sebelum diberi indeks, sek-, ters-, iso-, dan neo-). Aturan penamaan haloalkana: 1) Penamaan didasarkan atas gugus alkil sebagai cabang halogen (jika tunggal). 2) Penamaan ditulis sebagai alkil halogen. ontoh: IUPA : klorometana Trivial : metil klorida 3 l 3 Br 3 IUPA : 2-bromopropana Trivial : isopropil bromida IUPA : 4,5-dibromo-3,5-dikloro-1,2-difluoro-3- iodo-4-metilpentana Trivial : tidak ada F F I 3 l 2 l Br Br. REAKSI-REAKSI TURUNAN Reaksi-reaksi umum pada turunan hidrokarbon terdiri atas: 1) Reaksi pembakaran/redoks Adalah reaksi redoks dengan jalan pembakaran menggunakan 2. T. idrokarbon + 2 d 2 + 2 Reaksi pembakaran terjadi pada seluruh homolog turunan hidrokarbon. ontoh reaksi pembakaran: 2 5 + 3 2 d 2 2 + 3 2 2) Reaksi substitusi Adalah reaksi penggantian 1 atom dengan unsur lain (biasanya halogen). Alkana + alogen d aloalkana + Asam alida 3 + 2 d 4 + 1 Reaksi substitusi terjadi pada seluruh turunan hidrokarbon. ontoh reaksi substitusi: 4 + l 2 d 3l + l l l 3) Reaksi adisi (reduksi) l Adalah reaksi penjenuhan/pemutusan ikatan rangkap oleh 2, X 2 atau X. 3 + 2 d 5 Reaksi adisi terjadi pada homolog turunan hidrokarbon selain alkohol dan eter. ontoh reaksi adisi: 3 2 + 2 d + Br d 3 3 4) Reaksi eliminasi Adalah reaksi pembentukan ikatan rangkap dengan melepas dua gugus di sekitar 2 atom yang berikatan, dan melepas X 2, X atau 2. Reaksi eliminasi menggunakan dehidrator berupa 2S 4 pekat pada suhu 180 o. 5 d 3 + 2 Reaksi eliminasi terjadi pada seluruh homolog turunan hidrokarbon. Pada reaksi eliminasi X atau 2 berlaku aturan Saytzeff tentang arah eliminasi. ontoh reaksi eliminasi: 3 () 3 3 2 3 Br 3 Br 3 2 2S 4 2S 4 l 3 = 2 + 2 3 2 Br 3 3 Atom yang tereliminasi adalah yang terikat pada atom yang mengikat lebih sedikit atom (miskin makin miskin). 3 = 2 + Br 7

Reaksi-reaksi alkohol dan eter: 1) Reaksi dengan logam alkali Alkohol Alkohol + Logam Alkali d Alkali Alkoksida + 2 2R + 2M d 2R Na + 2 Eter (tidak bereaksi) ontoh: 2 2 5 + 2Na d 2 2 5 Na + 2 2) Reaksi dengan fosfor trihalogen (PX 3) Alkohol Alkohol + Pl 3/PBr 3/PI 3 d aloalkana + 3P 3 3R + PX 3 d 3R X + P() 3 Eter (tidak bereaksi) ontoh: 3 2 5 + Pl 3 d 3 2 5 l + 3P 3 3) Reaksi dengan fosfor pentahalogen (PX 5) Alkohol (menghasilkan asam halida) Alkohol + Pl 5/PBr 5/PI 5 d aloalkana + Asam alida + PX 3 R + PX 5 d RX + X + PX 3 Eter (tidak menghasilkan asam halida) Eter + Pl 5/PBr 5/PI 5 d aloalkana 1 + aloalkana 2 + PX 3 ontoh: R 1 R 2 + PX 5 d R 1X + R 2X + PX 3 2 5 + Pl 5 d 2 5 l + l + Pl 3 3 2 5 + Pl 5 d 3 l + 2 5 l + Pl 3 4) Reaksi dengan asam halida (X) Alkohol Alkohol + F/l/Br/I d aloalkana + 2 R + X d RX + 2 Eter (tidak menghasilkan asam halida) Eter hanya bereaksi dengan asam halida terkuat, yaitu I. Asam iodida cukup (1 : 1) Eter + I d Alkohol + aloalkana R 1 R 2 + I d R 1 + R 2I Asam iodida berlebih (1 : 2) Eter + I d aloalkana 1 + aloalkana 2 + 2 R 1 R 2 + 2I d R 1I + R 2I + 2 ontoh: 2 5 + l d 2 5 l + 2 3 2 5 + I d 3 + 2 5 I 3 2 5 + 2I d 3 I + 2 5 I + 2 5) Reaksi eliminasi Disebut juga reaksi dehidrasi alkohol karena melepas air. Alkohol Eter (tidak bereaksi) ontoh: 3 7 3 2 2 5 25 25 3 = 2 + 2 2 5 2 5 6) Reaksi dengan oksidator (oksidasi) ksidator terdiri atas: + 2 a. ksidator lemah, yaitu tembaga pijar (u). b. ksidator kuat, yaitu ion r 2 7 2- dan Mn 4 - pada suasana asam ( + ). Alkohol 2S 4 p Alkohol Eter + 2 130-140 o 2R d 2R R + 2 2S 4 p Alkohol Alkena + 2 170-180 o 2S 4 2S 4 Alkohol sekunder tidak teroksidasi oleh oksidator lemah, sedangkan alkohol tersier tidak teroksidasi sama sekali. Eter (tidak bereaksi) R d R=R + 2 Alkohol P. + u d Alkanal + u + 2 Alkohol P. + r 2 7 2- /Mn 4 - + + d Asam Alkanoat + r 3+ /Mn 2+ + 2 Alkohol S. + r 2 7 2- /Mn 4 - + + d Alkanon + r 3+ /Mn 2+ + 2 ontoh: 3-2- + u d 3- + u + 2 3-2- + r 2 2-7 + + d 3- + 2r 3+ + 2 - + Mn 4 + + d 3 3 3-- 3 + Mn 2+ + 2 8

Reaksi-reaksi aldehida dan keton: 1) Reaksi adisi 2 Reaksi adisi 2 adalah kebalikan dari reaksi alkohol dengan oksidator. Aldehida Aldehida/Alkanal + 2 d Alkohol Primer Keton R + 2 d R 2 Keton/Alkanon + 2 d Alkohol Sekunder R 1 R 2 + 2 d R 1 () R 2 ontoh: + 2 d 3 2 3 2 2 + 2 d 3 3 3 3 2) Reaksi dengan oksidator (oksidasi) ksidatornya adalah oksidator lemah berupa pereaksi Tollens dan pereaksi Fehling. Pereaksi Tollens (perak amoniakal), [Ag[(N 3) 2] + tereduksi menjadi Ag (cermin perak), sedangkan pereaksi Fehling, u() 2 tereduksi menjadi u 2 (endapan merah bata). Aldehida Aldehida/Alkanal + Pereaksi Tollens d Asam Alkanoat + Ag + 2N 3 Aldehida/Alkanal + Pereaksi Fehling d Asam Alkanoat + u 2 Keton (tidak bereaksi) Reaksi-reaksi karboksil dan ester: 1) Reaksi dengan basa kuat Reaksi netralisasi (karboksil/asam alkanoat) Asam Alkanoat + Basa Kuat d Garam Alkanoat + Air R - + + Kat + - d R Kat + + + - Reaksi saponifikasi/penyabunan (ester/ alkil alkanoat) Ester (Lemak) + Basa Kuat d Garam Ester (Sabun) + Alkohol (Gliserol) (akan dipelajari di bagian Biokimia) ontoh: 3 + Na d 3Na + 2 2 5 + K d 2 5K + 2 2) Reaksi esterifikasi-hidrolisis ester Merupakan dua reaksi yang berkebalikan. Reaksi esterifikasi Asam Alkanoat (Karboksil) + Alkohol d Alkil Alkanoat (Ester) + Air Reaksi hidrolisis ester Alkil Alkanoat (Ester) + Air d Asam Alkanoat (Karboksil) + Alkohol ontoh: 2 5 + 3 d asam propanoat metanol Reaksi-reaksi haloalkana: 1) Reaksi substitusi metil propanoat + 2 Adalah reaksi penggantian 1 atom halogen dengan gugus dari basa kuat, menghasilkan alkanol. ontoh: 2 5l + K d 2 5 + Kl 3I + Na d 3 + NaI 2) Reaksi eliminasi Reaksi eliminasi ini seperti reaksi eliminasi umum. ontoh: 3 F 2F F F 3 2 3 Br 3 Br 3 2 3 l 2 3 3 = 2 + F 2 3 = 2 + Br 3 = 3 + l I. KEGUNAAN TURUNAN Kegunaan alkohol dan eter: 1) Bahan bakar spirtus ( 3) dan etanol ( 2 5). 2) Alkohol rumah tangga 70% ( 2 5). 3) Sebagai pelarut organik. 2 5 3 aloalkana + Basa Kuat d Alkanol + Garam 2S 4 2S 4 l 3 K 3 9

4) Zat antiketukan penambah nilai oktan, yaitu MTBE (metil tersbutil eter) dan etanol ( 2 5). 5) Bahan baku industri, misalnya serat dan plastik. 6) Bahan baku senyawa lain, misalnya formaldehida, asetaldehida dan ester. Kegunaan aldehida dan keton: 1) Formalin (formaldehida) untuk pengawet biologis (). 2) Sebagai pelarut organik, misalnya thinner, aseton/propanon (penghilang kuteks). 3) Bahan baku industri, misalnya plastik termoset (tahan leleh) dan parfum. Kegunaan karboksil (asam karboksilat): 1) Asam format sebagai penggumpal lateks/ getah pohon karet dan penyamakan kulit (). 2) Asam cuka sebagai campuran makanan ( 3). Kegunaan ester: Ester Suku Reaksi esterifikasi A. alkanoat Alkohol Buah 10 suku rendah suku rendah Lilin >10 suku tinggi suku tinggi Lemak >10 suku tinggi gliserol 1) Ester buah-buahan (essence) digunakan untuk campuran makanan yang menghasilkan aroma, dan sebagai pelarut organik. Ester etil format metil salisilat metil sinamat propil asetat etil nonanoat geranil butirat isoamil asetat oktil asetat nonil kaprilat metil butirat amil valerat etil butirat amil asetat rum sarsaparila stroberi pir anggur ceri pisang jeruk apel nanas Aroma 2) Ester lilin (wax) digunakan untuk membatik, pemoles mobil dan lantai. 3) Ester lemak (fat) digunakan untuk pembuatan sabun, minyak goreng, mentega dan margarin. 10