Tentukan semua bilangan bulat x sedemikian sehingga x 1 (mod 10). Jawab. x 1 (mod 10) jika dan hanya jika x 1 = 10 k untuk setiap k bilangan bulat.

dokumen-dokumen yang mirip
3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep yang mendasari konsep representasi

LANDASAN TEORI. bilangan coprima, bilangan kuadrat sempurna (perfect square), kuadrat bebas

Aritmatika Jam. Oleh Sufyani P

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan yang mendukung proses penelitian. Dalam penyelesaian bilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Pemfaktoran prima (2)

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAB I INDUKSI MATEMATIKA

II. LANDASAN TEORI. Secara umum, apabila α bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada

Pengantar Teori Bilangan. Kuliah 6

Beberapa Uji Keterbagian Bilangan Bulat

PERANAN SISTEM MODULO DALAM PENENTUAN HARI DAN PASARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

Metode pembuktian untuk proposisi yang berkaitan dengan bilangan bulat adalah induksi matematik.

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

FAKTOR DAN KELIPATAN KELAS MARS SD TETUM BUNAYA

OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS MATERI : TEORI BILANGAN

Contoh-contoh soal induksi matematika

Usia Usia Usia Jumlah

MODUL PERSIAPAN OLIMPIADE. Oleh: MUSTHOFA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Matematika Diskrit. Reza Pulungan. March 31, Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN

MAKALAH KRIPTOGRAFI CHINESE REMAINDER

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

1 SISTEM BILANGAN REAL

Induksi 1 Matematika

Pengantar Teori Bilangan

1 SISTEM BILANGAN REAL

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

Materi Pembinaan Olimpiade SMA I MAGELANG TEORI BILANGAN

Sumber: Kamus Visual, 2004

Pengantar Teori Bilangan

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

1.Tentukan solusi dari : Rubrik Penskoran :

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM BILANGAN REAL

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

Teori Bilangan (Number Theory)

Teori bilangan. Nama Mata Kuliah : Teori bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 sks. Deskripsi Mata Kuliah. Tujuan Perkuliahan.

Pelatihan-osn.com Konsultan Olimpiade Sains Nasional contact person : ALJABAR

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-27

INF-104 Matematika Diskrit

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 Barisan Bilangan

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

BAB V BILANGAN BULAT

Lembar Kerja Mahasiswa 1: Teori Bilangan

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

OSN MATEMATIKA SMA Hari 1 Soal 1. Buktikan bahwa untuk sebarang bilangan asli a dan b, bilangan. n = F P B(a, b) + KP K(a, b) a b

3 OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

BAB II KETERBAGIAN. 1. Mahasiswa bisa memahami pengertian keterbagian. 2. Mahasiswa bisa mengidentifikasi bilangan prima

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Provinsi. Tutur Widodo. Bagian Pertama : Soal Isian Singkat

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

Diktat Kuliah. Oleh:

1 TEORI KETERBAGIAN. Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman)

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2009 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2010

KHAIRUL MUKMIN LUBIS

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

Mata Kuliah : Peng. Logika Matematika dan Himpunan Hari/tanggal : Rabu, 31 Oktober 2012 Waktu : 120 menit Sifat : Buku Tertutup Dosen : Budi S.

Pengantar Teori Bilangan. Kuliah 10

KATA PENGANTAR. Rantauprapat,11 April Penyusun

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-27

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH

abcde dengan a, c, e adalah bilangan genap dan b, d adalah bilangan ganjil? A B C D E. 3000

HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III BULAKSUMUR P.O.

Manusia itu seperti pensil Pensil setiap hari diraut sehingga yang tersisa tinggal catatan yang dituliskannya. Manusia setiap hari diraut oleh rautan

Sistem Bilangan Real

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

n suku Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

APLIKASI SIFAT-SIFAT GRUP JUMLAHAN MODULO 7 DALAM MENENTUKAN HARI. Pardomuan N. J. M. Sinambela. Abstrak

BAB III PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

Sri Purwaningsih. Modul ke: Fakultas EKONOMI BISNIS. Program Studi Manajemen dan Akuntansi.

1 SISTEM BILANGAN REAL

DIKTAT KULIAH (2 sks) MX 127 Teori Bilangan

Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 2012 Jenjang SMP Bidang Matematika

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

PEMBUATAN LAPORAN PEMBUKUAN SIMPAN PINJAM

Keterbagian Pada Bilangan Bulat

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

Soal-soal Latihan Pra UTS MATDAS. 1. Periksalah apakah argumen berikut valid secara logis atau tidak? p q q. ( p)

HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III BULAKSUMUR P.O.

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN

Induksi Matematika. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Kompetensi Dasar Dan Pengalaman Belajar

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2003 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2004

Transkripsi:

Aritmatika Modular Banyak konsep aritmatika jam dapat digunakan untuk mengerjakan masalah-masalah yang berkenaan dengan kalender. Misalkan, hari minggu pada bulan Juli 2006 jatuh pada tanggal 2, 9, 16, 23, dan 30. Selisih dari sebarang dua buah tanggal-tanggal tersebut mempunyai kelipatan 7. Tanggal 1 dan tanggal 29 jatuh pada hari yang sama karena 29 1 = 28 dan 28 adalah juga kelipatan 7. Kita katakan bahwa 29 adalah kongruen 1 modulo 7 dan kita tulis 29 1 (mod 7). Hal yang sama, karena selisih 18 dan 6 adalah kelipatan 12, kita tulis 18 6 (mod 12). Hal ini membawa kita kepada definisi berikut. Definisi Misalkan n adalah suatu bilangan bulat positif, a dan b adalah suatu bilangan bulat. a dikatakan kongruen b modulo n, ditulis a b (mod n) jika dan hanya jika a b adalah kelipatan n. Untuk memantapkan pemahaman kita tentang definisi di atas, perhatikan contoh di bawah ini: Contoh 1. Periksa kebenaran pernyataan berikut ini: (a) 3 24 (mod 7) (b) 31 11 (mod 7) (c) 15-64 (mod 7) (d) 13-1 (mod 7) (e) 23 3 (mod 7) Jawab (a) 3 24 (mod 7) benar karena 3 24 = -21 kelipatan dari 7 (b) 31 11 (mod 7) benar karena 31 11 = -42 kelipatan dari 7 (c) 15-64 (mod 7) benar karena 15 + 64 = 49 kelipatan dari 7 (d) 13-1 (mod 7) benar karena 13 + 1 = 14 kelipatan dari 7 (e) 23 3 (mod 7) salah karena 23 3 = 20 bukan kelipatan dari 7. Jika a b bukan kelipatan dari n, atau ditulis n (a b), maka kita katakan bahwa a tidak kongruen b modulo n dan ditulis a b (mod n). Sebagai contoh, 23 3 (mod 7). Contoh 2

Tentukan semua bilangan bulat x sedemikian sehingga x 1 (mod 10). Jawab. x 1 (mod 10) jika dan hanya jika x 1 = 10 k untuk setiap k bilangan bulat. Jika k = 0, 1, 2, 3, maka berturut-turut x = 1, 11, 21, 31, Begitu pula k = -1, -2, -3, maka berturut-turut x = -9, -19, -29, Dua barisan tersebut digabungkan sehingga himpunan penyelesaian x 1 (mod 10) adalah, -29, -19, -9, 1, 11, 21, 31,. Pada contoh 2 di atas, tampak bahwa stiap elemen pada 1, 11, 21, 31, mempunyai sisa 1 jika dibagi oleh 10. Secara umum dapat dikatakan bahwa dua buah bilangan cacah adalah kongruen modulo n jika dan hanya jika sisanya pada pembagian oleh m adalah sama. Sifat1 Misalkan n suatu bilangan bulat positif dan a, b, c, dan d bilangan bulat sebarang berlaku: 1. a a (mod n) 2. Jika a b (mod n) maka b a (mod n) 3. Jika a b (mod n) dan b c (mod n) maka a c (mod n) 4. Jika a b (mod n) dan c d (mod n) maka a + c b + d (mod n) 5. Jika a b (mod n) dan c d (mod n) maka ac bd (mod n) 6. Jika a b (mod n) maka a + c b + c (mod n) 7. Jika a b (mod n) maka ac bc (mod n) 8. Jika a b (mod n) maka a k b k (mod n) untuk k bilangan bulat positif sebarang. Bukti. 1. Untuk a bilangan bulat sebarang dan n suatu bilangan bulat positif berlaku a a = 0.n. Dengan demikian, a a (mod n). 1. a b (mod n) Ada k suatu bilangan bulat. Akibatnya, b a = -(a b) = -(kn) = (-k)n Karena k juga suatu bilangan bulat, b a (mod n) 3. a b (mod n) dan b c (mod n) Ada h dan k bilangan bulat sehingga

a b = hn dan b c = kn. Akibatnya, a c = (a b) + (b c) = hn + kn = (h + k) n Karena h + k juga bilabgab bulat, a c (mod n) 4. a b (mod n) dan c d (mod n) Ada h dan k bilangan bulat sehingga a b = hn dan b c = kn (a + c) (b + d) = (a b) + (c d) = hn + kn = (h + k)n Karena h + k juga bilangan bulat, a + c b + d (mod n). 5. a b (mod n) dan c d (mod n) Pandang ac = (b + hn)(d + kn) = bd + (bk + dh + hkn)n Karena (bk + dh + hkn) bilangan bulat, Ada h dan k bilangan bulat, ac bd (mod n). 1. a b (mod n) Ada h bilangan bulat sehingga a b = hn Karena (a + c) (b + c) = a b = hn, a + c b + c (mod n). 2. a b (mod n) Ada h bilangan bulat sehingga a b = hn ac bc = (a b)c = hnc = (hc)n Karena hc bilangan bulat, ac bc (mod n). 3. Untuk buti ini kita gunakan induksi matematik. Untuk k = 1, berlaku a b (mod n). Asumsikan a k b k (mod n) berlaku, harus ditunjukkan a k+1 b k+1 (mod n) juga berlaku. Dari (5), jika a b (mod n) dan c d (mod n) maka ac bd (mod n). Kita ganti c oleh a k dan d oleh b k diperoleh aa k bb k (mod n) atau a k+1 b k+1 (mod n)

Contoh 3 Tentukan sisanya jika 3 100 dibagi oleh 5. Jawab. Tampaknya kalkulator tidak dapat digunakan untuk menemukan jawaban atas masalah yang diajukan. Untuk itu kita gunakan cara lain untuk menyelesaikan masalah ini. Kita tahu bahwa suatu bilangan bulat positif dibagi oleh 5 mempunyai sisa 0, 1, 2, 3, atau 4. Penggunaan aritmatika modular akan membantu kita jika kita dapat menemukan bilangan bulat terkecil yang ekuvalen dengan pangkat dari 3, dan penggunaan sifat (7) dan (8) untuk membangun 3 100 dan menemukan ekuivalensi mod 5. Kita tahu bahwa 3 2 4 (mod 5) Dengan demikian, 3 3 3. 4 2 (mod 5) 3 4 3. 2 1 (mod 5) Dengan menggunakan sifat (8) kita peroleh, (3 4 ) 25 1 25 (mod 5), atau 3 100 1 (mod 5). Jadi, 3 100 dibagi oleh 5 mempunayi sisa 1. Sifat 2 Jika ca cb (mod n) maka a b (mod n/d) di mana d = FPB(c, n). Bukti. Karena ca cb (mod n), c(a b) = ca cb = kn untuk suatu bilangan bulat k. Kita tahu bahwa d = FPB(c, n), dengan demikian, ada bilangan bulat saling prima (relative prime) r dan s yang memenuhi c = dr, n = ds. Jika hasil ini kita substitusikan ke persamaan c(a b) = ca cb = kn maka kita peroleh r(a b) = ks. Hasil ini menunjukkan s r(a b), dan karena FPB (r, s) = 1, diperoleh s (a b). Dengan kata lain, a b (mod s), atau a b (mod n/d) Sifat 3 Jika ca cb (mod n) dan FPB(c, n) = 1 maka a b (mod n). Sifat (3) ini hanya merupakan kasus khusus dari sifat (2). Sifat 4

Jika ca cb (mod p) dan p c, di mana p adalah bilangan prima maka a b (mod p). Bukti Kondisi p c dan p adalah bilangan prima ini mengakibatkan FPB(c, p) = 1. Contoh 4 a. Perhatikan 33 15 (mod 9), atau 3.11 3.5 (mod 9). Karena FPB(3, 9) = 1 mengakibatkan 11 5 (mod 9). b. Perhatikan 35 45 (mod 8), atau 5.(-7) 5.9 (mod 8). Karena 5 dan 8 bilangan bulat saling prima mengakibatkan -7 9 (mod 8). Rangkuman 1. Misalkan n adalah suatu bilangan bulat positif, a dan b adalah suatu bilangan bulat. a dikatakan kongruen b modulo n, ditulis a b (mod n) jika dan hanya jika (a b) adalah kelipatan n. 2. Misalkan n suatu bilangan bulat positif dan a, b, c, dan d bilangan bulat sebarang berlaku: a. a a (mod n) b. Jika a b (mod n) maka b a (mod n) c. Jika a b (mod n) dan b c (mod n) maka a c (mod n) d. Jika a b (mod n) dan c d (mod n) maka a + c b + d (mod n) e. Jika a b (mod n) dan c d (mod n) maka ac bd (mod n) f. Jika a b (mod n) maka a + c b + c (mod n) g. Jika a b (mod n) maka ac bc (mod n) h. Jika a b (mod n) maka a k b k (mod n) untuk k bilangan bulat positif sebarang. 2. Jika ca cb (mod n) maka a b (mod n/d) di mana d = FPB(c, n). 3. Jika ca cb (mod n) dan FPB(c, n) = 1 maka a b (mod n). 4. Jika ca cb (mod p) dan p c, di mana p adalah bilangan prima maka a b (mod p). Uji Kompetensi Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar. 1. 23 3 (mod 5) karena a. 5 habis membagi dari 23-3

b. 23 5 adalah kelipatan dari 3 c. 3 dan 5 saling prima d. 23 dan 3 saling prima 2. 11-1 (mod 2) karena a. 11 1 adalah kelipatan 2 b. 11 + 1 adalah kelipatan 2 c. 11 2 adalah kelipatan dari 1 d. 2 habis membagi 11 1 3. Pernyataan yang benar adalah a. 23 3 (mod 7) b. 23 4 (mod 7) c. 23 5 (mod 7) d. 23 2 (mod 7) 4. Nilai n untuk 29 n (mod 5) adalah a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 5. Nilai n untuk 3498 n (mod 11) adalah a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 6. Nilai n untuk -23 n (mod 10) adalah a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 7. Pernyataan yang benar adalah a. Jika 9 + a 9 + b (mod n) maka a b (mod n) di mana a dan b bilangan bulat b. Jika 2a 2b (mod 7) maka a b (mod 7) di mana a dan b bilangan bulat c. Jika a k b k (mod 5) maka a b (mod 5) di mana k bilangan bulat positif.

d. Jika a b (mod n) maka 9 + a 9 + b (mod n) di mana a dan b bilangan bulat 8. Jika 14 September 2006 jatuh pada hari kamis maka 14 Oktober 2007 jatuh pada hari a. Rabu b. Kamis c. Jum at d. Sabtu. 9. Jika tanggal 17 Agustus 2007 jatuh pada hari Jum at maka 17 Agustus 2008 jatuh pada hari a. Kamis b. Jam at c. Sabtu d. Minggu 10. Sisa dari 1 + 2 + 3 + + 100 dibagi oleh 12, di mana n = 1 x 2 x 3 x x n adalah a. 6 b. 7 c. 8 d. 9