adalah frekuensi detak masukan mula-mula, sehingga membentuk rangkaian

dokumen-dokumen yang mirip
Rangkaian Sekuesial. [Rangkaian Sekuensial] BAB V

PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL ===

=== PENCACAH dan REGISTER ===

REGISTER DAN COUNTER.

Pertemuan ke 4 BAB III Sintesis Rangkaian Sekuensial Deskripsi Manfaat Relevansi Learning Outcome Materi I. Prosedur Sintesis

1). Synchronous Counter

PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

BAB III COUNTER. OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter

BAB VIII COUNTER (PENCACAH)

Register & Counter -7-

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

Gambar 1.1. Rangkaian Sekuensial

BAB II Sintesis Rangkaian Sekuensial Pulse Mode

TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

Kuliah#11 TKC-205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL

1). Synchronous Counter

Rangkaian Sequensial. Flip-Flop RS

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON

Percobaan 7 REGISTER (PENCATAT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Jobsheet Praktikum REGISTER

BAB VII DASAR FLIP-FLOP

PERTEMUAN 12 PENCACAH

LAB #5 REGISTER, SYNCHRONOUS COUNTER AND ASYNCHRONOUS COUNTER

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

JENIS-JENIS REGISTER (Tugas Sistem Digital)

PERTEMUAN 12 PENCACAH

FLIP-FLOP (BISTABIL)

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock

Bab XI, State Diagram Hal: 226

REGISTER. uart/reg8.html

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial

Output. Input R.Kombinasi Onal. Flip-Flop. Pulsa Clock. Pulsa Clock

FLIP-FLOP. FF-SR merupakan dasar dari semua rangkaian flip flop. FF-SR disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Gambar Simbol SR Flip-Flop

PERCOBAAN 4 FLIP-FLOP 2

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR

Review Kuliah. TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Hanif Fakhrurroja, MT

Flip-Flop (FF) Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

LAB #4 RANGKAIAN LOGIKA SEKUENSIAL

BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA DIGITAL SEKUENSIAL. 4.1 Flip-Flop S-R

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 2013 / 2014

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL

dan Flip-flop TKC Sistem Digital Lanjut Eko Didik Widianto Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

BAB I Tujuan BAB II Landasan Teori

PERCOBAAN 6 COUNTER ASINKRON

BAB VII FLIP FLOPS. Gate-gate logika kombinatorial. Elemenelemen. memori. Input-input eksternal. Gambar 7.1 Diagram Sistem Digital Umum

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

COUNTER ASYNCHRONOUS

Kuliah#11 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto. Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL MODUL II RANGKAIAN SEQUENTIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Counter? 2. Apa saja macam-macam Counter? 3. Apa saja fungsi Counter?

Finite State Machine (FSM)

Operasi Counting Q 1 Q 2. Pulsa clock Belum ada pulsa Setelah pulsa # Setelah pulsa # 2

= = = T R = sifat memori. 2. Monostable. Rangkaian. jadi. C perlahan naik. g muatan. pulsa. Lab Elektronika. terjadi di. Industri. Iwan.

PERTEMUAN 11 REGISTER. misc/30-uart/reg8.html

FLIP - FLOP. Kelompok : Angga Surahman Sudibya ( ) Ma mun Fauzi ( ) Mudesti Astuti ( ) Randy Septiawan ( )

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

PERCOBAAN 2. FLIP-FLOP

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Gambar 1.1 Logic diagram dan logic simbol IC 7476

COUNTER ASYNCHRONOUS

Eko Didik Widianto. 23 Maret 2014

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF.

PERCOBAAN 3 FLIP FLOP 1

Sistem Digital. Flip-Flop -6- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1

Lutfi Rasyid Nur Hidayat PTI D / SHIFT REGISTER

RANGKAIAN SEKUENSIAL

BAB 7 REGISTER Register

Modul 5 : Rangkaian Sekuensial 1

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

MAKALAH TEKNIK DIGITAL

BAB VII REGISTER. Keluar dan masuknya data ke dalam register dapat dilakukan dengan 2 cara:

MODUL IV FLIP-FLOP. Gambar 4.1 Rangkaian RS flip-flop dengan gerbang NAND dan NOR S Q Q R

Analisis Rangkaian Sekuesial

DASAR-DASAR RANGKAIAN SEKUENSIAL 2

Konsep dasar perbedaan

Analysis And Design of Digital System

8. TRANSFER DATA. I. Tujuan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANGKAIAN D FLIP-FLOP (Tugas Matakuliah Sistem Digital) Oleh Mujiono Afrida Hafizhatul ulum

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL

SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

Transkripsi:

Pertemuan ke 2 1 BAB I Rangkaian Sekuensial (2) Deskripsi Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi elemen flip-flop pada counter dan register serta clock mode, pulse mode, dan level mode. Manfaat Memberikan kompetensi tentang rangkaian sekuensial yakni counter dan elemen flip-flop dan pemilihan clock mode, pulse mode, dan level mode. Relevansi Counter dan register merupakan rangkaian yang banyak digunakan dalam dunia elektronika sebagai elemen penyimpan memori Learning Outcome Mampu memahami aplikasi rangkaian sekuensial pada elemen elektronika seperti : Counter, Register Geser Mampu menjelaskan Clock mode, pulse mode dan level mode Materi I. Counter Counter (Pencacah) adalah rangkaian yang mencacah pulsa tegangan, counter adalah rangkaian sekuensial yang dibentuk dari gabungan rangkaian kombinasional dan flip-flop. Pencacah dibangun menggunakan flip-flop, dimana N buah flip-flop yang dibangun menghasilkan 2 ^ N keadaan yang berbeda. Secara umum dapat dikemukakan bahwa dengan N buah FF yang disusun secara serial akan menghasilkan frekuensi keluaran pada FF terakhir sebesar F N yang dapat dituliskan sebagai berikut : adalah frekuensi detak masukan mula-mula, sehingga membentuk rangkaian pembagi frekuensi. Secara umum, ada 2 jenis pencacah yaitu : a. Pencacah Sinkron Perubahan semua output FF terjadi secara serempak sesaat setelah terjadi pulsa input. Pulsa input dimasukkan pada input clock dari setiap FF. Perubahan

Pertemuan ke 2 2 output dari flip-flop terjadi secara bersamaan sesaat setelah pulsa input dimasukkan. Flip-flop paling depan berkedudukan sebagai LSB, yang dikenai J dan K = 1 secara permanen. Saluran J dan K pada FF yang lain dikendalikan melalui kombinasi output FF yang sesuai. Pencacah sinkron lebih cepat karena dapat menghitung frekuensi detak yang lebih tinggi untuk selang waktu yang sama. Untuk merancang pencacah sinkron langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Digunakan tabel transisi siklus pencacahan dan tabel eksitasi FF yang digunakan. 2. Dari kedua tabel tersebut, dibentuk tabel kebenaran untuk menentukan fungsi saluran masukan terhadap keluarannya. 3. Dibuat peta karnaughnya untuk menghasilkan Fungsi Logikanya. 4. Dari persamaan logika tersebut dapat dibuat rangkaian pencacah sinkron menggunakan flip-flop. Tabel Eksitasi JKFF terlihat pada tabel 1.18. Tabel ini digunakan untuk menentukan persamaan input dan output bagi counter. Tabel 1.18. Tabel Eksitasi JKFF Q n Q n+1 J K 0 0 0 X 0 1 1 X 1 0 X 1 1 1 X 0 Berikut ini cara merancang pencacah sinkron modulo 8 menggunakan 3 buah Flip-flop JK. Tabel Representasi saluran masukan (J dan K) terhadap saluran output (Q), setiap Flip-flop terlihat pada table 1.19 Tabel 1.19. Tabel Representasi Input dan Output Flip-Flop No. Q A Q B Q C J A K A J B K B J C K C Baris 0 0 0 0 0 X 0 X 1 X 1 0 0 1 0 X 1 X X 1 2 0 1 0 0 X X 0 1 X

Pertemuan ke 2 3 3 0 1 1 1 X X 1 X 1 4 1 0 0 X 0 0 X 1 X 5 1 0 1 X 0 1 X X 1 6 1 1 0 X 0 X 0 1 X 7 1 1 1 X 1 X 1 X 1 Gambar 1.27. Rangkaian Pencacah Sinkron modulo 8 Untuk menentukan J A, K A,, J B, K B, J C, K C sebagai fungsi dari variable keluaran (Q A, Q B, Q C ) dibuat berdasarkan table eksitasi JKFF. Peta karnaugh untuk masingmasing variable disajikan pada table 1.20 dan 1.21 berikut ini : Untuk J A : Tabel 1.20 Peta Karnaugh J A Q B Q C 00 01 11 10 Q A 0 1 0 0 X X 0 1 X X

Pertemuan ke 2 4 Untuk K A : Tabel 1.21 Peta Karnaugh K A Q B Q C 00 01 11 10 Q A 0 1 X X 0 0 X X 1 0 Untuk JB dan Kb map karnaughnya terlihat pada table 1.22 dan 1.23 Tabel 1.22 Peta Karnaugh J B Q B Q C 00 01 11 10 Q A 0 1 0 1 X X 0 1 X X

Pertemuan ke 2 5 = Untuk K B map karnaughnya terlihat pada table 1.23. Tabel 1.23 Peta Karnaugh K B Q B Q C 00 01 11 10 Q A 0 1 X X 1 0 X X 1 0 Untuk J C dan K C : Tabel 1.24 Peta Karnaugh Jc Q B Q C 00 01 11 10 Q A 0 1 1 1 1 1 X X X X Tabel 1.25 Peta Karnaugh Kc Q B Q C 00 01 11 10 Q A 0 X X X X 1 1 1 1 1 Dari map karnaugh tersebut, diperoleh persamaan sebagai berikut :

Pertemuan ke 2 6 = 1 ( masukan LSB, karena seluruh nilainya biasanya bernilai 1 atau X don t care dapat di sederhanakan menjadi satu pada map karnaugh) Dari persamaan dan map karnaugh tersebut, dapat dibuat rangakaiannya sesuai dengan persamaan tersebut seperti terlihat pada gambar 1.27. Pencacah Sinkron dengan T Flip-Flop Pencacah sinkron memiliki 3 buah output yaitu Q2, Q1, dan Q0. Bit pada Q0 berubah setiap terjadi clock. Bit Q1 berubah hanya jika q0 = 1. Bit Q2 berubah hanya jika Q1 dan Q2 bernilai 1. Gambar 1.28. menunjukkan (a) rangkaian pencacah sinkron dengan T Flip-flop dan (b) timing diagram rangkaian pencacah sinkron. (a) (b)

Pertemuan ke 2 7 Gambar 1.28. (a) Circuit Pencacah Sinkron dengan T Flip-Flop (b) Timing Diagram Pencacah Sinkron dengan D Flip-Flop Sebuah pencacah sinkron 4 bit, dengan output Q3,Q2, Q1, Q0. Jika diasumsikan Enable = 1, saat input D dari flip-flop didefinisikan dengan persamaan beikut ini : Untuk pencacah yang besar dengan kondisi ke-i, dapat didefinisikan dengan : Sinyal dikontrol oleh enable sehingga counter dapat menghitung saat pulsa clock jika Enable = 1. Persamaan diatas dapat dimodifikasi untuk diimplementasikan pada rangkaian dengan persamaan berikut : Gambar 1.29 menunjukkan rangkaian 4 bit pencacah dengan D flip-flop. Output dari gerbang XOR menghasilkan. Gerbang AND digunakan sebagai rantai carry.

Pertemuan ke 2 8 Gambar 1.29. Rangkaian 4 bit Pencacah Sinkron dengan D Flip-Flop b. Pencacah Tak Sinkron Pencacah tak sinkron disebut juga pencacah serial atau pencacah riak (ripple), dimana setiap keluaran FF bertindak sebagai sinyal masukkan bagi Clock pada FF berikutnya. Output setiap FF berubah secara tak sinkron terhadap pulsa detak. Hanya FF ke 0 yang dikenai pulsa detak, output FF-1 menunggu dipicu dari FF-0. Pulsa input clock hanya dimasukkan pada FF yang terdepan (Least Sighificant Bit = LSB). Perubahan FF-1 menunggu hingga dipicu oleh FF-0. Output FF-2 menunggu dipicu oleh FF-1, demikian seterusnya. Misalkan kombinasi dari, pada akhir pulsa ke delapan ketiga FF kembali pada keadaan 000 dan serial biner terulang dengan sendirinya untuk pulsa yang berurutan. Pencacah tersebutmengitung nilai tertinggi 111 = 7 (8 keadaan) dan selanjutnya kembali ke 0. Pencacah ini memiliki 2 3 =8 keadaan yang berbeda (dari 000 s/d 111) dan dikenal sebagai pencacah modulo 8. Pencacah modulo 2 N akan mampu menghitung dari nol hingga 2 N 1 sebelum kembali ke keadaan nol. Berikut ini cara merancang pencacah sinkron modulo 8 menggunakan 3 buah Flip-flop JK. Tabel Representasi saluran masukan (J dan K) terhadap saluran output (Q), setiap Flip-flop terlihat pada table 1.26. Tabel 1.26 Tabel Representasi Input dan Output Flip-Flop

Pertemuan ke 2 9 No. Q A Q B Q C J A K A J B K B Baris 0 0 0 0 X X X X 1 0 0 1 X X 1 X 2 0 1 0 X X X X 3 0 1 1 1 X X 1 4 1 0 0 X X X X 5 1 0 1 X X 1 X 6 1 1 0 X X X X 7 1 1 1 X 1 X 1 Dari tabel diatas dapat dilihat kalau dipilih semua X = 1, maka : J B = K B =1 dan J A = K A =1 Dari tabel ini terlihat bahwa FFC yang input clock-nya dihubungkan dengan pulsa input akan mengakibatkan Q C selalu berubah setiap ada pulsa masuk. Hal ini akan terjadi kalau diatur J C =K C =1. Untuk FFB yang diharapkan sebagai pulsa clock adalah Q C dan ini mungkin karena Q B berubah (dari 0 ke 1 atau 1 ke 0) selalu bersamaan dengan perubahan dari Q C dari 1 ke 0 (pulsa clock efektif). Sehingga input clock FFB dihubungkan dengan Q C. Untuk mengatur harga J B dan K B, dari tabel 1.26dapat terlihat pada cacah ke 0,2,4, dan 6, Q C berubah dari 0 ke 1 yang merupakan pulsa clock tidak efektif, maka J B dan K B pada keadaan tersebut dapat diisi X. Sedang untuk keadaan yang lain harga J B dan K B diatur sesuai dengan perubahan Q B. Untuk FFB yang diharapkan sebagai pulsa clock adalah Q B dan Q C, dan keduanya mungkin karena setiap Q A berubah (dari 0 ke 1 atau 1 ke 0) selalu bersamaan dengan perubahan Q B dan Q C dari 1 ke 0. Hanya saja karena perubahan Q B dari 1 ke 0 lebih sedikit daripada Q C, maka dengan memlilih Q B sebagai pulsa clock FFA, harga X untuk J A dan K A akan lebih banyak. Rangakaian pencacah tak sinkron modulo 8 terlihat pada gambar 1.30.

Pertemuan ke 2 10 Gambar 1.30. Pencacah Tak Sinkron Modulo 8 Up Counter dengan T Flip-Flop Input T flip-flop terkoneksi dengan nilai konstanta = 1, yang artinya outputnya akan bernilai bergantian. Clock input hanya dimasukkan pada FF yang pertama, sedangkan flip-flop selanjutnya terhubung dengan. Flip-flop kedua diclock oleh demikian seterusnya hingga flip-flop ke-2. Gambar 1.31. (a) adalah rangkaian up counter dengan T Flip-Flop. Perubahan

Pertemuan ke 2 11 (a) (b) Gambar 1.31. Rangkaian Up Counter (a) Timing diagram (b) Down Counter dengan T Flip-Flop Clock pada down counter dengan T flip-flop dihubungkan ke bagian output Q sehingga menghasilkan counting secara berurutan dari 0,7,6,5,4,3,2,1,0,7 sebagai down counter. Pada gambar 1.32 menunjukkan (a) Rangkaian Up Counter dan (b) timing diagram dari Down Counter dengan T Flip-Flop. (a)

Pertemuan ke 2 12 (b) Gambar 1.32. (a) Rangkaian Down Counter dengan T Flip-Flop (b) Timing Diagram Latihan: 1. Buatlah Counter Asinkron dan Sinkron yang dapat menghitung secara Up/Down Counter? (Modulo berapa pun bebas) 2. Buatlah Counter sinkron modulo 5 dengan FF Jk naik dan modulo 5 turun? 3. Buatlah Counter Asinkron modulo 5 dengan FF Jk naik dan modulo 5 turun? 4. Rancanglah pencacah biner sinkron / pararel naik modulo 6 menggunakan flip-flop JK yang dapat di reset (di nol kan) dengan hanya menekan satu tombol? II. Register Geser Register adalah kumpulan flip-flop, dimana tiap flip-flop terhubung pada clock dan mampu menyimpan informasi 1 bit. Register geser adalah n-bit register dengan kemampuan untuk menggeser dan memasukkan data dengan posisi satu bit akan bergeser dengan masukan satu clock. Register digunakan untuk menyimpan data sementara, untuk kemudian diproses atau diganti dengan data yang baru. Jenis register dapat pula diklasifikasikan berdasarkan cara data masuk ke dalam suatu register untuk disimpan dan cara data dikeluarkan dari register tersebut. Gambar 1.33menggambarkan 4 bit shift register yang digunakan untuk menggeser posisi bit data ke kanan. Bit data dimasukkan dalam shift register secara serial melalui In input. Isi dari masing-masing flip-flop ditransfer ke flipflop selanjutnya melalui positive edge clock. Ilustrasi dari transfer bit data terlihat

Pertemuan ke 2 13 pada tabel 2.9, dimana nilai input yang dimasukkan adalah 1,0,1,1,1,0,0,dan 0 yang mengasumsikan bahwa inisial state dari seluruh flip-flop = 0. Gambar 1.33. Shift Register dengan D Flip-flop In Tabel 1.27 Ilustrasi Shift Register 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 Untuk memasukkan dan mengeluarkan data masing-masing dapat dilakukan secara serial atau pararel. Serial berarti data dimasukkan atau dikeluarkan ke atau dari register secara beruntun bit demi bit. Sedangkan cara pararel berarti data yang terdiri dari beberapa bit dimasukkan atau dikeluarkan ke atau dari register secara serempak. Berdasarkan hal itu maka terdapat 4 jenis register : a. Serial In Pararel Out (SIPO) Pada register SIPO data input dimasukkan secara serial, maka output dari FF yang satu dihubungkan ke input FF berikutnya. Kemudian Output dikeluarkan secara pararel. Gambar 1.34 menunjukkan rangkaian register serial in dan pararel out.

Pertemuan ke 2 14 Gambar 1.34. Rangkaian Register SIPO b. Serial In Serial Out (SISO) Pada register SISO data input dimasukkan secara serial, dan output dari FF yang satu dihubungkan ke input FF berikutnya. Kemudian Output dikeluarkan secara serial. Gambar 1.35 menunjukkan rangkaian register serial in dan serial out. Gambar 1.35. Rangkaian Register SIPO c. Pararel In Serial Out (PISO) Pada register PISO data input dimasukkan secara pararel, dan output dari FF yang satu dihubungkan ke input FF berikutnya. Kemudian Output dikeluarkan secara serial. Gambar 1.36 menunjukkan rangkaian register pararel in dan serial out.

Pertemuan ke 2 15 Gambar 1.36. Rangkaian Register Pararel In dan Serial Out d. Pararel In Pararel Out (PIPO) Register 4 bit PIPO dapat dibentuk dengan 4 buah DFF, dan beberapa gerbang logika, seperti pada gambar 1.37. Sehingga jika data 4 bit dimasukkan secara bersama-sama pada (ABCD) in dan kemudian memberikan pulsa clock, maka. Gambar 1.37. Rangkaian Pararel In dan Pararel Out Shift Register TUGAS BAB REGISTER 1. Rancanglah register geser 4 bit untuk jenis PISO menggunakan flipflop JK?

Pertemuan ke 2 16 2. Rancanglah sebuah pengendali lampu lalu lintas (traffic Light) dengan urutan kejadian : Nyala hijau selama 20 detik, nyala kuning selama 10 detik, dan nyala merah selama 20 detik. Selain itu, pada malam hari hanya terjadi nyala kuning yang berkedip setiap 1 detik secara terus menerus. III. Clock Mode, Pulse Mode dan Level Mode Clock merupakan pembangkit pulsa atau pemicu agar suatu rangkaian sekuensial sehingga terjadi perubahan keadaan output. Ada 2 jenis model pembangkit sinyal, yaitu a. Pulse Triggering Pada mode ini pulsa clock dibangkitkan selama terjadi pulsa naik atau pulsa turun. Ada 2 jenis pembangkit pulsa yakni positive pulse triggering dan negative pulse triggering. IIlustrasinya terlihat pada gambar 1.38. positive pulse triggering ck negative pulse triggering ck Gambar 1.38 ilustrasi Pulse Triggering b. Edge Triggering Pada mode ini pulsa clock dibangkitkan pada saat pulsa tepi naik atau pulsa tepi turun. Ada 2 jenis pembangkit pulsa yakni positive edge dan negative edge triggering. IIlustrasinya terlihat pada gambar 1.39 Edge Triggering (rising) ck Edge Triggering (falling) ck Gambar 1.39. Ilustrasi Edge Triggering

Pertemuan ke 2 17 Sinyal clock dikatakan active high jika perubahan keadaan terjadi pada rising edge (untuk edge triggered device) ataupada keadaan logic 1 (untuk I pulse triggered devices). Sinyal clock dikatakan active low jika perubahan terjadi pada falling edge atau keadaan logicnya = 0. Ilustrasi active high dan active low disajikan pada gambar 1.40. (a) (b) Gambar 1.40. (a) Timing Diagram Active high dan Active low ; (b) Flip-flop timing Periode Clock adalah waktu yang dibutuhkan untuk transisi pada arah yang sama. Frekuensi clock adalah periode clock yang berulang. Clock Tick adalah tepi pertama, atau pulsa pada periode clock. Duty Cycle adalah presentase waktu pada sebuah clock pada level assertion. Flip-flop timing dapat dikategorikan dalam beberapa tipe : a. Combinational t pd, min : minimum propagation delay, input to output t pd, max : maximum propagation delay, input to output b. Latch t pd, min : minimum propagation delay, input to output t pd, max : maximum propagation delay, input to output t w : maximum pulse width, input to input c. Flip-Flop t pd, min : minimum propagation delay, CLK to output t pd, max : maximum propagation delay, CLK to output t setup : waktu stabil, yang dibutuhkan input sebelum CLK, dari input sebelum CLK. d. CLK

Pertemuan ke 2 18 t hold : waktu stabil, yang dibutuhkan input setelah CLK, dari input setelah CLK. Soal Latihan 1. Buatlah suatu rangkaian dengan 2 input, dimana masing-masing input memiliki karakteristik sendiri-sendiri, yaitu: 0 : counter berjalan dari bilangan 0 sampai dengan 7 1 : counter akan berjalan dari bilangan 15 turun ke 8 2. Buatlah simulasi dari robot yang dapat berhitung apabila tangannya diputar, maka robot akan berhitung : 2,3,5,7 dan terus berulang, jika kepalanya diputar dia menghitung dari : 0,1,4,6 dan terus berulang. Jika kakinya diputar maka dia akan berhitung mundur 7,6,5,4,3,2,1 dan seterusnya. 3. Buatlah timer countdown yang terdapat pada traffic light 30 hitungan. 4. Buatlah sebuah detektor setiap counter 40 pada kelipatan 5 akan menyala! 5. Anak-anak bermain menyebutkan bilangan 1-15. Budi tidak ikut menyebutkan bilangan dan akan bermain sebagai komando. Pada saat Budi berkata: TETOT! anak-anak lain disuruh menentukan apakah bilangan itu ganjil dan genap. Buatlah simulasi dalam rangkaian untuk menggambarkan proses di atas. {petunjuk: gunakan 2 buah lampu indikator untuk bilangan ganjil dan genap!, semakin sederhana rangkaian nilai semakin bagus} Petunjuk Penilaian dan Umpan Balik Penilaian dilaksanakan dari keaktifan mahasiswa dikelas untuk berdiskusi dan bertanya. Tes formatif dilaksanakan pada akhir sesi, penilaian diberikan dengan rentang nilai 0 100. Bobot keaktifan dan tes formatif adalah 10 % dari nilai akhir keseluruhan. Umpan balik diberikan oleh dosen sebagai fasilitator, dan sebagai mahasiswa umpan balik dilakukan dengan memberikan pertanyaan atau tanggapan terhadap pertanyaan dari dosen.

Pertemuan ke 2 19 Tindak Lanjut Studi lanjut tentang verilog akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya tentang perancangan rangkaian sekuensial menggunakan verilog. Tindak lanjut dari hasil test Formatif adalah meningkatkan pemahaman mahasiswa melalui latihan dan pengaplikasian ilmu pada hardware sesungguhnya pada mata kuliah penunjang praktikum.