BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, yang menjadi perhatian seringkali bukan

dokumen-dokumen yang mirip
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN STUDI PEMBENTUKAN PROSES TITIK MELALUI PENDEKATAN UKURAN MENGHITUNG

BAB II PROSES MENGHITUNG DAN PROSES TITIK. acak X, dengan A menyatakan indeks parameter. Jika proses didefinisikan

STUDI MEMBANGUN PROSES TITIK (POINT PROCESSES) DAN PENDEKATANNYA MELALUI PROSES POISSON

BAB III PROSES POISSON MAJEMUK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Estimasi Hazard Rate Temporal Point Process

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengantar Proses Stokastik

Proses Titik Self-Exciting dan Penerapannya pada Data Gempa Bumi di Jawa

Pengantar Proses Stokastik

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Model Linked Stress Release pada Data Gempa Bumi di Pulau Sumatra

ABSTRAK. Kata kunci : Integral Riemann-Stieltjes, Fractional Brownian Motion, nilai indeks saham

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

Pengantar Proses Stokastik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Data Curah Hujan Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process

Penggabungan dan Pemecahan. Proses Poisson Independen

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 REVIEW PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL DAN GLOBAL DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

BAB I PENDAHULUAN. Antrian dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui, misalnya antrian di

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi beberapa bagian mendasar yang menjadi landasan utama

SEJARAH DISTRIBUSI POISSON

RANCANGAN KURIKULUM PROGRAM DOKTOR STATISTIKA (STK) DALAM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI)

STK 203 TEORI STATISTIKA I

DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Estimasi Parameter Model Epidemic Type Aftershock Sequence (ETAS) Spasial untuk Gempa Bumi di Pulau Jawa

MA4081 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Bab 4 Proses Po

Integral Baire-1 Stieltjes, Henstock-Stieltjes dan Riemann-Stieltjes. The Stieltjes Integrals of Baire-1, Henstock and Riemann

Hidup penuh dengan ketidakpastian

STK 211 Metode statistika. Pengajar : Dr. Agus Mohamad Soleh, SSi, MT Dr.Ir. Muhammad Nur Aidi, MS

SILABUS MATAKULIAH TEORI INTEGRAL (MAA 525)

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Biostatistika (KUI 611) TOPIK 3: VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PROBABILITAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam statistika, sebuah penaksir adalah sebuah fungsi dari sample data

PENGANTAR ANALISIS REAL

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Penerapan Model epidemic type aftershock sequence (ETAS) pada Data Gempa Bumi di Sumatra

STK 211 Metode statistika. Pengajar : Dr. Agus Mohamad Soleh, SSi, MT 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang tema yang diambil dalam

Graf dan Operasi graf

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR)

BAB I PENDAHULUAN. fungsional antara variabel-variabel yang dinyatakan dalam suatu bentuk persamaan

MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk!

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

MA3231 Analisis Real

BAB I PENDAHULUAN. Suatu lembaga atau perusahaan akan memerlukan dana untuk kegiatan

Pengantar Proses Stokastik

(a) 32 (b) 36 (c) 40 (d) 44

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

BABAK PENYISIHAN SELEKSI TINGKAT PROVINSI BIDANG KOMPETISI

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan terjadinya berbagai bentuk bencana. Selain itu, dimata dunia

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

PEMODELAN KELAHIRAN MURNI DAN KEMATIAN MURNI DENGAN DUA JENIS KELAMIN DENGAN PROSES STOKASTIK

Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru

MODEL PREDIKSI DENGAN BINOMIAL POISSON INAR(1) DAN TRINOMIAL POISSON INAR(2)

Oleh: Isna Kamalia Al Hamzany Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita W, M.Si. Dra. Nur Asiyah, M.Si

MA2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER II TAHUN 2010/2011 LATIHAN I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Petunjuk Pengerjaan Soal Semifinal Olimpiade Matematika ITS (OMITS) tingkat SMA/Sederajat tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil atau meminimumkan ketidakpastian tersebut. Risiko dapat terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

2015 REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 6 PENAKSIRAN PARAMETER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MUDAH BELAJAR MATEMATIKA 3 Untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Annisa Nurul Aini, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

PROSES POISSON MAJEMUK. 1. Pendahuluan

Metode Statistika STK211/ 3(2-3) Pertemuan I

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai peristiwa-peristiwa yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. ilmu statistika beberapa waktu belakangan ini. Konsep keterbagian tak hingga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, yang menjadi perhatian seringkali bukan bagaimana suatu peristiwa itu terjadi, tetapi seberapa sering (banyaknya) peristiwa tersebut terjadi pada suatu interval waktu atau area tertentu. Misal banyaknya gempa yang terjadi selama interval waktu 30 menit, banyaknya rumah yang roboh akibat banjir, banyaknya pohon pinus dengan diameter tertentu yang tersebar di sebuah hutan, banyaknya spesies tertentu yang habis terbakar di sebuah hutan yang rawan kebakaran, dan lain sebagainya. Dalam proses stokastik, pengamatan di atas dapat dikategorikan sebagai proses menghitung. Ruang keadaan dan indeks parameter dari proses menghitung ini masing-masing adalah himpunan bulat non negatif dan himpunan bagian dari R d dengan d 1. Selanjutnya, masalah perhitungan ini umumnya dianalisis melalui proses stokastik Poisson. Meskipun demikian, dalam praktek juga seringkali ditemukan peristiwa yang terjadi secara bersamaan, seperti gempa bumi, dengan titik lokasi gempa yang saling berdekatan atau bertetangga. Sehingga, proses Poisson tidak sesuai lagi digunakan untuk menganalisis keadaan seperti ini. Alasan ini yang mendasari suatu kajian tentang proses titik, dimana didefinisikan sebagai koleksi acak dari titik-titik yang terletak pada suatu area tertentu (Schoenberg, 2000). Titik-titik dari proses bisa dinyatakan sebagai kejadian, waktu kejadian, lokasi kejadian maupun keduanya. 1

Secara analisis, membentuk proses titik dapat dilakukan melalui 4 pendekatan, yaitu melalui: 1) ukuran menghitung, 2) fungsi tangga, 3) barisan titik, dan 4) barisan interval. Pada tulisan ini, pendekatan ukuran menghitung akan menjadi topik menarik untuk dipelajari lebih dalam, karena ukuran menghitung merupakan pendekatan paling sistematis jika ruang dimensi proses diperluas (Daley dan Vere-Jones, 2003, h.8 dan h.41). Seiring perkembangan ilmu, aplikasi dari proses titik yang dibentuk melalui pendekatan ukuran menghitung dapat ditemukan dibeberapa bidang, yaitu 1) bidang Asuransi, khususnya pada pembuatan tabel kehidupan, dimana titik dari proses didefinisikan sebagai waktu individu meninggal, 2) bidang Fisika, untuk menghitung populasi partikel akibat benturan dua buah partikel utama (Griffiths, 1987), dimana titik dari proses didefinisikan sebagai partikel yang diidentifikasi berdasarkan kekuatan energi yang dimiliki, dan 3) bidang Demografi yang mempelajari perubahan populasi, dimana titik dari proses dapat didefinisikan sebagai kejadian kematian, kelahiran, migrasi dan emigrasi. Dari segi matematika, jika dikaitkan dengan masalah perhitungan, proses Poisson merupakan contoh trivial dari proses titik. Karenanya, proses Poisson didefinisikan sebagai proses titik sederhana 1, dimana banyaknya kejadian pada suatu himpunan mengikuti distribusi Poisson dan banyaknya kejadian pada himpunan yang saling lepas adalah saling bebas (Schoenberg, 2000). 1 Proses titik disebut sederhana (simple) jika semua titik dari proses berbeda, atau t i t j untuk i j (Schoenberg, 2000) 2

1.2 Tujuan Penulisan Beberapa referensi telah menjelaskan proses titik dengan baik, salah satunya buku teks dengan judul: An Introduction to the Theory of Point Processes, 2 nd edition yang ditulis oleh D.J Daley dan D. Vere-Jones (2003). Tetapi, studi lebih dalam pembentukan suatu proses titik belum banyak dijelaskan. Sehingga pada tulisan ini, akan dijelaskan bahwa ada 4 pendekatan untuk membentuk proses titik, yaitu ukuran menghitung, fungsi tangga, barisan titik, dan barisan interval. Berkaitan dengan ukuran menghitung, ada hal menarik untuk diamati, yang disebut dengan fungsi intensitas. Karenanya, pada tulisan ini akan dipelajari fungsi intensitas melalui 2 pendekatan, yaitu secara teoritis dan contoh konkrit. 1.3 Pembatasan Masalah Untuk dapat menjelaskan prosedur pembentukan proses titik secara lebih sederhana, maka pada tulisan ini, diambil proses yang didefinisikan di R dengan beberapa batasan di masing-masing pendekatannya. Pada pendekatan ukuran menghitung, penjelasannya dibatasi oleh: 1) hasil proses menghitung pada himpunan tertutup dan terbatas bernilai bulat nonnegatif dan hingga, 2) proses menghitung memiliki sifat kenaikan bebas, dan 3) contoh konkrit yang digunakan untuk menghubungkan pendekatan ukuran menghitung dengan pendekatan yang lain, berupa data kecelakaan 647 wanita yang bekerja di sebuah pabrik amunisi selama 5 minggu. Pendekatan kedua adalah fungsi tangga, dimana penjelasannya dibatasi oleh: 1) fungsinya tidak turun, 2) contoh konkrit yang digunakan untuk mendapatkan hubungan dengan pendekatan lainnya, berupa data waktu dari 3

sebuah tempat usaha fotokopi. Untuk pendekatan barisan titik, penjelasannya dibatasi oleh: 1) titiknya bernilai positif, 2) contoh konkrit yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar pendekatan, berupa data waktu pengunjung warung internet (warnet) Cozy di kota Bandung. Pendekatan terakhir adalah barisan interval, dimana penjelasannya dibatasi oleh: 1) intervalnya bernilai positif, 2) contoh konkrit yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar pendekatan, berupa data waktu antar kedatangan pengunjung. Sebagai ilustrasi dari fungsi intensitas, pendekatan teoritis yang dilakukan berupa analisis fungsi likelihood Poissson nonhomogen dengan menggunakan integral Riemann-Stieltjes dan analisis metode maksimum likelihood untuk mendapatkan taksiran fungsi intensitas kedatangan. Pada contoh konkrit, dilakukan studi numerik terhadap data pohon pinus berdaun panjang (longleaf pine) di hutan Wade Tract, Thomas County, Georgia. 1.4 Sistematika Penulisan Tulisan ini disajikan secara sistematis dalam 5 bab. Bab I menguraikan pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan. Bab II menjelaskan teori dasar meliputi proses stokastik, proses menghitung, dan proses titik. Seiring dengan penjelasan proses menghitung, akan dijelaskan pula tentang konsep partisi himpunan melalui bentuk yang sebangun dan pengemasan bola (sphere packing). Berkaitan dengan proses titik, pada bab ini akan dijelaskan tentang definisi dan klasifikasi proses titik. Selanjutnya, dijelaskan pula tentang prosedur pembentukan proses titik 4

melalui 4 pendekatan dan hubungan antar 4 pendekatan tersebut melalui beberapa contoh aplikasi yang sering ditemukan. Bab III menguraikan teori tentang integral Riemann-Stieltjes disertai aplikasi untuk bidang ilmu statistika. Selanjutnya, menggunakan integral Riemann-Stieltjes untuk menganalisis fungsi likelihood Poisson nonhomogen. Bab IV menguraikan secara matematika bagaimana memperoleh taksiran fungsi intensitas melalui metode maksimum likelihood dan melakukan studi numerik untuk memberikan gambaran bagaimana memperoleh fungsi intensitas dalam kasus nyatanya. Terakhir, kesimpulan dan saran untuk pengembangan lebih lanjut disajikan pada Bab V. 5