LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012

PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH SAKIT

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

1. Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2017

RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016

Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan Telp. (021) , (Hunting), Fax

PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SATUAN KERJA RSUP DR. SARDJITO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

ALOKASI REALISASI ANGGARAN DAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER- 36 /PB/2016 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA BADAN LAYANAN BIDANG LAYANAN KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

BAB II RENCANA STRATEGIS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Sejarah Berdirinya RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

Rencana Kerja Tahun 2015 (Revisi) 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

KATA PENGANTAR. Syukur Alhamdullillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. akhirnya

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015

D R W A H I D I N S U D I R O H U S O D O

Pemerintah Kota Tangerang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAKIP TAHUN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

DRAFT RENJA SKPD RSUD BLAMBANGAN KAB. BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN Rancangan Renja RSUD Blambangan TA. 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Tangerang, Oktober Direktur Utam. Rencana Kerja Tahunan RS. Dr. Sitanala Tangerang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

LAPORAN KINERJA RS JIWA SAMBANG LIHUM 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Contoh topik penelitian manajemen rumahsakit

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016

Transkripsi:

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG Jl. Ahmad Yani 169 Magelang 56102 Telp. 0293-363601 Faks. 0293-365183 Website : www.rsjsoerojo.co.id Email : admin@soerojo.co.id

KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang ini disusun sebagai pelaksanaan atas amanah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta INPRES Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instalasi Pemerintah yang mewajibkan setiap pemimpin satuan kerja sebagai penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi serta pemanfaatanpemanfaatan sumber daya yang dipercayakan kepadanya setiap tahun dalam bentuk laporan akuntabilitas kinerja. Tugas pokok dan fungsi organisasi yang dijabarkan dalam Rencana Strategis dan Bisnis 2019 Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang mempunyai tugas meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pelayanan Kesehatan, dan Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang tahun. Laporan akuntabilitas kinerja merupakan bentuk dari pertanggungjawaban tertulis atas kinerja Rumah Sakit jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang selama Tahun, yang tidak hanya melaporkan keberhasilan tetapi juga melaporkan kegagalan, permasalahan dan alternatif solusi pemecahannya, sehingga laporan akuntabilitas kinerja ini diharapkan dapat digunakan sebagai media informasi dan umpan balik dilingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Laporan akuntabilitas kinerja ini juga merupakan salah satu cara evaluasi yang obyektif, efisien dan efektif, yang dapat memberikan kontribusi kepada Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dan Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Magelang, Januari 2016 i

IKHTISAR EKSEKUTIF Untuk mewujudkan Visi dan Misi, Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang secara terus menerus berupaya untuk melakukan perubahan baik peningkatan mutu maupun cakupan pelayanan melalui program pelayanan unggulan dan pendidikan kesehatan jiwa secara holistik. Maksud dan tujuan penyusunan laporan akuntabilitas untuk memberikan gambaran umum tentang pencapaian kinerja pelayanan, SDM dan organisasi, keuangan dan sarana dan prasarana Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang dalam program pelayanan kesehatan jiwa maupun pelayanan umum dan pengelolaan sumber daya yang ada. Dengan ketersediaan sumber daya manusia, sumber daya anggaran, sumber daya sarana dan prasarana yang ada, Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang menghasilkan kinerja dan tingkat kesehatan rumah sakit yang baik. Upaya yang dilakukan meliputi peningkatan kinerja keuangan, peningkatan kinerja pelayanan, dan peningkatan kinerja mutu pelayanan dan manfaat bagi masyarakat. Peningkatan kinerja yang dicapai Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang merupakan dampak dari penataan sistem manajemen rumah sakit secara keseluruhan dan berkelanjutan meliputi sumber daya manusia, pelayanan, pendidikan, penelitian, keuangan, umum dan operasional yang mengedepankan etos kerja, produktivitas, efisiensi dan efektifitas dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki. Penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan seluruh kegiatan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang mengacu kepada Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi yang dijabarkan dalam Rencana Strategi Bisnis 2019 dan Rencana Bisnis dan Anggaran tahun. Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang tahun berisi sasaran strategis, indikator kinerja, hasil pengukuran kinerja pelayanan, SDM & organisasi, kinerja keuangan dan sarana & prasarana. Pengukuran pencapaian sasaran kegiatan dan program Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang Tahun terdapat dalam pencapaian kinerja dengan rincian sebagai berikut : 1. Kinerja pelayanan dengan capaian kinerja 48,75 dari target 54,00 atau tercapai 90,28 Persen. 2. Kinerja SDM dan organisasi dengan capaian kinerja 3,00 dari target 3,00 atau tercapai 100 Persen. 3. Kinerja keuangan dengan capaian kinerja 18,85 dari target 22,15 atau tercapai 85,10 Persen. 4. Kinerja sarana dan prasarana capaian kinerja 2,40 dari target 3,00 atau tercapai 80 Persen. ii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG Disahkan di : Magelang Pada tanggal : Januari 2016 Oleh dr. Bambang Prabowo, M.Kes Direktur Utama... dr. Dyah Wahyu Priyanti, MPH Plh. Direktur Medik dan Keperawatan... dr. Dyah Wahyu Priyanti, MPH Direktur SDM dan Pendidikan... Mustaqim, S.IP, M.Si Direktur Keuangan dan Adm. Umum... iii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i IKHTISAR EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 1 C. Tugas Pokok dan Fungsi... 2 D. Sistematika Penulisan... 4 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 5 A. Perencanaan Kinerja... 5 B. Perjanjian Kinerja... 9 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 11 A. Capaian Kinerja Organisasi... 11 B. Realisasi Anggaran... 60 BAB IV PENUTUP... 62 LAMPIRAN Perjanjian Kinerja Tahun... 64 Rencana Kinerja Tahun... 67 iv

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tercapainya kelangsungan penyelenggarakan rumah sakit yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme maka dalam pelaksanaannya harus berpedoman pada azas-azas umum penyelenggaraan negara yang melipui azas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan rumah sakit, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas dan akuntabilitas. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented governance. SAKIP merupakan sebuah sistem dengan pendekatan manajemen berbasis kinerja (performance-base management) untuk penyediaan informasi kinerja. Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintah yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, serta sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah yang lebih baik, maka disusun laporan akuntabilitas kinerja setiap tahun. Azas akuntabilitas adalah azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dengan ketentuan perundangundang. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap Instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan berdasarkan perencanaan strategi yang telah dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya. Untuk memenuhi hal-hal tersebut diatas, Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang setiap tahun menyampaikan laporan akuntabilitas kinerja kepada Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.Soerojo Magelang di tahun 2016 telah memenuhi standar akreditasi rumah sakit dan dinyatakan lulus tingkat paripurna berdasarkan sertifikat akreditasi nomor : KARS-SERT/190/1/2016 oleh Badan Komisi Akreditasi Rumah Sakit. B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang ini disusun sebagai bentuk dari pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas yang telah dilaksanakan dalam tahun yang meliputi kinerja pelayanan, SDM & organisasi, keuangan, dan sarana & prasarana. 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang merupakan rangkuman dari suatu proses dimana setiap unit kerja melakukan evaluasi kinerjanya masing-masing yang memuat keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian kinerja selama melaksanakan kegiatan tahun. C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang mempunyai tugas pokok dalam melaksanakan upaya kesehatan jiwa yang meliputi usaha preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif serta menyelenggarakan upaya sebagai pusat rujukan dan tempat pendidikan kesehatan jiwa. FUNGSI : 1. Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan jiwa pencegahan 2. Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan jiwa pemulihan 3. Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan jiwa kemasyarakatan 4. Melaksanakan sistem rujukan ( sistem referal ) PELAYANAN : 1. Pelayanan Kesehatan Jiwa - Pelayanan Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja - Pelayanan Kesehatan Jiwa Dewasa - Pelayanan Kesehatan Jiwa Usia Lanjut (Geriatri) - Pelayanan Napza - Pelayanan Kesehatan Jiwa Forensik - Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat - Pelayanan Rehabilitasi Psikososial 2. Pelayanan Kesehatan Saraf Terpadu 3. Pelayanan Psikologi 4. Pelayanan Pengobatan Penyakit Dalam Terpadu - Pelayanan Diabetes Terpadu 5. Pelayanan Kesehatan Kebidanan Dan Kandungan Terpadu 6. Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut 7. Pelayanan Rehabilitasi Medik Terpadu 8. Pelayanan Rehabilitasi Anak Terpadu 9. Pelayanan Bedah Terpadu 10. Pelayanan Penilaian Kapasitas Mental - Pelayanan General Check Up Fisik 2

STRUKTUR ORGANISASI : 3

D. SISTEMATIKA Sistematika penulisan laporan akuntabilitas kinerja ini mencakup Bab I : Pendahuluan Memuat latar belakang, maksud dan tujuan disusunnya laporan akuntabilitas kinerja, serta tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. Bab II : Perencanaan Kinerja Berisi rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja gambaran singkat sasaran strategis dan sasaran program/kegiatan. indikator kinerja dan targetnya, kebijakan dan strategi untuk mencapai visi, misi serta sasaran. Bab III : Akuntabilitas Kinerja Menguraikan capaian kinerja organisasi (kinerja pelayanan, keuangan, SDM & organisasi dan sarana & prasarana) dan realisasi anggaran. Bab IV : Simpulan Berisi simpulan atas capaian kinerja organisasi. Lampiran Lampiran 1. Perjanjian kinerja tahun 2. Rencana kinerja tahun 4

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Strategi untuk meningkatkan kinerja Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, dilakukan pemilihan prioritas utama strategi yang didasarkan pada peta kekuatan organisasi Rumah Sakit Prof. Dr. Soerojo Magelang. Prioritas strategi utama dalam rangka meningkatkan kinerja bisnis rumah sakit yang tertuang dalam Rencana Strategis dan Bisnis Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang pada periode tahun 2010 2014 adalah sebagai berikut : 1. Bidang Pelayanan Strategi yang diterapkan adalah melakukan inovasi produk layanan baik bidang psikiatri maupun bidang layanan fisik dengan menambah dan mengembangkan layanan spesialis lainnya. Dan untuk meningkatkan profesionalisme layanan maka setiap tindakan layanan dilakukan berdasarkan pada protap dan SOP. Dan dalam rangka membuka pangsa pasar baru yaitu membuka layanan kesehatan sosial, maka diperlukan melakukan kerjasama dengan BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial). 2. Bidang Keuangan Strategi yang diterapkan dalam bidang keuangan yaitu melakukan investasi baru sesuai kemampuan rumah sakit yang potensial mendatangkan laba dengan tidak membebani biaya operasional rumah sakit dan untuk memperlancar pembayaran biaya perawatan bagi pasien BPJS maka diperlukan MOU dengan pihak pemerintah daerah. Disamping itu juga perlu melakukan penyempurnaan pola tarif rumah sakit untuk menghitung unit cost dan membuat rencana pendapatan dan operasional rumah sakit. 3. Bidang Organisasi Untuk melakukan pengembangan bisnis rumah sakit, maka strategi organisasi rumah sakit membentuk unit bisnis baru, dengan mengembangkan jaringan bisnis dengan pihak ke tiga, dimana dalam pengembangan unit bisnis tersebut dilakukan sesuai dengan pedoman, garis-garis yang ditetapkan dalam Rencana Strategis dan Bisnis Rumah Sakit serta Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit yang selaras dengan Visi dan Misi Rumah Sakit. 5

4. Bidang Sumber Daya Manusia Peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk menghadapi tantangan layanan kesehatan yang semakin kompetitif. Dan dalam rangka meningkatkan kinerja, meningkatkan kesejahteraan, kedisiplinan pegawai, maka diperlukan sistem remunerasi untuk menilai kinerja pegawai secara obyektif. 5. Bidang Sarana dan Prasarana Strategi yang diterapkan untuk bidang sarana dan prasarana adalah melakukan mengadakan sarana dan prasarana sesuai prioritas kebutuhan pelayanan rumah sakit, memelihara sarana gedung secara rutin dan menyediakan prasarana rumah sakit seperti alat kesehatan dan pengembangan sistem informasi rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Sedangkan sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja untuk mencapai Visi dan Misi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang pada tahun adalah : Direktorat Medik dan Keparawatan 1. Sasaran o Peningkatan volume pelayanan rawat inap dan rawat jalan dengan target masing-masing sebesar 5 10 % o Meningkatnya kepuasan pasien pada pembayaran rawat inap o Meningkatnya pendapatan fungsional dengan target 10 15 % o Meningkatnya jumlah dan kualitas kerjasama pelayanan kesehatan dengan pihak ke III o Optimalisasi indikator kinerja operasional pelayanan dan indikator mutu manfaat. 2. Strategi o Optimalisasi sumber daya yang dipunyai rumah sakit o Melakukan diversifikasi jenis pelayanan o Mengoptimalkan unit yang potensional 3. Kebijakan o Melaksanakan sepenuhnya kebijakan pemerintah tentang pelayanan publik, antara lain pelayanan pasien miskin. o Pelayanan bersifat customer oriented o Menerapkan pelayanan komprehensif serta one stop service. 6

o Mengalokasikan dana ( 3 5 % ) dari kebutuhan program kerja jajaran medik dan keperawatan 4. Program Kerja o Peningkatan fasilitas fisik pelayanan kesehatan jiwa dan pelayanan penunjang o Melengkapi sarana medis dan non medis o Pengembangan jenis pelayanan o Peningkatan SDM o Peningkatan mutu pelayanan o Peningkatan utilisasi alat o Memfasilitasi kebutuhan tim di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Soerojo Magelang o Memfasilitasi kejadian tak terduga (musibah masal, KLB) o Pemeliharaan sarana dan prasarana o Program pelayanan pasien miskin Direktorat SDM dan Pendidikan 1. Sasaran o Meningkatnya komitmen dan disiplin SDM o Meningkatnya kompetensi dan produktifitas SDM o Meningkatnya kesejahteraan pegawai berbasis sistem remunerasi o Mengikatnya volume dan kualitas pelatihan profesi o Membangun instalasi diklat sebagai pusat pendapatan 2. Strategi o Penempatan SDM sesuai kompetensi o Perbaikan skor / index jasa pelayanan berdasarkan key performance indicator ( KPI ) o Menyusun tata hubungan kerja organisasi o Meningkatkan pemasaran pelatihan o Meningkatkan mutu pelayanan asrama diklat o Meningkatkan litbang berkaitan pelayanan dan mutu rumah sakit o Intensifikasi pendapatan SDM dan pendidikan o Membuat format laporan berdasar indikator kinerja 3. Kebijakan o Penyesuaian sistem insentif yang berbasis remunerasi 7

o o o o o Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM Memperjelas jangkauan pemasaran pelatihan Bekerjasama dengan SMF / bagian untuk menyelenggarakan pelatihan sesuai spesialisasi Mengembangkan sistem magang Meningkatkan aktivitas penelitian didukung secara material dan materiil 4. Program Kerja o Penyusunan remunerasi karyawan o Program kesejahteraan karyawan o Pengembangan karir planning o Raker penyusunan tata hubungan kerja organisasi o Program pelatihan intern dan ekstern o Program peningkatan sarana prasarana diklat o Program magang o Program litbang o Program review penelitian Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum 1. Sasaran o Tersusunnya Rencana Bisnis Anggaran tepat waktu o Tersusunnya laporan keuangan dan akuntabilitas kinerja Rumah Sakit ( LAKIP ) tepat waktu o Tersedianya pola perhitungan tarif berbasis unit cost dengan target paling lambat semester I o Tersedianya billing system dan sistem inventory berbasis IT dengan target paling lambat semester I o Peningkatan kualitas manajemen administrasi umum dan kerumahtanggaan rumah sakit o Peningkatan kualitas SIMAK BMN 2. Strategi o Mengoptimalkan pendapatan fungsional dan non fungsional o Mempercepat penagihan piutang o Memperpendek waktu tunggu pembayaran 8

3. Kebijakan o Meningkatkan pengendalian sistem keuangan di unit kerja o Selektifitas pembayaran pasien umum, askes, gakin o Perhitungan unit cost dengan metode ABC ( case mix ) o Melakukan negosiasi ulang dengan PT.Askes tentang jenis dan tarif pelayanan o Kerjasama dengan kantor piutang negara o Pengaturan lokasi pembayaran pada unti-unit pelayanan o Meningkatkan kerjasama dengan baik 4. Program Kerja o Koordinasi intern dan ekstern ( PT Askes, Jamsostek dll ) o Peningkatan kemampuan billing system o Program penagihan piutang o Memperbaiki tata ruang pembayaran o Melengkapi hardware billing o Menyusun tarif pelayanan berdasarkan real cost dan uji coba case mix o Pelatihan keuangan o Program sarana kantor untuk mendukung kinerja B. PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS : RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG TAHUN : NO SASARAN STRATEGIS IKU 1 2 3 4 I 1 PERSPEKTIF KEUANGAN Terwujudnya peningkatan pendapatan 2 Terwujudnya efisiensi II 3 III 1 PERSPEKTIF PELANGGAN Terwujudnya Kepuasan Stake Holder PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL Terwujudnya Inovasi Pelayanan Holistik Rasio pencapaian pendapatan terhadap proyeksi Rasio Pendapatan Operasional terhadap Biaya Operasional 100% 69% Kepuasan Pelanggan 85% Jumlah produk layanan inovatif kesehatan jiwa anak dan remaja 2 9

NO SASARAN STRATEGIS IKU 2 3 4 5 6 7 8 IV 1 2 3 4 Terwujudnya pendidikan dan pelatihan berbasis best practice dari pelayanan Terwujudnya kemitraan strategis dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian Terwujudnya penerapan proses bisnis terintegrasi Terwujudnya hasil riset berdasarkan blue print penelitian Terwujud mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Good Clinical Governance) Terwujudnya standar mutu pendidikan dan pelatihan Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik (Good Corporate Governance) Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psikiatri (CLP) Jumlah produk layanan Psychiatri Forensik Jumlah Topik Pelatihan berbasis best practice dari pelayanan Jumlah penambahan kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat pendidikan dan penelitian Maksimum temuan setiap hasil audit Jumlah Hasil Riset dari Blue Print 2 Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Klinik Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Manajerial Jumlah Pelatihan yang memliki Kurikulum Terstandar Capaian indikator kinerja RS BLU tahun berjalan PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN Terwujudnya budaya kerja sesuai nilai-nilai organisasi Terwujudnya SIM RS terintegrasi Tersedianya SDM yang kompeten sesuai kebutuhan organisasi Terwujudnya keandalan sarana dan prasarana Prosentase Hasil Penilain Nilai Nilai Organisasi Jumlah modul Manajemen yang terintegrasi Prosentase Pencapaian Kompetensi SDM 2 1 2 3 5 10 82% 82% 2 84% 65% 15 70% Minimum Prosentase OEE 50% 10

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. KINERJA ORGANISASI Pengukuran kinerja merupakan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang dalam kurun waktu bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun. Tahun merupakan tahun pertama dari Rencana Strategis dan Bisnis Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang Tahun 2019. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator kegiatan di dalam Rencana Strategis dan Bisnis, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Selain untuk mendapatkan informasi mengenai masing masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang khususnya dibandingkan dengan target yang ingin dicapai dan sudah ditetapkan diawal tahun. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis dan Bisnis Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang dan penetapan kinerja. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikatorindikator Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang yang ditetapkan sasaransasarannya adalah sebagai berikut : A. KINERJA PELAYANAN Kelompok masyarakat anak dan remaja Peserta pendidikan PPDS II Kelompok masyarakat dewasa Kelompok masyarakat usia lanjut Pasien rawat inap Pasien rawat inap dan rawat jalan Semua kelompok masyarakat B. KINERJA SDM DAN ORGANISASI Tersusunnya struktur organiasi BLU Meningkatnya jumlah staf yang memenuhi kompetensi sesuai bidangnya 11

Meningkatnya disiplin tanggung jawab pegawai terhadap tupoksi Menurunnya komplain lewat media massa C. KINERJA KEUANGAN Tercapainya kinerja keuangan yang sehat Tercapainya tingkat rentabilitas RS yang wajar Tercapainya tingkat likuiditas RS dan struktur permodalan yang kuat Tercapainya pemanfaatan anggaran dalam bentuk investasi Tercapainya pengelolaan keuangan yang akuntabel D. KINERJA SARANA DAN PRASARANA Meningkatnya jumlah gedung pelayanan yang representatif Menurunnya jumlah bangunan gedung yang rusak, tidak terawat, tidak digunakan Terpenuhinya dan terawatnya sarana pendukung pelayanan keswa Tersedianya sarana sistem informasi manajemen cepat/ akurat Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut : 1. MEMBANDINGKAN ANTARA TAHUN DAN KINERJA TAHUN : NO INDIKATOR KINERJA A. KINERJA PELAYANAN 54,00 48,75 a. Pertumbuhan Produktivitas 13,00 10,75 1 Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Jalan 1,50 2,00 2 Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Darurat 1,50 1,25 3 Pertumbuhan Hari Perawatan Rawat Inap 1,00 0,50 4 Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi 1,50 1,50 5 Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium 1,50 0,50 6 Pertumbuhan Operasi 1,50 0,00 7 Pertumbuhan Rehab Medik 2,00 2,00 8 Pertumbuhan Peserta Didik Pendidikan Kedokteran 1,00 1,50 9 Pertumbuhan Penelitian yang Dipublikasikan 1,50 1,50 b. Efektivitas Pelayanan 13,00 9,00 1 Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam Selesai Pelayanan 2,00 1,00 2 Pengembalian Rekam Medik 2,00 2,00 3 Angka Pembatalan Operasi 1,50 1,50 4 Angka Kegagalan Hasil Radiologi 2,00 0,50 5 Penulisan Resep sesuai Formularium 1,50 2,00 6 Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium 2,00 1,50 7 Bed Occupancy Rate (BOR) 2,00 0,50 c. Mutu Pelayanan 11,00 11,50 12

NO INDIKATOR KINERJA 1 Emergency Response Time Rate 1,50 2,00 2 Waktu Tunggu Rawat Jalan 1,50 2,00 3 Length of Stay 1,50 0,50 4 Kecepatan Pelayanan Resep Obat Jadi 1,50 1,00 5 Waktu Tunggu Sebelum Operasi 2,00 2,00 6 Waktu Tunggu Hasil Laboratorium 1,50 2,00 7 Waktu Tunggu Hasil Radiologi 1,50 2,00 d. Mutu Klinik 11,00 11,50 1 Angka Kematian di Gawat Darurat 2,00 1,50 2 Angka Kematian/Kebutaan 48 Jam 2,00 2,00 3 Post Operative Death Rate 2,00 2,00 4 Angka Infeksi Nosokomial 3,00 4,00 5 Angka Kematian Ibu di Rumah Sakit 2,00 2,00 e. Keperdulian Kepada Masyarakat 3,50 4,00 1 Pembinaan kepada Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sarana Kesehatan Lain 1,00 1,00 2 Penyuluhan Kesehatan 1,00 1,00 3 Rasio Tempat Tidur Kelas III 1,50 2,00 f. Kepuasan Pelanggan 2,50 2,00 1 Penanganan Pengaduan/Komplain 1,00 1,00 2 Kepuasan Pelanggan 1,50 1,00 B SDM DAN ORGANISASI 3,00 3,00 a. Pertumbuhan Pembelajaran 3,00 3,00 1 Rata-rata Jam Pelatihan Karyawan 1,00 1,00 2 Persentase Dokter Pendidik Klinis Mendapat TOT 1,00 1,00 3 Program Reward dan Punishment 1,00 1,00 C KEUANGAN 22,15 18,85 a. Rasion Keuangan 11,30 8,00 1 Rasio Kas ( Cash Ratio) 0,25 0,25 2 Rasio Lancar (Current Ratio) 2,50 2,50 3 Periode Penagihan Piutang ( Collection Periods) 2,00 2,00 4 Perputaran Aset tetap ( Fixed Asset Turnover) 0,50 0,50 5 Imbalan atas Aset Tetap ( return on Fixed Aset) 1,10 0,00 6 Imbalan Ekuitas ( Return on Equity) 1,20 0,00 7 Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover) 1,25 1,00 8 Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional 2,50 1,75 9 Rasio Subsidi Biaya Pasien 0,00 b. Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU 10,85 10,85 1 RBA Definitif 2,00 2,00 2 Laporan Keuangan Berdasarkan SAK 1,85 1,85 13

NO INDIKATOR KINERJA 3 Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU 2,00 2,00 4 Tarif layanan 1,00 1,00 5 Sistem Akuntansi 1,00 1,00 6 Persetujuan Rekening 0,50 0,50 7 SOP Pengelolaan Kas 0,50 0,50 8 SOP Pengelolaan Piutang 0,50 0,50 9 SOP Pengelolaan Utang 0,50 0,50 10 SOP Pengadaan Barang & Jasa 0,50 0,50 11 SOP Pengelolaan Barang Inventaris 0,50 0,50 D SARANA DAN PRASARANA 3,00 2,40 a. Kepedulian Terhadap Lingkungan 3,00 2,40 1 Kebersihan Lingkungan (Program Rumah Sakit Berseri) 2,00 2,00 2 Hasil Pelaksanaan Program Proper Lingkungan 1,00 0,40 SUB TOTAL INDIKATOR KINERJA 82,15 73,00 2. MAMBANDINGKAN ANTARA KINERJA SERTA KINERJA TAHUN DENGAN TAHUN 2014 - Perbandingan capaian kinerja tahun 2014 sampai dengan tahun adalah sebagai berikut : 2014 NO INDIKATOR KINERJA A. KINERJA PELAYANAN 55,00 88,00 48,75 90,28 a. Pertumbuhan Produktivitas 15,00 83,33 10,75 82,69 1 Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Jalan 1,50 75,00 2,00 133,33 2 Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Darurat 1,50 75,00 1,25 83,33 3 Pertumbuhan Hari Perawatan Rawat Inap 0,00 0,00 0,50 50,00 4 Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi 2,00 100,00 1,50 100,00 5 Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium 2,00 100,00 0,50 33,33 6 Pertumbuhan Operasi 2,00 100,00 0,00 0,00 7 Pertumbuhan Rehab Medik 2,00 100,00 2,00 100,00 8 Pertumbuhan Peserta Didik Pendidikan Kedokteran 2,00 100,00 1,50 150,00 9 Pertumbuhan Penelitian yang Dipublikasikan 2,00 100,00 1,50 100,00 b. Efektivitas Pelayanan 10,50 77,78 9,00 69,23 1 Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam Selesai Pelayanan 2,00 100,00 1,00 50,00 2 Pengembalian Rekam Medik 2,00 100,00 2,00 100,00 3 Angka Pembatalan Operasi 1,50 75,00 1,50 100,00 4 Angka Kegagalan Hasil Radiologi 0,50 25,00 0,50 25,00 14

2014 NO INDIKATOR KINERJA 5 Penulisan Resep sesuai Formularium 2,00 133,33 2,00 133,33 6 Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium 2,00 100,00 1,50 75,00 7 Bed Occupancy Rate (BOR) 0,50 25,00 0,50 25,00 c. Mutu Pelayanan 11,50 88,46 11,50 104,55 1 Emergency Response Time Rate 2,00 100,00 2,00 133,33 2 Waktu Tunggu Rawat Jalan 1,50 75,00 2,00 133,33 3 Length of Stay 1,00 50,00 0,50 33,33 4 Kecepatan Pelayanan Resep Obat Jadi 1,00 100,00 1,00 66,67 5 Waktu Tunggu Sebelum Operasi 2,00 100,00 2,00 100,00 6 Waktu Tunggu Hasil Laboratorium 2,00 100,00 2,00 133,33 7 Waktu Tunggu Hasil Radiologi 2,00 100,00 2,00 133,33 d. Mutu Klinik 12,00 100,00 11,50 104,55 1 Angka Kematian di Gawat Darurat 2,00 100,00 1,50 75,00 2 Angka Kematian/Kebutaan 48 Jam 2,00 100,00 2,00 100,00 3 Post Operative Death Rate 2,00 100,00 2,00 100,00 4 Angka Infeksi Nosokomial 4,00 100,00 4,00 133,33 5 Angka Kematian Ibu di Rumah Sakit 2,00 100,00 2,00 100,00 e. Keperdulian Kepada Masyarakat 4,00 100,00 4,00 114,29 1 Pembinaan kepada Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sarana Kesehatan Lain 1,00 100,00 1,00 100,00 2 Penyuluhan Kesehatan 1,00 100,00 1,00 100,00 3 Rasio Tempat Tidur Kelas III 2,00 100,00 2,00 133,33 f. Kepuasan Pelanggan 2,00 100,00 2,00 80,00 1 Penanganan Pengaduan/Komplain 1,00 100,00 1,00 100,00 2 Kepuasan Pelanggan 1,00 100,00 1,00 66,67 B SDM DAN ORGANISASI 3,00 100,00 3,00 100,00 a. Pertumbuhan Pembelajaran 3,00 100,00 3,00 100,00 1 Rata-rata Jam Pelatihan Karyawan 1,00 100,00 1,00 100,00 2 Persentase Dokter Pendidik Klinis Mendapat TOT 1,00 100,00 1,00 100,00 3 Program Reward dan Punishment 1,00 100,00 1,00 100,00 C KEUANGAN 21,20 95,71 18,85 85,10 a. Rasion Keuangan 10,35 91,59 8,00 70,80 1 Rasio Kas ( Cash Ratio) 0,25 100,00 0,25 100,00 2 Rasio Lancar (Current Ratio) 2,50 100,00 2,50 100,00 3 Periode Penagihan Piutang ( Collection Periods) 1,00 50,00 2,00 100,00 4 Perputaran Aset tetap ( Fixed Asset Turnover) 1,00 200,00 0,50 100,00 5 Imbalan atas Aset Tetap ( return on Fixed Aset) 0,80 72,73 0,00 0,00 6 Imbalan Ekuitas ( Return on Equity) 0,80 66,67 0,00 0,00 7 Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover) 1,00 80,00 1,00 80,00 15

NO INDIKATOR KINERJA 2014 8 Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional 2,50 100,00 1,75 70,00 9 Rasio Subsidi Biaya Pasien 0,50 0,00 #DIV/0! b. Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU 10,85 100,00 10,85 100,00 1 RBA Definitif 2,00 100,00 2,00 100,00 2 Laporan Keuangan Berdasarkan SAK 1,85 100,00 1,85 100,00 3 Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU 2,00 100,00 2,00 100,00 4 Tarif layanan 1,00 100,00 1,00 100,00 5 Sistem Akuntansi 1,00 100,00 1,00 100,00 6 Persetujuan Rekening 0,50 100,00 0,50 100,00 7 SOP Pengelolaan Kas 0,50 100,00 0,50 100,00 8 SOP Pengelolaan Piutang 0,50 100,00 0,50 100,00 9 SOP Pengelolaan Utang 0,50 100,00 0,50 100,00 10 SOP Pengadaan Barang & Jasa 0,50 100,00 0,50 100,00 11 SOP Pengelolaan Barang Inventaris 0,50 100,00 0,50 100,00 A T 2,40 80,00 2,40 80,00 a. Kepedulian Terhadap Lingkungan 2,40 80,00 2,40 80,00 1 Kebersihan Lingkungan (Program Rumah Sakit Berseri) 2,00 10,00 2,00 100,00 2 Hasil Pelaksanaan Program Proper Lingkungan 0,40 40,00 0,40 40,00 SUB TOTAL INDIKATOR KINERJA 81,60 90,02 73,00 88,86 16

3. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun dengan beberapa tahun terakhir. SUBASPEK / INDIKATOR SKOR TA. 2013 TA. 2014 TA. II. KINERJA PELAYANAN 64.00 52.53 88.00 55.00 88.00 48.75 90.28 a. Pertumbuhan Produktivitas 18.00 13.00 79.00 15.00 83.33 10.75 82.69 1 Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Jalan 2.00 2.00 100.00 1.50 75.00 2.00 133.33 2 Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Darurat 2.00 2.00 100.00 1.50 75.00 1.25 83.33 3 Pertumbuhan Hari Perawatan Rawat Inap 2.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.50 50.00 4 Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi 2.00 2.00 100.00 2.00 100.00 1.50 100.00 5 Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium 2.00 1.50 75.00 2.00 100.00 0.50 33.33 6 Pertumbuhan Operasi 2.00 2.00 100.00 2.00 100.00 0.00 0.00 7 Pertumbuhan Rehab Medik 2.00 2.00 100.00 2.00 100.00 2.00 100.00 8 Pertumbuhan Peserta Didik Pendidikan Kedokteran 2.00 0.00 0.00 2.00 100.00 1.50 150.00 9 Pertumbuhan Penelitian yang Dipublikasikan 2.00 1.50 100.00 2.00 100.00 1.50 100.00 b. Efektivitas Pelayanan 14.00 9.25 74.00 10.50 78.00 9.00 69.23 1 Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam Selesai Pelayanan 2.00 1.25 83.00 2.00 100.00 1.00 50.00 2 Pengembalian Rekam Medik 2.00 2.00 300.00 2.00 100.00 2.00 100.00 3 Angka Pembatalan Operasi 2.00 0.50 25.00 1.50 75.00 1.50 100.00 4 Angka Kegagalan Hasil Radiologi 2.00 0.50 25.00 0.50 25.00 0.50 25.00 5 Penulisan Resep sesuai Formularium 2.00 2.00 133.00 2.00 133.33 2.00 133.33 6 Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium 2.00 1.50 75.00 2.00 100.00 1.50 75.00 7 Bed Occupancy Rate (BOR) 2.00 1.50 75.00 0.50 25.00 0.50 25.00 c. Mutu Pelayanan 14.00 12.50 96.00 11.50 88.00 11.50 104.55 1 Emergency Response Time Rate 2.00 2.00 100.00 2.00 100.00 2.00 133.33 2 Waktu Tunggu Rawat Jalan 2.00 2.00 100.00 1.50 75.00 2.00 133.33 3 Length of Stay 2.00 1.50 75.00 1.00 50.00 0.50 33.33 4 Kecepatan Pelayanan Resep Obat Jadi 2.00 2.00 200.00 1.00 100.00 1.00 66.67 5 Waktu Tunggu Sebelum Operasi 2.00 2.00 100.00 2.00 100.00 2.00 100.00 6 Waktu Tunggu Hasil Laboratorium 2.00 1.00 50.00 2.00 100.00 2.00 133.33 7 Waktu Tunggu Hasil Radiologi 2.00 2.00 100.00 2.00 100.00 2.00 133.33 d. Mutu Klinik 12.00 12.00 100.00 12.00 100.00 11.50 104.55 1 Angka Kematian di Gawat Darurat 2.00 2.00 100.00 2.00 100.00 1.50 75.00 2 Angka Kematian/Kebutaan 48 Jam 2.00 2.00 100.00 2.00 100.00 2.00 100.00 3 Post Operative Death Rate 2.00 2.00 100.00 2.00 100.00 2.00 100.00 4 Angka Infeksi Nosokomial 4.00 4.00 100.00 4.00 100.00 4.00 133.33 5 Angka Kematian Ibu di Rumah Sakit 2.00 2.00 100.00 2.00 100.00 2.00 100.00 e. Keperdulian Kepada Masyarakat 4.00 4.00 100.00 4.00 100.00 4.00 114.29 1 Pembinaan kepada Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sarana Kesehatan Lain 1.00 1.00 100.00 1.00 100.00 1.00 100.00 2 Penyuluhan Kesehatan 1.00 1.00 100.00 1.00 100.00 1.00 100.00 17

SUBASPEK / INDIKATOR SKOR TA. TA. 2013 TA. 2014 f. Kepuasan Pelanggan 2.00 1.78 89.00 2.00 100.00 2.00 80.00 1 Penanganan Pengaduan/Komplain 1.00 1.00 100.00 1.00 100.00 1.00 100.00 2 Kepuasan Pelanggan 1.00 0.78 78.00 1.00 100.00 1.00 66.67 B. SDM DAN ORGANISASI a. Pertumbuhan Pembelajaran 3.00 3.00 100.00 3.00 100.00 3.00 100.00 1 Rata-rata Jam Pelatihan Karyawan 1.00 1.00 100.00 1.00 100.00 1.00 100.00 2 Persentase Dokter Pendidik Klinis Mendapat TOT 1.00 1.00 100.00 1.00 100.00 1.00 100.00 3 Program Reward dan Punishment 1.00 1.00 100.00 1.00 100.00 1.00 100.00 C. KINERJA KEUANGAN 30.00 20.15 89.00 21.20 96.00 18.85 85.10 a. Rasion Keuangan 19.00 9.10 81.00 10.35 92.00 8.00 70.80 1 Rasio Kas ( Cash Ratio) 2.00 0.25 100.00 0.25 100.00 0.25 100.00 2 Rasio Lancar (Current Ratio) 2.50 2.50 100.00 2.50 100.00 2.50 100.00 3 Periode Penagihan Piutang ( Collection Periods) 2.00 0.50 25.00 1.00 50.00 2.00 100.00 4 Perputaran Aset tetap ( Fixed Asset Turnover) 2.00 0.50 100.00 1.00 200.00 0.50 100.00 5 Imbalan atas Aset Tetap ( return on Fixed Aset) 2.00 1.40 127.27 0.80 72.73 0.00 0.00 6 Imbalan Ekuitas ( Return on Equity) 2.00 1.20 100.00 0.80 66.67 0.00 0.00 7 Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover) 2.00 0.75 60.00 1.00 80.00 1.00 80.00 8 Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional 2.50 2.00 80.00 2.50 100.00 1.75 70.00 9 Rasio Subsidi Biaya Pasien 2.00 0.00 0.50 0.00 #DIV/0! b. Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU 11.00 10.60 97.70 10.85 100.00 10.85 100.00 1 RBA Definitif 2.00 2.00 100.00 2.00 100.00 2.00 100.00 2 Laporan Keuangan Berdasarkan SAK 2.00 1.85 100.00 1.85 100.00 1.85 100.00 3 Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU 2.00 2.00 100.00 2.00 100.00 2.00 100.00 4 Tarif layanan 1.00 0.75 75.00 1.00 100.00 1.00 100.00 5 Sistem Akuntansi 1.00 1.00 100.00 1.00 100.00 1.00 100.00 6 Persetujuan Rekening 0.50 0.50 100.00 0.50 100.00 0.50 100.00 7 SOP Pengelolaan Kas 0.50 0.50 100.00 0.50 100.00 0.50 100.00 8 SOP Pengelolaan Piutang 0.50 0.50 100.00 0.50 100.00 0.50 100.00 9 SOP Pengelolaan Utang 0.50 0.50 100.00 0.50 100.00 0.50 100.00 10 SOP Pengadaan Barang & Jasa 0.50 0.50 100.00 0.50 100.00 0.50 100.00 11 SOP Pengelolaan Barang Inventaris 0.50 0.50 100.00 0.50 100.00 0.50 100.00 D. SARANA DAN PRASARANA a. Kepedulian Terhadap Lingkungan 3.00 2.40 80.00 2.40 80.00 2.40 80.00 1 Kebersihan Lingkungan (Program Rumah Sakit Berseri) 2.00 2.00 100.00 2.00 10.00 2.00 100.00 2 Hasil Pelaksanaan Program Proper Lingkungan 1.00 0.40 40.00 0.40 40.00 0.40 40.00 SUB TOTAL INDIKATOR KINERJA 100.00 77.63 88.00 81.60 90.00 73.00 88.86 18

Perbandingan capaian indikator kinerja Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr Soerojo Magelang Tahun 2011 dengan 2012 adalah sebagai berikut. NO INDIKATOR KINERJA 2011 2012 A. INDIKATOR KINERJA KEUANGAN 9,84 12,80 100,95 1 Imbalan Investasi ( Return on Investment ) 0,40 50,00 1,80 300,00 2 Rasio Kas ( Cash Ratio ) 3,00 100,00 2,40 80,00 3 Rasio lancar ( Curent Ratio ) 1,80 60,00 0,00 0,00 4 Collection Period ( CP ) 0,72 24,00 3,00 208,33 5 Perputaran Persediaan ( PP ) 0,72 40,00 3,00 208,33 6 Perputaran Total Asset ( Tatto ) 1,40 100,00 0,80 57,14 7 Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva 1,80 75,00 1,80 100,00 B. INDIKATOR KINERJA PELAYANAN 22,45 77,82 25,70 77,88 A. PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS 5,20 53,61 4,10 48,81 1. Rerata kunjungan rawat jalan per hari 0,40 20,00 0,80 66,67 2. Rerata kunjungan rawat darurat per hari 1,60 80,00 0,80 50,00 3. Hari Perawatan ( H P ) 0,80 66,67 0,80 50,00 4. Pemeriksaan Radiologi/Hr 0,50 0,30 60,00 Pemeriksaan Psikometri/Hr 0,00 0,00 0,20 100,00 5. Pemeriksaan Laboratorium/Hr 0,20 0,00 0,00 Kegiatan Kesehatan Jiwa Masyarakat/Bl 1,00 100,00 0,00 0,00 6. Rata-rata Operasi/Hr 0,30 30,00 0,00 0,00 Kegiatan Psikoterapi/Hr 0,10 40,00 0,20 40,00 7. Rata-rata Rehab Medik/Hr 0,20 20,00 0,50 100,00 Pelayanan Rehab Psikososial/Hr 0,10 40,00 0,50 100,00 B. EFISIENSI PELAYANAN 6,00 104,35 7,50 60,00 1. Rasio Pasien Rawat Jalan dg Dokter 0,25 100,00 0,25 25,00 2. Rasio Pasien Rawat Jalan dengan Perawat 0,25 100,00 0,50 50,00 3. Rasio Pasien Rawat darurat dengan dokter 0,25 100,00 0,50 50,00 4. Rasio Pasien Rawat Darurat dengan Perawat 0,25 100,00 0,50 50,00 5. Rasio Pasien Rawat Inap dengan Dokter 0,25 50,00 0,25 50,00 6. Rasio Pasien Rawat Inap dengan Perawat 0,25 100,00 0,50 100,00 7. BOR 2,00 400,00 2,00 100,00 8. AvLOS 1,50 100,00 2,00 133,33 9. BTO 0,50 100,00 0,50 25,00 10. TOI 0,50 33,33 0,50 25,00 C. PERTUMBUHAN DAYA SAING 1,00 41,67 1,60 100,00 1. Sales Growth ( SALG ) 0,60 30,00 1,20 100,00 2. Activity Growth 0,40 100,00 0,40 100,00 19

NO INDIKATOR KINERJA 2011 2012 D. PENGEMBANGAN SDM 2,50 83,33 2,50 100,00 1. Program Diklat 1,50 75,00 1,50 100,00 2. Penghargaan dan Sanksi 1,00 100,00 1,00 100,00 E. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 2,25 90,00 4,00 160,00 1. Pengembangan Produk baru Bidang Pelayanan 0,75 50,00 2,00 133,33 2. Pengembangan sistem Manajemen 1,00 200,00 1,00 200,00 3. Penelitian 0,50 100,00 0,00 4. Peningkatan Penguasaan Teknologi 1,00 F. ADMINISTRASI 5,50 100,00 6,00 109,09 1. Ketetapan penyampaian RBA 2,00 100,00 2,00 100,00 2. Laporan Triwulan ( ketepatan ) 2,00 133,33 2,00 133,33 3. Laporan Tahunan (ketepatan ) 1,50 75,00 2,00 100,00 C. INDIKATOR KINERJA MUTU PELAYANAN DAN MANFAAT BAGI MASYARAKAT 34,75 96,53 35,73 95,92 A. MUTU PELAYANAN 18,00 83,72 16,23 90,17 1 Emergency response time rate 1,50 75,00 1,50 100,00 2 Angka kematian di UGD 1,50 50,00 1,50 100,00 3 Angka Pasien Lari 1,50 100,00 1,50 100,00 4 Angka Bunuh Diri 1,50 100,00 1,50 100,00 5 Angka Kematian Netto ³ 48 jam (NDR) 3,00 150,00 3,00 100,00 6 Angka pasien rawat inap yang dirujuk 1,50 75,00 0,48 32,00 7 Post Operative Death Rate 1,00 50,00 1,00 100,00 8 Angka inveksi nosokomial 1,50 75,00 1,50 100,00 9 Angka Cidera Fisik 1,00 100,00 0,50 50,00 10 Kecepatan pelayanan resep obat jadi 1,00 50,00 0,75 75,00 11 Waktu tunggu sebelum operasi 1,00 66,67 1,00 100,00 12 Pasien dengan Askep Modal Praktek Keperawatan Profesional 2,00 200,00 2,00 100,00 B. KEPEDULIAN KEPADA MASYARAKAT 9,50 190,00 10,50 87,50 1. 2. Pembinaan kepada Puskesmas, unit terkait dan sarana kesehatan lain Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) 2,00 2,00 80,00 1,00 200,00 1,00 66,67 3. Rasio Tempat Tidur kelas III 1,50 150,00 2,00 100,00 4. Pemanfaatan TT (BOR) kelas III 1,50 150,00 1,50 60,00 5. Prosentase Pasien Rawat Jalan tidak mampu 2,00 200,00 2,00 100,00 6. Penyuluhan di luar Rumah Sakit 1,50 100,00 2,00 133,33 20

NO INDIKATOR KINERJA 2011 2012 C. KEPUASAN PELANGGAN 4,25 70,83 6,00 141,18 1. Prosentase komplain 1,50 75,00 2,00 133,33 2. Lama waktu tunggu di poliklinik 0,75 37,50 2,00 266,67 3. Kemudahan pelayanan 2,00 100,00 2,00 100,00 D. KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN 3,00 85,71 3,00 100,00 1. Kebersihan lingkungan 1,50 100,00 1,50 100,00 2. Hasil Uji AMDAL 1,50 75,00 1,50 100,00 Jumlah 67,04 83,54 74,23 89,51 1. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Uraian kinerja dari masing-masing sasaran dan indikatornya adalah sebagai berikut: I. INDIKATOR KINERJA BLU RUMAH SAKIT A. KINERJA PELAYANAN Untuk mencapai sasaran ini, ada beberapa indikator kinerja yang digunakan dimana masing-masing indikator dapat diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usul pemecahan masalahnya sebagai berikut: a. Pertumbuhan Produktivitas 1. Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Jalan a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Jalan pada tahun sebesar 2.00 sudah tercapai 133,33 persen dari yang ditargetkan yaitu 1,50. b. Kendala yang dihadapi Masih kurangnya koordinasi dengan adanya data billing dengan data masing masing instalasi/unit yang terkait. c. Usul pemecahan masalah Perlu meningkatkan produk pelayanan yang ada di pelayanan rawat jalan untuk dapat mendukung pencapaian sasaran yang ada baik data maupun pelayanan. Mengarahkan pemanfaatan data untuk mendukung pencapaian indikator. Data Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Jalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Jalan 2,00 1,50 2,00 133,33 21

2. Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Darurat a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Darurat pada tahun sebesar 1,25 tercapai 83,33 persen dari yang ditargetkan yaitu 1,50. Hal ini terjadi karena adanya perubahan regulasi rujukan berjenjang BPJS. b. Kendala yang dihadapi Berubahnya kebijakan BPJS dan masih munculnya perbedaan persepsi di masyarakat tentang kriteria pasien yang harus mendapatkan pelayanan gawat darurat. c. Usul pemecahan masalah Peningkatan mutu pelayanan dan peningkatan kompetensi SDM professional dan sosialisasi ke masyarakat tentang criteria pelayanan gawat darurat. Data Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Darurat dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Darurat 2,00 1,50 1,25 83,33 3. Pertumbuhan Hari Perawatan Rawat Inap a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Pertumbuhan Hari Perawatan pada tahun sebesar 0,50 tercapai 50 persen dari yang ditargetkan yaitu 1,00. Belum tercapai dari skor yang ditargetkan dikarenakan pasien rawat inap mengalami penurunan. b. Kendala yang dihadapi Menurunnya kunjungan pasien. c. Usul pemecahan masalah Meningatkan mutu asuhan pasien dan mengoptimalkan pemasaran dan promosi rumah sakit. Data Pertumbuhan Hari Perawatan Rawat Inap dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Pertumbuhan Hari Perawatan Rawat Inap 2,00 1,00 0,50 50,00 22

4. Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi pada tahun sebesar 1,50 tercapai 100 persen dari yang ditargetkan. Hal ini dapat tercapai dikarenakan semakin meningkatnya permintaaan pemeriksaan radiologi. b. Kendala yang dihadapi Walaupun target tercapai tetapi masih ada pelayanan yang belum bisa dilayani oleh karena fasilitas alkes belum ada. c. Usul pemecahan masalah Mulai tahun 2016 produk layanan radiologi akan bertambah dengan adanya pemeriksaan CT scan. Data Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi 2,00 1,50 1,50 100,00 5. Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium pada tahun sebesar 0,50 tercapai 33,33 persen dari yang ditargetkan sebesar 1,50. Jumlah pemeriksaannya menurun dibanding tahun sebelumnya dikarenakan sistem rujukan berjenjang dari BPJS. b. Kendala yang dihadapi Sistem rujukan yang berjenjang sehingga menyebabkan jumlah pasien menurun. Tarif paket sehingga terjadi efisiensi pemeriksaan penunjang menyebabkan jumlah permintaan menurun. c. Usul pemecahan masalah Peningkatan promosi pemeriksaan laboratorium (Lab) bukan dari pasien JKN. Data Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium 2,00 1,50 0,50 33,33 23

6. Pertumbuhan Operasi a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Pertumbuhan Operasi pada tahun sebesar 0, belum tercapai target dikarenakan angka pasien masih belum memenuhi target. b. Kendala yang dihadapi Karena adanya kebijakan tentang rujukan berjenjang melalui proses. c. Usul pemecahan masalah Peningkatan fasilitas ruang operasi dan peningkatan kompetensi profesional. Data Pertumbuhan Operasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Pertumbuhan Operasi 2,00 1,50 0,00 0,00 7. Pertumbuhan Rehab Medik a. Kondisi yang dicapai Pertumbuhan Instalasi Rehabilitasi Medik di mencapai 16%, suatu angka pertumbuhan yang cukup tinggi, diatas persyaratan pertumbuhan yang ditetapkan oleh kementrian kesehatan sebesar 10%. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun 2014 yang sebesar 49%, maka di tahun angka pertumbuhan mengalami penurunan sebesar 33%. Hal ini dikarenakan layanan TMS di semester II tahun mengalami penurunan yang signifikan sehubungan dengan tidak bisa terklaimnya layanan TMS dan BPJS. b. Kendala yang dihadapi Beberapa alat elektromedik belum bisa difungsikan secara optimal karena kurang dimanfaatkan alat-alat tersebut oleh dokter. Jumlah fisioterapis yang masih kurang dibandingkan dengan beban kerja. Belum ada koding layanan TMS, Stress Analyzer di sistem BPJS sehingga layanan tersebut tidak bisa terbayar sebagai tindakan tersendiri. c. Usul pemecahan masalah Penambahan SDM Fisioterapi sebanyak 2 orang. Peningkatan kebutuhan/kepedulian dokter untuk pemanfaatan peralatan peralatan elektromedik diagnostik dan terapeutik. Peningkatan kompetensi dokter dan perawat elektromedik untuk operasionalisasi alat elektromedik. Penambahan koding layanan TMS dan Stress Analyzer di sistem BPJS. 24

Data Pertumbuhan Rehab Medik dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Pertumbuhan Rehab Medik 2,00 2,00 2,00 100,00 8. Pertumbuhan Peserta Didik Pendidikan Kedokteran a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Pertumbuhan Peserta Didik Pendidikan Kedokteran pada tahun sebesar 1,50 tercapai 150 persen dari yang ditargetkan. Kenaikan jumlah coass sebanyak 34 orang dibandingkan tahun 2014 berasal dari FK Universitas Tanjungpura yang melakukan kerjasama kepaniteraan klinik dengan mengirimkan coassnya pada April. Data Pertumbuhan Peserta Didik Pendidikan Kedokteran dapat di lihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Pertumbuhan Peserta Didik Pendidikan Kedokteran 2,00 1,00 1,50 150,00 9. Pertumbuhan Penelitian yang Dipublikasikan a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Pertumbuhan Penelitian yang Dipublikasikan pada tahun sebesar 1,50 tercapai 100 persen dari yang ditargetkan. b. Kendala yang dihadapi Untuk meningkatkan jumlah penelitian yang dipublikasikan perlu adanya peningkatan minat dari pegawai rumah sakit. c. Usul pemecahan masalah Mengadakan lomba penulisan ilmiah. Data Pertumbuhan Penelitian yang Dipublikasikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Pertumbuhan Penelitian yang Dipublikasikan 2,00 1,50 1,50 100,00 25

b. Efektifitas Pelayanan 1. Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam Selesai Pelayanan a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam Selesai Pelayanan pada tahun sebesar 1,00 tercapai 50 persen dari yang ditargetkan 2,00. b. Kendala yang dihadapi Resume medis terlambat diisi. Dokter tidak visit setiap hari. Banyak formulir rekam medis yang tidak terisi. c. Usul Pemecahan Masalah Koordinasi dengan DPJP. Supervisi pengisian dokumen rekam medis di pelayanan sebelum dikembalikan ke Instalasi Rekam Medis. Data Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam Selesai Pelayanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam Selesai Pelayanan 2,00 2,00 1,00 50,00 2. Pengembalian Rekam Medik a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Pengembalian Rekam Medik pada tahun sebesar 2,00 tercapai 100 persen dari yang ditargetkan 2,00. b. Kendala yang dihadapi Tidak ada kendala karena semua dokumen rekam medis Rawat Inap setelah pelayanan kembali ke Rekam Medis. c. Usul Pemecahan Masalah Lebih ditingkatkan agar tercapai 100%. Data Pengembalian Rekam Medik dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Pengembalian Rekam Medik 2,00 2,00 2,00 100,00 26

3. Angka Pembatalan Operasi a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Angka Pembatalan Operasi pada tahun sebesar 1,50 tercapai 100 persen dari yang ditargetkan 1,50. Hal ini tercapai karena semakin baiknya manajemen bedah. b. Usul Monitoring evaluasi mempertahankan hasil yang sudah baik. Data Angka Pembatalan Operasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Angka Pembatalan Operasi 2,00 1,50 1,50 100,00 4. Angka Kegagalan Hasil Radiologi a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Angka Kegagalan Hasil Radiologi pada tahun sebesar 0,50 tercapai 25 persen dari yang ditargetkan 2,00. Hal ini terbesar dipengaruhi oleh faktor alat dan proses yang masih manual. b. Kendala yang dihadapi Karena dalam pengelolaan hasil data pasien radiologi masih menggunakan proses manual. c. Usul pemecahan maslah Tahun ini sudah direncanakan untuk pembelian alat CR (Computerized Radiographic) yang akan memperbaiki proses hasil dan meminimalkan kegagalan. Data Angka Kegagalan Hasil Radiologi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Angka Kegagalan Hasil Radiologi 2,00 2,00 0,50 25,00 5. Penulisan Resep sesuai formularium a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Penulisan Resep sesuai Formularium pada tahun sebesar 2,00 tercapai 133,33 persen dari yang ditargetkan 1,50. Kondisi kepatuhan peresepan terhadap formularium rumah sakit masih di bawah Standar Pelayanan Minimum yaitu untuk kepatuhan terhadap formularium rumah sakit 100 persen. b. Kendala yang dihadapi Ada beberapa kasus tertentu dimana obat yang dibutuhkan untuk terapi belum masuk ke formularium. 27

c. Usul pemecahan masalah Membeli obat pada apotik yang mempunyai perjanjian kerjasama dengan rumah sakit. Meminjam obat pada rumah sakit yang mempunyai perjanjian kerjasama dengan rumah sakit. Data Penulisan Resep sesuai Formularium dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Penulisan Resep sesuai Formularium 2,00 1,50 2,00 133,33 6. Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Penulisan Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium pada tahun sebesar 1,50 tercapai 75 persen dari yang ditargetkan 2,00, capaian masih di bawah target karena jumlah pengulangan pemeriksaan masih cukup banyak. b. Kendala yang dihadapi Ada beberapa alat yang umurnya sudah lebih dari 5 tahun, menyebabkan kondisi yang tidak stabil. c. Usul pemecahan masalah Memerlukan pengadaan alat baru. Data Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium 2,00 2,00 1,50 75,00 7. Bed Occupancy Rate (BOR) a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Bed Occupancy Rate (BOR) pada tahun sebesar 0,50 tercapai 25 persen dari yang ditargetkan 2,00. Hai ini dipengaruhi oleh regulasi rujukan berjenjang oleh BPJS. b. Kendala yang dihadapi Adanya perubahan sistem layanan rujukan berjenjang. c. Usul pemecahan masalah Skrening rutin dan meningkatkan kerjasama dengan puskesmas jejaring. 28

Data Bed Occupancy Rate (BOR) dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Bed Occupancy Rate (BOR) 2,00 2,00 0,50 25,00 c. Mutu Pelayanan 1. Emergency Response Time Rate a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Emergency Response Time Rate pada tahun sebesar 2,00 tercapai 133,33 persen dari yang ditargetkan 1,50, ratarata waktu tunggu sampai mendapatkan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat adalah 37 detik sesuai dengan pedoman SK Menteri Kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar Pelayaan Minimal Rumah Sakit. b. Kendala yang dihadapi Indikator yang digunakan berbeda dengan indikator Rumah Sakit BLU sehingga tidak dapat dibandingkan. c. Usul pemecahan masalah Penyesuaian indikator yang digunakan. Data Emergency Response Time Rate dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Emergency Response Time Rate 2,00 1,50 2,00 133,33 2. Waktu Tunggu Rawat Jalan a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Waktu Tunggu Rawat Jalan pada tahun sebesar 2,00 tercapai 133.33 persen dari yang ditargetkan 1,50, rata-rata waktu tunggu sampai mendapatkan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat adalah 25 menit 15 detik dengan pedoman sesuai SK Menteri Kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar Pelayaan Minimal Rumah Sakit. b. Kendala yang dihadapi Indikator yang digunakan berbeda dengan indikator Rumah Sakit BLU sehingga tidak dapat dibandingkan. c. Usul pemecahan masalah Perlunya penyesuaian indikator yang digunakan. 29

Data Waktu Tunggu Rawat Jalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Waktu Tunggu Rawat Jalan 2,00 1,50 2,00 133,33 3. Length of Stay a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Length of Stay pada tahun sebesar 0,50 tercapai 33,33 persen dari yang ditargetkan 1,50, belum tercapai sesuai yang ditargetkan dikarenakan lama rawat pasien jiwa masih tinggi. b. Kendala yang dihadapi Keterlibatkan keluarga dalam pemberian asuhan di rumah sakit masih rendah. c. Usul pemecahan masalah Meningkatkan edukasi dan koordinasi dengan keluarga dan care giver. Data Length of Stay dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Length of Stay 2,00 1,50 0,50 33,33 4. Kecepatan Pelayanan Resep Obat Jadi a. Kondisi yang dicapai Kondisi pelayanan obat jadi resep pasien rawat jalan melebihi Standar Pelayanan Minimal yaitu untuk waktu tunggu obat jadi 30 menit. b. Kendala yang dihadapi Kurangnya sumber daya manusia. Masuknya resep ke apotik secara bersamaan. Billing klaim obat kronis BPJS dilakukan oleh tenaga farmasis. Sistem IT belum dipergunakan secara maksimal. c. Usul pemecahan masalah Penambahan sumber daya manusia. Billing klaim obat kronis BPJS dilakukan oleh tenaga non farmasis. Memaksimalkan sistem IT sehingga kegiatan manual dapat dikurangi. 30

Data Kecepatan Pelayanan Resep Obat Jadi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Kecepatan Pelayanan Resep Obat Jadi 2,00 1,50 1,00 66,67 5. Waktu Tunggu Sebelum Operasi a. Analisis kondisi yang dicapai Untuk Rasio Waktu Tunggu Sebelum Operasi pada tahun sebesar 2,00 tercapai 100 persen dari yang ditargetkan 2,00. Hai ini tercapai karena manajemen bedah semakin baik. Data Waktu Tunggu Sebelum Operasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Waktu Tunggu Sebelum Operasi 2,00 2,00 2,00 100,00 6. Waktu Tunggu Hasil Laboratorium a. Analisis kondisi yang dicapai Untuk Rasio Waktu Tunggu Hasil Laboratorium pada tahun sebesar 2,00 tercapai 133.33 persen dari yang ditargetkan 1,50. Lama menunggu hasil laboratorium adalah 1 jam 18 menit. b. Kendala yang dihadapi Ada beberapa alat yang umurnya sudah lebih dari 5 tahun, menyebabkan kondisi yang tidak stabil. c. Usul pemecahan masalah Pengusul pengadaan alat baru. Data Waktu Tunggu Hasil Laboratorium dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Waktu Tunggu Hasil Laboratorium 2,00 1,50 2,00 133,33 7. Waktu Tunggu Hasil Radiologi a. Analisis kondisi yang dicapai Untuk Rasio Waktu Tunggu Hasil Radiologi pada tahun sebesar 2,00 tercapai 133.33 persen dari yang ditargetkan 1,50. Lama menunggu hasil laboratorium adalah 18 menit 39 detik. 31

b. Kendala yang dihadapi Pasien jiwa maupun pasien kritis kebanyakan tidak kooperatif/sulit dipositioningkan. c. Usul pemecahan masalah faktor operator dapat diupayakan dengan melakukan pertemuan internal membahas mutu sekaligus peningkatan mutu melalui training terkait. Untuk faktor alat diupayakan alat dalam kondisi optimum dengan maintenance adekuat, namun perlu didukung dengan adanya sistem CR ( Computerized Radiographic ) dimana dapat dicapai ZERO REJECT dimana pengolahan data pasien radiographic secara computerized, sehingga kegagalan film cetak dapat dihindari. Data Waktu Tunggu Hasil Radiologi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Waktu Tunggu Hasil Radiologi 2,00 1,50 2,00 133,33 d. Mutu Klinik 1. Angka Kematian di Gawat Darurat a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Angka Kematian di Gawat Darurat pada tahun sebesar 1,50 tercapai 75 persen dari yang ditargetkan 2,00. Hal ini mendorong rumah sakit untuk meningkatkan fasilitas dan meningkatkan kompetensi professional di IGD. b. Kendala yang dihadapi Monev pelayanan di IGD belum optimal. Sistem rujukan dengan RS jejaring belum optimal. c. Usul pemecahan masalah Meningkatkan mutu pelayanan. Meningkatkan kompetensi SDM professional. Meningkatkan kerjasama dengan RS rujukan jejaring. Data Angka Angka Kematian di Gawat Darurat dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Angka Kematian di Gawat Darurat 2,00 2,00 1,50 75,00 32

2. Angka Kematian/Kebutaan 48 Jam a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Angka Kematian/Kebutaan 48 jam pada tahun sebesar 2,00 tercapai 100 persen dari yang ditargetkan 2,00. Hal ini dikarenakan semakin baiknya manajemen pelayanan. b. Usul Monitoring evaluasi berkelanjutan Data Angka Kematian/Kebutaan 48 Jam dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Angka Kematian/Kebutaan 48 Jam 2,00 2,00 2,00 100,00 3. Post Operative Death Rate a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Post Operative Death Rate Darurat pada tahun sebesar 2,00 tercapai 100,00 persen dari yang ditargetkan 2,00. Hal ini dikarenakan manajemen pelayanan bedah yang semakin baik. Data Post Operative Death Rate dapat dilihat pada tabel di bawah ini: SKOR Post Operative Death Rate 2,00 2,00 2,00 100,00 4. Angka Infeksi Nosokomial a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Angka Infeksi Nosokomial pada tahun sebesar 4,00 tercapai 133,33 persen dari yang ditargetkan 3,00. Hal ini dikarenakan meningkatnya kepatuhan cuci tangan petugas dan pencegahan infeksi di lingkungan RS. Data Angka infeksi nosokomial dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Angka Infeksi Nosokomial 4,00 3,00 4,00 133,33 33

5. Angka Kematian Ibu di Rumah Sakit a. Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Angka Kematian Ibu di Rumah Sakit pada tahun sebesar 2,00 tercapai 100 persen dari yang ditargetkan 2,00. Hal ini dikarenakan telah terlaksannya sistem PONEK di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. b. Kendala yang dihadapi Belum optimalnya pelaksanaan rujukan di rumah sakit jejaring. c. Usul pemecahan masalah Meningkatkan pelaksanaan PONEK dengan MONEV yang berkelanjutan. Data Angka Kematian Ibu di Rumah Sakit dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Angka Kematian Ibu di Rumah Sakit 2,00 2,00 2,00 100,00 e. Kepedulian kepada Masyarakat 1. Pembinaan kepada Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sarana Kesehatan Lain a. Analisis kondisi yang dicapai Kegiatan integritas kesehatan jiwa pada tahun dilaksanakan melauli pemberdayaan petugas kesehatan puskesmas dengan metode pelatihan deteksi dini dan penatalaksanaan gangguan jiwa di layanan primer dengan harapan mereka mampu melakukan pelayanan kesehatan jiwa secara mandiri. Kegiatan integrasi kesehatan jiwa pada tatanan anak dan remaja dilakukan di wilayah sekolah dengan asumsi anak dan remaja paling banyak menghabiskan kegiatannya disekolah. b. Kendala yang dihadapi Stigma gangguan jiwa yang tidak hanya melekat pada masyarakat awam saja tetapi juga pada pemerintah (pemda), sehingga belum semua kabupaten/kota mengerti akan pentingnya kesehatan jiwa. Kendala intergrasi kesehatan jiwa di ranah pendidikan, belum adanya kesepahaman tentang kesehatan jiwa disekolah (adanya stigma bahwa kesehatan jiwa adalah identik dengan sakit jiwa). Kendala integrasi kesehatan jiwa di ranah sosial, laju pertumbuhan PGOT (Gelandang Psikotik) dengan jumlah panti sosial yang tidak sebanding. 34

c. Usul pemecahan masalah Perlu dukungan kebijakan dan regulasi sehingga kesehatan jiwa mendapatkan perhatian. Penguatan TPKJM (Tim Pembina / Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat) baik ditingkat pusat maupun daerah. Pemenuhan sarana dan prasarana termasuk obat untuk pelayanan ditingkat primer. Data Angka Pembinaan Kepada Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sarana Kesehatan Lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Pembinaan kepada Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sarana Kesehatan Lain 1,00 1,00 1,00 100,00 2. Penyuluhan Kesehatan a. Analisis kondisi yang dicapai Kegiatan pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga telah menjadi kewajiban RSJ Prof. Dr. soerojo Magelang dengan diberlakukannya kebijakan pemberian informasi dan edukasi yang dilakukan oleh seluruh pemberi asuhan (dokter, perawat, dan penunjang medis). b. Kendala yang dihadapi Pemberian informasi dan edukasi mempunyai hambatan diantaranya adalah perubahan budaya dan perilaku untuk memberikan informasi dan edukasi membutuhkan sosialisasi dan waktu yang lama, serta membutuhkan kerja sama seluruh civitas hospitalia. c. Usul pemecahan masalah Dukungan dan komitmen mulai dari pimpinan Rumah Sakit sampai pelaksana untuk membrikan pendidikan kepada pasien dan keluarga. Sebagai Rumah Sakit pendidikan, Penyuluhan di Poliklinik / Unit rawat jalan dengan memberdayakan mahasiswa kesehatan yang sedang praktik di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. Data Penyuluhan Kesehatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Penyuluhan Kesehatan 1,00 1,00 1,00 100,00 35

3. Rasio Tempat Tidur Kelas III a. Analisis kondisi yang dicapai Untuk Rasio Tempat Tidur Kelas III pada tahun sebesar 2,00 tercapai 133,33 persen dari target 1,50. b. Kendala yang dihadapi Untuk kapasitas tempat tidur masih berubah-rubah dan untuk pasien kelas III administrasinya mengacu pada BPJS c. Usul pemecahan masalah Menata dan membenahi kapasitas tempat tidur kelas III Data Rasio Tempat Tidur Kelas III dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Rasio Tempat Tidur Kelas III 2,00 1,50 2,00 133,33 f. Kepuasan Pelanggan 1. Penanganan Pengaduan/Komplain a. Analisa Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Penanganan Pengaduan/Komplain pada tahun sebesar 1,00 tercapai 100 persen dari yang ditargetkan, pengaduan kompalin tertulis tahun sebanyak 30 dan sudah ditindaklanjuti semua. b. Kendala yang dihadapi Kotak saran dan form komplain belum terdistribusi merata ke semua unit pelayanan. Sosialisasi kebijakan penanganan komplain berdasarkan kategori (merah, Kuning, hijau) muncul di akhir tahun. Belum ada pembentukan tim penanganan komplain untuk mengoptimalkan koordinasi penanganan komplain. c. Usul pemecahan masalah Menyegarkan pendistribusian kotak saran dan form komplain. Dilakukan sosialisasi ulang kebijakan penanganan komplain. Segera dibentuk tim penanganan komplain. Data Penanganan Pengaduan/Komplain dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Penanganan Pengaduan/Komplain 1,00 1,00 1,00 100,00 36

2. Kepuasan Pelanggan a. Analisa Kondisi yang dicapai Untuk Rasio Kepuasan Pelanggan pada tahun sebesar 1,00 tercapai 66,67 persen dari yang ditargetkan, kepuasan pelanggan tertulis tahun dengan hasil penilaian IKM adalah 80,7. b. Kendala yang dihadapi Hasil survey kepuasan belum ada analisa tersendiri dari setiap satker. c. Solusi pemecahan masalah Berkoordinasi dengan satker terkait perencanaan peningkatan dan pelayanan di tahun berikutnya. Data Penanganan kepuasan pelanggan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Kepuasan pelanggan 1,00 1,50 1,00 66,67 B. KINERJA SDM DAN ORGANISASI Untuk mencapai sasaran ini, ada beberapa indikator kinerja yang digunakan dimana masing-masing indikator dapat diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usul pemecahan masalahnya sebagai berikut: a. Pertumbuhan Pembelajaran 1. Rata-rata Jam Pelatihan Karyawan a. Analisis kondisi yang dicapai Untuk Rasio Rata-rata Jam Pelatihan Karyawan pada tahun sebesar 1,00 tercapai 100 persen dari yang ditargetkan. b. Kendala yang dihadapi Kurangnya pemerataan pelatihan untuk staff dan keterbatasan pihak penyelenggara yang mendapatkan pelatihan untuk staf di area kritis. c. Usul pemecahan masalah Perbaikan basis data pelatihan yang diikuti oleh pegawai di masingmasing unit kerja. Data Rata-rata Jam Pelatihan Karyawan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Rata-rata Jam Pelatihan Karyawan 1,00 1,00 1,00 100,00 37

2. Persentase Dokter Pendidik Klinis Mendapat TOT a. Analisis kondisi yang dicapai Untuk Rasio Persentase Dokter Pendidik Klinis Mendapat TOT pada tahun sebesar 1,00 tercapai 100 persen dari yang ditargetkan, saat ini sudah semua dokdiknis sudah mengikuti TOT. b. Kendala yang dihadapi Jumlah dokdiknis berkurang karena ada mutasi ke rumah sakit lain. c. Usul pemecahan masalah Adanya tambahan pembimbing klinis baru yang telah mengikuti TOT dimungkinkan untuk ditawarkan proses dokdiknis. Data Persentase Dokter Pendidik Klinis Mendapat TOT dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Persentase Dokter Pendidik Klinis Mendapat TOT 1,00 1,00 1,00 100,00 3. Program Reward dan Punishment a. Analisis kondisi yang dicapai Program Reward dan Punishment diterapkan pada semua pegawai, adapun penerapan punishment berdasarkan PP 53 tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil. b. Kendala yang dihadapi Reward belum merata ke semua pegawai. c. Usul pemecahan masalah Agar jajaran manajerial di semua lini dan unit memperhatikan kinerja pegawai di bawahnya. Data Program Reward dan Punishment dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA SKOR Program Reward dan Punishment 1,00 1,00 1,00 100,00 38

C. KINERJA KEUANGAN 2014 NO INDIKATOR KINERJA C KEUANGAN 21,20 95,71 18,85 85,10 a. Rasion Keuangan 10,35 91,59 8,00 70,80 1 Rasio Kas ( Cash Ratio) 0,25 100,00 0,25 100,00 2 Rasio Lancar (Current Ratio) 2,50 100,00 2,50 100,00 3 Periode Penagihan Piutang ( Collection Periods) 1,00 50,00 2,00 100,00 4 Perputaran Aset tetap ( Fixed Asset Turnover) 1,00 200,00 0,50 100,00 5 Imbalan atas Aset Tetap ( return on Fixed Aset) 0,80 72,73 0,00 0,00 6 Imbalan Ekuitas ( Return on Equity) 0,80 66,67 0,00 0,00 7 Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover) 1,00 80,00 1,00 80,00 8 Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional 2,50 100,00 1,75 70,00 9 Rasio Subsidi Biaya Pasien 0,50 0,00 b. Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU 10,85 100,00 10,85 100,00 1 RBA Definitif 2,00 100,00 2,00 100,00 2 Laporan Keuangan Berdasarkan SAK 1,85 100,00 1,85 100,00 3 Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU 2,00 100,00 2,00 100,00 4 Tarif layanan 1,00 100,00 1,00 100,00 5 Sistem Akuntansi 1,00 100,00 1,00 100,00 6 Persetujuan Rekening 0,50 100,00 0,50 100,00 7 SOP Pengelolaan Kas 0,50 100,00 0,50 100,00 8 SOP Pengelolaan Piutang 0,50 100,00 0,50 100,00 9 SOP Pengelolaan Utang 0,50 100,00 0,50 100,00 10 SOP Pengadaan Barang & Jasa 0,50 100,00 0,50 100,00 11 SOP Pengelolaan Barang Inventaris 0,50 100,00 0,50 100,00 Indikator Kinerja Keuangan terdiri atas 2 aspek, yaitu aspek keuangan dan aspek kepatuhan. Indikator kinerja keuangan RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang tahun mengalami penurunan dibanding tahun 2014, yaitu dari 21,70% menjadi 18,85%. Hal-hal yang berpengaruh dalam capaian indikator kinerja keuangan antara lain adalah: 1. Turunnya pendapatan di tahun dibanding tahun 2014. Kondisi ini disebabkan oleh: Perubahan regulasi dari BPJS, yaitu adanya aturan rujukan berjenjang Jamkesda Propinsi di tahun sudah tidak memberikan subsidi pembiayaan untuk Kabupaten atau Kota di Propinsi Jawa Tengah, dan tidak diimbangi dengan kenaikan prosentase jaminan di masing-masing Kabupaten/Kota. Bahkan beberapa Kabupaten/Kota tidak memberikan 39

penjaminan karena sudah bertransformasi ke BPJS untuk penjaminan kesehatan di wilayahnya. Selain itu PMKS/pasung/PGOT sudah tidak dijamin lagi oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah. 2. Belum dimanfaatkannya aset tetap yang diinvestasikan oleh rumah sakit secara optimal, bahkan terdapat aset tetap yang belum dimanfaatkan sama sekali. 3. Belum dilakukannya pemanfaatan idle cash untuk menghasilkan pendapatan. 4. Belum dilakukannya efisiensi biaya. 5. Belum berjalannya sistem informasi rumah sakit secara optimal sehingga support data belum berjalan tepat waktu dan pengolahan data untuk penyusunan laporan keuangan masih manual, yang berdampak pada laporan keuangan tidak tersaji secara tepat waktu. Guna meningkatkan skor indikator kinerja keuangan, upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah: 1. Senantiasa meningkatkan penatausahaan piutang 2. Membuat perencanaan yang lebih baik 3. Meningkatkan pendapatan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki rumah sakit yang berpotensi menghasilkan pendapatan 4. Melakukan efisiensi biaya 5. Melakukan percepatan pembangunan sistem informasi rumah sakit Analisis kondisi yang dicapai, kendala dan usul pemecahan masalah di setiap indikator keuangan adalah sebagai berikut : a. ASPEK KEUANGAN 1. Rasio Kas/Cash Ratio Realisasi skor yang diperoleh RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang adalah 0,25. Hal tersebut disebabkan karena nilai kas dan setara kas yang dimiliki rumah sakit sangat besar atau lebih dari cukup untuk memenuhi kewajiban yang timbul (sangat likuid). Hal tersebut juga mengindikasikan adanya idle cash yang berarti bahwa rumah sakit belum dapat mengoptimalkan pengelolaan aset lancar khususnya kas yang menganggur. Dalam rangka pencapaian skor cash ratio yang ideal, maka hal-hal yang perlu dilakukan, dengan asumsi nilai kewajiban jangka pendek tidak berubah signifikan, yaitu memanfaatkan idle cash dengan cara mengalokasikan kas dan setara kas yang tersedia dalam bentuk deposito termasuk ke dalam kelompok investasi jangka pendek (jatuh tempo tiga bulan sampai dengan 1 tahun) maupun dalam bentuk penanaman dana lainnya. 2. Rasio Lancar/Current Ratio Berdasarkan perhitungan, RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang sudah memperoleh skor ideal dalam arti rumah sakit memiliki dana yang lebih dari cukup untuk memenuhi/mambayar hutang-hutangnya. 40

Karena sudah mencapai skor ideal, maka perlu mempertahankan nilai tersebut atau dengan meningkatkan aset lancar. Namun peningkatan aset lancar ini seyogyanya tidak tertumpu pada kas/setara kas. Apabila sebagian besar adalah kas, maka harus dapat memanfaatkan idle cash yang ada, karena akan berpengaruh terhadap rasio kas juga. 3. Collection Period Berdasarkan perhitungan, RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang sudah memperoleh skor ideal yaitu 2,00. Artinya bahwa rata-rata jangka waktu dari timbulnya piutang sampai dengan piutang tersebut dapat tertagih dalam 1 tahun telah masuk dalam kategori yang ideal. Kondisi ini disebabkan karena piutang yang dimiliki oleh RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang sebagian besar adalah piutang lancar, yaitu piutang dari penajmin (BPJS, Jamkesda, dan penjamin lainnya). Disamping itu juga dikarenakan pengelolaan piutang yang cukup memadai, baik sisi penatausahaan maupun penagihannya. Telah tercapainya skor yang ideal ini perlu dipertahankan dengan mengoptimalkan fungsi pengelolaan piutang, serta senantiasa berupaya meningkatkan pendapatan. 4. Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover) Realisasi skor yang diperoleh RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang adalah 0,50 atau di bawah skor yang ideal. Kondisi ini mencerminkan nilai aset tetap yang dimiliki rumah sakit belum dapat menghasilkan pendapatan yang signifikan terhadap biaya yang telah dikeluarkan. Hal ini disebabkan oleh : - Aset tetap yang dimiliki rumah sakit belum dimanfaatkan secara optimal guna menghasilkan pendapatan. - Banyaknya aset tetap baru yang diperoleh di tahun dan di tahun tersebut belum berfungsi, sehingga belum menghasilkan pendapatan, serta adanya realisasi aset tetap yang tidak bertujuan untuk menghasilkan pendapatan. - Realisasi aset tetap tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan bahkan pendapatan tahun menurun dibandingkan tahun 2014. Upaya yang dapat dilakukan rumah sakit untuk mencapai skor yang meningkat antara lain adalah: - Meningkatkan pendapatan - Segera memanfaatkan aset-aset tetap yang dimiliki rumah sakit untuk pelayanan-pelayanan yang dapat menghasilkan pendapatan. 5. Imbalan atas Aset Tetap (Return on Asset) Berdasarkan perhitungan, RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang tidak mendapatkan skor disebabkan karena rumah sakit mengalami defisit, yaitu biaya yang dikeluarkan rumah sakit lebih besar dari pendapatan yang diperoleh. Hal tersebut mengindikasikan bahwa aktifitas operasional 41

rumah sakit yang belum efektif dan optimal sehingga berpengaruh pada profit yang dihasilkan. Upaya yang dapat dilakukan rumah sakit agar skor ROA lebih meningkat adalah: - Meningkatkan pendapatan rumah sakit - Melakukan pemanfaatan aset tetap secara optimal terutama untuk menghasilkan pendapatan - Melakukan efisiensi biaya operasional rumah sakit 6. Imbalan Ekuitas (Return on Equity) Berdasarkan perhitungan, RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang tidak mendapatkan skor disebabkan karena rumah sakit mengalami defisit, yaitu biaya yang dikeluarkan rumah sakit lebih besar dari pendapatan yang diperoleh. Hal tersebut mengindikasikan bahwa aktifitas operasional rumah sakit yang belum efektif dan optimal sehingga berpengaruh pada profit yang dihasilkan. Upaya yang dapat dilakukan rumah sakit untuk meningkatkan rasio ini adalah dengan meningkatkan surplus/defisit sebelum pos keuntungan/kerugian yaitu dengan meningkatkan pendapatan operasional dan melakukan efisiensi biaya operasional rumah sakit. 7. Rasio Perputaran Persediaan (PP) Realisasi skor RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang di tahun belum mencapai skor yang ideal dikarenakan besarnya nilai persediaan di akhir tahun. Sehingga persediaan tersebut menumpuk di gudang tanpa dapat menghasilkan pendapatan secara optimal. Upaya yang dapat dilakukan rumah sakit: - Memperbaiki sistem perencanaan yang terkait dengan pembelian persediaan - Memperbaiki penatausahaan persediaan di gudang - Melakukan efisiensi 8. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional Berdasarkan perhitungan, RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang belum mencapai skor yang ideal, dikarenakan belum seimbangnya antara biaya operasional yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diterima. Sehingga guna meningkatkan pencapaian skor, upaya yang dapat dilakukan antara lain: Meningkatkan pendapatan operasional rumah sakit dengan menggali sumber daya yang dimiliki, baik aset tetap, aset lancar (pemanfaatan idle cash), dan aset yang lainnya, serta terobosan-terobosan lain yang bisa meng generate pendapatan. Diperlukan komitmen dari seluruh unsur yang ada di rumah sakit untuk melakukan efisiensi 42

9. Rasio Subsidi terhadap Pendapatan PNBP Berdasarkan perhitungan, RSJ Prof Dr. Soerojo Magelang tidak mendapatkan skor untuk rasio tersebut. Dari data hasil perhitungan tersebut mencerminkan bahwa dari pendapatan yang diterima rumah sakit, maka subsidi yang diberikan belum sebanding dengan pendapatan yang diterima. Hal ini dikarenakan sebagian besar pasien yang dilayani adalah pasien jaminan, sehingga subsidi yang diberikan rumah sakit juga kecil. Guna mencapai skor yang ideal maka disamping rumah sakit meningkatkan pendapatan juga perlu diimbangi dengan pelaksanaan Public Service Obligation (PSO), yang juga harus ditatausahakan dengan baik. b. ASPEK KEPATUHAN Penilaian kinerja keuangan dari aspek kepatuhan sebagian besar telah memenuhi skor ideal, hanya ada 1 aspek kepatuhan yang belum memenuhi skor ideal yaitu penyampaian laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dimana masih terdapat keterlambatan ratarata sampai dengan 30 hari. Kondisi ini disebabkan oleh : - Support data yang belum berjalan secara optimal - Pengolahan data yang masih manual Guna meningkatkan skor ini, hal yang dapat dilakukan adalah: - Senantiasa meningkatkan koordinasi dengan unit kerja supporting data dan dokumen sumber dapat optimal - Memfokuskan pada pembangunan sistem informasi yang dapat mendukung kevalidan data serta aplikasi akuntansi - Penyediaan SDM yang cukup dan kompeten dibidang akuntansi Dari hasil perhitungan tersebut, menggambarkan bahwa kinerja keuangan tahun menurun dibandingkan kinerja tahun 2014. Hal ini disebabkan: 1. Turunnya pendapatan di tahun dibanding tahun 2014. Kondisi ini disebabkan oleh: - Perubahan regulasi dadri BPJS, yaitu adanya aturan rujukan berjenjang - Jamkesda Propinsi di tahun sudah tidak memberikan subsidi pembiayaan untuk Kabupaten atau Kota di Propinsi Jawa Tengah, dan tidak diimbangi dengan nkenaikan prosentase jaminan di masing-masing Kabupaten/Kota. Bahkan beberapa Kabupaten/Kota tidak memberikan penjaminan karena sudah bertransformasi ke BPJS untuk penjaminan kesehatan di wilayahnya. Selain itu PMKS/pasung/PGOT sudah tidak dijamin lagi oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah. 2. Belum dimanfaatkannya aset tetap yang diinvestasikan oleh rumah sakit secara optimal, bahkan terdapat aset tetap yang belum dimanfaatkan sama sekali. 3. Belum dilakukannya pemanfaatan idle cash untuk menghasilkan pendapatan. 43

4. Belum dilakukannya efisiensi biaya. 5. Belum berjalannya sistem informasi rumah sakit secara optimal sehingga support data belum berjalan tepat waktu dan pengolahan data untuk penyusunan laporan keuangan masih manual, yang berdampak pada laporan keuangan tidak tersaji secara tepat waktu. Untuk itu, guna meningkatkan skor indikator kinerja keuangan, perlu ditempuh halhal sebagai berikut: 1. Senantiasa meningkatkan penatausahaan piutang 2. Membuat perencanaan yang lebih baik 3. Meningkatkan pendapatan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki rumah sakit yang berpotensi menghasilkan pendapatan 4. Melakukan efisiensi biaya 5. Melakukan percepatan pembangunan sistem informasi rumah sakit D. KINERJA SARANA DAN PRASARANA Untuk mencapai sasaran ini, ada beberapa indikator kinerja yang digunakan dimana masing-masing indikator dapat diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usul pemecahan masalahnya sebagai berikut: a. Kepedulian Terhadap Lingkungan 1. Kebersihan Lingkungan (Program Rumah Sakit Berseri) a. Kondisi yang dicapai : Bersih, sampah tidak tercecer, tidak ada timbunan sampah, tempat sampah dilapisi plastik. Pemantauan TPS Limbah Non Medis. Checklist Kepuasan pelanggan terhadap kinerja cleaning service. b. Kendala yang dihadapi : Pemilahan belum maksimal. Petugas masihbada yang tidak memakai APD, bangunan belum permanen, tidak ada pemilahan di TPS. Belum banyak menggunakan APD. c. Usul pemecahan masalah : Sosialisasi tentang limbah. Pembuatan TPS permanen. Usul agar penyedia cleaning service menyediakan APD ke cleaning service. Data Kebersihan Lingkungan (Program Rumah Sakit Berseri)dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 44

INDIKATOR KINERJA SKOR Kebersihan Lingkungan (Program Rumah Sakit Berseri) 2,00 2,00 2,00 100,00 II. 2. Proper Lingkungan a. Kondisi yang dicapai : Setiap bulan mengirim sampel air bersih, air minum dan air limbah ke BBTKLPP Yogjakarta. Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang sudah bekerjasama dengan pihak ke tiga terkait pemusnah limbah medis dan limbah B3. Beberapa kali melakukan pelaporan terakit perubahan kondisi lingkungan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. soerojo Magelang. b. Kendala yang dihadapi : Belum adanya IPLC (Ijin Pengeolah Air Limbah Cair) dan Ijin Emisi dan Ijin Pengolahan Limbah Medis. Belum adanya Ijin Pengelolaan Limbah B3. Bangunan penyimpanan limbah B3 yang belum ada. Belum memiliki kerjasama dengan pihak pengangkut dan pemusnah limbah B3. Persyaratan perundangan yang mensyaratkan melakukan pemeriksaan air limbah sebulan sekali ke Laboratorium Lingkungan yang terakreditasi (ada di BTKL dan BLK Yogyakarta) perlu pembiayaan ulang untuk pemeriksaan dan pengambilan sample air limbahnya. Persyaratan pemeriksaan emisi udara yang dilakukan Rumah Sakit perlu Dana yang cukup besar. Kondisi IPAL dan Incinerator perlu ada pembenahan mengenai kondisi yang memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundangan yang ada. c. Usul pemecahan masalah : Mengajukan IPLC (Ijin Pengeolah Air Limbah Cair) dan Ijin Emisi dan Ijin Emisi dan Ijin Pengolahan Limbah Medis. Mengajukan ijin Pengelolaan Limbah B3. Membangun Tempat (Gedung B3). Perbaikan kondisi IPAL dan Incinerator sesuai dengan persyaratan yang ada di perundangan. Melakukan pemeriksaan emisi udara untuk persyaratan perijinan. INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG A. PERSPEKTIF KEUANGAN 45

1. Rasio pencapaian pendapatan terhadap proyeksi Data Rasio pencapaian pendapatan terhadap proyeksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Rasio pencapaian pendapatan terhadap proyeksi 10,00% 100% 79% 2. Rasio Pendapatan Operasional terhadap Biaya Operasional Data Rasio Pendapatan Operasional terhadap Biaya Operasional dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Rasio Pendapatan Operasional terhadap Biaya Operasional Bobot 10.00% 69% 46.48% B. PERSPEKTIF PELANGGAN 1. Kepuasan Pelanggan Capaian belum sesuai target karena kuesioner survey kurang dimengerti oleh responden. Data Kepuasan Pelanggan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Kepuasan Pelanggan 5,00% 85 80,75 C. PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL 1. Jumlah produk layanan inovatif kesehatan jiwa anak dan remaja. secara umum target tercapai yaitu pelayanan autis dan kesulitan belajar. Adapun program yang belum terlaksana adalah pembentukan Student Service Hub (Pusat pelayanan kesehatan jiwa pelajar di sekolah Data Jumlah produk layanan inovatif kesehatan jiwa anak dan remaja dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 46

INDIKATOR KINERJA Bobot Jumlah produk layanan inovatif kesehatan jiwa anak dan remaja Jumlah 2 2 2. Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psikiatri (CLP) produk layanan CLP yang tercapai pada tahun adalah Psiko geriatri dan Gastro enterologi. Data Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psikiatri (CLP) dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psikiatri (CLP) Jumlah 3 2 3. Jumlah produk layanan Psychiatri Forensik produk layananan psikiatri forensik tahun adalah anak dan perempuan (woman and child) Data Jumlah produk layanan Consultation Liaison Psikiatri (CLP) dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Jumlah produk layanan Psychiatri Forensik Jumlah 1 1 4. Jumlah Topik Pelatihan berbasis best practice dari pelayanan Hasil penelitian APSI (Aplikasi Pendekatan Spiritual Islami) belum memenuhi syarat best practice. Data Jumlah Topik Pelatihan berbasis best practice dari pelayanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA 47

Bobot Jumlah topik pelatihan berbasis best practice dari pelayanan 10% 1 0 5. Jumlah penambahan kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan Pencapaian melebihi target yang ditetapkan dalam RSB. Jumlah penambahan kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan adalah Bimbingan dan pendampingan (TOT) doter dan petugas kesehatan, petugas Lapas, Guru, petugas sosial dan kader kesehatan Data jumlah topik pelatihan berbasis best practice dari pelayanan pelatihan berdapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Jumlah penambahan kemitraan dengan institusi dan masyarakat dalam pelayanan 5% 3 9 6. Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat pendidikan dan penelitian Jumlah institusi jejaring sudah sesuai dengan SDM dan fasilitas yang ada. Hal ini sebagai dasar untuk merevisi IKU, program kerja dan target pada RSB. Data Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat pendidikan dan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Jumlah kemitraan dengan institusi dan masyarakat pendidikan dan penelitian 5% 5% 0 7. Maksimum temuan setiap hasil audit Jumlah temuan setiap audit target IKU 10, sehingga dengan temuan kurang dari 10, temuan setiap auditnya capaian di atas target. Data capaian temuan setiap hasil audit dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA 48

Bobot Maksimum temuan setiap hasil audit 10% 10 8 8. Jumlah Hasil Riset dari Blue Print Penelitian berdasarkan blueprint sedang berlangsung, dengan topik depresi. Data Jumlah Hasil Riset dari Blue Print dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Jumlah Hasil Riset dari Blue Print 5% 1 0 9. Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Klinik Indikator Mutu Klinik terdiri dari 9 indikator. Secara umum pencapaian indikator mutu klinik melebihi target yang ditetapkan di tahun. Indikator aliran darah perifer bulan januari-maret masih di bawah standar sedangkan indikator penerapan keselamatan ECT yang masih di bawah standar ada pada bulan januari-september Data Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Klinik dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Klinik Persen 82 88,8 10. Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Manajerial Indikator Mutu Manajerial terdiri dari 9 indikator. Secara umum pencapaian indikator mutu manajerial sesuai target yang ditetapkan di tahun. Indikator BOR dan Pengembalian Rekam medis < 24 jam yang belum sesuai dengan target. Data Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Manajerial dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Prosentase Pencapaian Indikator Mutu Manajerial Persen 82 82,2 11. Jumlah Pelatihan yang memliki Kurikulum Terstandar 49

Telah terlaksana pelatihan BHD berdasarkan kurikulum terstandar, Masih diperlukan pelatihan penyusunan kurikulum bagi anggota tim. Data Jumlah Pelatihan yang memliki Kurikulum Terstandar dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Jumlah Pelatihan yang memliki Kurikulum Terstandar 5% 1 1 12. Capaian indikator kinerja RS BLU tahun berjalan Untuk mewujudkan tata kelola organisasi yang baik (Good Corporate Governance), dengan adanya indikator kinerja BLU tahun dengan target 82 mencapai 70.50 belum memenuhi target dikarenakan nilai pelayanan dan nilai keuangan juga menurun. Data Capaian indikator kinerja RS BLU tahun berjalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Capaian indikator kinerja RS BLU tahun berjalan 5% 82 70.50 D. PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN 1. Prosentase Hasil Penilain Nilai Nilai Organisasi Kegiatan diklat tahun lebih difokuskan kepada persiapan akreditasi KARS versi 2012. Data Prosentase Hasil Penilain Nilai Nilai Organisasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Prosentase Hasil Penilain Nilai Nilai Organisasi 2,50% 60 33 2. Jumlah modul Manajemen yang terintegrasi 50

Pembuatan Aplikasi - aplikasi pada unit kerja tercapai 188% dengan target 8 tercapai 15. Data Prosentase Pencapaian Kompetensi SDM dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Jumlah modul Manajemen yang terintegrasi 2,50% 8 15 3. Prosentase Pencapaian Kompetensi SDM Capaian kurang dari target dikarenakan kurangnya penawaran pelatihan yang dibutuhkan dan relevansinya. Capaian kegiatan diklat untuk Instalasi Keswar sudah melebihi target. Data Prosentase Pencapaian Kompetensi SDM dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Prosentase Pencapaian Kompetensi SDM 2,5% 65 61 4. Minimum Prosentase OEE Capaian indikator OEE masih di bawah target yang ditetapkan hal ini karena salah satu penyebabnya adalah penggunaan alat medis canggih belum bisa ditanggung oleh BPJS. Data Minimum Prosentase OEE Direktorat Medik dan Keperawata dapat dilihat pada tabel di bawah ini: INDIKATOR KINERJA Bobot Minimum Prosentase OEE 2,50% 50 49,05 2. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya Sumber Daya Manusia Keadaan pegawai Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang per tanggal 31 Desember berjumlah 979 Pegawai, yang dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel sebagai berikut : - Sumber Daya Manusia menurut Jabatan 51

NO JABATAN L P JML 1 Dewan Pengawa 5-5 2 Sekretaris Dewas 1-1 3 Direktur Utama 1-1 4 Direktur Keu dan adm Umum 1-1 5 Direktur SDM dan Pendidikan - 1 1 6 Direktur Medik dan Keperawatan - 1 1 7 Kepala Bagian 3 1 4 8 Kepala Bidang 1 1 2 9 Kepala Seksi 3 1 4 10 Kepala Sub.Bagian 7 3 10 11 Kepala Instalasi 8 13 21 12 Ketua SPI 1-1 13 Ketua Komite Medik 1-1 14 Ketua Komite Etik dan Hukum 1-1 15 Komite Keperawatan 1-1 16 Kepala ULP - 1 1 JUMLAH 34 22 56 - Sumber Daya Manusia menurut Golongan No Uraian PNS CPNS Non PNS L P L P L P Jumlah 1. Golongan IV 23 33 56 2. Golongan III 199 231 1 2 433 3. Golongan II 81 64 3 10 158 4. Golongan I 11 1 12 52

No Uraian PNS CPNS Non PNS L P L P L P Jumlah 5. Non Golongan 172 148 320 Jumlah 314 329 4 12 172 148 979 53

- Sumber Daya Manusia menurut Pendidikan No Uraian PNS CPNS Non PNS L P L P L P Jumlah III. Menurut Pendidikan 0 a. Tenaga Medis 0 - S3 (Dokter Konsultan) 1 1 - Dokter Umum 2 13 15 - Dokter PPDS *) 4 7 11 - Dokter Spesialis Jiwa 4 4 8 - Dokter Spesialis Dalam 1 1 2 - Dokter Spesialis Obgyn 1 1 2 - Dokter Spesialis Anak 1 1 - Dokter Spesialis Bedah 2 2 - Dokter Spesialis Anastesi 1 1 - Dokter Spesialis Syaraf 1 1 2 - Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 1 - Dokter Spesialis Radiologi 1 1 - Dokter Spesialis Ortodentis 1 1 - Dokter Gigi 2 2 b. Tenaga Keperawatan 0 - Ners 8 9 2 19 - S 1 Keperawatan 50 44 1 95 - D 4 Keperawatan 24 12 1 37 - D 3 Keperawatan 61 96 3 5 73 43 281 - D 3 Keperawatan Gigi 1 2 3 - SPRG 1 1 - Tenaga Keperawatan (SPRA/SPRB/SPKSJ) 8 16 24 - S 1 / D IV Kebidanan 0 54

No Uraian PNS CPNS Non PNS L P L P L P Jumlah - D 3 Kebidanan 3 1 13 17 c. Kefarmasian 0 - Apoteker 1 4 2 7 - D 3 Farmasi 1 2 1 2 6 - SAA / SMF 2 1 10 13 d. Kesehatan Masyarakat 0 - S 2 Psikologi 5 1 1 7 - S 1 Psikologi 2 1 3 - S 1 Kesehatan Masyarakat 4 2 6 - D 3 Kesehatan Masyarakat 0 - S 1 Teknik Lingkungan 2 2 - D 3 Teknik Lingkungan 1 1 - D 3 Kesehatan Lingkungan 3 1 4 - D 1 Kesehatan Lingkungan 1 1 e. Gizi 0 - S 1 / D IV Gizi 1 1 1 3 - D 3 Gizi 1 5 1 7 - Tenaga Gizi Lainnya 1 1 3 5 f. Keterapian Fisik 0 - S 1 / D IV Fisioterapi 1 1 - D 3 Fisioterapi 3 3 - D 3 Okupasi Terapi 1 1 1 3 - D 3 Terapi Wicara 1 1 2 g. Keteknisian Medis 0 - D 3 Rekam Medis 1 5 4 3 13 55

No Uraian PNS CPNS Non PNS L P L P L P Jumlah - D 3 Teknik Elektromedik 2 2 - D 3 Analis Kesehatan 1 3 2 5 11 - D 4 Radiologi 1 1 - D 3 Radiologi 2 4 6 h. Non Kesehatan 0 - S 2 (Pasca Sarjana) 14 2 16 - S 1 Ekonomi/Akutansi 5 9 4 18 - S 1 Administrasi 1 4 5 - S 1 Manajemen 3 3 - S 1 Hukum 4 1 5 - S 1 Tehnik Sipil 1 1 2 - S 1 Komputer 1 2 1 6 3 13 - S 1 Fisika 1 1 - S 1 Sosial Politik 6 5 11 - S 1 Teknik 2 2 - S 1 Sastra Inggris 1 1 - S 1 Komunikasi 1 1 - S 1 Pertanian 1 1 - D 3 Ekonomi Akutansi 1 1 1 1 7 11 - D 3 Perpajakan 1 1 - D 3 Hubungan Masyarakat 2 1 3 - D 3 Administrasi 4 7 4 15 - D 3 Pendidikan 1 1 - D 3 Perpustakaan 1 2 3 - D 3 Statistik 1 1 - D 3 Arsiparis 1 1 2 - D 3 Bahasa Inggris 1 1 56

No Uraian PNS CPNS Non PNS L P L P L P Jumlah - D 3 Perhotelan 1 1 - D 3 Komputer 3 1 5 2 11 - D 1 PAUD 1 1 - SMA / SMU / MAN / Paket C 46 16 18 8 88 - SMEA 6 14 1 21 - STM 24 17 41 - SMKK 3 16 15 34 - SMP / MTs / Paket B 10 2 10 22 - SD / Paket A 8 1 9 Jumlah 314 329 4 12 172 148 979 643 16 320 979 Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa Sumber Daya Manusia yang terbesar adalah tenaga para medis yang termasuk tenaga paramedis adalah tenaga kesehatan yang mempunyai ijazah S2 Kesehatan, S1 keperawatan sampai dengan SPK / SPRB. Ini sangat mendukung kinerja rumah sakit, karena tenaga keperawatan bersama tenaga medis adalah menjadi ujung tombak rumah sakit dalam menjalankan fungsi utamanya dibidang pelayanan kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan, untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisan medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : Permenkes 81 / 2004 tentang ketenagaan Rumah Sakit diketahui bahwa kebutuhan ketenagaan untuk Rumah Sakit Umum kelas A dan kelas B. 57

Kebutuhan Ideal Ketenagaan No Jenis Tenaga Formula Kebuituhan Tenaga sesuai Permenkes 81 / 2004 Keb. Ideal Tenaga 1 Struktural Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok Standar Beban Kerja + Standar Kelonggar an 24 2 Tenaga Medis Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok Standar Beban Kerja + Standar Kelonggar an 54 3 Tenaga Keperawatan Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok Standar Beban Kerja + Standar Kelonggar an 497 4 Tenaga Penunjang Medik Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok Standar Beban Kerja + Standar Kelonggar an 121 5 Tenaga Non Medis Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok Standar Beban Kerja + Standar Kelonggar an 308 Jumlah 1004 3. Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum Untuk Subbagian dan Instalasi semua Tupoksi sudah berjalan namun masih ada kendala maupun kegagalannya anatar lain sebagai berikut : Belum lancarnya data dukung pelaporan Rumah Sakit Penatausahaan BMN Penentuan dan Penyelesaian Tahubja Dengan adanya KMK Remunerasi masih penyesuaian Anggaran Masih terdapat klaim yang tidak dibayar BPJS Kesehatan 58

Kurangnya kendaraan kapasitas memadai untuk mengambil linen kotor (kebutuhan mobil pick up) Belum ada pemilahan limbah medis dan non medis dari unit kerja Terbatasnya alat-alat Laboratorium sehingga pengujian sampel harus dilakukan di luar instalasi Sarana prasarana yang belum terpenuhi. Pemantauan kondisi bangunan gedung dan fasilitas peralatan mesin, jaringan listrik, air dan telepon Pekerjaan pemeliharaan pencegahan bangunan gedung dan fasilitas peralatan mesin, jaringan listrik, air dan telepon - Direktorat Medik dan Keperawatan Merumuskan program kerja Direktorat SDM dan Pendidikan berdasarkan RBA dan Renstra Rumah Sakit Mengkoordinasikan tugas kepada para Kepala Bagian sesuai tugas dan tanggung jawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas Direktorat SDM dan Pendidikan Mengarahkan pelaksanaan tugas di Bagian SDM dan Bagian Diklit Melaksanakan pengelolaan SDM dan kegiatan pendidikan dan penelitian - Direktorat SDM dan Pendidikan Keamanan dan parkir yang belum sesuai dengan harapan stekholder Kunjungan saat ini baik di rawat jalan dan rawat inap menurun (bor 35-40%) terutama core bisnis Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang belum siap dengan pelayanan sub spesialistik kecuali kesehatan jiwa anak & remaja, penyakit dalam (endokrin) Bangsal perawatan kelas 1.2 dan vip sangat terbatas, padahal saat ini banyak peserta bpjs mandiri dan eks askes, tni polri haknya dikelas 1 dan 2 (inden) Clinical pathway dari smf belum semua ada dan belum terimplementasikan Tarif Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang belum berbasis unit cost Belanja tupoksi masuk dalam anggaran BLU Akutansi biaya belum ada, sehingga analisa keuangan terhadap biaya operasional belum terlaksana dengan baik Regulasi kebijakan pemda dan bpjs setempat memposisiskan rsjs sebagai ppk3 dengan regulasi yang sangat tidak menguntungkan buat Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang 59

B. ANGGARAN Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung tercapainya sasaran Rencana Strategis Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang Tahun 2019, pada tahun Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang didukung oleh jumlah anggaran sebagai berikut: Anggaran Realisasi Sisa No Uraian (Rp) (Rp) % (Rp) 1. Anggaran Rupiah Murni 1. Belanja Pegawai 43,411,804,000 40,538,958,804 93.38% 2,872,845,196 2. Belanja Barang 18,419,000,000 14,403,023,057 78.20% 4,015,976,943 3. Belanja Modal 18,000,000,000 16,850,047,029 93.61% 1,149,952,971 Jumlah Rupiah Murni 79,830,804,000 71,792,028,890 89.93% 8,038,775,110 2. Anggaran Badan Layanan Umum 1 Belanja Barang 73,459,195,000 66,752,203,209 90.87% 7,150,473,459 2 Belanja Modal 15,659,138,000 9,358,608,735 59.76% 6,300,529,265 Jumlah BLU 89,118,333,000 76,110,811,944 85.40% 13,451,002,724 Total RM dan BLU 168,949,137,000 147,902,840,834 87.54% 21,046,296,166 Sumber Daya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Barang Milik Negara Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang periode 1 Januari s/d Desember, dapat dilaporkan dalam bentuk Intrakomtable, Ekstrakomtable, Gabungan Intrakomtable dan Ekstrakomtable, Aset Tak Berwujud dan Konstruksi dalam pengerjaan. Adapun laporan perkembangan masing-masing Barang Milik Negara adalah sebagai Berikut : a. BMN INTRAKOMTABLE Posisi awal (1 Januari ) : Rp 698.608.078.326,00 Penambahan : Rp 33.498.694.728,00 Pengurangan : Rp 967.130.734,00 Posisi Akhir (31 Desember ) : Rp 731.239.642.320,00 b. BMN EKSTRAKOMTABEL Posisi awal (1 Januari ) : Rp 257.271.200,00 Penambahan : Rp 50.107.070,00 Pengurangan : Rp - Posisi Akhir (31 Desember ) : Rp 307.378.270,00 c. BMN GABUNGAN INTRA & EKSTRA Posisi awal (1 Januari ) : Rp 698.865.349.526,00 60

Penambahan : Rp 33.548.801.798,00 Pengurangan : Rp 867.130.734,00 Posisi Akhir (31 Desember ) : Rp 731.547.020.590,00 d. BMN ASET TAK BERWUJUD Posisi awal (1 Januari ) : Rp 53.090.000,00 Penambahan : Rp 110.000.000,00 Pengurangan : Rp - Posisi Akhir (31 Desember ) : Rp 163.090.000,00 e. KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN Posisi awal (1 Januari ) : Rp 729.040.000,00 Penambahan : Rp 13.886.668.120,00 Aset yang menjadi Definitif : Rp 14.421.807.120,00 Posisi Akhir (31 Desember ) : Rp 193.901.000,00 Berdasarkan hasil laporan posisi Barang Milik Negara Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang berdasarkan Neraca sampai 31 Desember Tahun Anggaran tercatat sebesar Rp. 731.547.020,00 61

BAB IV PENUTUP Untuk mencapai Visi dan Misi, Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang telah melaksanakan Strategi dan Pengukuran Kinerja selama tahun, dengan rincian capaian kinerja sebagai berikut : 1. Kinerja Pelayanan dengan capaian kinerja 48,75 dari Target 54,00 atau tercapai 90,28 Persen. 2. Kinerja SDM dan Organisasi dengan capaian kinerja 3.00 dari Target 3.00 atau tercapai 100 Persen. 3. Kinerja Keuangan dengan capaian kinerja 18.85 dari Target 22.15 atau tercapai 85.10 Persen. 4. Kinerja Sarana dan Prasarana capaian kinerja 2.40 dari Target 3.00 atau tercapai 80 Persen. Langkah yang akan dilakukan dimasa mendatang untuk meningkatkan kinerja adalah pengembangan pelayanan sub spesialistik dibidang psikiatri, optimalisasi peralatan penunjang medik, optimalisasi alat-alat diagnosistik psikiatri untuk pelayanan pendidikan, penelitian dan pelatihan, pengembangan pendidikan berbasis rumah sakit untuk psikiatri anak remaja, meningkatkan jejaring dengan lembaga pendidikan, meningkatkan preventif dan promotif psikiatri komunitas, dengan tidak mengesampingkan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, perbaikan fasilitas sarana dan prasarana pelayanan, serta peningkatan kesehatan sumber daya manusia. Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang yang kami buat masih terdapat kekurangan dan kelemahan yang memerlukan perbaikan / penyempurnaan lebih lanjut dan kami berharap dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun ini dapat diketahui sampai seberapa jauh kegiatan kegiatan / program program Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang yang telah diberikan kepada masyarakat, khususnya daerah kedu dan sekitarnya yang merupakan daerah cakupan pelayanan kesehatan jiwa Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. Dengan segala keterbatasan kami, masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, karena itu masukan serta saran - saran dari berbagai pihak sangat diharapkan dalam penyempurnaan di masa 62

yang akan datang. Tak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, bekerja sama dan berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing kita semua serta memberkahi semua pelayanan yang kita lakukan. 63

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : dr. Bambang Prabowo, M.Kes : Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang Selanjutnya disebut pihak pertama Nama : Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U (K) Jabatan : Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Selaku atasan langsung pihak pertama, Selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. 64