Daftar Pustaka. 1. Yahya, H. (2004), Alquran dan Sains, Edisi Pertama, Penerbit Dzikra, Bandung, 5 12.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 8. Jika Anda memasukkan satu sendok gula ke dalam segelas air, kemudian Anda. Kelarutan Garam Sukar Larut. Kata Kunci.

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

Bab 4 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

SOAL dan PEMBAHASAN Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Bab IV Hasil dan Diskusi

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

KELARUTAN DAN HASILKALI KELARUTAN URAIAN MATERI

MODUL IV KESETIMBANGAN KELARUTAN

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Bab II Studi Pustaka

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

KATA PENGANTAR. Wassalamualaikum Wr. Wb. Palembang, Oktober Penyusun

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Untuk SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Alam. Sepfina Nurul Mundharifah Universitas Negeri Semarang

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry

kimia K-13 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN K e l a s A. Kelarutan Garam (Elektrolit) Tujuan Pembelajaran

13. Gilbert, G. L., (1976), A Buffer solution and its action, J.Chem.Ed, 53, Wiger, G. R., de la Comp, U., (1978), Conjugate acid base

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

BAB I STOIKHIOMETRI I - 1

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. A. Penurunan Struktur Global dan Struktur Makro Pengajaran Guru. pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Penentuan Kesadahan Dalam Air

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

Antiremed Kelas 11 Kimia

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

KELARUTAN. Gula larut dalam air ini berarti bahwa kita boleh melarutkan gula dalam jumlah yang banyak dalam air. Berapa banyak kuanti yang banyak?

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

Teori Asam-Basa Arrhenius

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA

Asam + Oksida Basa Garam + air

BAB 5. Larutan Asam dan Basa. Kata Kunci. Pengantar Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari

Reaksi dalam larutan berair

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

Metodologi Penelitian

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

Pengendapan. Sophi Damayanti

Pemetaan /Analisis SK dan KD

Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP

wanibesak.wordpress.com 1

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

STOIKIOMETRI LARUTAN. Andian Ari Anggraeni, M.Sc

Reaksi dalam Larutan Encer (Reactions in Aqueous Solution) Abdul Wahid Surhim 2014

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation

STOIKIOMETRI. Oleh. Sitti Rahmawati S.Pd.

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT!

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

Transkripsi:

Daftar Pustaka 1. Yahya, H. (2004), Alquran dan Sains, Edisi Pertama, Penerbit Dzikra, Bandung, 5 12. 2. Dryden, G.,Vos, J. (2004), Revolusi Cara Belajar, Bagian II, Penerbit Kaifa, Bandung, 299 3. Hawkes, S. J. (1998), What Should We Teach Beginners about Solubility and Solubility Products?, J. Chem. Educ., 75, 1179 1181. 4. Marzzacco, C. J. (1998), The Effect of Salts and Nonelectrolytes on the Solubility of Potassium Bitartrate, J. Chem. Educ., 75, 1628 1629. 5. Petrucci, R.H.(1992), Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern, Diterjemahkan oleh Suminar, Edisi Keempat, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 59 335. 6. Purba, M.(2007), Kimia untuk SMA Kelas XI, Jilid 2B, Penerbit Erlangga, Jakarta. 138. 7. Vogel, A. I., Svehla, G.(1990), Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Diterjemahkan oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Penerbit PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta, 26 72. 8. Day, R. A., Underwood, A. L. (1986), Analisis Kimia Kuantitatif, Diterjemahkan oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, 69 238. 9. Bassett, J., Denney, R.C., Jeffery, G.H., Mendham, J. (1994), Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Diterjemahkan oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Edisi Keempat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 259 290.. Hill, J. W., Petrucci, R. H. (2002), General Chemistry, Third Edition, Prentice-Hall, New Jersey, 702 703. 11. Willey, J. D. (2004), The Effect of Ionic Strength on the Solubility of an Electrolyte, J. Chem. Educ., 81, 1644 1646. 12. Harle, H.D., Ingram, J.A., Leber, P.A., Hess, K.R., Yoder, C.H.(2003), A Simple Method for Determination of Solubility in the First-Year Laboratory, J. Chem. Educ., 80, 560. 13. Witherden, F. (2007), Determination of Solubility of Calcium Hydroxide, dari http://www.witherden.org/~freddie/calcium%20hydroxide.pdf, Diakses pada 3 April 2008. 40

14. Fritz, J.S., Schenk, G.H. (1987), Quantitative Analytical Chemistry, Fifth Edition, Allyn and Bacon Inc, Toronto, 578 579. 15. Achmad, H. (1996), Penuntun Belajar Kimia Dasar, Kimia Larutan, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 157-158 16. Mellor, J.W. (1946), A Comprehensive Treatise On Inorganic and Theoretical Chemistry, Volume III, Longmans, Green and Co, 677. 17. Wood,C.W., Holliday,A.K. (1972), Inorganic Chemistry, An Intermediate Text, Third Edition, The English Language Book Society and Butterworths, London. 68. 18. Surakhmad, W. (1986), Metodologi Pengajaran Nasional, Penerbit Jemmars, Bandung, 87 91. 19. Hansen,L.D., Garner,J.L., Wilson,B.J., Cluff,C.L., and Nordmeyer,F.R. (1996), Teaching Concepts in Beginning Chemistry with Simple Exploratori Experiments, J.Chem.Educ., 73, 840. 20. Blackwell R.Q dan Fosdick L.S (1954), Studies on the Physicochemical Phenomena Related to Dental Caries (The effect of sucrose upon the solubility of human dental enamel), of Chemistry, Northwestern Unijversity Dental School, Chicago, Di akses pada 3 April 2008 dari http://jdr.iadrjournals.org/cgi/content/abstract/35/2/2 21. Weast.R.C.(1977), Handbook of Chemistry and Physics, 88 th. CRC Press. 41

Lampiran Lampiran A Data Kalibrasi Buret dan Pipet Volume 1. Kalibrasi Buret 25 ml Data hasil kalibrasi terhadap buret 25 ml dengan skala 0,05 ml disajikan selengkapnya dalam Tabel A.1 berikut: Tabel A. 1 Data hasil kalibrasi buret 25 ml No. 1 2 3 4 Volume Baca (ml) 5,05,00 15,00 25,00 Massa Air (gram) 4,9818 9,8799 14,8284 24,7260 Volume Nyata (ml) 5,002 9,919 14,888 24,825 Koreksi (ml) -0,048-0,081-0,112-0,175 Kalibrasi dilakukan pada suhu 25 C, dan pada suhu tersebut 1 gram air mempunyai volume 1,004 ml. (21) Adapun grafik regresi hubungan antara volum baca dengan koreksi dapat dilihat pada Gambar A.1. Koreksi 0-0,02-0,04-0,06-0,08-0,1-0,12-0,14-0,16-0,18-0,2 Volume baca (ml) 0 5 15 20 25 30 y = -0,0063x - 0,0167 R 2 = 0,9998 Gambar A. 1 Grafik hubungan antara volum baca dengan koreksi Untuk y = koreksi dan x = volum baca, persamaan regresi yang diperoleh adalah: y = - (0,0063 x + 0,0167) (29) Maka: Volume nyata = Volume baca + y 42

Sebagai contoh: Dari titrasi diperoleh volume baca 5,15 ml Maka koreksi (y) = - (0,0063 x 5,15 + 0,0167) = - 0,05 Jadi: Volume nyata = 5,15-0,05 ml = 5, ml Jadi setiap pengukuran volum larutan menggunakan buret 25 ml dilakukan koreksi. Tabel A.2 berikut menyajikan daftar koreksi pengukuran volum larutan menggunakan buret. Tabel A. 2 Daftar volum baca dan besarnya koreksi dari pengukuran volum larutan menggunakan buret Volum Baca Koreksi Volum nyata 4,1-0,04 4,06 4,15-0,04 4,11 4,2-0,04 4,16 4,25-0,04 4,21 4,3-0,04 4,26 4,35-0,04 4,31 4,4-0,04 4,36 4,45-0,04 4,41 4,5-0,05 4,45 4,55-0,05 4,50 4,7-0,05 4,65 4,75-0,05 4,70 4,8-0,05 4,75 4,85-0,05 4,80 5-0,05 4,95 5,05-0,05 5,00 5,1-0,05 5,05 43

Tabel A. 2. (Lanjutan) 5,15-0,05 5, 5,2-0,05 5,15 5,25-0,05 5,20 5,3-0,05 5,25 5,35-0,05 5,30 5,4-0,05 5,35 5,45-0,05 5,40 5,5-0,05 5,45 5,55-0,05 5,50 5,8-0,05 5,75 5,85-0,05 5,80 5,9-0,05 5,85 5,95-0,05 5,90 6,15-0,06 6,09 6,2-0,06 6,14 6,3-0,06 6,24 6,35-0,06 6,29 6,4-0,06 6,34 6,45-0,06 6,39 6,6-0,06 6,54 6,65-0,06 6,59 7,7-0,07 7,63 7,75-0,07 7,68 8,6-0,07 8,53 8,65-0,07 8,58 9,85-0,08 9,77,15-0,08,07,2-0,08,12,25-0,08,17,3-0,08,22,35-0,08,27,4-0,08,32 14,5-0,11 14,39 14,55-0,11 14,44 14,6-0,11 14,49 44

2. Data Hasil Kalibrasi Pipet Volum 25 ml Data hasil kalibrasi pipet volum 25 ml disajikan dalam Tabel A.3 berikut ini: Tabel A. 3 Data hasil kalibrasi pipet volum 25 ml Ulangan 1 2 3 Volume Baca (ml) 25 25 25 Massa Air (gram) 24,8949 24,8983 24,9238 Volume Nyata (ml) 24,987 24,990 25,016 Kalibrasi ini dilakukan pada suhu 24 C dan pada suhu tersebut volume 1 gram air adalah 1,0037 ml. (21) Hasil kalibrasi menunjukkan bahwa volum nyata dari pipet volum 25 ml tersebut adalah 24,998 ml. Hasil tersebut relatif sama; jadi 24,998 25,00. 3. Data Hasil Kalibrasi Pipet Volum ml Tabel A.4 berikut ini menyajikan data hasil kalibrasi pipet volum ml Tabel A. 4 Data hasil kalibrasi pipet volum ml Ulangan 1 2 3 Volume Baca (ml) Massa Air (gram) 9,9725 9,9748 9,9682 Volume Nyata (ml),009,012,005 Kalibrasi ini dilakukan pada suhu 24 C dan pada suhu tersebut volume 1 gram air adalah 1,0037 ml. (21) Hasil kalibrasi menunjukkan bahwa volum nyata dari pipet volum ml tersebut adalah,009 ml. Hasil tersebut relatif sama; jadi,009,0 45

Lampiran B Data Standarisasi Larutan HCl dengan Na 2 CO 3 Larutan HCl dibuat dengan melarutkan ml larutan HCl pekat dalam akuades sehingga volumenya menjadi 1 liter. Natrium karbonat sebanyak 1 gram dikeringkan dalam oven selama 2 jam pada suhu 1 C. Selanjutnya dibuat dua larutan natrium karbonat yaitu masingmasing dengan melarutkan 0,2023 dan 0,2046 gram natrium karbonat dalam 50 ml akuades. Tabel B.1 menyajikan data hasil titrasi larutan natrium karbonat dengan larutan asam klorida. Tabel B. 1 Data hasil titrasi larutan natrium karbonat dengan HCl Larutan Na 2 CO 3 0,2023 gram Na 2 CO 3 dalam 50 ml akuades 0,2046 gram Na 2 CO 3 dalam 50 ml akuades Volume Larutan Volume Larutan HCl (ml) yang dibutuhkan Na 2 CO 3 yang dipipet (ml) Baca Nyata,15,20,15,25,30,25,07,12,07,17,22,17 Konsentrasi Larutan HCl (mol/l) 0,0758 0,0754 0,0758 0,0759 0,0755 0,0759 Jadi konsentrasi rata-rata larutan HCl adalah 0,076 mol/l 46

Lampiran C Kurva Titrasi Larutan Jenuh Ca(OH) 2 dengan Larutan HCl Tabel C.1 berikut ini menyajikan data pengukuran ph pada setiap penambahan volum larutan HCl 0,078 M ke dalam 30 ml larutan jenuh kalsium hidroksida pada suhu ruang 25 C. Indikator yang digunakan adalah larutan fenolftalein. Tabel C. 1 Data pengukuran ph pada titrasi larutan jenuh Ca(OH) 2 dengan larutan HCl No Volume Larutan HCl 0,078 M yang ph hasil ditambahkan (ml) pengukuran 1. 0 12,67 2. 2 12,54 3. 4 12,5 4. 7 12,4 5. 12,21 6. 12 11,98 7. 14 11,62 8. 14,1 11,58 9. 14,2 11,53. 14,3 11,49 11. 14,4 11,45 12. 14,5 11,4 13. 14,6 11,35 14. 14,7 11,3 15. 14,8 11,24 16. 14,9 11,17 17. 15 11,09 18. 15,1,97 19. 15,2,86 20. 15,3,68 21. 15,35,61 22. 15,4,47 23. 15,45,33 24. 15,5,13 25. 15,55 9,8 26. 15,6 9,5 27. 15,65 9,16 28. 15,7 8,64 29. 15,75 7,8 47

Tabel C.1. (Lanjutan) 30. 15,8 7,57 31. 15,85 7,44 32. 15,9 7,24 33. 15,95 7,12 34. 16 6,99 35. 16,1 6,65 36. 16,2 6,3 37. 16,3 6,01 38. 16,5 5,15 39. 16,6 4,52 40. 16,7 4,02 41. 16,8 3,48 42. 16,9 3,13 43. 17 2,78 44. 17,5 2,54 45. 18 2,38 46. 19 2,2 47. 20 2,08 48. 22 1,92 49. 24 1,79 50. 26 1,71 51. 28 1,65 52. 30 1,6 53. 35 1,51 54. 40 1,42 Perubahan warna indikator terjadi pada saat volum larutan HCl tepat 15,70 ml dan ph campurannya adalah 8,64. 48

Berdasarkan data dalam Tabel C.1 maka dapat disajikan dalam bentuk kurva titrasi yaitu pada Gambar C.1. ph 14 13 12 11 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 5 15 20 25 30 35 40 45 Volume larutan HCl 0,078 M (ml) Gambar C. 1 Kurva titrasi larutan jenuh Ca(OH) 2 dengan larutan HCl 0,078 M 49

Lampiran D Data Hasil Pengukuran Kelarutan Ca(OH) 2 dalam Air Data titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam air pada suhu ruang 25 C disajikan selengkapnya dalam Tabel D.1. Tabel D. 1 Hasil titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam air Labu 1 2 Volume Larutan Ca(OH) 2 (ml) Volume Larutan HCl 0,076 M (ml) Baca Nyata 5,40 5,35 5,40 5,35 5,35 5,30 5,40 5,40 5,40 5,35 5,35 5,35 Kelarutan Ca(OH) 2 (M) 0,0203 Jadi kelarutan Ca(OH) 2 dalam air pada suhu ruang 25 C adalah 0,0203 mol/l. 50

Lampiran E Data Hasil Pengukuran Kelarutan Ca(OH) 2 dalam Larutan NaOH Data titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH pada suhu ruang 25 C disajikan selengkapnya dalam Tabel E.1. Tabel E. 1 Hasil titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH Labu Konsentrasi pelarut NaOH (M) 1 0,0988 2 0,0988 3 0,06498 4 0,06498 5 0,03952 6 0,03952 7 0,00988 8 0,00988 Volume Larutan Ca(OH) 2 Volume Larutan HCl 0,076M (ml) (ml) Baca Nyata 14,55 14,44 14,55 14,44 14,50 14,39 14,60 14,55 14,55,40,40,35,40,40,40 7,70 7,75 7,80 7,75 7,75 7,75 5,85 5,85 5,85 5,85 5,85 5,85 14,49 14,44 14,44,32,32,27,32,32,32 7,63 7,68 7,73 7,68 7,68 7,68 5,80 5,80 5,80 5,80 5,80 5,80 Kelarutan Ratarata Ca(OH) 2 (M) 0,0055 0,0067 0,0094 0,0171 51

Lampiran F Data Hasil Pengukuran Kelarutan Ca(OH) 2 dalam Larutan CaCl 2 Data titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 pada suhu ruang 25 C disajikan selengkapnya dalam Tabel F.1. Tabel F. 1 Hasil titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 Labu Konsentrasi pelarut CaCl 2 (M) 1 0,1 2 0,1 3 0,08 4 0,08 5 0,04 6 0,04 7 0,01 8 0,01 Volume Larutan Ca(OH) 2 (ml) Volume Larutan HCl 0,078M (ml) Baca 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4,25 4,20 4,15 4,15 4,20 4,25 4,30 4,35 4,35 4,30 4,35 4,35 4,70 4,75 4,70 4,70 4,75 4,70 Nyata 4,06 4,06 4,06 4,06 4,06 4,06 4,21 4,16 4,11 4,11 4,16 4,21 4,26 4,31 4,31 4,26 4,31 4,31 4,65 4,70 4,65 4,65 4,70 4,65 Kelarutan Rata-rata Ca(OH) 2 (M) 0,0158 0,0162 0,0167 0,0182 52

Lampiran G Data Hasil Pengukuran Kelarutan Ca(OH) 2 dalam Larutan NaCl Data titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl pada suhu ruang 25 C disajikan selengkapnya dalam Tabel G.1. Tabel G. 1 Hasil titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl Labu Konsentrasi pelarut NaCl (M) 1 0,1 2 0,1 3 0,08 4 0,08 5 0,04 6 0,04 7 0,01 8 0,01 Volume Larutan Ca(OH) 2 Volume Larutan HCl 0,076 M (ml) (ml) Baca Nyata 6,40 6,40 6,40 6,35 6,40 6,40 6,20 6,20 6,15 6,15 6,15 6,15 5,90 5,90 5,85 5,85 5,85 5,85 5,55 5,50 5,50 5,50 5,55 5,50 6,34 6,34 6,34 6,29 6,34 6,34 6,14 6,14 6,09 6,09 6,09 6,09 5,85 5,85 5,80 5,80 5,80 5,80 5,50 5,45 5,45 5,45 5,50 5,45 Kelarutan Rata-rata Ca(OH) 2 (M) 0,0241 0,0232 0,0221 0,0208 53

Lampiran H Data Hasil Pengukuran Kelarutan Ca(OH) 2 dalam Larutan Ca(NO 3 ) 2 Data titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 pada suhu ruang 25 C disajikan selengkapnya dalam Tabel H.1. Tabel H. 1 Hasil titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 Labu Konsentrasi pelarut Ca(NO 3 ) 2 (M) 1 0,1 2 0,1 3 0,08 4 0,08 5 0,04 6 0,04 7 0,01 8 0,01 Volume Larutan Ca(OH) 2 Volume Larutan HCl 0,078M (ml) (ml) Baca Nyata 4,25 4,30 4,30 4,25 4,30 4,30 4,35 4,35 4,35 4,35 4,35 4,35 4,45 4,40 4,40 4,45 4,40 4,40 4,80 4,80 4,85 4,85 4,80 4,80 4,21 4,26 4,26 4,21 4,26 4,26 4,31 4,31 4,31 4,31 4,31 4,31 4,41 4,36 4,36 4,41 4,36 4,36 4,75 4,75 4,80 4,80 4,75 4,75 Kelarutan Rata-rata Ca(OH) 2 (M) 0,0165 0,0168 0,0171 0,0186 54

Lampiran I Data Hasil Pengukuran Kelarutan Ca(OH) 2 dalam Larutan Urea Data titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan urea pada suhu ruang 25 C disajikan selengkapnya dalam Tabel I.1. Tabel I. 1 Hasil titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan urea Labu Konsentrasi pelarut Urea (M) 1 0,1 2 0,1 3 0,08 4 0,08 5 0,04 6 0,04 7 0,01 8 0,01 Volume Volume Larutan Larutan HCl 0,076M (ml) Ca(OH) 2 (ml) Baca Nyata 5, 5, 5,15 5, 5, 5,15 5,20 5,20 5,15 5,20 5,20 5,15 5,30 5,30 5,25 5,30 5,30 5,25 5,40 5,40 5,35 5,40 5,40 5,35 5,05 5,05 5, 5,05 5,05 5, 5,15 5,15 5, 5,15 5,15 5, 5,25 5,25 5,20 5,25 5,25 5,20 5,35 5,35 5,30 5,35 5,35 5,30 Kelarutan Rata-rata Ca(OH) 2 (M) 0,0193 0,0195 0,0199 0,0203 55

Tabel I.2 berikut ini menyajikan hasil titrasi terhadap campuran ml larutan urea 0,1 M dan ml larutan NaOH 0,084M. Tabel I. 2 Hasil titrasi campuran larutan urea dan NaOH dengan HCl. Perco. 1 2 3 Volume Larutan Urea 0,1M (ml) Volume Larutan NaOH 0,084 M (ml) Volume HCl 0,078 yang dibutuhkan 19,75,75,75 Perhitungan : Jumlah mol NaOH = x 0,084 mmol = 0,84 mmol Jumlah mol HCl =,75 x 0,078 mmol = 0,84 mmol Jumlah mol NaOH sama dengan jumlah mol HCl, jadi tidak ada reaksi antara urea dengan HCl. Dengan kata lain konsentrasi ion OH dalam larutan urea 0,1 mol/l tidak dapat ditentukan dengan titrasi menggunakan HCl 0,078 M. 56

Lampiran J Data Hasil Pengukuran Kelarutan Ca(OH) 2 dalam Larutan Sukrosa Data titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan sukrosa pada suhu ruang 25 C disajikan selengkapnya dalam Tabel J.1. Tabel J. 1 Hasil titrasi pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan sukrosa Labu Konsentrasi pelarut sukrosa (M) 1 0,1 2 0,08 3 0,04 4 0,01 Volume Larutan Ca(OH) 2 Volume Larutan HCl 0,078M (ml) (ml) Baca Nyata 9,90 9,90 9,85 8,60 8,65 8,65 6,65 6,65 6,60 5,40 5,35 5,35 9,82 9,82 9,77 8,53 8,58 8,58 6,59 6,59 6,54 5,35 5,30 5,30 Kelarutan Rata-rata Ca(OH) 2 (M) 0,0382 0,0334 0,0256 0,0207 Tabel J.2 menyajikan hasil titrasi terhadap campuran ml larutan sukrosa 0,1 M dan ml larutan NaOH 0,084 M. Campuran dititrasi menggunakan larutan HCl 0,078 M. Tabel J. 2 Hasil titrasi campuran larutan sukrosa dan NaOH dengan larutan HCl Perco. 1 2 3 Volume Larutan Sukrosa 0,1M (ml) Volume Larutan NaOH 0,084 M (ml) Volume HCl 0,078 yang dibutuhkan 19,70,75,70 57

Perhitungan: Jumlah mol NaOH = x 0,084 mmol = 0,84 mmol Jumlah mol HCl =,717 x 0,078 mmol = 0,84 mmol Jumlah mol NaOH sama dengan jumlah mol HCl. Fakta ini menunjukkan bahwa tidak ada reaksi antara sukrosa dengan HCl. 58

Lampiran K Lembar Kerja Siswa tentang Kelarutan Ca(OH) 2 Kelarutan Ca(OH) 2 Tujuan: 1. Menentukan kelarutan Ca(OH) 2 2. Mempelajari pengaruh ion senama dan ion tak senama terhadap kelarutan Ca(OH) 2 Teori Dasar Jika sejumlah 0,25 gram Ca(OH) 2 dicampur dengan 50 ml air dan diaduk, maka akan terjadi proses pelarutan. Larutan Ca(OH) 2 sudah jenuh jika jumlah Ca(OH) 2 yang mengendap konstan. Dalam larutan jenuh, proses melarut dan proses pengkristalan tetap berlangsung dengan laju yang sama. Dengan kata lain, dalam keadaan jenuh terdapat kesetimbangan antara zat padat tidak larut dengan larutannya. Kalsium hidroksida, Ca(OH) 2, termasuk zat elektrolit yang sedikit larut. Adapun reaksi kesetimbangan kelarutannya adalah: Ca(OH) 2 (s) Ca 2+ (aq) + 2OH (aq) Kelarutan Ca(OH) 2 dapat ditentukan melalui penentuan konsentrasi ion Ca 2+ atau ion OH dalam larutan jenuhnya. Dalam percobaan ini, pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dilakukan melalui penentuan konsentrasi ion OH dalam larutan jenuh Ca(OH) 2. Adapun metoda yang digunakan adalah titrasi asam-basa. Asam yang digunakan adalah asam klorida, yang telah distandarkan menggunakan natrium karbonat. Reaksi: Ca(OH) 2 (aq) + 2HCl(aq) CaCl 2 (aq) + 2H 2 O(l) 1 mol Ca(OH) 2 ~ 2 mol HCl Jumlah mol Ca(OH) 2 = 1 2 x jumlah mol HCl Jika volum larutan jenuh Ca(OH) 2 yang dititrasi = V Ca(OH)2 59

Volum larutan HCl yang dibutuhkan pada titrasi = V HCl Molaritas larutan HCl = M HCl Maka: 0,5 x M Kelarutan Ca(OH) 2 = V HCl x Ca(OH)2 V HCl Alat dan Bahan Kimia Alat dan bahan kimia yang dibutuhkan tertera dalam tabel berikut: Alat Ukuran Jumlah Buret 25 ml 1 buah Statif - 1 buah Klem Buret - 1 buah Pipet volum 50 ml 1 buah Pipet volum ml 1 buah Filler - 1 buah Sumbat karet - buah Botol semprot 250 ml 1 buah Erlenmeyer 0 ml 12 buah Corong biasa - 1 buah Pengaduk kaca - 1 buah Kertas saring - lembar Bahan Kimia Akuades Larutan HCl 0,1 M Larutan NaOH 0,1 M Larutan NaOH 0,05 M Larutan NaOH 0,01 M Larutan CaCl 2 0,1 M Larutan CaCl 2 0,05 M Larutan CaCl 2 0,01 M Larutan NaCl 0,1 M Larutan NaCl 0,05 M Larutan NaCl 0,01 M Kristal Ca(OH) 2 Indikator fenolftalein Jumlah 500 ml 250 ml 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml 2,5 gram secukupnya 60

Prosedur Kerja 1. Larutkan kira-kira 0,25 gram kristal Ca(OH) 2 dalam 50 ml akuades pada labu Erlenmeyer 0 ml, aduklah campuran tersebut, tutup labu dengan sumbat karet, dan simpan selama satu malam. 2. Saringlah dengan hati-hati campuran menggunakan corong dan kertas saring sehingga diperoleh filtrat yang jernih. 3. Dipipet ml filtrat dan masukkan ke dalam labu erlenmeyer 0 ml dan tambahkan 2 tetes indikator fenolftalein. 4. Isilah buret dengan larutan HCl yang telah disediakan. 5. Titrasilah larutan pada no. 3 sampai warna merah tepat hilang, catatlah volume larutan HCl yang dibutuhkan. Lakukan langkah no. 3 5 sebanyak tiga kali. 6. Lakukanlah prosedur no. 1 5 untuk pelarut yang lainnya. 61

Data Pengamatan Data hasil titrasi dicatat dalam tabel berikut: No Pelarut 1 Air 2 CaCl 2 0,1 M 3 4 CaCl 2 0,05 M CaCl 2 0,01 M 5 NaOH 0,1 M 6 7 NaOH 0,05 M NaOH 0,01 M 8 NaCl 0,1 M 9 NaCl 0,05 M NaCl 0,01 M Volume Ca(OH) 2 yang dititrasi (ml) Volume Larutan HCl yang Dibutuhkan (ml) 62

Perhitungan 1. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam air Volume rata-rata HCl yang dibutuhkan =... ml 0,5 x VHCl x M HCl Kelarutan Ca(OH) 2 = =... mol/l 2. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 0,1 M Volume rata-rata HCl yang dibutuhkan =... ml 0,5 x VHCl x M HCl Kelarutan Ca(OH) 2 = =... mol/l 3. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 0,05 M Volume rata-rata HCl yang dibutuhkan =... ml 0,5 x VHCl x M HCl Kelarutan Ca(OH) 2 = =... mol/l 4. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 0,01 M Volume rata-rata HCl yang dibutuhkan =... ml 0,5 x VHCl x M HCl Kelarutan Ca(OH) 2 = =... mol/l 63

5. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH 0,1 M Volume rata-rata HCl yang dibutuhkan =... ml Volume larutan HCl yang bereaksi dengan NaOH 0,1 M = M NaOH M HCl x =... ml Volume larutan HCl yang bereaksi dengan Ca(OH) 2 = (Volume rata-rata HCl) (Volume HCl yang bereaksi dengan NaOH) 0,5 x VHCl x M HCl Kelarutan Ca(OH) 2 = =... mol/l 6. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH 0,05 M Volume rata-rata HCl yang dibutuhkan =... ml Volume larutan HCl yang bereaksi dengan NaOH 0,05 M = M NaOH M HCl x =... ml Volume larutan HCl yang bereaksi dengan Ca(OH) 2 = (Volume rata-rata HCl) (Volume HCl yang bereaksi dengan NaOH) 0,5 x VHCl x M HCl Kelarutan Ca(OH) 2 = =... mol/l 7. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH 0,01 M Volume rata-rata HCl yang dibutuhkan =... ml Volume larutan HCl yang bereaksi dengan NaOH 0,01 M = M NaOH M HCl x =... ml 64

Volume larutan HCl yang bereaksi dengan Ca(OH) 2 = (Volume rata-rata HCl) (Volume HCl yang bereaksi dengan NaOH) 0,5 x VHCl x M HCl Kelarutan Ca(OH) 2 = =... mol/l 8. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl 0,1 M Volume rata-rata HCl yang dibutuhkan =... ml 0,5 x VHCl x M HCl Kelarutan Ca(OH) 2 = =... mol/l 9. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl 0,05 M Volume rata-rata HCl yang dibutuhkan =... ml 0,5 x VHCl x M HCl Kelarutan Ca(OH) 2 = =... mol/l. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl 0,01 M Volume rata-rata HCl yang dibutuhkan =... ml 0,5 x VHCl x M HCl Kelarutan Ca(OH) 2 = =... mol/l 65

Hasil perhitungan di atas dimasukkan dalam tabel berikut: No Pelarut 1 Air 2 CaCl 2 0,1 M 3 CaCl 2 0,05 M 4 CaCl 2 0,01 M 5 NaOH 0,1 M 6 NaOH 0,05 M 7 NaOH 0,01 M 8 NaCl 0,1 M 9 NaCl 0,05 M NaCl 0,01 M Kelarutan Ca(OH) 2 (mol/l) Pertanyaan 1. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 a. Buatlah grafik hubungan kelarutan Ca(OH) 2 terhadap konsentrasi larutan CaCl 2 0,06 0,05 Kelarutan Ca(OH) 2 (M) 0,04 0,03 0,02 0,01 0 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 Konsentrasi larutan CaCl 2 (M) 66

b. Bagaimana kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 dibandingkan dalam air? c. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan CaCl 2 terhadap kelarutan Ca(OH) 2? 2. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH a. Buatlah grafik hubungan kelarutan Ca(OH) 2 terhadap konsentrasi larutan NaOH 0,06 0,05 Kelarutan Ca(OH) 2 (M) 0,04 0,03 0,02 0,01 0 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 Konsentrasi larutan NaOH (M) b. Bagaimana kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH dibandingkan dalam air? c. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan NaOH terhadap kelarutan Ca(OH) 2? 67

3. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl a. Buatlah grafik hubungan kelarutan Ca(OH) 2 terhadap konsentrasi larutan NaCl 0,06 0,05 Kelarutan Ca(OH)2 (M) 0,04 0,03 0,02 0,01 0 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 Konsentrasi larutan NaCl (M) b. Bagaimana kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl dibandingkan dalam air? c. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan NaCl terhadap kelarutan Ca(OH) 2? Kesimpulan 1. 2. 68

3. Pustaka 1. Day, R. A., Underwood, A. L. (1986), Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, 69 238. 2. Petrucci, R.H.(1992), Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern, Edisi Keempat, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 59 335. 3. Purba, M.(2007), Kimia untuk SMA Kelas XI, Jilid 2B, Penerbit Erlangga, Jakarta. 138. 69

Lampiran L Soal-Soal untuk Pendekatan Lempar Mahkota 1. Mengapa NaCl dapat larut dalam air? (Jawab: karena terdapat gaya tarik-menarik antara ion-ion Na + dan ion-ion Cl dengan molekul-molekul air sehingga ion-ion Na + dan ion-ion Cl terpisah dari kristalnya. Dalam larutan ion-ion Na + dan ion-ion Cl terhidrasi oleh molekul-molekul air) 2. Apa yang dimaksud dengan kelarutan? (Jawab: Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu.) 3. Apa yang dimaksud dengan larutan jenuh? (Jawab: Larutan pada saat laju pelarutan sama dengan laju pengkristalan. Larutan yang konsentrasinya sudah maksimal pada suhu tertentu. Larutan yang pada suhu tersebut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarut) 4. Bagaimana persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk senyawa Ag 2 CrO 4? (Jawab: Ksp Ag 2 CrO 4 = [Ag + ] 2 [CrO 2 4 ]) 5. Bagaimana hubungan kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali kelarutan (K sp ) untuk senyawa Ca 3 (PO 4 ) 2? (Jawab: K sp = 8s 5 K atau s = 5 sp ) 8 6. Bagaimana pengaruh ion senama terhadap kelarutan suatu zat elektrolit? (Jawab: Menurunkan kelarutan zat elektrolit tersebut} 7. Mengapa kelarutan Mg(OH) 2 rendah pada pada larutan yang memiliki ph tinggi? (Jawab: Karena pada ph tinggi, konsentrasi ion OH besar, larutan bersifat basa. Kelarutan senyawa basa dalam larutan yang bersifat basa adalah rendah, karena adanya faktor ion senama) 8. Mengapa kelarutan CaCO 3 dalam air lebih besar dibandingkan dalam larutan Na 2 CO 3? (Jawab: dalam larutan Na 2 CO 3 terdapat ion senama yaitu CO 2 3 ) 70

9. CdS mempunyai K sp lebih tinggi dari pada HgS. Berikan penjelasan yang masuk akal? (Jawab: Cd 2+ menarik molekul air lebih kuat dari pada Hg 2+ ; gaya tarik antara Hg dan S lebih kuat dari pada antara Cd dan S). Mengapa percampuran larutan BaCl 2 dengan larutan Na 2 SO 4 dapat menghasilkan endapan? ( Jawab: Karena pasangan ion Ba 2+ 2 dengan ion SO 4 dapat membentuk senyawa BaSO 4 yang tergolong sukar larut) 11. Diketahui harga K sp suatu senyawa MX adalah 4 x. Berapa kelarutan senyawa MX? (Jawab: 2 x 5 ) 71

Lampiran M Materi Ringkas untuk Pembelajaran Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelarutan (s) Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut/larutan pada suhu tertentu. Contoh: kelarutan AgCl dalam air pada 20 C sebesar 1 x 5 mol/l Tetapan Hasil Kali Kelarutan (K sp ) Perak sulfida (Ag 2 S) merupakan contoh garam yang sukar larut dalam air. Jika kita memasukkan sejumlah tertentu kristal garam itu ke dalam segelas air kemudian diaduk, kita akan melihat bahwa sebagian dari garam itu tidak larut. Larutan perak sulfida sudah jenuh jika jumlah garam yang tidak larut jumlahnya konstan. Dalam larutan jenuh proses melarut dan proses pengkristalan tetap berlangsung dengan laju yang sama. Dengan kata lain, dalam keadaan jenuh terdapat kesetimbangan antara zat padat tak larut dengan larutannya. Khusus untuk garam atau basa, kesetimbangan itu terjadi antara zat padat tak larut dengan ion-ionnya. Kesetimbangan dalam larutan jenuh perak sulfida adalah: Ag 2 S(s) 2 Ag + (aq) + S 2 (aq) Tetapan kesetimbangan dari kesetimbangan garam atau basa yang sedikit larut disebut tetapan hasil kali kelarutan (solubility product constant) dan dinyatakan dengan lambang K sp. Persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk Ag 2 S adalah: K sp = [Ag + ] 2 [S 2 ] 72

Tuliskan persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk senyawa berikut: PbSO 4 Ag 2 CrO 4 PbCl 2 Ag 3 PO 4 Al 2 (CO 3 ) 3 Hubungan kelarutan (s) dan tetapan hasil kali kelarutan (K sp ) Perhatikan kembali kesetimbangan yang terjadi dalam larutan jenuh Ag 2 S: Ag 2 S(s) 2 Ag + (aq) + S 2 (aq) Konsentrasi ion Ag + ion S 2 dalam larutan jenuh dapat dikaitkan dengan kelarutan Ag 2 S, yaitu sesuai dengan stoikiometri reaksi. Jika kelarutan Ag 2 S dinyatakan dengan s, maka konsentrasi ion Ag + dalam larutan itu sama dengan 2s dan konsentrasi ion S 2 sama dengan s. Ag 2 S(s) 2 Ag + (aq) + S 2 (aq) s 2s s Dengan demikian, nilai tetapan hasil kali kelarutan (K sp ) Ag 2 S dapat dikaitkan dengan nilai kelarutannya (s) sebagai berikut: K sp = [Ag + ] 2 [S 2 ] = (2s) 2 (s) = 4s 3 Secara umum, hubungan antara kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali kelarutan (K sp ) untuk elektrolit A x B y dapat dinyatakan sebagai berikut: A x B y (s) x A y+ (aq) + y B x (aq) K sp = [A y+ ] x [B x ] y = (xs) x (ys) y = x x y y s (x+y) 73

Tuliskan hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk elektrolit berikut: PbSO 4 Ag 2 CrO 4 PbCl 2 Ag 3 PO 4 Al 2 (CO 3 ) 3 Pengaruh ion senama terhadap kelarutan Jika AgCl dilarutkan dalam air, maka satu-satunya sumber ion Ag + dan ion Cl berasal dari AgCl. Sementara jika AgCl dilarutkan dalam larutan NaCl, maka ion Cl berasal dari AgCl dan NaCl. AgCl dan NaCl mempunyai ion senama, yaitu Cl. AgCl(s) akan menjadi kurang larut daripada dalam air 0,1 M NaCl [Cl - ] = 0,1 M dari NaCl sebelum AgCl larut Jika kita menambahkan beberapa tetes larutan kalsium klorida 1 M ke dalam larutan jenuh kalsium hidroksida, maka ion kalsium dari kalsium klorida akan meningkatkan konsentrasi ion kalsium dalam kesetimbangan kelarutan kalsium hidoksida. Persamaan reaksinya: CaCl 2 (aq) Ca 2+ (aq) + 2Cl (aq) Ca(OH) 2 (s) Ca 2+ (aq) + 2 OH (aq) Menurut prinsip Le Chatelier, kesetimbangan kelarutan kalsium hidroksida bergeser ke kiri dan membentuk kesetimbangan yang baru. Beberapa hal yang terjadi dalam kesetimbangan kelarutan yang baru adalah Ca(OH) 2 mengendap, 74

konsentrasi ion OH lebih kecil dari sebelumnya, dan konsentrasi ion Ca 2+ lebih besar dari sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa ion senama akan memperkecil kelarutan. Akan tetapi, ion senama tidak mempengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, selama suhu tidak berubah. Pengaruh ph terhadap kelarutan Tingkat keasaman larutan (ph) dapat mempengaruhi kelarutan dari berbagai jenis zat. Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat asam, dan sebaliknya lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. Garam-garam yang berasal dari asam lemah akan lebih mudah larut dalam larutan yang bersifat asam kuat. Jika kita menambahkan asam kuat ke dalam larutan yang mengandung ion fluorida, maka ion F (yang relatif bersifat basa kuat) akan mengambil proton dari H 3 O + dan membentuk asam lemah HF. Reaksinya merupakan kebalikan dari ionisasi dari HF. H 3 O + (aq) + F (aq) HF(aq) + H 2 O(l) Asam(1) Basa(2) Asam(2) Basa(1) Sekarang diandaikan bahwa larutan yang mengandung ion F adalah larutan jenuh dari kalsium fluorida dalam kesetimbangan dengan CaF 2 (s). Menurut prinsip Le Chatelier, ion F (aq) diubah menjadi HF(aq), dan kesetimbangan akan bergeser ke kanan sehingga CaF 2 (s) melarut. Persamaan reaksinya: CaF 2 (s) Ca 2+ (aq) + 2F (aq) 2H 3 O + (aq) + 2F (aq) 2 HF(aq) + 2 H 2 O(l) Reaksi total: CaF 2 (s) + 2H 3 O + (aq) Ca 2+ (aq) + 2HF(aq) + 2 H 2 O(l) 75

Reaksi Pengendapan Kita dapat mengeluarkan suatu ion dari larutannya melalui reaksi pengendapan. Misalnya, ion kalsium (Ca 2+ ) dalam air sadah dapat dikeluarkan dengan menambahkan larutan Na 2 CO 3. Dalam hal ini, ion Ca 2+ akan bergabung dengan ion karbonat (CO 2 3 ) membentuk CaCO 3, suatu garam yang sukar larut, sehingga mengendap. Ca 2+ (aq) + CO 2 3 (aq) CaCO 3 (s) Contoh lainnya yaitu mengendapkan ion Cl dari air laut dengan menambahkan larutan perak nitrat (AgNO 3 ). Ion Cl akan bergabung dengan ion Ag + membentuk AgCl yang sukar larut. Cl - (aq) + Ag + (aq) AgCl(s) Apakah endapan AgCl terbentuk begitu ada ion Ag + memasuki larutan? Kita ingat kembali bahwa AgCl dapat larut dalam air meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Artinya, ion Ag + dan ion Cl dapat berada bersama-sama dalam larutan hingga larutan jenuh, yaitu sampai hasil kali [Ag + ][Cl ] sama dengan nilai K sp AgCl. Apabila penambahan ion Ag + dilanjutkan sehingga hasil kali [Ag + ][Cl ] > K sp AgCl, maka kelebihan ion Ag + dan Cl akan bergabung membentuk endapan AgCl. Jadi, penambahan larutan Ag + ke dalam larutan Cl dapat terjadi tiga hal sebagai berikut: Jika [Ag + ][Cl ] < K sp AgCl, larutan belum jenuh. Jika [Ag + ][Cl ] = K sp AgCl, larutan tepat jenuh. Jika [Ag + ][Cl ] > K sp AgCl, terjadi pengendapan. Sebagaimana telah dipelajari ketika membahas kesetimbangan kimia, hasil kali konsentrasi seperti dirumuskan dalam rumus tetapan kesetimbangan (bukan konsentrasi setimbang) disebut dengan Q c. Jadi, secara umum apakah keadaan suatu larutan belum jenuh, jenuh, atau terjadi pengendapan, dapat ditentukan dengan memeriksa nilai Q c -nya dengan ketentuan sebagai berikut: Jika Q c < K sp, larutan belum jenuh. Jika Q c = K sp, larutan tepat jenuh. Jika Q c > K sp, terjadi pengendapan 76

Aktivitas dan Kemolaran (materi pengayaan) Konsentrasi ion Na + dan ion Cl dalam larutan NaCl 1 M masing-masing sebesar 1 M. Artinya, dalam 1 liter larutan NaCl 1 M terdapat 1 mol ion Na + dan 1 mol ion Cl. Akan tetapi dalam larutan yang cukup pekat, ion-ion cenderung mengelompok, sehingga setiap ion tidak lagi sungguh-sungguh berdiri sendiri. Oleh karena itu, dalam perilakunya, konsentrasi ion Na + dan Cl dalam larutan NaCl 1 M lebih kecil dari masing-masing 1 M. Konsentrasi dalam perilakunya ini disebut aktivitas dan dinyatakan dengan lambing a. Hubungan antara kemolaran dengan aktivitas dinyatakan dengan persamaan: a = γ M Dengan γ = koefisien aktivitas (kisaran nilainya 0 < γ < 1) Semakin encer larutan, semakin besar nilai γ. Jika γ = 1, maka aktivitas = kemolaran. Berkaitan dengan tetapan hasil kali kelarutan, nilai yang tercantum dalam tabel merupakan hasil kali aktivitas ion-ionnya. Jadi, ungkapan K sp untuk Ag 2 S, adalah: K sp Ag 2 S = (aag + ) 2 (as 2 ) Untuk garam yang sukar larut (berarti larutan jenuhnya sangat encer), koefisien aktivitasnya dapat dianggap sama dengan satu. Jadi, nilai aktivitasnya sama dengan kemolaran. Namun, untuk larutan yang relatif pekat, nilai aktivitas tidak sama, tetapi lebih kecil daripada kemolaran. Oleh karena itu, ungkapan K sp sebagai hasil kali kemolaran hanya dapat digunakan untuk elektrolit yang sukar larut. Berdasarkan percobaan, kelarutan CaSO 4 pada 25 C sebesar 0,2 gram/0 ml air. Jika K sp CaSO 4 ditetapkan berdasarkan data ini maka diperoleh 2,3 x 4. Data yang terdapat dalam tabel untuk K sp CaSO 4 adalah 9,1 x 6. 77

Lampiran N Lembar Kerja Siswa tentang Reaksi Pengendapan Reaksi Pengendapan Tujuan: 1. Memprediksi terbentuknya endapan. 2. Membuktikan terbentuknya endapan. Teori Dasar Kita dapat mengeluarkan suatu ion dari larutannya melalui reaksi pengendapan. Misalnya, ion kalsium (Ca 2+ ) dalam air sadah dapat dikeluarkan dengan menambahkan larutan Na 2 CO 3. Dalam hal ini, ion Ca 2+ akan bergabung dengan ion karbonat (CO 2 3 ) membentuk CaCO 3, suatu garam yang sukar larut, sehingga mengendap. Persamaan reaksi: Ca 2+ (aq) + CO 2 3 (aq) CaCO 3 (s) Contoh lainnya yaitu mengendapkan ion Cl dari air laut dengan menambahkan larutan perak nitrat (AgNO 3 ). Ion Cl akan bergabung dengan ion Ag + membentuk AgCl yang sukar larut. Persamaan reaksi: Cl (aq) + Ag + (aq) AgCl(s) Apakah endapan AgCl terbentuk begitu ada ion Ag + memasuki larutan? Kita ingat kembali bahwa AgCl dapat larut dalam air meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Artinya, ion Ag + dan ion Cl dapat berada bersama-sama dalam larutan hingga mencapai larutan jenuh, yaitu sampai hasil kali [Ag + ][Cl ] sama dengan nilai K sp AgCl. Apabila penambahan ion Ag + dilanjutkan sehingga hasil kali [Ag + ][Cl ] > K sp AgCl, maka kelebihan ion Ag + dan Cl akan bergabung membentuk endapan AgCl. Jadi, penambahan larutan Ag + ke dalam larutan Cl dapat terjadi tiga hal sebagai berikut: 78

Jika [Ag + ][Cl ] < K sp AgCl, larutan belum jenuh. Jika [Ag + ][Cl ] = K sp AgCl, larutan tepat jenuh. Jika [Ag + ][Cl ] > K sp AgCl, terjadi pengendapan. Sebagaimana telah dipelajari ketika membahas kesetimbangan kimia, hasil kali konsentrasi seperti dirumuskan dalam rumus tetapan kesetimbangan (bukan konsentrasi setimbang) disebut dengan Q c. Jadi, secara umum apakah keadaan suatu larutan belum jenuh, jenuh, atau terjadi pengendapan, dapat ditentukan dengan memeriksa nilai Q c -nya dengan ketentuan sebagai berikut: Jika Q c < K sp, larutan belum jenuh. Jika Q c = K sp, larutan tepat jenuh. Jika Q c > K sp, terjadi pengendapan. Alat dan Bahan Kimia Alat dan bahan kimia yang dibutuhkan tertera dalam tabel berikut: Alat Ukuran Jumlah Gelas kimia 0 ml 12 buah Kertas Label - 12 lembar Gelas ukur 25 ml 1 buah Bahan Kimia Akuades Larutan BaCl 2 0,01 M Larutan NaOH 0,01 M Larutan Na 2 SO 4 0,01 M Larutan MgSO 4 0,01 M Larutan Na 2 CO 3 0,01 M Larutan CaCl 2 0,01 M Jumlah 40 ml 30 ml 20 ml 20 ml ml ml ml 79

Prosedur Kerja, Perhitungan, dan Data 1. Sebelum dilakukan demonstrasi oleh temanmu nanti, lengkapilah tabel berikut pada kolom 3 dan 4. No. 1 2 3 4 5 Bahan yang Dicampurkan ml BaCl 2 0,01 M dengan ml Na 2 SO 4 0,01 M. K sp BaSO 4 = 1,1 x ml NaOH 0,01 M, 20 ml air, dan ml MgSO 4 0,01 M. K sp Mg(OH) 2 = 1,8 x 11 ml BaCl 2 0,01 M dengan ml Na 2 CO 3 0,01 M. K sp BaCO 3 = 5,1 x 9 ml CaCl 2 0,01 M, 30 ml air, dan ml Na 2 SO 4 0,01 M. K sp CaSO 4 = 9,1 x 6 ml BaCl 2 0,01 M dengan ml NaOH 0,01 M. K sp Ba(OH) 2 = 5 x 3 Q c Hasil Perhitungan Prediksi Pembentukan Endapan Fakta Hasil Demonstrasi 2. Setelah dilakukan demonstrasi oleh salah satu temanmu, catatlah hasil pengamatanmu pada kolom 5. Pertanyaan Adakah perbedaan antara hasil prediksi dengan hasil demonstrasi? Jika ada, mengapa demikian? 80

Kesimpulan 1. 2. Pustaka 1. Petrucci, R.H.(1992), Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern, Edisi Keempat, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 59 335. 2. Purba, M.(2007), Kimia untuk SMA Kelas XI, Jilid 2B, Penerbit Erlangga, Jakarta. 138. 81

Lampiran O Soal untuk Mencari Pasangan 1. Diketahui harga K sp untuk Ag 2 CrO 4 = 2,24 x 12. Berapa konsentrasi ion Ag + dalam larutan jenuh Ag 2 CrO 4? (Jawab: 1,65 x 4 ) 2. Diketahui K sp Ca(OH) 2 = 5 x 6. Berapa ph larutan jenuh Ca(OH) 2? (Jawab: 12,3) 3. Larutan jenuh Mg(OH) 2 mempunyai ph =,5. Hitunglah K sp Mg(OH) 2! (Jawab: 1,58 x 11 ) 4. Diketahui harga K sp AgBr = 5 x 15. Hitunglah berapa kelarutan AgBr? (Jawab: 7,07 x 8 ) 5. K sp Ag 2 CrO 4 = 2,24 x 12. Hitunglah kelarutan Ag 2 CrO 4 dalam larutan AgNO 3 0,1M! (Jawab: 2,24 x ) 6. Kelarutan Mg(OH) 2 = 1,65 x 4 mol/l. Hitunglah harga K sp dari Mg(OH) 2! (Jawab: 1,80 x 11 ) 7. Larutan jenuh L(OH) 2 mempunyai ph =. Tentukan kelarutan basa tersebut dalam larutan yang mempunyai ph = 13! (Jawab: 5,0 x 11 ) 8. Satu liter larutan MgCl 2 0,1 M dicampur dengan 1 gram NaOH (M r = 40). Apakah pada percampuran tersebut dihasilkan endapan Mg(OH) 2? K sp Mg(OH) 2 = 1,8 x 11 (Jawab: ya karena Q c = 6,25 x 5 lebih besar dari K sp ) 9. Tentukanlah konsentrasi minimum ion Ag + yang diperlukan untuk mengendapkan Cl dari larutan NaCl 0,1 M! K sp AgCl = 2 x (Jawab: 2 x 9 mol/l). Tetapan hasil kali kelarutan Fe(OH) 2 sebesar 2 x 14. Berapakah kelarutan Fe(OH) 2 dalam larutan yang mempunyai ph = 12 + log 2? (Jawab: 2 x 9 mol/l) 82

Lampiran P Soal untuk Latihan 1. The concentration of a saturated solution of BaSO 4 is 3.90 5 M. Calculate K sp for barium sulfate at 25 C (Jawab: 1,5 x 9 ) 2. The concentration of lead ions in a saturated solution of PbI 2 at 25 C is 1.3 3 M. What is its K sp? (Jawab: 8,8 x 9 ) 3. K sp for MgCO 3 at 25 C is 2.0 8. What are the ion concentrations in a saturated solution at this temperature? (Jawab: Konsentrasi ion Ca 2+ 2 = konsentrasi ion CO 3 = 1,4 x 4 ) 4. Write the K sp expression for Sn(OH) 2. (Jawab: K sp Sn(OH) 2 = [Sn 2+ ] [OH ] 2 ) 5. Which of the following will precipitate first when 0. M CO 2 3 is slowly added to a solution that is 0.0 M Sr 2+, 0.00 M Co 2+, 0.0 M Cd 2+, and 1.0 M Na +? For SrCO 3, K sp = 1.1 x ; for CoCO 3, K sp = 1.4 x 13 ; and for CdCO 3, K sp = 5.2 x 12. a. Na 2 CO 3 b. SrCO 3 c. CoCO 3 d. CdCO 3 (Jawab: CoCO 3 karena harga K sp -nya paling rendah) 6. For which of the following salts does the solubility depend upon the ph? a. ZnCO 3 b. BaSO 4 c. MgF 2 (Jawab: ZnCO 3 dan MgF 2 karena mengandung ion sisa asam lemah) 7. Concentrated solutions of iron(iii) chloride, sodium hydroxide, and potassium nitrate are mixed together. The precipitate that forms is a. iron(iii) hydroxide. b. sodium chloride c. potassium hydroxide d. iron(iii) nitrate 83

(Jawab: iron(iii) hydroxide karena memiliki kelarutan paling rendah) 8. For ScF 3, K sp = 4.2 x 18. What is [F ] in a saturated solution containing ScF 3 as the only solute? (Jawab: 6 x 5 mol/l) 9. The K sp of MnF 2 is 3.7 x 8. What is the molar solubility of MnF 2 in a solution that is also 0.0 M in NaF? (Jawab: 3,7 x 4 mol/l). What mass of KI is required to just initiate precipitation of CuI from 1.0 L of a solution that is 0.00 M in Cu +? The K sp of CuI is 1.1 x 12. (Jawab: 1,83 x 8 gram) 11. Which of the following represents a saturated solution? a. [Ca 2+ ] = 4 M; [SO 2 3 ] = 4 M; K sp = 6.8 x 8 b. [Pb 2+ ] = 0. M; [Br ] = 0.020 M; K sp = 4.0 x 5 c. a mixture of 0 ml of 5 M [Zn 2+ ] and 0 ml 5 M [CO 2 3 ]; K sp = 1.4 x 11 (Jawab: b karena Q c = K sp ) 12. What is the molar solubility of Mn(OH) 2 in a solution buffered to ph 11.00? The K sp of Mn(OH) 2 is 1.9 x 13. (Jawab: 1.9 x 7 mol/l) 13. Determine which salt CaCO 3 or Ag 2 CO 3 is more soluble in water in units of moles per liter? K sp CaCO 3 = 2.8 x 9 ; K sp Ag 2 CO 3 = = 8.1 x 12 (Jawab: Ag 2 CO 3 dengan kelarutan 1,3 x 4 mol/l) 14. Calculate the solubility of AgCl in 0. M NaCl. (K sp AgCl = 1.8 x ) (Jawab: 1.8 x 9 mol/l) 15. Calculate the ph at which Cr(OH) 3 just starts to precipitate from an 0. M Cr 3+ solution. Let's use the results of this calculation to explain why it is impossible to prepare an 0. M Cr 3+ solution at neutral ph. K sp Cr(OH) 3 = 6.3 x 31 (Jawab: ph = 4,3 dan pada ph = 7 maka [Cr 3+ ] = 6,3 x M) 84

Lampiran Q Soal untuk Ujian Tulis (Waktu 45 menit) Soal pilihan ganda ( butir) 1. Dua mineral mempunyai harga K sp yang berbeda meskipun keduanya berupa senyawa kalsium karbonat. K sp dari kalsit adalah 4,5 x 9, sedangkan K sp dari aragonit adalah 6,0 x 9. Penjelasan yang paling mungkin untuk hal ini adalah: a. aragonit sebagian bersifat kovalen b. aragonit lebih rapuh daripada kalsit c. Ca 2+ dalam kalsit sebagian mengalami hidrasi d. ion karbonat dalam kalsit lebih bersifat basa daripada dalam aragonit. e. dalam kalsit, ion Ca 2+ dan CO 2 3 tersusun dengan gaya tarik yang lebih kuat daripada dalam aragonit. (jawab: e) 2. Ketika larutan jenuh natrium klorida ditambah dengan asam klorida pekat, natrium klorida mengendap. Penjelasan yang paling baik untuk hal ini adalah: a. Ada reaksi asam-basa antara natrium klorida dan asam klorida. b. Molekul-molekul hidrogen klorida menarik air yang menghidrasi ion natrium dan ion klorida sehingga mereka dapat saling tarik-menarik. c. Panas dibebaskan oleh pengenceran asam klorida menyebabkan air menguap sehingga tidak cukup banyak untuk melarutkan natrium klorida. d. Percampuran dua larutan tersebut meningkatkan konsentrasi ion klorida dalam larutan, sehingga meningkatkan peluang dari ion-ion natrium dan ion-ion klorida bertemu. e. Ion-ion hidrogen dalam asam klorida mengikat ion-ion klorida dari larutan natrium klorida, sehingga membebaskan ion-ion natrium untuk membentuk kristal. (jawab: d) 85

3. CdS mempunyai K sp lebih tinggi daripada HgS. Penjelasan berikut yang masuk akal adalah: a. c dan e, bukan d b. semua dari jawaban berikut c. Cd 2+ menarik molekul-molekul air dengan gaya lebih kuat daripada ion-ion Hg 2+ d. Orbital Cd dan S melakukan tumpang tindih lebih besar daripada Hg dan S e. Gaya tarik antara Hg dan S lebih kuat daripada antara Cd dan S. (jawab: a) 4. Jika diketahui K sp Ag 3 PO 4 adalah x, maka nilai kelarutannya adalah: a. 4x 3 b. 27x 4 c. 1 x 27 4 d. 4 27 x e. 4 4 x (jawab : d) 5. Diketahui harga K sp Ag 2 CrO 4 = 4 x 12. Tentukan kelarutan Ag 2 CrO 4 dalam air murni! a. 1 x 4 mol/l b. 2 x 6 mol/l c. 1 x 8 mol/l d. 8 x 9 mol/l e. 2 x 12 mol/l (jawab: a) 86

6. Di antara zat berikut yang kelarutannya paling besar adalah: a. AgCl (K sp = 1 x ) b. Ag 2 CrO 4 (K sp = 4 x 12 ) c. Mg(OH) 2 (K sp = 1 x 11 ) d. Ag 3 PO 4 (K sp = 1 x ) e. AgI (K sp = 1 x 16 ) (jawab: d) 7. AgCl akan mempunyai kelarutan paling kecil dalam: a. akuades b. larutan NaNO 3 0,1M c. larutan NaCl 0,1 M d. larutan AgNO 3 0,1 M e. larutan CaCl 2 0,1 M (jawab: e) 8. Larutan jenuh Ca(OH) 2 diketahui memiliki konsentrasi 0,0203 mol/l. Kelarutan Ca(OH) 2 akan menjadi lebih kecil jika dilarutkan dalam larutan: a. NaCl 0,1M b. NaCl 0,05M c. NaOH 0,1 M d. HCl 0,1 M e. H 2 SO 4 0,1 M (jawab: c) 9. Diketahui kelarutan Ag 2 CrO 4 dalam air murni yaitu 8,43 x 5 mol/l. Hitunglah kelarutan Ag 2 CrO 4 tersebut dalam larutan AgNO 3 0,1M! a. 2,4 x b. 2,4 x 8 c. 2,0 x 5 d. 4,0 x 4 e. 8,2 x 4 (jawab: a) 87

. Ke dalam 0 ml larutan PbCl 2 0,01 M ditambahkan 1 ml larutan NaCl 0,01 M. Jika diketahui K sp PbCl 2 = 1,6 x 5, maka keadaan larutan adalah a. Q c = K sp, larutan belum jenuh b. Q c = K sp, larutan tepat jenuh c. Q c > K sp, larutan belum jenuh d. Q c > K sp, terjadi endapan e. Q c < K sp, tidak terjadi endapan (jawab: e) Soal uraian (3 butir) 11. Diketahui K sp basa M(OH) 2 = 4 x 12, hitunglah ph larutan jenuh basa tersebut! -12 4 x Jawab: Kelarutan M(OH) 2 = 3 = 1 x -4 mol/l 4 Reaksi ionisasi: M(OH) 2 M 2+ + 2OH s s 2s [OH - ] = 2s = 2 x 4 mol/l poh = 3,7 sehingga ph =,3 12. Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 0,1 M lebih kecil dibandingkan kelarutannya dalam air. Jelaskan fenomena tersebut! Jawab: Reaksi kesetimbangan kelarutan Ca(OH) 2 dapat dituliskan sebagai berikut: Ca(OH) 2 (s) Ca 2+ (aq) + 2OH (aq) Ion Ca 2+ dari larutan CaCl 2 menyebabkan kesetimbangan kelarutan Ca(OH) 2 bergeser ke arah pembentukan kristal Ca(OH) 2, sehingga kelarutannya lebih kecil. 88

13. Jika diketahui K sp Ag 2 CrO 4 adalah 4 x 12, hitunglah konsentrasi minimum ion Ag + yang diperlukan untuk mengendapkan Ag 2 CrO 4 dari larutan K 2 CrO 4 0,01 M! Jawab: Ag 2 CrO 4 mulai mengendap jika Q c = K sp [Ag + ] 2 [CrO 2 4 ] = 4 x 12 [Ag + ] 2 x 0,01 = 4 x 12 [Ag + ] 2 = 4 x [Ag + ] = 2 x 5 mol/l Jadi konsentrasi ion Ag + minimum yang dibutuhkan untuk mengendapkan Ag 2 CrO 4 adalah 2 x 5 mol/l 89