EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK ITS MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA WHYTE & BYTHEWAY DAN SERVQUAL

dokumen-dokumen yang mirip
Presentasi Sidang Tugas Akhir

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KUALITAS PELAYANAN ASET FISIK DAN FASILITAS DI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UI MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL RAZAK MUCHTAR SYAHMI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS SERVICE QUALITY UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN TIK DI UNIVERSITAS SILIWANGI

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu unggul dalam persaingan tersebut. perguruan Tinggi khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sulit untuk

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

Kris Setyaningsih Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh civitas kampus tersebut. Website sendiri merupakan salah satu bentuk

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perekonomian Indonesia. Industri Ritel memiliki kontribusi terbesar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Instrumen Antecedent Gap ServQual Antecedent Gap ServQual Instrument Development

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada pelanggannya. Sebaliknya jika produsen tidak dapat memberikan kepuasan

Analisis Kualitas Tokopedia Menggunakan Metode ServQual

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan di Perguruan Tinggi X Dengan Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) *

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanannya agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan

III. METODE PENELITIAN

ASSESMENT TINGKAT KEPUASAN DOSEN DENGAN METODE SERVQUEL PADA UNIVERSITAS XYZ

ANALISIS LAYANAN JALAN TOL BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SURABAYA GRESIK)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi

ANALISA TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN TERMINAL PETI KEMAS PT BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA (BJTI)

PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN METODE SERVQUAL (STUDI KASUS: PUSKESMAS NGAGEL REJO SURABAYA)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

Bab 3 Metodologi Penelitian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN PPNS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAIFUDIN NOOR D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan melalui tahap-tahap penelitian yang diatur secara

ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN AKADEMIK UIN SUMATERA UTARA MEDAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank, maka setiap bank. dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI (STUDI DI PERPUSTAKAAN X )

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. iv v viii xiii xv xvi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS JASA BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG (Studi Kasus di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro)

PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN DENGAN HIGHER EDUCATION PERFORMANCE (HEdPERF) DAN HIGHER EDUCATION SERVICE QUALITY (HiEdQUAL)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lembaga penyedia pendidikan yang berbasis islami, dan pengembangan ketrampilan yang dimiliki. Tujuan Pendidikan baik

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... vi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar bidang usaha dan bagian hidup sehari-hari. Di Indonesia

114 Universitas Indonesia

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN PENDEKATAN FUZZY SERVICE QUALITY DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator untuk menentukan kualitas sumber daya manusia adalah

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB V ANALISIS HASIL

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN KLAIM BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH DI PT. AJC MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

BAB IV HASIL PENELITIAN. Statistics. Kinerja Berwujud. N Valid Missing 0 0. Mean Std. Deviation

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

Bab III. Metodologi Penelitian

Ratna Kencana Ekasari LOGO.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR LAMPIRAN...vii

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SURAKARTA. Juni Trisnowati Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan keberadaan bengkel motor di kota Bandung dari tahun ke

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

BAB II LANDASAN TEORI. Instruksi-instruksi tersebut berbentuk perangkat lunak (software).

DAFTAR ISI. ABSTRAK iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.. v

Transkripsi:

Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-4 Desember 2013 EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK ITS MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA WHYTE & BYTHEWAY DAN SERVQUAL Mudjahidin 1), Yogi Agra Wiryawan 2) 1, 2 Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Infornasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jalan Raya Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya, 60111 Telp : (031) 5994251-55, Fax : (031) 5923465 E-mail : mudjahidin@is.its.ac.id 1),yogi09@mhs.is.its.ac.id 2) Abstrak Perkembangan teknologi informasi secara signifikan memberikan dampak terhadap setiap lapisan kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun organisasi yang menyebabkan investasi teknologi informasi menjadi hal yang penting. Sistem Informasi Akademik (Siakad) ITS dikembangkan dengan tujuan untuk mengakomodasi kebutuhan proses administrasi akademik di ITS. Namun, seiring dengan pentingnya peranan dari sistem, evaluasi terhadap efektivitas dari pemanfaatan sistem tersebut masih minim. Sehingga, timbul kebutuhan untuk melakukan pemantauan untuk memastikan efektivitas dari fungsi Siakad tersebut melalui evaluasi yang sistematis. Metodologi yang dapat digunakan untuk melakukan kajian efektivitas terhadap sistem informasi adalah dengan evaluasi yang didasarkan pada kerangka kerja Whyte & Bytheway. Kerangka kerja ini kemudian dikombinasikan dengan metode Servqual (Service Quality) dan dianalisis menggunakan model analisis kesenjangan kualitas layanan. Dengan melakukan evaluasi terhadap Siakad ITS, diharapkan informasi akan tingkat pencapaian tujuan dan tingkat kesenjangan dari harapan dan persepsi pengguna sistem tersebut dapat tersingkap dan akan dapat memunculkan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas dari sistem tersebut pada masa mendatang. Kata kunci: Evaluasi Implementasi SI, Servqual, Whyte & Bytheway, Sistem Informasi Akademik, Analisis Kesenjangan 1. PENDAHULUAN Sistem Informasi Akademik (Siakad) mulai dikembangkan sejak 14 tahun yang lalu dan pada tahun 2005, sistem ini telah digunakan oleh seluruh jurusan di ITS. Tujuan dari dikembangkannya Siakad tersebut adalah untuk mengakomodasi kebutuhan proses administrasi akademik di ITS.. Untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan tersebut Siakad memiliki berbagai modul penting, antara lain yaitu Formulir Rencana Studi (FRS), transkrip dan prestasi studi, dan indeks penilaian dosen. Namun, seiring dengan pentingnya peranan dari sistem, evaluasi terhadap sistem tersebut masih minim. Sehingga, timbul kebutuhan untuk melakukan pemantauan untuk memastikan efektivitas dari fungsi sistem informasi akademik tersebut melalui evaluasi yang sistematis. Keberhasilan implementasi suatu sistem informasi akademik dapat diukur dengan melakukan evaluasi. Salah satu metodologi yang dapat digunakan adalah dengan melakukan evaluasi yang didasarkan pada kerangka kerja Whyte & Bytheway. Kerangka kerja ini menawarkan pendekatan evaluasi sistem informasi akademik yang menekankan pada tiga unsur elemen utama yang relevan, yaitu produk, layanan, dan proses [2]. Disisi lain, kepuasan pengguna sistem secara signifikan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan sistem informasi[1]. Metodologi yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan dari pengguna tersebut adalah dengan menggunakan Servqual (Service Quality) [3]. Poin penting dari evaluasi efektivitas sistem informasi adalah membandingkan kinerja sistem tersebut dengan harapan atau ekspektasi dari apa yang dapat dilakukan oleh sistem tersebut. Poin tersebut dapat diakomodasi oleh analisis kesenjangan yang terdapat pada model gap Servqual [4]. Dengan melakukan evaluasi terhadap sistem informasi akademik ITS, diharapkan informasi akan tingkat pencapaian tujuan serta tingkat kesenjangan dari harapan dan persepsi pengguna sistem tersebut dapat tersingkap dan akan dapat memunculkan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas dari sistem tersebut pada masa mendatang.

120 2. KERANGKA KERJA EVALUASI 2.1 Kerangka Kerja Whyte & Bytheway Metodologi yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi efektivitas sistem informasi akademik yang menekankan pada kajian terhadap kualitas dari sistem tersebut adalah dengan melakukan evaluasi yang didasarkan pada kerangka kerja Whyte & Bytheway.Kerangka kerja ini menspesifikasikan tiga elemen dasar yang relevan terhadap penilaian sistem, yaitu Produk (Product), Layanan (Service) dan Proses (Process) [1]. 2.1.1 Elemen Whyte & Bytheway Elemen produk berhubungan dengan perangkat keras, perangkat lunak, dan materi pelatihan yang diberikan kepada pengguna. Atribut yang mempengaruhi nilai produk dari sistem oleh pengguna adalah tingkat akurasi, kontrol, efektivitas, kualitas antarmuka, kemudahan, integrasi, pemasaran (sosialisasi), pelaporan, dokumentasi, dan pelatihan. Elemen layanan adalah yang berhubungan dengan aspek bagaimana pengguna dapat mendapatkan respon dari sistem tersebut. Atribut yang berperan penting menurut pengguna yang berhubungan dengan layanan adalah yang berhubungan dengan keterlibatan pengguna, kompetensi, spesifikasi, kompleksitas, keandalan, tingkat respon, dan pengertian. Elemen Proses merupakan bagaimana Produk dan Layanan dihadirkan. Elemen ini mengacu pada kemampuan sebuah organisasi dalam mengelola elemen produk dan layanan sehingga keduanya dapat membantu dalam mencapai tujuan yang diharapkannya. Disisi lain, proses ini berhubungan dengan manajemen proyek pengembangan dan implementasi sistem informasi secara keseluruhan, yang didalamnya termasuk aspek perencanaan hingga perawatan sistem. 2.1.2 Atribut Evaluasi Kerangka kerja ini melakukan analisis terperinci pada kebutuhan pengguna dengan didasari olehatribut Whyte&Bytheway yang menurutnya merupakan atribut yang paling mempengaruhi persepsi pengguna terhadap efektivitas sistem secara keseluruhan (lihat tabel 1). Atribut-atribut tersebut merupakan representasi dari 3 elemen yang telah disebutkan diatas. Beberapa atribut tersebut ada yang tidak digunakan karena atribut tersebut diasumsikan sebagai tidak relevan terhadap evaluasi. Tabel 1 : Atribut Evaluasi No. Elemen Atribut Definisi 1 Akurasi Tingkat dimana informasi yang diberikan dan fungsi yang dilakukan sesuai dengan proses bisnis 2 Kontrol Tingkat sejauh mana sistem dapat mengendalikan pemeriksaan, perubahan dan penghapusan informasi 3 Efektivitas Tingkat dimana sistem beroperasi dengan cara yang efisien, produktif dan berguna 4 Front-office Tingkat kualitas interaksi pengguna dengan sistem atau output 5 Produk Kemudahan Tingkat sejauh mana sistem ini mudah untuk digunakan 6 Pemasaran Tingkat dimana sistem dikemas, dipromosikan dan dikenalkan kepada pengguna 7 Pelaporan Tingkat dimana laporan yang dihasilkan oleh sistem (jika ada) adalah akurat dan berguna 8 Dokumentasi Tingkat dimana informasi diberikan untuk menjelaskan bagaimana sistem dioperasikan 9 Pelatihan Tingkat dimana pelatihan terhadap sistem telah dilaksanakan dengan baik Spesifikasi Tingkat akurasi spesifikasi sistem 11 Keterlibatan Pengguna Tingkat sejauh mana pengguna berpartisipasi dalam semua aspek pembangunan dan pelaksanaan sistem 12 Kompleksitas Tingkat kerumitan dari system Layanan 13 Keandalan Tingkat akurasi dan keandalan sistem 14 Tingkat Respon Tingkat dimana staf proyek memberikan layanan secara cepat 15 Pengertian Tingkat upaya personil sistem dalam mengenali pengguna dan kebutuhannya 16 Keselarasan Bisnis Proses 17 Tingkat Kebutuhan Tingkat dimana sistem beroperasi sesuai dengan tujuan bisnis Tingkat kepentingan sistem dalam menjalankan aspek bisnis

121 2.2 Kerangka Kerja Servqual (Service Quality) Instrumen Servqual pada awalnya dikembangkan oleh peneliti pemasaran untuk menilai kualitas pelayanan secara umum. Model ini dapat diterapkan dalam mengevaluasi layanan SI yang dikhususkan untuk memahami persepsi dan harapan pelanggan untuk meningkatkan kualitas layanan SI tersebut [2]. Servqual merepresentasikan lima dimensi yang digunakan oleh pelanggan ketika mengevaluasi kualitas pelayanan terlepas dari jenis layanan pelanggan [3] (lihat tabel 2). Tabel 2 : Dimensi Servqual No. Dimensi Definisi 1 Tangibles Fasilitas fisik, peralatan, dan keberadaan dari personil 2 Reliability Kemampuan untuk melakukan layanan yang dijanjikan secara akurat 3 Responsiveness Keinginan untuk membantu pengguna dan memberikan pelayanan yang sesuai 4 Assurance Pengetahuan dan kesopanan personil (sistem) dan kemampuan mereka untuk memberikan rasa percaya dan yakin 5 Emphaty Kepedulian dan perhatian individual dari organisasi untuk pengguna 2.3 Model Gap Kualitas Layanan Model Gap Kualitas Layanan (The Service Quality Gap Model) diperkenalkan pertama kali untuk membantu organisasi dalam memahami harapan pelanggan. Kualitas layanan diukur dengan skor kesenjangan (gap : G), di mana G adalah perbedaan antara persepsi sesuai layanan yang disampaikan (P) dan harapan dari layanan (E) untuk setiap item. Sehingga formula yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan ini adalah dengan : G = P E... (1) Model ini dibagi menjadi dua bagian, dimana setiap pertanyaan atau pernyataan digunakan sebanyak dua kali. Bagian pertama adalah untuk mengukur tingkat harapan dan bagian lainnya adalah untuk mengukur tingkat persepsi. Informasi yang diperoleh dari analisa kesenjangan oleh Servqual diklaim dapat membantu menentukan letak peningkatan performa yang dapat dihasilkan [4]. 3. PENGUMPULAN DAN PENGUJIAN DATA Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna sistem informasi akademik (Siakad) ITS, baik mahasiswa, dosen, petugas Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), dan staf akademik jurusan. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode probability sampling, yakni metode acak stratifikasi. Metode ini menentukan jumlah sampel dengan cara memproporsikan responden ke dalam beberapa kelompok menurut kelompok yang ada. Pemilihan metode ini didasarkan pada alasan obyek yang akan diteliti adalah mahasiswa ITS yang berasal dari berbagai fakultas dan jumlah mahasiswa dari tiap fakultas dapat diketahui, sehingga bisa diproporsikan jumlahnya. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada petugas Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) dan petugas tata usaha untuk pengumpulan data dosen dan staf bagian akademik. Kuesioner diberikan kepada satu petugas di setiap jurusan yang selanjutnya menyerahkan kuesioner kepada pihak yang dianggap cocok untuk mengisi kuesioner tersebut. Selain itu, pengumpulan data dilakukan melalui media internet untuk responden mahasiswa ITS. Kuesioner yang disebarkan untuk non-mahasiswa sebanyak 119 buah, dengan rincian 15 buah untuk bagian BAAK dan 104 buah untuk dosen dan staf akademik. Kuesioner yang kembali sejumlah 65 buah. Sedangkan kuesioner untuk mahasiswa yang terisi sebanyak 148 buah. Disisi lain, pemilihan responden untuk staf BAAK dilakukan dengan menyalurkan kepada petugas yang berwenang. Sesuai hasil wawancara dengan staf BAAK, penelitian membutuhkan setidaknya 13 responden untuk staf BAAK dan 26 data untuk masing-masing dosen dan staf akademik jurusan. 4. ANALISIS DATA Evaluasi Tabel 4 menunjukkan nilai rata-rata dari tingkat kepentingan masing-masing atribut, nilai ratarata dari performa masing-masing atribut, dan nilai kesenjangan antara kedua indikator tersebut. Nilai standar deviasi dari masing-masing indikator dan atribut dihitung dengan maksud untuk menilai indikasi

122 tingkat konsensus dari responden pada satu tingkat nilai. Nilai ranking dari setiap atribut untuk masingmasing indikator disediakan pada tabel untuk membantu dalam menilai tingkat kesenjangan. Tabel 3 : Analisis Evaluasi Whyte&Bytheway Atribut Tingkat Kepentingan Performa Gap Ranking Rata-rata SD Ranking Rata-rata SD 1 2 4.37 0.88 2 3.82 0.98-0.55 2 7 4.32 0.97 5 3.69 1.10-0.63 3 8 4.30 0.93 9 3.46 1.01-0.85 4 4 4.33 0.77 1 3.85 0.89-0.48 5 12 4.18 0.95 6 3.69 0.93-0.49 6 1 4.51 0.79 4 3.75 1.05-0.76 7 15 3.99 0.95 13 3.15 1.06-0.84 8 16 3.95 1.06 16 2.78 1.17-1.17 9 17 3.58 1.22 17 2.74 1.20-0.83 10 10 4.26 0.92 11 3.29 1.03-0.97 11 6 4.32 0.86 9 3.46 0.99-0.87 12 6 4.32 0.97 10 3.30 1.10-1.02 13 11 4.21 0.98 12 3.22 1.21-0.99 14 13 4.11 1.18 15 3.02 1.31-1.08 15 14 4.03 0.97 14 3.12 1.08-0.91 16 9 4.29 0.89 7 3.59 0.99-0.70 17 3 4.36 0.83 3 3.81 0.96-0.55 Nilai rata-rata untuk semua atribut dalam Tingkat Kepentingan adalah 4,2 (lihat tabel 5.2). Nilai tersebut dapat diintepretasikan sebagai Penting dalam skala tingkat kepentingan. Bahkan sebagian besar nilai dari tingkat kepentingan berada pada nilai diatas 4 (Penting) kecuali untuk atribut 9 dan 8, yaitu atribut pemasaran dan pelatihan. Disisi lain, nilai rata-rata untuk semua atribut dalam Performa adalah 3,4. Nilai tersebut dapat diintepretasikan sebagai Cukup Puas dalam skala performa. Nilai dalam indikator ini cukup bervariasi dimana nilai-nilai tersebut berada pada kisaran nilai 2,7 3,8. Beberapa atribut mendekati nilai puas, yaitu pada atribut kontrol, akurasi, dan tingkat kebutuhan. Evaluasi ini mencapai tingkat konsesus dari responden, dimana tingkat standar deviasi yang tercapai untuk Tingkat Kepentingan berada pada nilai antara 0,8 1,2 dan 0,9 1,3 untuk Performa. Hal tersebut menandakan bahwa tidak terdapat perbedaan pendapat yang signifikan diantara responden. Nilai rata-rata kesenjangan antara nilai tingkat kepentingan dan performa adalah -0,8 (minus). Hal tersebut mengindikasikan bahwa responden memiliki persepsi negatif terhadap performa dari implementasi sistem informasi akademik ini. Nilai tersebut menggambarkan bahwa sistem informasi tersebut belum mencapai tingkat dimana para responden mengharapkan performa yang seharusnya dicapai. Namun, dari nilai ratarata tingkat Performa Secara Umum yang berada pada nilai 3,6, dapat diasumsikan bahwa para responden masih merasa cenderung puas. Nilai tersebut dapat diintepretasikan sebagai diantara Cukup Puas dan Puas. Nilai kesenjangan antara Tingkat Kepentingan dengan Performa berada pada kisaran nilai antara -1,2 dan -0,5. 4 atribut memiliki gap yang berkisar -0,5, yaitu atribut Antar-muka, yang merupakan atribut dengan kesenjangan terkecil, atribut Kemudahan, atribut Akurasi, dan atribut Tingkat Kebutuhan. Hal ini menandakan bahwa untuk 4 atribut tersebut, responden memiliki rasa sedikit ketidakpuasan terhadap performa yang ditunjukkannya (nilai minus pada tingkat kesenjangan). 4.5 3.5 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tingkat Kepentingan Performa Rata-rata Tingkat Kepentingan Rata-rata Performa Gambar 1. Tingkat Kesenjangan

123 Disisi lain, terdapat 5 atribut yang memiliki nilai kesenjangan mencapai 1 atau lebih dari 1. Atribut tersebut adalah atribut Pemasaran, Tingkat Respon, Keandalan, Pengertian, dan Spesifikasi. Tingkat kesenjangan yang mencapai nilai tersebut menggambarkan area dimana responden merasa ketidakpuasan yang cukup besar. Sebagai tambahan, sebagian besar atribut yang memiliki nilai kesenjangan yang cukup besar berada pada elemen Layanan. Rata-rata nilai kesenjangan pada elemen Layanan ini mencapai angka 1, sedangkan disisi lain, elemen lainnya, Produk dan Proses, tidak mencapai angka tersebut, yaitu hanya mencapai 0,7 dan 0,6. Hal tersebut menggambarkan bahwa responden merasa tidak puas terhadap implementasi sistem informasi akademik ini pada aspek layanan yang diberikannya. P e r f o r m a 3.9 3.7 3.5 3.3 3.1 2.9 2.7 9 I III 7 8 15 14 1 4 17 5 2 16 10 3 11 12 13 II 6 IV 2.5 3.5 3.7 3.9 4.1 4.3 4.5 4.7 4.9 Tingkat Kepentingan Gambar 2. Analisis Kuadran tiap Atribut Untuk mendapatkan gambaran lebih dalam mengenai nilai kesenjangan antara performa dan harapan, analisis juga dilakukan untuk tiap fakultas responden. Sesuai dengan nilai kesenjangan secara umum, nilai performa dari sistem akademik ini masih dirasa oleh setiap responden untuk seluruh fakultas sebagai belum mencapai harapan. Tidak ada satupun atribut yang memiliki nilai kesenjangan positif. Tingkat kesenjangan tersebut menggambarkan bahwa responden merasa tidakpuas terhadap performa dari seluruh atribut dalam evaluasi ini. Untuk dapat memberikan rekomendasi prioritas perbaikan untuk organisasi dilakukan analisis lebih lanjut. Setiap atribut dalam evaluasi Whyte & Bytheway dipetakan kedalam 4 kuadran. Pemetaan axis X adalah dengan melihat nilai rata-rata Tingkat Kepentingan atribut tersebut, sedangkan untuk axis Y adalah dengan melihat nilai rata-rata Performa dari atribut tersebut dalam evaluasi sebelumnya. Kuadran I berisi atribut yang memiliki nilai Performa diatas rata-rata namun memiliki Tingkat Kepentingan dibawah rata-rata.. Kuadran II berisi atribut yang memiliki nilai Performa dan Tingkat Kepentingan diatas rata-rata. Kuadran III berisi atribut yang memiliki Performa yang dibawah rata-rata namun dengan Tingkat Kepentingan yang rendah pula. Kuadran IV berisi atribut yang memiliki Tingkat Kepentingan yang tinggi (diatas rata-rata) namun dengan Performa yang rendah (dibawah rata-rata). Hal tersebut menjadikan atribut dalam kuadran ini menjadi prioritas yang paling utama untuk segera diperbaiki. Seperti yang terlihat pada gambar 2, Atribut yang berada pada kuadran IV adalah Spesifikasi dan Keandalan. Kedua atribut tersebut memiliki nilai Tingkat Kepentingan yang diatas rata-rata yaitu 4,3 dan nilai Performa yang diatas rata-rata pula yaitu 3,3. Kedua atribut tersebut juga memiliki nilai kesenjangan diatas 1. Oleh karena itu kedua atribut ini adalah atribut yang sebaiknya diprioritaskan oleh organisasi, khususnya pihak BTSI untuk segera diperbaiki. Pernyataan LY1.2.1 (Spesifikasi) yang berisi tentang kecepatan Siakad memiliki nilai rata-tata yang rendah yaitu 2,9. Sedangkan pernyataan LY3.1.2 tentang kemampuan Siakad diakses setiap saat memiliki nilai 3,3. Dihubungkan dengan pertanyaan terbuka pada bagian saran pada kuesioner, sebagian besar responden mengeluhkan kecepatan akses dan seringnya Siakad down pada saat melakukan input FRS. Hal tersebut menggambarkan bahwa pandangan negatif responden sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan Siakad dalam menangani banyaknya akses yang datang bersamaan saat input FRS.

124 5. SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini akan dijabarkan kesimpulan yang dapat diambil dari evaluasi yang telah dilakukan dan saran yang dapat diberikan kepada organisasi. 5.1 Simpulan Hasil evaluasi ini mencapai tingkat konsesus dari responden yang menandakan bahwa tidak terdapat perbedaan pendapat yang signifikan diantara responden. Hasil evaluasi menunjukkan tingkat kesenjangan diantara tingkat kepentingan dengan performa untuk setiap atribut berada pada nilai minus, terlihat pada tingkat Performa yang selalu berada dibawah Tingkat Kepentingan (lihat bab 4). Hal tersebut menggambarkan bahwa responden memiliki pandangan yang negatif terhadap Sistem Informasi Akademik ini. Selain itu dikarenakan tidak adanya satupun atribut dalam indikator performa sistem informasi akademik tersebut yang mencapai tingkat harapan responden, dapat dinyatakan bahwa seluruh bagian pada implementasi Sistem Informasi Akademik ini perlu untuk diperbaiki. Atribut yang harus menjadi perhatian utama adalah peningkatan kecepatan akses ( Spesifikasi ) dan kemampuan Sistem Informasi Akademik Mahasiswa untuk dapat diakses kapan saja ( Keandalan ). Kedua atribut ini dinilai tinggi dalam Tingkat Kepentingan dan rendah dalam Performa oleh responden, yang menyebabkan nilai kesenjangan negatif yang besar ini pada kedua atribut ini. Kedua atribut ini juga menarik perhatian responden pada bagian saran dalam kuesioner. Perlu peningkatan pada kemampuan Siakad atau perbaikan kebijakan dalam pelaksanaan input FRS (Formulir Rencana Studi). Selain kedua atribut tersebut terdapat beberapa atribut yang memiliki nilai gap yang besar seperti atribut Pemasaran (Sosialisasi), Tingkat Respon, Keandalan, Pengertian, dan Spesifikasi. Sebagian besar atribut tersebut berada pada elemen Layanan, sehingga pengembang sebaiknya lebih melihat sisi pelayanan sebagai bagian yang penting untuk keberhasilan implementasi sistem informasi ini. 5.2 Saran Untuk penelitian lebih lanjut beberapa hal dapat dilakukan. Penelitian ini tidak mencari hubungan antar elemen, sehingga untuk penelitian kedepannya dapat dilakukan penelitian untuk mencari hubungan antar elemen tersebut. Diharapkan dengan menemukan hubungan tersebut, dapat memberikan gambaran dari pandangan pengguna terhadap Sistem Informasi 6. DAFTAR RUJUKAN [1] G. Whyte, A. Bytheway dan C. Edwards, Understanding user perceptions of information systems success, Journal of Strategic Information Systems, vol. 6, pp. 35-68, 1997. [2] J. J. Jiang, G. Klein dan C. L. Carr, Measuring Information System Service Quality: SERVQUAL from the Other Side, MIS Quarterly, vol. 26, no. 2, pp. 145-166, 2002. [3] A. Parasuraman, V. A. Zeithman dan L. L.Berry, SERVQUAL: A Multiple Item Scale For Measuring Consumer Perceptions of Service Quality, Journal of Retailing, vol. 64, no. 1, pp. 12-40, 1988. [4] M. Wisniewski, Using SERVQUAL to assess customer satisfaction with public sector services, Managing Service Quality, vol. 11, no. 6, pp. 380-388, 2001. [5] K. Aelani, Pengembangan Kerangka Kerja Evaluasi Implementasi Sistem Informasi Akademik, Bandung, 2007. [6] ITS, Peraturan Akademik ITS 2009, Surabaya, 2009. [7] ITS, Renstra ITS, Surabaya, 2008. [8] M. Gemmell, A Post-Implementation Evaluation of a Student Information System in the UK Higher Education Sector, Electronic Journal of Information Systems Evaluation, vol. 6, no. 2, pp. 95-106, 2003. [9] P. R. Hilton dan C. Brownlow, SPSS Explained, East Sussex: Routledge, 2004. [10] B. A. P. Martadiputra, http://file.upi.edu, [Online]. Available: http://file.upi.edu/direktori/fpmipa/jur._pend._matematika/196412051990031- Bambang_Avip_Priatna_M/Menentukan_Ukuran_Sampel.Pdf. [Diakses 11 3 2013]. [11] A. Oulanov dan E. J. Pajarillo, Usability evaluation of the City University of New York CUNY+ database, The Electronic Library, vol. 19, no. 2, pp. 84-91, 2001.