SEPA : Vol. 8 No. 2 Pebruari 2012 : ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KRIPIK PISANG DI KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK SINGKONG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

III. METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

13PASCA. Modul Pertemuan 13. Berisi : SWOT Matrix, Space Matrix, BCG Matrix, IE Matrix and Grand Strategy Matrix. Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM SARJANA

PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK BUAH DI UKM VANESHA FRUIT CHIPS MALANG JAWA TIMUR

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

BAB II LANDASAN TEORI

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13

PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

VII. FORMULASI STRATEGI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV. METODE PENELITIAN

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN TUNA TINGKAT POKLAHSAR DALAM KERANGKA INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KABUPATEN PACITAN

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External...

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN MANISAN CARICA CV YUASAFOOD KABUPATEN WONOSOBO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Agroindustri Mie Musbar Jalan

METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Jurnal S. Pertanian 1 (1) : 1-12 (2017) ISSN :

III. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

III. METODE PENELITIAN

STRATEGI PEMASARAN JAMBU MADU DI DESA ULEE JALAN KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEMAWE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA. KAKI BOGOR H. EFFENDI Fahri Asyari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

3. METODOLOGI PENELITIAN

4.3.2 Tingkat Kepuasan dan Tingkat Kepentingan (Bagian II) Ranking (Bagian III)...4-9

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

ANALISIS STRATEGI BISNIS YANG TEPAT BAGI IKM TAS GADUKAN MOROKREMBANGAN SURABAYA JAWA TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

: Budi Utami, SE., MM

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO MITRA BIKE

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

Strategi Pemasaran Buah di UD. Wika Mitra Desa Kerobokan Kecamatan Kuta Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL

Transkripsi:

SEPA : Vol. 8. 2 Pebruari 2012 : 51 182 ISSN : 1829-9946 STRATEGI PEMASARAN KERIPIK PISANG DALAM RANGKA MENCAPAI KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS DINDY DARMAWANTI PUTRI, ALTRI MULYANI DAN RATNA SATRIANI Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNSOED ABSTRACT This research aim to make the banana chips marketting strategy formulation in Cilongok Region, Banyumas Regency.The location decided by purposive random sampling, and to decide the sampling of banana chips s worker and retailer by simple random sampling that totaly 33 person. The methode that used to decide the marketting strategy by SWOT analysis. The research shows that the home industry on the first quadrant. The marketing strategy at this quadrant is growth oriented strategy. This strategy consists of defend and increase the product quality, increase the service quality to the customers, increase the product quantity and market penetration, increase the capitals and promotion of local product widely. Key words : marketing strategy, growth orientyed strategy PENDAHULUAN Kemiskinan dan ketahanan pangan merupakan dua fenomena yang saling terkait, bahkan dapat dipandang memiliki hubungan sebab akibat. Dalam hal ini, kondisi ketahanan pangan yang rentan menjadi sumber kemiskinan, dan sebaliknya karena miskin maka petani tersebut tidak memiliki ketahanan pangan. Oleh karena itu, petani miskin dan ketahanan pangan merupakan dua hal yang tidak terpisahkan karena keduanya saling berinteraksi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani adalah dengan melakukan diversifikasi produk berupa pengolahan produk pertanian yaitu buah pisang menjadi keripik pisang. Pengembangan agroindustri pisang dengan mengolahnya menjadi keripik pisang, diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan kesempatan kerja, kesempatan berusaha di pedesaan, meningkatkan nilai tambah, dan meningkatkan mutu produk pisang. Selama ini sebagian besar produk pertanian dijual dalam bentuk buah segar yang belum memiliki nilai tambah. Nilai tambah suatu produk pertanian dapat diperoleh melalui proses pengolahan lebih lanjut, yang sering disebut sebagai agro industri. Harga jual produk olahan pisang akan lebih mahal dibandingkan dengan harga jual buah pisang dalam bentuk segar sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Berdasarkan hasil penelitian Mulyani et.al (2011) nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan pisang menjadi keripik pisang di Kecamatan Cilongok rata-rata sebesar Rp1.473,00 per kilogram bahan baku utama pisang. Sementara itu, penelitian nilai tambah pada agroindustri yang pernah dilakukan oleh Diniarti (2009), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Agrobisnis Keripik Pisang di Kabupaten Karanganyar menyebutkan bahwa nilai tambah yang dihasilkan rata-rata sebesar Rp8.778,00 per kilogram. Dari data tersebut menunjukkan selisih yang cukup besar dari nilai tambah yang dihasilkan. Salah satu penyebabnya adalah aspek pemasaran yang belum optimal dilakukan di Kecamatan Cilongok yang merupakan salah satu sentra agroindustri pisang di KabupatenBanyumas. Pemasaran merupakan ujung tombak dari serangkaian kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang jasa ataupun barang. Pemasaran juga sangat menentukan apakah usaha yang dijalankan mampu bertahan dan menghasilkan laba atau tidak. Produksi dan pemasaran 162

memiliki keterkaitan yang erat. Peningkatan produksi tidak akan berjalan baik bila tidak ada dukungan sistem pemasaran yang dapat menyerap hasil produksi pada tingkat harga yang layak. Tiap unit agroindustri dalam menjalankan kegiatan bisnisnya dihadapkan pada faktor lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang berada di luar unit usaha yang bisa berupa peluang dan ancaman (opportunities and threats) sedangkan lingkungan internal adalah lingkungan yang berada dalam unit usaha itu sendiri yang bisa berupa kekuatan dan kelemahan (strengths and weakness). Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, usaha rumahan ini perlu merumuskan strategi pemasaran untuk mengembangkan usahanya dan menjawab tantangan yang dihadapi. Pemasaran keripik pisang telah menjangkau beberapa kota di dalam dan di luar Kabupaten Banyumas, antara lain Ajibarang, Wangon, Patikraja, Sokaraja, Brebes, Cirebon, Tegal dan Jogja. Penelitian ini bertujuan memformulasikan strategi pemasaran keripik pisang di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. METODOLOGI PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive), yaitu metode yang bersifat tidak acak dan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu (Nazir, 1989). Alasan pemilihan lokasi adalah karena di daerah tersebut merupakan daerah sentra produksi keripik pisang. Pengambilan responden dilakukan pada pengrajin keripik pisang di Desa Jatisaba, Desa Karangtengah, Desa Cikadang, dan Panusupan Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Penentuan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Penentuan strategi pemasaran agroindustri keripik pisang dengan menggunakanan alisis SWOT, terlebih dahulu dihimpun data melalui daftar pertanyaan, yang berisi seperangkat pernyataan yang telah dirancang sesuai dengan dimensi dan variabel untuk masing-masing faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Cara yang dipakai untuk menjawab daftar pertanyaan yang diajukan berdasarkan nilai penting untuk masing-masing item pertanyaan adalah dengan menggunakan skala Likert 5 (lima) tingkat, yaitu A = 5 (sangat baik); B = 4 (baik); C = 3 (sedang); D = 2 (kurang baik) dan E = 1 (sangat kurang baik). Untuk penentuan nilai penting terhadap masing-masing pertanyaan dilakukan kepada pihak yang paling mengetahui terhadap strategi pemasaran keripik pisang. Menurut Rangkuti (2003), langkah-langkah dalam penyusunan analisis SWOT adalah sebagai berikut: (1) Penentuan indikator-indikator yang menjadi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) maupun faktor eksternal (peluang dan ancaman) bagi perusahaan. Indikator (item pernyataan) yang terdapat dalam kuesioner didapat dari hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan orang-orang yang mengetahui keadaan agroindustri keripik pisang yang sebenarnya. (2) Penentuan nilai rating, yaitu ST (sangat tinggi) = 5, T (tinggi) = 4, S (sedang) = 3, R (rendah) = 2, SR (sangat rendah) = 1. (3) Pemberian bobot pada masing- masing indikator berdasarkan tingkat signifikansi dengan jumlah keseluruhan adalah 1. (4) Penentuan nilai kepentingan yang merupakan perkalian antara bobot dengan nilai rating pada masing-masing indikator. Perusahaan akan berada pada satu posisi strategi dari empat posisi strategi yang ada, yaitu pada kuadran I pilihan strateginya adalah aggressive strategy atau strategi SO (strengthsopportunities), kuadran II pilihan strateginya adalah improvement strategy atau strategi WO (weaknesses-opportunities), kuadran III pilihan strateginya adalah defense & survival strategy atau strategi WT (weaknesses-threats) dan kuadran IV pilihan strateginya adalah diversification strategy atau strategi ST (strengths-threats). 163

HASIL DAN PEMBAHASAN Strategi pemasaran menitikberatkan pada pengidentifikasian dan pengevaluasian peluang dan ancaman lingkungan suatu home industry dengan melihat kekuatan dan kelemahannya. Analisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perajin keripik pisang di Kecamatan Cilongok penting dilakukan guna merumuskan formulasi strategi pemasaran. Analisis Lingkungan Internal Semua informasi dan kondisi lingkungan internal ini sangat penting ditelaah agar home industry mampu mengerti dan mengidentifikasi semua kekuatan yang dimiliki serta kelemahan dari internal usaha itu sendiri 1. Kekuatan a. Kualitas produk keripik pisang b. Peran pemberdayaan masyarakat c. Service perajin d. Kemampuan permodalan 2. Kelemahan a. Penggunaan teknologi informasi (ecommerce) dan mekanisasi b. Promosi c. Diversifikasi d. Jaringan distribusi Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal perlu diketahui agar dapat memanfaatkan peluang yang dimiliki home industry untuk menghadapi persaingan khususnya dengan industri sejenis 1. Peluang a. Peran Produk Lokal b. Banyaknya Rumah Makan, Toko Penjual Makanan Khas dll c. Jumlah Perajin 2. Ancaman a. Persaingan Usaha b. Pergeseran Pola Konsumsi c. Polusi Lingkungan Hasil Analisis SWOT Setelah hasil analisis faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) diketahui, kemudian dilakukan pembobotan dan peratingan. (Rangkuti, 2003). Tabel 1.HasilAnalisis SWOT Kekuatan 1 Kualitas produk produk 4 0,27 5 1,35 2 Kemampuan permodalan 5 0,33 5 1,65 3 Sistem pelayanan (service) 3 0,20 4 0,80 4 Peran pemberdayaan masyarakat 3 0,20 3 0,60 Jumlah 15 1,00 4,40 Sumber: Analisis Data Primer 2011 Tabel 2.HasilAnalisis SWOT Kelemahan 1 Penggunaan teknologi 2 0,22 3 0,66 2 Promosi produk 2 0,22 3 0,66 3 Jaringan distribusi 3 0,25 5 1,65 4 Diversifikasi produk 2 0,22 3 0,66 Jumlah 9 1,00 3,63 Sumber: Analisis Data Primer 2011 164

Tabel 3.Hasil Analisis SWOT: Peluang 1 Produk lokal 4 0,33 4 1,32 2 Jumlah perajin 4 0,33 5 1,65 3 Banyaknya retoran, toko dll 4 0,33 3 0,99 Jumlah 12 1,00 3,96 Sumber: Analisis Data Primer 2011 Tabel 4.Hasil Analisis SWOT: Ancaman 1 Pengolahan limbah sisa 3 0,37 3 1,125 2 Persainganusaha 3 0,37 3 1,125 3 Pergesaranpolakonsumsi 2 0,25 4 1 Jumlah 8 1,00 3,25 Sumber: Analisis Data Primer,2011 Penentuan Posisi Perusahaan Penentuan posisi perusahaan dilakukan dengan melakukan pemetaan hasil analisis SWOT. Pemetaan hasil analisis faktor lingkungan internal dan eksternal yang berupa total skor perlu dilakukan dalam mengevalua sistrategi yang perlu dilakukan oleh produsen. Berdasarkan analisis matriks IE yang dipergunakan untuk memetakan posisi bersaing perusahaan, maka melalui nilai rata-rata skor pembobotan IFE yang mengambarkan kekuatan intemal perusahaan pada sumbu X sebesar 4,01dan nilai rata-rata skor pembobotan EFE yang menggambarkan daya tarik perusahaan dalam industri pada sumbu Y sebesar 3,60 didapatkan hasil analisis bahwa home industry berada pada kuadran I. Berdasarkan hasil tersebut home industry berada pada posisi tumbuh dan membangun (growth oriented). Kekuatan Internal Bisnis Tinggi Sedang Rendah 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi Sedang Rendah 3,0 2,0 1,0 I II III IV V VI VII VIII IX Daya tarik Industri Sumber : David (2004) Gambar 1. Gambar matrik IE Penentuan Strategi Perusahaan Berdasarkan hasil perhitungan analisis SWOT, menunjukkan bahwa posisi usaha home industry keripik pisang berada pada kuadran I (satu), hal ini memperlihatkan bahwa usaha ini berada pada situasi yang sangat menguntungkan karena memiliki kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan sebaikbaiknya. Dengan demikian, strategi sebaiknya yang dijalankan pada kondisi demikian ini adalah strategi kebijakan mendukung pertumbuhan (Growth Oriented Strategy) dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk meraih dan memanfaatkan peluang (Rangkuti, 2003). Melihat hal tersebut, maka 165

penjabaran mengenai formulasi strategi utama yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut: 1. Mempertahankan dan Meningkatkan Kualitas Produk Langkah-langkah yang bisa diterapkan berkaitan dengan peningkatan kualitas produk diantaranya pemilihan bahan baku yang baik, penggunaan SOP yang seragam pada semua perajin, pelabelan dan pengemasan yang memenuhi kriteria, penyuluhan mengenai pengolahan dari Dinas terkait. 2. Meningkatkan Kualitas Layanan Kepada Konsumen Untuk meningkatkan kualitas dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya dengan melakukan semacam training/ penyuluhanpenyuluhan bekerja sama dengan Dinas mengenai pelayanan konsumen, dan teknologi produksi. 3. Meningkatkan Jumlah Produksi dan Penetrasi Pasar Kuantitas produksi keripik pisang dapat ditingkatkan lagi dengan bekerjasama dengan mitrausaha. Bekerja sama dengan Dinas terkait untuk menggalakkan penanaman pohon pisang di pekarangan kosong sebagai pemenuhan bahan baku. 4. Meningkatkan permodalan Para perajin dapat bekerja sama dengan mitra usaha atau perusahaan agribisnis yang lebih besar agar mampu meningkatkan modal usaha. Peningkatan modal dapat juga dilakukan melalui peminjaman kepada Bank khususnya Bank yang mengeluarkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) karena program ini dapat memberikan pinjaman tanpa agunan sehingga tidak memberatkan para perajin. 5. Kegiatan Promosi Mengenai Produk Lokal yang Lebih Luas dan Massif Promosi atau pengenalan perusahaan maupun produk kepasaran amat sangat penting. Untuk itu strategi yang dapat dilaksanakan perusahaan diantaranya lewat pengoptimalan situs dan teknologi informasi perdagangan (ecommerce), maupun mencoba lewat berbagai media lain, seperti majalah, buletin, iklan di suratkabar, iklan di restoran-restoran besar, dll, agar semakin banyak lagi mitra/ rekan bisnis baru yang bersedia bertransaksi dengan para perajin. Penjualaan yang bersifat konsinyasi dapat dilakukan pada toko yang menjual makanan khas di tempat yang strategis, misalnya: dekat dengan tempat pariwisata, dan tempat keramaian. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa posisi usaha home industry berada di Kuadran I (satu) sehingga diusahakan untuk dapat memperkuat lingkungan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan semaksimal mungkin. 2. Berdasarkan hubungan antara lingkungan internal (kekuatan & kelemahan) dengan lingkungan eksternal (peluang & ancaman) yang dihadapi perusahaan saat ini, maka dapat dirumuskan suatu kebijakan perusahaan yang mendukung pertumbuhan (growth oriented strategy) yaitu dengan cara mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen, meningkatkan jumlah produksi dan penetrasi pasar, meningkatkan permodalan, dan mengupayakan kegiatan promosi produk lokal yang lebih luas dan massif. Saran Dari hasil pengamatan atas kondisi perajin keripik pisang di Kecamatan Cilongok dimana terletak di Kuadran I, maka perajin harus benar-benar memanfaatkan peluang yang ada dengan kekuatan yang dimiliki, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Perajin hendaknya lebih mempertimbangkan Marketing Mix (Product, Price, Place, Promotion) yang tepat untuk memilah segmentasi pasar produknya sebelum menentukan pasar sasarannya (market targeting) dengan keunggulan kualitas produk yang selama ini sudah dimiliki agar memiliki positioning yang kokoh. 2. Perajin hendaknya memperhatikan teknologi yang harus selalu di update 166

DAFTAR PUSTAKA Assauri, S. 2002. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Strategi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Cravens, D. W. 1994.Strategic Marketing, 4 th Edition. Burr Ridge. Irwin Inc. Illinois. Diniarti, F. 2009. Analisis Agrobisnis Keripik Pisang di Kabupaten Karanganyar. Surakarta. David Fred R. 2004. Manajemen Strategis. PT Indeks. Jakarta. Kotler, P. 2000. Marketing Management: The Millenium Edition. Prentice-Hall Internacional, Inc. New Jersey. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol). Prentice-Hall Inc, New Jersey. Mulyani, A; Dindy D.; Ratna S. 2011. Nilai Tambah Agro indutri Keripik Pisang di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan. 23-24 pember 2011. ISBN : 978-979-9204-51- 6. Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT dan Teknik Membedah Kasus Bisnis. Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 167