BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Laporan keuangan komersial PT. ERA Griya Selaras disusun dengan maksud

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL TAHUN 2009

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T)

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

RUGI LABA BIAYA FISKAL

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Orang Pribadi - pembukuan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dalam negeri sangatlah penting serta mempunyai kedudukan yang

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

By Afifudin PSP FE Unisma 2

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan

ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL PADA CV. REVIANA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

DAFTAR PUSTAKA. Tjahjono, Ahmad dan Huesein, M. Fakhri. 2000, Perpajakan, Yogyakarta, UPP AMP YUPN

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM

Transkripsi:

38 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal untuk Penentuan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Badan Pada PT. Bijama Makmur Laporan Laba Rugi yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran, yang merupakan dasar dari perhitungan fiskal. Berikut hasil pengamatan terhadap kebijakan Laporan Laba Rugi Pada PT. Bijama Makmur. Dalam peenyusunan Laporan laba rugi atas dasar akrual, yaitu pendapatan diakui saat diperoleh dan beban diakui saat hubungan langsung antara biaya yang timbul dengan pos pengahasilan yang diperoleh. Perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal atas laporan keuangannya sehingga laporan keuangan komersial sama dengan laporan keuangan fiskalnya. Dibawah ini adalah Laporan Laba Rugi PT. Bijama Makmur untuk periode 31 Desember 2010:

39 Tabel 4.1 PT. BIJAMA MAKMUR Laporan Laba Rugi Fiskal Untuk Periode Tahun Berakhir 31 Desember 2010 Keterangan Lap. Keuangan. Komersial Positif Koreksi Negatif Lap. Keuangan. Fiskal Penjualan Rp 2.147.021.738 Rp 2.147.021.738 HPP Rp 809.404.211 Rp 809.404.211 Laba Bruto Rp. 1.337.617.527 Rp 1.337.617.527 Beban Operasional: Biaya Sewa Kantor Rp 60.000.000 Rp 60.000.000 Biaya Listrik Rp 3.859.115 Rp 3.859.115 Biaya Telepon Rp 6.171.343 Rp 6.171.343 Biaya HP Komisaris Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Biaya HP Direktur Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Biaya Air Pam Rp 1.233.600 Rp 1.233.600 Biaya Gaji Rp 178.852.500 Rp 178.852.500 Biaya Insentif Rp 517.687.650 Rp 517.687.650 Biaya Pembelian Lain- lain Rp 91.399.360 Rp 91.399.360 Biaya Bahan Bakar Rp 29.696.106 Rp 29.696.106 Biaya Tol Rp 6.322.000 Rp 6.322.000 Biaya Parkir & Retribusi Rp 654.600 Rp 654.600 Biaya Pengiriman (Expedisi) Rp 11.673.200 Rp 11.673.200 Biaya Kuli Rp 9.000 Rp 9.000 Biaya Oprasional Rp 194.500 Rp 194.500 Biaya Alat Tulis Kantor Rp 2.569.150 Rp 2.569.150 Biaya Keperluan Kantor Rp 4.756.500 Rp 4.756.500 Biaya Materai Rp 2.505.000 Rp 2.505.000 Biaya Pos Rp 228.000 Rp 228.000 Biaya Fotocopy Rp 150.800 Rp 150.800 Biaya Iklan Rp 18.636.480 Rp 18.636.480 Biaya Komisi Rp 45.196.000 Rp 45.196.000 Biaya Entertein Rp 80.852.365 Rp 80.852.365 Biaya Partisipasi Rp 58.588.928 Rp 58.588.928 Biaya Kesehatan Direktur Rp 24.000.000 Rp 24.000.000 Biaya Kesehatan Karyawan Rp 28.716.046 Rp 28.716.046 Biaya Dinas Luar Kota Rp 1.962.900 Rp 1.962.900 Biaya Uang Tip Rp 210.000 Rp 210.000

40 Keterangan Lap. Keuangan. Komersial Positif Koreksi Negatif Lap. Keuangan. Fiskal Biaya Retribusi Keamanan Rp 70.000 Rp 70.000 Biaya Sumbangan Rp 7.216.485 Rp 7.216.485 Biaya Internet Rp 4.173.578 Rp 4.173.578 Biaya Koran Rp 65.000 Rp 65.000 Biaya Parcel Hari Raya Rp 10.690.689 Rp 10.690.689 Biaya Pajak Kendaraan Rp 1.583.000 Rp 1.583.000 Biaya Service Kendaraan Rp 5.793.110 Rp 5.793.110 Biaya Kendaraan Rp 5.941.000 Rp 5.941.000 Biaya Penyusutan Kendaraan Oprasional Rp 18.452.290 Rp 18.452.290 Biaya Penyusutan Peralatan Kantor Rp 2.308.063 Rp 2.308.063 Biaya Pajak Bank Rp 404.999 Rp 404.999 Biaya Administrasi Bank Rp 322.000 Rp 322.000 Biaya Lain- lain Rp 14.996.900 Rp 14.996.900 Total Biaya Operasional Rp 1.260.142.257 Rp. 1.260.142.257 Total Laba Operasional Rp 77.475.270 Rp. 77.475.270 Pendapatan Luar Usaha Pendapatan Bunga Bank Rp 2.024.993 2.024.993 - Laba Rugi Bersih Sebelum Pajak Rp. 79.500.263 Rp 77.475.270 PPH Badan(12.5%) Rp. 9.937.533 Rp 9.684.409 Sumber : Laporan Laba Rugi PT. Bijama Makmur Keterangan: Penghasilan Kena Pajak Rp. 77.475.270 PPH Terutang (12,5% x Rp.77.475.270) Rp. 9.684.409 Kredit Pajak : PPH Pasal 25 Rp. 360.000 PPH Pasal 29 yang masih harus di bayar Rp. 9.324.409 Angsuran PPH Pasal 25 Rp. 777.034 Berikut keterangan untuk Pos-pos yang terdapat pada Laba Rugi Fiskal Periode 31 Desember 2010, Pada PT. Bijama Makmur

41 a. Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan yang dibebankan perusahaan terdiri dari : Persediaan awal Rp. 314.052.750 Pembelian Rp. 668.878.595 (Persediaan akhir) (Rp. 173.527.134) HPP Rp. 80.404.211,- b. Biaya Transport Parkir Rp. 654.000 Tol Rp. 6.322.000 Bensin Rp. 29.696.106 By. Transportasi Rp. 36.672.7068 c. Biaya Penyusutan Penyusutan Kendaraan Operasional Rp. 18.452.290 Penyusutan Peralatan Kantor Rp. 2,308.063 Total Biaya Penyusutan Rp. 20.760.353 d. Kendaraan Daihatsu Xenia Rp. 8.736.253 Suzuki APV Rp. 9.716.037 Total Penyusutan Kendaraan Operasional Rp. 18.452.290 Perhitungan penyusutan yang dilakukan dengan metode saldo menurun (Declining Balance Methode), seebesar 12,50% pertaahun. Akumulasi penyusutan tahun buku adalah berjumlah Rp. 147.618.322,- sehingga saldo akhir tahun adalah sebesar Rp.18.452.290,-

42 e. Inventaris Kantor Komputer Rp. 1.324.951 Printer Rp. 206.543 Scaner Rp. 294.434 Meja Rp. 29.443 Kursi Rp. 147.217 Mesin Tik Rp. 73.608 Telepon Rp. 14.722 Mesin Fax Rp. 202.423 Kipas Angin Rp. 14.722 Total Penyusutan Inventaris Kantor Rp. 2.308.063 Perhitungan penyusutan yang dilakukan dengan metode saldo menurun (Declining Balance Methode), seebesar 25% pertaahun. Akumulasi penyusutan tahun buku adalah berjumlah Rp. 9.232.251,- sehingga saldo akhir tahun adalah sebesar Rp.2.308.063,- f. Biaya Komunikasi Biaya Telepon Rp. 6.171.343 Biaya HP. Direktur Rp. 6.000.000 Biaya HP. Komisaris Rp. 6.000.000 Total Biaya Komunikasi Rp. 18.171.343 g. Penghasilan dari Luar Usaha Pendapatan Bunga Bank Rp. 2.024.993

43 B. Analisa Laporan Laba Rugi Fiskal Sebagai Dasar Perhitungan Pajak Keterangan Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT. Bijama Makmur. Untuk menjawab rumusan masalah dalam skripsi ini, penulis akan menganalisis laporan laba rugi fiskal yang telah di susun oleh perusahaan dengan laporan laba rugi fiskal yang di susun penulis. Dibawah ini adalah analisis pos-pos yang ada dalam laporan laba rugi fiskal sebagai dasar untuk menghitung penghasilan kena pajak wajib pajak badan menurut penulis yang sesuai dengan perundang-undangan perpajakan No. 36 tahun 2008, sebagai berikut adalah penyajian Laporan Laba Rugi Fiskal menurut penulis: Tabel 4.2 PT. BIJAMA MAKMUR Laporan Laba Rugi Fiskal Untuk Periode Tahun Berakhir 31 Desember 2010 Lap. Keuangan Komersial Koreksi Lap. Keuangan Fiskal Dasar Hukum Positif Negatif Penjualan Rp. 2.147.021.738 195.183.794 Rp. 1.951.837.944 HPP Rp 809.404.211 Rp 809.404.211 Laba Bruto Rp. 1.337.617.527 Rp. 1.142.433.733 Beban Operasional: Biaya Sewa Kantor Rp 60.000.000 Rp 60.000.000 Biaya Listrik Rp 3.859.115 Rp 3.859.115 Biaya Telepon Rp 6.171.343 Rp 6.171.343 Biaya HP Komisaris Rp 6.000.000 3.000.000 Rp 3.000.000 Kep 220/PJ/2002 Biaya HP Direktur Rp 6.000.000 3.000.000 Rp 3.000.000 Kep 220/PJ/2002 Biaya Air Pam Rp 1.233.600 Rp 1.233.600 Biaya Gaji Rp 178.852.500 Rp 178.852.500 Biaya Insentif Rp 517.687.650 517.687.650 Rp 517.687.650 Biaya Pembelian Lain- Rp 91.399.360 Rp 91.399.360 lain Biaya Bahan Bakar Rp 29.696.106 Rp 29.696.106 Biaya Tol Rp 6.322.000 Rp 6.322.000 Biaya Parkir & Retribusi Rp 654.600 Rp 654.600 Biaya Pengiriman Rp 11.673.200 Rp 11.673.200 (Expedisi) Psl 9 ( 1) huruf E

44 Keterangan Lap. Keuangan Komersial Koreksi Lap. Keuangan Fiskal Dasar Hukum Positif Negatif Biaya Kuli Angkut Rp 9.000 Rp 9.000 Biaya Oprasional Rp 194.500 Rp 194.500 Biaya Alat Tulis Kantor Rp 2.569.150 Rp 2.569.150 Biaya Keperluan Kantor Rp 4.756.500 Rp 4.756.500 Biaya Materai Rp 2.505.000 Rp 2.505.000 Biaya Pos Rp 228.000 Rp 228.000 Biaya Fotocopy Rp 150.800 Rp 150.800 Biaya Iklan Rp 18.636.480 Rp 18.636.480 Biaya Komisi Rp 45.196.000 Rp 45.196.000 Biaya Entertein Rp 80.852.365 Rp 80.852.365 Biaya Partisipasi Rp 58.588.928 58.588.928 Rp - Psl 9 (1) huruf g Biaya Kesehatan Rp 24.000.000 24.000.000 Rp 24.000.000 Psl 9 (1) huruf E Direktur Biaya Kesehatan Rp 28.716.046 28.716.046 Rp 28.716.046 Psl 9 (1) huruf E Karyawan Biaya Dinas Luar Kota Rp 1.962.900 Rp 1.962.900 Biaya Uang Tip Rp 210.000 Rp 210.000 Biaya Retribusi Rp 70.000 Rp 70.000 Keamanan Biaya Sumbangan Rp 7.216.485 7.216.485 Rp - Psl 9 (1) huruf g Biaya Internet Rp 4.173.578 Rp 4.173.578 Biaya Koran Rp 65.000 65.000 Rp - PP 138 Tahun 2000 Biaya Parcel Hari Raya Rp 10.690.689 10.690.689 Rp - SE No. 27 /PJ.42/ 1986. Biaya Pajak Kendaraan Rp 1.583.000 Rp 1.583.000 Biaya Service Kendaraan Rp 5.793.110 Rp 5.793.110 Biaya Kendaraan Rp 5.941.000 Rp 5.941.000 Biaya Penyusutan Rp 18.452.290 Rp 18.452.290 Kendaraan Oprasional Biaya Penyusutan Rp 2.308.063 Rp 2.308.063 Peralatan Kantor Biaya Pajak Bank Rp 404.999 Rp 404.999 Biaya Administrasi Bank Rp 322.000 Rp 322.000 PPN Rp 195.183.794 Biaya Lain- lain Rp 14.996.900 Rp 14.996.900 Total Biaya Rp 1.260.142.257 Rp 802.361.253 Operasional Total Laba Operasional Rp 77.475.270 Rp 340.072.480 Pendapatan Luar Usaha: Pendapatan Bunga Bank Rp 2.024.993 2.024.993 Rp - Psl 4 ( 2) huruf a Laba Rugi Bersih 79.500.263 Rp 340.072.480 Penghasilan Kena Pajak (PKP) 79.500.263 Rp 340.072.480 Sumber : Data Diolah

45 Perhitungan PPh Terutang Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 340.072.480 PPh Terutang : (25% x 50%)x Rp. 340.072.480 = Rp. 42.509.060 Kredit Pajak PPh Pasal 25 = Rp. 360.000 PPH Pasal 29 yang masih harus di bayar = Rp. 42.149.060 Angsuran PPh Pasal 25 = Rp. 42.149.060 / 12 bln = Rp. 3.512.422,- Berikut penjelasan dan analisis dari koreksi fiskal menurut penulis: a. Pendapatan 1. Pendapatan atas penjualan Pendapatan atas penjualan tahun 2010 menrut PT. Bijma Makmur sebesar Rp.2.147.021.738,- Di peroleh dari penjualan alat kemical dan sesuai dengan penjualan di lapangan, pendapatan ini termasuk PPN menurut penulis penjualan tahun 2010 di koreksi sebesar Rp. 195.183.794 atas biaya PPN, jadi penjualan PT. Bima Makmur pada tahun 2010 sebesar Rp.1.951.837.944 lebih kecil dari seharusnya. Menurut UU No 36 tahun 2008 PPN di jelaskan pada pasal 6 ayat 1 huruf a no. 9 yaitu biaya yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha pajak kecuali pajak penghasilan. 2. Pendapatan Bunga Bank Pendapatan bunga bank yang diakui perusahaan sebesar Rp.2.024.993 Telah dikoreksi oleh perusahaan karena pendapatan bunga bank menurut

46 perundang-undangan perpajakan UU No. 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2 merupakan pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan bersifat final. Koreksi yang telah dilakukan perusahaan telah sesuai dengan perundangundangan perpajakan. b. Harga Pokok Penjualan Menurut akuntansi penentuan HPP tergantung kebijakan manajemen dengan melihat jenis usaha dan tujuan laporan. Metode penilaian harga pokok penjualan menurut akuntansi pada umumnya menggunakan metode LIFO, FIFO, dan Average. Sedangkan menurut perpajakan Harga Pokok penjualan hanya dapat diperkenankan dengan menggunakan dua metode yaitu FIFO dan Average. Menurut udang-undang pajak penghasilan pasal 10 (6) mengemukakan bahwa pesediaan dan pemakaian persediaan berdasarkan harga perolehan yang dihitung secara rata-rata tertimbang dengan cara mendahulukan persediaan yang didapat pertama (FIFO). Dan pembelian setelah di kurangi dengan pengembalian barang, potongan tunai dan rabat dalam bentuk tahun pajak bersangkutan. Atas dasar ketentuan undangundang tersebut di atas maka tidak ada koreksi pada perhitungan harga Pokok Penjualan pada PT. Bijma makmur karena sesuai dengan prosedur perpajakan sebagaimana dimaksud. c. Biaya Usaha Berdasarkan Undang-undang pajak penghasilan pasal 6 (1) huruf a di sebutkan bahwa penghasilan bruto dapat dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.

47 A. Biaya Operasional dan Adm Umum Pembahasan dan analisa biaya-biaya yang dikelompokkan PT. Bijama Makmur didalam biaya oprasional adalah sebagai berikut: 1. Biaya Sewa Kantor Karena berhubungan langsung dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. Bijama Makmur dan di anggap wajar dengan undang undang pajak penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a yaitu biaya yang secara langsung ataupun tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha, maka baik secara fiskal maupun penulis secara pribadi, tidak terdapat koreksi pada biaya sewa kantor. 2. Biaya Listrik dan Air PT. Bijama Makmur mengkui total biaya listrik sebesar Rp. 3.859.115 dan air sebesar Rp. 1.233.600 Dengan rician biaya listrik yang di bayar dan di setor kepada PLN dan biaya air yang dibayar dan disetor kepada PAM. karena biaya ini sangat berhubungan langsung dengan usaha maka tidak ada koreksi pada biaya ini. 3. Biaya Telepon PT. Bijama Makmur mengakui total biaya telp sebesar Rp. 6.171.343 dengan rincian biaya telp yang di bayarkan dan di setor kepada PT. Telkom. karena biaya ini berhubungan langsung dengan kegiatan usaha maka tidak ada koreksi pada biaya ini. 4. Biaya komunikasi (Pulsa HP)

48 Total biaya komunikasi pada PT. Bijama Makmur salah satunya terdapat biaya HP komisaris dan direktur yang masing masing senilai Rp. 6.000.000, dan menurut undang-undang KEP220/PJ/2002 secara fiskal harus di koreksi sebesar 50%, sehingga biaya komunikasi khususnya untuk biaya HP komisaris dan direktur di koreksi masingmasing senilai Rp.3.000.000. sedangkan pada lap. Rekonsiliasi fiskal yang di buat oleh PT. Bijama Makmur belum di koreksi, dan secara fiskal belum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pajak. 5. Biaya Gaji Total biaya gaji pada PT. Bijama Makmur diakui sebesar Rp. 178.852.500,- dan secara fiskal sudah sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang pajak penghasilan paal 6 (1) huruf a yaitu biaya yang secara langsung ataupun tidak lansung berhubungan dengan usaha, biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang. 6. Biaya insentif PT. Bijama makmur mengeluarkan biaya insentif sebesar Rp.517.687.650. dan menurut undang-undang perpajakan Pasal 9 (1) huruf e yaitu penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang di berikan dalam bentuk natura atau kenikmatan, maka biaya tersebut di koreksi sebesar Rp.517.887.650,- 7. Biaya Keperluan Kantor

49 Hasil analisa pada pos biaya ini bahwa terdapat didalamnya pembelian barang-barang guna mendukung kegiatan operasional dalam perusahaan seperti : Pembelian gula, kopi, teh, dll. Karena secara tidak langsung di nilai bahwa biaya ini berhubungan dengan kegiatan usaha maka biaya ini tidak ada koreksi. 8. Biaya Transportasi Karena berhubungan langsung dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. Bijama Makmur dan di anggap wajar dengan undang undang pajak penghasilan pasal 6 ayat 1 maka baik secara fiskal maupun penulis secara pribadi, tidak terdapat koreksi pada biaya transportasi. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Parkir Rp. 654.000 Tol Rp. 6.322.000 Bensin Rp. 29.696.106 By. Transportsi Rp. 36.672.706 Biaya transportasi terdapat didalamnya biaya bahan bakar, biaya parkir, dan biaya lain yang berhubungan dengan transportasi. Baik secara fiskal maupun penulis menyatakan tidak ada koreksi pada pos biaya ini karena telah sesuai dengan undang undang pajak penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a yaitu biaya yang berhubungan dengan kegiatan usaha. 9. Biaya Pos dan Materai

50 Dalam menjalankan usahanya PT. Bijama Makmur seringkali mengirim dokumen kepada suplier ataupun custemer. Oleh sebab itu terdapat kalkulasi biaya pos dan materai. Hal tersebut secara tidak langsung sangat berhubungan dengan kegiatan usaha dalam mendapatkan, mengih, dan memlihara penghasilan. Maka biaya yang dikeluarkan guna pengiriman melalui pos dan pelunasan materai dapat dibebankan sebagai biaya pengurangan penghasilan bruto. 10. Biaya iklan Karena berhubungan langsung dengan kegiatan usaha yang di lakukan oleh PT. Bijama makmur dan di anggap wajar serta sesuai dengan Undang-undang pajak Penghasilan pasal 6 (1) maka baik secara fiskal maupun penulis secara pribadi, tidak terdapat koreksi pada biaya iklan dan promosi. 11. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya yang diakui perusahaan sebesar Rp. 5.793.110,- biaya ini adalah adalah biaya pemeliharaan kendaraan 2 unit mobil, mobil tersebut digunakan kepentingan perusahaan sehigga tidak dilakukan koreksi. 12. Biaya Entertaiment PT. Bijama Makmur mengakui total biaya entertaiment sebesar Rp. 80.852.365,- Secarra fiskal dianggap biaya ini dikoreksi positif secara penuh, namun penulis beranggapan bahwa tidak seluruhnya perlu dikoreksi karena yang memiliki daftar normatif tidak di koreksi

51 sedangkan sisahnya tidak memiliki data normatif sehingga perlu menurut perpajakan perlu di koreksi. biaya ini karena telah sesuai dengan undang undang pajak penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a yaitu biaya yang berhubungan dengan kegiatan usaha. 13. Biaya Komisi Biaaya komisi yang diakui perusahaan sebesar Rp.45.196.000 Berdasarkan UU No. 36 tahun 2008 pasal 6 ayat (2) huruf a bahwa penghasilan bruto dapat dikurangi dengan biaya mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. PT. Bijama tidak melakukan koreksi fiskal atau biaya dan pencatatan atas biaya ini sudah sesuai dengan perundang-undangan perpajakan. 14. Biaya Penyusutan Peralatan Kantor Biaya penyusutan yang diakaui perusahaan sebesar Rp.2.308.063 Biaya ini sudah sesuai dengan Undang-undang perpajakan tahun 2008 pasal 11 ayat (6) mengenai penyusutan, menyatakan bahwa pada dasarnya metode penyusutan yang diperolehkan uantuk dipakai adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun, menurt penulis yang dilakukan perusahaan sudah benar, sudah sesuai dengan perpajakan. 15. Biaya Penyusutan Kendaraan Biaya penyusutan yang diakaui perusahaan sebesar Rp.18.452.290,- Biaya ini sudah sesuai dengan Undang-undang perpajakan tahun 2008 pasal 11 ayat (6) mengenai penyusutan, menyatakan bahwa pada

52 dasarnya metode penyusutan yang diperolehkan uantuk dipakai adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun, menurut penulis yang dilakukan perusahaan sudah benar, sudah sesuai dengan perpajakan. 16. Biaya Bunga Bank Biaya bunga bank yang diakui perusahaan sebesar Rp.404.999 Biaya ini merupakan biaya untuk mendapat, menagih dan memelihara penghasilan sehingga yang dilekukan perusahaan sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. 17. Biaya pengiriman / By. Expedisi Biaya pengiriman barang yang diakui oleh perusahaan sebesar Rp.11.673.200 Sesuai dengan pasal 6 ayat (1) UU No. 36 tahun 2008 termasuk biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sehingga dapat dikurangkan seluruhnya untuk menentukan penghasilan Kena Pajak. Perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal atas biaya ini dan telah dilakukan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Berdasarkan yang penulis analisa ada beberapa biaya yang belum di lakukan koreksi fiskal. Oleh karena itu sumber daya yang khususnya menangani pepajakan harus lebih memahami perundang-undangan perpajakan. Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang

53 Dari hasil analisis yang telah diuraikan oleh penulis diatas, perhitungan pajak penghasilan terutang pada PT. Bijama Makmur adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 PT. BIJAMA MAKMUR Perhitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Tahun 2010 Keterangan PPH Badan Menurut PPH Badan Menurut Peraturan Perusahaan Perundang-Undangan Penghasilan Kena Pajak Rp 77.475.270 Rp 340.072.480 Tarif 12,5% 12,5% PPh Terutang Rp 9.684.409 Rp 42.509.060 Kredit Pajak : PPh Pasal 25 Rp 360.000 Rp 360.000 PPh Pasal 29 yang masih harus dibayar Rp 9.324.409 Rp 42.149.060 Angsuran PPH Pasal 25 Rp 777.034 Rp 3.512.422 Perusahaan melaporkan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp.77.475.270,- Jumlah ini lebih kecil dari perhitungan menurut penulis yaitu Rp.340.072.480,- Dengan demikian, PPh terutang yang dihitung oleh perusahaan Rp.9.684.409 Sedangkan menurut penulis berdasarkan UU No.36 tahun 2008 pasal 31 E sebesar Rp.42.509.060, PPh Pasal 29 yang di bayar oleh perusahaan sebesar Rp. 9.324.409,- sedangkan menurut penulis yaitu Rp.42.149.060,-Sehingga untuk tahun 2010 perusahaan kurang melaporkan PPh terutangnya sebesar Rp.32.824.651,- dalam hal ini perusahaan tidak menerapkan peraturan yang sesuai dengan pasal 31 E.