Teologi Bencana 8-11 Juni 2005, Hotel Anggrek Delia, Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Hidup Menggereja Kontekstual, (Yogyakarta : 2001), p. 28.

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1 Eka Darmaputera, Menuju Teologi Kontekstual Di Indonesia, dalam Eka Darmaputera (peny.), Konteks

BAB I PENDAHULUAN UKDW

TESIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN ORANG TUA BEDA AGAMA DI JEMAAT GKMI SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB IV TINJAUAN KRITIS DARI PERSPEKTIF PEDAGOGI PEMBEBASAN PAULO FREIRE TERHADAP MODEL PENYULUHAN AGAMA KRISTEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm

Setelah Ono Niha menjadi Kristen, lalu apa yang terjadi?

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB V PENUTUP. 1. Tradisi Piring Nazar sebagai sebuah kenyataan sosio-religius dapat dijadikan sebagai

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang

1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Bab I PENDAHULUAN. Bdk Abun Sanda, Pemerintah Blum Adil Pada Rakyatnya Sendiri, Kompas, 14 Desember hl. 1 dan Bdk Sda

UKDW BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB 4 PENUTUP. pengguna Sterilisasi dan Rumah Sakit Umum Daerah Haulussy Ambon.

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Gereja lahir dan bertumbuh tidak terlepas dari hakekatnya untuk melayani sesama

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus

BAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

KERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM 1 KORINTUS 14 : DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN JAWA

PEMBARUAN DATABASE SEKOLAH-SEKOLAH ANGGOTA PERSETIA FORM A

Studi Hubungan Pemikiran Teologis Paulus dan Markus tentang Penebusan Dosa TESIS

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

PEDOMAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PENDIDIKAN KADER ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

PROGRAM UNGGULAN HWK TAHUN 2018 BERSAMA DPD PROVINSI HWK SE SUMATERA DAN JAWA

1.2 Menegakkan Kerajaan Allah dalam Modernisasi Indonesia: O. Notohamidjojo...33

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang: Sebuah Refleksi Awal

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I Pendahuluan UKDW

Bab 7 PENUTUP A. Kesimpulan 1. Praktik Makan Patita

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan Umum Gereja Saat Ini

Oleh Daniel Ronda. Pendahuluan:

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 PENUTUP 5.1 KESIMPULAN. 1. Kisah Ina Mana Lali Ai ini merupakan gambaran dari realitas

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN

BAB 1 Pendahuluan. 1 NN, Badan Geologi Pastikan Penyebab Gempa di Yogyakarta, ANTARA News,

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. Dalam konteks yang bersamaan

Kerangka Acuan. 7-8 April dan 5-6 Mei 2010

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian

BAB I PENDAHULUAN. II. 1. Latar Belakang Permasalahan

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut:

BAB I PENDAHULUAN UKDW

SUKARNO DAN PANCASILA (KAJIAN ATAS RITUAL SIPIL SEBAGAI PRAKONDISI PANCASILA 1 JUNI 1945)

PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1.

1. Apa yang dipahami pejabat gereja dalam hal ini Pendeta jemaat tentang PASTORAL? 3. Sejak kapan TIM DOA ini hadir ditengah-tengah Gereja?

EVALUASI PROGRAM KEWASPADAAN NASIONAL PADA DITJEN KESBANGPOL KEMENDAGRI GRAND SAHID JAYA, 6 DESEMBER 2013 DIREKTUR KEWASPADAAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. 1. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

SUWARTO ADI GEREJA, IDENTITAS, DAN OTENTISITAS

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

TERM OF REFERENCE (TOR) BIMBINGAN TEKNIS AUDIT OPERASIONAL RUMAH SAKIT Bersama Drs. Heru Kusumanto, SKM.,MBA.,MM.,QIA.,CBA.

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Sub-Tema: Tumbuh Bersama Dalam Berteologi Untuk Mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba, Indonesia Peduli, Indonesia Sejahtera.

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB V PENUTUP. beberepa saran berdasarkan hasil analisa dalam bab sebelumnya.

Transkripsi:

Oase Intim - Lembaga Pemberdayaan Praksis Pelayanan dan Kajian Teologi Kontekstual Indonesia Timur Konsultasi Nasional dalam kerja sama dengan PGI & EUKUMINDO Teologi Bencana 8-11 Juni 2005, Hotel Anggrek Delia, Makassar www.geocities.com/oaseintim Lampiran KTB-OASE Intim No. I. 3 Oase Intim Konsultasi Teologi Bencana Perencanaan Sesi Pembukaan: Perkenalan, Pengantar dan brainstorming Hari II 08.00 10.00 1. Pengantar Mengantar peserta pada pemahaman akan keseluruhan proses konsultasi melalui penjelasan: a. Tujuan dan hasil yang hendak dicapai pada konsultasi b. tahapan/langkah-langkah yang akan ditempuh c. metode 2. Perkenalan (aspek spiritual) a. Pembukaan: Welcome Speech: Direktur Oase (Nus) Opening remarks: PGI (Yewangoe) b. Perkenalan & Brainstorming ttg. Harapan utk konsultasi, dll (sifatnya lebih spiritual dan meditatif) c. Pengantar MARKUS 10.30 11.00 Tea/coffee break Tahap I: Penggalian Sesi.I: Penggalian pergumulan Inti Waktu: Tujuan: Langkah-langkah fasilitasi Hari II 1. Penjelasan metode & tujuan yang hendak dicapai pada sesi II Menemukan dan memetakan pergumulan-pergumulan spiritual 2. Sharing dalam kelompok kecil: Membagi cerita tentang pengalaman 10.30-12.30 apa saja yang muncul dalam (pergumulan) iman baik yang positif dalam arti mengandung harapan yakni (2 Jam) pengalaman berhadapan dengan pengalaman dimana kehadiran Allah dirasakan maupun pengalaman bencana alam dan kerusuhan keputusasaan dimana merasa ditinggalkan oleh Allah. a. Kerja mandiri 5-10 menit: perenungan untuk menemukan pengalaman spiritual dalam 2 aspek yang kemudian akan dishare dalam kelompok. b. Share dalam kelompok ATI. Catatan: Semua OC (Oase) masuk dalam kelompok yang berfungsi sebagai moderator Kertas bergambar atau berwarna (bentuk bulat) yang menujukkan pengalaman positif dan negatif

12.30 13.30: LUNCH 2 Sesi.II: Perumusan Dilema Teologis Kembali ke Pleno u/ pejelasan langkah berikutnya 13.30-15.30 (2 jam) Menemukan dilema teologis berkaitan dengan pergumulan atas bencana alam dan kerusuhan dan jawaban yang diberikan oleh lembaga agama (gereja protestan secara khusus) 1. Kerja mandiri (10 menit): Menemukan jawaban-jawaban atas persoalan penderitaan yang diakibatkan oleh bencana (alam dan manusia) yang selama ini diberikan oleh gereja (& pihak Muslim) baik secara teoretis teologis, dogmatis (melalui khotbah atau ajaran lainnya) maupun dalam praksis pastoral. Atau juga melalui materi dari peserta berupa narasi, lagu-lagu, puisi, dll. 2. Kerja Kelompok (1 Jam): pemetaan bersama antara pergumulan inti dan jawaban yang diberikan untuk menemukan dilema teologis. Mempertentangkan sejauhmana pengalaman-pengalaman (positif dan atau negatif) mem- di benarkan atau bertentangan oleh teologi/ajaran gereja (& Muslim): mempertentangkan hasil sesi II dengan Sesi III a. 3. Pleno ( 30 mt): pemetaan bersama dalam kelompok besar dengan cara menempel hasil pemetaan dengan penjelasan singkat tanpa diskusi 15.30 16.00: COFFEE & TEABREAK Tahap II: Evaluasi Kritis Analitis kearah Dekonstruksi Sesi.III: Pengantar Diskusi: Bianglala Diatas Tsunami. Sebuah Pemetaan Sebagai Latarbelakang Pemikiran Tradisi Teologi Protestan. (Dr. Z. J. Ngelow) 16.00-18.00 (2 jam) 1. Memetakan jawaban jawaban dan pemikiran tradisi teologi protestan, baik yang dominan maupun akar-akar tradisi teologis lainnya yang tidak dominan atau dilupakan 2. (Pleno): menyadari ketegangan antara pengalaman dan jawaban yang diberikan melalui pemahaman akar-akar tradisi. 1. Pengantar Diskusi & sharing (45 menit) Pemetaan dari: a. jawaban-jawaban apa saja yang selama ini diberikan terhadap masalah teologi bencana (baik tradisi-tradisi yang dominan maupun yang tidak/belum terlalu nampak) dengan berfocus pada tradisi protestan dan b. akar-akar pemikiran teologis tradisi protestan untuk memperlihatkan dari mana (latarbelakang) dari jawaban-jawaban tersebut. 2. Pleno: Sharing dan Memperkaya (1 ¼ jam) ATI NUS Kertas berbentuk segiempat untuk menulis jawaban/dogma/ Tradisi, dll yang berlaku dalam gereja

18.00 20.00: BREAK, DINNER 3 Sesi.IV: Pengantar Diskusi:Pdt. Prof. Emanuel Gerrit Singgih, Ph.D, Evaluasi Teologi Bencana 20.00-21.30 (1½ Jam) Mengevaluasi teologi yang berkembang dewasa ini di Indonesia dalam kaitannya dengan pertanyaan penderitaan. Pengantar Diskusi dan Sharing: Evaluasi Teologis NUS Tahap III: Pendalaman kearah Rekonstruksi Teologi Kontekstual Sesi.V: Pengantar Diskusi: : 1. Dr. A.A. Yewangoe, Rekonstruksi pemikiran teologis kontekstual dari konteks Asia dan Indonesia 2. Pdt. Kemerlien Ondang, M.Si, Rekonstruksi TeologiBencana dari perspektif Perempuan. Hari III 8.30 10.30 Sebagai jembatan untuk rekonstruksi dengan memperkuat dasar-dasar bangunan teologi kontekstual dari prespektif Asia & Indonesia serta kesetaraan gender. 1. Pengantar diskusi (1 Jam) 2. Diskusi sharing ( 1 Jam) JILLES Sesi.VI: Klasifikasi Dasar-Dasar Bangunan Teologi Waktu Tujuan: Langkah-langkah fasilitasi: 10.30 11.00 Tea/coffee break Mengkasifikasi dasar-dasar teologi mana saja yang dapat Penjelasan metode dan proses kerja kelompok Kerja Kelompok: 1 Jam Kertas dalam

11.00-12.30 digunakan untuk merancangbangun teologi bencana yang kontekstual Klasifikasi: pembuangan, penggudangan atau penggunaan unsur-unsur (batu-batu) sebagai dasar bangunan teologi, batu-batu mana saja yang perlu dibuang atau yang masih perlu disimpan digudangkan (ragu-ragu) dan mana yang masih dapat digunakan dalam membangun sebuah teologi kontekstual untuk Bencana Alam dan manusia. JILLES 4 bentuk batu bata dengan 3 warna 3 Area yang berbeda untuk klasifikasi: gudang, t4 sampah dan t4 membangun Visualisasi 12.30 15.30: LUNCH & BREAK 15.30 16.00: Tea/coffee break Sesi.VII: PLENO 16.00-17.00 Memvisualisasikan hasil kelompok PLENO (1 jam) JILLES Sesi.VIII: Dasar-Dasar Biblika Rekonstruksi Teologi Bencana Memperkuat dasar-dasar bangunan teologi yang hendak dibangun melalui diskusi dasar biblika 17.00-19.00 Pengantar Diskusi: Artikel Drewes (Lady) Pleno:aring & Memperkaya MARKUS 19.00 20.00: DINNER

Sesi.IX: Pengakuan Iman 5 20.00 21.00 Mengevaluasi secara mandiri terhadap kedua materi sebagai dasar-dasar (fondasi) untuk menuju pada sebuah penghayatan iman. Refleksi Mandiri: Perumusan Pengakuan Iman (30 menit) Merumuskan sendiri pengakuan iman dari aspek penghayatan iman dan bukan dogmatis teoretis. MARKUS Formulir pengakuan iman Sesi.X: Perumusan prinsip-prinsip rekonstruksi teologi Bencana (Umum) Hari IV Merumuskan prinsip-prinsip ajaran Pengantar: penjelasan metode & tujuan sesi (kerja kelompok) Sabtu, iman (kristen & Islam) tentang 1. Kerja kelompok tematis: 1 Jam (08.30 09.30) 11/6/2005 teologi Bencana Etika Lingkungan (relasi Allah, manusia dan alam) 08.30 Penderitaan 10.30 Konsep Allah 2 jam Misi Teologi Islam 2. Pleno: laporan kelompok & diskusi untuk saling memperkaya (1 Jam) 10.30 11.00 Tea/coffee break Tahap IV: Aksi dan Komitmen Sesi.XI: Perumusan Aksi: Pastoral, Diakonia, Pendidikan Teologi, Katekese, Spritualitas MARTHEN Hari IV Sabtu, 11/6/2005 11.00-12.30 Merumuskan agenda perubahan baik yang perlu (harus) dilakukan oleh gereja maupun masyarakat (rekomendasi) yang berhubungan paling tidak dengan 5 aspek: Pastoral, diakonia, pendidikan teologi, katekese, i li ( i di b hk Pengantar: penjelasan metode & tujuan sesi (kerja kelompok) Kerja kelompok per Regional: Kel. Aceh & Nias Kel. Sumut Kel. Papua dan Alor Kel. Maluku (Halmahera & Ambon) + Poso CORRIE

spritualitas.(nanti ditambahkan sesuai dengan perkembangan diskusi). Dengan penekanan bahwa aksi tersebut realistis dengan memilah jangka panjang dan jangka pendek; mempertanyakan siapa yang bertanggungjawab; jaringan serta publikasi. Kelompok bisa memberi penekanan pada aspek-aspek tertentu yang urgent sesuai dengan daerah masing-masing. Kel. Sulut, Sulteng, Sulsel 12.30 13.30: LUNCH 6 Sesi XII: Pleno-Sharing Komitmen Sabtu, 11/6/2005 13.30 14.30 Sharing hasil kerja kelompok CORRIE Sesi.XII: 14.30-15.00: COFFEE/TEABREAK Evaluasi & Penutupan abtu, Mengevaluasi seluruh proses, 11/6/2005 pendekatan dan materi (substansi) Evaluasi 15.00 konsultasi. 1. Kerja Mandiri: Melalui pengisian formulir evaluasi 16.00 2. Pleno: Aspek yang selektif dengan metode kreatif Penutupan: 1. Ucapan Terima kasih (Wakil. Direktur Oase) 2. Refleksi (peserta??) CHRISTIN