BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan penghukuman dosa, bukan oleh usaha manusia sendiri. Anugerah keselamatan yang diberikan kepada manusia merupakan permulaan atau pembukaan menuju perwujudan akhir dari keselamatan yang akan dinyatakan nanti pada akhirnya. Oleh karena itu hidup kristiani adalah hidup dalam pengharapan (Roma 8:24) 1. Dari dogma Kristen ini dipahami bahwa perbuatan baik manusia bukanlah syarat yang harus dilakukan untuk mendapatkan keselamatan, melainkan sebagai akibat ataupun respon atas anugerah yang telah diterima. Setiap tindakan dan perbuatan orang Kristen lebih didasarkan sebagai respon ungkapan syukur. Pemahaman dogma Kristen tentang keselamatan hanya karena anugerah ini atau biasa disebut dengan sola gratia, dalam praktek hidup sehari-hari dari orang Kristen sering mendapat pemahaman dan penekanan yang berbeda, ketika anugerah dihubungkan dengan tujuan hidup orang beriman. Di satu sisi ada orang Kristen yang begitu menekankan anugerah tetapi mengabaikan hal berbuat. Manusia telah menerima anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus karena itu tidak perlu adanya usaha ataupun kerja. Apa yang dilakukannya hanya sebagai respon ungkapan syukur atas anugerah yang telah diterima. Pemahaman seperti ini berpengaruh pada kemauan dan semangat kerja dari orang Kristen, yang tampak dalam kenyataan hidup sehari-hari dari orang Kristen. Banyak orang Kristen yang kurang memberi perhatian ataupun terlibat dalam persoalan-persoalan sosial. Kenyataan ini juga dapat dilihat dalam gereja sendiri sebagai persekutuan orang percaya. Gereja kurang memberi perhatian dalam melakukan kebaikan yang konkrit dalam kehidupan bermasyarakat. Kalaupun ada kegiatan sosial gereja biasanya hanya bersifat insidental yang hanya dilaksanakan pada momen-momen ataupun perayaan tertentu saja, misalnya kegiatan-kegiatan bakti sosial paskah, bingkisan natal dan sebagainya. Kurangnya perhatian gereja terhadap persoalan sosial juga dapat dilihat dalam managemen keuangan gereja di mana bidang diakonia 1 Dr. Nico Syukur Dister, OFM, Teologi Sistematika 2, Kanisius, Yogyakarta, 2004, hlm

2 selalu mendapat pembagian dana yang lebih sedikit daripada bidang-bidang yang lainnya. Kemudian pada sisi yang lain lagi, ada orang Kristen yang terlalu terfokus pada tujuan akhir dari hidup beriman dan menganggap bahwa untuk segala sesuatu yang dikerjakan manusia sebagai orang beriman akan mendapat upah dari Allah. Pandangan ini menganggap ada keselamatan akhir yang harus dicapai oleh orang Kristen, karena itu berusaha melakukan perbuatan-perbuatan baik sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk mendapatkan balasan ataupun imbalan dari Allah berupa upah bagi orang beriman. Pemahaman seperti ini mengabaikan anugerah Allah dan mengandalkan kekuatan serta kemampuan diri sendiri. Disadari atau tidak, di dalam praktek hidup sehari-hari dari orang Kristen ada pemahaman semacam ini, sekalipun mungkin hal itu tidak dengan jelas dinyatakan. Dari kedua pemahaman ekstrim yang ada dalam kenyataan hidup orang Kristen di atas, dapat dilihat adanya persoalan antara pemahaman tentang upah dan anugerah dalam kehidupan orang beriman. Ada pandangan ekstrim yang menganggap ada upah bagi orang Kristen dan orang Kristen harus berusaha untuk mendapatkannya. Kemudian ada pandangan orang Kristen yang terlalu terpaku pada anugerah dan mengabaikan usaha ataupun kerja yang harus dilakukan orang Kristen. Pandangan ini menganggap tidak ada upah yang harus dicari oleh orang Kristen karena Allah telah memberikan anugerahnya kepada manusia, dengan begitu tidak perlu usaha ataupun kerja. Kedua pandangan ekstrim yang telah dibicarakan di atas sering menjadi persoalan dan juga kebingungan bagi orang Kristen, yaitu apakah ada upah bagi orang Kristen atas apa yang dilakukan dan diperbuatnya sebagai orang beriman? Kalau tidak ada upah berarti semua usaha dan kerja manusia akan menjadi sia-sia, lalu bagaimana dengan keadilan Allah dalam menghargai usaha dan perbuatan orang Kristen sebagai orang beriman? Kemudian bagaimana juga orang Kristen harus memahami anugerah? Apakah anugerah itu merupakan upah yang diterima orang Kristen sebagai orang beriman? Apakah kalau demikian tidak perlu lagi adanya kerja? Di dalam Perjanjian Baru yang merupakan dasar Alkitabiah dari dogma Kristen tentang anugerah ini, penyusun juga melihat adanya permasalahan seperti yang telah diuraikan di atas, yaitu ketika penyusun membaca tentang upah yang dibicarakan di dalam kitab Matius yang ditujukan kepada orang-orang Yahudi, khususnya dalam bagian Khotbah 2

3 di Bukit dengan pandangan tentang anugerah di dalam dogma Kristen. Di dalam injil Matius khususnya di dalam bagian Khotbah di Bukit, Yesus banyak menggunakan kata upah dalam pengajarannya yang berhubungan dengan perbuatan, ada upah yang dijanjikan, kesannya belum diterima oleh manusia. Sementara di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa manusia telah menerima anugerah. Di dalam kehidupan sehari-hari upah dipahami sebagai imbalan yang di dapatkan atas pekerjaan yang telah dilakukan, sedangkan anugerah adalah karunia ataupun pemberian yang tidak ternilai harganya dan tidak selalu sebagai akibat ataupun hasil dari perbuatan yang telah dilakukan. Berangkat dari pengertian sehari-hari inilah ketika membaca tentang upah di dalam injil Matius, penyusun mempertanyakan apakah upah yang ada di dalam injil Matius pengertiannya menunjuk pada imbalan yang akan diterima atas pekerjaan yang dilakukan? Lalu bagaimana memahami anugerah di dalam dogma Kristen? Apakah keduanya mempunyai pengertian yang sama? Pokok Permasalahan Permasalahan orang Kristen yang berhubungan dengan tujuan akhir dari orang beriman, seperti yang telah diuraikan di atas, juga dapat dilihat sebagai persoalan teologis ketika kita membaca tentang upah di dalam injil Matius khususnya dalam bagian Khotbah di Bukit dengan dogma Kristen yang berbicara tentang anugerah. Ada 6 kali digunakan kata upah, yang dalam bahasa Yunaninya misqo.j (misthos) di dalam bagian Khotbah di Bukit dan 4 kali dalam bagian injil Matius lainnya. Baik itu berbicara tentang upah yang telah ada maupun tentang upah yang dijanjikan, yang kesannya belum di terima. Apabila kita membaca pemahaman tentang anugerah yang dinyatakan di dalam dogma Kristen bahwa manusia telah menerima anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus, maka kita akan mempertanyakan tentang upah yang banyak dibicarakan di dalam injil Matius, apa yang dimaksud dengan upah di sana? Lalu bagaimana juga kita memahami anugerah yang dinyatakan dalam dogma Kristen? Apakah anugerah itu juga bisa disebut sebagai upah yang telah diterima? Bagaimana hubungan pengertian antara upah di dalam injil Matius dengan anugerah di dalam dogma Kristen? 3

4 Persoalan upah di dalam injil Matius sangat mungkin dipengaruhi oleh alamat kepada siapa injil Matius ini diberikan ataupun juga konteks penerima berita, di mana dunia Yahudi merupakan konteks dari injil Matius. Sehingga akan menarik untuk dibicarakan lebih lanjut tentang makna dari upah yang ada dalam injil Matius. Apa sesungguhnya makna upah yang ada di dalam injil Matius? Untuk dapat membahas permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penyusun memberi skripsi ini judul: UPAH DI DALAM INJIL MATIUS Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1. Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk menyelidiki dan memahami makna upah yang ada di dalam injil Matius. Apakah upah yang dimaksud dalam injil Matius sama ataukah berbeda dengan pengertian anugerah yang ada dalam dogma Kristen. Apakah ada hubungan pengertian keduanya? 2. Selanjutnya penyusun mencari relevansinya dengan permasalahan yang ada di dalam kenyataan hidup orang Kristen saat ini dalam memahami dogma tentang anugerah yang berhubungan dengan tujuan hidup orang beriman. Sehingga pada akhirnya nanti hasil penyusunan skripsi ini, dapat berguna dalam memberikan sumbangan pemikiran yang dapat menjadi pedoman dalam memahami arti upah dan juga anugerah dalam kehidupan orang Kristen sehari-hari Metode Penulisan Dalam rangka penelitian skripsi ini, penyusun menggunakan metode eksegetis yaitu pendekatan hermeneutis dengan menggunakan metode pendekatan kritik historissosiologis 2. Di sini penyusun menguraikan konteks dari masyarakat Yahudi yang 2 Kritik historis-sosiologis yang dimaksud di sini adalah penyusun menggunakan metode kritik historis dalam menafsirkan teks yaitu suatu metode penafsiran yang didasarkan pada situasi sejarah di dalam dan sejarah dari teks itu dimunculkan, di mana teks tersebut berfungsi sebagai jendela yang melaluinya dapat melihat suatu periode sejarah tertentu (John H Hayes, Pedoman Penafsiran Alkitab, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993, p. 52), namun juga memperhatikan sosiologis dari konteks yang melatarbelakangi injil Matius. Kritik historis lebih memperhatikan pada data-data sejarah, sedangkan yang dimaksud dengan sosiologi di sini adalah ilmu yang mencari pola-pola tetap dalam perilaku manusia sejauh itu 4

5 melatarbelakangi kitab Matius (penerima), kemudian menafsirkan bagian injil Matius yang berbicara ataupun berhubungan dengan persoalan upah, untuk mendapatkan pemahaman tentang upah 3 dalam injil Matius Batasan Masalah Kata upah banyak dibicarakan di dalam Perjanjian Baru dan juga dalam injil Matius. Untuk memahami pengertian upah yang ada di dalam injil Matius, dalam penyusunan skripsi ini penyusun hanya membatasi, dengan menafsirkan bagian injil Matius yang berbicara tentang upah saja, yang ada dalam bagian Khotbah di Bukit, yaitu Matius 6:1-8,12& Sekalipun dalam proses menafsir penyusun tetap memperhatikan bagian injil Matius lainnya yang berbicara tentang upah, manakala hal itu dapat membantu ataupun diperlukan Sistimatika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, maka penyusun menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I. Pendahuluan Pada bagian ini, penyusun akan menuliskan latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, metode penulisan, batasan masalah dan sistematika penulisan skripsi ini. disebabkan oleh situasi sosial manusia itu dan juga pola-pola perubahan sosial yang ada (Dr. Martin Harun OFM, Tafsir Alkitab dan Ilmu-Ilmu Sosial, dalam Forum Biblika No. 8, 1998). Di dalam memahami makna upah dalam injil Matius, penyusun memperhatikan kedua hal tersebut, yaitu unsur historis dan juga sosiologis. 3 Kata upah terkait dengan makna bahasa. Menurut Bruce J. Malina, untuk menafsirkan bahasa secara tepat berarti menafsirkan sistem sosial yang menjadi tempat asal bahasa tersebut. Ada persoalan dalam menentukan sistem sosial siapakah yang harus diperhatikan. Sistem sosial penulis teks ataukah sistem sosial pembaca teks? (Pdt. Yusak Tridarmanto, M.Th, Berteologi Secara Kontekstual dan Penafsiran Alkitab, dalam Teologi Operatif, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2003, p. 31). Di dalam menyelidiki makna upah dalam injil Matius penyusun memperhatikan sistem sosial dari keduanya yaitu sistem sosial dari masyarakat Yahudi di Palestina, dengan memahami bahwa penulis dan penerima, yang melatarbelakangi injil Matius adalah orang Yahudi. Injil Matius kemungkinan ditulis pada tahun 80-an di Abad pertama. Mengenai tempat asal usulnya, kemungkinan satu-satunya adalah suatu wilayah Kristen Yahudi, dan kemungkinan yang harus dipertimbangkan adalah suatu tempat di Siria. Dapat dipahami bahwa kitab ini berasal di Pela, yang terdapat di daerah sebelah timur Yordan tempat komunitas Kristen Yahudi di Yerusalem menemukan daerah pertemuan baru setelah pelarian dari kota itu tak lama sebelum kehancurannya dalam tahun 70 M. (Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru; Pendekatan kritis terhadap masalah-masalahnya, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2000, p. 184). Karena itu sangat dimungkinkan komunitas Yahudi ini masih memiliki ingatan yang kuat tentang daerah asalnya Palestina dan situasi sosial kemasyarakatan yang ada di sana. 5

6 BAB II. Konteks Sosial Kemasyarakatan Injil Matius Pada bagian ini penyusun menguraikan konteks sosial kemasyarakatan injil Matius, yang berhubungan dengan pemahaman upah, baik itu dari aspek sosio politik, religius dan ekonomi BAB III. Upah di dalam Injil Matius Pada bagian ini penyusun menafsirkan bagian injil Matius yang berbicara tentang upah, yaitu Matius 6:1-8,12&14-18 untuk memahami makna upah yang ada di dalam injil Matius. BAB IV. Penutup Pada bagian ini penyusun menuliskan kesimpulan dari keseluruhan isi skripsi ini dan juga relevansinya bagi kehidupan gereja pada saat ini. 6

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Paulus merupakan seorang tokoh Alkitab yang mempunyai peranan cukup penting dalam sejarah kekristenan. Tulisan-tulisan (surat-surat) Paulus bisa dikatakan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbedaan pandangan mengenai masalah iman dan perbuatan dalam hubungannya dengan keselamatan memang sudah ada sejak dulu kala 1. Pada satu pihak, ada orang

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman sekarang, kekristenan hampir selalu diperhadapkan pada berbagai tekanan dan tantangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus Kristus, keempat injil ini adalah Injil Matius, Markus, Lukas dan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman merupakan sebuah konsep yang telah lama ada dan berkembang diantara orang-orang percaya. Umumnya mereka selalu menghubungkan konsep pertumbuhan

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 Latar Belakang Masalah Merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan); tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada atau pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara

Lebih terperinci

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme Skripsi Diajukan kepada Fakultas Teologi Dalam Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Selain sebagai persekutuan orang-orang percaya, gereja dalam bentuknya adalah sebagai sebuah organisasi. Sebagaimana sebuah organisasi, maka gereja membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Hal-hal kecil yang ada di sekitar kita sering sekali terabaikan. Kita lebih terfokus pada hal-hal yang kita anggap lebih besar. Kita beranggapan demikian

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 02Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan TERBENTUKNYA GEREJA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para murid-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Paham Dosa Kekristenan Dosa merupakan fenomena aktual dari masa ke masa yang seolah tidak punya jalan keluar yang pasti. Manusia mengakui keberdosaannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila terutama pada sila yang pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan. Keadaan Indonesia beberapa tahun terakhir ini sering mengalami masa krisis, misalnya saja krisis di bidang ekonomi, politik, keamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penginjilan merupakan salah satu dimensi yang esensial dari misi Kristen. Gereja bertanggungjawab untuk mewartakan injil ke seluruh dunia, untuk memberitakan

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Eka Darmaputera, Menuju Teologi Kontekstual Di Indonesia, dalam Eka Darmaputera (peny.), Konteks

BAB I PENDAHULUAN. 1 Eka Darmaputera, Menuju Teologi Kontekstual Di Indonesia, dalam Eka Darmaputera (peny.), Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tulisannya yang berjudul Menuju Teologi Kontekstual Di Indonesia 1, Eka Darmaputera memaparkan tentang pentingnya teologi kontekstual dengan bertolak dari keprihatinan

Lebih terperinci

UKDW. BAB I Pendahuluan

UKDW. BAB I Pendahuluan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Hidup yang penuh berkelimpahan merupakan kerinduan, cita-cita, sekaligus pula harapan bagi banyak orang. Berkelimpahan seringkali diartikan atau setidaknya

Lebih terperinci

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

UKDW. Bab I PENDAHULUAN Bab I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 1.1 Krisis Dalam Pelayanan Jemaat Dalam kehidupan dan pelayanan jemaat tak pernah luput dari krisis pelayanan. Krisis dapat berupa perasaan jenuh dan bosan dalam

Lebih terperinci

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL A.1. Pluralitas Agama di Indonesia Pluralitas agama merupakan sebuah realita yang wajib digumuli. Berbagai agama besar yang pemeluknya tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2)

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2) MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2) Kursi berkaki tiga bisa digunakan. Bayangkanlah kursi berkaki tiga dalam pikiran Anda. Lalu, bayangkanlah

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow Level 2 Pelajaran 4 PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai pentingnya gereja Kristus. Saya ingin bacakan ayat dari Ibrani 10:25. Ayat itu berkata, Janganlah kita menjauhkan

Lebih terperinci

BAB 4 RELEVANSI PEMURIDAN YANG SEDERAJAT BAGI KEHIDUPAN BERGEREJA DI INDONESIA

BAB 4 RELEVANSI PEMURIDAN YANG SEDERAJAT BAGI KEHIDUPAN BERGEREJA DI INDONESIA BAB 4 RELEVANSI PEMURIDAN YANG SEDERAJAT BAGI KEHIDUPAN BERGEREJA DI INDONESIA PENDAHULUAN Telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa setiap orang baik laki-laki dan perempuan dipanggil untuk bergabung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah A. Sonny Keraf mengemukakan bahwa ada dua kategori dari bencana yaitu bencana alam dan bencana lingkungan hidup. Sebagian dikategorikan sebagai bencana alam

Lebih terperinci

Studi Hubungan Pemikiran Teologis Paulus dan Markus tentang Penebusan Dosa TESIS

Studi Hubungan Pemikiran Teologis Paulus dan Markus tentang Penebusan Dosa TESIS Studi Hubungan Pemikiran Teologis Paulus dan Markus tentang Penebusan Dosa TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Sosiologi Agama untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh: Glenmideys Huwae NIM:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya,

BAB V PENUTUP. Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya, BAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak

Lebih terperinci

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta Berkenalan dengan PB DR Wenas Kalangit 23 Oktober 2007 Jakarta 1 Berkenalan dengan PB Pengantar Secara tradisional, studi biblika (Perjanjian Lama [PL] dan Perjanjian Baru [PB]) di sekolah-sekolah tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Permasalahanan Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN Permasalahanan Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Permasalahanan 1.1.1. Latar belakang masalah Seseorang yang mengalami peristiwa ditinggalkan oleh orang lain karena perkataannya yang keras, tajam, dan tidak bisa diterima, meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Seksualitas merupakan pemberian dari Allah. Artinya bahwa Allah yang membuat manusia bersifat seksual. Masing-masing pribadi merupakan makhluk seksual

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Tingkat/Semester Pokok Bahasan Pertemuan Ke Waktu Pertemuan : Agama Kristen : Ns.A.1.1.1 : I/I : Agama : 1 (satu) : 2X60 menit A. Kompetensi 1. Kompetensi

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

itu dijadikan sebagai panglima yang mengatur dan mengontrol kehidupan bersama.

itu dijadikan sebagai panglima yang mengatur dan mengontrol kehidupan bersama. Ebenhaizer Nuban Timo manusia yang berbhineka dan terus berubah itu tanpa merusak atau menghancurkan budaya-budaya itu, tetapi pada saat yang sama membawa pembaharuan dan perubahan terhadap budaya-budaya

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Jenjang : SMP Alokasi waktu : 90 Menit Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Jumlah Soal : 50 Soal Kelas / Semester : IX NO STANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam Injil Lukas terdapat beberapa kisah tentang kesembuhan yang dialami oleh banyak orang melalui Yesus, mulai dari ibu mertua Petrus yang diserang demam berat dan

Lebih terperinci

PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa

PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa Tujuan: Jemaat memahami bahwa pemberian (sumber daya, ide, waktu, dana, dan materi) merupakan salah satu wujud perbuatan

Lebih terperinci

PENELAAHAN ALKITAB. Persiapan, Penyusunan dan Penyampaiannya. Pdt. Stephen Sihombing, MTh

PENELAAHAN ALKITAB. Persiapan, Penyusunan dan Penyampaiannya. Pdt. Stephen Sihombing, MTh PENELAAHAN ALKITAB Persiapan, Penyusunan dan Penyampaiannya Pdt. Stephen Sihombing, MTh Materi Bina Pelkat GP GPIB 2 Menikah dengan 2 orang putri Sarjana Teologi dari STT Jakarta Vikaris di GPIB Mangamaseang,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penulis Markus mengawali tulisannya dengan kalimat inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Mrk 1:1). Kalimat ini memunculkan kesan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN. a. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN. a. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN a. Latar Belakang Masalah Kemajemukan agama yang ada di Indonesia saat ini dapat dikatakan sebagai keistimewaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Namun, dengan tujuh agama

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Penderitaan dan penyiksaan merupakan pengalaman yang normal bagi manusia. Begitu pula dengan penyakit dan kesehatan. Hal ini tidak berarti bahwa keduanya

Lebih terperinci

Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri

Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri Mungkin kelihatannya lebih mudah untuk mengandalkan beberapa ayat Alkitab yang kita gemari untuk membimbing dan menguatkan kita secara rohani. Akan tetapi, kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kajian

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kajian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kajian Sejak lahir manusia mempunyai hak dan kebebasan untuk merealisasikan hidupnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak didefinisikan sebagai kekuasaan untuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian tentang teologi kontekstual berbasis budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata peribadahan GKJ di dalam menanamkan

Lebih terperinci

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR Keluarga adalah salah satu konteks atau setting Pendidikan Agama Kristen yang perlu diperhatikan dengan baik,

Lebih terperinci

Program Magister Theologi (M.Th)

Program Magister Theologi (M.Th) Program Magister Theologi (M.Th) Program Magister Theologi (M.Th) ini dirancang bagi para Hamba Tuhan (Dosen, Gembala, Penginjil, dll.) yang mau mendalami bidang Teologia Sistematika dan Biblika serta

Lebih terperinci

Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia

Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia HERMENEUTIKA Dari KPP SAB Beji, 8-12 September 08 HERMENEUTIKA Oleh: Pdt. Drs. Yos Hartono, S.Th. A. Pendahuluan Salah satu pertanyaan penting dalam hermeneutika adalah mengapa kita perlu menafsirkan ayat-ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Secara historis, Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) sedikit banyak terkait dengan buah pekerjaan Zending der Gereformeerde Kerken in Nederland

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pekabaran Injil adalah tugas dan tanggung jawab gereja di tengah dunia. Gereja dipanggil untuk menjadi pekabar Injil (kabar sukacita, kabar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Gereja Kristen Sulawesi Tengah 1 pada dasarnya bukanlah gereja yang hanya didominasi oleh to Poso 2 saja. Akan tetapi jika dilihat secara umum, penduduk yang mendiami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Teks Membuka Kitab Suci Perjanjian Baru, kita akan berjumpa dengan empat karangan yang cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN Jenjang : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen. Kelas/Semester : IX / II Bentuk Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 50 Kurikulum Acuan : KTSP 1 KISI-KISI PENULISAN ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1. BAB V PENUTUP Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1. Kesimpulan Teologi pluralisme agama memang simpatik karena ingin membangun teologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M Z, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007),

BAB I PENDAHULUAN. 1 J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M Z, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007), BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Pernikahan adalah tahap kehidupan, yang didalamnya laki-laki dan perempuan boleh hidup bersama-sama dan menikmati kehidupan seksual secara sah. 1 Dalam pernikahan Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan hakekat keberadaan Gereja sebagai yang diutus oleh Kristus ke dalam dunia, maka gereja mempunyai hakekat yang unik sebagai berikut

Lebih terperinci

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1 MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1 Pengantar Mengapa kita harus berbahasa roh? Bagi saya, kedengarannya seperti orang menyerepet saja. Bukankah bahasa roh itu biasanya menimbulkan masalah dalam

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latarbelakang Pluralitas agama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat lagi dihindari atau disisihkan dari kehidupan masyarakat umat beragama. Kenyataan akan adanya pluralitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seperti diketahui bersama bahwa dalam kehidupan orang Kristen saat ini, gereja adalah sebuah identitas yang sangat penting bagi orang-orang percaya kepada

Lebih terperinci

Pendahuluan. Artikel lama tentang Prinsip Penafsiran Sederhana. Oleh Daniel Ronda

Pendahuluan. Artikel lama tentang Prinsip Penafsiran Sederhana. Oleh Daniel Ronda Artikel lama tentang Prinsip Penafsiran Sederhana Oleh Daniel Ronda Pendahuluan Firman Tuhan penting bagi kita orang percaya. Ada beberapa point tentang pentingnya Alkitab bagi kita. [1] Pertama, karena

Lebih terperinci

Gereja Memberitakan Firman

Gereja Memberitakan Firman Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep tentang panggilan sudah ada sejak jaman Israel kuno seiring dengan pengenalan mereka tentang Allah. Misalnya panggilan Tuhan kepada Abraham (Kej 12:

Lebih terperinci

Lesson 1 for October 7, 2017

Lesson 1 for October 7, 2017 Lesson 1 for October 7, 2017 Pada triwulan ini kita akan mempelajari kitab Roma. Pertamatama, adalah penting untuk mengetahui bagaimana Paulus sebagai penulis berhubungan dengan orang-orang Kristen yang

Lebih terperinci

Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan

Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan Kita telah banyak mempelajari masa lampau gereja Tuhan. Kita telah melihat bagaimana Allah mengerjakan rencananya. Kita juga telah mempelajari arti kata

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 05Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GERAKAN PEMBARUAN GEREJA Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. BAHAN KAJIAN Pengertian Gerakan Pembaruan Gereja (Reformasi Gereja).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh

BAB I PENDAHULUAN. menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Hidup bersama dalam masyarakat merupakan hakekat manusia sebagai makhluk sosial. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki karakter. Karakter yang dimiliki seseorang berbeda dengan karakter yang dimiliki orang lain. Karakter, didefinisikan oleh Robby I. Chandra, sebagai

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi dan Memuridkan Orang Lain Kode Pelajaran : OKB-T06 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS

DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS Ir. Eben Munthe, S.Th I. PENGANTAR Dari semua tulisan dalam Perjanjian Baru, pendekatan Paulus dalam surat-suratnya merupakan suatu uraian yang paling dekat dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah saat remaja belajar untuk menumbuhkan. kepribadiannya, masa yang penuh dengan kejutan. Ini adalah suatu periode

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah saat remaja belajar untuk menumbuhkan. kepribadiannya, masa yang penuh dengan kejutan. Ini adalah suatu periode BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masa remaja adalah saat remaja belajar untuk menumbuhkan kepribadiannya, masa yang penuh dengan kejutan. Ini adalah suatu periode bagi remaja dalam mencari dan menentukan

Lebih terperinci

GEREJA PADA MASA YESUS KRISTUS DAN PADA GENERASI RASUL PAULUS Pdt. Mieke Sendow, M.Teol. M.Pd.K.

GEREJA PADA MASA YESUS KRISTUS DAN PADA GENERASI RASUL PAULUS Pdt. Mieke Sendow, M.Teol. M.Pd.K. GEREJA PADA MASA YESUS KRISTUS DAN PADA GENERASI RASUL PAULUS Pdt. Mieke Sendow, M.Teol. M.Pd.K. PENDAHULUAN Mempelajari sejarah sering dianggap sebagai suatu pekerjaan yang tidak menarik dan membosankan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

Alkitab dan kita: Bagaimana menafsirkan Alkitab. 2 Petrus 1:20. Bagaimana Alkitab mengubah hidup kita? 2 Petrus 1:21.

Alkitab dan kita: Bagaimana menafsirkan Alkitab. 2 Petrus 1:20. Bagaimana Alkitab mengubah hidup kita? 2 Petrus 1:21. Lesson 10 for June 3, 2017 Yesus memberitahukan kedatangan dan misinya dalam FirmanNya melalui para nabi: Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan. Gereja dalam kehidupan kekristenan menjadi tempat dan sarana orang-orang percaya kepada Kristus, berkumpul dan saling mendorong antara orang yang satu

Lebih terperinci

Hukum dan iman. Roma 3:31. Iman Abraham. Roma 4:1-5. Iman Daud. Roma 4:6-8.

Hukum dan iman. Roma 3:31. Iman Abraham. Roma 4:1-5. Iman Daud. Roma 4:6-8. Lesson 5 for November 4, 2017 Pada tanggal 31 Oktober 1517, Martin Luther menempelkan 95 tesis pada pintu gereja Wittenberg. Tesis tersebut mempertanyakan keefektifan indulgensi dalam membawa keselamatan.

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit 15 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Paulus Catatan Umum Hampir separuh PB, yakni 13 kitab, memakai nama Paulus sebagai penulisnya (= Suratsurat Paulus). Selain itu,

Lebih terperinci

Basuh Kaki. Mendapat Bagian dalam Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Basuh Kaki. Mendapat Bagian dalam Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Basuh Kaki Mendapat Bagian dalam Tuhan GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150,

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan UKDW

BAB I Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Gereja abad pertama terdiri dari berbagai lapisan masyarakat. Lapisan itu berbeda sesuai dengan status sosial dan pekerjaan dalam masyarakat. Mereka bekerja sebagai

Lebih terperinci

UKDW BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

UKDW BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Teologi merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk mencermati kehadiran Tuhan Allah di mana Allah menyatakan diri-nya di dalam kehidupan serta tanggapan manusia akan

Lebih terperinci

Misiologi David Bosch

Misiologi David Bosch Misiologi David Bosch Definisi Sementara Misi. 1. Iman Kristen bersifat misioner, atau menyangkali dirinya sendiri. Berpegang pada suatu penyingkapan yang besar dari kebenaran puncak yang dipercayai penting

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. Ungkapan ini erat hubungannya dengan konsep tentang gereja adalah tubuh Kristus. Dalam konsep ini

Lebih terperinci

MENGHAKIMI ATAU TIDAK MENGHAKIMI?

MENGHAKIMI ATAU TIDAK MENGHAKIMI? MENGHAKIMI ATAU TIDAK MENGHAKIMI? Dr. Steven E. Liauw Salah satu hal yang sering saya dengar dari orang-orang Kristen, ketika saya sedang berdiskusi Alkitab dengan mereka, terutama ketika saya menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KRITIS TERHADAP PEMAHAMAN LPMI SALATIGA TENTANG YOHANES 14:6 DARI PERSPEKTIF TAFSIR SOSIO-HISTORIS INJIL YOHANES 14:6

BAB IV TINJAUAN KRITIS TERHADAP PEMAHAMAN LPMI SALATIGA TENTANG YOHANES 14:6 DARI PERSPEKTIF TAFSIR SOSIO-HISTORIS INJIL YOHANES 14:6 BAB IV TINJAUAN KRITIS TERHADAP PEMAHAMAN LPMI SALATIGA TENTANG YOHANES 14:6 DARI PERSPEKTIF TAFSIR SOSIO-HISTORIS INJIL YOHANES 14:6 4.1 Pendahuluan Pada Bab IV ini, saya akan meninjau pemahaman LPMI

Lebih terperinci

Oleh, Yohanes Yuniatika NIM: SKRIPSI

Oleh, Yohanes Yuniatika NIM: SKRIPSI PENGKHIANATAN YUDAS ISKARIOT TERHADAP YESUS DALAM INJIL YOHANES (Studi Hermeneutik Sosio-Politik Terhadap Narasi Pengkhianatan Yudas Iskariot Yang Terdapat Dalam Injil Yohanes 13: 1-35) Oleh, Yohanes Yuniatika

Lebih terperinci

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 Selain bekerja atas masing-masing kita, Roh Kudus juga bekerja dalam Gereja sebagai satu tubuh. Roh Kudus memelihara Gereja tetap bersatu sehingga kita dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil oleh Allah dan diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, ini merupakan hakikat gereja. Gereja juga dikenal

Lebih terperinci

Makam dari Sebna (British Museum)

Makam dari Sebna (British Museum) Lesson 5 for February 3, 2018 Seorang penatalayan adalah seorang yang bekerja untuk mengelola harta orang lain. Adam dan Hawa adalah penatalayan Allah di Eden. Mereka bertanggung jawab untuk merawat dan

Lebih terperinci

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL 1. Visi dan Misi Penginjilan dalam gereja lokal a. Visi: Terlaksananya Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28: 19 20) b. Misi: (1)

Lebih terperinci