MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Victoria Park-Hongkong adalah salah satu tempat favorit untuk berkumpulnya Tenaga Kerja Indonesia (dan selanjutnya dalam skripsi ini akan disebut TKI), orang Indonesia baik laki-laki dan perempuan yang mampu bekerja, baik di dalam maupun di luar rumah. Baik mereka yang bekerja di pabrik-pabrik (buruh) maupun yang bekerja di dalam negeri ataupun di luar negeri 1 dan (TKI yang kita bicarakan lebih lanjut dalam skripsi ini adalah TKI yang pernah bekerja di luar negeri). TKI yang datang ke Victoria Park berasal dari segala penjuru sudut kota Hongkong. Di tempat inilah saya sering berkumpul bersama teman-teman TKI saling berbagi cerita suka duka menjadi TKI. Berbekal ijazah kursus kesehatan dari PMI Surakarta, saya memutuskan untuk menjadi TKI bersama dengan delapan teman seangkatan walaupun akhirnya hanya tiga orang yang ke Hongkong sedangkan lainnya tetap kepada tujuan semula yakni Taiwan. Walaupun tidak sampai kontrak kerja saya habis karena waktu saya pulang masih tersisa dua bulan dari kontrak kerja tapi cukup membuat saya merasakan kehidupan yang seringkali orang menyebutnya sebagai pahlawan devisa. Sering kali saat saya rindu dengan orang-orang di tanah air, saat malam hari saya akan naik ke atas loteng, kebetulan saya tinggal di rumah dengan empat lantai di daerah Respulbay dan lantai paling atas berupa ruang kosong tanpa atap yang biasa untuk menjemur pakaian. Di lantai empat inilah saya memandang bintang-bintang dan berkata ah Indonesia sangat dekat dengan Hongkong karena Hongkong dan Indonesia memiliki langit yang sama, yang saya pandang ini, Tuhan sampaikan rasa rindu saya kepada orang orang di tanah air. Saat itu saya merasakan kalau ada bintang itulah Tuhan yang menyampaikan pesan saya, Tuhan adalah bintang saya yang berkerlap kerlip di langit. Pemahaman ini bisa dilatar belakangi terhadap pengalaman dominan masa kecil. Saya merupakan anak ke lima dari enam bersaudara, tetapi sejak kecil hanya saya 1 K.Erani, Pelayanan Gereja Bagi TKW di Indonesia, Bina wanita, 12, Jakarta: Biro Pelayanan Wanita PGI, 1996, p.i. 1

2 dan adik yang bisa dikatakan paling lama bersama orang tua kami. Karena kakak kami setelah lulus SLTP kebanyakan ikut dengan nenek atau saudara baik dari pihak ibu ataupun pihak bapak kami. Saya terbiasa tidur dengan ibu di tempat tidur yang besar dan tidak suka lampu dimatikan apalagi saat tidur pasti akan terbangun dan merasakan suasana tidak mengenakkan, gelap dan menakutkan. Saat terbangun ibu tidak ada, saya pasti langsung berteriak memanggilnya. Kemudian ibu datang dan langsung menyalakan lampu, kemudian mengajak ke luar rumah dan memperlihatkan kalau ibu tidur di teras, walaupun hanya ada cahaya dari lampu yang lima watt tetapi itu sudah membuat tenang dan dari teras itulah seringkali ibu mengajak saya berdoa dan memandang ke langit, saat langit cerah akan banyak terlihat bintang yang berkerlap-kerlip dan saya sangat menyukainnya. Secara langsung bisa menyaksikan bintang jatuh 2 yang kata orang diyakini saat kita bisa menyatakan keinginan kita ada bintang jatuh maka keinginan kita itu akan terkabul. Bagi orang lain ini mungkin hal yang biasa tetapi tidak biasa bagi saya. Ini adalah pengalaman mistis yang teringat sampai sekarang dan saya meyakininya karena beberapa permohonan terkabul, saat saya meyampaikan kala ada bintang jatuh. Dari pengalaman melihat bintang jatuh hingga sekarang setelah sekolah di fakultas teologi ini ternyata dari bahan-bahan khotbah yang saya ambil tanpa disadari ternyata sering mempergunakan cahaya baik dari lilin, lampu senter, korek api menjadi tema yang sering saya gunakan, ada teologi yaitu teologi cahaya. Berbeda lagi dengan pengalaman teman yang juga pernah menjadi TKI di Hongkong. Dia bercerita demikian; Akhir November 2002 dia tiba di Hongkong dan selang beberapa hari tinggal di agency akhirnya dia dijemput majikannya yang tinggal di daerah Central, HK mungkin sekitar 20 menit perjalanan dengan Siu Pak ( sejenis mini bus ) untuk sampai di Victoria Park. Mengawali pekerjaan kesehariannya dan yang menjadi kebiasaan rutinnya dia mempersiapkan segala peralatan untuk pemujaan kepada Kwan Im Po Sai, Kwan Tee yang dipercayai oleh sebagian besar 2 Tidak diketahui dari mana istilah ini muncul, tetapi ini sudah menjadi semacam kepercayaan dalam masyarakat Jawa. Dan bisa jadi juga ditemukan di daerah lain tentang pandangan bahwa saat kita melihat bintang jatuh dan kita memohon sesuatu pasti akan terkabul. Sedangkan dalam ilmu pengetahuan sendiri bintang jatuh ini dikatakan sebagai meteor yang memang seringkali dapat terlihat dengan mata kasat apalagi dini hari dan langit cerah. 2

3 orang Hongkong sebagai dewa pemberi rejeki, keberuntungan dan ini dilakukan setiap hari. Dari rutinitas inilah teman saya mengakui bahwa dia kemudian bisa merasakan Tuhan benar-benar di dekatnya, menjadi pribadi yang setiap pagi dia ajak bercerita tentang semua hal, terutama perasaannya jauh dari orang-orang tercinta di Indonesia, pengalaman kesehariannya suka duka bekerja dengan sang majikan. Baginya ini suatu hal yang sangat berbeda dimana saat dia belum menjadi TKI dia tidak bisa merasakan keadaan yang demikian yaitu keadaan mengakui keberadaan Tuhan yang bisa dia ajak bercerita setiap saat. Berbeda dengan pengalaman mantan TKI lainnya yang berasal dari salah satu daerah di Jawa Tengah. Sebelum menjadi TKI dia merasa menjadi perempuan yang benar-benar taat beragama, mengenakan jilbab dan senantiasa berpakaian tertutup, tetapi karena beberapa alasan akhirnya dia memutuskan untuk menjadi TKI ke Taiwan. Di Taiwan dia malah sebaliknya tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah, tidak mengenakan jilbab lagi dan ikut makan daging babi yang sebelumnya dia yakini sebagai makanan yang dilarang keras di ajarannya untuk dikomsumsi. Walaupun awalnya dia merasa sangat berdosa kepada Tuhannya dengan melanggar larangan mengkonsumsi daging babi. Tetapi seiring berjalannya waktu dia merasakan Tuhan tidak marah dan buktinya aku makan daging babi dan tetap sehat jadi mengapa harus peduli dengan aturan itu yang baginya berlaku saat di Indonesia. 3 Ketiga kisah di atas seakan mewakili dimana mungkin kita seringkali mendengar orang berkata belajarlah dari pengalaman di sini ada arti bahwa kita diminta untuk belajar dari sesuatu yang sudah terjadi dan pernah dialami atau dirasakan dimana sesuatu tersebut bisa dijadikan nilai tersendiri untuk kita menjalani kehidupan selanjutnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri kata pengalaman dari kata dasar alam, (peng.alam.an) yang diartikan sebagai; yang pernah dialami, dijalani, dirasakan, ditanggung. Jadi pengalaman pastilah berhubungan dengan masa yang 3 Lihat kisah 4.2 3

4 telah terlewati, dilalui yang biasa disebut masa lalu. Pengalaman hidup di masa kecil, di lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dalam pekerjaan yang dijalani, dirasakan. Pengalaman-pengalaman dominan dari setiap pribadi berbeda dan ada sesuatu yang membawa mereka kepada gambaran yang berbeda tentang Tuhan. Ada yang memandang bahwa teologinya adalah teologi cahaya, teologi pendengar atau teologi kepedulian. Bisa juga dari teologi-teologi yang disebut di atas, mempengaruhi seseorang mengambil keputusan menjadi TKI. Teologi yang muncul melalui pengalaman hidup keseharian yang menyanggupkan manusia untuk menumbuhkan sebuah cinta kasih membara bagi Tuhan, Sang Pencipta, Pemberi hidup atau malah sebaliknya. Melalui pengalaman seseorang tidak saja sekedar mengetahui konteks Alkitab, melihat dan mengerti siapa Allah itu dalam hidupnya, tetapi bagaimana berita dalam Alkitab itu dibahasakan dalam konteks kehidupan para TKI Teologi yang bekerja dan berlaku pada diri seseorang individu atau sebuah kelompok ketika mereka melihat dan memahami realitas hidupnya di dunia di mana mereka hidup. 4 Dari pengalaman hidup diharapkan mampu membangun sikap berteologi yang bertolak dari konteks budaya setempat dan konteks masyarakat atau rakyat. Apabila ini sudah ada maka akan ada Teologi Operatif sebagai dokumen yang hidup, 5 yang bisa menjadi warisan yang tak ternilai harganya. 2. Rumusan Permasalahan Tidak semua pengalaman bisa merubah seseorang karena pengalaman hidup seharihari merupakan sumber berharga bagi refleksi iman, pengalaman dapat menjadi dasar dalam seseorang berteologi, karena pengalaman ini bersifat mendasar atau 4 B.A.Abednego, Hommes (ed.), Seputar Teologi Operatif: Tradisi dan Teologi Operatif, Yogyakarta: Kanisius, 1994, p Istilah yang dimunculkan oleh Boisen tetapi tidak pasti kapan waktunya, mungkin sekitar tahun Boisen menggunakan istilah ini dalam bentuk tercetak dalam sebuah artikel dan dipublikasikan pada bulan Maret tahun yang sama di dalam Religius Education. Dikutip dari Hommes, Dokumen yang Hidup Citra Boisen sebagai Paradigma, dalam Hommes, Gerrit Singgih, Teologi dan Praksis Pastoral: Antologi Teologi Pastoral, Yogyakarta : BPK Gunung Mulia dan Kanisius, 1992, p

5 mendalam yang kadangkala belum disadari keberadaannya sekalipun telah ikut mewarnai perilaku seseorang ataupun kelompok. 6 Dalam pengertian bahwa bentuk pengalaman hidup yang dinamis, diimani bisa direfleksikan meskipun hasil dari refleksi nantinya bisa berbeda-beda dan selalu berubah dari setiap pribadi walaupun mungkin pengalaman yang dijalani merupakan hal yang sama demikian juga tentang gambaran Tuhan yang bisa jadi telah dibentuk oleh para TKI. Pengalaman TKI bisa menjadi kesaksian hidup dan menyadarkan tentang keberadaannya didalam interaksi antara dua konteks, yakni konteks kehidupan keseharian TKI dan konteks Alkitab. Dalam rangka berteologi, kedua konteks ini tidak boleh diabaikan dan diberlakukan secara tidak seimbang. Hal inilah yang akhirnya mendorong penulis ikut terlibat untuk membahas pengalaman TKI bagi studi alkitabiah. Jadi dalam skripsi ini penyusun bermaksud mengemukakan kerinduan dalam menanggapi pengalaman TKI, maka skripsi ini dirumuskan dalam dua bagian utama yaitu : (1) Menggali pengalaman dominan TKI saat mereka menjalani kontrak dan bagaimana pengaruhnya terhadap diri dan peran mereka sebagai TKI di Luar Negeri (2) Dari pengalaman dominan TKI penyusun berharap dapat menemukan gambaran tentang Allah dan bagaimana gambaran tersebut memainkan peranannya dan memberikan makna dalam kehidupan TKI setelah berada kembali di Indonesia. 3. Judul Berdasarkan rumusan masalah yang telah disinggung oleh penulis di atas maka penulis memberi judul skripsi ini : 6 B.A.Abednego (ed.), Seputar Teologi Operatif: Sumber-sumber Identitas Gereja, Yogyakarta: Kanisius, 1994, p.54. 5

6 Teologi Operatif Tenaga Kerja Indonesia Tentang Gambar Tuhan 4.Tujuan Penulisan Tujuan dari pengambilan judul ini tentunya berkaitan dengan rumusan permasalahan yang diambil oleh penulis. Adapun tujuan yang ingin didapatkan sebagai berikut : 1. Untuk menggali pengalaman dominan TKI saat mereka menjalani kontrak serta mengetahui pengaruh pengalaman dominan terkait dengan pengenalan diri dan peran mereka sebagai TKI di Luar Negeri. 2. Menemukan gambaran tentang Tuhan dari pengalaman dominan TKI dan bagaimana gambaran Tuhan tersebut memainkan peranannya serta memberikan makna dalam kehidupan TKI. 5. Batasan Penulisan Melalui judul di atas penulis bermaksud memberikan batasan dalam skripsi ini sebagai berikut, bagian pertama mengulas pengalaman-pengalaman yang hanya berhubungan pengalaman yang sering ditemukan oleh para TKI! Dengan kata lain pengalaman dominan mereka,sebagai orang berada jauh dari sanak keluarga, hidup di negeri orang yang berbeda budaya dan karakter. Sedangkan batasan kedua yang penulis berikan adalah berhubungan dengan informan. Informan tersebut orang yang memiliki pengalaman sebagai TKI, sekurang-kurangnya telah berada di Indonesia kembali selama 2-3 tahun. Terkhusus lagi bagi TKI yang berasal dari Jawa Tengah. Alasannya kenapa memilih 2-3 tahun, bagi penulis ini adalah waktu yang efektif, tidak terlalu lama untuk para TKI mengolah kembali pengalamannya. Hidup dari Indonesia kemudian berpindah ke luar negeri dan kembali lagi ke Indonesia pastinya ada perubahan yang dirasakan. Adapun alasan penulis memilih TKI asal Jawa Tengah dengan yaitu untuk memudahkan konteks penelitian. Selain itu pemilihan 6

7 informan ini sebagai informasi langkah awal dan bagian kecil untuk mencari gambar Tuhan dari TKI yang sebenarnya banyak tersebar di daerah lain di Indonesia. 6. Metodologi 6.1 Metode penulisan Metode yang akan digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah metode induktifanalitis. Metode yang digunakan dari penulis ini berangkat dari pengalamanpengalaman konkret yang kemudian dianalisis untuk menemukan alasan-alasan dan faktor yang dominan dibalik pengalaman tersebut. 7 Penyusun akan menguraikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pengalaman menjadi TKI, yang pada akhirnya dapat membantu untuk menemukan gambar Tuhan sehingga mendapatkan analisis yang jelas tentang Teologi Operatif TKI tentang gambar Tuhan itu sendiri. 6.2 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian literatur. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menggali masalah di sekitar pergumulan tentang Teologi Operatif, pengalaman dominan TKI. Penelitian literatur juga sebagai langkah penulis memperoleh dan mendapatkan bahan yang dibutuhkan melalui penggalian bahan dan uraian dari tulisan-tulisan berupa buku-buku yang telah ditulis, diterbitkan sesuai dengan bahan yang diangkat oleh penulis yakni seputar Teologi Operatif itu juga menyangkut tentang TKI. Selain itu penelitian juga dilakukan dengan penelitian lapangan yaitu pengumpulan data melalui wawancara yang bersifat terbuka karena yang diteliti adalah pengalaman, kesaksian dan refleksi para TKI, untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Sedangkan bagi informan yang tidak bersedia di wawancarai tetapi bersedia terlibat dalam proses penelitian ini, penulis memberikan alternatif untuk menuliskan pengalamannya dengan panduan beberapa pertanyaan yang telah dibuat oleh penulis. 7 B.A, Abednego (ed.), Seputar Teologi Operatif : Etika dan Teologi Operatif, Yogyakarta: Kanisius, 1994, p

8 Sebelum mengadakan penelitian ini, penulis mengadakan pra penelitian terlebih dahulu. Proses pra- penelitian yaitu langkah paling awal yang dilakukan peneliti, dimana terlebih dahulu memikirkan segala kemungkinan yang akan diteliti, tempat, jarak, birokrasi yang harus dilalui dan dijalankan. 8 Baru kemudian dilanjutkan pada penelitian lapangan. pertama memastikan kesediaan informan untuk mengikuti proses penelitian yang diharapkan oleh penulis Harapan penulis lainnya bahwa informan yang dicari dan diteliti adalah yang benar-benar telah menjadi TKI dan sekarang berada di tanah air sehingga mereka bisa menceritakan pengalaman dominan mereka selama menjadi TKI. Selain itu supaya tercipta dan terjalin rasa percaya dari informan terhadap penulis demikian juga sebaliknya, sehingga data yang diperoleh sebagai data dan penelitian yang valid serta aktual dan dapat dipercaya keabsahannya. 7.Sistematika Penulisan Agar pemahaman topik pembahasan dapat sistematis, maka penulis merasa perlu membuat suatu sistematika penulisan yang jelas, yang dapat menggambarkan pokok-pokok pikiran yang ingin diuraikan. Untuk itu, sistematika penulisan dari topik pembahasan ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Membahas latar belakang masalah, rumusan permasalahan,tujuan penulisan, pemilihan judul, batasan penulisan, metodologi baik metodologi dalam penulisan maupun metodologi penelitiannya serta sistematika penulisan yang digunakan. BAB II DESKRIPSI TEOLOGI OPERATIF Dalam bab ini, penulis memaparkan hasil teori dari tinjauan pustaka yang telah dilakukan. Baik tentang definisi Teologi Operatif, latar belakang pemikiran adanya Teologi Operatif TKI, sejarah kemunculannya dan tahapan-tahapan yang ada dari Teologi Operatif. BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN TEOLOGI OPERATIF TKI 8 J. M. Prior, Meneliti Jemaat :Pedoman Riset Partisipatoris, Jakarta : Grasindo, 1997, p

9 Bab ini penulis memaparkan hasil penelitian dan pengamatan tentang Teologi Operatif TKI guna menggali pengalaman dominannya melalui kisah-kisah TKI. TKI dalam sikap dan pandangan TKI terhadap gambaran Tuhan saat menjadi TKI serta dampak dari sikap dan pandangan tersebut saat TKI kembali berada di tanah air, serta pengaruh pengalaman dominan TKI dalam menghadapi tantangan dan hambatan terkait dengan pertumbuhan iman TKI. BAB IV EVALUASI TEOLOGIS Bab ini penulis memaparkan evaluasi dari pengalaman dominan TKI dipandang dari sudut Alkitab. BAB V PENUTUP Pada bagian ini, penulis akan menarik kesimpulan dari seluruh pembahasan keseluruhan penulisan yang telah dilakukan dan juga usulan-usulan bagi gereja dalam membantu jemaat menemukan Teologi Operatif-mereka. 9