LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

Formulir Evaluasi Hasil Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2015

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

Pemerintah Kota Tangerang

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A )

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2015

Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian Kabupaten Bandung KONDISI AWAL 2015

PEMERINTAH KABUPATEN SERANG RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

RENCANA KERJA 2018 BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BANJAR

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR RENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) DINAS PERTANIAN KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

PENJABARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

JUMLAH ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN TAHUN ANGGARAN Anggaran (Rp)

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

Rencana Kerja Perubahan Tahun 2016

(Rp.) , ,04

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Renja Perubahan Tahun 2016 Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Banyuwangi

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN SERANG Tahun Anggaran 2015

BAB I PENDAHULUAN. penentu arah dan pedoman kegiatan organisasi. 2 Tahun 2005 tentang Perencanaan Pembangunan Daerah, Satuan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2018 PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2019 KABUPATEN BLORA

PEMERINTAH KOTA MATARAM ANGGARAN KAS TAHUN ANGGARAN 2017 ANGGARAN TAHUN INI

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA MATARAM ANGGARAN KAS TAHUN ANGGARAN 2017

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Bertambah/(berkurang) Jumlah (Rp) KODE REKENING. URAIAN sebelum perubahan DASAR HUKUM. setelah perubahan. (Rp) LAMPIRAN III

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Peningkatan Penghargaan Terhadap Kompetensi Penyediaan jasa kebersihan kantor

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Rakhmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ... i DAFTAR ISI. ... ii. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan...

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

Rencana Tahun Disnakkan. 12 bulan. Disnakkan. 42 unit. Disnakkan. 12 bulan. 25 jenis. 5 jenis. 10 jenis. Disnakkan

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENJABARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RENCANA KERJA Tahun 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

PENGANTAR. Soreang, Januari 2015 KEPALA BAGIAN UMUM. DIAN WARDIANA, S.IP, M.Si, MP Pembina NIP

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

LAPORAN TAHUNAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MUKOMUKO TAHUN Laporan Tahunan Kantor Lingkungan Hidup Kab. Mukomuko Tahun Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan

PENJABARAN PERUBAHAN APBD

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

Transkripsi:

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2015

KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun 2014 ini, disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Pelaksanaan Pembangunan Peternakan dan Perikanan pada Tahun Anggaran 2014. Laporan ini memberikan gambaran atas pelaksanaan Pembangunan Peternakan dan Perikanan, masalah dan upaya pemecahan masalah yang dihadapi serta pemanfaatan potensi sumberdaya yang dimiliki Dinas. Dasar penyusunan laporan ini adalah : 1. Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2010-2015 yang memuat Program Kerja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung; 2. Laporan Kegiatan Tahunan yang berasal dari setiap Bidang, Sekretariat, UPTD yang ada di lingkungan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung; 3. Renja dan Renja Perubahan Tahun 2014 serta DPA-DPPA Tahun Anggaran 2014.; Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang memerlukannya dan dapat dijadikan bahan untuk bahan evaluasi dan penentuan kebijaksanaan lebih lanjut bagi keberhasilan Pembangunan Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung. Soreang, Februari 2015 KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG Ir. H. Hermawan Pembina Utama Muda NIP. 195901201986031008 i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Gambaran Umum Dinas Peternakan dan Perikanan... 3 1.3. Sistematika Penyusunan... 4 BAB II PROGRAM KERJA... 6 2.1. Visi dan Misi... 6 2.2. Tujuan dan Sasaran... 6 2.3. Program dan Kegiatan... 7 1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak... 9 2. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan... 9 3. Program Peningkatan Pemasaran hasil produksi peternakan... 9 4. Program Peningkatan penerapan teknologi peternakan... 10 5. Program Pengembangan Budidaya Perikanan... 10 6. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan... 10 7. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut/Air payau dan Air Tawar... 11 BAB III ANGGARAN, REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA... 12 3.1. PENDAPATAN... 12 3.2. BELANJA... 13 3.2.1. Belanja Tidak Langsung... 14 3.2.2. Belanja Langsung... 14 BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA... 20 4.1. Sumber dana APBD Kabupaten Bandung... 20 4.1.1. Belanja Tidak Langsung... 20 4.1.2. Belanja Langsung... 21 A. Urusan Program Wajib pada setiap SKPD... 21 B. Urusan Pilihan Pertanian... 24 C. Urusan Program Pilihan Kelautan dan Perikanan... 59 1.2. Penyelenggaraan Tugas Pembantuan.... 69 BAB V PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN... 73 1.1. Permasalahan... 73 1.2. Upaya Pemecahan Masalah... 73 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 75 6.1. Kesimpulan... 75 6.2. Saran... 75 ii

DAFTAR TABEL Nomor Uraian Hal 1 Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2014... 12 2 Target dan Realisasi Belanja Dinas Peternakan dan Perikanan TA 2014... 13 3 Ringkasan Belanja Tidak Langsung Dinas Peternakan dan Perikanan TA. 2014... 14 4 Rekapitulasi Target dan Belanja Belanja berdasarkan Urusan... 14 5 Target dan Realisasi Belanja Langsung Urusan Wajib pada setiap SKPD TA. 2014 15 6 Realisasi anggaran belanja langsung berdasarkan sumber anggaran... 16 7 Realisasi anggaran Belanja Langsung Urusan Pilihan per program dan kegiatan... 16 8 Realisasi kinerja dan anggaran Urusan Wajib pada Setiap SKPD... 22 9 Realisasi kinerja dan anggaran Urusan Pilihan Pertanian... 24 10 Rincian pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak... 26 11 Jumlah Vaksin berdasarkan sumber anggaran... 27 12 Pelaksanaan vaksinasi AI dan ND tahun 2014... 27 13 Alokasi Vaksinasi AI ND tahun 2008-2014... 29 14 Vaksinasi Brucellosis pada Tahun 2014... 30 15 Pelaksanaan Vaksinasi Rabies Tahun 2014... 32 16 Rincian Pelaksanaan Vaksinasi Rabies Tahun 2014... 33 17 Pelaksanaan Vaksinasi Rabies Tahun 2008-2014... 34 18 Rincian pelaksanaan Kegiatan Pemusnahan Ternak yang terjangkit Penyakit endemik... 36 19 Eliminasi HPR tahun 2014... 36 20 Rincian pelayanan puskeswan berdasarkan jenis hewan... 38 21 Rincian pelaksanaan Kegiatan Pemusnahan Ternak yang terjangkit Penyakit endemic... 39 22 Rincian pelaksanaan Kegiatan Pengawasan dan pembinaan penerapan kesmavet dan kesrawan... 40 23 Target dan realisasi populasi ternak tahun 2014... 41 24 Stimulan ternak dari Disnakan tahun 2010-2014... 43 25 Perbandingan target dan realisasi penyediaan produk ternak tahun 2014... 44 26 Uraian pelaksanaan kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pembibitan Ternak... 47 27 Uraian Kegiatan Perbibitan dan Perawatan Ternak Tahun 2014... 47 28 Daftar prestasi kontingen Kab. Bandung pada Kontes Ternak Tk. Jawa Barat... 48 29 Perbandingan Target dan Realisasi Akseptor IB Tahun 2014... 48 30 Pelaksanaan Inseminasi Buatan di Kabupaten Bandung tahun 2014... 49 31 Uraian Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan Tahun 2014... 50 32 Uraian pelaksanaan kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan (DBHCHT) 51 33 Produksi produk olahan peternakan tahun 2011-2014... 52 34 Produksi Olahan Susu Tahun 2013 2014 Kabupaten Bandung... 53 35 Produksi Olahan daging Tahun 2014 Kabupaten Bandung (Kg)... 54 36 Ringkasan penerapan teknologi dan sarana prasarana budidaya peternakan... 56 37 Ringkasan kegiatan Peningkatan sarana dan prasarana teknologi RPH... 58 38 Kinerja dan anggaran pada Urusan Pilihan Keluatan dan Perikanan... 59 39 Produksi benih ikan Tahun 2014... 61 40 Produksi ikan Tahun 2014 berdasarkan jenis usaha... 61 41 Uraian kegiatan Pengembangan Bibit Ikan Unggul... 62 42 Pendampingan pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan... 62 43 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan... 64 44 Produksi Olahan, RTP, Konsumsi Ikan dan PIRT 2011-2014... 66 45 Kegiatan Restocking Ikan di Perairan Umum Tahun 2014... 68 46 Target dan Realisasi Anggaran TP APBN di Kab. Bandung TA. 2014... 69 iii

DAFTAR GRAFIK Nomor Uraian Hal 1 Data Vaksinasi Brucellosis pada tahun 2010-2014... 31 2 Data series eliminasi HPR tahun 2009-2014... 37 3 Persentase pelayanan menurut jenis hewan... 38 4 Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2014... 43 5 Data Populasi Ternak unggas di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2014... 44 6 Data Produksi Daging, Telur, dan Susu di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2014... 45 7 Perkembangan Kebuntingan pada Betina akseptor IB tahun 2011-2014 49 iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan kegiatan pembangunan pada Dinas peternakan dan Perikanan tahun 2014 didasarkan kepada Rencana Kerja Pembangunan Daerah tahun 2014 yang merupakan implementasi dari Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2010-2015, yang bertujuan untuk menjadikan Dinas Peternakan dan Perikanan yang profesional dalam mewujudkan peternakan dan perikanan yang unggul, berdaya saing dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang berwawasan lingkungan. Arah kebijakan pembangunan ekonomi pada dokumen RPJMN lebih diarahkan pada pembangunan ekonomi yang bertumpu pada kemampuan dalam negeri. Adapun arah pembangunan ekonomi Indonesia tahun 2009-2014 difokuskan kepada: 1. Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan ini maka ada beberapa hal yang yang akan ditempuh oleh pemerintah diantaranya: a. Stabilitas ekonomi yang kokoh. b. Pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. 2. Peningkatan Investasi 3. Peningkatan Ekspor 4. Peningkatan daya saing pariwisata 5. Peningkatan daya beli 6. Kebijakan Keuangan 7. Stabilitas Harga 8. Stabilitas sektor keuangan 9. Revitalisasi industri 10. Daya saing ketenaga kerjaan 11. Pemberdayaan koperasi dan UMKM 12. Jaminan Sosial Arah pembangunan provinsi Jawa barat lebih ditekankan pada beberapa sektor, khusus untuk sektor pertanian dan perikanan lebih difokuskan kepada penanggulangan penyakit tanaman, ternak dan hewan. Intervensi akan keterbukaan pasar global, diversifikasi pertanian, dan fasilitasi pemasaran produk peternakan dan perikanan. Pelaksanaan pembangunan peternakan dan perikanan di Kabupaten Bandung senantiasa menunjang pada arah pembangunan kabupaten, provinsi dan pusat; oleh karena itu sebagai salah satu sarana untuk menyelaraskan program kerja antara Pusat, Propinsi dengan daerah perlu disusun suatu penyampaian informasi yang berjenjang. Laporan Tahunan pelaksanaan program dan kegiatan merupakan salah satu sarana penyampaian informasi dan bentuk pertangguang jawaban pelaksanaan program dan kegiatan yang 1

telah dilaksanakan pada tahun 2014. Dinas Peternakan dan Perikanan sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung berkewajiban untuk menyampaikan bentuk Laporan hasil pelaksanaan kegiatan selama kurun waktu tahun 2014 sebagai bahan penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Kepala Daerah (LKPJ). Dasar Hukum Penyusunan Laporan a. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437). b. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. c. Undang-undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme. d. Peraturan Pemerintah No.108 Tahun 2001 tentang Pertanggungjawaban Kepala Daerah e. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah f. Peraturan Pemerintah no 6 tahun 2008 tanggal 4 Pebruari 2008 tentang Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. g. Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Instansi Pemerintah h. Instruksi Menteri dalam Negeri No.22 Tahun 1989 tentang Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan di Daerah i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 mengenai Perubahan dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah j. Perda Kebupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintah di Kabupaten Bandung. k. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung. l. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 tanggal 19 September 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007 sampai tahun 2027 m. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2014 tanggal 20 Januari 2014 tentang Perubahan RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015. n. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 9 tanggal 6 Pebruari 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014 o. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 15 Tahun 2014 tanggal 25 Agustus 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014 p. Peraturan Bupati Bandung Nomor 5 tanggal 26 Pebruari 2008 tentang Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas daerah Kabupaten Bandung hal 262-289. q. Peraturan Bupati Bandung Nomor 3 tanggal 7 Pebruari 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014 r. Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2010-2015 2

s. Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2014. t. Dokumen Perlaksanaan Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014. 1.2. Gambaran Umum Dinas Peternakan dan Perikanan Morfologi wilayah Kabupaten Bandung terdiri atas: wilayah datar/landai, perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lereng antara 0 8 %, 8 15 % hingga di atas 45 %. Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan rata-rata antara 1.500 mm sampai dengan 4.000 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 19 o C sampai 32 o C dengan kelembaban antara 78 % pada musim hujan dan 70 % pada musim kemarau. Dengan kondisi suplai air tersedia hampir di sepanjang tahun yang mendorong berkembangnya usaha pertanian rakyat, termasuk budidaya peternakan dan perikanan berkembang hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bandung. Pada sub sektor peternakan seluruh kecamatan terdapat populasi domba dan unggas, demikian pula dengan budidaya perikanan. Meskipun demikian dari potensi populasi tersebut terdapat wilayah-wilayah yang memiliki potensi peternakan/perikanan yang menonjol, seperti wilayah Pangalengan dan sekitarnya potensial dalam pengembangan sapi perah, wilayah Cikancung potensial dalam pengembangan sapi potong, Bojongsoang, Ciparay, Majalaya potensial dalam pengembangan perikanan. Berkembangnya sektor budidaya atau sektor agribisnis usaha tani, menumbuhkembangkan usaha sektor agribisnis hilir yang bergerak di bidang pemasaran dan pengolahan pasca panen. Tumbuhnya industri pengolahan skala rumah tangga (home industry) dengan bahan baku produk asal ternak dan ikan merupakan salah satu mata rantai agribisnis peternakan/perikanan di Kabupaten Bandung. Bermacam produk olahan susu berkembang di wilayah Pangalengan dan Pasirjambu, demikian pula dengan olahan ikan pindang di wilayah Bojongsoang. Berkembangnya sektor agribisnis usaha tani dan agribisnis hilir tersebut perlu ditunjang dengan upaya menjaga dan meningkatkan produktivitas budidaya baik seperti peningkatan sarana prasarana budidaya peternakan/perikanan maupun penyediaan infrastruktur yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat peternak/pembudidaya ikan. Demikian pula dengan perlunya peningkatan pemahaman dan keterampilan tentang pola usaha budidaya serta kelembagaan yang baik dan ramah lingkungan, dalam menjaga sinergitas antara suprastruktur dan infrastruktur budidaya. 3

Dalam upaya fasilitasi dan pelayanan peternakan perikanan tersebut, pada Tahun 2007 melalui Peraturan Daerah Nomor 20 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Dinas Peternakan dan Perikanan mempunyai tugas pokok merumuskan kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang pelayanan dan pengembangan peternakan dan perikanan yang meliputi peternakan, perikanan, kesehatan hewan dan pembinaan usaha peternakan dan perikanan serta melaksanakan ketatausahaan dinas. Dalam pelaksanaan Tupoksi tersebut ditunjang dengan Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut: Berdasarkan struktur organisasi tersebut, dalam pelaksanaan tupoksi Dinas Peternakan dan Perikanan terdapat 4 (empat) bidang teknis terkait, serta dibentuk 4 (empat) Unit Pelayanan Teknis Dinas yang masing-masing memiliki kekhususan tersendiri dan dapat secara langsung melayani kebutuhan masyarakat. Selain 29 pejabat struktural, pada Tahun 2014 terdapat 5 pejabat fungsional paramedik dan medik veteriner, serta 50 staf dinas dan UPTD. 1.3. Sistematika Penyusunan Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014 ini, berisikan tentang laporan hasil pencapaian kinerja kegiatan sebagai tolak ukur 4

keberhasilan tahunan suatu organisasi. Sistematika penyajian Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014 ini, dapat diuraikan sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Menjelaskan secara ringkas latar belakang penyusunan laporan, gambaran umum Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung serta menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Anggaran 2014 serta Sistematika penyusunan Laporan. BAB II. PROGRAM KERJA Menjelaskan tentang program kerja Dinas Peternakan dan Perikanan pada tahun 2014 dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Dinas Peternakan dan Perikanan. BAB III. ANGGARAN, REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA Menjelaskan pos-pos pendapatan dan belanja yang menjadi tanggung jawab Dinas Peternakan dan Perikanan, baik target maupun realisasi, serta permasalahan yang dihadapi. BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA Menjelaskan kemajuan pelaksanaan pembangunan pada bidang dan program yang menjadi tanggungjawab Dinas Peternakan dan Perikanan, yang dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan. BAB V PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA Menjelaskan permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan serta dilengkapi dengan upaya yang dilakukan dalam menghadapi permasalahan yang ada. BAB VI.KESIMPULAN DAN SARAN Menjelaskan kesimpulan dan saran menyeluruh dari laporan pelaksanaan kegiatan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung tahun 2014. 5

BAB II PROGRAM KERJA 2.1. Visi dan Misi Visi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung untuk periode Tahun 2010 s/d 2015 sangat erat kaitannya dengan visi Pemerintah Kabupaten Bandung maupun dengan visi Jawa Barat. Berdasarkan potensi, permasalahan dan peluang yang dimiliki Kabupaten Bandung juga memperhatikan nilai-nilai visi daerah, aspirasi dan dinamika pembangunan daerah, maka Visi dan Misi Dinas Peternakan dan Perikanan adalah : VISI Menjadikan Dinas Peternakan Dan Perikanan sebagai institusi yang profesional dalam mewujudkan peternakan dan perikanan yang unggul, berdaya saing dengan memanfaatkan Sumber Daya Lokal yang berwawasan lingkungan. Visi tersebut merupakan gambaran rencana pembangunan peternakan dan perikanan untuk masa lima tahun mendatang. Dihadapkan dengan tantangan dan keterbatasan sumberdaya serta kekurangan sarana prasarana, Dinas Peternakan dan Perikanan berupaya meningkatkan pelayanan publik sehingga pada akhirnya dapat menciptakan masyarakat peternakan dan perikanan yang unggul, berdaya saing dengan melestarikan mengembangkan potensi lokal dengan memperhatikan keseimbangan alam pada proses pembangunannya. M I S I Untuk mewujudkan Visi Dinas Peternakan dan Perikanan tersebut, maka ada beberapa langkah yang ditetapkan sebagai Misi yaitu : 1. Meningkatkan Kualitas SDM dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan profesionalisme aparatur dalam rangka pelayanan prima. 2. Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas peternakan dan perikanan berbasis teknologi dan sumberdaya lokal yang unggul. 3. Menciptakan keseimbangan ekosistem Sumber Daya Alam yang mendukung keberlanjutan pembangunan Peternakan dan Perikanan. 4. Mengembangkan usaha Peternakan dan Perikanan sebagai usaha ekonomi produktif yang mandiri dan berdaya saing. 2.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan 1. Mendorong Peningkatan kualitas SDM aparatur yang dapat mewujudkan pelayanan prima, serta pemberdayaan masyarakat peternakan Sasaran 1. Peningkatan kualitas SDM aparatur peternakan dan Perikanan 2. Peningkatan kualitas SDM pelaku usaha peternakan 6

Tujuan dan perikanan yang kreatif dan inovatif dalam pengembangan usaha 2. Terpenuhinya penyediaan produk peternakan dan perikanan untuk konsumsi didalam daerah dengan ketersediaan infrastuktur peternakan dan perikanan yang mampu mendukung peningkatan produksi ternak dan ikan yang unngul 3. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian Penyakit ternak dan Ikan untuk peningkatan kualitas produk peternakan dan Ikan 4. Terkendalinya dampak pembangunan peternakan dan perikanan dengan memperhatikan sarana prasarana dan daya dukung serta serta daya tampung lingkungan 5. Meningkatkan pendapatan untuk meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal Sasaran 3. Peningkatan kualitas SDM pelaku usaha perikanan 1. Mendorong peningkatan produksi peternakan 2. Peningkatan konsumsi ternak dan ikan perkapita 3. Peningkatan produksi ikan konsumsi, benih, dan ikan olahan 4. Peningkatan pelayanan perizinan usaha perikanan 5. Pembangunan sentra pasar ikan 6. Peningkatan sarana pemasaran hewan dan pelayanan perizinan usaha peternakan 1. Peningkatan kesehatan hewan ternak dan ikan 2. Peningkatan kesmavet untuk mendukung jaminan keamanan pangan 1. Peningkatan pemanfaatan hasil ikutan produksi peternakan dan perikanan 2. Mendorong peningkatan populasi peternakan 3. Pengendalian mutu lingkungan di perairan umum 4. Peningkatan pengelolaan limbah peternakan 1. Memfasilitas bantuan permodalan untuk usaha Peternakan dan Perikanan melalui perbankan atau Bantuan Sosial 2. Melakukan promosi produk hasil peternakan dan perikanan 3. Membuat produk olahan yang berdaya saing dengan memperbaiki kemasan, sertifikasi dan berlabel halal 2.3. Program dan Kegiatan Sejalan dengan visi, misi, tujuan dan sasaran, berdasarkan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 pelaksanaan pembangunan diklasifikasikan ke dalam Urusan. Pembangunan peternakan dan perikanan pada tahun 2014 yang dilaksanakan Dinas Peternakan dan Perikanan ini meliputi 3 urusan : 1. Urusan Program Wajib yang dilaksanakan pada setiap SKPD, 2. Urusan Program Pilihan Pertanian dan 3. Urusan Program Pilihan Kelautan dan Perikanan. Urusan Program Wajib yang dilaksanakan pada setiap SKPD terdapat 3 Program dan 21 Kegiatan. Urusan Program Wajib ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai penunjang kegiatan dinas/operasional kedinasan untuk kurun waktu satu tahun dengan rincian sebagai berikut: 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, yang difasilitasi dalam kegiatan : 7

a) Penyediaan Jasa Komunikasi. Sumberdaya Air dan Listrik b) Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor c) Penyediaan Alat Tulis Kantor d) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan e) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor f) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor g) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan h) Penyediaan Makanan dan Minuman i) Rapat Koordinasi dan Konsultasi Luar Daerah j) Penyediaan Tenaga Pendukung Administrasi Teknis dan Perkantoran k) Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah l) Penunjang Peringatan Hari-Hari Bersekarah (PHHB) 2. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur, yang difasilitasi dalam kegiatan : a) Pembangunan Gedung Kantor b) Pengadaan Mebelair c) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor d) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas / Operasional e) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor 3. Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, yang difasilitasi dalam kegiatan : a) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi SKPD b) Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran c) Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran Sedangkan berdasarkan Urusan Program Pilihan Pertanian dan Urusan Program Pilihan Kelautan dan Perikanan yang akan dilaksanakan Dinas Peternakan dan Perikanan ditetapkan 7 (Tujuh) program yaitu : A. Urusan Program Pilihan Pertanian 1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak 2. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan 4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan B. Urusan Program Pilihan Kelautan dan Perikanan 1. Program Pengembangan Budidaya Perikanan 2. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan 3. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar Adapun Program dan Kegiatan serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai pada Tahun 2014 ini adalah sebagai berikut: 8

1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak Program ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas usaha peternakan, mendorong peningkatan jaminan kesehatan hewan, penanggulangan PHMS, serta mendorong peningkatan produk peternakan yang Halal, Aman, Utuh, dan Sehat. Sebagai implementasi dari program maka dijabarkan dalam kegiatan prioritas yaitu: 1) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak 2) Pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemik 3) Pelayanan kesehatan hewan dan laboratorium 4) Pengawasan dan pembinaan penerapan kesmavet dan kesrawan 2. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyediaan bibit ternak yang berkualitas, peningkatan penyediaan bahan pangan asal ternak, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam usaha peternakan. Melalui pelaksanaan program ini diupayakan dapat mendorong peningkatan populasi ternak dan produksi daging, susu serta telur. Sebagai implementasi dari program dan upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam kegiatan prioritas sebagai berikut: 1) Pembangunan Sarana dan Prasarana pembibitan ternak 2) Pembibitan dan Perawatan Ternak 3) Pengembangan Agribisnis Peternakan 4) Pengembangan Agribisnis Peternakan DBHCHT 3. Program Peningkatan Pemasaran hasil produksi peternakan Program ini bertujuan untuk menggali potensi sumber daya peternakan di sektor pengelolaan pasca panen, diversifikasi usaha dan meningkatkan mutu produk olahan yang berdaya saing serta meningkatkan kinerja sumber daya dalam mengolah dan memasarkan produk olahannya. Adapun sasaran dari pelaksanaan program ini adalah dapat meningkatkan produksi produk olahan yang mempunyai nilai tambah dan pendapatan pengolah produk peternakan. Sebagai implementasi dari program dan upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam kegiatan perioritas sebagai berikut: 1) Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah 2) Pengembangan pemasaran dan pengolahan hasil produksi peternakan 9

4. Program Peningkatan penerapan teknologi peternakan Program ini bertujuan untuk meningkatkan penerapan teknologi peternakan sekaligus menggali potensi sumber daya peternakan sehingga dapat memberikan nilai tambah pada produk peternakan yang berwawasan lingkungan serta menjamin penyediaan produk peternakan terutama daging yang berkualitas. Adapun sasaran dari peningkatan penerapan teknologi dalam usaha budidaya peternakan dan produk ikutan hasil peternakan yang kurang dimanfaatkan menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Selain itu peningkatan pelayanan dalam penyediaan produk peternakan yang berkualitas. Sebagai implementasi dari program dan upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam kegiatan perioritas sebagai berikut: 1) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna 2) Peningkatan sarana dan prasarana teknologi RPH 5. Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia melalui ketersediaan bahan pangan asal ikan, serta meningkatnya partisipasi masyarakat dalam usaha perikanan. Melalui pelaksanaan program ini diupayakan dapat mendorong peningkatan produksi ikan. Sebagai implementasi dari program dan upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam kegiatan perioritas sebagai berikut: 1) Pengembangan Bibit Ikan Unggul 2) Pendampingan pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan 3) Pembinaan dan Pengembangan Perikanan 4) Peningkatan Sarana dan Prasarana Balai Benih Ikan (Bantuan Gubernur) 6. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Program ini bertujuan untuk menggali potensi sumber daya perikanan di sektor pengelolaan pasca panen, diversifikasi usaha dan meningkatkan mutu produk olahan yang berdaya saing serta meningkatkan kinerja sumber daya dalam mengolah dan memasarkan produk olahannya. Adapun sasaran dari pelaksanaan program ini adalah dapat meningkatkan produksi produk olahan, juga dapat meningkatkan pendapatan pengolah produk perikanan. Sebagai implementasi dari program dan upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam kegiatan perioritas Pengembangan Pengolahan Pemasaran dan Pelayanan Usaha Perikanan. 10

7. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut/Air payau dan Air Tawar Program ini bertujuan untuk menggali potensi kawasan perikanan serta pengendalian daya dukung lingkungan budidaya perikanan. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitas usaha budidaya perikanan. Sebagai implementasi dari program dan upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan dalam kegiatan perioritas Peningkatan Pengendalian Penyakit Ikan dan Lingkungan Kawasan Perikanan. Selain program-program Peternakan dan Perikanan yang dibiayai dari APBD Kabupaten, Provinsi dan DAK, pada tahun 2014 juga dilaksanakan program Tugas Pembantuan. Adapun Program kerja pemerintah pusat yang di Kabupaten Bandung melalui mekanisme Tugas Pembantuan yaitu program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal. Adapun pelaksanaan program dijabarkan kedalam beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal (kode 1782) 2. Kegiatan Peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal (Kode 1783) 11

BAB III ANGGARAN, REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA 3.1. PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Sub Sektor Peternakan dan Perikanan yang menjadi tanggung jawab Dinas Peternakan dan Perikanan sebagaimana diamanatkan dalam Perda Nomor 20 Tahun 2011 tentang Retribusi Rumah Potong Hewan, Perda No. 21 Tahun 2011 tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah, Perda No. 22 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Usaha Perikanan. Secara garis besar dari ke empat perda tersebut dapat digolongkan ke dalam empat jenis pendapatan berdasarkan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, yaitu: 1. Retribusi Rumah Potong Hewan 2. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah 3. Retribusi Ijin Usaha Perikanan 4. Penjualan Hasil Peternakan Secara keseluruhan Realisasi PAD Dinas Peternakan dan Perikanan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sangat signifikan sebesar 64,44% atau sebesar Rp.246.630.500,-. Pada tahun 2013 PAD sebesar Rp.382.715.000,- meningkat menjadi Rp.629.345.500,- pada tahun 2014. Grafik 1. Perkembangan capaian PAD Disnakan Tahun 2012 s/d 2014 Capaian PAD Disnakan Tahun 2012 s/d 2014 650,000,000 600,000,000 550,000,000 500,000,000 64,44% 450,000,000 400,000,000 350,000,000 300,000,000 6,12% 2012 2013 2014 Capaian PAD 360,660,000 382,715,000 629,345,500 Secara Rinci Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2014 tertuang dalam Tabel 1. Perda No Tabel 1. Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2014 Jenis Pendapatan Target (Rp) Realisasi (Rp) Retribusi Jasa Usaha 438.812.500 537.762.500 122,55 20 Tahun 2011 Retribusi Rumah Potong Hewan 335.510.000 434.460.000 129,49 21 Tahun 2011 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah 103.302.500 103.302.500 100,00 % 12

Perda No Jenis Pendapatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % Retribusi Perizinan Tertentu 18.887.500 18.983.000 100,51 22 Tahun 2011 Retribusi Ijin Usaha Perikanan 18.887.500 18.983.000 100,51 Lain-Lain PAD yang Sah 72.300.000 72.600.000 100,41 21 Tahun 2011 Penjualan Hasil Peternakan (susu sapi) 72.300.000 72.600.000 100,41 Jumlah 530.000.000 629.345.500 118,74 3.2. BELANJA Sebagaimana tertuang di dalam Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Disnakan TA. 2014, alokasi anggaran belanja sebesar Rp.30.688.165.559,- yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp.5.803.535.500,- serta Belanja Langsung sebesar Rp. 24.884.630.059,-; (termasuk Rp.6.200.000.000,- dari APBD Provinsi Jawa Barat/Bantuan Gubernur, Dana Alokasi Khusus sebesar Rp.2.080.905.000 dan Dana Bagi Hasil sebesar Rp.650.000.000,-) untuk kebutuhan pelaksanaan program dan kegiatan. Secara ringkas realisasi belanja pada Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Anggaran 2014 tersaji dalam tabel 2 dan diagram berikut. Tabel 2. Target dan Realisasi Belanja Dinas Peternakan dan Perikanan TA 2014 Jenis Belanja Target Realisasi % Belanja Tidak Langsung 5.803.535.500 5.561.402.676 95,83 Belanja Langsung 24.884.630.059 23.388.106.861 93,99 Jumlah 30.688.165.559 28.949.509.537 94,33 13

3.2.1. Belanja Tidak Langsung Dari total belanja Tidak Langsung yang dialokasikan sebesar Rp. 5.803.535.500,- dapat direalisasikan sebesar Rp. 5.561.402.676,- (95,83%) sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp.127.532.609,- yang berasal dari sisa rencana kenaikan gaji dan tunjangan dari semula 10% pelaksaannya sekitar 6%, juga dari sisa acress yang dicadangkan sebesar 2,5%. Selain itu pada Dinas Peternakan dan Perikanan terdapat perubahan komposisi pegawai (mutasi dan pensiun) serta perubahan tanggungan pada tunjangan keluarga. Sisa ini pula berasal dari insentif pemungutan retribusi daerah yang belum di realisasikan mengingat tersedianya aturan penunjang tentang persentase upah pungut untuk tim pemungut pada Disnakan yang diatur melalui peraturan Bupati. Secara rinci rencana dan realisasi Belanja Tidak Langsung Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Anggaran 2014 dapat dijelaskan pada tabel 3. Kode Rek. Tabel 3. Ringkasan Belanja Tidak Langsung Dinas Peternakan dan Perikanan TA. 2014 URAIAN JUMLAH ANGGARAN JUMLAH SPJ (LS+UP/GU/TU) s.d Bulan Ini SISA ANGGARAN Persen (%) BELANJA TIDAK LANGSUNG 5.803.535.500 5.561.402.676 242.132.824 95,83 01 Gaji dan Tunjangan 4.572.610.000 4.403.312.726 169.297.274 96,30 01 01 Gaji Pokok PNS 3.364.967.000 3.352.468.043 12.498.957 99,63 01 02 Tunjangan Keluarga 355.523.000 344.058.668 11.464.332 96,78 01 03 Tunjangan Jabatan 278.302.000 259.805.000 18.497.000 93,35 01 04 Tunjangan Fungsional 45.416.000 31.620.000 13.796.000 69,62 01 05 Tunjangan Fungsional Umum 127.294.000 119.965.000 7.329.000 94,24 01 06 Tunjangan Beras 306.639.000 218.209.280 88.429.720 71,16 01 07 Tunjangan PPh / Tunjangan Khusus 94.349.000 77.124.540 17.224.460 81,74 01 08 Pembulatan Gaji 120.000 62.195 57.805 51,83 02 Tambahan Penghasilan PNS 1.178.859.000 1.158.089.950 20.769.050 98,24 02 01 Tambahan Penghasilan Berdasarkan 817.139.000 805.029.950 12.109.050 98,52 Beban Kerja 02 07 Tambahan Penghasilan Berdasarkan 361.720.000 353.060.000 8.660.000 97,61 Pertimbangan Objektif Lainnya 06 Insentif Pemungutan Retribusi 52.066.500 0 52.066.500 100,00 Daerah 06 01 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah 52.066.500 0 52.066.500 100,00 3.2.2. Belanja Langsung Besarnya alokasi anggaran Belanja Langsung Dinas Peternakan dan Perikanan pada Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.24.884.630.059,- dan dapat terealisasi sebesar Rp.23.388.106.861,- Atau 93,99%. Anggaran sebesar tersebut dipergunakan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang terakomodir dalam 3 urusan (tabel 4) Tabel 4. Rekapitulasi Target dan Belanja Belanja berdasarkan Urusan URAIAN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) Persentase A. Urusan Wajib Pada Setiap SKPD 2.053.239.150 1.925.706.541 93,79 B. Urusan Pilihan 22.831.390.909 21.462.400.320 94,00 1. Urusan Pilihan Pertanian 19.242.865.609 18.005.115.390 93,57 2. Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan 3.588.525.300 3.457.284.930 96,34 14

A. Belanja Urusan Wajib pada setiap SKPD dari alokasi anggaran sebesar Rp. 2.053.239.150,- dan terealisasi sebesar Rp. 1.925.706.541,- atau 93,79% dengan sisa anggaran sebesar Rp.127.532.609,-. Belanja Urusan ini diantaranya diperuntukkan bagi kegiatan yang menunjang kelancaran pelayanan, pemeliharaan aset, operasional kantor, perencanaan dan pelaporan dinas yang terbagi ke dalam 3 program dan 21 kegiatan. Adapun sisa anggaran tersebut di antaranya berasal dari: - Hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa; - Pembayaran rekening listrik/telpon/air - Sisa volume perjalanan dinas luar daerah dan sistem pembayaran (70%) dari pekerjaan yang diundang oleh instansi lain - Beberapa sub kegiatan yang tidak dilaksanakan (sesuai kebutuhan) seperti penambahan instalasi listrik pada kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik; sisa pemeliharaan, bahan bakar maupun perpanjangan STNK pada kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas / Operasional; serta pembelian hadiah pada kegiatan PHHB. Secara ringkas realisasi anggaran per kegiatan tersaji dalam Tabel 5 berikut. Kode Rek. Tabel 5. Target dan Realisasi Belanja Langsung Urusan Wajib pada setiap SKPD TA. 2014 URAIAN Pagu Anggaran Realisasi Persen (%) Sisa Anggaran 01 Program Pelayanan Administrasi 731.888.450 659.094.291 90,05 72.794.159 Perkantoran 01 02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya 27.575.000 22.738.074 82,46 4.836.926 Air & Listrik 01 03 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan 9.500.000 9.500.000 100,00 0 Kantor 01 08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 93.015.500 93.015.500 100,00 0 01 10 Penyediaan Alat Tulis Kantor 84.600.000 84.041.000 99,34 559.000 01 11 Penyediaan Barang Cetakan dan 57.682.950 55.003.950 95,36 2.679.000 Penggandaan 01 12 Penyediaan Komponen Instalasi 8.470.000 8.470.000 100,00 0 Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 01 13 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan 150.500.000 148.500.000 98,67 2.000.000 Kantor 01 15 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan 13.200.000 13.200.000 100,00 0 Perundang-undangan 01 17 Penyediaan Makanan dan Minuman 26.820.000 23.660.000 88,22 3.160.000 01 18 Rapat - Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke 156.425.000 96.865.767 61,92 59.559.233 Luar Daerah 01 20 Rapat - Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke 84.075.000 84.075.000 100,00 0 Dalam Daerah 01 22 Penunjang Perayaan Hari-hari Bersejarah 20.025.000 20.025.000 100,00 0 02 Program Peningkatan Sarana dan 1.224.945.300 1.173.576.850 95,81 51.368.450 Prasarana Aparatur 02 03 Pembanguan Gedung Kantor 484.160.000 480.453.000 99,23 3.707.000 02 10 Pengadaan Meubeler 34.500.000 34.500.000 100,00 0 02 22 Pemeliharaan rutin/berkala Gedung Kantor 137.780.300 137.776.300 100,00 4.000 02 24 Pemeliharaan rutin/berkala Kendaraan 453.505.000 428.897.550 94,57 24.607.450 Dinas/Operasional 02 26 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan 15.000.000 15.000.000 100,00 0 Gedung Kantor 02 30 Pemeliharaan rutin/berkala lahan 100.000.000 76.950.000 76,95 23.050.000 pertanian/peternakan/perikanan 06 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan 96.405.400 93.035.400 96,50 3.370.000 15

Kode Rek. URAIAN Pagu Anggaran Realisasi Persen (%) Sisa Anggaran 06 01 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan 34.510.000 32.140.000 93,13 2.370.000 Ikhtisar Realisasi SKPD 06 02 Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran 16.025.400 16.025.400 100,00 0 06 03 Penyusunan Pelaporan Prognosis realisasi anggaran 45.870.000 44.870.000 97,82 1.000.000 B. Belanja Urusan Pilihan sebesar Rp.22.831.390.909,- dan teralisasi sebesar Rp.21.462.400.320,- atau 94,00% dengan sisa anggaran sebesar Rp.1.368.990.589,-. Dari segi sumber anggaran, belanja sebesar tersebut selain mempergunakan APBD Kabupaten juga di dalamnya terdapat anggaran yang bersumber dari APBD Provinsi dan APBN DAK Pertanian dan Luncuran DAK Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2013. Secara ringkas realisasi anggaran berdasarkan sumber anggaran ini diuraikan dalam tabel berikut. Tabel 6. Realisasi anggaran belanja langsung berdasarkan sumber anggaran Sumber Anggaran Target (Rp) Realisasi (Rp) persentase APBD Kabupaten 15.737.229.759 14.832.395.261 94,25 APBD Provinsi 6.200.000.000 5.822.486.100 93,91 APBN DAK+ Pendamping 2.947.400.300 2.733.225.500 92,73 DBH CHT 650.000.000 645.000.000 99,23 Jumlah 24.884.630.059 23.388.106.861 94,33 Sedangkan realisasi belanja berdasarkan Urusan Pilihan yaitu Pilihan Pertanian yang mengakomodir pelaksanaan kegiatan sub sektor peternakan dan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan yang mengakomodir pelaksanaan kegiatan sub sektor perikanan. Dengan rincian pada masing-masing program/kegiatan diuraikan dalam tabel berikut. Tabel 7. Realisasi anggaran Belanja Langsung Urusan Pilihan per program dan kegiatan No Program/Kegiatan URUSAN WAJIB SETIAP SKPD Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik Sumber Dana Anggaran Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Sisa Anggaran 2.053.239.150 1.925.706.541 93,79 127.532.609 731.888.450 659.094.291 90,05 72.794.159 Keterangan APBD Kab. 27.575.000 22.738.074 82,46 4.836.926 Sisa anggaran berasal dari pengeluaran yang disesuaikan dengan pemakaian (tagihan rekening) APBD Kab. 9.500.000 9.500.000 100,00 0 3 Penyediaan Jasa Peralatan dan perlengkapan kantor 8 Penyediaan Jasa Kebersihan APBD Kab. 93.015.500 93.015.500 100,00 0 Kantor 10 Penyediaan Alat Tulis Kantor APBD Kab. 84.600.000 84.041.000 99,34 559.000 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa 11 Penyediaan Barang Cetakan dan penggandaan APBD Kab. 57.682.950 55.003.950 95,36 2.679.000 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa 16

No Program/Kegiatan 12 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor 13 Penyediaan Peralatan dan perlengkapan kantor 15 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan 17 Penyediaan Makanan dan Minuman 18 Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke luar daerah Sumber Dana Anggaran Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Sisa Anggaran APBD Kab. 8.470.000 8.470.000 100,00 0 Keterangan APBD Kab. 150.500.000 148.500.000 98,67 2.000.000 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang jasa APBD Kab. 13.200.000 13.200.000 100,00 0 APBD Kab. 26.820.000 23.660.000 88,22 3.160.000 Sisa anggaran berasal dari pengeluaran yang disesuaikan dengan kebutuhan APBD Kab. 156.425.000 96.865.767 61,92 59.559.233 Sisa anggaran berasal dari sisa volume pekerjaan dan sistem pembayaran (70%) dari pekerjaan yang diundang oleh instansi lain APBD Kab. 84.075.000 84.075.000 100,00 0 20 Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke dalam daerah 22 Peringatan Hari-Hari Bersejarah APBD Kab. 20.025.000 20.025.000 100,00 0 Program peningkatan sarana 1.224.945.300 1.173.576.850 95,81 51.368.450 dan prasarana aparatur 3 Pembangunan Gedung Kantor APBD Kab. 484.160.000 480.453.000 99,23 3.707.000 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa 10 Pengadaan Mebeulair APBD Kab. 34.500.000 34.500.000 100,00 0 22 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung berkala kantor 24 Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas / Operasional 26 Pemeliharaan Rutin / Berkala Perlengkapan Gedung Kantor 30 Pemeliharaan rutin/berkala lahan pertanian/peternakan/perikanan Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan 1 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 2 Penyusunan Pelaporan Keuangan semesteran Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran URUSAN PILIHAN PERTANIAN 1 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak 1.1 Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak 1.2 Kegiatan Pemusnahan Ternak yang terjangkit Penyakit endemik 1.3 Kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium APBD Kab. 137.780.300 137.776.300 100,00 4.000 APBD Kab. 453.505.000 428.897.550 94,57 24.607.450 Sisa anggaran berasal dari pengeluaran disesuaikan kebutuhan baik pemeliharaan, bahan bakar maupun perpanjangan STNK APBD Kab. 15.000.000 15.000.000 100,00 0 APBD Kab. 100.000.000 76.950.000 76,95 23.050.000 Sisa anggaran berasal dari pengeluaran jasa pengukuran ulang dari semula ditargetkan 20 Ha terealisasi 10,4 Ha 96.405.400 93.035.400 96,50 3.370.000 APBD Kab. 34.510.000 32.140.000 93,13 2.370.000 Sisa anggaran berasal dari tidak terlaksananya 2 kali rapat penyusunan dokumen APBD Kab. 16.025.400 16.025.400 100,00 0 APBD Kab. 45.870.000 44.870.000 97,82 1.000.000 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa 19.242.865.609 18.005.115.390 93,57 1.237.750.219 APBD Kab. 3.712.306.800 3.533.128.850 95,17 179.177.950 APBD Kab. 333.113.000 322.396.000 96,78 10.717.000 Sisa anggaran berasal dari pengadaan obat, sarpras, honorarium, narasumber sosialisasi dan perjalanan dinas APBD Kab. 118.692.000 93.142.000 78,47 25.550.000 Sisa anggaran berasal dari biaya pemusnahan unggas dan perjalanan dinas APBD Kab. 248.750.000 245.342.250 98,63 3.407.750 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan APBD 1.000.000.000 950.657.600 95,07 49.342.400 jasa; honorarium barang dan jasa 17

No Program/Kegiatan 1.4 Kegiatan Pengawasan dan pembinaan penerapan kesmavet dan kesrawan 2 Program peningkatan produksi hasil peternakan 2.1 Kegiatan : Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pembibitan Ternak 2.2 Kegiatan : Pembibitan dan Perawatan Ternak 2.3 Kegiatan : Pengembangan Agribisnis Peternakan 12 Kegiatan : Pengembangan Agribisnis Peternakan (DBHCHT) 3 Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan 3.1 Kegiatan Promosi Atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah 2 Kegiatan pengembangan pemasaran dan pengolahan hasil produksi peternakan 4 Program peningkatan penerapan teknologi peternakan 4.1 Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna 4.2 Kegiatan : Peningkatan sarana dan prasarana teknologi rumah potong hewan Sumber Dana Anggaran Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Sisa Anggaran Keterangan Prov. APBD Kab. 449.096.800 438.684.000 97,68 10.412.800 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi DAK 1.562.655.000 1.482.907.000 94,90 79.748.000 pengadaan barang dan Kementan jasa; Perjalanan dinas 5.213.771.000 5.023.045.260 96,34 190.725.740 APBD Kab. DAK Kementan 887.996.000 740.250.000 884.676.700 668.653.500 99,63 90,33 3.319.300 71.596.500 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa APBD Kab. 398.540.000 390.118.300 97,89 8.421.700 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa; Pemeriksaan brucellosis sapi potong; Honorarium narasumber APBD Kab. 2.536.985.000 2.434.596.760 95,96 102.388.240 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa; Perjalanan dinas DBHCHT 650.000.000 645.000.000 99,23 5.000.000 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa 5.844.565.000 5.325.115.380 91,11 519.449.620 APBD Kab. 805.295.000 705.026.000 87,55 100.269.000 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa APBD Kab. 2.289.270.000 1.883.873.380 82,29 405.396.620 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi APBD 2.750.000.000 2.736.216.000 99,50 13.784.000 pengadaan barang dan Prov. jasa; bahan baku kegiatan 4.472.222.809 4.123.825.900 92,21 348.396.909 APBD Kab. 1.080.730.000 1.054.204.000 97,55 26.526.000 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa; Penyusunan identifikasi CP-CL dan Desain (SID) APBD Kab. 1.141.492.809 1.133.159.400 99,27 8.333.409 Sisa anggaran berasal APBD 2.250.000.000 1.936.462.500 86,07 313.537.500 dari hasil negosiasi Prov. pengadaan barang dan jasa 3.588.525.300 3.457.284.930 96,34 131.240.370 Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan Program pengembangan 2.945.155.300 2.818.207.860 95,69 126.947.440 budidaya perikanan 1 Pengembangan bibit ikan unggul APBD Kab. 530.140.000 524.771.000 98,99 5.369.000 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa 2 Pendampingan pada kelompok tani pembudidayaan ikan 3 Pembinaan dan pengembangan perikanan 8 Peningkatan sarana dan prasarana balai benih ikan (bantuan gubernur) Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan APBD Kab. 574.065.000 530.494.500 92,41 43.570.500 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa; dan Perjalanan Dinas APBD Kab. DAK KKP luncuran 996.455.000 644.495.300 982.127.360 581.665.000 98,56 90,25 14.327.640 62.830.300 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa; Sisa perjalanan dinas APBD Prov. 200.000.000 199.150.000 99,58 850.000 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa 402.225.000 400.125.000 99,48 2.100.000 18

No Program/Kegiatan 1 Pengembangan pengolahan pemasaran dan pelayanan usaha perikanan Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar Pengendalian kesehatan dan lingkungan perikanan Jumlah berdasarkan Sumber Dana Sumber Dana Anggaran Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Sisa Anggaran Keterangan APBD Kab. 402.225.000 400.125.000 99,48 2.100.000 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa; Perjalanan dinas 241.145.000 238.952.070 99,09 2.192.930 APBD Kab. 241.145.000 238.952.070 99,09 2.192.930 Sisa anggaran berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa APBD 15.087.229.759 14.187.395.261 94,04 899.834.498 Kab. APBD 6.200.000.000 5.822.486.100 93,91 377.513.900 Prov. DAK 2.302.905.000 2.151.560.500 93,43 151.344.500 Kementan DAK KKP 644.495.300 581.665.000 90,25 62.830.300 luncuran DBHCHT 650.000.000 645.000.000 99,23 5.000.000 JUMLAH TOTAL 24.884.630.059 23.388.106.861 93,99 1.496.523.198 19

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA 4.1. Sumber dana APBD Kabupaten Bandung Pembangunan peternakan dan perikanan sebagai upaya perwujudan dari visi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung, pada tahun anggaran 2014 ini berpedoman kepada Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 yang diimplementasikan dalam Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2014 yang meliputi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung, baik dengan sumber dana APBD Kabupaten, APBD Provinsi, DAK maupun DBH CHT. 4.1.1. Belanja Tidak Langsung Alokasi anggaran sebesar Rp.5.873.383.655,- yang direalisasikan sebesar Rp.5.078.657.559,- (86,47%) pada belanja Tidak Langsung ini dipergunakan untuk membiayai Belanja Pegawai yang meliputi: a) Gaji dan Tunjangan Alokasi anggaran untuk Gaji dan Tunjangan sebesar Rp. 4.870.853.000,- yang terealisasi sebesar Rp. 4.062.668.059,- (84,5%) digunakan untuk membiayai Gaji Pokok PNS, Tunjangan Keluarga, Tunjangan Jabatan, Tunjangan Fungsional, Tunjangan Fungsional Umum, Tunjangan Beras, Tunjangan PPH dan Pembulatan Gaji. Gambaran umum pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan pada akhir Tahun 2014 (Desember) adalah sebagai berikut : - Struktur pegawai berdasarkan Golongan : - Golongan IV c : 1 orang - Golongan IV b :2 orang - Golongan IV a :5 orang - Golongan III d :14 orang - Golongan III c :12 orang - Golongan III b :16 orang - Golongan III a :6 orang - Golongan II c :4 orang - Golongan II b :18 orang - Golongan II a :3 orang - Golongan I d : 2 orang - Golongan Ib : 1 orang Jumlah :84 orang Sedangkan berdasarkan Perda Nomor 20 tahun 2007 struktur organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan terdiri dari : 20

- Eselon II b : 1 orang - Eselon IIIa : 1 orang - Eselon IIIb : 4 orang - Eselon IVa : 19 orang - Eselon IVb : 4 orang Jumlah : 29 orang Adapun pegawai fungsional yang terdapat di Dinas Peternakan dan Perikanan berjumlah 5 orang yang merupakan fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner. Petugas Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner bertugas di Lapangan dengan wilayah kerja per Kecamatan dalam melaksankan tugas sebagai pelayaanan kesehatan hewan Sedangkan Fungsional Umum yang bertugas dalam membantu administrasi dan pelayanan umum serta kepegawaian dinas pada akhir tahun 2014 berjumlah 51 orang. b) Tambahan Penghasil PNS Tambahan Penghasilan PNS (TPP) dipergunakan untuk tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja yang besarannya disesuaikan dengan jabatan dari pegawai. Sedangkan tambahan penghasilan berdasarkan objek lainnya diperuntukkan dalam membiayai makanan dan minuman harian pegawai, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku, yaitu per pegawai maksimal 12 hari kerja dalam setiap bulannya. c) Insentif Pemungutan Retribusi Daerah Insentif ini diperuntukan bagi peningkatan kinerja petugas pemungut retribusi daerah dalam upaya pencapaian target yang ditetapkan. Besaran dari insentif ini ditentukan sebesar 5% dari besaran Retribusi yang ditetapkan dalam PAD. Namun dalam pelaksanaannya insentif ini tidak dapat diberikan kepada tim pemungut dikarenakan belum adanya pedoman yang mengatur hal tersebut melalui peraturan Bupati. 4.1.2. Belanja Langsung A. Urusan Program Wajib pada setiap SKPD Alokasi anggaran sebesar Rp. 2.053.239.150,- yang terealisasi sebesar Rp. 1.925.706.541,- atau 93,79% pada Urusan Wajib ini dipergunakan untuk membiayai 3 program, yaitu: a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Anggaran untuk program ini sebesar Rp.731.888.450,- dan direalisasi sebesar Rp.659.094.291,- atau 90,05%. Anggaran sebesar tersebut dipergunakan untuk membiayai 12 kegiatan dengan sasaran capaian program berupa meningkatnya kinerja aparatur melalui optimalisasi operasional perkantoran selama tahun 2014. b) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program ini dialokasikan anggaran sebesar Rp.1.224.945.300,- dan direalisasi sebesar Rp. 1.173.576.850,- atau 95,81%, Anggaran sebesar tersebut dipergunakan untuk membiayai 5 21

kegiatan dengan sasaran capaian program berupa optimalisasi sarana dan prasarana kantor baik pemeliharaan maupun penambahan sarana. c) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Anggaran ini dialokasikan sebesar Rp. 96.405.400,- dan terealisasi sebesar Rp. 93.035.400,- atau 96,50%. Anggaran sebesar tersebut dipergunakan untuk membiayai 2 kegiatan dengan sasaran capaian program berupa tersedianya laporan akuntabilitas keuangan dan laporan kinerja pelaksanaan kegiatan dinas tahun 2014. Capaian kinerja pelaksanaan program kegiatan pada Urusan Wajib SKPD tersebut di atas diuraikan dalam tabel berikut. Tabel 8. Realisasi kinerja dan anggaran Urusan Wajib pada Setiap SKPD Program/Kegiatan Urusan Wajib pada setiap SKPD Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik Penyediaan Jasa Peralatan dan perlengkapan kantor Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Penyediaan Alat Tulis Kantor Penyediaan Barang Cetakan dan penggandaan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor Penyediaan Peralatan dan perlengkapan kantor Indikator Kinerja Meningkatnya kinerja aparatur melalui optimalisasi operasional perkantoran Pelayanan komunikasi, pembuangan air kotor dan perbaikan listrik Jumlah peralatan & perlengkapan kantor dan 4 UPTD yang diperbaiki Target Kinerja Anggaran (Rp) Kinerja Realisasi (Rp) 2,053,239,150 1,925,706,541 20% 731,888,450 19.77% 659,094,291 12 27,575,000 12 22,738,074 5 9,500,000 5 9,500,000 Jumlah bahan, peralatan dan jasa kebersihan kantor 1 93,015,500 1 93,015,500 Jumlah alat tulis kantor 1 84,600,000 1 84,041,000 Jumlah barang cetakan dan penggandaan Jumlah alat-alat listrik dinas 1 57,682,950 1 55,003,950 1 8,470,000 1 8,470,000 Jumlah peralatan dan perlengkapan kantor 5 150,500,000 5 148,500,000 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan Penyediaan Makanan dan Minuman Penyediaan 3 jenis koran dan 2 jenis majalah langganan dan Buku Peraturan Perundangan Jumlah Makanan dan minuman untuk kebutuhan rapat, tamu serta PNS tersedia 12 13,200,000 12 13,200,000 11 26,820,000 11 23,660,000 22

Program/Kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke luar daerah Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke dalam daerah Peringatan Hari-Hari Bersejarah Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Indikator Kinerja Koordinasi dan konsultasi dengan instansi/lembaga di luar dinas/daerah Koordinasi dan konsultasi dengan instansi/lembaga di dalam dinas/daerah Jumlah partisipasi Dinas dalam kegiatan peringatan hari bersejarah ( HUT RI, HUT Kab. Bandung, Korpri ) Optimalisasi fasilitasi sarana prasarana kantor (100%/5thn) (20%/thn) Target Kinerja Anggaran (Rp) Kinerja Realisasi (Rp) 244 156,425,000 236 96,865,767 416 84,075,000 416 84,075,000 3 20,025,000 3 20,025,000 20% 1,224,945,300 20% 1,173,576,850 Pembangunan Gedung Kantor Terbangunnya gedung kantor dan sumur dalam (jenis) Pengadaan Mebeulair Jumlah mebelair ( 5 paket) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung berkala kantor Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas / Operasional Pemeliharaan Rutin / Berkala Perlengkapan Gedung Kantor Pemeliharaan rutin/berkala lahan pertanian/peternakan/peri kanan Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ihtisar Realisasi Kinerja SKPD Penyusunan Pelaporan Keuangan semesteran Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran 3 484,160,000 3 480,453,000 1 34,500,000 1 34,500,000 Jumlah gedung kantor terpelihara 5 137,780,300 5 137,776,300 Pemeliharaan dan BBM kendaraan dinas 12 453,505,000 12 428,897,550 Jumlah perlengkapan gedung kantor 1 15,000,000 1 15,000,000 Jumlah lahan yang dikelola Disnakan dalam rangka persiapan sertifikasi (Ha) Jumlah laporan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan. Jumlah Dokumen perencanaan, evaluasi dan laporan kinerja kegiatan dinas dan ikhtisar kinerja dinas Jumlah dokumen laporan keuangan dan administrasi keuangan Jumlah dokumen identifikasi potensi PAD yang dikelola Disnakan 20 100,000,000 16 76,950,000 15 96,405,400 15 93,035,400 12 34,510,000 12 32,140,000 3 16,025,400 3 16,025,400 1 45,870,000 1 44,870,000 23

B. Urusan Pilihan Pertanian Urusan Pilihan Pertanian yang dilaksanakan pada Dinas Peternakan dan Perikanan berisikan beberapa program dan kegiatan yang menunjang pembangunan sub sektor Peternakan. Alokasi anggaran pada urusan ini sebesar Rp. 19.242.865.609,- yang terealisasi sebesar Rp. 18.005.115.390,- atau 93,57%. Secara ringkas capaian kinerja dan anggaran pada Urusan Pilihan Pertanian disajikan dalam tabel 9. Tabel 9. Realisasi kinerja dan anggaran Urusan Pilihan Pertanian Urusan Program/Kegiatan URUSAN PILIHAN PERTANIAN Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Kegiatan Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak Kegiatan Pemusnahan Ternak yang terjangkit Penyakit endemik Kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium Kegiatan Pengawasan dan pembinaan penerapan kesmavet dan kesrawan Program peningkatan produksi hasil peternakan Kegiatan Pembangunan sarana dan prasarana pembibitan ternak Kegiatan Pembibitan dan perawatan ternak Kegiatan Pengembangan agribisnis peternakan/ Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan (DBHCHT) Indikator Kinerja Meningkatnya jumlah penyakit hewan prioritas yang tertanggulangi (%) Meningkatnya status kesehatan hewan (%) Pencegahan PHMS (ekor) Jumlah populasi rentan PHMS dan terinfeksi yang dikendalikan (ekor) Jumlah Pelayanan Keswanlab (ekor) Pengawasan Produk Asal Hewan (PAH) yang HAUS Meningkatnya kapasitas pelaku usaha pembudidaya ternak yang mendorong peningkatan hasil peternakan (%) Jumlah calon bibit ternak di UPTD perbibitan ternak (ekor) Terfasilitasi pelayanan penerapan teknologi perbibitan ternak (akseptor) Jumlah peternak pembudidaya (Klp) Jumlah petani tembakau yang mendapatkan fasilitasi DBHCHT bidang Peternakan (lokasi) Target Kinerja Anggaran (Rp) Kinerja Realisasi (Rp) 19,242,865,609 18,005,115,390 28.00 3,712,306,800 28.00 3,533,128,850 65.00 67.42 71,450 333,113,000 71,450 322,396,000 1,250 118,692,000 283 93,142,000 9,983 1,248,750,000 10,177 1,195,999,850 80 2,011,751,800 80 1,921,591,000 87.64 5,213,771,000 111.61 5,023,045,260 18 1,628,246,000 12 1,553,330,200 1,328 398,540,000 980 390,118,300 52 2,536,985,000 116 2,434,596,760 43 650,000,000 43 645,000,000 Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Peningkatan pelaku usaha pengolahan hasil ternak yang bersertifikat (unit usaha) 58 5,844,565,000 53 5,325,115,380 24

Urusan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target Kinerja Anggaran (Rp) Kinerja Realisasi (Rp) Kegiatan Pengembangan pemasaran dan pengolahan hasil produksi peternakan Kegiatan Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah Peningkatan pelaku usaha pengolahan dan pemasaran hasil peternakan yang menunjang peningkatan kuantitas dan kualitas produk (Orang) Jumlah promosi produk yang dilaksanakan dan di ikuti (kali) 210 5,039,270,000 210 4,620,089,380 4 805,295,000 4 705,026,000 Program peningkatan penerapan teknologi peternakan Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana teknologi rumah potong hewan Meningkatnya pemanfaatan teknologi peternakan (orang) Meningkatnya sarana dan prasarana pemotongan ternak di RPH (%) Jumlah sarana prasarana teknologi peternakan yang tersedia (satuan) Jumlah Pemotongan ternak besar di RPH (ekor) 746 4,472,222,809 746 4,123,825,900 68.59 68.60-98 1,080,730,000 98 1,054,204,000 19,835 3,391,492,809 24,179 3,069,621,900 a. Program Pencegahan dan penanggulangan Penyakit ternak Program ini dijabarkan oleh 4 kegiatan yaitu Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, Kegiatan Pemusnahan Ternak Yang Terjangkit Penyakit Endemik, Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium, serta Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan Penerapan Kesmavet dan Kesrawan.Untuk membiayai program ini dialokasikan anggaran sebesar Rp. 3.712.306.800,- terealisasi sebesar Rp. 3.533.128.850,- atau pencapaian 95,17%. Sasaran program ini meliputi: - Tertanggulanginya 7 jenis penyakit Hewan Menular Strategis ( PHMS ) : AI (flu burung), ND (tetelo), Brucellosis, Anthrax, IBR, Helminthiasis dan Rabies - Meningkatkan pelayanan kesehatan hewan - Menjamin tersedianya produk peternakan dengan jaminan kualitas dan kemanan produk peternakan bagi masyarakat 1) Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak dilaksanakan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit Hewan Menular Ternak (PHMS) guna meningkatkan produktivitas budidaya sekaligas mencegah penularannya. Dari 25 PHMS, pada tahun 2014 baru dapat dilaksanakan pengendalian terhadap 7 PHMS, yaitu AI (flu burung), ND (tetelo), Brucellosis, Anthrax, IBR, Helminthiasis dan Rabies. 25

Tahun 2014 kegiatan ini dialokasikan anggaran sebesar Rp.333.113.000,- dan direalisasikan sebesar Rp.322.396.000,- (96,78%). Sisa Anggaran sebesar Rp. 10.717.000,- berasal dari pengadaan obat, sarana prasarana, honorarium narasumber sosialisasi dan perjalanan dinas. Rincian pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut tersaji dalam tabel berikut: Tabel 10. Rincian pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak No Program/Kegia tan 1 Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak Anggaran Capaian Keluaran/ Output Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Uraian Target Realisasi 333.113.000 322.396.000 96,78 Jumlah Vaksinasi penyakit hewan 53000 ekor 71.450 ekor Monitoring pelayanan 15 lokasi 15 lokasi kesehatan hewan dan obat hewan Jumlah sarana 1 paket 1 paket penanggulangan PHMS (Vaksin, Sarana vaksinasi, sarana pemeriksaan hewan kurban, survailance) Jumlah sampel survailance 620 620 sampel PHMS (Anthrax, rabies, AI/ND, Burcellosis) sampel Jumlah survailance 20 Kali 20 Kali PDSR/URC Jumlah pelaksanaan 12 kali 12 kali monitoring PHMS Pengawasan kesehatan hewan kurban 31 Kecamatan 31 Kecamatan Jumlah perserta bimtek 50 orang 50 orang petugas dan kader penanggulangan PHMS Pelaksanaan rakor 2 Kali 2 Kali penangulangan PHMS Jumlah label sehat dan layak hewan kurban 18.000 lembar 18.000 lembar Pelaksanaan sosialisasi 600 orang 600 orang petugas PDSR ke masyarakat Fasilitasi kader PHMS 673 orang 673 orang Koodinasi dan konsultasi PHMS 12 bulan 12 bulan 1) Pengendalian AI dan ND Pada tahun 2014 vaksinasi AI dan ND dilaksanakan di 14 Kecamatan 26 Desa dengan pengulangan 1 bulan dan 3 bulan kemudian. Pelaksanaan vaksinasi tersebut diuraikan dalam Tabel 13.Pada tahun 2014, target daerah vaksinasi AIND merupakan daerah endemik AI atau Flu Burung di tahun 2012-2014 maupun daerah baru di tahun 2014. Sumber Vaksin AI berasal dari APBD Provinsi dan Buffer APBD Kabupaten dengan total 95.000 dosis. Petugas yang melakukan vaksinasi terdiri dari THL Deptan dan Kader Penanggulangan PHMS. Kader Penanggulangan PHMS sebanyak kurang lebih 3 orang dan THL Deptan sebanyak 8 orang di setiap desa target. 26

Tupoksi Petugas adalah melaksanakan vaksinasi terhadap unggas yang ada di lokasi, sedangkan tupoksi kader penanggulangan PHMS adalah membantu agar pelaksanaan vaksinasi dapat berjalan dengan lancar dengan cara : memberikan informasi pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat di daerahnya, membantu menentukan lokasi dengan populasi berdasarkan populasinya yang banyak, membantu dalam handling hewan dan mencatat hasil vaksinasi. Sedangkan diluar waktu pelaksanaan kader ini dapat menjadi informan bilamana ada muncul kejadian penyakit menular. Metode Pelaksanaan vaksinasi dilaksanakan berbarengan untuk 2 jenis penyakit ( ND dan AI ). Petugas melaksanakan kegiatan dengan dibantu aparat maupun kader di desa dan melaporkan hasil kegiatan ke Dinas Peternakan Dan Perikanan Kabupaten Bandung. Kader PHMS mendapat uang harian sejumlah Rp. 50.000,- perhari kegiatan di akhir kegiatan dan menandatangani kwitansi penerimaanya. Tabel 11. Jumlah Vaksin berdasarkan sumber anggaran Sumber Vaksin Nama Vaksin Jumlah Bulan Penerimaan Pelaksanaan Jumlah dipergunakan APBD II Medivac NDAI 25000 Buffer 2013 Feb, Maret, Juni 25000 APBD I vaksin AI 10000 Juli 2014 Sep. Okt, Nov 20000 10000 Agustus 2014 10000 Sep 2014 Afluvet 10000 Buffer 2013 Feb 10000 30000 Oktober 2014 Okt, Nov 5000 Total 95000 65000 ds Dengan tersedianya vaksin tersebut, dapat dilakukan vaksinasi AI/ND meliputi 41 desa di 22 kecamatan. Vaksinasi dilakukan dalam kurun waktu 5 bulan, dengan jumlah unggas yang divaksinasi sebanyak 64.096 ekor. Tabel 12. Pelaksanaan vaksinasi AI dan ND tahun 2014 OPS APBD II No Kecamatan Realisasi Desa Realisasi Populasi Waktu Pelaksanaan 1 Soreang Sukanagara 1414 Februari, Pamekaran 1254 Cingcin 191 2 Kutawaringin Kopo 1374 Padasuka 551 Kutawaringin 241 Gajah Mekar 103 Buninagara 571 3 Pasir Jambu Cibodas 3088 Pasir Jambu 293 4 Ciwidey Panyocokan 531 5 Bojongsoang Bojongsari 4028 Buah Batu 405 Tegaluar 86 Maret, Sep, Okt, Nov 27

No Kecamatan Realisasi Desa Realisasi Populasi 6 Cicalengka Panenjoan 5002 Cicalengka Wetan 1298 Cicalengka Kulon 643 7 Rancaekek Rancaekek Wetan 637 Rancaekek Kulon 2033 Sangiang 2487 8 Cikancung Cikasungka 5417 9 Banjaran Mekarjaya 1109 Margahurip 1094 Sindangpanon 1312 10 Cimaung Jagabaya 949 11 Pangalengan Lamajang 730 Cikalong 470 12 Arjasari Patrolsari 738 Mekarjaya 645 13 Baleendah Rancamanyar 1379 14 Paseh Cipedes 8630 Cijagra 200 15 Solokan Jeruk Panyadap 3805 Cibodas 4818 Rancakasumba 2310 16 Pacet Cipeujeuh 2118 17 Ibun Sudi 935 Talun 300 18 Cimenyan Cimenyan 167 19 Cilengkran Girimekar 616 20 Pameungpeuk Rancatungku 774 21 Cangkuang Ciluncat 448 22 Margaasih Lagadar 762 22 Kecamatan 41 desa 64.096 Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2014 Waktu Pelaksanaan Pengendalian AI dan ND melalui vaksinasi dari tahun 2008-2014 berfluktuatif dan cenderung menurun. Uraian vaksinasi berbagai jenis unggas selama kurun waktu 7 tahun dapat terlihat pada Tabel 14 di bawah ini: 28

Jumlah (ekor) Tabel 13. Pelaksanaan Vaksinasi AI ND tahun 2008-2014. 900,000 800,000 700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000-2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Ayam 500,572 321,043 189,560 66,032 36,278 30,312 24,188 Itik 209,124 91,805 48,427 16,128 9,193 13,281 36,518 Entog 68,711 37,861 24,947 16,522 4,176 6,220 3,171 Angsa 6,703 4,516 1,205 808 67 185 189 Burung 14,890 1,775 861 510 286 2 30 Jumlah 800,000 457,000 265,000 100,000 50,000 50,000 64,096 Sebagaimana data series terlihat bahwa vaksinasi AI/ND pada komposisi berdasarkan komoditi berubah. Semula vaksinasi pada ayam mendominasi, namun pada tahun 2014 perbandingannya dengan komoditi ternak itik menjadi terbalik. Tahun 2014 vaksinasi pada ternak itik mencapai 57% sedangkan ayam 38%. Hal ini dikarenakan bahwa pada tahun 2014 laporan kasus AI (laporan kematian) pada ternak itik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 terjadi trend pelaporan kematian ternak itik di Kabupaten Bandung di beberapa daerah sebagaimana yang terjadi di wilayah pulau Jawa lainnya. Selama 2014, 14 laporan yang diterima, 4 laporan diantaranya merupakan kasus positif AI berdasarkan rapid test dan PCR dan 2 diantarnya merupakan laporan positif dari ternak itik Pada tahun 2014 jumlah yang divaksin naik jumlah yang divaksin pada tahun 2013 yaitu sejumlah 64096 ekor unggas. Jumlah tersebut sudah terealiasai melebihi target ( 5000 ekor ). Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa alokasi vaksinasi dari setiap tahun menurun berdasarkan daerah yang terinfeksi. Hal ini terjadi dikarenakan menurunnya kasus AI dan ND di Kabupaten Bandung. Namun dengan adanya permintaan masyarakat di sekitar lokasi daerah tertular maka wilayah vaksinasi menjadi bertambah dari 16 Kecamatan 27 desa menjadi 20 kecamatan di 42 desa. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian penyakit AI dan ND di Kabupaten Bandung cukup efektif. Untuk itu harus selalu ditingkatkan dalam hal pemeliharaan kesehatan hewan agar tidak terjadi kenaikan kembali untuk masalah penyakit AIND ataupun penyakit-penyakit yang lainnya. Surveilance dan Monitoring AIND 29

Dinas Peternakan melakukan Monitoring vaksinasi AIND melalui pengambilan sampel darah dari unggas yang telah divaksinasi untuk melihat titer antibody dari vaksinasi. Pada tahun 2014, surveilance AIND mengambil 250 sampel darah unggas. Pada tanggal 14 Juli 2014, dari 4 wilayah puskeswan Kabupaten Bandung baik pada itik dan ayam kampung dan ternyata jumlah titer antibody yang dihasilkan kurang memuaskan karena masih berada dibawah standar protektifitas ( 70 % ) dari target 60 % karena ternak tersebut adalah ternak yang tidak dikandangkan penuh. Hal ini disebabkan diantaranya pada saat vaksinasi: metode vaksinasi yang kurang baik, ternak tersebut dalam kondisi tubuh yang kurang baik sehingga tidak dapat menghasilkan kekebalan yang maksimal atau adanya infeksi lapangan yang menekan kekebalan atau juga sebagian ternak yang telah divaksin sebelumnya telah dijual sementara ada ternak baru yang bercampur dengan ternak sebelumnya dan sampel tetap diambil dari ternak baru sehingga rataan titernya menjadi bias. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkarantina unggasnya yang sakit atau telah divaksin perlu ditingkatkan. Hasil pemeriksaan AIND dari 250 sampel: Jumlah Negatif 60% HI Test AI Jumlah Positif 40% Jumlah Negatif 53% HI Test ND Jumlah Positif 47% Melihat kondisi tersebut perlu ditingkatkan kembali kebersihan yang mencakup pada pemeliharaan unggas seperti kebersihan kandang, kebersihan lingkungan kandang ataupun kebersihan penjaga kandang dan hal yang tak kalah penting adalah metode vaksinasi yang memperhatikan handling vaksin (dari mulai persiapan sampai aplikasinya), ternak serta metode pengambilan sampelnya. 2) Pengendalian Brucellosis Pada tahun 2014, vaksinasi Brucellosis dilakukan pada bulan Januari dan Agustus di tiga kecamatan yaitu Pangalengan, Kertasari dan Cilengkrang. Vaksinasi brucellosis menggunakan strain RB 51. Vaksinasi di Kecamatan Cilengkrang, Kertasari dan Pangalengan merupakan vaksinasi ulangan dari tahun 2013 dan beberapa ternak merupakan vaksinasi awal. Tabel 14. Vaksinasi Brucellosis pada Tahun 2014 Tanggal Jumlah (Ekor) No. Puskeswan Kecamatan Desa Total Pelaksanaan Induk Dara Pedet 1 Pasir Jambu 21 dan 22-Jan-14 Kertasari Tarumajaya 121 88 61 270 30

No. Puskeswan Tanggal Jumlah (Ekor) Kecamatan Desa Pelaksanaan Induk Dara Pedet Total 2 Kertasari 22-Jan-14 Kertasari Cikembang/ Cibeureum 53 20 1 74 3 23-Jan-14 Pangalengan Warnasari 13 9 19 41 4 24-Jan-14 Pangalengan Pulosari 4 4 15 23 Pangalengan 5 25-Jan-14 Pangalengan Gunung Cupu 3 11 13 27 6 26-Jan-14 Pangalengan Wates 3 16 22 41 7 27-Jan-14 Cileunyi Cibiru Wetan 2 1 11 14 8 28-Jan-14 Cilengkrang Cilengkrang 15 41 38 94 9 Katapang 29-Jan-14 Cilengkrang Ciporeat 5 10 12 27 10 30-Jan-14 Cilengkrang Cipanjalu 4 5 15 24 11 31-Jan-14 Cimenyan Mekarmanik 8 9 4 21 12 Kertasari 20-Aug-14 Kertasari Tarumajaya 103 46 44 193 13 Pasir Jambu 20-Aug-14 Kertasari Tarumajaya 38 5 5 48 14 20-Aug-14 Pangalengan Warnasari 105 35 13 153 Pangalengan 15 21-Aug-14 Pangalengan Pulosari 33 7 9 49 16 20-Aug-14 Cileunyi Cibiru Wetan 13 6 2 21 17 21-Aug-14 Cilengkrang Ciporeat 5 0 5 10 18 Katapang Cilengkrang 17 4 9 30 19 Cipanjalu 62 9 34 105 20 22-Aug-14 Cimenyan Mekarmanik 3 0 0 3 610 326 332 1268 Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2014 Pada tahun 2014, vaksinasi Brucellosis terjadi peningkatan dari target tahun sebelumnya, dikarenakan adanya permintaan dari KPBS Pangalengan sehubungan dengan mulai meningkatnya kasus abortus yang terjadi. Data vaksinasi brucellosis dari tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Grafik 1. Data Vaksinasi Brucellosis pada tahun 2010-2014 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Jumlah vaksinasi Brucellosis pada sapi (ekor) 3268 2817 1696 1074 1129 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2014 Surveilance yang dilaksanakan untuk mengetahui adanya kejadian penyakit atau tidak sehingga diambil sebanyak 60 sampel yang diuji di laboratorium pada tanggal 23 Oktober hasilnya negatif. Namun dari hasil pengujian lainnya masih terdapat 3 sampel positif brucellosis di Kecamatan Pangalengan. Hal tersebut menunjukkan bahwa di 31

Kabupaten Bandung, khususnya di kecamatan Pangalengan masih terdapat reaktor potensial penyakit brucellosis pada ternak sapi perah.sehingga upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini masih perlu untuk ditingkatkan. Upaya lain yang dilakukan dalam pengendalian Brucellosis ini yaitu dengan monitoring yang dilakukan di Kecamatan Arjasari, Pasir Jambu, Cilengkrang, Kertasari dan Pangalengan. Monitoring penyakit brucellosis dilaksanakan di Kec. Pasirjambu pada April 2014 dan didapatkan hasil 3 ternak teridentifikasi CFT positif namun pemotongan baru dapat dilakukan pada bulan November 2014 dengan anggaran APBD I. Pada bulan November dilakukan surveillance lanjutan pada ternak di sekitar ternak dengan CFT positif tersebut dan dari 14 sampel. 11 diantaranya positif CFT. Surveilance dilakukan lebih luas lagi yaitu lokasi kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit oleh factor resiko yang teridentifikasi (inseminator) sebanyak 137 sampel diambil namun tidak ada yang positif CFT. Pengendalian lainnya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan desinfeksi dan rencana vaksinasi. Untuk menghindari bahaya zoonosis maka susu dari ternak yang terinfeksi tidak boleh dikonsumsi dan dipanaskan dahulu sebelum disetorkan, namun terkendala bahwa tidak semua peternak melakukan pemanasan. 3) Pengendalian Rabies Pada tahun 2014, target vaksinasi rabies sebanyak 5000 HPR, dilakukan di 23 kecamatan di 71 desa dengan sumber pengadaan vaksin dari APBD Provinsi). Pelaksanaan vaksinasi pada bulan April, Mei, Juni dan November. Daerah yang divaksinasi yaitu daerah resiko tinggi / pernah ada laporan kasus penggigitan, daerah perbatasan dengan Kab/ Kota yang resiko tinggi rabies dan populasi HPR yang tinggi, dimana selama 3 tahun terakhir belum diintervensi dengan kegiatan vaksinasi. Pelaksanaan vaksinasi rabies tersaji dalam tabel 15 berikut. Tabel 15. Pelaksanaan Vaksinasi Rabies Tahun 2014 Sumber vaksin Nama Vaksin Vial Satuan Ekr/d osis Bulan Penerimaan Pelaksanaan Jumlah Dipergunakan Vial Ekor/ dosis APBD I Biocan 10 Dosis 340 3400 Apr-14 April 73 726 Rabisin 10 dosis 80 800 Mei 313 3128 Juni 25 245 Agustus 9 90 APBD II Biocan Single 2000 2000 Juni 2014 Agustus 660 660 Rabisin 10 dosis 200 2000 Nov-14 November 160 1500 Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2014 32

Target populasi vaksinasi rabies sebanyak 5000 HPR dan direalisasikan sebanyak 6692 ekor yang merupakan hewan kesayangan yaitu anjing, kucing, kera dan permintaan dari peternak luwak. Vaksinasi pada tahun 2014 ini dari sisi jumlah sudah melebihi target. Petugas yang melakukan vaksinasi adalah THL Paramedik Deptan sebanyak 8 orang dibantu dengan kurang lebih 3 orang Kader Penanggulangan PHMS di setiap desa target. Petugas melaksanakan kegiatan yang sebelumnya sudah ada surat pemberitahuan kepada daerah sasaran. Untuk setiap HPR yang divaksin kemudian diberi kartu vaksinasi yang menandakan bahwa HPR tersebut telah divaksin Rabies. Adapun uraian vaksinasi rabies pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 16. Rincian Pelaksanaan Vaksinasi Rabies Tahun 2014 Jenis HPR Yang divaksin ( ekor ) Total Anjing Kucing Kera Lainlain Jumlah No Pelaksanaan Puskeswan Kecamatan Desa Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina (Ekor) (Rubah) 1 April Katapang Banjaran Kiangroke 3 5 13 12 1 0 0 34 2 Pameungpeuk Sukasari 11 5 13 5 0 1 0 35 3 Pameungpeuk Langonsari 7 0 0 0 0 0 0 7 4 Pameungpeuk Bojongkunci 9 10 4 3 0 0 0 26 5 Cangkuang Cangkuang 6 4 0 0 0 0 0 10 6 Cangkuang Bandasari 25 10 0 0 0 0 0 35 7 Pasir Jambu Cangkuang Tanjungsari 42 12 17 6 0 0 0 77 8 Cangkuang Nagrak 15 2 0 0 0 0 0 17 9 Cangkuang Ciluncat 29 7 9 3 0 0 0 48 10 Cangkuang Pananjung 12 15 1 0 0 0 0 28 11 Rancabali Cipelah 14 12 40 13 0 0 0 79 12 Pangalengan Banjaran Kamasan 4 0 25 9 1 0 0 39 13 Banjaran Tarajusari 11 1 16 6 2 1 0 37 14 Banjaran Banjaran Wetan 35 7 2 0 0 0 0 44 15 Pameungpeuk Rancatungku 40 18 0 0 0 0 0 58 16 Kertasari Kertasari Cibeureum 21 14 0 0 0 0 0 35 17 Ciparay Ciparay 9 12 19 20 0 0 0 60 18 Ciparay Sumbersari 15 3 0 0 0 0 0 18 19 Pameugpeuk Rancamulya 12 5 15 7 0 0 0 39 20 Mei Katapang Cimenyan Cimenyan 43 19 0 0 0 0 0 62 21 Cimenyan Mandala Mekar 2 1 8 15 0 0 0 26 22 Cimenyan Padasuka 15 8 14 13 0 0 0 50 23 Rancaekek Rancaekek Wetan 29 9 11 5 0 0 0 54 24 Rancaekek Jelegong 83 42 1 4 0 0 0 130 25 Rancaekek Bojongloa 12 7 20 30 0 0 0 69 26 Rancaekek Tegal Sumedang 5 3 8 8 0 0 0 24 27 Rancaekek Kel. Kencana 10 6 45 74 0 0 0 135 28 Cilengkrang Cilengkrang 46 4 0 1 0 0 0 51 29 Cileunyi Cinunuk 21 12 0 0 0 0 0 33 30 Cileunyi Cileunyi Wetan 37 11 0 0 0 0 0 48 31 Cikancung Cikasungka 14 8 4 0 0 0 0 26 32 Cikancung Mekar Laksana 14 15 14 15 0 0 0 58 33 Nagreg Citaman 10 6 18 7 0 0 0 41 34 Nagreg Bojong 13 3 7 7 0 0 0 30 35 Nagreg Nagreg Kendan 49 6 18 7 0 0 0 80 36 Nagreg Nagreg 60 21 12 15 0 0 0 108 37 Pasir Jambu Pasir Jambu Sugih Mukti 20 12 22 9 0 0 0 63 38 Ciwidey Ciwidey 35 3 25 0 0 0 0 63 39 Ciwidey Rawabogo 43 8 44 14 1 0 0 110 40 Kutawaringin Padasuka 19 7 12 14 0 0 0 52 41 Kutawaringin Kutawaringin 47 31 29 37 0 0 0 144 42 Kutawaringin Sukamulya 64 34 10 5 0 0 0 113 43 Rancabali Cipelah 14 12 40 13 0 0 0 79 44 Pangalengan Pangalengan Margaluyu 68 34 40 21 4 1 0 168 45 Pangalengan Sukamanah 105 24 22 11 0 0 0 162 46 Pangalengan Pulosari 59 12 20 9 0 0 0 100 47 Pangalengan Warnasari 94 32 40 19 0 0 0 185 48 Pangalengan Margamulya 90 18 32 18 1 0 0 159 49 Kertasari Ciparay Serang Mekar 36 40 14 13 0 1 0 104 50 Ciparay Pakutandang 66 43 27 19 0 0 0 155 51 Ciparay Mekarlaksana 47 51 6 5 0 0 0 109 52 Ciparay Babakan 28 21 12 2 0 0 0 63 53 Ciparay Sagaracipta 39 11 8 4 0 0 0 62 33

Jenis HPR Yang divaksin ( ekor ) Total Anjing Kucing Kera Lainlain Jumlah No Pelaksanaan Puskeswan Kecamatan Desa Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina (Rubah) (Ekor) 54 Ibun Mekarwangi 112 100 0 0 0 0 0 212 55 Juni Katapang Nagreg Mandalawangi 55 32 0 0 0 0 0 87 56 Cicalengka Panenjoan 63 35 0 0 0 0 0 98 57 Pasir Jambu Kutawaringin Kopo 44 15 1 0 0 0 0 60 58 Agustus Pasir Jambu Ciwidey Sukawening 30 41 7 4 0 0 0 82 59 Ciwidey Nengkelan 29 56 0 0 0 0 0 85 60 Rancabali Patengan 21 5 0 0 0 0 0 26 61 Kutawaringin Kopo 59 38 8 4 0 0 0 109 62 Pangalengan Cimaung Cempaka Mulya 32 21 0 0 0 0 0 53 63 Cimaung Malasari 24 13 22 13 0 0 0 72 64 Cimaung Sukamaju 56 26 0 0 0 0 0 82 65 Kertasari Ibun Ibun 99 89 26 27 0 0 0 241 66 Pasir Jambu Cangkuang Bandasari 30 21 7 7 0 0 0 65 67 November Rancabali Patengan 10 5 1 0 0 0 0 16 68 Pasir Jambu Cibodas 35 8 33 6 0 0 0 82 69 Kutawaringin Buninagara 53 12 29 14 0 0 0 108 70 Soreang Parungserab 83 13 21 14 0 0 0 131 71 Kutawaringin Jatisari 31 12 15 9 0 0 0 67 72 Katapang Nagreg Citaman 59 10 11 11 0 0 0 91 73 Cikancung Cikasungka 40 22 18 10 0 0 0 90 74 Rancaekek Jelegong 153 24 34 44 0 0 0 255 75 Pangalengan Pangalengan Pulosari 42 4 11 8 0 0 50 115 76 Arjasari Pinggirsari 34 17 25 15 0 0 0 91 77 Cimaung Campaka Mulya 94 30 91 11 0 0 0 226 78 Cimaung Pasir Huni 25 7 26 6 0 0 0 64 79 Kertasari Kertasari Tarumajaya 57 18 14 9 0 0 0 98 80 Majalaya Wangisagara 20 25 10 1 0 0 0 56 81 Pacet Girimulya 99 19 33 10 0 0 0 161 82 Ciparay Manggungharja 115 12 0 0 0 0 0 127 Jumlah 3261 1446 1200 721 10 4 50 6692 Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2014 Pelaksanaan vaksinasi rabies 77,34% dilakukan pada hewan anjing dilakukan di 23 kecamatan dan konsentrasi terbesar dilakukan di kecamatan-kecamatan perbatasan (40,7%). Hal tersebut dilakukan mengingat wilayah perbatasan merupakan daerah rawan penularan rabies. dibawah ini: Adapun rekapitulasi kegiatan vaksinasi dari tahun 2008-2014 dapat terlihat pada tabel Tabel 17. Pelaksanaan Vaksinasi Rabies tahun 2008-2014 Jenis HPR Yang di Vaksin ( Ekor ) Tahun Anjing Kucing Kera Rubah Jumlah 2008 3284 715 1 0 4000 2009 4513 464 23 0 5000 2010 5090 765 45 0 5900 2011 4314 681 5 0 5000 2012 3449 1751 0 0 5200 2013 2941 2059 0 0 5000 2014 4707 1921 14 50 6692 Pada tahun 2014 surveilance rabies dilakukan untuk mengetahui titer antibodi post vaksinasi. Kegiatan yang dibiayai oleh APBD Kabupaten sebanyak 20 sampel diambil dari 4 Kecamatan pada bulan juli 2014 (Cangkuang, Banjaran, Ciparay dan Rancaekek) dan 34

seluruh sampel menunjukkan hasil positif sedangkan 237 sampel di 4 Kecamatan diambil di bulan Oktober (Banjaran,Ciparay, Soreang, Rancaekek, Ciwidey) dan sebanyak134 nya positif. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa hasil vaksinasi protektif bagi HPR. Sementara hasil negatif sebaiknya ditindaklanjuti dengan vaksinasi ulangan untuk meningkatkan kekebalan. 4) Pengendalian Anthraks, IBR dan Helminthiasis Kabupaten Bandung merupakan daerah bebas anthraks sehingga tindakan yang dilaksanakan adalah surveillance pada ternak yang masuk ke Kabupaten Bandung terhadap kondisi fisik dan titer antibody yang dimilikinya.pada tanggal 18 September 2014 menjelang Idul Qurban dimana lalu lintas ternak dari luar daerah meningkat. Sebanyak 60 sampel darah diambil dari sapi dan diuji dengan metode elisa. Sampel berasal dari Kecamatan Arjasari Desa Pinggirsari, Kecamatan Ibun Desa Pangguh, Kecamatan Soreang Desa Parungserab, dan Kecamatan Rancaekek Ds Tegalsumedang. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa seluruh sampel titernya dibawah 60 yang menandakan bahwa hewan tersebut belum pernah divaksin atau terpapar oleh bakteri anthraks sehingga hewan tersebut aman untuk dipelihara maupun diperdagangkan Begitu pula dengan pengendalian penyakit IBR dimana Kabupaten Bandung berdasarkan surveillance dari laboratorium daerah di Kabupaten Bandung menunjukkan adanya serologi positif namun laporan dan peneguhan diagnosa adanya kasus IBR belum pernah terdata di Kabupaten Bandung pada tahun 2014 sehingga surveillance dilakukan pada 30 ternak yang beresiko terkena penyakit ini yaitu ternak- ternak yang berada di sekitar ternak impor yang divaksin IBR sebelum ternak tersebut masuk dan didapatkan data bahwa ternak tersebut negative IBR yang menandakan bahwa hewan tersebut belum pernah divaksin atau terpapar oleh virus IBR sehingga hewan tersebut aman untuk dipelihara maupun dikawinkan. Penyakit hewan menular strategis lainnya yang dikendalikan adalah helminthiasis. Surveilance dilakukan pada ternak yang dilayani oleh UPTD Puskeswan dan laboratorium. Tindakan pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa tindakan pengobatan yang telah dilakukan telah berhasil mengeliminir cacing yang ada di tubuh ternak tersebut. Sebanyak 200 sampel diambil untuk dilakukan pengujian sebelum dan setelah dilakukan pengobatan. Hasil pengujian menunjukkan sebanyak 76,9% diantaranya telah berhasil menurunkan kasus helminthiasis yang ada. 2) Kegiatan Pemusnahan Ternak yang terjangkit Penyakit endemik Upaya pencegahan penyakit hewan, selain dilakukan melalui uvaya vaksinasi, pengawasan dan pembinaan, juga dilakukan diantaranya melalui eliminasi hewan di sekitar kasus penyakit menular AI/ND dan Rabies serta pembatasan populasi Hewan Pembawa 35

Rabies (HPR) yang diliarkan. Tahun 2014 kegiatan ini dialokasikan anggaran sebesar Rp.118.692.000,- dan direalisasikan sebesar Rp.93.142.000,- (96,78%). Sisa Anggaran sebesar Rp. 25.550.000,- berasal dari biaya pemusnahan unggas yang tidak sesuai target dan perjalanan dinas. Tabel 18. Rincian pelaksanaan Kegiatan Pemusnahan Ternak yang terjangkit Penyakit endemik No Program/Kegiatan 1.2 Kegiatan Pemusnahan Ternak yang terjangkit Penyakit endemik Anggaran Capaian Keluaran/ Output Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Uraian Target Realisasi 118.692.000 93.142.000 95,78 Eliminasi HPR liar, depopulasi 50 ekor 56 ekor unggas dan kompensasi dan 1.470 dan 283 pemusnahan ternak terserang AI ekor ekor Fasilitasinya penerapan 1 unit 1 unit biosekurity di kandang percontohan yang representatif di masyarakat (desa tertular AI) Fasilitasi demplot pengendalian 3 paket 3 paket penyakit rabies Tersedianya penanda anjing 191 buah 191 buah peliharaan Terlaksananya bimbingan teknis 90 orang 90 orang Upaya pengendalian rabies selain vaksinasi dilakukan juga dengan pengendalian populasinya melalui eliminasi terhadap HPR (Hewan Pembawa Rabies) dan dengan pengendalian angka kelahiran melalui tindakan operatif terhadap hewan tersebut (kastrasi pada hewan jantan). Tahun 2014 ini dilaksanakan eliminasi HPR dengan jumlah hewan yang dimusnahkan sebanyak 56 ekor. Pelaksanaan eliminasi HPR terutama anjing dan kucing menggunakan umpan bakso yang diberi racun striknin yang diperoleh dari APBN. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh THL deptan yang dibantu oleh Kader PHMS. Jumlah HPR yang dieliminasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 19.Eliminasi HPR tahun 2014 Jenis HPR Yang Dieliminasi (ekor) Total No. Lokasi RT RW Anjing Kucing Kera Jumlah Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina (Ekor) 1 Wil. Pusk. Pangalengan 5 4 19 2 3 4 0 0 28 2 Wil. Pusk. Pasir Jambu 3 3 13 10 0 0 0 0 23 3 Wil. Pusk. Katapang 1 2 4 1 0 0 0 0 5 JUMLAH 9 9 36 13 3 4 0 0 56 Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2014 Dari tiga wilayan Puskeswan, pelaksanaan Eliminasi terbesar dilakukan di wilayah Pangalengan (50%) dan 87,5% merupakan HPR anjing. Tingginya pemusnahan HPR di 36

wilayah Pangalengan dilakukan mengingat populasi anjing liar/diliarkan sebagai salah satu HPR di wilayah tersebut sangat tinggi. Eliminasi HPR tahun 2014 menurun tajam dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Secara umum pelaksanaan eliminasi HPR dari tahun 2009-2014tergambar dalam grafik berikut. 1200 1000 800 600 400 200 0 Grafik 2. Data series eliminasi HPR tahun 2009-2014 (ekor) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Anjing 1030 335 241 349 193 49 Kucing 110 165 9 1 87 7 Jumlah 1140 500 250 350 280 56 Anjing Kucing Jumlah Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2014 (diolah) Selain eliminasi HPR, pada kegiatan ini pula dilakukan pemusnahan terhadap ternak unggas di sekitar lokasi kasus AI. Tahun 2014 laporan kematian unggas tercatat sebanyak 849 ekor, dan hasil pemeriksaan sampel melalui rapid test 20 sampel positif serta beberapa diantaranya dilakukan pemeriksaan lanjutan melalui PCR terdapat positif AI. Dari hasil pemeriksaan tersebut dilakukan analisis dan sosialisasi kepada peternak/masyarakat untuk kemudian dilakukan pemusnahan unggas dan mendapatkan kompensi. Dari dana yang disediakan untuk kompensasi sebanyak 1.470 ekor dapat direalisasikan 283 ekor. Terdapat beberapa kendala dalam melaksanakan pemusnahan ternak di lokasi sekitar kasus AI di antaranya adalah: terdapat masyarakat yang merasa keberatan dengan nilai kompensasi yang dianggarkan (tidak sebanding dengan harga jual unggas di pasar); dan unggas yang dipelihara masih memiliki nilai ekonomis untuk memenuhi kebutuhan. Untuk mengatasi hal tersebut diharapkan sosialisasi ke masyarakat lebih ditingkatkan. 3) Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak Guna menunjang optimalisasi pengendalian penyakit hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan terdapat UPTD Puskeswan dan Laboratorium yang sampai saat ini terdapat 4 unit kantor cabang pelayanan yaitu di Kecamatan Katapang, Pasirjambu, Kertasari dan Pangalengan serta ditunjang dengan 6 orang petugas medik dan paramedic veteriner. Pelayanan UPTD Puskeswan dan Laboratorium tidak hanya bersifat pasif menunggu pasien tetapi aktif melakukan pelayanan ke kelompok-kelompok di wilayah kerjanya masingmasing, yaitu: 37

- Wilayah Kerja Puskeswan Pasirjambu meliputi Kecamatan Rancabali, Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Pasirjambu,termasuk wilayah pelayanan tambahan Kecamatan Soreang, Kecamatan Margaasih, Kecamatan Cangkuang, Kecamatan - Margahayu. Wilayah Kerja Puskeswan Katapang meliputi Kecamatan Katapang, Kecamatan pameungpeuk, Kecamatan Bojongsoang dan termasuk wilayah pelayanan yaitu: Kecamatan Cimenyan, Kecamatan Cilengkrang, Kecamatan Cileunyi, Kecamatan Cicalengka, Kecamatan nagreg, Kecamatan Cikancung. - Wilayah Kerja Puskeswan Kertasari Meliputi : Kecamatan, Kertasari, Kecamatan Pacet, Kecamatan Ciparay, dan termasuk wilayah pelayanan yaitu : Kecamatan Paseh, Kecamatan Ibun, Kecamatan Majalaya, Kecamatan Solokanjeruk. - Wilayah Kerja Puskeswan Pangalengan Meliputi : Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Cimaungdan Kecamatan Banjaran, dan termasuk wilayah kerja di Kecamatan Arjasari, Kecamatan Bojongsoang, Kecamatan Baleendah, Kecamatan Dayeuhkolot Tahun 2014 UPTD Puskeswan dan laboratorium melaksanakan pelayanan keswan sebanyak 10.117 ekor atau mencapai 101,94% dari target sebesar 9.983 ekor. Capaian ini meningkat 5,63% dari tahun sebelumnya sebesar 9.658 ekor. Pelayanan kesehatan hewan tersebut pada umumnya merupakan pelayanan pengobatan penyakit pada 8 jenis hewan/ternak baik secara pasif maupun aktif. Pelayanan aktif yang dilakukan melalui metode kunjungan/pelayanan ke lokasi pasien sebanyak 8.732 ekor dan pelayanan pasif di kantor UPTD Puskeswan wilayah sebanyak 1.445 ekor. Uraian per jenis hewan/ternak diuraikan dalam tabel berikut. Tabel 20. Rincian pelayanan puskeswan berdasarkan jenis hewan Jenis Hewan (ekor) Jumlah sapi domba kambing unggas kerbau kuda anjing kucing 2.053 4.340 173 3.243 123 46 182 17 10.177 1% 0% 2% 0% 2% 32% 20% 43% sapi domba kambing unggas kerbau kuda anjing kucing Grafik Persentase pelayanan menurut jenis hewan 38

Dari grafik dapat terlihat bahwa terdapat 3 jenis ternak yang mendominasi pelayanan keswan, yaitu domba (43%), unggas (32%) dan sapi (20%). Pada pelayanan ternak domba umumnya pelayanan pengobatan/pencegahan penyakit pencernaan dan parasiter, pada unggas berupa penyakit bakteri dan parasit sedangkan sapi umumnya pengobatan penyakit Pencernaan dan parasit. Pelaksanaan pelayanan keswan tersebut ditunjang dengan sumber daya manusia (tenaga fungsional paramedik dan paramedik veteriner) yang ditugaskan di UPTD Puskeswan dan Laboratorium maupun bantuan dari THL Kementerian Pertanian yang ditugaskan di Kabupaten Bandung. Selain itu ditunjang dengan penyediaan sarana prasarana termasuk di dalamnya ketersediaan obat-obatan, peralatan keswan dan bahan lainnya serta upaya penyebaran informasi kepada masyarakat melalui sosialisasi kegiatan UPTD Puskeswan dan Laboratorium. Sebagai upaya peningkatan pelayanan di wilayah tahun 2014 pada kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium dilakukan pembangunan unit UPTD di Kecamatan Pasirjambu dan Majalaya yang dibiayai oleh APBD Provinsi Jawa Barat. Pembangunan tersebut meliputi Pembangunan gedung Puskeswan dan sarana karantina yang dilengkapi dengan perlengkapan dan peralatan kantor serta peralatan perlengkapan pelayanan kesehatan hewan. Dengan bertambahnya fasilitas pelayanan tersebut diharapkan dapat meringankan beban pelayanan dari masing-masing UPTD, dimana secara ideal 1 unit UPTD wilayah dapat melayani 3 kecamatan. Kondisi saat ini dari 31 kecamatan hanya dilayani oleh 4 UPTD wilayah dan bertambah unit UPTD Puskeswan Majalaya sehingga total terdapat 5 unit UPTD wilayah. Dalam pelaksanaan anggaran kegiatan ini dialokasikan sebesar Rp.1.248.750.000,- dan direalisasi sebesar Rp.1.195.999.850,- (95,77%). Sisa anggaran sebesar Rp.52.750.150,- berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa; honorarium pejabat barang dan jasa. Secara ringkas uraian kegiatan disajikan dalam tabel berikut. Tabel 21. Rincian pelaksanaan Kegiatan Pemusnahan Ternak yang terjangkit Penyakit endemik No Program/Kegiatan 1.3 Kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium Anggaran Capaian Keluaran/ Output Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Uraian Target Realisasi 1.248.750.000 1.195.999.850 95,77 Tersedianya obat-obatan 23 Jenis 23 Jenis hewan/ ternak Tersedianya bahan kimia 3 Jenis 3 Jenis penunjang pemeriksaan hewan Tersedianya sarana dan 8 jenis 8 jenis peralatan pelayanan keswan dan laboratorium Terlaksananya kunjungan 16 16 pelayanan kesehatan hewan Kecamatan Kecamatan Terlaksananya sosialisasi dan 1 Kali 1 Kali pembinaan kesehatan hewan 39

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Anggaran Realisasi (Rp) Capaian Keluaran/ Output % Uraian Target Realisasi Tersedianya sarana dan prasarana UPTD Puskeswan dan Laboratorium di Kec. Pasirjambu dan Majalaya (APBD Prov) Tersedianya kandang isolasi dan kandang jepit 2 unit 2 unit 1 Lokasi 1 Lokasi 4) Kegiatan Pengawasan dan pembinaan penerapan kesmavet dan kesrawan Selain pengendalian PHMS tersebut, dalam Program Pencegahan dan penanggulangan Penyakit ternak juga dilakukan upaya penjaminan tersedianya Pangan Asal Hewan (PAH) yang Halal Aman Utuh dan Sehat (HAUS). Pelaksanaan kegiatan tahun 2014 disajikan dalam tabel berikut. Tabel 22. Rincian pelaksanaan Kegiatan Pengawasan dan pembinaan penerapan kesmavet dan kesrawan No Program/Kegiatan 1.4 Kegiatan Pengawasan dan pembinaan penerapan kesmavet dan kesrawan Anggaran Capaian Keluaran/ Output Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Uraian Target Realisasi 2.011.751.800 1.921.591.000 95,52 Terlaksananya pengawasan 20 Lokasi 20 Lokasi dan pembinaan RPH dan RPU Terlaksananya pengawasan 80 spl dan 80 spl dan kesehatan produk PAH dan 11 kali 11 kali pasar Terlaksananya pengawasan 6 TPS 6 TPS dan pembinaan TPS Terlaksananya pengawasan dan pembinaan penerapan kesmavet dan kesrawan Terlaksananya bimtek bagi juru sembelih unggas bersertifikat Terlaksananya sosialisasi produk HAUS Terlaksananya sertifikasi RPH Ruminansia Terbangunnya RPH unggas dan peralatannya (DAK) Terbangunnya TPS dan peralatannya (DAK) 3111 kecamatan 3111 kecamatan 20 orang 20 orang 100 orang 100 orang 1 paket 1 paket 2 lokasi 2 lokasi 1 lokasi 1 lokasi Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa capain pada tahun untuk indikator ini sebesar 100% untuk pengawasan dan pembinaan pelaku penghasil PAH. Pada indikator pengawasan kualitas PAH dari target renstra/ renja 100 sampel pada tahun 2014sudah terealisasi dengan capaian 100%. Sampel diambil dari 10 lokasi (pasar), dimana uji laboratorium dilakukan terhadap parameter TPC, Salmonella, E. Coli, Coliform, Straphylococcus, borax dan Elisa. Dari pengujian tersebut terdapat bebrapa sampel yang 40

berada dalam diatas batas maksimum yang dianjurkan, yaitu 53 sampel TPC, 1 sampel salmonella, 26 sampel E. Coli, 22 sampel coliform dan 15 sampel straphylococcus. Adapun pengujian borax dilakukan terhadap 15 sampel daging olahan dimana 2 sampel di antaranya positif. Sedangkan uji Elisa dilakukan terhadap 15 sampel olahan dan 20 sampel daging sapi, dimana 1 sampel di antaranya positif mengandung daging babi. Uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa masih terdapat pelaku usaha PAH yang kurang memperhatikan hygiene sanitasi pada tingkat proses atau pun di tempat penjualannya. Berbagai upaya telah dilaksanakan di antaranya dengan menyampaikan laporan hasil uji ke dinas/instansi terkait, pembinaan secara langsung kepada pelaku usaha dan sosialisasi terhadap para pelaku usaha dalam hal ini sosialisasi di pasar Pangalengan, Soreang, Banjaran dan Sayati.Untuk menjaga beredarnya PAH yang HAUS di masyarakat, kegiatan sejenis perlu ditingkatkan baik pengawasann, maupun pengujian sampel spesifik parameter uji dan lokasi. Selama tahun 2014 telah dilaksanakan pemeriksaan kesehatan hewan qurban pada saat sebelum dan setelah pemotongan hewan qurban.pemeriksaan ante mortem dan post mortem hewan qurban dimulai pada tanggal 30 September - 7 Oktober 2014. Petugas tersebut disebar di 31 Kecamatan untuk melakukan pengawasan pemeriksaan kesehatan hewan qurban baik dari tim maupun pemotong yang telah mendapatkan bimbingan teknis. Dari 31 kecamatan, hewan yang diperiksa untuk digunakan sebagai hewan qurban sebanyak 11.228 ekor sapi/kerbau dan 7.901 ekor domba/kambing. Setelah dilakukan pemeriksaan ternak yang sehat dan layak untuk dipotong sebanyak 19.129 ekor. Tidak ditemukan hewan dengan penyakit menular berbahaya.lebih ringkas pelaksanaan pemeriksaan ternak qurban dapat dilihat dalam tabel berikut. b. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program ini dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan penyediaan bibit ternak yang berkualitas, mendorong populasi, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam usaha peternakan. Dalam proses pembangunan peternakan yang bersifat pengadaan ternak secara langsung serta sarana lainnya yang dapat menunjang proses budidaya ternak seperti teknologi IB, manajemen pemeliharaan dan lainnya. Hal tersebut tercermin dalam capaian populasi ternak sebagaimana tersaji dalam tabel 23 berikut. Tabel 23. Target dan realisasi populasi ternak tahun 2014 Relisasi tahun 2013 Tahun 2014 Perkembangan 2013-2014 Komoditi ternak Capaian Target Realisasi (%) 1. Sapi perah (ekor) 32.358 33.751 33.643 99,68 3,97 2. Sapi potong (ekor) 28.745 28.552 28.198 98,76-1,90 3. Domba (ekor) 241.910 239.562 251.099 104,82 3,80 41

4. Kambing 25.101 25.735 26301 102,20 4,78 5. Unggas (ekor) 5.312.122 5.784.287 5.672.406 98,88 6,78 a. Ayam Buras 1.881.491 1.977.486 1.990.142 100,62 5,77 b. Ayam Ras Petelur 436.663 495.931 453.832 91,51 3,93 c. Ayam Pedaging 2.584.107 2.904.590 2.792.841 96,15 8,08 d. Itik 409.861 406.280 435.591 107,21 6,28 Rata-rata capaian ternak ruminansia besar sebesar 99,28%. Pencapaian target untuk populasi ternak ruminansia besar masih berada dibawah angka yang telah ditetapkan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya: - Para peternak sapi perah ada yang beralih usaha yang lain diantaranya menjadi buruh tani, usaha dagang dan bidang transportasi karena menurut mereka penghasilan usaha sapi perah (produksi susu dibawah 10 liter/ekor/hari) pendapatannya rendah. - Pertumbuhan populasi ternak dipengaruhi pula oleh harga daging yang melonjak tinggi sedangkan harga susu tidak meningkat sehingga banyak peternak sapi perah menjual ternaknya untuk menjadi daging. - Tingginya harga bakalan ternak yang berpengaruh pada jumlah ternak yang dipeliharaoleh peternak pada budidaya sapi perah, tingginya harga bakalan juga dapat mendorong peternak untuk menjual pedet keluar wilayah Kabupaten Bandung. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan rata-rata 1,03% terutama untuk ternak sapi perah sebesar 3,97%. Hal ini lebih disebabkan oleh struktur sapi perah yang mendorong tingginya kelahiran ternak. Di sisi lain populasi sapi potong mengalami penurunan sebesar 1,90%. Pencapaian target untuk ruminansia kecil di Kabupaten Bandung cukup baik dimana untuk ternak domba capaian melebihi sekitar 4,82% dari target yang sudah ditetapkan. ternak kambing sebesar 2,20% dari target 2014 yang direncanakan. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2013 khusus untuk domba mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sekitar 3,80% untuk ternak domba dan 4,78% untuk kambing. Capaian ini yang melebihi target ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: - Beberapa peternak beralih dari ternak ruminasia besar ke ruminansia kecil terutama domba dikarenakan harga bakalan sapi perah maupun sapi potong yang relatif mahal. - Terdapat beberapa pemodal yang menanam investasinya di beternak domba contoh dompet Dhuapa yang berinvestasi di desa Taruma jaya Kertasari sampai 300 ekor persiklusnya. - Biaya produksi dan pemeliharaan yang relatif sederhana, selain itu banyak masyarakat yang menjadikan komoditas domba sebagai usaha sampingan. 42

Pada tabel terlihat bahwa pencapaian target populasi unggas untuk beberapa jenis unggas belum dapat mencapai angka yang ditargetkan seperti ayam ras petelur dan ayam pedaging. Capaian yang belum sesuai dengan rencana ini lebih dikarenakan oleh : - Masih tingginya harga pakan untuk berproduksi membuat peternak berpikir untuk menambah populasi ternak yang dipelihara. - Khusus ayam petelur ancaman penyakit unggas yang masih terjadi pada pertengahan tahun 2014 juga membuat perkembangan populasi terhambat. - Pada jenis unggas lain seperti ayam buras dan itik capaian pada tahun 2014 melebihi angka yang direncanakan yaitu 100,62% untuk ternak ayam buras dan 107,21% untuk ternak itik. Salah satu pendukungnya yaitu terjadinya peningkatan dukungan teknologi penetasan dan ternak itik yang didistribusikan ke masyarakat. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Peternakan dan Perikanan untuk mendukung peningkatan populasi sapi perah memberikan beberapa stimulan diantaranya seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini: Tabel 24. Stimulan ternak dari Disnakan tahun 2010-2014 Jenis ternak 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Sapi potong (ekor) 6 10 36 134 25 211 Sapi perah (ekor) 12 15 20 45 36 128 Domba (ekor) 163 125 360 415 306 1.369 Kambing (ekor) 20 36 165 53 10 284 Kelinci (ekor) 200 260 618 946 1.175 3.199 ayam buras (ekor) 100 1600 5.405 300 1.760 9.165 Itik (ekor) 0 0 1.100 3.990 8.800 13.890 ayam pelung (ekor) 147 102 285 138 135 807 Sumber: DPA bidang Peternakan TA 2010-2014 diolah. Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa tiap tahunnya stimulan ternak mengalami peningkatan. Khusus ternak itik akumulasi paling banyak dimana sampai 2014 mencapai sebanyak 13.890 ekor hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi unggas dikarenakan oleh masih terjadinya beberapa kasus penyakit flu burung dan ND yang cukup tinggi terutama untuk wilayah Bandung timur seperti di Cikancung, Paseh, Rancaekek, dan Solokanjeruk. Gambaran pertumbuhan tiap komoditi untuk ternak ruminansia dapat dilihat pada Grafik dibawah ini: Grafik 4. Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2014 43

Populasi Unggas (ekor) Populasi ternak ruminansia (ekor) 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 - Sapi Perah Sapi Potong Domba Kambing 2010 29,702 16,658 223,437 20,542 2011 36,045 36,849 232,107 26,769 2012 31,937 28,067 234,795 24,979 2013 32,358 28,745 241,910 25,101 2014 33,643 28,198 251,099 26,301 Berdasarkan grafik 4 dapat dilihat bahwa secara umum populasi ternak di Kabupaten Bandung terutama untuk populasi ternak ruminansia kecil menunjukan pertumbuhan sebesar 3.28% pertahun. Pada populasi ternak ruminansia dari tahun 2010-2014 rata-rata pertumbuhannya mencapai 10.64 % pertahun. Populasi ternak unggas, secara umum mengalami penurunan populasi sebesar -2.30% pertahun. penurunan tersebut terutama disumbang dari penurunan populasi ayam broiler dan ayam petelur sebesar -6.06% dan -2.23% pertahunnya. Populasi ternak unggas lainnya yaitu ternak ayam buras mengalami pertumbuhan sebesar 9.95% pertahun dan ternak itik sebesar 0.48% pertahun. Gambaran pertumbuhan untuk tiap komoditi ternak unggas dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 5. Data Populasi Ternak Unggas Di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2014 5,000,000 4,500,000 4,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 - Ayam Buras Ayam Petelur Ayam Itik Pedaging 2010 1,373,201 501,917 4,383,865 438,561 2011 1,644,558 443,951 4,920,976 477,430 2012 1,863,970 414,129 2,443,390 389,739 2013 1,881,491 436,663 2,584,390 409,861 2014 1,990,142 453,832 2,792,841 435,591 44

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa tiap tahunnya stimulan ternak mengalami peningkatan. Khusus ternak unggas dan kelinci secara akumulasi paling banyak dimana sampai 2013 mencapai sebanyak 7.405 ekor dan itik 2.240 ekor. Penambahan bantuan ternak ituk selain merupakan upaya untuk mengurangi penurunan populasi unggas yang cukup tinggi, juga ditunjang dengan potensi pertanian lahan basah yang cukup besar di Kabupaten Bandung. Adapun bantuan ternak kelinci selain dapat mencakup lebih banyak sasaran penerima, juga dalam pemeliharaannya membutuhkan modal yang relatif kecil sehingga dapat dilakukan oleh masyarakat menengah ke bawah. Tabel 18. Perbandingan target dan realisasi jumlah penyediaan produk ternak tahun 2014 Uraian Tahun 2014 Realisasi Capaian Target Realisasi tahun 2013 (%) a. Jumlah Penyediaan 29.095 29.414 101,09 28.799 Daging (Ton) b. Jumlah Penyediaan 7.795 7.768 99,65 7639 Telur (Ton) c. Jumlah Penyediaan Susu (Ton) 61.516 62.317 101,30 59.937 Sumber laporan kegiatan bidang peternakan 2014 Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa pencapain penyediaan daging dan susu pada tahun 2014 dapat melebihi angka yang ditetapkan yaitu daging sebesar 319 ton atau sebesar 1.09% dari target, dan penyediaan susu realisasinya lebih sebesar 621 ton (1.30%) dari target yang sudah ditetapkan. Khusus untuk penyediaan telur kekurangan pencapaian penyediaan sebesar - 27 ton (0.35%). Capaian penyediaan daging sapi dan susu yang dapat melebihi target yang ditetapkan ditunjang oleh beberapa hal yaitu: - Adanya peningkatan pemotongan ternak sapi potong impor yang mencapai 165,99% dari target 2014 atau ada penambahan pemotongan sebanyak 9.349 ekor (63,04%). - Penyediaan susu dapat melebihi target karena ini berbanding lurus dengan jumlah populasi sapi perah yang capaianya melebihi target juga. Namun jika Penyediaan tahun 2014 ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2013), maka secara kuantitas menunjukan peningkatan. Penyediaan daging meningkat sebanyak 296 ton atau 1,02%. Penyediaan telur juga mengalami peningkatan sebesar 2,04% atau sebanyak 156 Ton. Selain itu, Penyediaan susu meningkat sebesar 3,97 % atau 2380 ton. Evaluasi produksi produk peternakan untuk 5 tahun kebelakang nampak berfluktuatif terutama untuk produksi daging dimana puncak produksi tercapai pada tahun 2010 selanjutnya menurun pada tahun 2012 dan meningkat lagi pada tahun 2013. Grafik data produksi Daging, Telur dan Susu di Kabupaten Bandung dari tahun 2010 sampai 2014 dapat dilihat dibawah ini: 45

Produksi (ton) Grafik 6. Data Produksi Daging, Telur, dan Susu di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2014 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 - Daging Telur Susu 2010 45,183 8,323 62,876 2011 57,356 7,823 67,429 2012 27,839 7,297 59,157 2013 28,799 7,639 59,937 2014 29,095 7,795 61,516 Sumber: Kompulasi data laporan tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2010-2014. Khusus untuk capaian penyediaan telur tidak mencapai target yang ditetapkan (99,65%) lebih dikarenakan oleh beberapa hal diantaranya masih adanya ancaman penyakit unggas terutama flu burung dan ND yang cukup berpengaruh pada populasi dan produksi unggas. Selain itu, Kabupaten Bandung bukan wilayah penghasil telur sehingga pemenuhannya sangat tergantung dari wilayah luar seperti Kabupaten Ciamis. Upaya tindaklanjut yang dilakukan ialah terutama untuk mengejar produksi telur maka perlu dilakukan kebijakan khusus yang mendukung peningkatan produksi telur seperti: - Memberikan stimulan unggas yang cukup banyak pada tahun 2014 untuk mengurangi defisit populasi dan penyediaan telur di Kabupaten Bandung - Memberikan tindakan pencegahan dengan malakukan vaksinasi, pengobatan dan peningkatan pengetahuan tentang penanggulangan penyakit ternak. - Memberikan pengetahuan atau sosialisasi tentang manajemen pemeliharan ternak yang sesuai standar. Upaya tindaklanjut yang dilakukan ialah terutama untuk mengejar produksi telur maka perlu dilakukan kebijakan khusus yang mendukung peningkatan produksi telur seperti pencegahan penyakit unggas yang lebih intensif, meningkatkan dan mengupayakan penyediaan agroinput produksi yang berasal dari hasil lokal sehingga biaya produksi dapat ditekan. Hal ini memerlukan kerjasama dengan dinas lain seperti pertanian, Badan penyuluhan dan Ketahanan pangan, serta usaha lainnya. Pada tahun 2014 dalam menunjang capaian-capaian tersebut di atas, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan dialokasikan anggaran sebesar Rp. 5,213,771,000,- 46