KATA PENGANTAR. Rakhmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Rakhmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) Tahun Anggaran 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung Jl. Raya Soreang, Telp Soreang 2013

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta ala, yang telah memberikan Rakhmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2012 dapat diselesaikan. LAKIP ini merupakan bentuk laporan dan pertanggungjawaban Dinas Peternakan dan Perikanan pada pelaksanaan kegiatan secara kinerja dan anggaran pada tahun selain itu, laporan ini berisikan tentang perbandingan target kinerja dan anggaran yang sudah ditetapkan dengan realisasi kinerja dan anggaran pada tahun Laporan ini juga bisa dijadikan sebagai evaluasi dan bahan dasar pengambilan kebijakan pembangunan peternakan dan perikanan pada waktu yang akan datang. Demikian penyusunan Laporan ini, semoga bermanfaat bagi yang berkepentingan Soreang, Januari 2013 Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Ir H. Hermawan Pembina Tk I NIP i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...ii IKHTISAR EKSEKUTIF... iii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Gambaran Umum... 1 Tugas Pokok dan Fungsi Permasalahan utama yang dihadapi... 6 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Penentapan Kinerja Renstra dan Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja Analisis Akuntabilitas Kinerja Analisis Akuntabilitas Keuangan BAB IV P E N U T U P ii

4 IKHTISAR EKSEKUTIF Dinas peternakan dan perikanan Kabupaten Bandung pada tahun 2012 melaksanakan 10 Program yang diuraikan 34 kegiatan dengan total anggaran mencapai Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau 96,91 %. Jumlah anggaran tersebut dipergunakan untuk mencapai beberapa target indikator yang telah ditetapkan di dalam Renstra Disnakan, dimana turunannya dibuat Renja sebagai target tahunan dari Dinas Peternakan dan Perikanan. Indikator utama yang ditetapkan hampir sebagian besar dapat tercapai bahkan melebihi target seperti produksi ikan, konsumsi ikan, pelayanan kesehatan hewan serta beberapa indikator yang lain. Hal ini dikarenakan oleh peran serta stakeholders peternakan/perikanan, masyarakat dan seluruh masyarakat peternakan dan perikanan serta pemeritah yang merupakan fasilitator dalam proses pembangunan peternakan dan perikanan tersebut. Indikator lain yang belum mencapai target yang sudah ditetapkan diantaranya populasi, produksi dan konsumsi pada sektor peternakan ini lebih diakibatkan oleh masih tingginnya ancaman penyakit pada unggas khususnya flu burung. Khusus untuk pemenuhan daging lebih diakibatkan oleh adanya kebijakan pemerintah pusat yang menutup sementara proses impor produk daging dari luar negeriyang ini membuat sapi lokal secara berlebihan untuk memenuhi kebutuhan daging. Selanjutnya hal ini diperburuk oleh adanya beberapa pelaku bisnis sapi yang ingin mengambil keuntungan dengan cara menahan sapi yang mereka punya untuk tidak dipotong sehingga produksi daging tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Beberapa masalah yang dihadapi diantaranya belum optimal masih tingginya ancaman penyakt ternak dan hewan, belum optimalnya produktivitas ternak, belum optimalnya penerapan teknologi petrnakan dan perikanan, masih rendahnya daya saing produk peternakan dan perikanan di pasaran, dan belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana peternakan dan perikanan. Sehingga dengan keadaan ini maka pemerintah Kabuapten Bandung melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung perlu melakukan antisipasi untuk masa depan diantaranya dengan melakukan peningkatan pencegahan penyakit ternak/ hewan, peningkatan sarana dan prasarana produksi peternakan dan perikanan, pengembangan SDM peternakan dan perikanan, peningkatan kualitas produk peternakan dan perikanan serta Pembangunan Usaha peternakan dan perikanan yang berpihak kepada pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja dan pertumbuhan usaha peternakan dan perikanan dari yang sifatnya tradisional, pelaku ekonomi subsistem menjadi pelaku usaha modern. iii

5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 menyebabkan banyak perubahan dalam tatanan penyelenggaraan Pemerintahan baik dalam skala Nasional maupun Penyelenggaraan Pemerintahan di daerah pada khususnya. Hal pokok dari perubahan tersebut adalah cara pandang penyelenggaraan Pemerintahan yang dahulu cenderung bersifat sentralistik menjadi pemerintahan desentralistik dengan ditandai oleh pemberian otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada daerah, selain itu pula diarahkan pada penyelenggaraan pemerintahan dengan mengacu pada good governance. Sistem pemerintahan ini melibatkan semua pihak baik pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat sebagai komponen utama yang berperan secara aktif dan sejajar sebagai mitra dalam pembangunan. salah satu langkah mewujudkan hal tersebut diperlukan upaya terpadu dan sinergis menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih, masyarakat maju dan mandiri serta dunia usaha yang tangguh. Good Governance memiliki ciri-ciri efisien, efektif, demokratis, partisifatif, transparan, akuntabel, dan berlandaskan kerangka hukum yang adil. Salah satu bentuk pertanggungjawaban dan pelaksanaan pencapaian good governance ialah dengan melaporkan pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan. Pelaporan yang dimaksud harus berupa pertanggungjawaban secara anggaran, dan yang paling utama pertanggung jawaban dalam bentuk kinerja. Berdasarkan Keputusan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang merupakan bentuk laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) Tahun Anggaran yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berdasarkan pada Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Strategis (Renstra) Gambaran Umum Tugas Pokok dan Fungsi Dalam rangka meningkatkan kerja aparat maka telah dilakukan penataan kelembagaan dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Dinas Daerah Kabupaten Bandung. Adapun Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut: 1

6 Berdasarkan Peraturan Bupati Bandung Nomor 5 Tahun 2008 tanggal 26 Pebruari 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Tupoksi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut: KEPALA DINAS Tugas Pokok: Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan merumuskan serta mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kelautan dan perikanan serta sebagian bidang pertanian dan ketahanan pangan SEKERTARIS Sekertaris mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan. 2

7 Sub Bagian Penyusunan Program Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program dinas. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan administrasi umum dan kerumahtanggaan serta administrasi kepegawaian. Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dinas. BIDANG PETERNAKAN Bidang Peternakan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan peternakan yang meliputi perbibitan, produksi dan pengembangan. Seksi Perbibitan Seksi Perbibitan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan perbibitan peternakan. Seksi Produksi Seksi Produksi mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan produksi peternakan. Seksi Pengembangan Seksi Pengembangan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan pengembangan peternakan. BIDANG PERIKANAN Bidang Perikanan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan perikanan yang meliputi pembenihan, produksi serta kesehatan ikan dan lingkungan. Seksi Pembenihan 3

8 Seksi Pembenihan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan pembenihan perikanan. Seksi Produksi Seksi Produksi mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan produksi perikanan. Seksi Kesehatan Ikan dan Lingkungan Seksi Kesehatan Ikan dan Lingkungan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan ikan dan lingkungan. BIDANG KESEHATAN HEWAN Bidang Kesehatan Hewan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan kesehatan hewan yang meliputi pengendalian penyakit hewan, sarana dan pelayanan kesehatan hewan serta kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet). Seksi Pengendalian Penyakit Hewan Seksi Pengendalian Penyakit Hewan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan pengamatan, penyidikan, pencegahan, pemberantasan dan pengendalian penyakit hewan. Seksi Sarana dan Pelayanan Kesehatan Hewan Seksi Sarana dan Pelayanan Kesehatan Hewan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan sarana pelayanan kesehatan hewan. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas kesmavet dan kesejahteraan hewan. BIDANG BINA USAHA Bidang Bina Usaha mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan pembinaan usaha peternakan dan perikanan yang meliputi pengolahan dan pemasaran hasil peternakan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta pelayanan peternakan dan perikanan. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan 4

9 Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan pengolahan dan pemasaran hasil peternakan. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Seksi Pelayanan Peternakan dan Perikanan Seksi Pelayanan Peternakan dan Perikanan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan peternakan dan perikanan. UPTD PERBIBITAN TERNAK UPTD Perbibitan Ternak mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan dan pengembangan perbibitan ternak. Sub Bagian Tata Usaha UPTD Perbibitan Ternak Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan pengelolaan ketatausahaaan UPTD di bidang pelayanan dan pengembangan perbibitan ternak. UPTD PEMBENIHAN IKAN UPTD Pembenihan Ikan mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan dan pengembangan pembenihan ikan. Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pembenihan Ikan Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan pengelolaan ketatausahaaan UPTD di bidang pelayanan dan pengembangan pembenihan ikan. UPTD RUMAH POTONG HEWAN UPTD Rumah Potong Hewan mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan dan pengendalian rumah potong hewan (RPH) dan rumah potong unggas (RPU). Sub Bagian Tata Usaha UPTD Rumah Potong Hewan 5

10 Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan pengelolaan ketatausahaaan UPTD di bidang pelayanan dan pengendalian rumah potong hewan. UPTD PUSAT KESEHATAN HEWAN DAN LABORATORIUM UPTD Pusat Kesehatan Hewan dan Laboratorium mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan dan pengembangan pusat kesehatan hewan dan laboratorium. Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pusat Kesehatan Hewan dan Laboratorium Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan pengelolaan ketatausahaaan UPTD di bidang pelayanan dan pengembangan pusat kesehatan hewan dan laboratorium. Jabatan Fungsional Pengaturan tugas pokok dan fungsi jabatan fungsional diatur lebih lanjut setelah dibentuk dan ditetapkan jenis dan jenjangnya oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku Permasalahan utama yang dihadapi Permasalahan utama yang dihadapai oleh pemerintah Kabupaten Bandung dalam proses pembangunan peternakan dan perikanan selama ini ialah: 1. Masih tingginya ancaman penyakit hewan/ ternak dan ikan 2. Masih belum optimalnya penerapan teknologi peternakan dan perikanan tepat guna di masyarakat. 3. Masih belum optimalnya penyediaan Hijauan Makanan Ternak (HMT) 4. Masih rendahnya daya saing produk olahan hasil ternak maupun ikan. 5. Belum optimalnya penyediaan infrastruktur dibidang peternakan yang mendukung upaya perbibitan, budidaya, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner. 6. Masih rendahnya pengetahuan peternak dan pembudidaya ikan dalam proses budidaya ternak maupun ikan 7. Tingginya alih fungsi lahan peternakan dan perikanan 8. Masih rendahnya kualitas produk peternakan dan perikanan sehingga tidak bisa bersaing dan mendapatkan nilai lebih. 9. Masih rendahnya pemanfaatan kotoran ternak/ limbah ternak menjadi bahan lain yang bernilai ekonomi. 10. rendahnya akses peternak ataupun pembudidaya dalam mendapatkan permodalan untuk usaha ternak dan ikanya. 6

11 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Rencana strategis merupakan bahan dasar pengukuran kinerja instansi pemerintah. Renstra merupakan target/ kebijakan yang telah ditentukan untuk 5 tahun yang akan datang. selain itu, rencana strategis instansi pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya lainnya agar mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik regional, nasional maupun global. Analisis terhadap kinerja organisasi baik secara internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategis instansi pemerintah pada umumnya, khususnya Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung. Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu menengah maka dinas peternakan dan perikanan menyusun Renstra sesuai dengan yang diamanatkan dalam peraturan maupun perundang-undangan. Tujuan dari penyusunan Renstra itu sendiri ialah sebagai acuan pelaksanaan kebijakan dan bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada dinas peternakan dan perikanan. Visi dan Misi Dinas Peternakan dan Perikanan untuk tahun ialah: Visi Menjadikan Dinas Peternakan Dan Perikanan sebagai institusi yang profesional dalam mewujudkan peternakan dan perikanan yang unggul, berdaya saing dengan memanfaatkan Sumber Daya Lokal yang berwawasan lingkungan. Misi Untuk mewujudkan Visi Dinas Peternakan dan Perikanan tersebut, ditetapkan Misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan Kualitas SDM dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan profesionalisme aparatur dalam rangka pelayanan prima. 2. Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas peternakan dan perikanan berbasis teknologi dan sumberdaya lokal yang unggul. 3. Menciptakan keseimbangan ekosistem Sumber Daya Alam yang mendukung keberlanjutan pembangunan Peternakan dan Perikanan. 4. Mengembangkan usaha Peternakan dan Perikanan sebagai usaha ekonomi produktif yang mandiri dan berdaya saing. Tujuan dan Sasaran Strategis Pada dinas peternakan dan perikanan sesuai dengan rencana strategis yang sudah ditetapkan terdapat 5 tujuan yang merupakan turunan dari Misi pada dinas. 7

12 Tujuan Pertama: Mendorong Peningkatan kualitas SDM aparatur yang dapat mewujudkan pelayanan prima, serta pemberdayaan masyarakat peternakan dan perikanan yang kreatif dan inovatif dalam pengembangan usaha. Sebagai upaya dalam mencapai tujuan ini maka ditetapkan beberapa sasaran dengan beberapa indikator kinerja utama yang ditetapkan sampai dengan tahun 2015 seperti yang terurai pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Pertama Sasaran Indikator Kinerja Utama Target Peningkatan Pelatihan SDM pelaku peternakan 1100 orang kualitas SDM Pelatihan SDM Pelaku Perikanan 3250 orang pelaku usaha Pembesar yang bersertifikat 80 orang peternakan dan Pembenih Bersertifikat 15 orang perikanan Jumlah pengolah produk perikanan 10 orang yang sertifikasi Tujuan Kedua: Terpenuhinya penyediaan produk peternakan dan perikanan untuk konsumsi didalam daerah dengan ketersediaan infrastuktur peternakan dan perikanan yang mampu mendukung peningkatan produksi ternak dan ikan yang unggul. Sasaran pada tahun 2012 yang ditetapkan sebagai upaya untuk mencapai tujuan ini ialah seperti terurai pada tabel dibawah ini: Tabel 2. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Kedua Sasaran Indikator Kinerja Utama Target Mendorong Meningkatnya populasi Sapi perah ekor Peningkatan Meningkatnya populasi Sapi potong ekor populasi Meningkatnya populasi Domba ekor peternakan Meningkatnya populasi Unggas ekor 2. Mendorong Peningkatan Produksi produk peternakan: a. Daging 84,912 Ton produksi b. Telur 9,892 Ton peternakan c. Susu 86,726 Ton 3. Peningkatan Produksi olahan ikan ,3 Ton produksi ikan Produksi ikan konsumsi ,53 Ton konsumsi, benih, Tersedianya benih ikan ribek dan ikan olahan Tujuan Ketiga: Meningkatnya pencegahan dan pengendalian Penyakit ternak dan Ikan untuk peningkatan kualitas produk peternakan dan Ikan. Pada tujuan ini terdapat diuraikan pada beberapa sasaran namun yang menjadi IKU hanyalah 1 sasaran seperti terurai pada tabel dibawah ini: Tabel 3. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Ketiga Sasaran Indikator Kinerja Utama Target 2015 Peningkatan kesehatan Penanggulangan PHMS ( ekor hewan/ ternak/ ikan penyakit) Tujuan Keempat: Terkendalinya dampak pembangunan peternakan dan perikanan dengan memperhatikan sarana prasarana dan daya dukung serta daya tampung lingkungan. 8

13 Pada tujuan ini terdapat 2 sasaran ditetapkan sebagai upaya pencapain tujuan namun yang menjadi IKU hanya 1 adapun sasaran yang lainnya merupakan sasaran tambahan (terlampir) seperti terurai pada tabel dibawah ini: Tabel 4. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Keempat Sasaran Peningkatan pemanfaatan hasil ikutan produksi peternakan serta penerapan teknologi peternakan/ Perikanan Indikator Kinerja Utama Penerapan teknologi Biogas Penerapan teknologi kompos Penerapan teknologi dan sarana prasana peternakan (paket) 245 buah 175 unit 155 paket Tujuan Kelima: Meningkatkan pendapatan untuk meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal. Pada tujuan ini ada 2 sasaran yang ditetapkan namun tidak dibahas secara mendetail karena merupakan sasaran tambahan. (uraian sasaran terlampir) Penentapan Kinerja Renstra dan Tahun 2012 Sebagai upaya pencapaian Tujuan pada akhir periode Renstra Tahun 2015 maka di tetapkan beberapa sasaran dengan beberapa Indikator utama. Indikator Kinerja utama pada Dinas peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut: Tabel 5. Sasaran, indikator sasaran pada tahun 2012 dan Sasaran Indikator Kinerja Utama Target tahun Peningkatan kualitas SDM pelaku usaha peternakan 2. Peningkatan kualitas SDM pelaku perikanan 3. Mendorong Peningkatan populasi peternakan 4. Mendorong Peningkatan produksi peternakan 5. Peningkatan produksi ikan konsumsi, benih, dan ikan olahan 6. Peningkatan kesehatan hewan/ ternak/ ikan 7. Peningkatan pemanfaatan hasil ikutan produksi Pelatihan SDM pelaku peternakan (orang) 220 (akumulasi 1100 orang) Pelatihan SDM Pelaku Perikanan (Orang) 685 Mendorong pencapaian populasi : a. Sapi perah (Ekor) b.sapi potong (ekor) c. Domba ekor) d.unggas (ekor) Anggaran (Rp.) Produksi Produk Peternakan: a. Daging (Ton) b. Telur (Ton) c. Susu (Ton) Peningkatan produksi Benih ikan (ribu ekor) Peningkatan produksi Ikan Olahan (Ton) Mendorong pencapaian produksi ikan konsumsi (Ton) Penanggulangan PHMS (ekor) (untuk 5 penyakit) Terlaksananya penerapan teknologi Biogas (akumulasi 245 unit) , ,

14 Sasaran Indikator Kinerja Utama Target tahun 2012 peternakan serta penerapan teknologi peternakan/ perikanan Terlaksananya penerapan teknologi kompos (akumulasi 175 unit) Penerapan teknologi dan sarana prasana peternakan 35 Anggaran (Rp.) (paket) Adapun sasaran startegis yang lebih spesifik berdasarkan pada program dan kegiatan terdapat pada uraian di lampiran

15 2.1. Akuntabilitas Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja yang mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja, yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan Dinas Peternakan dan perikanan Kabupaten Bandung sebagaimana tertuang dalam Rencana strategis. Terdapat 17 sasaran strategis namun hanya 7 sasaran strategis yang dinaikan menjadi sasaran utama untuk tahun 2012 sedangkan untuk indikator dari sebanyak 37 indikator hanya 17 yang dinaikan menjadi indikator utama: Tabel 6. Target dan realisasi indikator kinerja pada Dinas peternakan dan Perikanan Tahun 2012 Sasaran 1. Peningkatan kualitas SDM pelaku usaha peternakan 2. Peningkatan kualitas SDM pelaku usaha perikanan 3. Mendorong Peningkatan populasi peternakan 4. Mendorong Peningkatan produksi peternakan 5. Peningkatan produksi ikan konsumsi, benih, dan ikan olahan 6. Peningkatan kesehatan hewan/ ternak/ ikan 7. Peningkatan pemanfaatan hasil ikutan produksi peternakan serta penerapan teknologi peternakan Indikator Kinerja Utama Pelatihan SDM pelaku peternakan (orang) (akumulasi orang) Pelatihan SDM Pelaku Perikanan (Orang) Target tahun Realisasi Persen 456,82 160,15 Pencapaian populasi : a. Sapi perah (Ekor) ,18 b.sapi potong (ekor) ,49 c. Domba ekor) ,86 d.unggas (ekor) ,88 Produksi Produk Peternakan: a. Daging (Ton) ,54 b. Telur (Ton) ,20 c. Susu (Ton) ,73 Peningkatan produksi Benih ikan (ribu ekor) 106,25 Peningkatan produksi Ikan , ,92 Olahan (Ton) 103,39 Mendorong pencapaian produksi ikan konsumsi 9.306, (Ton) 110,47 Penanggulangan PHMS (ekor) (untuk 5 penyakit) ,19 Terlaksananya penerapan teknologi Biogas (akumulasi 245 unit) Terlaksananya penerapan teknologi kompos (akumulasi 175 unit) Penerapan teknologi dan sarana prasana peternakan (paket) Catatan:- 1. Realisasi merupakan aktivitas pemanfaatan pasar ikan yang sudah ada ,71-2 Pelaku yang mendapat fasilitasi berupa panduan prosedur sertifikasi sebanyak 2 pelaku dimana pelaku membiayai untuk sertifikasi tersebut secara swadaya

16 2.2. Analisis Akuntabilitas Kinerja Analisis akuntabilitias kinerja dilakukan dengan cara membandingkan tiap indikator sasaran dengan target pada tahun bersangkutan, tahun sebelumnya dengan target propinsi atau nasional jika terdapat datanya. Adapun analisa sasaran pada Dinas Peternakan dan Perikanan untuk tahun 2012 ini ialah sebagai berikut: 1. Sasaran Pertama: Peningkatan kualitas SDM pelaku usaha peternakan. Sasaran ini ditetapkan sebagai upaya dinas peternakan dan perikanan dalam upaya peningkatan SDM untuk para pelaku usaha peternakan atau external improvement capacity indicators for livestock stakeholders. Adapun capaian indikatornya dapat dilihat pada table dibawah ini: Tabel 7. Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran kedua. Indikator Kinerja Target Realisasi Pelatihan SDM pelaku peternakan (orang) Capaian (%) Realisasi Dari indikator yang ditetapkan sebanyak 220 orang dapat terealisasi sebesar % atau sebanyak orang, hal ini dikarenakan oleh adanya penekanan kebijakan mengenai peningkatan SDM dimana untuk setiap peternak yang mendapat bantuan diharuskan mendapat pelatihan terlebih dahulu. Hal ini berbeda dengan kebijakan pada tahun sebelumnya dimana tidak setiap penerima bantuan mendapat pelatihan teknis mengenai peternakan. Jika dibandingkan dengan target tahun 2015 sudah terlampaui, sehingga dengan keadaan ini diperlukan perubahan atau evaluasi mengenai target yang ditetapkan pada rencana strategis dinas. 2. Sasaran Kedua: Peningkatan kualitas SDM pelaku usaha perikanan. Sasaran ini ditetapkan sebagai upaya Dinas Peternakan dan Perikanan dalam upaya peningkatan SDM untuk para pelaku usaha perikanan. Adapun yang menjadi indikator dari sasarn ini dapat dilihat pada table dibawah ini: Tabel 8. Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran ketiga Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Realisasi 2011 Pelatihan SDM pelaku Perikanan (orang) Dari indikator yang ditargetkan sebanyak 685 orang dapat sebanyak orang atau sebesar %. Seperti halnya pada realisasi peningkatan pengetahuan SDM pada sektor peternakan pada sektor kebijakan perikanan juga diterapkan dimana pembudidaya ikan atau 12

17 pengolah perikanan yang menerima bantuan diharuskan mendapatkan pembekalan awal berupa pelatihan. 3. Sasaran Ketiga: Mendorong Peningkatan populasi Peternakan. Indikator ini ditetapkan untuk mengukur proses pembangunan peternakan yang bersifat pengadaan ternak secara langsung serta sarana lainnya yang dapat menunjang pertumbuhan populasi ternak seperti teknologi IB, manajemen pemeliharaan dan lainnya. Adapun indiator untuk sasaran ini terurai seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 9. Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran keempat Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Relisasi tahun 2011 Mendorong pencapaian populasi: 1. Sapi perah (Ekor) ,18 36, Sapi potong (ekor) ,49 36, Domba (ekor) ,86 231, Unggas (ekor) ,88 6,862,229 Berdasarkan tabel dapat dilihat dari 4 indikator yang ditetapkan dan menjadi target untuk 1 tahunan terutama tahun 2012 ini semua target tidak tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang terjadi dimana untuk komoditas sapi perah yang menjadi penyebanya ialah sebagai berikut: 1. Khusus untuk sapi perah terjadi peningkatan pemotongan hal ini terjadi karena peternak sapi perah diiming-imingi oleh para bandar agar menjual sapinya karena harga daging sapi di pasar cukup tinggi sehingga peternak memilih menjual sapi perah dalam bentuk daging ketimbang diperah (menghasilkan susu). 2. Gairah peternak untuk membudidayakan sapi perah menurun karena harga paka yang berkualitas harganya mahal sehingga usaha sapi perah kurang menguntungkan karena harga susu yang relatif rendah. 3. SDM generasi muda yang enggan melanjutkan budidaya sapi perah dan mereka labih memilih menjadi pekerja disektor industri ataupun lainnya, sehingga dengan kondisi ini maka laju pertumbuhan peternakan terhambat serta penerapan teknologi pada sektor ini menurun. Populasi sapi perah pada tahun 2012 ini jika dibandingkan dengan terjadi peningkatan yang cukup signifikan akan tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi penurunan hal ini seperti beberapa masalah yang diungkapkan diatas. Adapun penurunan yang terjadi pada komoditas sapi potong hal ini lebih diakibatkan oleh beberapa hal yaitu: 1. Produksi daging di Kabupaten Bandung ini bukan hanya dikonsumsi oleh masyarakat Kabupaten Bandung melainkan oleh wilayah yang lain seperti oleh Kota Bandung sehingga untuk pemenuhan Kabupaten Bandung tidak sesuai target. 13

18 Populasi (ekor) 2. Kebijakan pemberhentian impor daging dari luar negeri ini membuat penyediaan daging di supply dari produksi lokal sehingga hal ini dimanfaatkan oleh beberapa pengusaha untuk meraup keuntungan dimana sapi yang tersedia ditahan untuk tidak dipotong yang mengakibatkan kelangkaan dan menurunnya konsumsi daging pada masyarakat. Jika dibandingkan dengan tahun beberapa tahun kebelakang terjadi peningkatan yang cukup signifikan kecuali jika dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi penurunan. Jika dibandingkan pada target tahun 2015 maka cukup jauh sehingga diperlukan sumber anggaran yang bersumber dari APBN atau APBD propinsi. Sedangkan untuk target domba yang tidak tercapai lebih diakibatkan oleh imbas ketersediaan daging sapi yang kurang mengakibatkan penyediaan daging beralih dari ternak besar ke ternak kecil. Hal ini mengakibatkan pemotongan pada ternak domba membuat target yang telah ditetapkan tidak tercapai walaupun jika dibandingkan dengan tahun 2011 dan beberapa tahun kebelakang mengalami penambahan lebih jelasnya terdapat pada grafik 1. Khusus untuk ternak unggas target yang sudah ditetapkan tidak tercapai hal ini dikarenakan oleh masih cukup tingginya ancaman penyakit unggas terutama penyakit AI. Selain itu, pakan ternak yang harganya cukup tinggi juga mempengaruhi gairah peternak untuk membudidayakan ternak unggas. Gambaran pertumbuhan tiap komoditi untuk ternak ruminansia dapat dilihat pada Grafik dibawah ini: Grafik 1. Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Bandung Tahun , , , ,000 50,000 - Sapi Perah Sapi potong Domba ,276 13, , ,707 13, , ,123 14, , ,702 16, , ,045 36, ,107 Sumber: Profil Dinas Peternakan dan Perikanan 2011 dan Laporan Tahunan disnakan Dari tabel dapat dilihat bahwa peningkatan populasi secara keseluruhan menunjukan peningkatan pada setiap tahunnya. Khusus untuk tahun 2011 terjadi peningkatan populasi ternak 14

19 Populasi (ekor) yang cukup signifikan pada komoditas sapi potong dan sapi perah, hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: a. Permintaan yang cukup tinggi kepada daging sehingga berimbas pada peningkatan populasi dari luar Kabupaten Bandung. b. Adanya pemutahiran data dari kementrian pertanian melalui program PSPK yang mendata keseluruhan pemilik sapi perah, sapi potong dan kerbau sampai ketingkat rumah tangga sehingga terjadi perubahan data karena perhitungan estimasi yang biasa digunakan diperbaiki. Gambaran pertumbuhan untuk tiap komoditi ternak unggas dapat dilihat pada Grafik. Grafik 2. Data Populasi Ternak unggas di Kabupaten Bandung Tahun ,000,000 4,500,000 4,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, ,000 - Ayam buras Ayam Petelur Ayam Itik Pedaging ,938, ,730 4,241, , ,294, ,734 3,593, , ,372, ,612 3,657, , ,373, ,917 4,383, , ,644, ,951 4,920, ,430 Catatan: Data merupakan populasi di 31 kecamatan. Sumber: Profil Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2011 dan Laporan Tahunan Sasaran kelima: Mendorong Peningkatan produksi peternakan. Indikator ini memiliki keterkaitan yang erat dengan indikator populasi yang biasanya berbanding lurus jadi jika populasi meningkat maka produksi produk peternakan juga akan meningkat dan sebaliknya. Indikator ini ditetapkan untuk menggambarkan tentang proses dukungan pemerintah dalam proses penyediaan produk peternakan. Adapun indikator yang digunakan untuk sasaran ini terurai sebagai berikut: Tabel 10. Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran kelima Indikator Kinerja Target Realisasi Meningkatkan produksi: Capaian (%) Realisasi tahun

20 Produksi (ton) Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Realisasi tahun 2011 a. Daging (Ton) , b. Telur (Ton) , c. Susu (Ton) , * Angka produksi yang digunakan ialah produksi bersih Berdasarkan pada tabel dapat dilihat bahwa pencapaian produksi produk peternakan berbanding lurus dengan realisasi populasi ternak dimana target yang sudah ditetapkan tidak dapat terealisasi secara keseluruhan terutama pada produksi daging yang hanya mencapai 48,54%. Selanjutnya, pada realisasi target produksi telur target hanya tercapai sebesar 93,20% dan produk susu sebesar 87,73% semua indikator tersebut semuanya menurun jika dibadingkan dengan tahun 2011 namun jika dibandingkan dengan 4 tahun kebelakang ( ) terjadi kenaikan yang cukup tinggi. Selanjutnya jika dibandingkan dengan target 2015 yang merupakan target akhir 5 tahunan sebesar ton untuk daging, ton, dan ton berarti masih perlu akselerasi dan peningkatan sumber daya manusia serta anggran yang cukup tinggi untuk mencapai terget tersebut. Grafik data produksi Daging, Telur dan Susu di Kabupaten Bandung dari tahun 2006 sampai 2010 dapat dilihat dibawah ini: Grafik 3. Data Produksi Daging, Telur, dan Susu di Kabupaten Bandung Tahun Daging (ton) Telur (Ton) Susu (Ton) Catatan: Data Produksi merupakan data produksi bersih dari tiap produk peternakan tahun Sumber: Kompulasi data laporan tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Sasaran ketujuh: Peningkatan produksi ikan konsumsi, benih dan ikan olahan. 16

21 Indikator ini ditetapkan untuk mengukur kinerja proses pembangunan Dinas Peternakan dan Perikanan dalam penyediaan produk asal ikan. Adapun indikator yang ditetapkan terurai sebagai berikut: Tabel 11. Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran ketujuh Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Realisasi (%) 2011 Peningkatan produksi ,33 1,188,641 Benih ikan (ribu ekor) Peningkatan produksi Ikan konsumsi (Ton) 9.306, , ,34 Peningkatan produksi Ikan Olahan (Ton) , ,92 103,39 11,951 Sumber: Laporan pada bidang perikanan dan UPTD BBI 2012 Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan indicator melebihi target. Hal ini lebih dikarenakan oleh usaha pelaku pembudidaya ikan aktif dalam menerapkan teknologi perikanan dan didukung pula oleh peran serta pemerintah dalam diiseminasi teknologi. Adapun peran pemerintah kabupaten Bandung dalam mendorong peningkatan produksi ikan konsumsi yang mencapai (ton) atau 111,83% dari target renstra/ renja yang sudah ditetapkan antaralain: No a. Memberikan stimulan bantuan kepada masyarakat berupa sarana budidaya dan bibit ikan dari sumber APBN dan APBD kabupaten yaitu dengan kegiatan pengembangan kewirausahaan serta bantuan sarana budidaya perikanan. b. Meningkatkan minat pembudidaya ikan terhadap usaha budidaya ikan lele dikolam terpal (Balistik) dimana dari tahun ini pemerintah Kabupaten Bandung memberikan kolam balistik sebanyak78 paket dengan uraian sebagai berikut: Tabel 12. Stimulan Kolam Balistik kepada Masyarakat Tahun Jenis Bantuan (kolam Balistik) Tahun Kolam balistik 8 terpal 70 unit 2. Ikan lele 1 paket Benih Lele 48ribu ekor, benih udang galah (30 ribu ekor) 3. Pakan 100 Kg 5600 Kg Sumber: Laporan Kegiatan Bidang Perikanan Tahun 2012 c. Peningkatan Pengetahuan SDM pembudidaya ikan yang difasilitasi oleh pemerintah. Jumlah pembudidaya ikan yang dilatih mencapai 155 orang pada tahun 2010 dan 500 orang pada tahun Adapun data produksi ikan konsumsi di Kabupaten Bandung untuk tahun dapat digambarkan pada Grafik dibawah ini: 17

22 Produksi Benih (Ribek) Produksi ikan (Ton) Grafik 5. Data Produksi Ikan di Kabupaten Bandung Tahun Ikan konsumsi Sumber: Kompulasi data laporan tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Perkembangan produksi benih ikan pertahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Grafik6. Produksi Benih ikan di Kabupaten Bandung Tahun ,400,000 1,200,000 1,000, , , , , Produksi benih ikan (ribek) 878, ,298 1,004,640 1,088,942 1,188,641 1,317,721 Sumber: Kompilasi Laporan Tahunan Disnakan tahun berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat perkembangan produksi benih ikan di Kabupaten Bandung menunjukan trend positif hal ini tentunya sangat dipengaruhi oleh peran para pembenih ikan dilapangan sedangkan pemerintah berperan mebrikan dorongan serta stimulan untuk mengakselerasi pencapain produksi. Adapun peran pemerintah Kabupaten Bandung dalam pencapaian produksi benih ini ialah : 18

23 No a. Memberikan stimulan induk untuk para pembudidaya ikan. Dimana jumlah induk yang diberikan dari tahun dapat dilihat pada tabel 17 dibawah ini. Tabel 13. Jumlah Stimulan induk ikan tahun Jenis Bantuan Tahun a. Calon Induk ikan mas 80 Kg Kg b. Calon induk Nila 5 paket - - c. Calon induk Lele 5 paket 35 paket 16 paket 2. Pakan 700 Kg 1700 Kg 6820 Kg 3. Kakaban buah 4. Pupuk Kg - Sumber: Laporan Kegiatan Bidang Perikanan Tahun 2012 b. Peningkatan Pengetahuan SDM pembenih ikan dengan bimbingan teknis dan pelatihan. c. Fasilitasi sertfikasi CPIB untuk para pembenih ikan. Pengolahan mempunyai tujuan untuk peningkatan harga jual dari produk ikan, pengawetan produk ikan serta meningkatkan preferensi pada konsumsi ikan. peningjkatan produksi pengolahan ikan di Kabupaten Bandung cukup baik, hal ini didukung oleh data produksi olahan ikan seperti pada tabel 14 dibawah ini. Tabel 14. Produksi Olahan Kabupaten Bandung Tahun No Jenis Olahan 2010 (Kg) 2011 (Kg) 2012 (Kg) 1 Pindang 9,449, ,885, ,199, Bakso 888,951 1,024, ,181, Olahan lain 36,957 42, , Jumlah 10,375, ,951, ,474, Sumber: Laporan Kegiatan Bidang Binus Tahun 2012 Jika semua indikator ini dibandingkan dengan target tahun 2015 dimana produksi ikan konsumsi mencapai ton, benih ikan ribek, dan olahan sebesar ,3 ton maka selisih rata-rata mencapai 11,23% memerlukan dukungan anggran dan sumber daya manusi yang cukup tinggi. 6. Sasaran Kesebelas: Peningkatan kesehatan hewan/ ternak/ ikan. Indikator sasaran ini ditetapkan untuk mengukur kinerja dinas dalam pelayanan kesehatan hewan dan ikan. Adapun uraian indikator dapat dilihat pada table dibawah ini: Tabel 15. Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran kesebelas Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Realisasi (%) 2011 Penanggulangan PHMS (untuk 5 penyakit ternak/ hewan) ekor

24 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa capain pada tahun 2012 indikator yang telah ditetapkan dapat melampaui target. adapaun penanggulangan penyakit ini berasal dari 2 bagian yaitu pelayanan kesehatan ternak/ hewan oleh UPTD Puskeswan dan laboratorium realisasi pelayanan mencapai % dari target ekor dapat direalisasikan sebanyak ekor. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari kerja keras para petugas kesehatan dilapangan selain itu, yang paling utama dikarenakan oleh adanya bantuan sarana obatobatan dan peralatan pelayanan kesehatan hewan dari propinsi Jawa barat yaitu berupa vaksin dan peralatan pelayanan kesehatan hewan. Penanggulangan PHMS yang dilakukan oleh Bidang kesehatan hewan dapat melebihi target hal ini dikarenakan oleh realisasi vaksinasi yang melebihi target khususnya pada vaksinasi penyakit brucellosis dimana struktur vaksinasi dilapangan ternyata sapi dewasa lebih banyak dibanding anak. Berdasarkan struktur populasi seperti itu maka realisasi vaksinasi pada ternak dewasa lebih banyak karena dosis untuk ternak dewasa 1/10 dari dosis untuk anak sapi. Adapun uraian pengendalian PHMS (AI, ND, Brucellosis, dan Rabies) Bandung diuraikan pada penjelasan sebagai berikut: a. Pengendalian AI ND dikabupaten Salah satu bentuk pengendalian ilah dengan penyakit AI dan ND ini ialah dengan melakukan vaksinasi adapun hasilnya sebagai berikut: - Vaksinasi AI dilaksanakan di 9 Kec - 9 Desa dengan pengulangan 1 bulan kemudian dan 3 bulan kemudian. Hasilnya adalah ekor unggas yang terdiri dari ekor ayam, ekor itik, ekor entog, 404 ekor angsa, dan 260 ekor burung. - Wilayah target vaksinasi ND sama dengan wilayah vaksinasi AI, pelaksanaan 1 minggu setelah vaksinasi AI dengan pengulangan yang sama. - Vaksin AI berasal dari APBD Propinsi ( Medivac AI : dosis dan Caprivac AI : dosis ) sedangkan vaksinasi ND dengan operasional berasal dari APBD Kabupaten. - Pelaksanaan kegiatan dilakukan di 9 desa tertarget ( menurun dari tahun sebelumnya ) dikarenakan jumlah desa menurun dan disesuaikan dengan populasi unggas yang ada di lokasi. Pada tahun ini muncul kasus kematian mendadak dan jumlah yang banyak pada itik yang disinyalir telah terjangkit oleh penyakit AI ( flu burung ) dan kasus ini banyak terlaporkan di akhir tahun. Pada bulan Desember saja sebanyak 8 kejadian dilaporkan dan hasil rapid dan pcr positif ada di 4 desa. Walaupun desa yang divaksin tidak dijumpai pelaporan kasus, namun dengan adanya kasus yang baru muncul perlu untuk merencanakan vaksinasi tertarget dan ring vaksinasi selain dilokasi yang terinfeksi / positif kasus serta meningkatkan kegiatan sosialisasi di peternak itik pada tahun anggaran Jumlah pelaksanaan vaksinasi sebagai upaya pengendalian AI ND dari tahun dapat terlihat pada tabel 24 dibawah ini: Tabel 16. Alokasi Vaksinasi AI ND tahun Jenis Unggas Ayam 500, , ,560 66,032 36,278 Itik 209,124 91,805 48,427 16,128 9,193 Entog 68,711 37,861 24,947 16,522 4,176 Angsa 6,703 4,516 1,

25 Jenis Unggas Burung 14,890 1, Jumlah 800, , , ,000 50,000 Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun Berdasarkan table dapat dilihat bahwa alokasi vaksinasi dari tahun ketahun menurun hal ini terjadi biasanya dikarenakan menurunnya kasus AI dan ND di Kabupaten Bandung. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian penyakit AI dan ND di Kabupaten Bandung cukup efektif. b. Pengendalian Brucellosis Vaksinasi brucellosis menggunakan strain RB 51 yang berasal dari APBD I sebayak 20 vial dan dari APBD Kabupaten Bandung sebanyak 50 vial. Target vaksinasi untuk wilayah kecamatan Pangalengan dan Cilengkrang untuk ekor betina dewasa ( 700 ekor kecamatan Pangalengan dan 300 ekor kecamatan Cilengkrang ). Hasil vaksinasi adalah 186 Sapi perah pedet, 488 ekor sapi dara, ekor sapi laktasi dan total keselurah sapi perah betina yang divaksin adalah ekor. Sehingga sampai dengan 2012 sebanyak ekor sampi telah divaksin. Data vaksinasi dapat dilihat sebagaimana tabel 25 dibawah ini: Tabel 17. Jumlah pelaksanaan vaksinasi brucellosis tahun Jumlah ternak sapi yang di vaksin Sumber: laporan kegiatan bidang kesehatan hewan tahun 2012 Berdasarkan table dapat dilihat alokasi vaksinasi brucellosis ini turun naik ini biasanya disesuaikan dengan jumlah kasus yang terjadi dilapangan. c. Pengandalian Rabies Pada 2012 dilakukan di 36 lokasi ( 18 Kec - 36 Desa) dengan sumber vaksin berasal dari APBD Kabupaten sebanyak 2000 Dosis ( Defensor 3 ) dan dari APBD Propinsi Jabar sebanyak 3200 dosis ( Defensor 3) Pelaksanaan di bulan Maret, April, Mei dan Juni. Adapun uraian kegiatan vaksinasi dari tahun dapat terlihat pada tabel 26 dibawah ini: Tabel 18. Jumlah Vaksdinasi Rabies tahun di Kab. Bandung Tahun Jenis HPR Yang di Vaksin ( Ekor ) Anjing Kucing Kera Jumlah , , , , , , , , ,449 1,751-5,200 Sumber: laporan kegiatan bidang kesehatan hewan tahun 2012 Vaksinasi rabies pada tahun 2012 meningkat dari tahun sebelumnya dengan alasan pada tahun 2011 vaksinasi rabies dilaksanakan di 31 desa pada 17 kecamatan. Pemilihan desa 21

26 target berdasarkan kondisi geografisnya yang bersebalahan / berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Cianjur yang sangat beresiko tinggi karena daerah tersebut positif rabies, selain itu karena adanya laporan kasus penggigitan dan juga berdasarkan rencana lokasi yang belum tervaksin. Pengulangan lokasi juga merupakan daerah yang dipertimbangkan untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya di tahun Sasaran ketigabelas: Peningkatan pemanfaatan hasil ikutan produksi peternakan serta penerapan teknologi peternakan. Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur kinerja dinas dalam menanggulangi efek samping dari proses pembangunan peternakan dan perikanan kepada lingkungan. Adapun indicator yang digunakan antaralain: Tabel 19. Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran ketigabelas Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Realisasi (%) 2011 Penerapan teknologi Biogas ( unit Penerapan teknologi kompos 175 unit ,71 43 Penerapan teknologi dan sarana prasana peternakan (paket) Berdasarkan tabel pelaksanaanaan pemanfaatan hasil ikutan dari produksi peternakan berupa pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas dapat dicapai 100%. Khusus untuk pemanfaatan kotoran menjadi kompos dari target 35 buah pada renstra/renja 2012 hanya dapat terealisasi sebanyak 30 buah hal ini lebih dikarenakan oleh adanya efisiensi anggaran dan pengalihan anggaran ke sub kegiatan lain yang lebih prioritas seperti peningkatan populasi ternak. Sedangkan untuk sarana prasarana peternakan seperti penerapan teknologi pakan, mesin penetas, dan teknoligi lainnya Analisis Akuntabilitas Keuangan 1. Belanja Tidak Langsung Realisasi anggaran Belanja Tidak Langsung berkaitan erat dengan kondisi kepegawaian Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung. Di dalamnya meliputi Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai, serta Tambahan Penghasilan Pegawai. Adapun uraian realisasi Belanja Tidak Langsung adalah sebagai berikut : Tabel 20. Uraian target dan realisasi belanja tidak langsung pada Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2012 Kode Rekening Uraian Target Realisasi Capaian (%) 5 1 BELANJA TIDAK ,93 LANGSUNG BELANJA PEGAWAI , GAJI DAN ,39 TUNJANGAN Gaji Pokok PNS ,77 22

27 Capaian Kode Rekening Uraian Target Realisasi (%) Tunjangan Keluarga , Tunjangan Jabatan , Tunjangan Fungsional , Tunjangan Umum , Tunjangan Beras , Tunjangan PPH , Pembulatan Gaji , Tambahan Penghasil PNS Tambahan Penghasil Berdasarkan Beban Kerja Tambahan penghasilan berdasarkan obyektif lainnya Insentif Pemungutan Retribusi Daerah Insentif Pemungutan Retribusi Daerah Sumber : Laporan Relisasi anggaran pada Sub Bagian Keuangan , , , Berdasarkan tabel terdapat satu kedering belanja yang 100% tidak dapat dilaksanakan yaitu pada insentif pemungutan retribusi daerah. Hal ini dikarenakan oleh belum tersedianya aturan penunjang tentang persentase upah pungut untuk tim pemungut pada Disnakan yang diatur melalui peraturan Bupati, dikarenakan hal itu maka insentif pemungut retribusi pada Disnakan tidak bisa di realisasikan. Gambaran umum pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan pada akhir Tahun 2012 (Desember) adalah sebagai berikut : Struktur pegawai berdasarkan Golongan : Golongan IV b : 3 orang Golongan IV a : 5 orang Golongan III d : 12 orang Golongan III c : 6 orang Golongan III b : 18 orang Golongan III a : 12 orang Golongan II c : 4 orang Golongan II b : 16 orang Golongan II a : 5 orang Golongan I d : 2 orang Golongan I b : 1 orang Jumlah : 84 orang Sedangkan berdasarkan Perda Nomor 20 tahun 2007 struktur organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan terdiri dari : 23

28 Eselon II b : 1 orang Eselon III a : 1 orang Eselon III b : 4 orang Eselon IV a : 18 orang Eselon IV b : 4 orang Jumlah : 28 orang Pada tahun 2012 terdapat 1 orang pegawai eselon IV.a yang pensiun. 2. Belanja Langsung Besarnya alokasi anggaran Belanja Langsung Dinas Peternakan dan Perikanan pada Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp ,- dan dapat terealisasi sebesar Rp atau 96,91%. Anggaran tersebut dipergunakan untuk : a. Belanja Urusan Wajib pada setiap SKPD dari alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp atau 99,1 % dengan sisa anggaran sebesar Rp ,- Sisa anggaran tersebut berasal dari : - Negosiasi barang jasa - Serta penunjang pengadaan barang jasa. - Sisa pembayaran rekening telepon dan listrik. b. Belanja Urusan Pilihan sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau 96,6% dengan sisa anggaran sebesar Rp ,- Adapun sisa anggaran tersebut berasal dari : - Hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa - Beberapa penunjang yang tidak dilaksanakan - Sub kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan seperti pengadaan mesin pemintal bulu domba. - Perjalanan dinas. Secara rinci pencapaian kinerja keuangan Tahun Anggaran 2012 berdasarkan program dan kegiatan adalah sebagai berikut: Tabel 21. Ringkasan anggaran Belanja Langsung TA 2012 Koderek Pro U R A I A N Target (Rp) Realisasi (Rp) % g Keg URUSAN WAJIB SETIAP SKPD 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik 03 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta ala,

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) 231590 Garut PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 1 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN P erencanaan Strategis Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan merupakan bagian dari implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) Instansi Visi : Dinas, : Terwujudnya Masyarakat Yang Sehat dan Produktif Melalui Pembangunan, Kelautan dan yang Berwawasan agribisnis dan Berbasis Sumberdaya lokal Misi 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2014 LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2015 KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Strategis (RENSTRA) 20142019 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana program indikatif dimaksudkan sebagai pedoman bagi aktifitas pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1. Capaian Kinerja Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Tujuan 1 Sasaran : Meningkatkan

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : WORKSHOP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA RABIES DINAS PETERNAKAN KAB/KOTA SE PROVINSI ACEH - DI

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA SKPD Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timnur untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis SKPD sesuai dengan

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014 MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014 No Program/ Kegiatan Rincian Pekerjaan 1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 1.1 Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III ANGGARAN, REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA

BAB III ANGGARAN, REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA BAB III ANGGARAN, REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA 1.1. Pendapatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Sub Sektor Peternakan dan Perikanan yang menjadi tanggung jawab Dinas Peternakan dan Perikanan sebagaimana

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016-2021 DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PANGAN DAN PERIKANAN Jl. Raya Soreang Km 17 Bandung Telp. (022) 5891695 Fax

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) Pemerintah Kabupaten Blitar PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PERTERNAKAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 Jl. Cokroaminoto No. 22 Telp. (0342) 801136 BLITAR 1 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5. NO KOMODITAS POPULASI (EKOR) PRODUKSI DAGING (TON) 1 Sapi Potong 112.249 3.790,82 2 Sapi Perah 208 4,49 3 Kerbau 19.119 640,51 4 Kambing 377.350 235,33 5 Domba 5.238 17,30 6 Babi 6.482 24,55 7 Kuda 31

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014 SKPD No Misi dan kebijakan : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Program yang direncanakan CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014 Indikator Program

Lebih terperinci

Formulir Evaluasi Hasil Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2015

Formulir Evaluasi Hasil Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2015 Formulir Evaluasi Hasil Renja Dinas Peternakan dan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2015 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan x Belanja Rutin x xx Belanja Rutin x xx 1

Lebih terperinci

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Aceh Target Indikator Lainnya Target Renstra ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj.IP) LAPORAN KINERJA INSTANSI DINAS TANAMAN PEMERINTAH PANGAN DAN PETERNAKAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN PACITAN LAPORAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014 BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS JL. MUHAMMAD AMIN KM. 12,5 MUARA BELITI TELP. (0733) 4540026 E-Mail. Nakkanmusirawas@Gmail.Com TAHUN 2015

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT REALISASI RUPIAH MURNI REALISASI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Pembangunan Peternakan Provinsi Jawa Timur selama ini pada dasarnya memegang peranan penting dan strategis dalam membangun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA Medan, Desember 2014 PENDAHULUAN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Suamtera Utara sebagai salah

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016-2021 DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PANGAN DAN PERIKANAN Jl. Raya Soreang Km 17 Bandung Telp. (022) 5891695 Fax

Lebih terperinci

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 06 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 07 PEMERINTAH KOTA DEPOK Nama OPD :.0.0. DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Halaman dari 6 Indikator Rencana Tahun 06 (Tahun Rencana)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKjIP) 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

LAPORAN KINERJA (LKjIP) 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT LAPORAN KINERJA (LKjIP) 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LAHAT Jalan Pramuka no.063 Tr.Kemambang Lahat Telepon/Fax (0731) 321886 Kode

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD tahun 2014

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD tahun 2014 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD tahun 2014 Nama SKPD : Dinas Pertanian Lembar... Dari... Kode Urusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan program/kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcame)/Kegiatan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 206-202 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG 206 PROVINSI BALI BUPATI BADUNG KEPUTUSAN

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN IKU Indikator Kinerja Utama RPJMD RKA Rencana Kerja dan Anggaran DPA Dokumen Pelaksanaan Anggaran RENSTRA Rencana Strategis RKT Rencana Kinerja Tahunan PK Perjanjian Kinerja KINERJA AKTUAL Eselon II Eselon

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Peternakan adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja (Renja) Dinas Peternakan Kabupaten Bima disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk merencanakan berbagai kebijaksanaan dan strategi percepatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2009-2014 1. VISI : Terwujudnya peningkatan kontribusi subsektor peternakan terhadap perekonomian. 2. MISI : 1. Menjamin pemenuhan kebutuhan produk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 205 I. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) merupakan dokumen perencanaan yang disusun berpedoman kepada Rencana Strategis (Renstra) dan mengacu

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp) BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2009 3.1. Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Tahun 2008 Program yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian Tahun 2008 berdasarkan Prioritas Pembangunan Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016 1 KATA PENGANTAR Kewajiban penyusunan Perjanjian Kinerja didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014 CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014 1 Peningkatan Produksi Ternak Dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal a. Pengembangan Kawasan Sapi Potong (Kelompok) 378 335 88,62 b. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Pean adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Tujuan Sasaran RPJMD Kinerja Utama Program dan Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016 Disampaikan pada: MUSRENBANGTANNAS 2015 Jakarta, 04 Juni 2015 1 TARGET PROGRAM

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI V isi dan misi organisasi Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut ditujukan untuk menunjang visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata ala yang telah memberi rahmat dan karunia-nya, sehingga dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA BIMA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KOTA BIMA TAHUN 2016

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

VISI. Terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera melalui peningkatan pembangunan peternakan.

VISI. Terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera melalui peningkatan pembangunan peternakan. VISI Terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera melalui peningkatan pembangunan peternakan. MISI 1. Meningkatkan peluang ekonomi dan lapangan kerja untuk kemandirian dan kesejahteraan masyarakat di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) SUMBER DANA (INTERNAL DAN EKSTERNAL) 1 Meningkatnya layanan masyarakat tanbunakhut

Lebih terperinci

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD SASARAN RPJMD Meningkatnya produktivitas PDRB ADHB usaha masyarakat, koperasi, UMKM berbasis pertanian dan

Lebih terperinci

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

BAB II. PERJANJIAN KINERJA BAB II. PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009-2014 Rencana Stategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 2014 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2014

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadhirat Allah SWT atas berkat dan karunia-nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR SERTA SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Lampiran. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 0 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN MISI : Mewujudkan Peningkatan Produksi dan Konsumsi Hasil Peternakan PROGRAM. Pengembangan data/ informasi/ statistik

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN 2017 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Unit 11 (Lantai 2 dan 3) PUSAT PEMERINTAHAN MANGUPRAJA

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B A N D U N G D I N A S P E R T A N I A N

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B A N D U N G D I N A S P E R T A N I A N Lakip Disnakan TA 2010 1 P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B A N D U N G D I N A S P E R T A N I A N 2 0 1 7 KATA PENGANTAR P uji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta ala, yang

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21 DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 21 Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50 Kota Prabumulih 50 III.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Rutin, Pembangunan dan Penerimaan Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3) PUSAT PEMERINTAHAN MANGUPRAJA MANDALA Jalan Raya Sempidi, Mangupura,

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

Purwokerto, Juli 2013 Juni Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas. Ir. H. SUGIYATNO, MM NIP

Purwokerto, Juli 2013 Juni Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas. Ir. H. SUGIYATNO, MM NIP Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap satuan kerja Pemerintahan diwajibkan membuat Rencana Strategis (Renstra) sebagai pedoman kerja

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 113 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG A. Dasar Pembentukan Organisasi Pembentukan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur merupakan unsur pelaksana urusan Pemerintahan di bidang peternakan yang berada

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalammu alaikum wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalammu alaikum wr. Wb KATA PENGANTAR Assalammu alaikum wr. Wb Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan Laporan Kinerja (LAKIP) Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2015. Laporan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PETERNAKAN

Lebih terperinci