BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng"

Transkripsi

1 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, setiap Daerah diwajibkan untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah sebagai rencana kerja tahunan. Selain itu setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah diwajibkan pula untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra SKPD) untuk periode lima tahun dan Rencana Kerja (Renja SKPD) untuk periode satu tahun, sebagaimana yang diamanatkan dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) adalah dokumen SKPD untuk periode 5 (lima) tahun yang disusun untuk (1) menjamin adanya konsistensi perencanaan dan pemilihan program dan kegiatan prioritas sesuai dengan kebutuhan masyarakat, (2) menjamin komitmen terhadap kesepakatan program dan kegiatan yang dibahas secara partisipatif dengan melibatkan semua stakeholders pembangunan, dan (3) memperkuat landasan penentuan program dan kegiatan tahunan SKPD secara kronologis, sistematis, dan berkelanjutan. Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan program sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) SKPD, yang disusun dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun yang merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Soppeng. Berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai SKPD yang bertanggung jawab merumuskan kebijakan teknis, pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum, pembinaan teknis, pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang kebudayaan dan pariwisata, pengelolaan ketatausahaan Dinas, pelaksanaan tugas lain di bidang kebudayaan dan pariwisata yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Selain Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tersebut di atas, Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini juga disusun berdasarkan arahan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan

2 9 Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Soppeng dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng ini merupakan salah satu dokumen teknis operasional sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun , di bidang kebudayaan dan pariwisata. Rencana Strategis ini selanjutnya akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng (Renja) sebagai masukan bagi penyusunan dan penetapan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai cikal bakal penyusunan dan penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setiap tahunnya. Dalam proses penyusunan renstra ini diawali dengan pembentukan tim penyusun lingkup SKPD Dinas kebudayaan dan Pariwisata untuk menyusun draf dan setiap langkah penyusunannya senantiasa berkonsultasi dengan Bappeda, sebagai langkah finalisasi penyusunan renstra yang akan menjadi dokumen perencanaan lima tahun kedepan. Secara hirarki kedudukan rencana strategis ( RENSTRA ) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng Tahun dapat dijelaskan sbb : RPJP Nasional RPJM Nasional RPJP Propinsi Dan RPJMD Propinsi RPJMD Kabupaten RENJA SKPD RENSTRA SKPD

3 Landasan Hukum Landasan Hukum dalam penyusunan rencana Strategis SKPD Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4483); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun ; 23. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun ;

5 Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun ; 25. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 02 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 26. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 90); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Setda, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 91); 28. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 92); 29. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 93); 30. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2009 Nomor 98); 31. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Soppeng Tahun , (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor Tahun 2010, 111); 32. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2012 Tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 3); 33. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 4); 34. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha; (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 5); 35. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 06 Tahun 2012 tentang Retribusi Perizinan Tertentu; (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 6); 36. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun ; 37. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Pemerintah Kabupaten Soppeng.

6 Maksud dan Tujuan a. Maksud Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tahun ini disusun dengan maksud untuk dipahami dan dipedomani oleh berbagai pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pembangunan bidang kebudayaan dan pariwisata baik secara langsung maupun tidak langsung, baik yang berupa fisik maupun non fisik, tentang gambaran pembangunan kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Soppeng dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Kesamaan persepsi dan kesamaan pemahaman terhadap pola pembangunan dengan berbagai kebijakan dan skala prioritas yang akan dilakukan, diharapkan akan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan yang serasi dan didukung secara penuh oleh insan budaya dan keberpihakan pada ekonomi masyarakat, penciptaan lapangan kerja dan kelestarian lingkungan. b. Tujuan Tujuan dari penyusunan renstra ini adalah: 1. Sebagai landasan dan menjadi acuan (guides line) dalam penyusunan strategi dan program kegiatan yang dilaksanakan oleh stakeholder bidang kebudayaan dan pariwisata di Kabupaten Soppeng. 2. Menjamin adanya konsistensi Pelaksanaan Program terhadap masalah dan potensi daerah serta kegiatan rutin sesuai dengan ketentuan pembangunan pariwisata dan kebudayaan daerah. 3. Menjamin komitmen terhadap kesepakatan program pembangunan yang sudah difokuskan secara partisipatip dengan semua Stekholder pelaku pariwisata mulai dari penetapan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sehingga dengan demikian setiap program dan kegiatan yang akan dilaksanakan setiap tahun anggaran harus mengacu pada renstra dinas yang berpedoman pada RPJMD Kab. Soppeng Tahun Sebagai dokumen perencanaan lima tahunan yang dipedomani dalam menjabarkan rencana kerja tahunan Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dokumen Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng Tahun adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang yakni menguraikan secara ringkas pengertian dan fungsi Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan dan keterkaitannya RPJMD, Landasan hukum yakni memuat penjelasan tentang berbagai instrumen peraturan yang mengatur tentang struktur organisasi,

7 14 tugas dan fungsi dan kewenangan Disbudpar serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran Disbudpar. Maksud dan tujuan yakni menguraikan tentang maksud dan tujuan penyusunan Renstra Disbudpar Kab. Soppeng, dan sistematika penulisan menguraikan tentang pokok bahasan dalam penulisan Renstra. BAB II Gambaran Pelayanan SKPD Berisi uraian tentang tugas pokok, fungsi dan Stuktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng, Sumberdaya Disbudpar, dan Kinerja Pelayanan Disbudpar serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Disbudpar Kab. Soppeng. BAB III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Berisi uraian ringkas tentang permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Disbudpar Kab. Soppeng, telaah visi, misi dan program gubernur, telaah Renstra Kementerian Pariwisata dan Resntra Disbudpar sebagai dasar menentukan isu-isu strategis. BAB IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan Berisi uraian ringkas tentang Visi dan Misi Disbudpar, memuat pola mengenai tujuan serta sasaran jangka menengah SKPD, strategi dan kebijakan dalam rangka Pengembangan Potensi Budaya dan Pariwisata Tahun BAB V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif. Menguraikan tentang rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dan sumbernya, baik yang berasal dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN, dan sumber pendanaan lainnya yang sah dalam periode lima tahun dan tahunan. BAB VI Indikator Kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Berisi tentang indikator kinerja Disbudpar yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Lima Tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun BAB VII Penutup Berisi tentang uraian pentingnya pelaksanaan dan konsistensi Renstra dalam implementasinya. Lampiran

8 15 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan Perda Nomor 03 Tahun 2008 tentang pembentukan Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng BAB VIII Pasal 18 dan 19, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai Tugas pokok dan Fungsi sebagai berikut : Tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng mempunyai Tugas melaksanakan sebagian kewenangan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Kebudayaan dan Pariwisata yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Fungsi Untuk menyelenggarakan Tugas tersebut di atas, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai Fungsi sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan tekhnis dibidang Kebudayaan. b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan dibidang Kebudayaan dan Pariwisata. c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup dan kewenangannya. d. Pengelolaan administrasi umum, meliputi ketatalaksanaan keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan. e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Untuk mengetahui dengan jelas mengenai Tugas pokok dan Fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Bidang-Bidang, dan Sub Bagian/Sub Bidang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kepala Dinas: (1) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibidang Kebudayaan dan Pariwisata yang ditugaskan kepada daerah dibidang Pembinaan Sejarah dan Cagar Budaya, Pembinaan Kesenian dan Tradisional, Destinasi dan Promosi Pariwisata dan Pengembangan dan SDM Pariwisata. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas mempunyai fungsi : a. Perumusan, pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Pembinaan Sejarah dan Cagar Budaya;

9 16 b. Perumusan, pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Pembinaan Kesenian dan Tradisional; c. Perumusan, pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Destinasi dan Promosi Pariwisata; d. Perumusan, pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Pengembangan dan SDM Pariwisata; e. Perumusan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan kesekretariatan yang menunjang tugas pokok organisasi. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sebagai berikut : a. Menyusun kebijakan, merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan penyelenggarakan kebijakan serta menyusun Renstra Dinas sesuai dengan Visi dan Misi daerah; b. Merumuskan program kerja sesuai Renstra Dinas; c. Mengoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan lingkup Dinas; d. Membina Kepala Sekretariat dan para Kepala Bidang dalam melaksanakan tugasnya; e. Mengarahkan pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Dinas; f. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Dinas; g. Memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas pokok organisasi agar senantiasa berjalan normal; h. Mengevaluasi pelaksanaan tugas pokok organisasi agar senantiasa sesuai dengan rencana dan target yang ditetapkan; i. Melaporkan dan memberi saran kepada atasan terkait capaian pelaksanaan tugas pokok organisasi; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang Pembinaan Sejarah dan Cagar Budaya; k. Menyelenggaraka Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang Pembinaan Kesenian dan Tradisional; l. Menyelenggarakan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Destinasi dan Promosi Pariwisata; m. Menyelenggarakan dukungan tugas penataan dan peningkatan kapasitas Kebudayaan dan Pariwisata; n. Mengoordinasikan penyelenggaraan tugas pembinaan pada kesekretariatan agar tercipta sinkronisasi kebijakan penyelenggaraan tugas lingkup Dinas;

10 17 o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 2. Sekretaris Dinas: (1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, mempunyai tugas memimpin dan melaksanaka penyiapan bahan dalam rangka penyelenggaraan dan koordinasi pelaksanaan sub bagian umum dan kepegawaian, perencanaan, pelaporan dan keuangan serta memberikan pelayanan administrasi dan fungsional kepada semua unsur dalam lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis, perencanaan, monitoring dan pelaporan kegiatan dibidang umum kepegawaian; b. Perumusan kebijakan teknis, perencanaan, monitoring dan pelaporan kegiatan dibidang perencanaan dan pelaporan c. Perumusan kebijakan teknis, perencanaan, monitoring dan pelaporan kegiatan dibidang keuangan ; d. Pembinaan dan pengoordinasian pelaksanaan tugas dibidang umum, kepegawaian, perencanaan dan pelaporan dan keuangan; e. Pelaksanaan tugas lain yang berikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya; (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut : a. Merencanakan operasional kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Memberi petunjuk kepada bawahan terkait perumusan kebijakan, operasionalisasi dan pelaporannya; d. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup sekretariat; e. Mengatur pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup sekretariat; f. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam lingkup Sekretariat; g. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; h. Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan serta menetapkan kebijakan dibidang umum, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan;

11 18 i. Mengelola dan mengoordinasikan pelaksanaan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkup Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; j. Mengelola dan mengoordinasikan pelaksanaan urusan umum dan kepegawaian; k. Mengelola dan mengoordinasikan pelaksanaan urusan perencanaan dan pelaporan; l. Mengelola dan mengoordinasikan pelaksanaan urusan keuangan; m. Mengelola dan mengoordinasikan pelaksanaan urusan perlengkapan; n. Mengoordinasikan penyiapan bahan dan penyusunan RKA, DPA, LAKIP, RENSTRA dan RENJA dan/atau dokumen perencanaan berdasarkan peraturan perundangundangan; o. Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan kesekretariatan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; p. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian: (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian mempunyai tugas menyiapkan bahan, menghimpun mengelola dan melaksanakan administrasi, urusan ketatausahaan Dinas meliputi pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, protokol, perjalanan dinas, tatalaksana, perlengkapan, kepegawaian dan tugas umum lainnya berdasarkan pedomanan yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang umum dan kepegawaian; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang umum dan kepegawaian; c. Pembinaan dan pengkoordinasian pelaksanaan tugas dibidang umum dan kepegawaian; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut : a. Merencanakan kegiatan tahunan sebagai podoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup sub bagian; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup sub bagian;

12 19 e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup sub bagian; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Mengelola dan melaksanakan urusan rumah tangga dan surat menyurat; h. Mengelola dan melaksanakan urusan kearsipan; i. Mengelola dan melaksanakan urusan keprotokoleran dan perjalan dinas; j. Mengelola dan melaksanakan urusan ketatalaksanaan; k. Mengelola dan melaksanakan urusan perlengkapan; l. Mengelola dan melaksanakan urusan kepegawaian; m. Mengelola dan melaksanakan urusan umum lainnya; n. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik secara lisan maupun tertulis. 4. Sub Bagian Perencanan dan Pelaporan: (1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan, menghimpun, mengelola dan melaksanakan administrasi urusan perencanaan dan pelaporan serta melakukan pembinaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan dan pelaporan, berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang perencanaan dan pelaporan; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang perencanaan dan pelaporan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan dan pelaporan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang terkait dengan perencanaan dan pelaporan sebagai berikut : a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan serta penganggaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup sub bagian;

13 20 d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup sub bagian; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup sub bagian; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Menghimpun dan mempersiapkan bahan penyusunan laporan dibidang Kebudayaan dan Pariwisata; h. Mengoordinasikan pelaksanaan perencanaan program dan kegiatan, dan pelaporan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ; i. Menginventarisir permasalahan-permasalahan pelaksanaan program kegiatan; j. Melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan RKA, DPA, LAKIP, RENSTRA, RENJA dan /atau dokumen perencanaan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku; k. Melakukan pengumpulan data realisasi capaian kinerja bulanan; l. Melakukan pengolahan data laporan capaian kinerja triwulan, semester; m. Melakukan pengolahan data LAKIP SKPD; n. Melakukan pengolahan data revisi anggaran untuk kebutuhan rencana kerja tahunan SKPD; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 5. Sub Bagian Keuangan: (1) Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan, menghimpun, mengolah dan melaksanakan administrasi keuangan atau penatausahaan keuangan meliputi penyusunan anggaran, verifikasi, perbendaharaan, pembukuan, dan pelaporan keuangan berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang keuangan; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang keuangan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang keuangan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang terkait dengan pengelolaan keuangan sebagai berikut :

14 21 a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan serta penganggaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup sub bagian; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup sub bagian; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup sub bagian; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Membuat daftar usulan kegiatan; h. Membuat daftar gaji dan melaksanakan penggajian; i. Menyiapkan proses administrasi terkait dengan penatausahaan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku; j. Melaksanakan perbendaharaan keuangan; k. Mengoordinasikan penyusunan rencana anggaran untuk periode lima tahunan dan tahunan; l. Mengelola dan melaksanakan verifikasi angggaran; m. Mengelola dan melaksanakan pembukuan dan pelaporan keuangan; n. Melaksanakan pengendalian tugas pembantu pemegang kas; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 6. Bidang Pembinaan Sejarah dan Cagar Budaya: (1) Bidang Pembinaan Sejarah dan Cagar Budaya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan dibidang sejarah dan nilai-nilai tradisional, purbakala dan cagar budaya dan pengelolaan museum berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis, perencanaan, monitoring dan pelaporan kegiatan bidang Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional, Purbakala dan Cagar Budaya, Pengelolaan Museum;

15 22 b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan dibidang Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional, Purbakala dan Cagar Budaya, Pengelolaan Museum; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional, Purbakala dan Cagar Budaya, Pengelolaan Museum; d. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya; (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) sebagai berikut : a. Merencanakan operasional kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Memberi petunjuk kepada bawahan terkait perumusan kebijakan, operasionalisasi dan pelaporannya; d. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup bidang; e. Mengatur pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup bidang; f. Mengoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam lingkup bidang; g. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; h. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Pembinaan Sejarah dan Cagar Budaya; i. Melakukan koordinasi dengan SKPD terkait terhadap penyelenggaraan program dan kegiatan dibidang Pembinaan Sejarah dan Cagar Budaya; j. Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan Pembinaan Sejarah dan Cagar Budaya dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; k. Melakukan pembinaan dan penanganan bidang Pembinaan Sejarah dan Cagar Budaya; l. Melakukan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional; m. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Purbakala dan Cagar Budaya; n. Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan bidang Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional, Purbakala dan Cagar Budaya, Pengelolaan Museum; o. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional, Purbakala dan Cagar Budaya, Pengelolaan Museum; p. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

16 23 7. Seksi Sejarah dan Nilai-nilai Tradisional: (1) Seksi Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi seksi sejarah dan nilai-nilai tradisional berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang sejarah dan nilai-nilai tradisional; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang sejarah dan nilai-nilai tradisional; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang sejarah dan nilai-nilai tradisional; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebagai berikut : a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan Seksi Sejarah dan Nilai- Nilai Tradisional sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang Sejarah dan Nilai- Nilai Tradisional serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional i. Mengkoordinasikan kegiatan dengan SKPD terkait bidang Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas bidang Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional; k. Melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional;

17 24 l. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah sehingga lebih efektif dalam Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional; m. Melaksanakan monitoring bidang Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional; n. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan bidang Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 8. Seksi Purbakala dan Cagar Budaya: (1) Seksi Purbakala dan Cagar Budaya dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi purbakala dan cagar budaya berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang purbakala dan cagar budaya; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang purbakala dan cagar budaya; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang purbakala dan cagar budaya; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebagai berikut : a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan Seksi Purbakala dan Cagar Budaya sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang kajian dampak lingkungan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Purbakala dan Cagar Budaya;

18 25 i. Mengkoordinasikan kegiatan dengan SKPD terkait bidang Purbakala dan Cagar Budaya; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas bidang Purbakala dan Cagar Budaya; k. Melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Purbakala dan Cagar Budaya; l. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah sehingga lebih efektif dalam Purbakala dan Cagar Budaya; m. Melaksanakan monitoring bidang Purbakala dan Cagar Budaya; n. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan bidang Purbakala dan Cagar Budaya; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 9. Seksi Pengelolaan Museum: (1) Seksi Pengelolaan Museum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi pengelolaan museum berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan museum; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan museum; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan museum; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebagai berikut : a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan Seksi Pengelolaan Museum sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas;

19 26 g. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang Pengelolaan Museum serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Pengelolaan Museum; i. Mengkoordinasikan kegiatan dengan SKPD terkait bidang Pengelolaan Museum; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas bidang Pengelolaan Museum; k. Melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Pengelolaan Museum; l. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah sehingga lebih efektif dalam Pengelolaan Museum; m. Melaksanakan monitoring bidang Pengelolaan Museum; n. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan bidang Pengelolaan Museum; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 10. Bidang Pembinaan Kesenian dan Tradisional: (1) Bidang Pembinaan Kesenian dan Tradisional dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan dibidang seni musik, tari tradisional, modern dan kontenporer, seni teater, photo dan film dan permainan rakyat berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis, perencanaan, monitoringdan pelaporan kegiatan dibidang seni musik, tari tradisional, modern dan kontenporer, seni teater, photo dan film dan permainan rakyat; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang seni musik, tari tradisional, modern dan kontenporer, seni teater, photo dan film dan permainan rakyat; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang seni musik, tari tradisional, modern dan kontenporer, seni teater, photo dan film dan permainan rakyat; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) sebagai berikut: a.merencanakan operasional kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata;

20 27 c. Memberi petunjuk kepada bawahan terkait perumusan kebijakan, operasionalisasi dan pelaporannya; d. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup bidang; e. Mengatur pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup bidang; f. Mengoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam lingkup bidang; g. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; h. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Pembinaan Kesenian dan Tradisional ; i. Melakukan koordinasi dengan SKPD terkait terhadap penyelenggaraan program dan kegiatan dibidang Pembinaan Kesenian dan Tradisional; j. Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan Pembinaan Kesenian dan Tradisional dan menyiapkan bah an petunjuk pemecahan masalah; k. Melakukan pembinaan dan penanganan bidang Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer; l. Melakukan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang Seni Teater, Photo dan Film; m. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Permainan Rakyat; n. Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan bidang Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer; Seni Teater, Photo dan Film, Permainan Rakyat; o. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer; Seni Teater, Photo dan Film, Permainan Rakyat; p. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 11. Seksi Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontemporer: (1) Seksi Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi seni musik, tari tradisional, modern dan kontenporer berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi mempunyai fungsi :

21 28 a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang seni musik, tari tradisional, modern dan kontenporer; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang seni musik, tari tradisional, modern dan kontenporer; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang seni musik, tari tradisional, modern dan kontenporer; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebagai berikut: a.merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan Seksi Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer; i. Mengkoordinasikan kegiatan dengan SKPD terkait bidang Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas bidang Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer; k. Melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer; l. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah sehingga lebih efektif dalam Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer; m. Melaksanakan monitoring bidang Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer; n. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan bidang Seni Musik, Tari Tradisional, Modern dan Kontenporer;

22 29 o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 12. Seksi Seni Teater, Photo dan Film : (1) Seksi Seni Teater, Photo dan Film dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi seni teater, photo dan film berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi mempunyai fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang seni teater, photo dan film; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang seni teater, photo dan film; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang seni teater, photo dan film; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebagai berikut: a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan Seksi Seni Teater, Photo dan Film sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang Seni Teater, Photo dan Film serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Seni Teater, Photo dan Film; i. Mengkoordinasikan kegiatan dengan SKPD terkait bidang Seni Teater, Photo dan Film; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas bidang Seni Teater, Photo dan Film; k. Melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Seni Teater, Photo dan Film; l. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah sehingga lebih efektif dalam Seni Teater, Photo dan Film; m. Melaksanakan monitoring bidang Seni Teater, Photo dan Film;

23 30 n. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan bidang Seni Teater, Photo dan Film; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 13. Seksi Permainan Rakyat : (1) Seksi Permainan Rakyat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi permainan rakyat berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang permainan rakyat; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang permainan rakyat; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang permainan rakyat; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebagai berikut : a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan Seksi permainan rakyat sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang permainan rakyat serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang permainan rakyat; i. Mengkoordinasikan kegiatan dengan SKPD terkait bidang permainan rakyat; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas bidang permainan rakyat; k. Melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang permainan rakyat; l. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah sehingga lebih efektif dalam permainan rakyat; m. Melaksanakan monitoring bidang permainan rakyat;

24 31 n. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan bidang permainan rakyat; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 14. Bidang Destinasi dan Promosi Pariwisata mempunyai tugas : (1) Bidang Destinasi dan Promosi Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan dibidang pengelolaan daya tarik dan wawasan strategis pariwisata, destinasi wisata unggulan dan pengelolaan usaha pariwisata berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis, perencanaan, monitoring dan pelaporan kegiatan dibidang pengelolaan daya tarik dan wawasan strategis pariwisata, destinasi wisata unggulan dan pengelolaan usaha pariwisata; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan dibidang pengelolaan daya tarik dan wawasan strategis pariwisata, destinasi wisata unggulan dan pengelolaan usaha pariwisata; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan daya tarik dan wawasan strategis pariwisata, destinasi wisata unggulan dan pengelolaan usaha pariwisata; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) sebagai berikut : a. Merencanakan operasional kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Memberi petunjuk kepada bawahan terkait perumusan kebijakan, operasionalisasi dan pelaporannya; d. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup bidang; e. Mengatur pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup bidang; f. Mengoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam lingkup bidang; g. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas;

25 32 h. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Destinasi dan Promosi Pariwisata; i. Melakukan koordinasi dengan SKPD terkait terhadap penyelenggaraan program dan kegiatan dibidang Destinasi dan Promosi Pariwisata; j. Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan Destinasi dan Promosi Pariwisata dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; k. Melakukan pembinaan dan penanganan bidang Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata; l. Melakukan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang Destinasi Wisata Unggulan; m. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pengelolaan Usaha Pariwisata; n. Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan bidang Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata; Destinasi Wisata Unggulan, Pengelolaan Usaha Pariwisata; o. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata; Destinasi Wisata Unggulan, Pengelolaan Usaha Pariwisata; p. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.; 15. Seksi Pengelolaan Daya Tarik dan wawasan Strategis Pariwisata: (1) Seksi Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi pengelolaan daya tarik dan wawasan strategis pariwisata berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi mempunyai fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan daya tarik dan wawasan strategis pariwisata; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan daya tarik dan wawasan strategis pariwisata; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan daya tarik dan wawasan strategis pariwisata;

26 33 d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebagai berikut: a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan Seksi Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata; i. Mengkoordinasikan kegiatan dengan SKPD terkait bidang Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas bidang Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata; k. Melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata; l. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah sehingga lebih efektif dalam Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata; m. Melaksanakan monitoring bidang Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata; n. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan bidang Pengelolaan Daya Tarik dan Wawasan Strategis Pariwisata; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

27 Seksi Destinasi Wisata Unggulan: (1) Seksi Destinasi Wisata Unggulan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi destinasi wisata unggulan berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang destinasi wisata unggulan; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang destinasi wisata unggulan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang destinasi wisata unggulan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebagai berikut: a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan Seksi Destinasi Wisata Unggulan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang inventarisasi RPPLH dan KLHS serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Destinasi Wisata Unggulan; i. Mengkoordinasikan kegiatan dengan SKPD terkait bidang Destinasi Wisata Unggulan; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas bidang Destinasi Wisata Unggulan; k. Melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Destinasi Wisata Unggulan; l. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah sehingga lebih efektif dalam Destinasi Wisata Unggulan; m. Melaksanakan monitoring bidang Destinasi Wisata Unggulan; n. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan bidang Destinasi Wisata Unggulan; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

28 Seksi Pengelolaan Usaha Pariwisata: (1) Seksi Pengelolaan Usaha Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi pengelolaan usaha pariwisata berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan usaha pariwisata; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan usaha pariwisata; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan usaha pariwisata; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebagai berikut: a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan Seksi Pengelolaan Usaha Pariwisata sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang inventarisasi RPPLH dan KLHS serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Pengelolaan Usaha Pariwisata; i. Mengkoordinasikan kegiatan dengan SKPD terkait bidang Pengelolaan Usaha Pariwisata; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas bidang Pengelolaan Usaha Pariwisata; k. Melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Pengelolaan Usaha Pariwisata;

29 36 l. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah sehingga lebih efektif dalam Pengelolaan Usaha Pariwisata; m. Melaksanakan monitoring bidang Pengelolaan Usaha Pariwisata; n. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan bidang Pengelolaan Usaha Pariwisata; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 18. Bidang Pengembangan dan SDM Pariwisata: (1) Bidang Pengembangan dan SDM Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan dibidang Sarana dan Prasarana Objek Wisata, Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pengembangan Sumber Daya Kepariwisataan berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang mempunyai fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis, perencanaan, monitoring dan pelaporan kegiatan dibidang sarana dan prasarana Objek Wisata, pengembangan ekonomi kreatif dan pengembangan sumber daya kepariwisataan; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan dibidang sarana dan prasarana Objek Wisata, pengembangan ekonomi kreatif dan pengembangan sumber daya kepariwisataan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang sarana dan prasarana Objek Wisata, pengembangan ekonomi kreatif dan pengembangan sumber daya kepariwisataan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) sebagai berikut: a. Merencanakan operasional kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Memberi petunjuk kepada bawahan terkait perumusan kebijakan, operasionalisasi dan pelaporannya; d. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup bidang; e. Mengatur pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup bidang;

30 37 f. Mengoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam lingkup bidang; g. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; h. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Pengembangan dan SDM Pariwisata ; i. Melakukan koordinasi dengan SKPD terkait terhadap penyelenggaraan program dan kegiatan dibidang Pengembangan dan SDM Pariwisata; j. Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan Pengembangan dan SDM Pariwisata dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; k. Melakukan pembinaan dan penanganan bidang Sarana dan Prasarana Objek Wisata l. Melakukan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang Pengembangan Ekonomi Kreatif; m. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pengembangan Sumber Daya Kepariwisataan; n. Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan bidang Sarana dan Prasarana Objek Wisata, Pengembangan Ekonomi Kreatif, Pengembangan Sumber Daya Kepariwisataan; o. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang Sarana dan Prasarana Objek Wisata, Pengembangan Ekonomi Kreatif, Pengembangan Sumber Daya Kepariwisataan; p. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 19. Seksi Sarana dan Prasarana Objek Wisata: (1) Seksi Sarana dan Prasarana Objek Wisata dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi sarana dan prasarana Objek Wisata berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi mempunyai fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang sarana dan prasarana Objek Wisata;

31 38 b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang sarana dan prasarana Objek Wisata; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang sarana dan prasarana Objek Wisata; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebagai berikut: a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan Seksi Sarana dan Prasarana Objek Wisata sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang Sarana dan Prasarana Objek Wisata serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Sarana dan Prasarana Objek Wisata; i. Mengkoordinasikan kegiatan dengan SKPD terkait bidang Sarana dan Prasarana Objek Wisata; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas bidang Sarana dan Prasarana Objek Wisata; k. Melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Sarana dan Prasarana Objek Wisata; l. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah sehingga lebih efektif dalam Sarana dan Prasarana Objek Wisata; m. Melaksanakan monitoring bidang Sarana dan Prasarana Objek Wisata; n. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan bidang Sarana dan Prasarana Objek Wisata; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

32 Seksi Pengembangan Ekonomi Kreatif: (1) Seksi Pengembangan Ekonomi Kreatif dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi pengembangan ekonomi kreatif berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang pengembangan ekonomi kreatif; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang pengembangan ekonomi kreatif; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengembangan ekonomi kreatif; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebagai berikut: a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan Seksi Pengembangan Ekonomi Kreatif sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas; g. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif; i. Mengkoordinasikan kegiatan dengan SKPD terkait bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif; k. Melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Pengembangan Ekonomi Kreatif;

33 40 l. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah sehingga lebih efektif dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif; m. Melaksanakan monitoring bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif; n. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 21. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan: (1) Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi pengembangan sumber daya kepariwisataan berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang pengembangan sumber daya Manusia kepariwisataan; b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas dibidang pengembangan sumber daya Manusia kepariwisataan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengembangan sumber daya Manusia kepariwisataan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebagai berikut: a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata; c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi; f. Menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas;

34 41 g. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan; i. Mengkoordinasikan kegiatan dengan SKPD terkait bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan; j. Melaksanakan pemberian dukungan atas bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan; k. Melaksanakan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan; l. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah sehingga lebih efektif dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan; m. Melaksanakan monitoring bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan; n. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan; o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis. 22. Tata Kerja a. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta dengan instansi lain sesuai dengan tugas masing-masing. b. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Setiap pimpinan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. d. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.

35 42 e. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan hasil lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya. f. Dalam penyampaian laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. g. Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab masing-masing dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan, dan diharapkan mengadakan rapat-rapat berkala. h. Dalam memperlancar pelaksanaan tugas masing-masing pimpinan organisasi dan/atau pimpinan satuan organisasi wajib melaksanakan pembinaan, pengawasan melekat, pengendalian serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pejabat dan/atau staf di lingkungan unit kerjanya sesuai dengan bidang tugasnya. i. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib melakukan pembinaan terhadap kedisiplinan dan peningkatan kualitas sumber daya pegawai pada bawahannya. j. Sekretaris dalam melaksanakan tugasnya wajib mengkoordinasikan dan memberikan pembinaan secara administrasi pada setiap unsur dalam hal pelaksanaan urusan umum dan kepegawaian, perencanaan dan pelaporan, keuangan dan perlengkapan. k. Masing-masing pejabat struktural dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada pimpinan dan/atau atasan langsungnya sesuai dengan hirarki jenjang jabatan Struktur Organisasi Pada Umumnya Susunan Organisasi adalah suatu gambaran tentang hubungan kerja dalam rangka mencapai tujuan bersama yaitu dengan cara menetapkan hubungan antar pegawai yang melaksanakan tugasnya, sehingga memegang peranan penting dalam pembagian fungsifungsi dan wewenang serta tanggung jawab dalam hubungan kerjasama antar satu dengan lainnya Berdasarkan Peraturan Daerah tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut :

36 43 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SOPPENG KEPALA DINAS PEJABAT FUNGSIONAL SEKRETARIS KASUBAG UMUM & KASUBAG PERENCANAAN & PELAPORAN KASUBAG KABID PEMBINAAN SEJARAH KABID PEMBINAAN KESENIAN KABID DESTINASI KABID PENGEMBANGAN & KASI SEJARAH & KASI SENI MUSIK, TARI TRADISIONAL, KASIPENGELOLAAN DAYA TARIK & WAWASAN STRATEGIS PARIWISATA KASI SARANA & PRASARANA OBJEK WISATA KASI PURBAKALA & KASI SENI TEATER, KASI DESTINASI KASI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATYIF KASI PENGELOLAAN KASI PERMAINAN RAKYAT KASI PENGELOLAAN KASI PENGEMBANGAN SDM KEPARIWISATAAN KWA KWA OMPO KWA Dalam Peraturan Daerah tersebut, disebutkan pula bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng mempunyai tugas melaksanakan urusan otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang Kebudayaan dan pariwisata. yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan berdasarkan Peraturan Perundangan yang berlaku.

37 Profil Sumber Daya SKPD Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng didukung oleh 46 orang pegawai negeri sipil dengan rincian sebagai berikut: 1. Jenis Kelamin - Pria = 29 orang - Wanita = 17 orang Jumlah = 46 orang 2. Pangkat / Golongan - Pembina Utama Muda (IV/c) = 1 orang - Pembina Tk. I (IV/b) = 1 orang - Pembina (IV/a) = 5 orang - Penata Tk. I (III/d) = 6 orang - Penata (III/c) = 4 orang - Penata Muda Tk. I (III/b) = 7 orang - Penata Muda (III/a) = 8 orang - Pengatur Tk. I (II/d) = 0 orang - Pengatur (II/c) = 1 orang - Pengatur Muda Tk. I (II/b) = 3 orang - Pengatur Muda (II/a) = 10 orang J u m l a h = 46 orang 3. Jabatan - Eselon II.b = 1 orang - Eselon III.a = 1 orang - Eselon III.b = 3 orang - Eselon IV.a = 10 orang - Staf = 31 orang J u m l a h = 46 orang Tingkat Pendidikan - S.2 = 6 orang - S.1 = 31 orang - Sarjana Muda = 0 orang - SLTA = 9 orang - SLTP = 0 orang - SD = 0 orang - J u m l a h = 46 orang

38 45 Selain dari potensi SDM aparatur sebagaimana yang diuraikan di atas, juga terdapat tenaga pengelolah Obyek sebanyak 100 orang, seorang sopir dan cleaning service non PNS. 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD Dengan memperhatikan perkembangan lingkungan stratejik baik pada tingkat nasional, regional maupun perkembangan lingkungan stratejik Otonomi Daerah Kabupaten Soppeng yang ditandai dengan semakin meningkatnya tuntutan demokratisasi, transparansi dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di daerah, maka tingkat capaian kinerja berdasarkan sasaran/target Renstra periode sebelumnya, dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

39 46 Tabel 2.1 REVIEW PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN SKPD DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KAB. SOPPENG NO (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) BIDANG KEBUDAYAAN (URUSAN WAJIB) 1 2 INDIKATOR KINERJA SESUAI TIGAS DAN FUNGSI SKPD TARGET SPM TARGET IKK TARGET INDIKATOR LAINNYA TARGET RENSTRA SKPD TAHUN KE- REALISASI CAPAIAN TAHUN KE- RASIO CAPAIN PADA TAHUN KE- Frekuensi Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya 10 kali 6 kali 7 kali 8 kali 9 kali 10 kali 5 kali 14 kali 14 kali 8 kali 10 kali 83.3% 200 % 1,75 % % 100 % Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya 9 buah 5 buah 6 buah 7 buah 8 buah 9 buah 5 buah 7 buah 7 buah 8 buah 5 buah 100 % 116,67% 100 % 100 % 55,55 3 Benda Situs dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % BIDANG PARIWISATA (URUSAN PILIHAN) Jumlah Kunjungan Wisata Persentase Pertumbuhan Wisata Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB org org org org rg org org org org org org % 91.43% 81.59% 90.99% 62.31% 0.96% 0.99% 0.99% 0.98% 0.97% 0.96% 6.92% % % 12.62% % 698,99 % % % % % 1.70% 1.50% 1.60% 1.70% 1, 80 % 1.70% 1.71% 2.40% 2.60% 1.77% 0.60% 114 % 150 % 98,33 % 35,29 % 35.3%

40 47 Dilihat dari tabel diatas, dapat dilihat dengan jelas bahwa bidang kebudayaan (urusan wajib) secara garis besar mencapai realisasi yang diinginkan, namun pada tahun kelima pada indikator kinerja Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya hanya terealisasi 55,5 % disebabkan karena ketersediaan dana anggaran di kegiatan yang mendukung indikator yang dimaksud pada tahun tersebut tidak memungkinkan untuk pemenuhan target. Selain itu hal tersebut dipengaruhi oleh kurangnya sarana seni dan budaya lokal yang variatif dan berbobot untuk mengaktualisasikan seni budaya masyarakat yang dapat memikat perhatian wisatawan dalam dan luar negeri untuk berkunjung ke kabupaten Soppeng. Selain daripada itu pentingnya kerja sama dengan rekanan-rekanan biro perjalanan wisata yang berada diberbagai daerah untuk menginformasikan dan mengatur mengenai jadwal dan event-even yang akan diselenggarakan oleh masyarakat, sehingga waktu yang tepat akan memberikan kesempatan terhadap wisatawan guna menikmati kegiatan budaya yang menarik dan tentu akan memberikan kepuasan dalam kunjungannya ke daerah kita, dengan demikian sudah barang tentu secara tidak langsung mereka yang telah merasakan tentu akan memberikan informasi mengenai nilai plus yang mereka telah dapatkan pada waktu berkunjung. Beraneka ragam seni sebagai perwujudan dari hasil cipta, rasa, karsa, dan karya masyarakat secara turun temurun juga ada di Soppeng yang berupa, Upacara adat yang masih lestari dan terjaga seperti Massappo Wanua, maccera tappareng, pesta rakyat, Musik Tradisional, Mappadendang, Maddaga dan berbagai tradisi budaya berupa peristiwa-peristiwa iniasi yang berhubungan dengan siklus kehidupan manusia kurang mendapat perhatian. Kurang Maksimalnya peran serta masyarakat Soppeng dalam mengembangkan budaya daerah yang menyebabkan kurang dikenalnya berbagai tradisi budaya yang merupakan tradisi unggulan yang bisa di jual keluar guna menarik wisatawan baik itu dari manca negara maupun wiastawan domestik. Sedangkan pada bidang Pariwisata (Urusan Pariwisata) dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisata mengalami penurunan yang signifikan tiap tahunnya, begitupun dengan dua inkator kinerja lainnya yang ikut mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya kemampuan SDM dalam mengelola kebudayaan dan kepariwisataan, baik dari segi pendidikan formal maupun pendidikan non formal, dimana sebagian besar tenaga teknis kebudayaan dan kepariwisataan belum memiliki pendidikan formal sesuai dengan standar pendidikan yang diharapkan ditambah lagi sebagian besar belum sempat mengikuti diklat-diklat substantif yang dapat menambah wawasan mereka dalam mengelola bidang kebudayaan dan kepariwisataan, ditambah lagin aksesibilitas dari dan ke Kabupaten Soppeng serta objek wisata di Kabupaten Soppeng belum memadai berupa jalan menuju beberapa obyek wisata yang belum bagus, seperti akses menuju obyek wisata Citta, Lejja. Sedangkan untuk pengembangan obyek wisata pada saat ini masih perlu perhatian khusus, misalkan saja masih adanya beberapa potensi obyek wisata yang belum dan di kelola dan dikembangkan yang tentu dapat menghasilkan income bagi PAD Kabupaten Soppeng, seperti contoh potensi wisata alam yang

41 48 berada di areal Bulu Dua, Panorama Alam di Jolle, Danau Tempe, Sungai WalanaE, Tappareng LaraddaE, dan lain-lain. yang sangat strategis apabila bisa di kelola dengan baik. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi yakni sarana prasarana pendukung pariwisata yang telah ada yaitu hotel, restoran, rumah makan, tempat hiburan karaoke, pusat pertokoan dan lainnya, masih kurang. Pembenahan infrastruktur yang kurang memadai guna meningkatkan kenyamanan dan daya tarik wisatawan, serta mengefektifkan pengelolaan kawasan obyek wisata yang selama ini belum mendapatkan perhatian, dalam upaya meningkatkan daya saing dengan daerah-daerah lain yang memiliki potensi yang tidak jauh beda dengan potensi obyek wisata yang ada di kabupaten Soppeng. Potensi obyek wisata dan tradisi budaya yang menjadi andalan kepariwisataan Kabupaten Soppeng akan sangat berkembang apabila didukung oleh promosi dan informasi yang efektif, efisien dan berkualitas, artinya pentingnya kerja sama dengan daerah-daerah luar seperti Bali, Jogjakarta dan lain-lain yang telah memiliki citra sebagai daerah wisata yang berhasil dan dikenal oleh dunia, hal itu dilaksanakan agar dapat di adopsi berbagai model ataupun metode dalam mencapai hasil yang telah mereka capai selama ini, tentunya segala yang di adopsi itu adalah aspek-aspek yang memang cocok dan dapat di kembangkan di Kabupaten Soppeng. Capaian kinerja Disbudpar sebagaimana diuraikan pada tabel 1 diatas, didukung oleh tersedianya anggaran. Pada tabel 2 berikut dapat dilihat komposisi anggaran belanja tidak langsung dan belanja langsung pada Disbudpar sejak tahun Jumlah anggaran pada belanja tidak langsung setiap tahun tidak mengalami kenaikan signifikan karena jumlah aparat di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tidak mengalami peningkatan yang mencolok. Adapun untuk belanja langsung yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan sesuai tupoksi SKPD Disbudpar bertambah dari tahun ke tahun jika dibandingkan dengan fungsi dan tanggung jawab SKPD dalam menjalankan 2 urusan wajib pemerintah provinsi yakni Urusan Wajib Kebudayaan dan Urusan Pilihan Pariwisata. Alokasi anggaran belanja langsung dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 2.2 berikut:

42 49 Tabel 2.2 ANGGARAN REALISASI PENDAPATAN PELAYANAN SKPD DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SOPPENG Rasio Antara Realisasi dan Anggaran Pada Tahun Ke- Realisasi Anggaran Pada Tahun Ke- Anggaran Tahun Ke- Uraian (14 (15 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) ) ) Rata-Rata Pertumbuhan Angga Realis ran asi (16) (17) (18) Belanja Daerah 2,852,7 50,922 5,338,8 29,503 5,406,7 89,980 6,179,1 64,389 7,483,8 53,899 2,856,5 85,590 5,108,4 64,201 5,310,3 21,254 5,993,4 43,056 7,167,8 81, ,2 20, ,2 59,26 8 Belanja Tidak Langsung 1,788,4 16,922 2,036,9 60,253 2,111,4 91,980 2,202,8 09,444 2,388,3 76,239 1,805,8 70,158 1,993,4 14,182 2,089,5 44,231 2,144,8 78,337 2,403,9 30, ,9 91, ,6 12, Belanja Pegawai 1,788,4 16,922 2,036,9 60,253 2,111,4 91,980 2,202,8 09,444 2,388,3 76,239 1,805,8 70,158 1,993,4 14,182 2,089,5 44,231 2,144,8 78,337 2,403,9 30, ,9 91, ,6 12,01 0

43 50 Belanja Langsung 1,064,3 34,000 3,301,8 69,250 3,295,2 98,000 3,976,3 54,945 5,095,4 77,660 1,050,7 15,432 3,115,0 50,019 3,220,7 77,023 3,848,5 64,719 4,763,9 51, ,2 28, ,6 47, Belanja Pegawai 77,180, ,64 0,000 76,490, ,86 1,000 83,382, ,180, ,64 0,000 72,240, ,49 8,000 77,922, ,240, , Belanja Barang dan Jasa 890,02 4,000 1,530,7 53,177 1,688,5 00,600 1,740,4 01,500 2,772,2 16, ,44 5,432 1,418,3 76,819 1,669,3 37,068 1,644,0 02,774 2,576,2 86, ,4 38, ,9 68, Belanja Modal 97,130, 000 1,653,4 76,073 1,530,3 07,400 1,635,0 92,445 2,239,8 78,700 97,090, 000 1,579,0 33,200 1,479,1 99,955 1,610,0 63,945 2,109,7 42, ,5 49, ,5 30,54 0

44 62 Dari Tabel. 2.2 diatas dapat dilihat bahwa belanja Daerah Tahun 2011 rasio antara anggaran dan realisasi melewati 100%, hal ini disebabkan karena belanja pegawai yang melewati dari jumlah anggaran yang ditetapkan, penyebab dari kejadian ini karena bertambahnya jumlah aparat yang ada di, berbanmding terbalik dengan Tahun 2012 yang Realisasinya tidak mencapai 100%, hal ini disebabkan karena Belanja pegawai yang mengalami penurunan seiring dengan berkurangnya jumlah aparat di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng. 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Tantangan Sehubungan dengan hasil Evaluasi terhadap Program-program yang akan dilaksanakan yang berimplikasi bagi pengembangan pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng lima tahun mendatang, kemungkinan tantangan yang dihadapi adalah : 1. Rendahnya Partisipasi Masyarakat. Masyarakat belum memahami program pada sektor kebudayaan dn pariwisata sehingga belum ada minat untuk mau berpartisipasi. 2. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan. Sarana dan prasarana penunjang yang dimaksud meliputi hotel, rumah makan, tempat hiburan, sarana transportasi, sarana olah raga, sarana telekomunikasi, tempat perbelanjaan dan sarana lainnya yang dapat mendukung sektor kepariwisataan. 3. Belum adanya regulasi jaminan bagi wisatawan Jaminan yang dimaksud adalah jaminan keamanan, jaminan kesehatan dan jaminan bila terjadi kecelakaan dikawasan objek wisata Peluang 1. Peraturan dan Perundangan yang mendukung bidang Kebudayaan dan Pariwisata 2. Berkembangnya Potensi Kebudayaan dan Pariwisata. 3. Adanya dukungan Pemerintah Daerah.

45 63 BAB III ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya tidak terlepas dari beberapa masalah antara lain : 1. Rendahnya Kualitas SDM Aparatur Ditinjau dari segi jumlah sumber daya aparatur yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng sebenarnya sudah memadai bila diberdayakan dengan baik, akan tetapi dari jumlah yang ada belum memenuhi persyaratan standar pelayanan yang diharapkan, hal tersebut disebabkan oleh kualifikasi pendidikan dan kemampuan yang dibutuhkan pada setiap jenis jabatan belum sesuai, sehingga terkadang dalam penyelesaian tugas-tugasnya tidak tepat waktu. 2. Tidak Tersedianya Data Base Dalam peningkatan dan pengembangan pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata lima tahun kedepan, dibutuhkan adanya data base yang terkait dengan potensi dan sarana Kebudayaan dan pariwisata yang dapat dijadikan acuan untuk pelaksanaan program dan kegiatan dalam mendukung Visi Misi pembangunan Kabupaten Soppeng. 3. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng dalam menjalankan Visi dan Misinya melalui urusan Kebudayaan dan Pariwisata senantiasa membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, di lain pihak keterbatasan daerah dan dari segi pendanaan menyebabkan hal tersebut tidak mudah dilaksanakan Telaah Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Soppeng Visi Visi dalam Pemerintah Daerah Kab. Soppeng ini dimaksudkan sebagai gambaran tentang kondisi yang hendak diwujudkan dalam lima tahun kedepan. Antara gambaran masa depan yang hendak diwujudkan dengan gambaran kondisi saat ini terdapat kesenjangan. Rumusan visi dalam hal ini berfungsi menyatukan segenap pemangku kepentingan dalam bergerak bersama menutup kesenjangan tersebut. RPJMD Kabupaten Soppeng merupakan penjabaran RPJPD Kabupaten Soppeng dan juga memperhatikan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan dan RPJMN Karena itu, rumusan visi RPJMD Kabupaten Soppeng harus memperhatikan keterkaitan dan sinkronisasinya dengan berbagai dokumen perencanaaan tersebut.

46 64 Visi RPJPD Kabupaten Soppeng adalah Soppeng Yang Maju, Adil, dan Sejahtera Tahun Visi ini memiliki pokok visi yakni: Maju : mempunyai makna bahwa masyarakat Kab. Soppeng berkeinginan maju dalam segala aspek kehidupan yang berorientasi pada pertumbuhan dan pengembangan masa depan yang lebih baik dan konstruktif. Adil : mengandung makna tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, semua masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf kehidupan, memperolah pekerjaan, mendapatkan pelayanan, pendidikan, kesehatan, agama, mengemukakan pendapat, melaksanakan hak politik, menciptakan keamanan serta mendapatkan perlindungan dan kesamaan di depan hukum. Sejahtera : Mempunyai makna bahwa masyarakat Kab. Soppeng mendambakan kehidupan yang berkecukupan secara materil dan spiritual, serta kesejahteraan lahir dan batin. Visi RPJMN adalah Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Visi RPJMD Kabupaten Soppeng adalah: Pemerintahan yang Melayani dan Lebih Baik Pada rumusan visi ini terkandung substansi perwujudan visi bahwa Kabupaten Soppeng pemerintahannya akan lebih melayani dan daerahnya akan lebih baik. Terdapat dua pokok visi pada rumusan visi ini yakni pemerintahan yang melayani dan Kabupaten Soppeng yang lebih baik. Pemerintahan yang melayani bermakna bahwa dalam lima tahun kedepan kehadiran pemerintah akan semakin signifikan dalam melayani rakyatnya. Hakekat kehadiran pemerintahan adalah untuk melayani rakyatnya. Pemerintah tidak hadir untuk dilayani tetapi untuk melayani. Kondisi yang hendak dicapai dengan pokok visi ini adalah terjadinya peningkatan kinerja pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan petani dan kemajuan pertanian, pendidikan yang unggul dan murah, pelayanan publik yang prima, pariwisata yang berkembang, infrastruktur transportasi yang baik, tata kelola pemerintahan yang baik, pelayanan kesehatan yang unggul dan murah, serta kehidupan beragama yang kondusif dan tingginya partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan. Kabupaten Soppeng yang lebih baik bermakna bahwa Kabupaten Soppeng akan terakselerasi kemajuannya sehingga mencapai posisi sebagai daerah yang merupakan pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan. Sebagaimana Visi RPJMD Sulawesi Selatan salah satu pokok visinya adalah pilar utama pembangunan nasional dalam hal ketahanan, kemandirian dan

47 65 kedaulatan pangan, maka Kabupaten Soppeng dalam lima tahun kedepan akan menjadi pilar utama Sulawesi Selatan dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan tersebut Misi Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi yang akan ditempuh adalah sebagai berikut. 1. Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro- petani. Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk meningkatkan pelayanan pada urusan pertanian secara umum sehingga berlangsung kebijakan yang berpihak kepada petani. Sebagaimana terlihat pada gambaran umum daerah bahwa mata pencaharian utama penduduk Kabupaten Soppeng adalah pertanian dalam arti umum. Misi ini terutama memprioritaskan upaya memenuhi kebutuhan sarana produksi petani terutama pupuk, sarana produksi untuk pembudidaya ikan terutama bibit ikan, keterpenuhan jaringan irigasi bagi persawahan dan upaya penerapan sistem petik-olah-jual pada usahatani yang berjalan. 2.Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk meningkatkan kualitas pendidikan di satu sisi serta dapat diakses dengan murah dan berkeadilan pada sisi lainnya. Misi ini terutama memprioritaskan upaya umum untuk pendidikan gratis level sekolah dasar dan menengah pertama serta bimbingan belajar gratis bagi siswa. Prioritas ini dijalankan secara terkait dengan kewajiban dasar pemerintah kabupaten dalam urusan pendidikan. 3.Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik. Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk menyelenggarakan pelayanan publik secara lebih baik. Prioritas dalam misi adalah upaya dalam mengaplikasikan sistem administrasi satu pintu berbasis teknologi informasi (information technology/it), peningkatan pelayanan administrasi kependudukan, perbaikan pelayanan dan pengadaan pemadam kebakaran setiap kecamatan, keringanan biaya melahirkan dan santunan kematian (lahir gratis, meninggal disantuni) dan meningkatkan kunjungan dan interaksi Bupati dengan warga (Bupati menyapa). 4.Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman. Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam memanfaatkan potensi wisata daerah dan meningkatkan kapasitas infrastruktur transportasi daerah. Prioritas dalam misi ini adalah optimalisasi promosi wisata, penemuan dan pengembangan obyek wisata baru, pembangunan / perbaikan jalan 500 km dalam lima tahun dan membuka isolasi kampung terpencil. 5.Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi. Fokus dari misi ini adalah upaya umum mewujudkan tata kelola pemerintahan baik melalui reformasi birokrasi. Dalam misi ini prioritas diarahkan kepada keterlibatan perempuan

48 66 hingga 30% dalam pemerintahan, menciptakan PNS yang kuat untuk pemerintahan yang bersih, penerapan fakta integritas tidak korupsi bagi pejabat, pemberian tunjangan kesejahteraan khusus untuk PNS dan pengadaan kendaraan operasional bagi kepala dusun. 6.Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah. Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam perbaikan pelayanan kesehatan. Prioritas dalam misi ini adalah penyelenggaraan layanan dokter/bidan keluarga/pribadi untuk warga, layanan kesehatan keliling yang gratis, pelayanan kesehatan gratis di puskesmas dan rumah sakit, penyelenggaraan layanan puskesmas plus setaraf rumah sakit di ibu kota kecamatan dan penghargaan dan insentif khusus bagi kader posyandu. 7.Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan. Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam perbaikan kehidupan beragama sebagai landasan spiritual dalam kehidupan masyarakat serta peningkatan peran pemuda dan perempuan dalam kemajuan daerah. Prioritas dalam misi ini adalah fasilitasi pelatihan di balai latihan kerja (BLK) untuk pemuda, fasilitasi peningkatan keterampilan untuk persiapan pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI), peningkatan kapasitas kelembagaan perempuan, meningkatkan prestasi bidang olah raga dan seni, pembangunan perumahan bagi imam masjid dan insentif khusus untuk guru mengaji. 8.Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan. Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam memaksimalkan seluruh potensi Kabupaten Soppeng secara penuh untuk menjadikan daerah ini sebagai salah satu penopang utama provinsi Sulawesi Selatan. Potensi yang terdiri dari sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, diupayakan untuk dioptimalkan mendorong Kabupaten Soppeng sebagai daerah utama di Provinsi Sulawesi Selatan. Prioritas dari misi ini adalah pengelolaan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia bagi perwujudan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pendapatan, membuka lapangan kerja dan lapangan usaha, serta menanggulangi kemiskinan. 9.Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi. Fokus dari misi ini adalah upaya menggairahkan roda perekonomian daerah. Akselerasi roda perekonomian dimaksud berlangsung melalui investasi, baik investasi yang berkembang secara autonomous dalam masyarakat melalui usaha kecil dan menengah, maupun investasi yang berkembang secara induced dari luar masyarakat untuk usaha skala besar dan korporasi. Perputaran roda ekonomi akan semakin kencang dengan semakin banyaknya kegiatan

49 67 investasi. Untuk itu, semua usaha akan diupayakan agar bisa menarik lebih banyak investor masuk ke Soppeng. Berdasarkan uraian visi dan misi pemerintah Kabupaten Soppeng diatas, terdapat satu misi yang terkait erat dengan tugas dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagaiman tertuang dalam RPJMD sebagaimana tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Misi, Tujuan, dan Sasaran dalam RPJMD yang terkait dengan Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12) Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13) Mengembangkan, mempromosikan, dan membuka obyek/destinasi wisata baru dengan melibatkan dukungan berbagai pemangku kepentingan Merevitalisasi kekayaan dan keragaman budaya serta menguatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan daerah Promosi dan pengembangan dan destinasi/ daya tarik wisata unggulan yang sudah ada serta membuka destinasi/daya tarik wisata baru Sesuai dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih, maka ada satu misi yang terkait dengan tugas dan fungsi D is budpar tersebut, perlu lebih dipahami lagi berdasarkan penjelasan misinya yang tertulis di dalam dokumen RPJMD ada di Misi 4, yaitu Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman, Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam memanfaatkan potensi wisata daerah dan meningkatkan kapasitas infrastruktur transportasi daerah. Prioritas dalam misi ini adalah optimalisasi promosi wisata, penemuan dan pengembangan obyek wisata baru, pembangunan/perbaikan jalan 500 km dalam lima tahun dan membuka isolasi kampung terpencil. Sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng khususnya di Urusan Pariwisata sangat terkait dengan tujuan dan sasaran yang akan di capai dalam RPJMD , dimana tujuan yang ingin dicapai adalah optimalisasi promosi wisata, penemuan dan pengembangan obyek wisata baru. Dari uraian misi tersebut, dapat ditelaah lebih lanjut hal-hal apa saja yang dimungkinkan muncul sebagai masalah dalam pencapaian misi tersebut dan faktor penghambat yang menyebabkan permasalahan pelayanan SKPD dan menghambat pencapaian sasaran Renstra SKPD serta faktor pendorong apa saja yang dapat dimanfaatkan secara positif oleh Disbudpar dalam mengatasi masalah guna pencapaian misi melalui beberapa program prioritas SKPD, sebagaimana dirinci pada tabel 3.2 berikut.

50 68 Tabel 3.2 FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG PELAYANAN SKPD TERHADAP PENCAPAIAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH VISI : PEMERINTAHAN YANG MELAYANI DAN LEBIH BAIK NO Misi dan Program Faktor Permasalahan Pelayanan KDH dan Wakil SKPD Penghambat Pendorong KDH (1) (2) (3) (4) (5) 1 Misi 1 : Kebijakan Pertanian yang melayani dan Pro Petani Program : 1. Pupuk murah dan tersedia Tidak ada masalah 2. Bibit ikan gratis Tidak ada masalah 3. Optimalisasi jaringan irigasi Tidak ada masalah 4. Sistem petik olah jual Tidak ada masalah 2 Misi 2 : Pendidikan unggul (lebih baik) yang murah dan berkeaddilan bagi semua warga Program : 1. Mengawal program pendidikan gratis 2. Bimbingan belajar gratis bagi siswa Tidak ada masalah Tidak ada masalah 3 Misi 3 : Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan public

51 69 Program : 1. Sistem pelayanan administrasi satu pintu berbasis IT Tidak ada masalah 2. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan Tidak ada masalah 3. Pengadaan pemadam kebakaran (Damkar) setiap kecamatan Tidak ada masalah 4. Lahir gratis meninggal disantuni Tidak ada masalah 5. Bupati menyapa Tidak ada masalah Misi 4 : Menata kepariwisataan dan 4 sistem transportasi yang baik dan nyaman Program : 1. Optimalisasi optimalisasi promosi wisata ada beberapa faktor beberapa faktor promosi wisata dianggap perlu agar peningkatan penghambat dalam hal pendorong yakni dan penemuan jumlah kunjungan wisatawan promosi wisata kabupaten serta dapat meningkat,masalahnya diantaranya; Aksesibilitas soppeng itu pengembangan adalah masih kurangnya media ke tempat wisata kurang memiliki latar obyek wisata baru promosi dan event-event bagus, Sarana belakang sejarah pariwisata sebagai penarik minat prasarana pendukung yang panjang, juga wisatawan untuk berkunjung pariwisata yang telah ada memiliki sarana disebabkan keterbatasan dana, yaitu hotel, restoran, wisata sama halnya dengan rumah makan, tempat sejarah,budaya pengembangan objek wisata hiburan karaoke, pusat dan religi yang baru hampir tidak bisa terealisasi pertokoan dan lainnya, cukup potensial karena belum adanya objek masih kurang.sedangkan untuk menjadi daya

52 KM ruas baru dalam 5 tahun 3. Pembanguan ruas baru untuk kampung terpencil yang memenuhi syarat-syarat untuk menjadi sebuah objek wisata. Tidak ada masalah Tidak ada masalah untuk pengembangan objek wisata baru terhambat dengan lahan yang masih diklaim oleh masyarakat (pembebasan lahan). tarik untuk mendatangkan wisatawan lokal maupun mancanegara. 5 Misi 5 : Tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi Program : 1. Keterlibatan perempuan hingga 30 persen dalam pemerintahan 2. Menciptakan PNS yang kuat untuk pemerintahan yang bersih 3. Fakta integritas tak korupsi bagi pejabat 4. Tunjangan kesejahteraan khusus untuk PNS (Pakasi) 5. Pengadaan kendaraan operasional bagi kepala dusun Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah 6 Misi 6 : Menjamin

53 71 ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul (lebih baik) dan murah Program: 1. Dokter/Bidan pribadi untuk warga 2. Layanan kesehatan keliling yang gratis 3. Melanjutkan program kesehatan gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit 4. Puskesmas Plus setaraf rumah sakit di ibukota kecamatan 5. Penghargaan dan insentif khusus bagi Guru PAUD dan kader posyandu Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah 7 Misi 7 : Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan Program : 1. Fasilitasi pelatihan di balai latihan kerja untuk Tidak ada masalah

54 72 pemuda 2. Fasilitasi peningkatan keterampilan untuk persiapan pengiriman TKI 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan perempuan 4. Meningkatan prestasi bidang olahraga dan seni 5. Pembangunan perumahan bagi imam masjid dan insentif khusus untuk guru mengaji Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah 8 Misi 8 : Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan Tidak ada masalah 9 Misi 9 : Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi Tidak ada masalah 3.3 Isu-Isu Strategis Berdasarkan Hasil Analisis Faktor Eksternal, maka isus-isu strategis yang terkait dengan Tupoksi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng adalah : 1. Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam Mengembangkan Kebudayaan

55 73 Faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengembangkan sektor kebudayaan adalah kurangnya antusias masyarakat sosial terhadap kegiatan-kegiatan kebudayaan yang telah di gelar oleh Dinas Kebubudayaan dan Pariwisata, yang dikarenakan minimnya penanaman nilai budaya terhadap generasi muda pada perkembangan dunia pendidikan masa kini. Sehingga masyarakat lokal sebagian besar kurang mengetahui budaya-budaya lokal yang ada di Kabupaten Soppeng. 2. Kurangnya Kesadaran Masyakat dalam Melestarikan Kebudayaan Isu strategis ini terlihat kronis pada pengelolaan asset situs serta benda cagar budaya dan museum disebabkan oleh karena minimnya jumlah tenaga ahli dalam bidang kebudayaan yang diberikan tanggung jawab pada teknis pemeliharaan situs dan benda cagar budaya serta museum, yang pada akhirnya berdampak pada kurangnya partisipasi masyarakat sosial dalam melestarikan kebudayaan lokal Kabupaten Soppeng. 3. Kurangnya Sarana dan Prasarana Penunjang Kepariwisataan Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya wisatawan mancanegara berkunjung ke Kabupaten Soppeng, karena kurangnya sarana penunjang kepariwisataan yakni, hotel, rumah makan, sarana transportasi, sarana telekominikasi, sarana olahraga, tempat hiburan, sarana perbelanjaan yang dapat memenuhi standar pelayanan untuk level wisatawan mancanegara. 4. Belum Adanya Regulasi Jaminan Bagi Wisatawan Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Soppeng, belum ada regulasi yang dapat menjamin keamanan, kesehatan, kecelakaan selama berada di obyek wisata, sehingga terkadang wisatawan merasa tidak nyaman berada di Kabupaten Soppeng, terutama wisatawan mancanegara dimana kenyamanan dan keamanan merupakan hal yang prioritas. 5. Belum adanya Rencana Induk Pengembangan Wisata Kabupaten Soppeng (RIP) yang merupakan pedoman dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan daerah, diperburuk dengan kurangnya pengembangan database kepariwisataan, kurangnya aksesibilitas ke dan dari tempat pariwisata serta rendahnya kualitas sarana dan prasarana pariwisata. 6. Rendahnya kualitas media promosi, jangkauan promosi dan informasi pariwisata juga menyebabkan kurang dikenalnya daya tarik wisata daerah di lingkungan yang lebih luas. 7. Masih kurangnya jumlah objek wisata yang ada di Kabupaten Soppeng, peningkatan pembangunan kebudayaan dan pariwisata perlu melibatkan seluruh potensi yang ada. Diwujudkan melalui kerjasama dengan berbagai pihak terkait serta koordinasi lintas sektor secara terpadu. Hal ini untuk peningkatan jumlah wisatawan yang lebih banyak, dan tentunya kan lebih merasa nyaman, dan lebih lama tinggal di Kabupaten Soppeng sehingga lebih banyak membelanjakan uangnya.

56 74 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI Visi Pemerintah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merupakan perwujudan dalam lingkup yang lebih kecil dari Visi Pemerintah Kabupaten Soppeng yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun Untuk itu Visi Pemerintah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga merupakan manifestasi sistem yang saling terkait untuk saling menyukseskan satu dengan yang lainnnya Visi Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng adalah: Terwujudnya kelestarian budaya dan destinasi wisata yang atraktif di Kabupaten Soppeng tahun Penjelasan Visi : 1. Kelestarian Budaya yang Atraktif Kelestarian Budaya yang Atraktif adalah nilai dan norma budaya dilestarikan, tetapi tetap beradaptasi dengan perkembangan lingkungan. 2. Destinasi Wisata yang Atraktif Destinasi Wisata yang Atraktif adalah mengembangkan destinasi wisata yang sesuai dengan minat wisatawan Misi Untuk mencapai Visi yang telah di jabarkan di atas, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng akan melaksanakan Misi sebagai berikut : 1. Melestarikan dan mengembangkan kebudsayaan daerah 2. Mengembangkan daya tarik dan destinasi wisata Tabel 4.1. Penjabaran Pokok Visi - Misi VISI: Terwujudnya kelestarian budaya dan destinasi wisata yang atraktif di Kabupaten NO. Soppeng tahun 2021 Pokok Visi 1 Kelestarian Budaya yang Atraktif 2 Destinasi Wisata yang Atraktif Misi Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah Mengembangkan daya tarik dan destinasi wisata

57 TUJUAN DAN SASARAN Tujuan Sesuai dengan Visi, Misi dan tugas Pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Soppeng maka Tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Terwujudnya kelestarian dan perkembangan kebudayaaan daerah 2. Berkembangnya daya tarik dan destinasi wisata Tabel 4.2 Tujuan, indikator tujuan dan target kinerja Kondisi NO Tujuan Indikator Tujuan Kondisi Awal Target Kinerja Pada Tahun Ke- Akhir yang Ingin Dicapai Terwujudnya Jumlah kegiatan kelestarian dan pelestarian dan perkembangan pengembangan kebudayaan budaya daerah Berkembangnya Jumlah destinasi 2 daya tarik dan wisata yang destinasi wisata dikembangkan Tabel 4.3 Keterkaitan Tujuan RPJMD dan tujuan Renstra NO Tujuan RPJMD Tujuan Renstra 1 Meningkatkan Apresiasi Kebudayaan dan Terwujudnya kelestarian dan perkembangan Ketahanan Budaya daerah dalam kebudayaan daerah menghadapi dinamika kebudayaan - Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah 2 - meningkatkan Jumlah Kunjungan Berkembangnya daya tarik dan destinasi wisata Wisatawan

58 Sasaran Berikut sasaran yang ingin dicapai Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng: 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan budaya dan mengembangkan kebudayaan daerah 2. Meningkatnya kualitas daya tarik wisata dan destinasi wisata Tabel 4.4 Tujuan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Target Kinerja Pada Tahun Kondi Ke- si Kon Akhir N Indikator disi Tujuan Sasaran yang O Sasaran Awa Ingin l Dicap ai jumlah Terwujudnya kelestarian dan 1 perkembanga n kebudayaaan daerah Berkembang 2 nya daya tarik dan destinasi penyelenggar aan festifal kali kali kali kali kali kali kali 14 kali seni dan Meningkatnya budaya kesadaran - jumlah masyarakat pengunjung untuk penyelenggar melestarikan 0 aan festifal oran oran oran oran oran oran orang budaya dan orang g g g g g g seni dan mengembang budaya. kan kebudayaan daerah - jumlah benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Meningkatnya - jumlah kualitas daya kunjungan 50 oran oran oran oran oran oran orang tarik wisata 1. wisatawan orang g g g g g g dan destinasi domestic wisata 2. wisatawan orang oran oran oran oran oran oran orang

59 77 wisata mancanegara g g g g g g - %Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap 1.70 % 1.70 % 1.80 % 1.90 % 2.00 % 2.10 % 2.20 % 2.20% PDRB - %Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan 1.24 % 1.24 % 1.42 % 1.60 % 1.78 % 1.96 % 2.14 % 2.14% Asli Daerah (PAD) 4.3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN Strategi Strategi yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian Visi yang telah disebutkan di atas dalam pengembangan sektor Kebudayaan dan Pariwisata adalah : 1. Menumbuhkembangkan nilai budaya lokal daerah untuk mengantisipasi pengaruh globalisasi yang negatif serta mengembangkan pola kemitraan ekonomi kreatif. 2. Melakukan pengembangan kepariwisataan berdasarkan trend pasar wisata global dengan tetap berdasarkan pada nilai budaya lokal Kebijakan Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng perlu menetapkan kebijakan sebagai berikut: 1. Peningkatan atraksi seni dan budaya diberbagai daerah serta partisipasi masyarakat dalam menumbuhkembangkan pola kemitraan ekonomi kreatif. 2. Peningkatan Pemasaran/promosi Wisata melalui berbagai media dan keikutsertaan di eveneven di dalam maupun di luar Daerah serta penemuan objek wisata baru.

60 78 Tabel 4.5 Tujuan,Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Visi: Terwujudnya kelestarian budaya dan destinasi wisata yang atraktif di Kabupaten Soppeng tahun Misi I : Meningkatkan pelestarian dan pengembangan Kebudayaan daerah TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN Terwujudnya kelestarian dan perkembangan - Meningkatnya Menumbuhkembangkan Peningkatan atraksi kebudayaaan daerah kesadaran nilai budaya lokal daerah seni dan budaya masyarakat untuk untuk mengantisipasi diberbagai daerah. melestarikan budaya dan mengembangkan kebudayaan daerah - jumlah pengunjung penyelenggaraan festifal seni dan budaya. pengaruh globalisasi yang negative. Misi II: Pengembangan Potensi Obyek dan daya tarik wisata. TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN Berkembangnya daya tarik dan destinasi - Meningkatnya Melakukan Peningkatan wisata kualitas daya tarik wisata dan destinasi wisata pengembangan kepariwisataan berdasarkan trend pasar wisata global dengan tetap berdasarkan pada nilai budaya lokal. Pemasaran dan promosi Wisata melalui berbagai media serta keikutsertaan di even-even di dalam maupun di luar Daerah.

61 79 BAB V RENCANA DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Dalam rangka mengimplementasikan visi, misi, yang dioperasionalkan melalui strategi dan kebijakan sebagaimana terurai pada bab sebelumnya, maka dalam lima tahun ke depan berdasarkan urusan dan Indikator Kinerja pelayanan SKPD, maka Indikitor Kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pada urusan wajib yakni Kebudayaan, meliputi : 1. Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya 2. Jumlah Pengunjung Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya 3. Jumlah Benda Situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Adapun untuk urusan pilihan yakni Pariwisata, indikator kinerja yang ditetapkan untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng meliputi : 1. Presentase Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara 2. Presentase Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB 3. Presentase kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Maka Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun kedepan yang selanjutnya dijabarkan dalam program tahunan, adalah program yang direncanakan dengan kewenangan SKPD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng yang terdiri dari : 1. Program Pengelolaan dan Pengembangan Keragaman dan Kekayaan Budaya. - Pelestarian dan Aktualisasi adat budaya daerah - Pengelolaan dan Pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air - Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah - Pembangunan Gedung Kesenian 2. Program pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata - Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan luar negeri - Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata - Pengembangan objek wisata baru - Kegiatan pengembangan zona kreatif bagi insan kreatif - Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata - Pemantauan dan evaluasi objek wisata pada waktu tertentu 3. Program Pelayanan Perkantoran - Penyediaan layanan kebersihan Kantor - Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

62 80 - Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional - Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor - Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan - Penyediaan bahan logistik kantor - Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam dan luar daerah serta kedinasan lainnya. - Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran 4. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur - Pengadaan perlengkapan gedung kantor - Pengadaan peralatan gedung kantor - Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas - Pemeliharaan rutin berkala gedung kantor 5. Program peningkatan profesionalisme aparatur - Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan. 6. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan - Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD - Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun Selanjutnya untuk kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif masing-masing program tersebut di atas di jabarkan pada tabel 5.1 berikut.

63 81

64 82

65 83

66 84

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i KATA PENGANTAR Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng disingkat Diskominfo adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terbentuk

Lebih terperinci

RENSTRA 2017 DINAS PERIKANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SOPPENG

RENSTRA 2017 DINAS PERIKANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SOPPENG RENSTRA 27 DINAS PERIKANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SOPPENG i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia, taufik hidayah- Nya sehingga Dinas Perikanan Ketahanan

Lebih terperinci

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rencana strategis () Perangkat Daerah merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang berisi tujuan, sasaran, strategi, kebijakan,

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG i V I S I Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, partisipatif dan akuntabel untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dua kali lipat Tahun 2018 M I S I 1. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG Menimbang : a. BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mamasa mempunyai Tugas Pokok, Fungsi & Rincian Tugas Jabatan Struktural sebagai berikut :

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mamasa mempunyai Tugas Pokok, Fungsi & Rincian Tugas Jabatan Struktural sebagai berikut : Berdasarkan Peraturan Bupati Mamasa Nomor 23 Tahun 2009, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mamasa mempunyai Tugas Pokok, Fungsi & Rincian Tugas Jabatan Struktural sebagai berikut : 1. Kepala

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH ( RPJM ) DAERAH KABUPATEN WONOSOBO 2006-2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU,

Lebih terperinci

Review RENCANA STRATEGIS (RENSTRA SKPD) TAHUN 2010-2015

Review RENCANA STRATEGIS (RENSTRA SKPD) TAHUN 2010-2015 Review RENCANA STRATEGIS (RENSTRA SKPD) TAHUN 2010-2015 DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN BADUNG Mangupura, 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS CIPTA KARYA PUSAT PEMERINTAHAN MANGUPRAJA MANDALA JALAN RAYA

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR NOMOR : TANGGAL : RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rencana Strategis Satuan Kerja Bagian Umum dan Protokol Setda Kota Semarang Tahun 2010-2015 adalah Dokumen Perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah kebijakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diharuskan untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) yang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 51 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOALEMO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakang dalam bab pendahuluan ini adalah untuk mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kepemudaan, keolahragaan, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata dan ekonomi

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kepemudaan, keolahragaan, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata dan ekonomi BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang disingkat RPJMD sebagaimana amanat Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MAJENE TAHUN 2011 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA. BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA. BAB I KETENTUAN UMUM BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH Menimbang KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2010-2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Subang telah memberikan hasil yang positif di berbagai segi kehidupan masyarakat. Namum demikian,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Page

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANJAR TAHUN 2016 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BAPPEDA I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BAPPEDA I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dengan telah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan bahwa daerah harus menyusun rencana

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS 2013-2018 2017-2018 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN BUPATI SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANJAR TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH, RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SERTA MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Bupati Lamongan Nomor : 44 Tahun 2016 Tanggal : 25 Oktober 2016. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 2 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

Lebih terperinci

R K P D TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

R K P D TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah mengamanatkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima (5) tahun, yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA PERUBAHAN PERENCANAAN STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA PERUBAHAN PERENCANAAN STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KABUPATEN JEMBRANA PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA PERUBAHAN PERENCANAAN STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KABUPATEN JEMBRANA 2011 2016 Jalan Mayor Sugianyar No. 3 Kompleks Civics Centre Negara Bali 2012 PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN JALAN RAYA Jakarta KM. 50. CIMANDALA KEC SUKARAJA Perubahan Renstra 2013-2018

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

(2) Dalam melaksanakan Tugas Pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) Dalam melaksanakan Tugas Pokok sebagaimana dimaksud pada ayat BAB XLII KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 776 Susunan Organisasi KORPRI Provinsi Banten, terdiri dari : a. Sekretaris KORPRI Provinsi Banten; b. Bagian Umum dan Keuangan;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang Undang No. 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS 2010-2015 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS JL. LINTAS SUMATERA KM.12,5 MUARA BELITI TELP/FAX. (0733)4540026

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan yang baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

Renstra Dinas Pertanian Kab. Soppeng KATA PENGANTAR

Renstra Dinas Pertanian Kab. Soppeng KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 i KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 15 Ayat

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau, yang menjadi salah satu pertimbangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018

WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 A TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 A TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 A TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI PROVINSI BALI TAHUN 2008-2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN SUBANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN SUBANG PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kebudayaan, Pariwisata,

Lebih terperinci

Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun

Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2009-2013

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 05 Tahun 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 05 Tahun 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 05 Tahun 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2013-2018 DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Renstra Dinas Pariwisata dan Kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR

RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR RENCANA STRATEGIS 2014-2019 DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN GARUT 201 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renstra SKPD)

Lebih terperinci