METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Umum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

TERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Mei 2014

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/16

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QUR AN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Maret

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi. Waktu dan tempat pembuatan informasi. Banda Aceh, 2012

ANALISIS EKUITAS ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

INDIKATOR KINERJA UTAMA

gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini.

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pasal 2. permen_14_2008

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara. sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

IV. GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geografis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan

KONDISI AWAL TAHUN % 62.00% 50.00% 55.00% 98.40% % % 97.00%

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 1999/ /2012 BUKU 1

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II KEADAAN UMUM INSTANSI

RENCANA STRATEGIS DISDIK PROV. SUL.SEL PERIODE DAN RENCANA KERJA TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Jenderal Sudirman Telp.(0746) B A N G K O

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

Transkripsi:

50 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode 2001-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari publikasi dari dinas atau instansi pemerintahan, diantaranya adalah publikasi data dari Dinas Pendapatan, Dinas Pendidikan Kota Metro, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Badan Pusat Statistik Kota Metro, Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah serta instansi lain yang terkait. Dan sumber data juga diperoleh dengan mengadakan penelitian kepustakaan dengan membaca tulisan ilmiah, media cetak dan internet yang berkaitan dengan objek yang diteliti. B. Metode Analisis Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif kuantitatif. Metode ini dimaksudkan untuk melihat gambaran sektor pendidikan Kota Metro dari sisi keuangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

51 Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan beberapa perbandingan, yaitu : 1. Alat mengukur tingkat alokasi anggaran ( Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No 20 tahun 2003) Rasio X = Rasio X adalah : Rasio anggaran pendidikan terhadap APBD Rasio ini digunakan untuk melihat besaran anggaran pendidikan yang dikeluarkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2. Alat mengukur tingkat keberhasilan pembangunan pendidikan (disdikpora) a. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APS merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Semakin tinggi Angka Partisipasi Sekolah semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan. Namun demikian meningkatnya APS tidak selalu dapat diartikan sebagai meningkatnya pemerataan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.

52 Rumus: = dimana : h = jenjang pendidikan a = kelompok usia = jumlah siswa kelompok usia a yang bersekolah di tingkat pendidikan h pada tahun t = jumlah penduduk kelompok usia a b. Angka Melek Huruf (AMH) Proprosi penduduk 15 tahun ke atas terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis, tanpa harus mengerti apa yang dibaca/ditulisnya Rumus : = Dimana : = angka melek huruf ( penduduk usia 15 tahun keatas) pada tahun t = Jumlah penduduk (usia diatas 15 tahun) yang bisa menulis pada tahun t = Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas

53 c. Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menujukan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masingmasing jenjang pendidikan. APK = d. Angka Partisipasi Murni (APM) Angka partisipasi murni adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM =

54 C. Gambaran Umum Kondisi Pendidikan di Kota Metro Kota Metro memiliki fasilitas yang memadai, berbagai prestasi dibidang pendidikan, situasi keamanan yang kondusif, penduduknya yang ramah, serta harga-harga kebutuhan pokok relatif murah dan mudah diperoleh merupakan daya tarik tersendiri bagi warga yang ingin menimba ilmu. Kawasan pendidikan Kota Metro berpusat di daerah kampus, serta tersebar di setiap penjuru wilayah. Saat ini terdapat 9 Perguruan Tinggi dan 213 buah sekolah mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak hingga Menengah dan Kejuruan serta berbagai sarana pendidikan non formal lainnya. Kota Metro memiliki Gedung Perpustakaan yang cukup representatif, letaknya yang strategis memudahkan bagi pelajar dan masyarakat umum untuk datang dan membaca di perpustakaan ini. Masyarakat juga mengembangkan perpustakaan kelurahan yang dikenal dengan sebutan Rumah Pintar yang memudahkan warga menimba ilmu melalui berbagai buku-buku yang tersedia (Pemerintah Kota Metro). Tabel 9. Banyaknya Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta Per Kecamatan Di Kota Metro Tahun 2012. No Kecamatan SD SMP SMA SMK Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta 1 Metro Selatan 8 2 1 2 1 1 0 2 2 Metro Barat 9 2 1 3 1 6 1 6 3 Metro Timur 10 1 3 5 3 4 2 3 4 Metro Pusat 15 7 3 7 1 5 0 2 5 Metro Utara 8 2 2 3 1 2 0 0 Jumlah 50 14 10 20 7 18 3 13 Sumber : Dinas Pendidikan, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro (data diolah )

55 Tabel 9 menunjukan di Kecamatan Metro Pusat memiliki jumlah SD dan SMP terbanyak sebanyak 22 Unit SD dan SMP sebanyak10 unit SMP dibandingkan dengan SD dan SMP di Kecamatan lainnya. Sedangkan pada jenjang berikutnya, SMA di Kecamatan Metro Barat dan Metro Timur memiliki jumlah sekolah yang sama yaitu 7 Unit baik di SMA Negeri dan SMA Swasta. Dan pada jenjang SMK Kecamatan Metro Barat memiliki jumlah sekolah terbanyak yaitu 7 unit SMK dibandingkan dengan SMK di Kecamatan lainnya. Pada Kecamatan Metro Selatan memiliki jumlah sekolah terkecil di setiap jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMA, DAN SMK. Pada tahun 2012 tercatat ada sebanyak 64 unit SD Negeri dan SD Swasta, 30 Unit SMP Negeri dan SMP Swasta, 25 unit SMA Negeri dan SMA Swasta dan 16 unit SMK Negeri dan Swasta. Sedangkan pada jenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan tinggi dapat dilihat jumlah mahasiswa dan dosen di Perguruan Tinggi pada Tabel 10. Kondisi pendidikan di Kota Metro selama tahun 2001-2012 dapat digambarkan berdasarkan aspek pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing dan penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Gambaran kondisi tersebut dapat ditinjau dari berbagai data dan informasi tentang perkembangan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini, wajib belajar pendidikan dasar,pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas hingga pendidikan menengah kejuruan.

56 Tabel 10. Jumlah Mahasiswa dan Dosen Pada Perguruan Tinggi di Kota Metro tahun 2012. No Perguruan Tinggi Status Banyaknya Mahasiswa Banyaknya Dosen Laki- Laki Perempuan Laki- Laki Perempuan 1 Universitas Muhammadiyah Metro Swasta 1824 3303 100 81 2 STAIU Jurai Siwo Negeri 1521 3114 57 31 3 STIPER Dharma Swasta 262 64 8 8 Wacana 4 STISPOL Dharma Swasta 300 200 14 3 Wacana 5 AKPER Dharma Swasta 135 177 12 30 Wacana 6 STMIK Dharma Swasta 290 145 15 3 Wacana 7 STIT Agus Salim Swasta 156 369 33 8 8 STKIP Dharma Swasta 1435 615 81 11 Wacana / STO 9 STAI Ma'arif Swasta 978 655 25 65 5923 7987 345 240 Sumber : Masing-masing Universitas D. Mutu Pendidikan Mutu pendidikan dapat dipengaruhi dengan tingkat pendidikan guru, karena dengan jenjang pendidikan guru yang lebih baik minimal D-II, SMP/MTs Minimal D-III dan AM minimal S-1 (keguruan) akan memberikan pengaruh terhadap pola pikir sikap dan tindakan guru dalam mengajar, selanjutnya dengan tingkat pendidikan guru yang memadai ini diharapkan memberikan kontribusi peningkatan proses belajar mengajar di sekolah.

57 E. Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kota Metro Visi Dinas Pendidikan Kota Metro adalah Pendidikan Unggul, berwawasan global dan berakhlak mulia, sedangkan misi Dinas Pendidikan Kota Metro (1). Mewujudkan pendidikan berkualitas yang berakar pada budaya dan akhlak mulia, (2). Mewujudkan pendidikan berwawasan global berbasis teknologi informasi, (3) Mewujudkan layanan prima pendidikan (Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro). F. Tata Nilai Dinas Pendidikan Kota Metro Dinas Pendidikan menyadari bahwa misi dan tujuan tersebut di atas dapat terwujud apabila didukung dengan penerapan tata nilai ideal yang akan sangat menentukan keberhasilan dalam melaksanakan proses pembangunan pendidikan sesuai dengan fokus prioritas yang telah ditetapkan untuk mendukung pengembangan Kota Metro sebagi Kota Pendidikan yang unggul dan sejahtera. Penetapan tata nilai yang merupakan dasar sekaligus pemberi arah bagi sikap dan perilaku semua pegawai dalam menjalankan tugas sehari-hari. Selain itu, tata nilai tersebut juga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh pegawai dalam usaha mewujudkan fokus prioritas Dinas Pendidikan Kota Metro. METRO s2hard work (Bekerja Keras untuk Metro) (Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro). 1. Maturity : memiliki kematangan dalam mengatasi masalah maupun tantangan secara bersama. 2. Empathy : memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi untuk pembangunan pendidikan.

58 3. Togetherness : membangun kebersamaan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. 4. Respect : saling menghormati serta saling menghargai sesama staf, pegawai, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan masyarakat. 5. Organizational :bertindak secara organisasi yaitu berkoordinasi, berintegrasi dan bersinkronisasi satu sama lainnya dalam memecahkan masalah 6. Sincere Work : bekerja semata-mata mengabdi secara iklas mengharapkan keridhoan dari Tuhan Yang Maha Esa Allah swt. dengan harapan hasilnya menjadi amal yang berkah 7. Smart Work : bekerja sesuai Tugas Pokok dan Fungsi serta sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan selalu mencari terobosan/inovasi untuk mencapai sasaran dan bermutu. 8. Hard Work : bekerja dengan dilandasi semangat yang tinggi dan etos kerja yang baik seingga selesai tepat waktu. G. Tujuan Strategis Tujuan strategis Dinas Pendidikan Kota Metro tahun 2010-2015 dirumuskan berdasarkan jenjang layanan pendidikan dan sistem tata kelola yang diperlukan untuk menghasilkan layanan prima pendidikan sebagaimana dikehendaki dalam rumusan visi Dinas Pendidikan Kota Metro dengan memperhatikan rumusan misi Dinas Pendidikan Kota Metro 2010-2015.

59 Dengan demikian, tujuan strategis Dinas Pendidikan Kota Metro 2010-2015 adalah sebagai berikut (Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro) : 1. Mengupayakan Ketersediaan dan Keterjangkauan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat Kota Metro; 2. Meningkatkan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral, beriman dan bertaqwa serta akhlak mulia; 3. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar (Learning Society); 4. Meningkatkan daya saing dengan menghasilkan lulusan yang mandiri, bermutu, terampil, ahli dan profesional,(hard Skill) mampu belajar sepanjang hayat, serta memiliki kecakapan hidup yang dapat membantu dirinya dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan (Soft Skill); 5. Menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun secara efisien, bermutu, dan relevan; 6. Mengupayakan layanan pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP); 7. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi sekolah (School Based Management).