BAB 2. Landasan Teori. Noda (1991, hal.38), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hinshi (kelas kata

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB 2 Landasan Teori

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 2. Landasan Teori

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat,

PARTIKEL GA DI DALAM NOVEL KITCHEN KARYA YOSHIMOTO BANANA

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

Bab 2. Landasan Teori. digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian skripsi ini. Teori-teori

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI. Penulis akan membagi teori yang dipakai dalam penelitian ini menjadi 5 bagian, yaitu: 2.1 Teori Pragmatik

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

Bab 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. antaranya adalah partikel atau kata bantu yang disebut joshi ( 助詞 ). Joshi dalam

BAB 2. Tinjauan Pustaka

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing.

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB 2 LANDASAN TEORI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

Bab 2. Landasan Teori

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA SHUUJOSHI YONE, WA, DAN KASHIRA DALAM KOMIK SCHOOL RUMBLE KARYA JIN KOBAYASHI

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

Bab 2 Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini, penulis membagi landasan teori yang digunakan menjadi lima sub-bab yaitu:

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Tomita (1992:147) fungsi dake dibagi menjadi 4

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Transkripsi:

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Noda (1991, hal.38), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hinshi (kelas kata Jepang) adalah sebagai berikut: 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです Hinshi to iu no wa sono go ga bun no naka de dou tsukawareteiru ka de bunrui shita mono dewanaku, hitotsu hitotsu no go ga senzaiteki na seishitsu wo shirabete, nihongo nara nihongo no naka ni aru subete no go wo guruupu wakeshita mono desu. Hinshi bukan merupakan bahasa yang mengklarifikasikan kata melalui cara penggunaannya, melainkan mencari sifat potensialnya masing-masing dan membagi seluruh kata bahasa Jepang ke dalam satu kelompok. Menurut Masuoka dan Takubo (2000, hal.8), hinshi (kelas kata Jepang) dibagi menjadi sebelas kategori, yaitu: 1. Doushi 動詞 Doushi merupakan kelas kata yang digunakan untuk menyatakan aktivitas, keberadaan, atau keadaan sesuatu. Doushi dapat mengalami perubahan dan dengan sendirinya menjadi predikat. Contoh : 食べる 遊ぶ 寝る. 2. Keiyoushi 形容詞 Keiyoushi merupakan kelas kata yang menyatakan sifat atau suatu keadaan, dapat menjadi predikat dengan sendirinya serta dapat mengalami perubahan bentuk. Keiyoushi dibagi menjadi dua, yaitu kata 6

sifat i (i-keiyoushi), dan kata sifat na (na-keiyoushi). Contoh : i-keiyoushi かわいい つよい やさしい. na-keiyoushi にぎやか かんたん 下手. 3. Hanteishi 判定詞 Hanteishi merupakan kelas kata yang menyatukan predikat dengan meishi (kata benda). Contoh : だ である です. 4. Jodoushi 助動詞 Jodoushi merupakan kata kerja bantu yang dapat berubah bentuk, dan mampu membuat partikel menjadi kompleks. Contoh : られる ことだ ない らしい. 5. Meishi 名詞 Meishi merupakan kelas kata yang menyatakan orang, benda, peristiwa dan sebagainya. Meishi tidak dapat mengalami perubahan bentuk. Contoh : 彼氏 携帯電話 辞書. 6. Fukushi 副詞 Fukushi merupakan kelas kata yang menentukan sifat dan tidak dapat mengalami perubahan bentuk. Contoh : さっぱり そっくり なかなか. 7. Joshi 助詞 Joshi merupakan kelas kata partikel yang digunakan setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut untuk menambah arti katanya menjadi lebih jelas lagi. Contoh : は と が に で を. 7

8. Rentaishi 連体詞 Rentaishi merupakan kelas kata yang tidak dapat mengalami perubahan dan digunakan hanya untuk menerangkan kata benda (meishi). Contoh : この たった ある. 9. Setsuzokushi 接続詞 Setsuzokushi merupakan kelas kata konjungsi yang tidak dapat mengalami perubahan, dan berfungsi untuk menghubungkan bagian dari satu kalimat dengan bagian kalimat yang lain. Contoh : だから それに それで. 10. Kandoushi 感動詞 Kandoushi merupakan kelas kata interjeksi yang tidak dapat mengalami perubahan, menjadi subjek, keterangan, konjungsi dan dapat dengan sendirinya menjadi klausa tanpa bantuan kelas kata lain. Contoh : うん なるほど ほら. 11. Shijishi 指示詞 Shijishi merupakan kelas kata yang berfungsi untuk menunjukkan keberadaan sesuatu atau suatu tempat. Contoh : こちら あちら そちら. 2.2 Teori Joshi Setiap bahasa memiliki karakteristik masing-masing, baik dalam bahasa lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran, maupun keinginan diri sendiri, kita diharuskan mengikuti aturan tata bahasa pada 8

bahasa asing yang dipelajari. Dalam bahasa Jepang, partikel merupakan salah satu unsur yang sangat melekat pada kalimat bahasa Jepang. Dalam buku Yooten Don: Chuugaku Kokugo Bunpoo yang disunting oleh Kentaro Aoki (1997, hal.66-72), disebutkan bahwa karakteristik sebuah joshi (partikel) adalah sebagai salah satu jenis fuzokugo (kata tugas) yang selalu menempel pada jiritsugo (kata penuh) dalam sebuah bunsetsu (klausa); atau merupakan tango (morfem) yang tidak mengalami katsuyoo (infleksi); dan fungsinya adalah untuk menunjukkan hubungan antar goku (kata-kata dan frase-frase), seperti hubungan antara shugo (subjek) dengan shushokugo (modifikator). Menurut Sudjianto (2000, hal.1), dijelaskan bahwa istilah joshi ditulis dengan dua buah kanji 助詞, berdasarkan on-yomi nya kanji pertama dibaca jo, sedangkan berdasarkan kun-yomi nya kanji tersebut dibaca tasukeru yang memiliki arti bantu, membantu atau menolong. Kemudian kanji kedua, berdasarkan on-yomi nya dapat dibaca dengan shi, memiliki makna yang sama dengan istilah kotoba yang berarti kata, perkataan atau bahasa. Sementara itu, Hirai dalam Ahmad Dahidi (2004, hal.181) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan joshi adalah kelas kata yang termasuk ke dalam fuzokugo (kata tugas) yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata agar menjadi lebih jelas lagi. Kemudian, Masuoka dan Takubo (2000, hal.49) juga mengemukakan definisi joshi, yaitu sebagai berikut : 名詞に接続して補足語や主題を作る動きをするもの 語と語 節と節を接続する動きをするもの 等を一括して 助詞 という 助詞は文を組み立てにおける動きの違いによって主として 格助詞 提題助詞 取り立て助詞 接続助詞 終助詞 等に分かれる 9

Meishi ni setsuzoku shite hosoku-go ya shudai o tsukuru ugoki o suru mono, go to go, setsu to setsu o setsuzoku suru ugoki o suru mono, tō o ikkatsushite joshi to iu. Joshi wa bun o kumitate ni okeru ugoki no chigai ni yotte shutoshite, kakujoshi, teidai joshi', toritatejoshi, setsuzoku joshi, shuujoshi, tō ni wakareru. Joshi merupakan partikel yang memiliki fungsi sebagai penghubung antara satu kata dengan kata yang lainnya, dan satu klausa dengan klausa yang lainnya, serta berfungsi juga untuk membentuk subjek atau pelengkap yang mengikuti kata benda. Berdasarkan fungsi dalam pembentukan kalimatnya, joshi terbagi menjadi lima jenis, antara lain kakujoshi, teidaijoshi, toritatejoshi, setsuzokujoshi, dan shuujoshi. Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai lima jenis joshi tersebut, antara lain sebagai berikut: 1. Kakujoshi 格助詞 Kakujoshi adalah partikel (joshi) yang pada umumnya dipakai setelah nomina untuk menunjukan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lain. Contohnya: から まで より. 2. Teidaijoshi 提題助詞 Teidaijoshi adalah partikel yang dipakai untuk menunjuk pada subjek utama. Contohnya: なら って ったら. 3. Toritatejoshi 取り立て助詞 Toritatejoshi adalah partikel yang pada umumnya diletakkan di depan ataupun di belakang kakujoshi. Contohnya: さえ でも まで だけ ばかり しか こそ など なんか なんて くらい. 4. Setsuzokujoshi 接続助詞 Setsuzokujoshi adalah joshi (partikel) yang dipakai setelah doushi (kata kerja) 10

dan keiyoushi (kata sifat), atau setelah jodoushi (kata kerja bantu) untuk melanjutkan kata-kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada bagian berikutnya. Contohnya: けえども が から し ても て ながら つつ たり のに ので. 5. Shuujoshi 終助詞 Shuujoshi adalah partikel (joshi) yang pada umumnya dipakai setelah berbagai macam kata benda pada bagian akhir kalimat atau paragraf untuk menambahkan makna berupa pernyataan, larangan, seruan, rasa haru, kesan, dan lain-lain. Contohnya : さ か かな かしら ね な よ ぞ ぜ なあ わ. Berdasarkan penjelasan lima jenis joshi di atas, さ yang ingin diteliti penulis dalam novel Nada Sou Sou 涙そうそう termasuk dalam kelompok shuujoshi 終助詞. 2.3 Teori Shuujoshi Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai beberapa arti atau definisi shuujoshi menurut beberapa ahli, yaitu: Tomita (2003, hal. 69) mendefinisikan shuujoshi sebagai berikut : 主に文のおわりについて 話し手お意味 気持ちを表します Omo ni bun no owari nitsuite, hanashite no imi, kimochi wo arawashimasu. Diletakkan pada akhir kalimat dan digunakan untuk menunjukkan perasaan dan maksud lawan bicara. 11

Pendapat lain dikemukakan oleh Sakakura (1992, hal.314), bahwa shuujoshi dapat didefinisikan sebagai berikut: か な なあ ぞ とも よや わの こと ね さ 口語 ばや なむ がな / かな かも かし や な よ を ( 文語 ) これらは いずれも話し手の疑問 感動 言永嘆 禁止 命令 強意 願望などを表すものである 主として文の終わりにあって 全体を統する そこで これを終助詞と呼ぶ Ka, na, naa, zo, tomo, yoya, wano, koto, ne, sa (kōgo). Baya, namu, gana/kana, kamo, kasha, ya, na, yo, o (bungo). Korerawa, izuremo hanashite no gimon, kandou, kinshi, meirei, kyōi, ganbō nado o arawasu monodearu. Shutoshite bun no owari ni atte, zentai o osamu suru. Sokode, kore o shūjoshi to yobu. Ka, na, na (naa), zo, tomo, wano, koto, ne, sa, termasuk ke dalam ragam bahasa lisan atau bahasa percakapan. Sedangkan baya, namu, gana/kana, kamo, kasha, ya, na, yo, dan wo termasuk ke dalam bahasa tulisan. Ini semua adalah hal yang berfungsi mengungkapkan suatu pertanyaan, emosi, larangan, perintah, tekanan, keinginan, yang memperkuat maksud dan sebagainya dari penutur/pembicara. Partikel yang berada di akhir kalimat ini disebut dengan istilah shuujoshi. 2.3.1 Teori Shuujoshi さ 男女差 独話 雨です 雨だ 雨 高い 行く 行け 行って 行こう だろう らしい さ男 X X X 0 0 0 X X X 0 X Sumber: Miyazaki (2002, hal.273) Seperti yang ditunjukkan pada tabel di atas, sa dibatasi oleh hubungan yang kuat. Penggunaan partikel akhir (shuujoshi) sa digunakan sebagai pengganganti desu, masu. Oleh karena itu, sa tidak dapat digunakan dalam percakapan formal. Selain itu ditunjukkan juga bahwa penggunaan partikel akhir sa pada monolog hampir tidak digunakan. Akan tetapi, menurut Moriyama (1997), さ は 独り 12

言 を表す終助詞の 1 つとして扱われている yang artinya bahwa Sa diperlakukan sebagai salah satu partikel akhir yang menampilkan monolog. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Nagasaki (2008), shuujoshi sapada zaman Edo banyak digunakan oleh kaum perempuan, yang kemudian pada zaman Meiji dan Taisho penggunaannya semakin sedikit. Mengenai sifat dasar sa, Ueno dalam Miyazaki (2002, hal.274) mengemukakan bahwa, 話し手の判断した事柄の当然性を意味し 聞き手の前にそれを放り出すような効果を出す yaitu Makna akan suatu kejadian dinilai dari pihak pembicara, serta menunjukkan keefektifitasan yang serupa dengan yang ditampilkan pada kalimat sebelumnya dihadapan pendengar. Selain itu Chin dalam Miyazaki (2000, hal.275), menyatakan bahwa penggunaan sa いつも 聞き手または話し手のまえにのべたことを受けた文につく yaitu Selalu melekat didepan ungkapan kalimat yang dikemukakan oleh petutur atau penutur. Sesuai dengan penjelasan mengenai tabel sebelumnya, Tomita (2003, hal.173) juga menyatakan bahwa sa 敬意や丁寧さの入らない粗野な話し方で です ます の代わりに使います yaitu Tidak digunakan dalam percakapan formal, bisadigunakan sebagai pengganti desu dan masu. Matsuue (2005, hal.56) mengemukakan bahwa fungsi shuujoshi sa digunakan untuk mengekspresikan perasaan tidak menganggap serius atau tidak menganggap penting sebuah peristiwa. Fungsi tersebut semakin diperkuat oleh teori Tomita (2003, hal.174) bahwa fungsi sa terbagi menjadi empat, antara lain sebagai berikut : 1. 自分の判断を無責任な感じて言うときに文末に付けます 13

Shuujoshi sa menempel pada kalimat yang mengandung satu keputusan yang tidak dilandasi oleh rasa tanggung jawab. Contoh : A: それで どうするの? B: 知らない まあ なるようになるさ A:Terus sekarang bagaimana? B:Nggak tau. Pasti bisa lah. 2. 文を区切って 聞き手に理解されていることを確認しながら話をするような場合に その区切っり目に さ をつけます Sa digunakan pada penggalan frase dalam satu kalimat saat penutur ingin memastikan kembali apakah kalimat yang diucapkan telah dipahami oleh petutur. Contoh : 昨日さ 新宿へ行ってさ 買い物をしようと思ってた さ... Kemarin yaa, saya pergi ke Shinjuku, terus yaa rencana nya mau belanja nih,. それがさ よく聞いたらさ だめだったんだって Itu nih yaa, saya sering mendengar sih, katanya mustahil. 14

3. 疑問詞に付いて 話し相手に対する反抗の気持ちを表します Melekat pada kalimat tanya untuk mengekspresikan perasaan yang menentang pendapat lawan bicara. Contoh : 何さ こんな物 かってきて Apa sih ini, kok barang seperti ini dibeli? 何するのさあ 放してよ Kamu ngapain sih? Lepasin dong (menunjukkan penolakan) 4. 疑問の意味を含めて使う場合もあります Digunakan sebagai akhiran pada kalimat tanya. Contoh : これ 何さ? Ini apa ya? あんた だれさ? Kamu siapa ya? 15