KETERKAITAN ANTARA LATIS BOOLEAN, RING BOOLEAN DAN ALJABAR BOOLEAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR RUANG RIESZ SKRIPSI. Oleh : Dhian Arista Istikomah J2A

STRUKTUR SEMILATTICE PADA PRA A -ALJABAR

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

Aljabar Boole. Meliputi : Boole. Boole. 1. Definisi Aljabar Boole 2. Prinsip Dualitas dalam Aljabar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi

KATA PENGANTAR. Semarang, Desember Penulis

Aljabar Linier. Kuliah 2 30/8/2014 2

Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik ( )

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

Sifat Lapangan pada Bilangan Kompleks

Pembentukan -aljabar Komutatif dan Implikatif dari Sebuah Lapangan. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

PRA A*-ALJABAR SEBAGAI SEBUAH POSET

SISTEM BILANGAN BULAT

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

Matematika Diskrit 1

BAB 6 ALJABAR BOOLE. 1. Definisi Dasar. Teorema 1 MATEMATIKA DISKRIT

KELAS-KELAS BCI-ALJABAR DAN HUBUNGANNYA SATU DENGAN YANG LAIN. Winarsih 1, Suryoto 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

BAB 6 ALJABAR BOOLE. 1. Definisi Dasar MATEMATIKA DISKRIT

K-ALJABAR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

ALJABAR BOOLEAN. Misalkan terdapat. Definisi:

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

Matematika Logika Aljabar Boolean

UNNES Journal of Mathematics

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KETERKAITAN RG-ALJABAR DAN STRUKTUR GRUP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Pertama)

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

HIMPUNAN BILANGAN BULAT NON NEGATIF PADA SEMIRING LOKAL DAN SEMIRING FAKTOR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

BAB I PENDAHULUAN. Kata topologi berasal dari bahasa yunani yaitu topos yang artinya tempat

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

Pembentukan Ideal Prim Gelanggang Polinom Miring Atas Daerah ( )

Kajian Teori Ideal Perluasan Subtraktif Pada Semiring Ternari

ANALISIS PROCRUSTES SKRIPSI. Oleh: Kartika Andriyani J2A

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

BENTUK - BENTUK IDEAL PADA SEMIRING ( ( ) )

FERRY FERDIANTO, S.T., M.Pd. PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011

INVERS MOORE PENROSE MATRIKS BEBAS SKRIPSI. Disusun oleh : AGUNG WICAKSONO J2A JURUSAN MATEMATIKA

SUBGRUP C-NORMAL DAN SUBRING H R -MAX

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL

POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Contoh sederhana dari ring adalah himpunan bilangan bulat Z.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

TEORI HEMIRING ABSTRAK

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

PEMBUKTIAN TEOREMA GEOMETRI AUTOMATIK DENGAN BASIS GROEBNER SKRIPSI. Oleh : Putri Estikarini J2A

IDENTIFIKASI STRUKTUR DASAR SMARANDACHE NEAR-RING Identification of Basic Structure on Smarandache Near-Ring

Pertemuan ke-4 ALJABAR BOOLEAN I

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR

DEKOMPOSISI PRA A*-ALJABAR

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL PRIME IDEAL AND MAXIMAL IDEAL IN A POLYNOMIAL RING

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

FPMIPA UPI ILMU KOMPUTER I. TEORI HIMPUNAN

Fahmi Ulfa Nur Hidayati dan Suryoto Program Studi Matematika Jurusan Matematika FSM UNDIP

BAB 2 LANDASAN TEORI

Definisi Aljabar Boolean

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

Representasi Boolean

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351)

MATRIKS INVERS MOORE-PENROSE DALAM PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER

HALAMAN PENGESAHAN. : Derajat Titik pada Graf Fuzzy. Telah diujikan pada sidang Tugas Akhir tanggal 23 Februari 2011

MODUL ATAS RING MATRIKS ( ) Arindia Dwi Kurnia Universitas Jenderal Soedirman Ari Wardayani Universitas Jenderal Soedirman

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

GRUP ALJABAR DAN -MODUL REGULAR SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: FITRIA EKA PUSPITA

Sifat-Sifat Ideal Utama dan Ideal Maksimal dalam Near-Ring

BAB I PENDAHULUAN. aljabar max-plus bersifat assosiatif, komutatif, dan distributif.

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

SUATU KAJIAN TENTANG PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field.

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

Semi Modul Interval [0,1] Atas Semi Ring Matriks Fuzzy Persegi

HUBUNGAN BENTUK-BENTUK KHUSUS K-ALJABAR HIPER IMPLIKATIF

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

I. PENDAHULUAN. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara historis

ANALISIS DATA PANEL TIDAK LENGKAP DENGAN TEKNIK ESTIMASI LEAST SQUARE DUMMY VARIABLE (LSDV) (Studi Kasus pada Pertumbuhan Ekonomi Pulau Jawa)

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Definisi Aljabar Boolean

Transkripsi:

KETERKAITAN ANTARA LATIS BOOLEAN, RING BOOLEAN DAN ALJABAR BOOLEAN SKRIPSI Oleh : Andina Ivana Triandani J2A005003 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009 1

2 ABSTRAK Aljabar Boolean, ring Boolean dan latis Boolean merupakan tiga struktur aljabar yang berbeda tetapi satu sama lain saling terkait. Keterkaitan tersebut ditunjukan dengan suatu pendefinisian awal yang akan digunakan untuk membentuk struktur aljabar yang lain. Sehingga suatu struktur aljabar apapun dapat dibentuk menjadi struktur aljabar yang lain. Dengan ide untuk mengetahui keterkaitan antara latis Boolean dengan aljabar Boolean, ring Boolean dengan aljabar Boolean dan latis Boolean dengan ring Boolean. Kata kunci: aljabar Boolean, latis Boolean, ring Boolean.

3 ABSTRACT Boolean algebra, Boolean ring, Boolean lattice are three different algebras structure but one another connected. It connection showed by an initial definition that will be used to create another algebra structure. So everything algebra structure can be made to another algebra structure. With idea to know the connection between Boolean lattice and Boolean algebra, Boolean ring and Boolean algebra, and Boolean ring and Boolean lattice. Keyword: Boolean algebra, Boolean lattice, Boolean ring.

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teori latis dan teori ring merupakan bagian dari aljabar abstrak yang banyak membahas masalah-masalah mengenai elemen-elemen dari suatu teori himpunan abstrak yang dikembangkan lebih lanjut dari teori himpunan. Suatu latis L merupakan himpunan terurut parsial yang setiap pasangan elemen a,b dalam L mempunyai batas bawah terbesar atau meet yang dinotasikan a b dan batas atas terkecil atau join yang dinotasikan a b. Secara aljabar definisi latis L adalah suatu aljabar dengan dua operasi biner dengan simbol (, ) yang memenuhi hukum-hukum seperti: komutatif, assosiatif, absorbsi dan ketunggalan elemen (idempoten) terhadap operasi meet ( ) dan join ( ). Suatu ring R merupakan suatu sistem aljabar yang dilengkapi dua operasi biner + (penjumlahan) dan (pergandaan), yang memenuhi sifat tertutup terhadap operasi penjumlahan, tertutup terhadap operasi perkalian dan memenuhi hukum distributif. Latis dan ring mempunyai beberapa keistimewaan. Latis digunakan dalam beberapa aplikasi yang berbeda seperti model aliran informasi dan memainkan peranan penting dalam Aljabar Boolean. Sedangkan ring digunakan sebagai dasar pembentukan sistem aljabar yang lebih kompleks seperti lapangan ataupun lapangan perluasan. Karena peranannya yang penting dalam aljabar abstrak maka latis dan ring sangat menarik untuk dikaji terutama dengan adanya keterkaitan

5 dengan aljabar Boolean karena aljabar Boolean juga merupakan bagian penting dari aljabar abstrak. Aljabar Boolean dapat dibentuk menjadi latis ataupun ring dengan definisi tertentu, begitu pula sebaliknya. Sehingga muncul suatu istilah latis Boolean dan ring Boolean. Beberapa literatur hanya membahas keterkaitan latis Boolean dengan aljabar Boolean dan pembentukan ring Boolean menjadi aljabar Boolean. Mengenai pembentukan aljabar Boolean menjadi ring Boolean maupun keterkaitan latis Boolean dengan ring Boolean belum banyak dikaji. Tetapi sebelum mempelajari bagian tersebut, harus terlebih dahulu dipelajari tentang dasar-dasar dari sistem aljabar yang terkait yakni aljabar Boolean, urutan parsial pada aljabar Boolean, latis, latis distributif dan ring. Sedangkan unsur-unsur yang dipelajari selanjutnya adalah keterkaitan antara aljabar Boolean, latis Boolean dan ring Boolean, mencakup keterkaitan latis Boolean dengan aljabar Boolean, keterkaitan ring Boolean dengan aljabar Boolean dan keterkaitan latis Boolean dengan ring Boolean. 1.2. Permasalahan Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang diambil dalam tugas akhir ini adalah : - Bagaimanakah keterkaitan antara latis Boolean dengan aljabar Boolean? - Bagaimanakah keterkaitan antara ring Boolean dengan aljabar Boolean? - Bagaimanakah keterkaitan antara latis Boolean dengan ring Boolean?

6 1.3. Pembatasan Masalah Adapun yang dibahas dalam tugas akhir ini hanya dibatasi sampai teorema tentang pembentukan latis Boolean menjadi aljabar Boolean, aljabar Boolean menjadi latis Boolean, aljabar Boolean menjadi ring Boolean, ring Boolean menjadi aljabar Boolean, ring Boolean menjadi latis Boolean dan latis Boolean menjadi ring Boolean. 1.4. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dari tugas akhir ini adalah dapat mempelajari tentang keterkaitan dari ketiga sistem aljabar yang dibahas, yakni aljabar Boolean, latis Boolean dan ring Boolean dengan suatu definisi tertentu sehingga dapat memperluas pengetahuan dan dapat lebih memahami tentang sistem aljabar tersebut. 1.5. Sistematika Penulisan Di dalam penyusunan tugas akhir ini secara keseluruhan terdiri dari 4 bab yang dilengkapi oleh kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan lampiranlampiran yang mendukung. Secara garis besar, sistematika pembahasan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah pembuatan tugas akhir, perumusan masalah yang dihadapi di

7 dalam menyusun tugas akhir, pembatasan masalah tugas akhir, tujuan tugas akhir dan sistematika pembahasan laporan tugas akhir yang menerangkan sekilas dari isi tiap bab yang terdapat pada laporan tugas akhir ini. BAB II Materi Penunjang Pada bab ini dibahas mengenai materi yang terkait dengan keterkaitan antara latis Boolean, ring Boolean dan aljabar Boolean seperti aljabar Boolean, urutan parsial pada aljabar Boolean, latis, latis distributif dan ring Boolean. BAB III Keterkaitan Antara Latis Boolean, Ring Boolean dan Aljabar Boolean Pada bab ini dibahas mengenai keterkaitan latis Boolean dan aljabar Boolean, keterkaitan ring Boolean dengan aljabar Boolean dan keterkaitan latis Boolean dengan ring Boolean. BAB IV Penutup Bab ini merupakan bab akhir laporan yang memuat kesimpulan dari seluruh proses penyelesaian tugas akhir ini. Selain itu juga dimuat mengenai saran-saran penulis untuk mengembangkan sistem pendukung keputusan dalam tugas akhir ini.