MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH

dokumen-dokumen yang mirip
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH

HUBUNGAN KREATIVITAS MEMBENTUK DAN MERAWAT HAIR PIECE DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN RAMBUT SMKN 3 PAYAKUMBUH.

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG. Oleh: YULIANI 57617/2010

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTEK PEMANGKASAN RAMBUT SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

HAMBATAN DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI MAHASISWA D4 FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BOGA DASAR KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 1 PAINAN IKA PURNAMA SARI

EFEKTIVITAS PEMBERIAN APERSEPSI DAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN GAYA SMP NEGERI 13 PURWOREJO

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN INTERAKSI ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ANAK (Kasus: Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Pulau Punjung) ARTIKEL AFRILIANI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah

PENDAHULUAN. CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA PADA SISTEM STARTER MOBIL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK CIPTA KARYA PREMBUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh: DEWI TRI UTAMI A

Oleh: Amin Kiswoyowati

PENGETAHUAN TENTANG KOSMETIKA PERAWATAN KULIT WAJAH DAN RIASAN PADA MAHASISWI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

PERSEPSI GURU PAMONG TENTANG KOMPETENSI MAHASISWA TATA RIAS DAN KECANTIKAN DALAM PELAKSANAAN PPLK PADA SMK DI SUMBAR SYOFIA MELISA PUTRI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

MOTIVASI MAHASISWA MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

SILUET Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 48

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS 3 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH SRI DEFI MUSTIKA

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN INTERAKSI SISWA DENGAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK PENGELASAN

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh R i s w a n t o NIM

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

KEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN. Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M.

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BAGIAN ASISTEN PEMERINTAHAN KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

ANALISIS FAKTOR DISIPLIN SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI HASIL MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH IDEAL WANITA DEWASA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 10 MEDAN

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

ARTIKEL ILMIAH STUDI KASUS PERANAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD IQRA MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS DILIHAT DARI PENGGUNAAN METODE SIMULASI DENGAN METODE CERAMAH PESERTA DIDIK KELAS IV SDN-1 KALAMPANGAN.

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MENCONTEK PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENGARUH MANAJEMEN DIRI DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMAN 11 KOTA JAMBI

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

Bimafika, 2016, 8, 10 15

3. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa

Desnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin

Jurnal Siliwangi Vol. 3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar

Hubungan Antara Praktek Otomotif Dengan Kesiapan. Praktek Kerja Industri Siswa

PERANAN PERHATIAN ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SDN REMBANGKEPUH KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI

Rini Sefriani 1 ), Popi Radyuli 2 ), Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

HUBUNGAN ANTARA GAYA MENGAJAR GURU, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL. Oleh: MAS ARIS IBNU KHAKIM Dibimbing oleh : 1. BUDIMAN AGUNG PRATAMA, M.Pd. 2. YULINGGA NANDA HANIEF, M.Or.

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PERAWATAN KULIT WAJAH BERMASALAH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 6 PADANG RODIYAH

KONTRIBUSI CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA BANGUNAN SISWA KELAS XI TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 1 TANJUNG RAYA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN DISIPLIN BELAJAR PADA MATA KULIAH PEMANGKASAN RAMBUT MAHASISWA PROGRAM STUDI D4 TATA RIAS DAN KECANTIKAN


KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAAN KERJA GURU. Abstark

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh peserta didik. Menurut pendapat Nurkencana (1986:92) bahwa

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Syaodih Sukmadinata (2009: 72) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIKUM DAN PERAN TEKNISI TERHADAP PRESTASI MEMBUBUT

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Rem Siswa

EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM 2013 TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MA ARIF 1 KEBUMEN

METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN DI SMKN 1 PURWOREJO

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

MINAT SISWA SMK N 3 PAYAKUMBUH UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB II KAJIAN TEORETIK

PERHITUNGAN KUALITAS WEBSITE PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERDASARKAN SKOR KRITERIA PENILAIAN IDEAL OLEH PESERTA DIDIK

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK TUNAS NUSANTARA PURWOREJO

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

ARTIKEL ILMIAH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119

Transkripsi:

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH Sharen Annisa PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2012

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang motivasi belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran pemangkasan rambut dasar, yang meliputi indikator (a) hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar, (b) kebutuhan dalam belajar, (c) harapan dan cita-cita masa depan dalam pemangkasan rambut dasar. Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI kompetensi keahlian tata kecantikan rambut SMK N 3 Payakumbuh yang berjumlah 38 orang. Data diperoleh menggunakan kuesioner sebagai instrument yang telah di uji validitas dan reabilitasnya. Hasil penelitian di sajikan dalam bentuk distribusi frekwensi dan tingkat persentase. Hasil penelitian diperoleh skor rata-rata pencapaian responden terhap indikator hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar berada pada kategori Kurang Sekali dengan (68,42%). Tingkat pencapaian Indikator Kebutuhan dalam Belajar Pemangkasan Rambut Dasar berada pada kelompok kategori Kurang (47,36%). Sedangkan indikator harapan dan cita-cita masa depan tingkat pencapaian responden berada pada kategori Sedang (36,84%). Secara keseluruah motivasi belajar siswa dalam pemangkasan rambut dasar berada pada kategori kurang sekali (36,84%). Abstrack

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH Oleh: Sharen Annisa 1, Rahmiati 2, Yuliana Program Studi Pendidikan Tata Rias Dan Kecantikan FT Universitas Negeri Padang Email: Sharenannisa@gmail.co.id Abstrack Kata kunci: Motivasi, Pemangkasan Rambut Dasar 1 Prodi Pendidikan Tata Rias Dan kecantikan untuk wisuda periode September 2012. 2 Dosen KK FT Universitas Negeri Padang.

A. Pendahuluan Peranan pendidikan dirasakan sangat penting bagi setiap bangsa untuk kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut, khususnya bagi negara yang sedang berkembang. Maju tidaknya pendidikan merupakan faktor yang secara signifikan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu bentuk pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas SDM adalah pendidikan kejuruan karena pendidikan kejuruan pelaksanaannya difokuskan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat menguasai suatu keahlian dengan tujuan agar peserta didik dapat menjadi tenaga kerja yang kompeten dan berkualitas sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dipertegas melalui PP No. 29 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3 bahwa, Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Salah satu kompetensi keahlian yang harus dikembangkan dalam siswa SMK bidang kecantikan adalah mata pelajaran pemangkasan rambut dasar. Mata pelajaran Pemangkasan Rambut Dasar adalah mata pelajaran yang penting dikuasai oleh siswa Jurusan Tata Kecantikan Rambut untuk menyeimbangkan kemampuan siswa dengan kebutuhan industri kecantikan akan tenaga kerja yang mampu melakukan pemangkasan sesuai perkembangan gaya guntingan rambut dan dunia fashion dengan berbagai variasi guntingan rambut sesuai dengan trend yang ada. Penguasaan siswa terhadap pelajaran pemangkasan rambut dasar dapat dilakukan melalui proses belajar. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui suatu proses pembelajaran dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak pandai menjadi pandai dari kurang baik menjadi lebih baik dan dapat memberikan pengaruh-pengaruh yang positif bagi

sesorang yang mengikuti proses pembelajaran. Menurut Hamalik (2001:29) belajar adalah suatu proses untuk mencapai tujuan dengan adanya suatu perubahan dalam diri individu dengan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh. Sedangkan Sudjana (2002:104) menyatakan bahwa belajar adalah sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dikatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik melalui proses pengalaman baru yang dilakukan seseorang dalam lingkungan belajar yang dapat dilihat dari keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar yang baik akan dapat diraih apabila ada keinginan untuk belajar. Keinginan itu akan muncul apabila ada dorongan (motivasi) baik dalam diri siswa atau luar diri siswa. Motivasi belajar bagi siswa adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang siswa yang besar motivasinya akan gigih dan tekun dalam usahanya mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Winkel (2004) dalam www.blogspot.com (2011) yang menyatakan bahwa Motivasi dapat menentukan baik tidaknya mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan yang diraih. Menurut Mc Combs dalam Uno (2010:45) Motivasi belajar adalah kemampuan internal yang terbentuk secara alami yang dapat ditingkatkan atau dipelihara melalui kegiatan yang memberikan dukungan, memberikan kesempatan untuk memilih kegiatan, memberikan tanggung jawab untuk mengontrol proses belajar, dan memberikan tugas-tugas belajar yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pribadi. Dengan demikian siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam

belajar. Dorongan belajar yang kuat, ulet dalam mengerjakan tugas yang diberikan dalam belajar, dapat mengambil manfaat dari apa yang dipelajarinya, memiliki cita-cita dan harapan yang tinggi, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan lingkungan belajar yang mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. Motivasi belajar yang timbul berupa dorongan tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa (Intrinsik) sendiri maupun dari faktor luar diri siswa (Ekstrinsik) yang mempengaruhinya, Menurut Uno (2011:23) motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penguatan dalam belajar yang diberikan guru (reinforcement) berupa hadiah dan hukuman, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik dan sebagainya. Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang dalam melaksanakan kegiatan yang mendorong pencapaian tujuannya yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang, Uno (2011:23) menyatakan bahwa motivasi adalah kekuatan dari dalam diri maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, yang meliputi dalam tiga indicator yaitu (a) hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar pemangkasan rambut dasar, (b) kebutuhan dalam belajar pemangkasan rambut dasar, (c) harapan dan cita-cita masa depan dalam belajar pemangkasan rambut dasar. Menurut Hamalik (2001:29) belajar adalah suatu proses untuk mencapai tujuan dengan adanya suatu perubahan dalam diri individu dengan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh. Sedangkan Sudjana (2002:104) menyatakan bahwa belajar adalah sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dikatakan bahwa belajar merupakan

perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik melalui proses pengalaman baru yang dilakukan seseorang dalam lingkungan belajar. Berdasarkan pengamatan dan observasi awal yang penulis lakukan, baik melalui pengamatan penulis sendiri maupun rekan-rekan yang melaksanakan PLK (Praktek Lapangan Kependidikan) pada bulan Maret sampai dengan Juli 2011 pada kelas X Jurusan Tata Kecantikan Rambut tentang motivasi belajar siswa SMK N 3 Payakumbuh menunjukan hasil belajar yang rendah, hal ini dibuktikan oleh banyak siswa yang datang terlambat saat praktek dengan berbagai alasan terutama alasan kesulitan dalam mencari klien, bahkan ada beberapa orang siswa yang membolos karena tidak mendapatkan klien, juga ditemukan siswa yang kurang tekun. Siswa yang kurang tekun dan seringkali menghentikan kegiatannya karena peralatan yang dibutuhkan tidak tersedia atau rusak sehingga hasil pemangkasan menjadi kurang bagus dan mengecewakan klien, siswa terlihat kurang mampu mengatasi kesulitan saat melaksanakan pemangkasan, sering merasa putus asa dan menyerah saat mengalami hambatan seperti tidak berhasil mendapatkan klien, tidak dapat menyediakan alat dan bahan, sehingga siswa memutuskan untuk tidak ikut dalam kegiatan praktek. Siswa sering mengalami hambatan dalam urusan sarana dan prasarana yang ada pada workshop seperti tidak tersediannya air bersih untuk praktek, kursi penyampoan yang tidak cukup, pemakaian hair dryer yang bergantian dan bahan-bahan kosmetika yang sering kali tidak mencukupi untuk digunakan saat melaksanakan praktek sehingga harus membuat siswa menyediakannya sendiri. Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah (1) Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapat gambaran tentang motivasi belajar siswa dalam mengikuti mata

pelajaran Pemangkasan Rambut Dasar. (2) Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan motivasi belajar siswa yang ditinjau dari: (a) hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar, (b) kebutuhan dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar (c) harapan dan Cita-cita masa depan dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar. B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2006:60), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi/sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik (Sugiyono, 2006:8). Polulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan Tata Kecantikan Rambut Kelas X tahun ajaran 2011/2012 dan XI tahun ajaran 2010/2011SMK Negeri 3 Payakumbuh yang telah mengikuti mata pelajaran Pemangkasan Rambut Dasar yang berjumlah 38 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi yang berjumlah 38 orang. Data penelitian dikumpulkan dari sumber data yaitu siswa Jurusan Tata Kecantikan Rambut Kelas X tahun ajaran 2011/2012 dan XI tahun ajran 2010/2011, dengan teknik pengumpulan menggunakan angket (kuisioner). Analisis data dilakukan dengan menentukan Distribusi Frekwensi dan Menentukan Tingkat Persentase yang telah di uji Validitas dan Reliabilitasnya.

C. Hasil dan Pembahasan Hasil deskripsi data pada penelitian ini merupakan gambaran umum tentang motivasi belajar siswa kelas X Tahun ajaran 2010/2011 dan XI Tahun ajaran 2011/2012 Kompetensi Keahlian Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 3 Payakumbuh pada mata pelajaran Pemangkasan Rambut Dasar. Data mengenai motivasi belajar siswa dinilai dengan indikator : (1) Hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar, (2) Kebutuhan dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar, (3) Harapan dan Cita-cita dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar diperoleh dari angket yang disebarkan pada 38 orang responden. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan sesuai dengan indikator yang diteliti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut ini : 1. Hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar Dalam indikator hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar data yang diperoleh melalui jabawan angket yang diberikan dengan jumlah pertanyaan 16 butir, maka secara ideal skor minimal yang dapat dicapai adalah 16 dan skor maksimal 64. Dari jawaban responden diperoleh nilai terendah 19 sedangkan nilai tertinggi adalah 60, dengan skor rata-rata (mean) 30,21, nilai tengah (median) 32,50, nilai yang sering muncul (mode) 22, dan simpangan baku (standar deviasi) 11,051. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 1 orang siswa dari 38 orang siswa (2,63%) berada pada kategori sangat baik, 1 orang siswa (2,63%) berada pada kategori baik, 3 orang siswa (7,89%) berada pada kategori sedang, 7 orang siswa (18,42%) kurang, sisanya sebanyak 26 orang siswa (68,42%). Dari sebaran data yang diperoleh dapat diketahui tingkat pencapaian respondenyang berada pada nilai terbanyak berada

pada kategori Kurang Sekali dengan persentase 68,42%. Untuk lebihnya kategori pencapaian pada indikator Hasrat dan Keinginan Berprestasi dapat dilihat pada histogram dibawah ini: 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 2.63% 2.63% 7.89% Sangat Baik 18.42% 68.42% Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Gambar 1 : Histogram Kategori Pencapaian Indikator Hasrat dan Keinginan Berprestasi dalam Pemangkasan Rambut Dasar 2. Kebutuhan dalam Belajar Pemangkasan Rambut Dasar Didalam indikator kebutuhan dalam Belajar Pemangkasan Rambut Dasar dengan menggunakan angket dengan 17 butir pertanyaan maka secara ideal skor minimal yang dapat dicapai adalah 17 dan skor maksimal 68. Dari jawaban responden diperoleh nilai terendah 21 sedangkan nilai tertinggi adalah 61, dengan skor rata-rata (mean) 39,71, nilai tengah (median) 34,50, nilai yang sering muncul (mode) 33, dan simpangan baku (standar deviasi) 8,702. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat baik (0%), pada kategori baik sebanyak 3 orang siswa dari 38 orang siswa (7,89%), 7 orang siswa (18,42%) berada pada kategori sedang, 18 orang siswa (47,36%) berada pada kategori kurang, sisanya sebanyak 10 orang siswa (26,31%) berada pada

kategori kurang sekali. Dari sebaran data dapat diketahui bahwa skor pencapaian pada kategori terbanyak berada pada tingkat kategori kurang dengan persentase skor sebesar 47,36 %. Untuk lebih jelasnya pengkategorian skor motivasi belajar ditinjau dari indikator Kebutuhan dalam Belajar Pemangkasan Rambut Dasar dapat dilihat pada histogram dibawah ini : 60% 40% 20% 0% 0% Sangat Baik 7.89% 18.42% 47.36% 26.31% Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Gambar 2 : Histogram Pencapaian Skor Indikator Kebutuhan dalam Belajar Pemangkasan Rambut Dasar 3. Harapan dan Cita-Cita Masa Depan dalam Pemangkasan Rambut Dasar Dalam indikator harapan dan cita-cita masa depan dalam Pemangkasan Rambut Dasar, dengan menggunakan angket dengan 13 butir pertanyaan maka secara ideal skor minimal yang dapat dicapai adalah 13 dan skor maksimal 52. Dari jawaban responden diperoleh nilai terendah 15 sedangkan nilai tertinggi adalah 50, dengan skor rata-rata (mean) 34,73, nilai tengah (median) 25,50 nilai yang sering muncul (mode) 35, dan simpangan baku (standar deviasi) 8,010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 3 orang siswa dari 38 orang siswa (7,89%) berada pada kategori sangat baik, 6 orang siswa (15,78%) berada pada kategori baik, 14 orang siswa (36,84%) berada pada kategori sedang, 7 orang siswa (18,42%) kurang, sisanya sebanyak 8 orang siswa (21,05%). Dari sebaran skor dapat diketahui bahwa pencapaian tertinggi berada pada kategori sedang dengan persentase 36,84 %.

Untuk lebih jelasnya pengkategorian skor motivasi belajar ditinjau dari indikator harapan dan cita-cita masa depan dalam Pemangkasan Rambut Dasar dapat dilihat pada histogram dibawah ini : 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 15.78% 7.89% 36.84% 18.42% 21.05% 0.00% Sangat Baik Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Gambar 3 : Histogram Pengkategorian Skor Indikator Harapan dan Cita-cita Masa Depan siswa dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar 4. Motivasi Belajar Pemangkasan Rambut Dasar Pengukuran motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran pemangkasan rambut dasar secara keseluruhan, dengan total pertanyaan angket dengan 46 butir pertanyaan maka secara ideal skor minimal yang dapat dicapai adalah 46 dan skor maksimal 184. Dari jawaban responden diperoleh nilai terendah 68 sedangkan nilai tertinggi adalah 168, dengan skor rata-rata (mean) 104,63, nilai tengah (median) 94,5 nilai yang sering muncul (mode) 120, dan simpangan baku (standar deviasi) 2297. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 1 orang siswa dari 38 orang siswa (2,63%) berada pada kategori sangat baik, 3 orang siswa (7,89%) berada pada kategori baik, 7 orang siswa (18,42%) berada pada kategori sedang, 11 orang siswa (28,94%) kurang, sisanya sebanyak 14 orang siswa (36,84%). Dari sebaran skor dapat diketahui bahwa skor pencapaian terbanyak berada pada kategori kurang sekali dengan

persentase sebesar 36,84 %. Untuk lebih jelasnya pengkategorian skor motivasi belajar Pemangkasan Rambut Dasar dapat dilihat pada histogram dibawah ini : 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 2.63% 7.89% Sangat Baik 18.42% 36.84% 28.94% Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Gambar 4 : Histogram Pengkategorian Skor Motivasi Belajar Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata hasil penilaian terhadap motivasi belajar siswa berada pada kategori kurang sekali (36,84%), hal ini berarti motivasi dari dalam diri (instrinsik) siswa yang membuat hasil belajar siswa menjadi rendah dan berada di bawah KKM. Hasil penelitian ini diperkuat oleh teori yang dikemukakan oleh Uno (2011:1) motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Rendahnya kemampuan siswa dalam belajar pemangkasan rambut dasar yang dapat dilihat dari data yang diperoleh dari ketua kompetensi keahlian Tata Kecantikan Rambut yang menyatakan 71% siswa tidak tuntas dalam belajar merupakan akibat yang ditimbulkan dari rendahnya motivasi intrinsik siswa dalam mengikuti mata pelajaran ini. Sesuai dengan fakta yang ditemui dalam penelitian ini, rendahnya motivasi intrinsik siswa menyebabkan dorongan untuk berbuat demi mencapai tujuan belajar yang dalam hal ini adalah belajar pemangkasan rambut dasar menjadi rendah, terbukti dengan data yang menyatakan indikator hasrat dan

keinginan dalam berprestasi dalam belajar, kebutuhan dalam belajar pemangkasan rambut dasar dan harapan dan cita-cita masa depan yang berada pada kategori yang sangat kurang, kurang dan cukup. Berdsarkan temuan yang diperoleh dalam peneltian ini memberikan petunjuk bahwa motivasi belajar siswa yang muncul dari dalam diri (intrinsik) yang diteliti dalam penelitian ini telah nyata menunjukkkan hasil yang tidak menggembirakan, sekiranya ada upaya dari pihak-pihak terkait untuk mencarikan solusi dari permasalahan mengenai rendahnya motivasi tersebut. Mengingat demikian pentingnya peranan motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru pada mata pelajaran yang bersangkutan diharapkan dapat membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa-siswanya. Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka siswa harus memiliki motivasi belajar sebagai pengerak. Kuat lemahnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan seseorang. Aspek motivasi dalam keseluruhan proses belajar mengajar sangat penting, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Motivasi dapat memberikan semangat kepada siswa dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan yang dilakukannya. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka harus dilakukan suatu upaya dari segala pihak yang terkait dalam pembelajaran pemangkasan rambut dasar agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, demi tercapainya tujuan dalam belajar pemangkasan rambut yang merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan dalam industri tata kecantikan. D. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukan diatas, dapat dikemukakan kesimpulan mengenai motivasi belajar siswa kelas X dan XI kompetensi keahlian Tata Kecantikan SMK Negeri 3 Payakumbuh pada tahun ajaran 2011/2012 dalam belajar pemangkasan rambut dasar bagai berikut : (1) indikator hasrat dan keinginan

berprestasi dalam pemangkasan rambut dasar, tingkat pencapaian responden terbanyak berada pada kelompok kategori Kurang Sekali dengan persentase skor sebesar 68,42 % (26 orang), (2) indikator Kebutuhan dalam Belajar Pemangkasan Rambut Dasar tingkat pencapaian responden terbanyak berada pada kelompok kategori Kurang dengan persentase skor sebesar 47,36 % (18 orang), (3) indikator harapan dan cita-cita masa depan tingkat pencapaian responden terbanyak berada pada kategori Sedang dengan persentase skor sebesar 36,84% (14 orang), (4) sedangkan secara keseluruhan rata-rata pencapaian motivasi belajar responden dalam pemangkasan rambut dasar diperoleh persentase skor terbanyak sebesar 36,84 % (14 orang) dengan kategori kurang sekali. Melalui penelitian ini ada beberapa saran yang dapat diberikan kepada pihak-pihak yang terkait yaitu : (1) Siswa SMK Negeri 3 Payakumbuh kompetensi keahlian Tata Kecantikan rambut agar dapat meningkatkan motivasinya dalam belajar pemangkasan rambut dasar, (2) Guru, agar dapat memberikan upaya dan solusi dalam memberikan pembelajaran yang lebih dapat memotivasi siswa dalam belajar pemangkasan rambut dasar, (4) Sekolah, agar dapat memberikan dukungan dari segala bidang untuk meningkatkan kesuksesan belajar demi mengingkatkan kualitas lulusan dari SMK Negeri, (5) Peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lain yang berhubungan dengan pendidikan. Catatan : artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dra. Rahmiati, M.Pd dan Pembimbing II Dr. Yuliana, SP, M.Si.

Daftar Rujukan Depdiknas. 2009. Spektum SMK Tata Kecantikan Rambut dan Kulit. http//: www.blogspot.com. (diakses tanggal 23 februari 2011) Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002) Sugiyono. (2006) Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Uno, Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta. Bumi Aksara Winkel. 2004. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli http://www.blogspot.com, diakses tanggal 2 Januari 2012