Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar"

Transkripsi

1 PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV MI AL-YUSRA DI KECAMATAN DUNGINGI KOTA GORONTALO Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penulis Utama: Rosdiana Ali Poiyo Anggota: Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si (Pembimbing I) Drs. H. Haris Mahmud, M.Si. (Pembimbing II) Abstrak Rosdiana Ali Poiyo. Penerapan Bimbingan Kelompok Dalam Mengatasi Masalah Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas IV MI Al-Yusra Di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui penerapan bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. (2) Untuk mengetahui hasil penerapan model bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana penerapan bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo?. (2) Bagaimana hasil penerapan model bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo? Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan bimbingan kelompok dapat mengatasi masalah belajar pada mata pelajaran IPS diantaranya; siswa dapat berpikir kritis dan bekerjasama dalam kelompok, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, tercipta interaksi antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru, siswa saling membimbing untuk memecahkan permasalahan dalam materi yang diberikan. Kata Kunci : Bimbingan Kelompok, Masalah Belajar Pendahuluan artinya Dalam proses pembelajaran guru memegang peranan yang sangat penting, guru memiliki tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di sekolah. Guru sebagai tenaga professional 1

2 harus memiliki sejumlah kemampuan mengaplikasikan berbagai teori belajar dalam pembelajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode/pendekatan pembelajaran yang efektif, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif serta mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar, guru di tuntut harus mampu mengatur dan mengelola pembelajaran. Pengelolaan kegiatan pembelajaran yang baik akan memberikan efektifitas yang baik pula pada tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Untuk itu guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman yaitu dengan penerapan pendekatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran IPS terkadang terlihat siswa tidak mengikuti dengan serius pelajaran yang diajarkan, hal disebabkan dalam proses pembelajaran lebih banyak menjelaskan materi-materi tanpa melihat kondisi siswa dalam proses belajar Berdasarkan fakta di lapangan, menunjukkan kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo, dari 20 orang siswa yang diamati pada saat pembelajaran terlihat 11 orang diantaranya mempunyai masalah di saat menerima pembelajaran. hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1) penampilan guru belum menarik perhatian siswa, 2) motivasi dalam pembelajaran belum maksimal, 3) penggunaan alat bantu belajar kurang memadai, guru melakukan pembelajaran monoton, 4) masih kurangnya bimbingan langsung kepada siswa. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui penerapan bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. (2) Untuk mengetahui masalah belajar siswa dalam penerapan bimbingan kelompok pada mata pelajaran IPS di kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang di lakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar, maka akan mengalami kesulitan 2

3 dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang tidak lain juga merupakan produk kegiatan berpikir manusia-manusia pendahulunya (Uno, 2009: 1). Menurut Dadang Sunendar (2009:5) kata belajar berarti proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan. Perubahan ini terjadi secara menyeluruh, menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pengertian belajar yang cukup komprehensif juga diberikan oleh Bell Gredler (dalam Winaputra, 2009:1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Pernyataan tersebut di pertegas kembali oleh Mayer (dalam Suryani, 2012:35) bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang melalui pengalaman. Aunurrahman (2009:177) menyatakan bahwa masalah-masalah belajar intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi guru maupun dari dimensi siswa. Dari dimensi siswa, masalah-masalah belajar yang dapat muncul sebelum kegiatan belajar dapat berhubungan dengan karakteristik siswa, baik berkenaan dengan minat, kecakapan maupun pengalaman-pengalaman. Selama proses belajar, masalah belajar seringkali berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan, menggali kembali pesan yang telah tersimpan, unjuk hasil belajar. Sedangkan dari dimensi guru, masalah dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Selama proses belajar, masalah belajar seringkali berkenaan dengan bahan belajar dan sumber belajar. Berikut ini adalah beberapa faktor internal yang mempengaruhi proses belajar. Mengacu pada beberapa pandangan tentang belajar seringkali dikemukakan bahwa masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi guru maupun dari dimensi siswa. Sedangkan dikaji dari 3

4 tahapannya, masalah belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah belajar. Dari dimensi siswa, masalah-masalah belajar yang dapat muncul sebelum kegiatan belajar dapat berhubungan dengan karakteristik siswa, baik berkenaan dengan minat, kecakapan maupun pengalaman-pengalaman. Sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil hasil belajar. Sebelum belajar masalah belajar seringkali berkaitan dengan pengorganisasian belajar. Berikuti ini adalah beberapa faktor internal yang mempengaruhi proses belajar siswa diantaranya; 1) Ciri khas/karakteristik siswa, 2) Sikap terhadap belajar, 3) Motivasi belajar, 4) Konsentrasi belajar, 5) Mengolah bahan belajar, 6) Rasa percaya diri, dan 7) Kebiasaan belajar. Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi minat belajar siswa antara lain: 1) Faktor Guru, 2) Lingkungan Sosial, 3) Kurikulum Sekolah, 4) Sarana dan prasarana. Bimbingan kelompok merupakan bagian dari bimbingan secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dapat secara individual dan kelompok. Menurut Sukardi (2003:24) bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun kelompok dalam pengambilan keputusan. Menurut Winkel (2005:76) menjelaskan bahwa bimbingan kelompok adalah kegiatan kelompok diskusi yang menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing individu dan kelompok, serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Menurut beberapa pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa manfaat dari bimbingan kelompok adalah dapat melatih siswa untuk dapat hidup secara berkelompok dan menumbuhkan kerjasama antara siswa dalam mengatasi masalah dalam belajar, melatih siswa untuk dapat mengemukakan 4

5 pendapat dan menghargai pendapat orang lain dan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat berkomunikasi dengan teman sebaya dan guru. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo dengan pertimbangan, belum pernah diadakan penelitian di sekolah tersebut dengan judul yang digunakan oleh peneliti, sehingga dengan pertimbangan tersebut sekolah ini dijadikan sebagai objek penelitian yang dilakukan secara langsung oleh peneliti berdasarkan masalah-masalah yang terdapat di lingkungan sekolah tersebut yakni penerapan bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif karena studi permasalahan yang diambil oleh peneliti hanya memantau, mengamati, mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang ada pada objek penelitian. Dengan kata lain peneliti hanya menceritakan maupun memberikan gambaran terhadap objek ataupun masalah yang ada dalam penelitian. Dalam penelitian ini sebagai instrumen kunci atau instrumen utama artinya terlibat penuh secara langsung di lapangan. Instrument penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri sebagaimana instrumen kunci atau anggota tim lainnya (Sugiyono, 2011:292). Peran peneliti sebagai pengamat partisipan yaitu peneliti selain mengamati pembelajaran juga mewawancarai beberapa responden dan dalam penelitian ini peneliti juga diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subyek atau informan, sehingga memudahkan peneliti untuk proses pengumpulan data. Data untuk mendukung penelitian adalah data yang diperoleh dari sumber yang dapat di percaya yaitu Kepala Sekolah MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo, Guru kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo dan Siswa kelas IV yang menjadi sampel dari populasi di MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. 5

6 Pengumpulan data dilakukan secara terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian. Kegiatan pengumpulan data berakhir setelah data yang diperlukan lengkap dan memenuhi syarat. Untuk memperoleh data yang akurat yang diteliti, maka peneliti menggunakan teknik penelitian lapangan (fisld research) yaitu, mengambil data dari lapangan secara langsung ke objek penelitian untuk memperoleh data dengan menggunakana metode sebagai berikut. 1. Observasi, yaitu teknik pengamatan secara langsung pada objek yang di amati atau diteliti. 2. Interviuw, yaitu mewawancarai langsung guru mitra kelas IV dan siswa yang bersifat terbuka yakni diwawancarai secara bebas namun terarah. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan para responden yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data yang sifatnya dokumen berupa kegiatan penerapan bimbingan kelompok yang dilaksanakan di MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Keabsahan data dapat dilakukan dengan memperpanjang kehadiran peneliti dilapangan, observasi yang mendalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode penelitian, dan teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, melacak kesesuaian hasil. 1. Pengamatan Pengamatan artinya untuk menemukan kedalam ciri-ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan permasalahan yang diteliti. 2. Triangulasi Suatu bentuk pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekan/sebagai pembanding data. Dalam teknik peneliti memanfaatkan sumber data metode sebagai pendukung dalam pemeriksaan data. 3. Auditrial 6

7 Auditrial adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang merupakan konsep yang dimanfaatkan untuk pemeriksaan ketergantungan dan kepastian data. Dalam teknik ini sasarannya adalah pemeriksaan terhadap catatan lapangan. Data yang terkumpul melalui kegiatan penelitian selanjutnya dianalisis melalui langkah-langkah berikut ini: 1. Mengidentifikasi data penerapan bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar pada mata pelajaran IPS di kelas MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. 2. Mengelompokkan data yang telah diperoleh selama proses pengumpulan data. 3. Menyimpulkan penerapan bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar pada mata pelajaran IPS di kelas MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar siswa Pada Mata Pelajaran IPS di kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo, yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Untuk mendapatkan gambaran dan data yang akurat tentang penerapan bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo, peneliti melakukan pengamatan dengan cara menggunakan data lembar pengamatan kegiatan guru dalam proses pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas siswa dalam belajar, lembar penilaian dalam proses pembelajaran serta hasil wawancara kepada guru dan siswa. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan dalam proses pembelajaran IPS dengan menerapkan bimbingan kelompok, guru sebagai objek yang diamati dalam proses pembelajaran tersebut telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi masalah belajar khususnya pelajaran IPS. Salah satu gambaran yang membuktikan bahwa dengan menerapkan bimbingan kelompok yakni setelah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru peneliti mengambil sampel hasil 7

8 penilaian siswa terlihat dari 20 orang siswa tercatat 15 orang dikategorikan tuntas sedangkan 5 orang diantaranya di kategorikan tidak tuntas. Selain data di atas dengan prosedur pengumpulan data yang dilakukan, peneliti menemukan beberapa temuan lainnya yang diklasifikasikan datanya sebagai temuan umum dan temuan khusus, deskripsi datanya sebagai berikut: Temuan Umum Dalam proses pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat pembelajaran. Temuan umum yang peneliti pemateri berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan dalam penelitian ini yaitu; 1. Penerapan Bimbingan Kelompok dalam Mengatasi Masalah Belajar Dalam proses pembelajaran yang peneliti amati, guru menggunakan bimbingan kelompok untuk mengatasi masalah belajar yang terjadi pada mata pelajaran IPS. Bimbingan kelompok merupakan jenis pembelajaran yang mampu membangun kerjasama antar siswa. Bimbingan kelompok bertujuan membangun kerjasama antar siswa berdasarkan kelompok yang memiliki kemampuan diatas rata-rata sebagai tutorial kelompok sehingga disebut juga tim siswa kelompok berprestasi. Adapun langkah-langkah penerapan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut: a. Penyampaian tujuan dan motivasi Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar. b. Pembagian kelompok Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam presentasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik. c. Presentasi dari guru Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberikan motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif dan menyenangkan sehingga signifikan dengan peningkatan hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran guru 8

9 dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya. d. Kegiatan belajar dalam team (kerja team) Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama team bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja team ini merupakan ciri terpenting dari bimbingan kelompok. e. Kuis (Evaluasi) Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggungjawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60, 75, 84 dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa. f. Penghargaan Prestasi Team Setelah pelaksaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Menghitung skor individu Menurut Salvin (Rusman, 2012:216), untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut: 9

10 Tabel 1. Penghitungan perkembangan skor individu No Nilai tes Skor Perkembangan 1. Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin sampai 1 poin dibawah skor dasar 10 poin 3. Skor 0 sampai 10 poin diatas skor dasar 20 poin 4. Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin 5. Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) 30 poin 2) Menghitung skor kelompok Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana dalam tabel 2.2 sebagai berikut: Tabel 2. penghitungan perkembangan skor kelompok No Rata-rata skor Kualifikasi 1. 0 N 5 Team yang kurang baik (Bad Team) 2. 6 N 15 Team yang baik (Good Team) N 20 Team yang baik sekali (Great Team) N 30 Team yang istimewa (Super Team) 3) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok Setelah masing-masing kelompokatau team memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan guru). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, Seluruh informan baik guru maupun siswa yang diwawancarai memberikan jawaban yang hampir sama tentang penerapan bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar pada mata pelajara IPS. Berikut adalah analisis hasil wawancara yang telah dilakukan. 10

11 Penerapan bimbingan kelompok tentang materi organisasi di kelas IV tidak mengalami kendala dan hambatan karena sistem pembelajaran ini menyesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. Selain itu pula siswa merasa senang dengan bimbingan kelompok ini karena siswa terlatih untuk bisa bekerjasama dalam menjalankan sebuah organisasi. Dalam penerapan bimbingan kelompok ada beberapa hal yang menjadi kegiatan atau fokus yang harus disikapi oleh guru mitra kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo yaitu sebagai berikut: a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih menanamkan nilai nilai kebersamaan. b. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi segala dan kegiatan untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang ditetapkan. c. Melakukan pembinaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan mendidik siswa kearah peningkatan hasil belajar dan pembinaan karakter. d. Melakukan evaluasi yang terukur dan valid. Berdasarkan pernyataan dari informan di atas yang telah diwawancarai maka, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan bimbingan kelompok di kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo sudah berjalan secara optimal. Temuan Khusus Dalam pengamatan proses pembelajaran khususnya dalam penerapan bimbingan kelompok ada beberapa hal yang peneliti amati diantaranya, permasalahan yang terjadi dalam penerapan bimbingan kelompok dan cara guru dalam mengatasi masalah belajar siswa dalam penerapan bimbinga kelompok. Adapun gambaran permasalahan dan cara mengatasi masalah belajar dalam penerapan bimbingan kelompok di uraikan sebagai berikut, 1. Kendala-Kendala dalam Penerapan Bimbingan Kelompok Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan menjadi kendala antara lain: a. Manajemen waktu pelaksanaan pembelajaran masih kurang. 11

12 b. Persaingan yang tidak sehat ketika guru tidak memberikan pengertian kepada siswa. c. Siswa yang tidak memiliki kedisiplinan diri dan pemalas kurang aktif dalam pembelajaran. Sehingga hanya berharap kepada teman kelompoknya. d. Kurang kompaknya suatu kelompok karena disebabkan ketidak cocokkan diantara para kelompok. e. Berbicara dengan suara yang keras sehingga mengganggu teman yang lainnya. 2. Upaya dalam Mengatasi Masalah Belajar Siswa dalam Penerapan Bimbingan Kelompok Kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan bimbinga kelompok di atas, dapat diatasi oleh guru dengan cara; 1) Guru bersikap tegas dan mengingatkan kepada siswa untuk benar-benar memperhatikan supaya bisa mendapatkan peningkatan skor individu yang nantinya akan berpengaruh pada nilai kelompok. Dan bagi kelompok yang mencapai prestasi tertinggi akan mendapatkan hadiah. 2) Selama dalam pengamatan, masih banyak siswa yang mengobrol sendiri dan hanya menggantungkan jawaban dari temannya. Tindakan yang dapat peneliti lakukan adalah dengan memberikan pengawasan yang lebih kepada siswa tersebut supaya peneliti bisa segera meminta siswa untuk ikut mengerjakan LKS. 3) Peneliti memberikan batasan waktu yang lebih jelas untuk setiap aktivitas siswa selama proses pembelajaran agar seluruh aktivitas siswa. Selain itu peneliti juga meminta siswa untuk tidak terlambat masuk kelas dan benarbenar mempersiapkan diri. Berdasarkan pengamatan terhadap hasil penerapan bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar pada mata pelajaran IPS, dapat dikatakan bahwa terdapat sebuah kendala dalam proses pembelajaran. Hal ini didukung oleh angket yang diberikan setelah pengamatan terhadap situasi pembelajaran tersebut yaitu sebanyak 20 orang responden siswa kelas IV menjawab 20 butir instrumen dengan format soal berupa pernyataan positif 16 butir dan pernyataan negatif sebanyak 4 12

13 nomor dengan pilihan jawaban 4 kategori yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju menunjukan bahwa semua responden menjawab sangat setuju untuk pernyataan positif 20 orang dan untuk pernyataan negatif responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 20 orang. Dengan demikian, jelaslah bahwa penerapan bimbingan kelompok dapat mengatasi masalah belajar pada mata pelajaran IPS di kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. 4.2 Pembahasan Dalam proses pembelajaran guru sangat dibutuhkan dalam membelajarkan siswa terhadap materi yang diajarkan agar siswa dapat memahami. Oleh karena itu setiap pembelajaran membutuhkan penunjang sebagai media atau perantara agar siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah dengan penerapan bimbingan kelompok dalam memecahkan masalah belajar pada pelajaran IPS di kelas IV MI Al-Yusra di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Adapun tahap-tahap dalam penerapan bimbingan kelompok diantaranya: (1) Guru, memberikan materi yang akan dipelajari secara garis besar dan prosedur keiatan, juga tata cara kerja kelompok. (2) Guru membentuk kelompok, berdasarkan kemampuan, jenis kelamin, ras, suku, jumlah antara 3 5 siswa. (3) Siswa bekerja dalam kelompok, siswa belajar bersama, diskusi atau mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai LKS. (4) Guru memberikan bimbingan. (5) Guru mengadakan validasi hasil kerja kelompok dan memberikan kesimpulan tugas kelompok. (6) Penghargaan kelompok, berdasarkan skor perhitungan yang diperoleh anggota. (7) Evaluasi yang dilakukan oleh guru. Dalam pengamatan yang peneliti lakukan dalam proses pembelajaran khususnya dalam penerapan bimbingan kelompok dalam mengatasi masalah belajar siswa terdapat beberapa kendala diantaranya; (a) Manajemen waktu pelaksanaan pembelajaran masih kurang. (b) Persaingan yang tidak sehat ketika guru tidak memberikan pengertian kepada siswa. (c) Siswa yang tidak memiliki kedisiplinan diri dan pemalas kurang aktif dalam pembelajaran. Sehingga hanya 13

14 berharap kepada teman kelompoknya. (d) Kurang kompaknya suatu kelompok karena disebabkan ketidak cocokkan diantara para kelompok. (e) Berbicara dengan suara yang keras sehingga mengganggu teman yang lainnya. Namun kendala-kendala tersebut dapat teratasi dengan cara: guru bersikap tegas, menjanjikan hadiah bagi kelompok yang berprestasi tinggi. Hal ini didukung oleh angket yang diberikan setelah pengamatan terhadap situasi pembelajaran tersebut yaitu sebanyak 20 orang responden siswa kelas IV menjawab 20 butir instrumen dengan format soal berupa pernyataan positif 16 butir dan pernyataan negatif sebanyak 4 nomor dengan pilihan jawaban 4 kategori yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju menunjukan bahwa semua responden menjawab sangat setuju untuk pernyataan positif dan untuk pernyataan negatif responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 20 orang. Berdasarkan deskripsi data tersebut, jelas bahwa dengan penerapan bimbingan kelompok dapat mengatasi masalah belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV MI Al-Yusra Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Simpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dilihat bahwa terjadi perubahan dalam proses pembelajaran setelah diterapkannya bimbingan kelompok diantaranya; siswa dapat berpikir kritis dan bekerjasama dalam kelompok, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, tercipta interaksi antara siswa dengan siswa atau pun siswa dengan guru dan siswa saling membimbing untuk memecahkan permasalahan dalam materi yang diberikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masalah belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat diatasi dengan penerapan bimbingan kelompok. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai tindak lanjut terkait penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut; Penerapan bimbingan kelompok bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi masalah belajar, bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan bimbingan kelompok alam mengatasi masalah belajar siswa, dapat mengadakan penelitian lebih lanjut tentang 14

15 aspek-aspek lain dalam pembelajaran dan dapat mengaplikasikannya pada materi yang berbeda. Daftar Pustaka Anurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Kencana Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif. Bandung : Alfabeta Sukardi, Dewa Ketut. (2008). Bimbingan karir di sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia Sunendar Dadang. (2009). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosda Karya Suryani Nunuk. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak Uno Hamzah. (2009). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara Winaputra. (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka Winkel. (2005). Bimbingan di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo 15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan Umum Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara. Sekolah ini berdiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang tidak lain juga merupakan produk kegiatan

BAB II KAJIAN TEORETIS. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang tidak lain juga merupakan produk kegiatan BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Masalah Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang di lakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan,

Lebih terperinci

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Koneksi Matematis Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep matematika. Sampai suatu saat nanti konsep-konsep matematika akan ada dalam otak siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan.

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan. Meningkatkan Keterampilan Menyelesaikan Operasi Hitung Campuran Bilangan Cacah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Turnamen Game Tim Atau TGT Pada Siswa Kelas II SDN V Toili Kabupaten Banggai LEMBAR

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SD Negeri 6 Marisa Kabupaten Pohuwato

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SD Negeri 6 Marisa Kabupaten Pohuwato Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SD Negeri 6 Marisa Kabupaten Pohuwato Abstrak Munawir Dulman, Haris Mahmud, Samsi Pomalingo 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif mengandung pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil 1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1 Hasil Belajar Para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil belajar.

Lebih terperinci

ILHAMSYAH. Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jurusan Pendidikan Islam Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan

ILHAMSYAH. Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jurusan Pendidikan Islam Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, MINAT DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA III JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA PADA MATA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kritig yang berlokasi di desa Kritig, Kecamatan Petanahan,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun : PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TEGALGONDO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING KELAS IV SDN 3 TOLINGGULA TENGAH KECAMATAN TOLINGGULA KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh WIWIN KARES YASIN NIM. 151

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA Gina Rosarina 1, Ali Sudin, Atep Sujana 3 123 Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Belajar Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat penyatuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika di SD Pengertian matematika menurut Glover (2006) yaitu Matematika merupakan suatu pelajaran mengenai angka-angka, pola-pola, dan bangun.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi tempat mengadakan penelitian ini adalah SDN Cibenda yang terletak di Dusun Cibenda Desa Cikahuripan Kecamatan Cimanggung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tindakan yang mungkin dilakukan oleh guru terkait dengan permasalahan dalam proses pembelajaran adalah mencari akar permasalahan. Jika akar permasalahan sudah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

Susiyanto Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UKSW ABSTRAK

Susiyanto Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UKSW ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL STAD BERBANTUAN MEDIA LKS SISWA KELAS 4 SDN KOPENG 03 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Susiyanto Program Studi

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar

METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subyek dan Tempat Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2009-2010 yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 11

Lebih terperinci

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG KARYA ILMIAH OLEH : TEGUH RIYANTO NIM : A1D109057 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Cek Kosong a. Pengertian Teknik Pembelajaran Hamdani menjelaskan bahwa teknik pembelajaran diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteritik Subyek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN No. 86 Kota Tengah Kota Gorontalo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1 BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembangunan nasional. Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2) Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 123 Upaya Meningkatkan Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas XII di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU Hamzah dan Susilo, Peningkatan Prestasi Belajar Penjumlahan Pecahan, 81 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU Hamzah,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN 79 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Data hasil yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian pada bab I. Adapun deskriptif data hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR MENGENAL JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SD NEGERI 1 PADAMARA 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIID SMP N 1 Kembaran Kabupaten Banyumas dengan jumlah siswa 32 yang terdiri dari 16 siswa lakilaki dan 16 siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Metode STAD Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama.

Lebih terperinci

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN GADINGREJO 01 KECAMATAN UMBULSARI KABUPATEN JEMBER Sri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis

II. TINJAUAN PUSTAKA. membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,

Lebih terperinci

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IMOGIRI

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Usman Jurusan Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SDN Margamukti, Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Alasan pertama peneliti memilih sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 1 PEUSANGAN email: raudhatuljannah183@yahoo.com email: asrulkarim@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) Siti Halimatus Sakdiyah, Didik Iswahyudi Universitas Kanjuruhan Malang halimatus@unikama.ac.id,

Lebih terperinci

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN 2014/2015 Desra Putri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pembelajaran Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 88 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan pendekatan dan jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Di dalam proses belajar mengajar PKn, seorang guru dituntut harus bersikap professional serta dinamis dan kreatif, sehingga mampu mengubah dan

Di dalam proses belajar mengajar PKn, seorang guru dituntut harus bersikap professional serta dinamis dan kreatif, sehingga mampu mengubah dan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL UNJUK KERJA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV MIS DAMBALO KECAMATAN TOMILITO KABUPATEN GORONTALO UTARA Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AK 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: FARIDA A 210

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran jurusan di sekolah menengah atas sehingga pelajaran geografi perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol.2 No.2, 1 Oktober 2017 193 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KONSEP MEMECAHKAN PERMASALAHAN DAMPAK TEKNOLOGI LEWAT DISKUSI MELALUI

Lebih terperinci

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS

Lebih terperinci

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut (Sanjaya, 2009:240-241), pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitria@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal Yang Berjudul FAKTORFAKTOR PENGHAMBAT KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONEBOLANGO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menentukan peradaban suatu bangsa itu ditunjang oleh sumber daya manusia yang akan terus berkembang sesuai kebutuhan manusia dalam kehidupan masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 5 KARANGRAYUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan enam tahun. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan enam tahun. Sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan dasar. Diadalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan 31 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti dan lokasi penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul; Peningkatan hasil Belajar Matematika Materi Bilangan Romawi Dengan Menggunakan Metode Inquiry Kelas IV MI Al- Hidayah Margorejo

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Kooperatif Menurut E. Slavin (2008), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam suatu kelas dijadikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Miri, dengan subyek penerima tindakan kelas adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2

Lebih terperinci

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BENTUK SOAL CERITA DI KELAS V SDN 8 RINDINGALLO KABUPATEN TORAJA UTARA Theresyam Kabanga Program

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS V SDN 72 KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran. kualitas interaksi siswa dengan guru di kelas. Untuk itu, guru harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran. kualitas interaksi siswa dengan guru di kelas. Untuk itu, guru harus memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran hakikatnya adalah usaha untuk membelajarkan siswa. Darsono mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa

Lebih terperinci