BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

ANALISIS TAX PLANNING SEBAGAI PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PADA PT. BAHANA NUSANTARA

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

BAB IV PEMBAHASAN. Perhitungan Laba Kena Pajak Berdasarkan Penerapan Akuntansi

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya,

RSU Muhammadiyah Ponorogo LAPORAN LABA/(RUGI) KOMERSIAL. Per 31 Desember 2014

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

Nama : Farah Fadhilah NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto, SE., MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB III PEMBAHASAN. A. Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21. metode pembebanan PPh Pasal 21 pada perusahaan (net), metode pembebanan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB IV ANALISIS PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA PT. TS INDONESIA. Analisis Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Tahun 2002, perusahaan mempunyai 618 karyawan tetap dan

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PPh Pasal 21 yang harus dipotong 8,556,000 6,300,000 37,970,000 3,366,000

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. vi Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

PT. X SURABAYA PERIODE TAHUN 2007

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan ini terletak di jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Tax Planning pada PT. Makro Rekat Sekawan Dalam implementasi tax planning pada PT. Makro Rekat Sekawan strategi yang digunakan untuk penghematan pajak penghasilan, ada beberapa hal yang digunakan diantaranya : 1. Pemilihan metode penilaian persediaan. Ada dua metode penilaian persediaan yang diizinkan oleh peraturan perpajakan, yaitu metode rata-rata (average method) dan metode masuk pertama keluar pertama (First in First Out FIFO). Dalam hal ini PT. Makro Rekat Sekawan menggunakan metode FIFO. 2. Melalui pemilihan metode penyusutan yang diperbolehkan peraturan perpajakan yang berlaku. Dalam peraturan perpajakan, dimana diperbolehkan untuk menggunakan metode penyusutan yaitu saldo menurun atau garis lurus. Dalam hal ini perusahaan lebih memilih metode penyusutan garis lurus dengan bedasarkan pada kebijakan akuntansi perusahaan. 3. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat dilakukan dengan cara menguasai peraturan perpajakan yang berlaku. 54

55 4. Implementasi tax planning yang dilakukan pada dasarnya adalah dengan mempertimbangkan aspek perpajakan dan memilih alternatif yang menimbulkan beban pajak yang paling kecil (bila perusahaan dalam kondisi laba). Berikut adalah laporan laba rugi PT. Makro Rekat Sekawan setelah menerapkan tax planning.

56 Tabel 4.1 PT. Makro Rekat Sekawan Laporan Tax Planning Hasil Analisis Penulis Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2009 Lap.Keuangan Koreksi Lap.Keuangan Fiskal Keterangan Tax Planning Fiskal setelah perusahaan Tax Planning Perusahaan Penghasilan Dari Usaha Penjualan Bruto 8,740,900,000 8,740,900,000 Potongan Penjualan (1,027,647,249) (1,027,647,249) Penjualan Neto 7,713,252,751 7,713,252,751 Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal 1,780,000,000 1,780,000,000 Pembelian Lokal 2,050,000,000 2,050,000,000 Barang Tersedia 3,830,000,000 3,830,000,000 Persediaan Akhir 859,000 859,000 Harga Pokok Penjualan 3,829,141,000 3,829,141,000 Laba Bruto Usaha 3,884,111,751 3,884,111,751 Beban Usaha Biaya Gaji dan THR 1,285,000,000 1,285,000,000 Biaya Sewa 180,200,000 180,200,000 Biaya Iklan 29,750,000 1,029,000 28,721,000 Biaya Rumah Tangga Kantor 47,805,020 47,805,020 Biaya Cetakan 10,762,096 10,762,096 Biaya Listrik dan Internet 70,580,000 70,580,000 Biaya Telepon 22,543,000 2,600,000 19,943,000 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan 56,750,000 56,750,000 Biaya Perjalanan Dinas 67,225,000 5,750,000 61,475,000 Biaya Pendidikan & Pengembangan 11,762,918 11,762,918 Biaya Perpajakan dan perijinan 13,870,000 13,870,000 Biaya Sumbangan 5,000,000 5,000,000 Jasa Profesional 122,000,000 122,000,000 Biaya Kesejahteraan Karyawan 63,416,027 63,416,027 Biaya Perjamuan 10,972,086 2,085,130 8,886,956 Biaya Administrasi Lainnya 11,379,000 11,379,000 Biaya Pengiriman 56,892,000 56,892,000 Biaya Perlengkapan Kantor 17,927,161 17,927,161 Biaya Penyusutan Aktiva Tetap 41,875,000 41,875,000 Biaya Keamanan 2,500,000 2,500,000 Jumlah Beban Usaha 2,128,209,308 11,464,130 2,116,745,178 Laba Neto Usaha 1,755,902,443 1,767,366,573 Penghasilan Diluar Usaha Pendapatan Forklift 3,100,000 3,100,000 Laba Kurs 4,235,000 4,235,000 Jumlah Penghasilan dari Luar Usaha 7,335,000 7,335,000 Laba Bersih Sebelum Pajak 1,763,237,443 1,774,701,573 Kompensasi Kerugian - - Penghasilan Kena Pajak 1,763,237,443 1,774,701,573 Sumber : Laporan Keuangan PT. Makro Rekat Sekawan

57 Adapun penjelasan dari Laporan Keuangan PT. Makro Rekat Sekawan Setelah Penerapan Tax Planning adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan, terdapat dua jenis penghasilan yang diperoleh PT. Makro Rekat Sekawan yaitu pendapatan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan dan pendapatan yang berasal dari luar kegiatan usaha perusahaan. Pendapatan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Atas pendapatan ini perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 8.740.900.000 Dari pendapatan ini perusahaan bisa membiayai semua pengeluaran dan kebutuhan untuk kelangsungan kegiatan operasional perusahaan. 2. Harga Pokok Penjualan Dengan menggunakan metode First In First Out (FIFO Method) harga pokok penjualan perusahaan diperoleh sebesar Rp. 3.829.141.000 3. Beban usaha Beban ini merupakan biaya-biaya yang digunakan perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi, kegiatan operasional dan biaya umum lainnya.

58 a. Gaji dan THR Biaya Gaji dan THR terdiri atas : a). Gaji Sales dan Marketing Rp. 290.000.000 b). Gaji Supporting Staff Rp. 352.500.000 c) THR Rp. 642.500.000 jumlah Rp. 1.285.000.000 b. Biaya sewa Didalam pembayaran biaya sewa sebesar Rp. 180.200.000 untuk pembayaran sewa bangunan kantor. c. Biaya iklan Beban iklan sebesar yang digunakan oleh perusahaan adalah untuk : Biaya iklan internet Rp. 21.807.400 Biaya iklan pada Surat Kabar Rp. 7.942.600 Jumlah biaya iklan Rp. 29.750.000 d. Rumah Tangga Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan berkenaan dengan pengeluaran rumah tangga kantor diantaranya : Biaya Pakaian Rp. 40.980.020 Belanja pantry Rp. 6.825.000 Jumlah Rp. 47.805.020

59 e. Biaya Cetakan Biaya yang dikeluarkan perusahaan memfotocpy dokumen, fotocopy tender-tender perusahaan, membuat brosur-brosur untuk perusahaan adalah sebesar Rp. 10.762.096 f. Biaya Listrik dan Internet Beban pemakaian Internet Rp. 27.330.820 Beban pemakaian Listrik Rp. 43.249.180 Jumlah Rp. 70.580.000 g. Biaya Telepon Selular Beban pemakaian telepon selular Para Direksi dan Manager-manager adalah sebesar Rp. 22.543.000 h. Biaya pemeliharaan dan perbaikan didalam akun biaya pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari : Pemeliharaan dan perbaikan gedung Rp. 42.590.300 Pemeliharaan dan perbaikan kendaraan Rp. 14.159.700 Total biaya pemeliharaan dan perbaikan Rp. 56.750.000 i. Biaya perjalanan dinas Beban perjalanan dinas yang digunakan Direksi dan Sales keluar kota sebesar Rp. 67.225.000 j. Biaya pendidikan dan pengembangan

60 Biaya sebesar Rp. 11.762.918 merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk Pelatihan dan Pendidikan Dalam Negeri. k. Biaya perpajakan dan perijinan Merupakan beban untuk perizinan usaha dan fee kepada pihak ketiga yang mengurusi masalah perizinan Surat Pemberitahuan Barang (SPB) sebesar 13.870.000 l. Biaya sumbangan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk : a) Bencana alam Rp. 3.500.000 b) Pos yandu Rp. 1.500.000 Jumlah Rp. 5.000.000 m. Jasa Profesional a. Jasa Akuntansi dan perpajakan Rp. 67.000.000 b. Jasa Audit Rp. 55.000.000 Total Jasa Profesional Rp. 122.000.000 n. Biaya kesejahteraan karyawan Biaya sebesar Rp. 63.416.027 merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan antara lain untuk biaya pengobatan dan kesehatan karyawan.

61 o. Biaya Perjamuan Biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan beban jamuan yang terkait dengan kegiatan mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dengan total Rp. 10.972.086. p. Biaya Administrasi Lainnya Beban administrasi lainnya sebesar Rp. 11.379.000 dikeluarkan untuk menunjang tertibnya administasi bank dan biaya lainnya. q. Biaya pengiriman Biaya yang digunakan perusahaan dalam rangka untuk mengirim barang kepada pelanggan adalah sebesar Rp. 56.892.000 r. Biaya perlengkapan kantor Biaya yang digunakan untuk membeli perlengkapan kantor berupa alat tulis kantor sebesar Rp. 17.927.161 s. Biaya Peyusutan Aktiva Tetap Dalam biaya penyusutan perusahaan menggunakan metode garis lurus dengan perkiraan masa manfaat aktiva tetap bedasarkan kebijakan akuntansi perusahaan, sebagai berikut : a. Inventaris kantor dengan masa manfaat selama 4 tahun, persentase penyusutan per tahun sebesar 25% yaitu Rp. 18.437.500 (Rp. 73.750.000 x 25%)

62 b. Kendaraan dengan masa manfaat 8 tahun, persentase penyusutan per tahun 12.5% yaitu Rp. 23.437.500 (Rp. 187.500.000 x 12.5%) Sehingga besarnya penyusutan aktiva tetap adalah : Inventaris kantor Rp. 18.437.500 Kendaraan Rp. 23.437.500 Jumlah Rp. 41.875.000 t. Biaya Keamanan Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga keamanan kantor sebesar Rp. 2.500.000. 4. Penghasilan dari luar usaha a. Pendapatan dari penyewaan forklift didapat sebesar Rp. 3.100.000 b. Laba kurs yang didapat dari pembayaran customer adalah sebesar Rp. 4.235.000 B. Analisis Implementasi Tax Planning pada PT. Makro Rekat Sekawan Dari hasil laporan laba rugi perusahaan setelah melakukan tax planning diatas, menurut hasil analisa penulis ada beberapa tambahan beban usaha yang harus dimasukan oleh PT. Makro Rekat Sekawan kedalam laporan laba rugi. Berikut adalah laporan laba rugi PT. Makro Rekat Sekawan tahun 2009 hasil analisis penulis setelah melakukan tax planning :

63 Keterangan Tabel 4.2 PT. Makro Rekat Sekawan Laporan Tax Planning Hasil Analisis Penulis Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2009 Lap.Keuangan Lap.Keuangan Koreksi Lap.Keuangan Tax Planning Tax Planning Fiskal Fiskal setelah Tax Planning perusahaan Penulis Perusahaan Lap.Keuangan Fiskal Setelah Tax Planning Penulis Penghasilan Dari Usaha Penjualan Bruto 8,740,900,000 8,740,900,000 8,740,900,000 8,740,900,000 Potongan Penjualan (1,027,647,249) (1,027,647,249) (1,027,647,249) (1,027,647,249) Penjualan Neto 7,713,252,751 7,713,252,751 7,713,252,751 7,713,252,751 Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal 1,780,000,000 1,780,000,000 1,780,000,000 1,780,000,000 Pembelian Lokal 2,050,000,000 2,050,000,000 2,050,000,000 2,050,000,000 Barang Tersedia 3,830,000,000 3,830,000,000 3,830,000,000 3,830,000,000 Persediaan Akhir 859,000 859,000 859,000 859,000 Harga Pokok Penjualan 3,829,141,000 3,829,141,000 3,829,141,000 3,829,141,000 Laba Bruto Usaha 3,884,111,751 3,884,111,751 3,884,111,751 3,884,111,751 Beban Usaha Biaya Gaji dan THR 1,285,000,000 1,285,000,000 1,285,000,000 1,285,000,000 Biaya Sewa 180,200,000 180,200,000 180,200,000 180,200,000 Biaya Iklan 29,750,000 29,750,000 1,029,000 28,721,000 28,721,000 Biaya Rumah Tangga Kantor 47,805,020 47,805,020 47,805,020 60,498,694 12,693,674 Biaya Cetakan 10,762,096 10,762,096 10,762,096 25,262,096 14,500,000 Biaya Listrik dan Internet 70,580,000 70,580,000 70,580,000 78,980,000 8,400,000 Biaya Telepon 22,543,000 22,543,000 2,600,000 19,943,000 19,943,000 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan 56,750,000 56,750,000 56,750,000 56,750,000 Biaya Perjalanan Dinas 67,225,000 67,225,000 5,750,000 61,475,000 61,475,000 Biaya Pendidikan & Pengembangan 11,762,918 11,762,918 11,762,918 11,762,918 Biaya Perpajakan dan perijinan 13,870,000 13,870,000 13,870,000 13,870,000 Biaya Sumbangan 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 Jasa Profesional 122,000,000 122,000,000 122,000,000 122,000,000 Biaya Kesejahteraan Karyawan 63,416,027 63,416,027 63,416,027 134,400,110 70,984,083 Biaya Perjamuan 10,972,086 10,972,086 2,085,130 8,886,956 8,886,956 Biaya Administrasi Lainnya 11,379,000 11,379,000 11,379,000 11,379,000 Biaya Pengiriman 56,892,000 56,892,000 56,892,000 56,892,000 Biaya Perlengkapan Kantor 17,927,161 17,927,161 17,927,161 17,927,161 Biaya Penyusutan Aktiva Tetap 41,875,000 41,875,000 41,875,000 41,875,000 Biaya Keamanan 2,500,000 2,500,000 2,500,000 5,250,000 2,750,000 Jumlah Beban Usaha 2,128,209,308 2,128,209,308 11,464,130 2,116,745,178 2,226,072,935 109,327,757 Laba Neto Usaha 1,755,902,443 1,755,902,443 1,767,366,573 1,658,038,816 Penghasilan Diluar Usaha Pendapatan Forklift 3,100,000 3,100,000 3,100,000 3,100,000 Laba Kurs 4,235,000 4,235,000 4,235,000 4,235,000 Jumlah Penghasilan dari Luar Usaha 7,335,000 7,335,000 7,335,000 7,335,000 Laba Bersih Sebelum Pajak 1,763,237,443 1,763,237,443 1,774,701,573 1,665,373,816 Kompensasi Kerugian - - - - Penghasilan Kena Pajak 1,763,237,443 1,763,237,443 1,774,,701,573 1,665,373,816 Selisih

64 Sumber : olahan Penulis Berikut adalah hasil analisis penulis terhadap implementasi tax planning pada PT. Makro Rekat Sekawan : 1. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor pada Laporan Keuangan PT. Makro Rekat Sekawan adalah : Biaya Pakaian Rp. 40.980.020 Belanja pantry Rp. 6.825.000 Jumlah Rp. 47.805.020 Biaya pakaian adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai seragam seluruh karyawan. Biaya belanja pantry adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli kebutuhan seperti kopi,gula dan kebutuhan dapur lainnya guna memenuhi kebutuhan karyawan didalam perusahaan. Menurut penulis, strategi yang dapat dilakukan dalam Biaya Rumah Tangga Kantor adalah dengan cara memberikan logo perusahaan disetiap seragam karyawan. Dengan cara memberikan logo perusahaan disetiap seragam karyawan, perusahaan bisa menjadikannya Deductible expense sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a. Tentunya juga dengan pemberian logo perusahaan disetiap seragam karyawan akan menjadikan wadah promosi juga jika pihak luar melihat seragam yang

65 dikenakan oleh karyawan PT. Makro Rekat Sekawan. Sehingga Biaya Rumah Tangga Kantor PT. Makro Rekat Sekawan menjadi : Biaya Pakaian Rp. 40.980.020 Tax planning pemberian logo Rp. 12.693.674 Belanja pantry Rp. 6.825.000 Jumlah setelah tax planning penulis Rp. 60.498.694 2. Biaya Listrik dan Internet Biaya pemakaian Listrik dan Internet PT. Makro Rekat Sekawan adalah : Beban pemakaian Internet Rp. 27.330.820 Beban pemakaian Listrik Rp. 43.249.180 Jumlah Rp. 70.580.000 Beban pemakaian internet yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah beban untuk membiayai penggunaan internet yang digunakan oleh perusahaan untuk menunjang email-email serta untuk browsing. Perusahaan memasang 2 WIFI yaitu dilantai 1 dan dilantai 2 agar koneksi yang didapat cepat serta dapat dengan mudah menerima email-email yang masuk. Beban pemakaian listrik yang dikeluarkan perusahaan adalah untuk membiayai pembayaran listrik yang digunakan perusahaan dalam operasional perusahaan.

66 Menurut penulis, strategi yang dapat dilakukan adalah dengan cara perusahaan bisa memberikan modem kepada karyawan. Pemberian modem kepada karyawan adalah solusi jika jaringan internet kantor putus yang dapat menghambat pekerjaan seperti putusnya email dan jaringan internet jika sedang digunakan untuk perkejaan dan dengan cara menggunakan modem pastinya lebih efektif bagi karyawan dan berguna sekali untuk Sales dan Marketing jika sedang tugas keluar kantor. Dengan cara memberikan modem kepada karyawan perusahaan bisa mencatat dan menambahkan biaya internet kedalam laporan keuangan sebesar Rp. 8.400.000 sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a. Sehingga biaya listrik dan internet perusahaan menjadi : Beban pemakaian Internet Rp. 27.330.820 Tax Planning pemberian modem Rp. 8.400.000 Beban pemakaian Listrik Rp. 43.249.180 Jumlah Rp. 78.980.000 3. Biaya Keamanan Biaya yang dikeluarkan PT. Makro Rekat Sekawan untuk menjaga keamanan kantor sebesar Rp. 2.500.000. dalam hal ini perusahaan memberikan tunjangan berupa sembako kepada keamanan setempat.

67 Menurut penulis, strategi yang dapat dilakukan adalah dengan cara memberikan tunjangan dalam bentuk uang kepada keamanan setempat. Dengan cara memberikan tunjangan uang perusahaan dapat menjadikannya deductible expense sesuai dengan ketentuan UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a. Sehinga biaya kemanan perusahaan menjadi sebagai berikut : Biaya Keamanan Fiskal Perusahaan Rp. 2.500.000 Tax planning dalam bentuk tunjangan Rp. 2.750.000 Jumlah Rp. 5.250.000 4. Biaya cetakan Biaya yang dikeluarkan perusahaan memfotocopy dokumen, fotocopy tender-tender perusahaan, membuat brosur-brosur untuk perusahaan adalah sebesar Rp. 10.762.096 Menurut penulis strategi yang bisa dilakukan adalah dengan cara membeli mesin fotocopy. dengan pembelian mesin fotocopy perusahaan bisa mencatat sebagai deductible expense karena mesin fotocopy digunakan untuk aktivitas kerja di perusahaan sesuai UU No.36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a No.1 yaitu biaya langsung yang dikeluarkan untuk kepentingan perusahaan, selain itu juga jika ada document yang harus cepat difotocopy, karyawan tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menunggu fotocopy tersebut. Karena dengan tidak adanya mesin fotocopy didalam perusahaan sangat

68 menghambat dan memperlambat pekerjaan para karyawan. Karyawan harus menunggu sampai document banyak dan office boy perusahaan baru akan pergi untuk mem-fotocopy dokumen-dokumen tersebut. Sehingga beban cetakan perusahaan menjadi : Beban cetakan Rp. 10.762.096 Tax planning pembelian mesin fotocopy Rp. 14.500.000 Jumlah Rp. 25.262.096 5. Biaya kesejahteraan karyawan Biaya kesejahteraan karyawan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pemberian obat secara Cuma-Cuma serta natura kepada karyawan sebesar Rp. 63.416.027 Menurut penulis, strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan cara dengan pemberian tunjangan kesehatan kepada karyawan. Pemberian tunjangan tersebut dapat diberlakukan sebagai pengurang dalam laporan keuangan perusahaan sesuai dengan pasal 6 ayat 1 huruf a. dan pada sisi karyawan pemberian tunjangan kesehatan akan menambah penghasilan kena pajak mereka. Sehingga biaya kesejahteraan karyawan menjadi : Biaya kesejahteraan karyawan Rp. 63.416.027 Tax planning pemberian tunjangan kesehatan Rp. 70.984.083 Jumlah Rp. 134.400.110

69 Bedasarkan penerapan strategi tax planning diatas menunjukan bahwa penerapan tax planning yang dilakukan oleh perusahaan belum sepenuhnya efisien. hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan antara PPh badan terutang menurut perusahaan setelah tax planning dan PPh badan terutang menurut penulis sebesar Rp. 30.611.772 (hasil dari PPh badan terutang setelah tax planning menurut perusahaan PPh badan terutang menurut analisis penulis (Rp. 496.916.440 Rp. 466.304.668 Perbedaan besarnya penghasilan kena pajak PPh badan terutang sebelum dan setelah Tax Planning pada PT. Makro Rekat Sekawan dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 4.3 Perbandingan Besarnya PKP dan PPh Badan Terutang PT. Makro Rekat Sekawan Keterangan Fiskal Setelah Tax Planning Fiskal Setelah Tax Planning Perusahaan Penulis PKP 1.774.701.573 1.665.373.816 PPh Badan Terutang 496.916.440 466.304.668 Laba Setelah Pajak 1.277.785.133 1.199.069.148 PPh Pasal 25 Tahun 2009 41.409.703 38.858.722

70 Dengan demikian jumlah penghematan pajak masing-masing dapat dihitung sebagai berikut : PPh badan terutang setelah tax planning (Perusahaan) Rp. 496.916.440 PPh badan terutang setelah tax planning (penulis) Rp. 466.304.668 Penghematan pajak Rp. 30.611.772 Dari hasil analisis penulis tersebut diatas, total beban yang ditanggung perusahaan bertambah menjadi sebesar Rp. 1.665.373.816 beban tersebut mengakibatkan penurunan jumlah laba bersih sebelum pajak yang diterima oleh perusahaan. Dengan penurunan jumlah PPh Badan Terutang menjadi Rp. 466.304.668 dengan demikian besarnya penghematan pajak yang seharusnya masih dapat dilakukan perusahaan adalah sebesar Rp. 30.611.772