JUDUL RUMUSAN INSENTIF DAN DISINSENTIF PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo

Tugas Akhir PW Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi

Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani Pemilik Lahan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. lahan sawah diketahui bahwa kebutuhan lahan sawah domestik dan

I. PENDAHULUAN. memiliki julukan lumbung beras Provinsi Bali, memiliki luas 839,33

fungsi jalan, harga lahan, pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk dan ketersediaan sarana prasarana. C uste s r te I Cluster II

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Arahan Pengendalian Pembangunan Kawasan Cagar Budaya Candi Tebing Gunung Kawi Tampak Siring Kabupaten Gianyar

Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN

Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian sebagai Upaya Sinergis Program Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: C-52

POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIAK

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

PRIORITAS AKTIVITAS PERTANIAN, INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN DI KABUPATEN KULON PROGO TUGAS AKHIR. Oleh: B U S T A M I L2D

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG

21 Januari 2017 PENYEDIAAN LAHAN UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS PERIKANAN DENGAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DI KABUPATEN TUBAN

KATA PENGANTAR Ungaran, Februari 2017

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. umum disebabkan dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor

PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN. Lampiran 1 Peta Transek Daerah Penelitian

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

INSENTIF EKONOMI DAN ASPEK KELEMBAGAAN UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

SKRIPSI. Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR SELATAN KOTA SALATIGA

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN BAGI KEPALA DAERAH DAN PETANI BERPRESTASI TINGGI PENGELOLA LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS MAHASISWA. TERHADAP KETAHANAN PANGAN SERTA ALTERNATIF SOLUSI PEMECAHANNYA 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP-AI ( ) PKM-GT

BAB 1 PENDAHULUAN. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA DILI TIMOR LESTE

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

PENENTUAN LOKASI RUMAH SUSUN SEDERHANA campuran (Mixed use) DI SURABAYA BARAT

Oleh: ABDULLAH ERFAN SETIADI C

PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN MANFAAT IRIGASI WADUK PELAPARADO DI KABUPATEN BIMA TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DAN KESEMPATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

Oleh : Nanda Gayuk Candy DosenPembimbing : Bapak Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. Phd.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mewujudkan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja,

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang. sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI BAGO KABUPATEN JEMBER PROPINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. komunitas mengubah ekosistem hutan atau lahan kering menjadi sawah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. orang atau badan (produsen). Orang atau badan yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

22/07/2010 TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Sandra Widya Setia P.

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengertian dari irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Sumatera Utara ( )

I. PENDAHULUAN. secara finansial maupun didalam menjaga keharmonisan alam. Sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/363/KPTS/013/2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. banyak, masih dianggap belum dapat menjadi primadona. Jika diperhatikan. dialihfungsikan menjadi lahan non-pertanian.

Bab IV Analisis Hasil Penelitian. Tabel IV.1 Alih Fungsi Lahan Sawah di Wilayah Kajian Tahun

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KABUPATEN TEMANGGUNG

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

ANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN

Transkripsi:

JUDUL RUMUSAN INSENTIF DAN DISINSENTIF PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR OLEH : NGAKAN GEDE ANANDA PRAWIRA 3610100004 DOSEN PEMBIMBING : PUTU GDE ARIASTITA ST., MT. JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

OUTLINE PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI PENELITIAN PEMBAHASAN PENUTUP

LATAR BELAKANG Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar Terjadi Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar Sampai saat ini instrumen pengendalian yang ada belum berhasil untuk mengendalikan alih fungsi lahan pertanian 1. Merupakan lumbung pangan yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap penyediaan pangan Provinsi Bali. 2. Kontribusi penyediaan beras yang diberikan oleh Kabupaten Gianyar adalah sebesar 20,09% terhadap Provinsi Bali (Terbesar kedua) 3. Menjadi salah satu daya tarik wisata 1. Pada tahun 2010 hingga 2012 telah terjadi penurunan luas lahan pertanian sebesar 61 Ha 2. Pada tahun 2011 hingga 2012 telah terjadi penurunan produksi padi sebesar 7.083 ton 3. Konversi lahan mengakibatkan beberapa masalah seperti, dari sisi ekologi, sisi ekonomi, dan sisi pariwisata Diperlukan upaya yang tepat untuk mengendalikan konversi lahan pertanian di Kabupaten Gianayar

RUMUSAN MASALAH Belum terumuskannya insentif dan disinsentif yang dapat mempengaruhi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertanian di Kabupaten Gianyar Pertanyaan yang mendasari penilitian ini adalah faktor-faktor apa yang menentukan insentif dan disinsentif lahan pertanian di Kabupaten Gianyar berdasarkan preferensi pemilik lahan dan pemerintah.?

TUJUAN DAN SASARAN Tujuan Merumuskan insentif dan disinsentif lahan pertanian berdasarkan preferensi pemilik lahan dan pemerintah untuk mempertahankan lahan pertanian di Kabupaten Gianyar Sasaran 1. Menentukan faktor-faktor yang menentukan insentif dan disinsentif pertanian di Kabupaten Gianyar berdasarkan preferensi pemilik lahan dan pemerintah. 2. Menentukan jenis-jenis insentif dan disinsentif yang dapat mempengaruhi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertaniannya. 3. Menganalisis nilai insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertanian di Kabupaten Gianyar.

WILAYAH PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Lahan Pertanian Permasalahan Lahan Pertanian Konversi Lahan Pertanian Dampak Konversi Lahan Pertanian Faktor Penyebab Konversi Lahan Pertanian Perangkat Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Insentif dan Disinsentif Lahan Jenis dan Macam Insentif dan Disinsentif Lahan

TINJAUAN PUSTAKA (1)

TINJAUAN PUSTAKA (2)

METODE ANALISIS Sasaran 1 Menentukan faktor-faktor yang menentukan insnetif dan disinsentif pertanian di Kabupaten Gianyar berdasarkan preferensi pemilik lahan dan pemerintah Teknik samping bertujuan atau purposive sampling Analisis Delphi Faktor-faktor yang menentukan insentif dan disinsentif pertanian di Kabupaten Gianyar berdasarkan preferensi pemilik lahan dan pemerintah

METODE ANALISIS Sasaran 2 Menentukan jenis-jenis insentif dan disinsentif yang dapat mempengaruhi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertaniannya Teknik samping bertujuan atau purposive sampling Analisis Delphi Jenis-jenis insentif dan disinsentif yang dapat mempengaruhi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertaniannya

METODE ANALISIS Sasaran 3 Menganalisis nilai insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertanian di Kabupaten Gianyar Random Sampling Metode Preferensi Tersurat (SPM) Teknik Analisis Probit INSENTIF : 44 PEMILIK LAHAN INSENTIF : 44 PEMILIK LAHAN LP2B DISINSENTIF : 6 INVESTOR DISINSENTIF : 6 INVESTOR BUKAN LP2B Nilai insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan pertanian LP2B dan bukan LP2Buntuk mempertahankan lahan pertanian di Kabupaten Gianyar

HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Analisa Delphi Analisa faktor yang menentukan insnetif dan disinsentif pertanian di Kabupaten Gianyar berdasarkan preferensi pemilik lahan dan pemerintah Variabel berdasarkan sintesa pustaka 1. Pajak Bumi dan Bangunan Lahan Pertanian 2. Harga Lahan 3. Tingkat Pendapatan Pemilik Lahan 4. Ketersediaan Infrastruktur 5. Biaya Operasional Sawah 6. Pertumbuhan Penduduk + Variabel baru berdasarkan hasil eksplorasi delphi 1. Struktur Ekonomi 2. Sarana dan Prasarana 3. Pola Pikir Pemilik Lahan 4. Kebijakan Pemerintah Faktor yang menentukan insentif dan disinsentif pertanian di Kabupaten Gianyar berdasarkan preferensi pemilik lahan dan pemerintah 1. Pajak Bumi dan Bangunan pada Lahan Pertanian 2. Pendapatan Pemilik Lahan 3. Kestrategisan Lokasi Lahan 4. Perubahan Struktur Ekonomi Kabupaten Gianyar 5. Ketersediaan Infrastruktur Penunjang Kegiatan Perkotaan pada Wilayah Sekitar Lahan Pertanian 6. Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pertanian 7. Biaya Produksi Pertanian 8. Pertumbuhan Penduduk 9. Pola Pikir Pemilik Lahan yang Menginginkan Keuntungan Lebih Cepat 10. Kebijakan Pemerintah yang Belum Tersosialisasikan dengan Baik

HASIL DAN PEMBAHASAN (1) 2 Analisa Delphi Penentuan Jenis Insentif dan Disinsentif pada Lahan Sawah LP2B yang Dapat Mempengaruhi Pemilik Lahan untuk Mempertahankan Lahan Pertaniannya Variabel berdasarkan sintesa pustaka 1. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan 2. Pemenuhan Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur 3. Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian 4. Subsidi Biaya Pemeliharaan 5. Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan 6. Pembatasan Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur 7. Pembatasan Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian 8. Pembatasan Subsidi Biaya Pemeliharaan + Variabel baru berdasarkan hasil eksplorasi delphi 1. Kompensasi 2. Jaminan Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan Dasar 3. Pengaturan Perizinan 4. Pajak Balik Nama atau Jual Beli Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN (2) Jenis Insentif dan Disinsentif pada Lahan Sawah LP2B yang Dapat Mempengaruhi Pemilik Lahan Insentif 1. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan 2. Pemenuhan Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur Irigasi dan Pasar untuk Menjual Hasil Usaha Tani 3. Bantuan Penyediaan Biaya Pemenuhan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian 4. Subsidi Biaya Pemeliharaan 5. Jaminan Bantuan Biaya Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan Dasar Disinsentif 1. Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan 2. Pembatasan Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur listrik dan jalan 3. Peningkatan Pajak Balik Nama atau Jual Beli Lahan 4. Pengaturan Perizinan 5. Pengenaan Kompensasi

HASIL DAN PEMBAHASAN (3) 2 Analisa Delphi Penentuan Jenis Insentif dan Disinsentif pada Lahan Sawah Bukan LP2B yang Dapat Mempengaruhi Pemilik Lahan untuk Mempertahankan Lahan Pertaniannya Variabel berdasarkan sintesa pustaka 1. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan 2. Pemenuhan Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur 3. Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian 4. Subsidi Biaya Pemeliharaan 5. Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan 6. Pembatasan Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur 7. Pembatasan Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian 8. Pembatasan Subsidi Biaya Pemeliharaan + Variabel baru berdasarkan hasil eksplorasi delphi 1. Pajak Balik Nama atau Jual Beli Lahan 2. Pengaturan Perizinan

HASIL DAN PEMBAHASAN (4) Jenis Insentif dan Disinsentif pada Lahan Sawah Bukan LP2B yang Dapat Mempengaruhi Pemilik Lahan Insentif 1. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan 2. Pemenuhan Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur Irigasi dan Pasar untuk Menjual Hasil Usaha Tani 3. Bantuan Penyediaan Biaya Pemenuhan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian 4. Subsidi Biaya Pemeliharaan Disinsentif 1. Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan 2. Pembatasan Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur listrik dan jalan 3. Peningkatan Pajak Balik Nama atau Jual Beli Lahan 4. Pengaturan Perizinan

HASIL DAN PEMBAHASAN (5) 3 Analisa Probability Unit Analisis Nilai Insentif dan Disinsentif Bagi Pemilik Lahan untuk Mempertahankan Lahan Pertanian LP2B di Kabupaten Gianyar Jenis Insentif Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Pemenuhan Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur Irigasi dan Pasar untuk Menjual Hasil Usaha Tani Bantuan Penyediaan Biaya Pemenuhan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian Subsidi Biaya Pemeliharaan Jaminan Bantuan Biaya Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan Dasar Nilai Insentif Pengurangan biaya PBB maksimal sebesar 85% dari biaya sebelumnya, Pembangunan dan pengadaan irigasi dan pasar, Bantuan biaya sarana dan prasarana produksi maksimal sebesar 84% dari biaya sebelumnya Subsidi biaya pemeliharaan maksimal sebesar 86% dari biaya sebelumnya Bantuan biaya pendidikan dan kesehatan maksimal sebesar 78% Disesuaikan terhadap PAD Kabupaten Gianyar

HASIL DAN PEMBAHASAN (6) Jenis Disinsentif Nilai Disinsentif Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan Pembatasan Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur listrik dan jalan Peningkatan Pajak Balik Nama atau Jual Beli Lahan Pengaturan Perizinan Peningkatan biaya PBB minimal sebesar 58% dari biaya sebelumnya Pembatasan pembangunan jalan atau pengadaan listrik Peningkatan biaya pajak balik nama minimalsebesar 58% dari biaya sebelumnya Pengaturan perizinan seperti Diberikan izin dengan kewajiban memberikan penggantian lahan dengan fungsi yang sama dan dengan luas dua kali luas lahan yang dikonversi atau tidak diberikan izin Pengenaan Kompensasi Peningkatan biaya kompensasi minimal sebesar 63% dari biaya sebelumnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN (7) 3 Analisa Probability Unit Analisis Nilai Insentif dan Disinsentif Bagi Pemilik Lahan untuk Mempertahankan Lahan Pertanian Bukan LP2B di Kabupaten Gianyar Jenis Insentif Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Pemenuhan Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur Irigasi dan Pasar untuk Menjual Hasil Usaha Tani Bantuan Penyediaan Biaya Pemenuhan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian Subsidi Biaya Pemeliharaan Nilai Insentif Pengurangan biaya PBB maksimal sebesar 58% dari biaya sebelumnya pembangunan dan pengadaan irigasi ataupun pembangunan irigasi dan pasar Bantuan biaya sarana dan prasarana produksi maksimal sebesar 59% dari biaya sebelumnya Subsidi biaya pemeliharaan maksimal sebesar 68% dari biaya sebelumnya Disesuaikan terhadap PAD Kabupaten Gianyar

HASIL DAN PEMBAHASAN (8) Jenis Disinsentif Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan Pembatasan Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur listrik dan jalan Peningkatan Pajak Balik Nama atau Jual Beli Lahan Pengaturan Perizinan Nilai Disinsentif Peningkatan biaya PBB minimal sebesar 48% dari biaya sebelumnya Pembatasan pembangunan jalan atau pengadaan listrik Peningkatan biaya pajak balik nama minimal sebesar 40% dari biaya sebelumnya Pengaturan perizinan seperti diberikan izin dengan kewajiban membayar biaya kompensasi. Sedangkan untuk mempertahankan 100% lahan diberikan izin dengan kewajiban memberikan penggantian lahan dengan fungsi yang sama dan dengan luas dua kali luas lahan yang dikonversi atau tidak diberikan izin

PENUTUP KESIMPULAN 1. Insentif untuk lahan pertanian LP2B : Menurunkan nilai PBB maksimal sebesar 85% Melakukan pemenuhan pembangunan dan pengadaan infrastruktur irigasi dan pasar untuk menjual hasil usaha tani Memberikan bantuan biaya sarana dan prasarana produksi maksimal sebesar 84% dari seluruh biaya kebutuhan Memberikan subsidi biaya pemeliharaan maksimal sebesar 86% dari seluruh biaya pemeliharaan Memberikan bantuan biaya fasilitas pendidikan dan kesehatan dasar maksimal sebesar 78% dari seluruh total biaya. 2. Insentif untuk lahan pertanian bukan LP2B : Menurunkan nilai PBB maksimal sebesar 58% Melakukan pemenuhan pembangunan dan pengadaan infrastruktur irigasi dan pasar untuk menjual hasil usaha tani Memberikan bantuan biaya sarana dan prasarana produksi maksimal sebesar 59% dari seluruh biaya kebutuhan Memberikan subsidi biaya pemeliharaan maksimal sebesar 68% dari seluruh biaya pemeliharaan

PENUTUP (1) KESIMPULAN 3. Disinsentif untuk lahan pertanian LP2B Meningkatkan nilai PBB minimal sebesar 58% Diberlakukan pembatasan pembangunan dan pengadaan infrastruktur listrik atau jalan Meningkatan biaya pajak balik nama minimal sebesar 58% Diberlakukan pengaturan perizinan berupa izin alih fungsi dengan kewajiban Memberikan penggantian lahan dengan fungsi yang sama dan dengan luas dua kali luas lahan yang dikonversi atau tidak diberikan izin izin sama sekali Dikenakan pengenaan biaya kompensasi minimal sebesar 63% 4. Disinsentif untuk lahan pertanian bukan LP2B : Meningkatkan nilai PBB minimal sebesar 48% Diberlakukan pembatasan pembangunan dan pengadaan infrastruktur listrik atau jalan Meningkatan biaya pajak balik nama minimal sebesar 40% Diberlakukan pengaturan perizinan berupa izin alih fungsi dengan membayar kompensasi atau memberikan izin alih fungsi dengan kewajiban memberikan penggantian lahan dengan fungsi yang sama dan dengan luas dua kali luas lahan yang dikonversi atau tidak diberikan izin izin sama sekali,

PENUTUP (2) REKOMENDASI 1. Dapat memberikan rekomendasi untuk Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan terkait jenis insentif dan disinsentif yang dibedakan dari jenis lahan pertanian LP2B dan bukan LP2B. 2. Pada penelitian ini diperlukan penelitian lanjutan dengan membahas mengenai simulasi pemberian insentif dan disinsentif terhadap PAD dan investasi yang ada. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai kriteria lahan pertanian yang layak diberikan insentif disinsentif dan mengenai mekanisme dalam pemberian insentif dan disinsentif..

TERIMA KASIH

JUDUL RUMUSAN INSENTIF DAN DISINSENTIF PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR OLEH : NGAKAN GEDE ANANDA PRAWIRA 3610100004 DOSEN PEMBIMBING : PUTU GDE ARIASTITA ST., MT. JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014