PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Bab 2 Tinjauan Pustaka

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk)

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI OPTIMAL CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT. XYZ

Performa (2007) Vol. 6, No.2: 41-52

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III FUZZY GOAL LINEAR PROGRAMMING

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Optimasi Baru Program Linear Multi Objektif Dengan Simplex LP Untuk Perencanaan Produksi

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

PENENTUAN LOKASI GUDANG DISTRIBUSI PADA SISTEM DISTRIBUSI PRODUK KONSUMSI PT X DI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

Analisis Persebaran Seismisitas Wilayah Sumatera Selatan Menggunakan Metode Double Difference

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK

Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Pada Aplikasi Pengenalan Wajah Dengan Jarak Yang Berbeda Menggunakan MATLAB 7.0

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

ANALISIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN I-1

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN TAK LINIER

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Teknik Shojinka di Sistem Make To Order Kendala Penyisipan Job dalam On-going Schedule

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak).

Restorasi Citra Dengan Menggunakan Metode Iteratif Lanczos Hybrid Regularization

TEKNIK EKSTRAPOLASI RICHARDSON BERULANG PADA MODEL BINOMIAL FLEKSIBEL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI JUAL AMERIKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

PENGURUTAN JADUAL PRODUKSI PADA LINI RAKIT UNTUK PRODUKSI OPTIMAL

Pengolahan lanjut data gravitasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK.

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

APLIKASI PENENTUAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA FUZZY MADM PADA BEASISWA RUTIN UKSW

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and


BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbandingan Masalah Optimasi TSP dengan Menggunakan Algoritma Ant Colony dan Jaringan Hopfield

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

Diagram Kontrol Fuzzy Multinomial Untuk Data Linguistik

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI Yunarstanto 1 Irwan Iftad 1 Iwan Ngabd Raharjo 2 Abstract: Producton flow n PT. Tga Seranga Pustaa Mandr conssts of edtng, settng, layout, llustraton, pre-press, and prntng these actvtes do not descrbe detal operaton. The actvtes wll be scheduled aft r prnt orders are accepted by the company. After due date defned, actvtes wll be allocated. The weaness schedulng procedure has not accommodated nformaton process tme for eac boo ttle. Consequences pont order can not be predcted for each boo ttle, although supplers can meet the schedule. Other weaness the schedule doe not consder avalable capacty. As problem solvng, dspatchng rules wll be used. Frst dspatchng rules s Earlest Due Date (EDD). If there s same prorty aft r sequencng, job wll be scheduled by project prorty. Shortest Processng Tm T) wll be used f there s same ran after project prorty used If there s same prorty after sequencng, job wll be scheduled by Boo Prorty. The last, f there s same prorty after sequencng, job wll be scheduled by Random. Random used as stopp g rule. These dspatchng rules can reduce tardness. Schedulng procedure can also reduce tme neede for schedulng. Runnng tme s lnear and s not exponent Key words: Schedulng, Dspatchng Rules PENDAHULUAN Prosedur penjadwalan yang dlauan d PT. Tga Seranga Pustaa Mandr dmula eta order ceta dterma perusahaan. Setelah order ceta dterma dan detahu due date, maa watu yang terseda tersebut aan dbag untu proses-proses secara gars besar untu juduljudul yang ada. Penjadwalan yang ada d PT. Tga Seranga Pustaa Mandr tersebut mash sederhana. Penjadwalan yang ada merupaan penjadwalan asar. Tda ada penjadwalan secara detal mengena masngmasng operas yang ada. Penjadwalan yang ada hanya memberan nformas tentang jumlah buu yang aan dproses pada operas tertentu selama urun watu tertentu. Pada jadwal produs tersebut juga tda dapat dpredsan ecuupan apastas apabla ada sspan order ceta atau proye baru. Sehngga berabat proye regular justru terlambat arena tda ada analss elayaan dtermanya suatu proye serta tda dapat melauan perencanaan watu produs dengan ba. Menyadar bahwa permasalahan-permasalahan yang terjad tersebut dsebaban arena tda adanya penjadwalan yang efetf, menejemen PT. Tga Seranga Pustaa Mandr bermasud mengembangan sebuah sstem untu melauan penjadwalan yang efetf. Sstem untu penjadwalan produs n dharapan memenuh rtera berut : 1. Berdasaran metodolog lmah dengan langah-langah sstemats 2. User frendly yatu dapat dgunaan dengan mudah oleh pemaanya 3. Dapat memberan solus dalam watu yang sngat. 1 Staf Pengajar Pada Jurusan Ten Industr Faultas Ten Unverstas Sebelas Maret 2 Alumn Pada Jurusan Ten Industr Faultas Ten U verstas Sebelas Maret

GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007 Berdasaran rtera-rtera tersebut d atas penuls bermasud mengadaan peneltan mengena penjadwalan peerjaan pada job shop menggunaan dspatchng rules d PT. Tga Seranga Pustaa Mandr dengan rtera mnmas tardness. Pemlhan rtera tardness adalah agar dapat memperoleh nla baya pnalt yang ecl dengan memnmas besarnya tardness. Dengan peneltan n dharapan dapat memberan solus bag PT. Tga Seranga Pustaa Mandr dalam permasalahan penjadwalan produs. MODEL MATEMATIS Model matemats merupaan representes formula matemats untu sstem tersebut. Model matemats n terdr dar smbolsmbol. Smbol-smbol n merupaan aturanaturan matemats dar sstem tersebut. Model matemats dgunaan untu membantu dalam penyelesaan masalah yang ada. Berut adalah model matemats yang ada : 1. Persamaan untu penghtungan watu proses adalah : Untu proses yang derjaan tenaga erja ( Sj * Q ) tj (1) P Untu proses yang derjaan mesn Q tj (2) K Dmana : t j Watu proses untu peerjaan e-, operas e- j, tenaga erja e-untu tap level esultan S j Score peerjaan e-, operas e-jumlah unt satuan masng-masng Q j untu peerjaan e-, operas e-output standart tenaga erja yang P tergantung wor center masngmasng K apastas Mesn peerjaan e- j operas e-tenaga erja atau mesn e- 2. Persamaan perhtungan completon tme adalah : Cj Max( C( j 1), C ( 1) ) + tj (3) C C Ja C j 1) [( )max] (4) j ( > C 1) (, maa tenaga erja atau mesn sedang dle (5) Ja C( j 1) < C( 1), maa tenaga erja atau mesn sedang sbu (6) Dmana : Cj C C completon tme untu peerjaan e-, operas e- j, tenaga erja e- ( j 1) completon tme untu peerjaan e-, operas e-j-1 ( 1) completon tme untu peerjaan e--1, tenaga erja atau mesn e- 3. Persamaan perhtungan tardness E max (0, - ) ( - ) + d C d C (7) T max (0, - ) ( - ) + C d C d (8) F(s) n 1 [ a ( - ) + + ( - ) + d C b C d ] (9) Dmana : E earlness peerjaan e- T tardness peerjaan e- F(s) total baya penalt abat earlness dan tardness a onstanta baya penalt earlness peerjaan e- b onstanta baya penalt tardness peerjaan e- d due date peerjaan e-peerjaan e- C completon tme Persamaan (1) dan (2) merupaan persamaan untu menghtung watu proses yang dbutuhan untu mengerjaan peerjaan yang ada. Persamaan (1) merupaan persamaan untu menghtung watu proses server yang berupa manusa atau tenaga erja. Dalam persamaan n untu menghtung watu proses merupaan hasl dar peralan score tngat esultan masng-masng peerjaan dengan jumlah propert yang dml dbag dengan 62

Yunarstanto, d., Penjadwalan Peerjaan Dengan Menggunaan Dspatchng Rules D PT. Tga output standart yang ada. Dalam hal n jumlah propert merupaan jumlah halaman yang dml masng-masng peerjaan. Sedangan persamaan (2) dgunaan untu menghtung watu proses server yang berupa mesn. Watu proses merupaan hasl bag antara jumlah propert dengan apastas mesn yang dml. Propert dsn dapat berupa jumlah buu, jumlah ateren s, jumlah cover per sheet maupun jumlah plate. Pada persamaan (3) completon tme merupaan hasl penambahan dar nla terbesar antara completon tme operas yang e-( j-1) derjaan untu peerjaan e- atau operas sebelum yang searang derjaan untu peerjaan tersebut dengan completon tme untu peerjaan ( -1) pada mesn e-atau peerjaan yang sebelumnya derjaan d mesn tersebut dtambahan dengan watu proses untu operas tersebut. Sedangan berdasaran persamaan (4) terlhat bahwa completon tme suatu peerjaan merupaan completon tme untu operas terahr peerjaan tersebut. Pada model matemats yang eempat terdapat persamaan untu menghtung tardness dan earlness. Dar persamaan (7) dapat djelasan bahwa earlness merupaan nla masmal antara nol dengan selsh due date durang completon tme untu masng-masng peerjaan. Dar persamaan (8) djelasan bahawa tardness merupaan nla masmal antara nol dengan selsh completon tme durang due date untu masng-masng peerjaan. Sedangan dar persamaan (9) djelasan bahwa baya penalt merupaan penjumlahan hasl al onstanta baya earlness dengan nla earlness dtambah hasl al onstanta baya tardness dengan nla tardness untu eseluruhan peerjaan yang ada. PENJADWALAN PEKERJAAN PADA JOB-SHOP. Tujuan penjadwalan n adalah penyesuaan atvtas dan sumber daya untu menyelesaan seumpulan peerjaan ( job) agar tepat watu dan mempunya ualtas sepert yang dngnan. Tahapan yang ada Gambar 1. Prosedur Penjadwalan Peerjaan 63

GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007 dalam penjadwalan peerjaan ada pada Gambar 1. Pada tahap awal dtentuan masuan-masuan yang aan dpaa dalam penjadwalan peerjaan job shop menggunaan dspatchng rules. Adapun masuan yang ada adalah ategor produ, strutur produ, propert part, strutur produ, nama wor center, output standart wor center, tenaga erja atau sumber daya manusa, tngat eahlan tenaga erja, nama mesn, apastas mesn, routng operas, dan alender erja. Setelah semua data yang aan dgunaan dalam penjadwalan peerjaan pada job-shop dmasuan pada tahap nsalsas, maa langah selanjutnya sap untu dlauan. Dalam hal n adalah pendaftaran order ceta buu yang dterma. Order ceta ddaftaran pada masng-masng proye yang ada. Yang perlu d daftaran pada tahap n adalah nama proye, prortas proye, watu mula dan due date, judul buu, ategor buu, strutur produ buu, prortas buu, dan jumlah order ceta masng-masng judul. Setelah Pendaftaran order ceta, maa perlu ddaftaran spesfas yang dml buu tersebut. Spesfas merupaan arater fs yang dml buu yang aan berpengaruh pada proses pengerjaan. Spesfas dapat berupa jumlah halaman s, jumlah halaman cover, jumlah warna s, jumlah warna cover, jumlah halaman per sheet, dan jumlah sheet per ateren yang. Sedangan propert lan yang dml buu tersebut sepert strutur produ maupun ategor produ telah d daftaran pada tahap pendaftaran order ceta. Setelah spesfas buu d daftaran maa aan dplh tenaga erja atau mesn ( server) yang sesua untu mengerjaan buu tersebut. Yang pertama al dplh adalah wor center untu mengerjaan operas tersebut. Wor Center yang dplh sesua pada saat nsalsas routng operas atau operaton networ. Kemudan dlauan pemlhan tenaga erja atau mesn yang sesua. Pemlhan tenaga erja ddasaran pada eahlan serta grade yang dml tenaga erja yang telah ddaftaran pada saat mendaftaran tenaga erja. Keahlan yang dml tenaga erja sesua ategor produ yang dml. Sedangan untu mesn, dapat mengerjaan semua buu yang ada. Pada saat pendaftaran tenaga erja maupun pada saat pendaftaran operaton networ juga telah ddaftaran grade untu memlh tenaga erja yang sesua. Setelah dperoleh tenaga erja atau mesn yang sesua maa tahap selanjutnya adalah menentuan watu prosesnya. Untu menghtung watu proses dapat menggunaan persamaan (1) dan (2). Setelah terplh server yang sesua maa peerjaan tersebut aan masu e antran. Antran berfungs sebaga dummy sebelum peerjaan tersebut benarbenar masu e tahapan pengerjaan tugas. Setelah peerjaan tersebut masu antran maa peerjaan tersebut aan durutan berdasaran dspatchng rules. Dspatchng rules merupaan suatu prosedur pengurutan/ sequencng yang ddasaran pada prortas-prortas tertentu. Pada peneltan n dspatchng rules yang dgunaan sesua dengan pemlhan urutan antran yang ada dlapangan dengan mempertmbangan tngat prortas. Dspatchng rules aan dombnasan dalam aplasnya guna memperoleh solus yang mendeat optmal dalam watu yang cuup cepat. Metode sequencng yang pertama dalam Dspatch rules yang dgunaan adalah earlest due date (EDD). Pengurutan berdasaran earlest due date (EDD) adalah mengurutan peerjaan-peerjaan dalam antran yang berdasaran due date yang dml peerjaanpeerjaan tersebut. Seman awal due date yang dml, maa aan menempat urutan antran yang lebh awal pula. Dengan menggunaan earlest due date (EDD) dharapan aan memperoleh tujuan yang dharapan, yatu mmas tardness. Beberapa peneltan sebelumnya sepert peneltan Woolsey dan Swanson (1975), Rachamandu dan Morton (1982), dan Hodgson (1991). Apabla terdapat perngat yang sama setelah durutan berdasaran earlest due date (EDD) maa dlauan sequencng dengan rule yang lan. Pengurutan dlauan terhadap peerjaanpeerjaan yang meml urutan sama berdasaran prortas proye. Prortas proye merupaan tngat epentngan suatu order ceta. Pertmbangan yang dgunaan untu 64

Yunarstanto, d., Penjadwalan Peerjaan Dengan Menggunaan Dspatchng Rules D PT. Tga menentuan prortas proye n adalah nla proye terhadap elangsungan hdup perusahaan atau dengan ata lan proft yang dapat dberan proye terhadap perusahaan. Dalam hal n prortas dmula dar 1 sampa 5. Nla tertngg prortas adalah 1 dan nla terendah adalah 5. Pertmbangan pemlhan prortas proye sebaga rule untu pengurutan/ sequencng adalah prortas proye n aan mempengaruh nla besarnya b. Seman tngg nla prortas proye maa seman tngg pula nla b, dan seman rendah nla prortas proye maa seman rendah pula nla b. Apabla mash terdapat perngat yang sama setelah durutan berdasaran earlest due date (EDD) dan prortas proye, maa pengurutan untu perngat yang sama tersebut adalah menggunaan shortest processng tme (SPT). Pengurutan berdasaran shortest processng tme (SPT) adalah mengurutan peerjaanpeerjaan yang meml urutan sama tersebut berdasaran watu proses yang dml. Seman ecl watu proses yang dml seman awal urutan yang dmlnya. Sepertnya halnya dalam penggunaan earlest due date (EDD), maa pengurutan berdasaran shortest processng tme (SPT) juga dgunaan oleh Woolsey dan Swanson (1975), Rachamandu dan Morton (1982), dan Hodgson (1991) dalam peneltannya untu memnmas tardness. Apabla mash terdapat urutan yang mash sama maa aan durutan berdasaran prortas buu untu urutan yang sama tersebut. Seman tngg prortas buu maa peerjaan tersebut aan meml urutan yang lebh awal. Sepert halnya pengurutan berdasaran prortas proye, pengurutan berdasaran prortas buu aan mempengaruh nla besarnya b. Seman tngg nla prortas proye maa seman tngg pula nla b, dan seman rendah nla prortas proye maa seman rendah pula nla b. Namun pengaruh prortas buu terhadap besarnya b tda sebesar pengaruh prortas proye terhadap b. Apabla mash terdapat peerjaan-peerjaan yang meml urutan yang sama maa peerjaan-peerjaan tersebut durutan secara random untu mengetahu peerjaan mana yang meml urutan lebh dahulu untu derjaan. Hal n sebaga prosedur penghentan penguurutan bla mash ada urutan yang sama. Setelah antran yang ada durutan maa langah selanjutnya adalah menentuan apaan tenaga erja dan mesn dle atau busy. Penentuan n dapat menggunaan persamaan (5) dan (6). Ja C( 1 ) > ( 1), maa tenaga j C erja atau mesn sedang dle, artnya ja watu penyelesaan sebelumnya untu peerjaan yang sama lebh besar dar pada watu selesa pada mesn atau tenaga erja yang sama untu peerjaan sebelumnya, maa mesn atau tenaga erja tersebut dle. Dan ja C( 1) < ( 1), maa tenaga erja atau mesn j C sedang busy, artnya ja watu penyelesaan sebelumnya untu peerjaan yang sama lebh ecl dar pada watu selesa pada mesn atau tenaga erja yang sama untu peerjaan sebelumnya, maa mesn atau tenaga erja tersebut dataan busy. Setelah detahu mesn atau tenaga erja tersebut sedang sbu atau busy, maa langah selanjutnya menentuan apaah jumlah antran tersebut lebh besar 1 atau tda. Ja hanya 1, maa peerjaan tersebut dapat langsung derjaan. Namun apabla peerjaan tersebut lebh besar dar 1, maa yang derjaan adalah urutan pertama dar antran tersebut. Perhtungan completon tme sesua persamaan (3) dan (4). Pada persamaan (3) completon tme merupaan hasl penambahan dar nla terbesar antara completon tme operas yang e-( j-1) derjaan untu peerjaan e- atau operas sebelum yang searang derjaan untu peerjaan tersebut dengan completon tme untu peerjaan ( -1) pada mesn e- atau peerjaan yang sebelumnya derjaan d mesn tersebut dtambahan dengan watu proses untu operas tersebut. Proses pengerjaan dlauan sampa semua peerjaan selesa. Sesua persamaan (7) dapat djelasan bahwa earlness merupaan nla masmal antara nol dengan selsh due date durang completon tme untu masng-masng peerjaan. Dar persamaan (8) djelasan bahawa tardness 65

GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007 merupaan nla masmal antara nol dengan selsh completon tme durang due date untu masng-masng peerjaan. Sedangan dar persamaan (9) djelasan bahwa baya penalt merupaan penjumlahan hasl al onstanta baya earlness dengan nla earlness dtambah hasl al onstanta baya tardness dengan nla tardness untu eseluruhan peerjaan yang ada. Dalam peneltan n nla baya pnalt tardness dabaan dan hanya mempertmbangan baya penalt abat tardness. SKENARIO PENJADWALAN Setelah tahap nsalsas, tahap pendaftaran order ceta, dan pendaftaran spesfas dlauan maa tahap selanjutnya adalah melauan penjadwalan peerjaan. Dalam peneltan n aan dberan contoh seenaro penjadwalan untu order ceta yang telah ddaftaran datas. Adapun senaro yang aan dterapan adalah sebaga berut. Djadwalan order ceta 2 buah proye yang meml watu mula dan due date berbeda. Aan dlauan analss apaah terjad tardness atau tda. Bla terjad tardness maa aan dlauan penambahan jam erja atau lembur untu mengerjaan order ceta tersebut. Penambahan dlauan sampa tda terjad tardness. Dengan menggunaan Dspatchng rules tersebut dapat dperoleh hasl penjadwalan yang memnmas tardness. Adapun pengurangan jumlah tardnes adalah sebanya 86 har. KESIMPULAN Input yang dgunaan untu sstem penjadwalan peerjaan pada job shop dengan dspatchng rules terdr dar ategor produ, strutur produ, stasun erja, tenaga erja dan mesn, operaton networ, pendaftaran order ceta dan spesfas buu. Tahapan selanjutnya setelah nput adalah melput pemlhan tenaga erja atau mesn yang sesua, penghtungan watu proses, dentfas status tenaga erja atau mesn, serta sequencng dengan dspatchng rules. Dspatchng rules yang dgunaan adalah Earlest Due Date Earlest Due Date (EDD), prortas proye, Shortest Procesng Tme (SPT), prortas buu, dan random. Dengan menggunaan Dspatchng rules tersebut dapat dperoleh hasl penjadwalan yang memnmas tardness. Adapun pengurangan jumlah tardnes untu judul datas adalah sebanya 86 har.. Berdasaran senaro yang telah dbuat dapat dlauan penjadwalan peerjaan yang dapat menyesuaan anatara watu yang dperluan dengan apastas yang terseda. DAFTAR PUSTAKA Baer, K. R., (1974), Introducton to Sequencng and Schedulng, John Wley and Sons, New Yor. Baer dan Scudder, (1990), Sequencng wth earlness and tardness penaltes: a revew, Operatons Research, v.38 n.1, p.22-36 French, S., (1982), Sequencng and Schedulng: An Introduston to the Mathematcs of Job-Shop, Ells Horwood Lmted,Chchester. Jones dan Rabelo, (1998), Survey of Job Shop Schedulng Technques," NISTIR, Natonal Insttute of Standards and Technology, Gathersburg Morton, T.E dan Pentco, D.W., (1993), 66