PERCOBAAN BERFAKTOR DENGAN ARAS NOL ATAU PERLAKUAN KONTROL TERPISAH 1

dokumen-dokumen yang mirip
STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3)

PENGUJIAN HIPOTESIS BEDA TIGA RATA-RATA ATAU LEBIH. Statistik Industri II Teknik Industri Universitas Brawijaya

Analysis of Variance (ANOVA) Debrina Puspita Andriani /

Materi Persyaratan analisis regresi dari rancangan percobaan Penentuan model regresi dengan ortogonal polinomial Dari rancangan acak lengkap Dari ranc

MASALAH DAN PERTANYAAN STATISTIKA PADA PENELITIAN TEKNOLOGI PANGAN

BAB 6 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIGA FAKTOR

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian

BAB 7 APLIKASI RANCANGAN PETAK TERPISAH

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1)

Rancangan Petak Berjalur

B. Kontrol negatif C. Sediaan ekstrak pegagan D. Sediaan pegagan segar E. Sediaan air rebusan pegagan

BAB 5. APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK DUA FAKTOR

III. PERCOBAAN FAKTORIAL

PERMASALAHAN STATISTIKA DALAM PENELITIAN PERTANIAN

Status Daerah SMA 5, 4, 4, 2, 3 2, 2, 3, 2, 1 PT 4, 3, 3, 2, 2 2, 1, 2, 0, 1

Bentuk khusus dari rancangan faktorial dimana kombinasi perlakuan tidak diacak secara sempurna terhadap unit-unit percobaan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENDEKATAN REGRESI POLINOMIAL ORTHOGONAL PADA RANCANGAN DUA FAKTOR (DENGAN APLIKASI SAS DAN MINITAB) Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR

OLEH : WIJAYA. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009

PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP. Arum Handini Primandari

BAB 3 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK 1 FAKTOR

RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DAN RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO - LATIN

PERANCANGAN PERCOBAAN

Acara 6. Perancangan Perlakuan: Percobaan Faktorial Lengkap

RANCANGAN ACAK LENGKAP

ANALISIS VARIANSI DUA JALAN

MODUL DISTRIBUSI F (ANOVA)

Contoh RAK Faktorial

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN

Basic Design of Experiment. Dimas Yuwono W., ST., MT.

BAB 8. APLIKASI RANCANGAN PETAK PETAK TERPISAH

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc.

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok)

Perancangan Percobaan

MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

BAB 4. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP DUA FAKTOR

APLIKASI SPSS DAN SAS UNTUK PERANCANGAN PERCOBAAN

LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIK ELEMENTER UJI ANALISIS VARIAN DUA ARAH (TWO WAY ANOVA) Dosen Pengampu Dr. Sri Harini, M.Si

LAPORAN PRAKTIKUM I METODE STATISTIKA II PENGUJIAN HIPOTESIS INDEPENDENT DENGAN PENDEKATAN ANALISIS RAGAM

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

Analysis of Variance. Bab Percobaan Faktor Tunggal

Statistika untuk Keteknikan Analisis Ragam

METODE LENTH PADA RANCANGAN FAKTORIAL FRAKSIONAL DENGAN ESTIMASI EFEK ALGORITMA YATES

REGRESI LANJUTAN RETNO DWI ANDAYANI, SP. MP

PEMANFAATAN MSTAT-C DALAM ANALISA FAKTORIAL DATA HASIL PENELITIAN PERTANIAN

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH

To test the significant effect of two independent variables to one dependent variable, and to test the significant interaction of the two independent

Uji Perbandingan Ganda. Arum Handini Primandari, M.Sc.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan telah dilakukan di rumah kaca yang lokasinya berada di Balai Penelitian

Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Performa Reproduksi Sapi Perah Impor Pertama

PENINGKATAN EFISIENSI BIAYA PERCOBAAN DENGAN MENGGUNAKAN RANCANGAN FAKTORIAL PECAHAN 2 k-1 MARTA SUNDARI

BAB 2 TINJAUAN TEORI

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

MODUL II ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA)

Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran)

Pengacakan dan Tata Letak

LAPORAN STATISTIK ELEMENTER UJI ANALISIS VARIAN SATU ARAH (ANOVA) Dosen pengampu Dr. Sri Harini, M.Si. Oleh Nurul Anggraeni Hidayati NIM.

ME Yusnandar * PENDAHULUAN

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

Metode Statistika Pertemuan XII. Analisis Korelasi dan Regresi

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 10 Analisis Korelasi & Regresi (1)

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT)

STATISTIKA UNTUK KETEKNIKAN. Teknik Analisis Ragam

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc.

2) Ukuran Data Tidak Sama k n i T 2.. JKT = X 2 ij - i=1 j=1 N k JKK = T 2 i. T 2.. i=1 n i N JKG = JKT - JKK Sumber Jumlah db Kuadrat Tengah F. Hitun

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS HALUOLEO, KENDARI Kampus Baru Bumi Tridharma, Andounohu - Kendari

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA)

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Korelasi dan Regresi. Dr. Kusman Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB

Pembauran (Confounding) Pada Percobaan Faktorial Tiga Taraf

Utriweni Mukhaiyar BI5106 Analisis Biostatistik 29 November 2012

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: SAMBUNGAN KAYU MANGIUM 17 TAHUN DAN APLIKASI PADA BALOK SUSUN

Matematika dan Statistika

Bahan Kuliah Statistik 2 ANALISIS VARIANS. Toto Sugiharto

Analisis Ragam & Rancangan Acak Lengkap Statistik (MAM 4137)

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc.

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERCOBAAN RAK FAKTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN R-STUDIO

Pemodelan Linier menggunakan SPPS pada Penelitian Ilmu-Ilmu Pertanian Saiful Bahri

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL APLIKASI EKSTRAK DAUN INSULIN (Thitonia difersifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

Two-Factors Factorial Design

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

Anacova Dua Jalur ( 3 x 3,

BAB 2. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP 1 FAKTOR

KATA PENGANTAR. Malang, Agustus Penyusun

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. larutan kulit bawang dengan konsentrasi 10%-100%. Penelitian ini terdiri dari

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO ANALYSIS OF VARIANS (ANOVA)

Transkripsi:

PERCOBAAN BERFAKTOR DENGAN ARAS NOL ATAU PERLAKUAN KONTROL TERPISAH 1 oleh: I Gde Ekaputra Gunartha 2 Pendahuluan Sering terjadi pada percobaan berfaktor, peneliti melibatkan aras Nol. Seperti pada kasus berikut: Percobaan-1: Peneliti ingin mengetahui pengaruh dosis pupuk P dan saat aplikasinya terhadap hasil tanaman kedelai. Aras faktor pupuk P yang dikaji meliputi: 0, 75, 150, 225 kg ha -1 ; dan saat aplikasi 0, 21, dan 35 HST. Percobaan-2: Peneliti ingin mengetahui pengaruh konsentrasi dan frekuensi pemberian Plant Catalyst terhadap hasil bawang merah. Aras konsentrasi Plant Catalyst meliputi: 0, 0,25, 0,50, 0,75, dan 1% ; dan frekuensi pemberiannya meliputi: 2 kali (7 dan 35 HST), 3 kali (7, 28, dan 49 HST), dan 4 kali (7, 21, 35, dan 49 HST). Sepintas kedua percobaan di atas merupakan percobaan berfaktor (ordinary cross factorial experiments), namun dengan adanya aras Nol pada Dosis Pupuk P (Percobaan-1) dan pada Konsentrasi Plant Catalyst (Percobaan-2) dapat menimbulkan masalah, karena aras Nol Dosis P di kombinasikan dengan saat aplikasi yang manapun tetap bermakna sebagai tanpa perlakuan P. Begitu juga pada aras Nol Konsentrasi Plant Catalyst yang dikombinasikan dengan frekuensi pemberian yang manapun tetap bermakna tanpa perlakuan Plant Catalyst. Jadi pada Percobaan-1 jumlah perlakuan tanpa pupuk P menjadi tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan masing-masing kombinasi perlakuan yang lain; demikian juga pada Percobaan-2. Kalau perlakuan aras Nol itu hanya diambil satu saja, maka hal ini akan merusak struktur rancangan perlakuan faktorial. Hal ini menyebabkan percobaan tidak lagi memiliki sifat ortogonal, yakni sifat kemudahan untuk pengambilan kesimpulan dari gatra independensi. 1 Materi disampaikan pada Diskusi Bulanan Dosen Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Mataram, 03 September 2004. 2 Ir. I Gde Ekaputra Gunartha, M.Agr., Ph.D. adalah staf pengajar Statistika pada Fakultas Pertanian Unram. I G Ekaputra G - 1

Di samping kasus yang ada pada kedua percobaan di atas, peneliti kadangkala sering juga melakukan rancangan perlakuan yang terdiri atas rancangan berfaktor ditambah kontrol yang terpisah, seperti ditunjukkan pada Percobaan-3. Percobaan-3: Peneliti ingin mengetahui pengaruh dosis dan saat aplikasi pupuk alternatif Phonska terhadap hasil padi. Dosis pupuk yang dikaji meliputi: 100, 200, 300, dan 400 kg ha -1 ; dan saat aplikasi sekali umur 21 HSPT (fase anakan); dua kali umur 21 HSPT (fase anakan) dan 42 HSPT (fase primordia); dan 3 kali umur 0 HSPT (saat pindah tanam), 21 HSPT (fase anakan) dan 42 HSPT (fase primordia). Untuk melihat efektivitas aplikasi pupuk tersebut juga dibandingkan dengan aplikasi rekomendasi Paket Standar Supra Insus. Pada Percobaan-3 menunjukkan perbedaan rancangan perlakuan, yakni perlakuan percobaan berfaktor 4x3 ditambah satu perlakuan kontrol. Dengan struktur rancangan perlakuan seperti ini maka keutuhan sifat rancangan faktorial masih dapat dipertahankan, artinya percobaan masih memiliki sifat ortogonal. Untuk itulah maka aras Nol pada Percobaan-1 dan Percobaan-2 harus dikeluarkan dari struktur rancangan perlakuan faktorial dan ditempatkan seperti yang diuraikan pada Percobaan-3. Hal ini dimaksudkan agar percobaan tetap memiliki sifat ortogonalitas, sebagaimana merupakan salah satu asumsi analisis ragam yang harus dipenuhi. Metode Pemecahan Derajat Bebas dan Jumlah Kuadrat Untuk menyederhanakan uraian pemecahan derajat bebas (db) dan jumlah kuadrat (JK) pada sumber keragaman, maka misal pada suatu persobaan, kita melibatkan a aras faktor A dan b aras faktor B ditambah satu perlakuan kontrol di luar struktur rancangan faktorial; maka jumlah perlakuan kita menjadi (ab + 1). Misal rancangan lingkungan (percobaan) yang kita gunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (Randomized Complete Block Design, RCBD), dan setiap perlakuan diulang sebanyak r kali, maka pemecahan db dan JK dapat dilakukan dengan 3 langkah berikut: Langkah-1.-- Pemecahan dilakukan dengan memandang (ab + 1) perlakuan pada RCBD, sehingga model liniernya menjadi Yij (1) i j ij dimana pengaruh i = pengaruh perlakuan, terdiri atas beda pengaruh kontrol vs perlakuan, pengaruh utama faktor A, pengaruh utama faktor B dan interaksi A*B; j = pengaruh blok I G Ekaputra G - 2

ke j; dan ij = galat perlakuan ke-i pada blok ke-j. Hasil pemecahan db dan JK-nya sebagai berikut: Tabel 1. Pemecahan db dan JK pada RCBD Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Blok (r 1) JKBlok Perlakuan (ab + 1) 1 = ab JKPerlakuan Galat (ab + 1)(r 1) JKGalat Total r(ab +1) - 1 JKTotal Langkah-2.-- Lakukan pemecahan db dan JK untuk percobaan faktorial a x b saja (artinya perlakuan kontrol diabaikan), hasilnya seperti pada Tabel 2. Tabel-2. Pemecahan db dan JK pada rancangan perlakuan faktorial axb Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Blok Tidak dipakai Tidak dipakai Faktor A (a 1) JKA Faktor B (b 1) JKB Interaksi A*B (a 1)(b 1) JKAB Galat Tidak dipakai Tidak dipakai Total Tidak dipakai Tidak dipakai Langkah-3.-- Substitusi hasil Langkah-2 yang ada dalam kotak garis putus-putus (hasil pemecahan pengaruh utama faktor utama A, faktor B, dan interkasi A*B) ke dalam Tabel 1, dan diperoleh Tabel 3. I G Ekaputra G - 3

Tabel 3. Pemecahan db dan JK untuk percobaan berfaktor dengan kontrol terpisah Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Blok (r 1) JKBlok Perlakuan (ab + 1) 1 = ab JKPerlakuan Kontrol vs Perlakuan lain ab (a-1) (b-1) (a-1)(b-1) = 1 JKKvsP = JKPerlakuan JKA JKB JKAB Faktor A (a 1) JKA Faktor B (b 1) JKB Interaksi A*B (a 1)(b 1) JKAB Galat (ab + 1)(r 1) JKGalat Total r(ab +1) - 1 JKTotal Analisis data seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 3 dapat dilakukan dengan banyak piranti lunak Statistika, namun pada makalah ini penulis mensosialisasikannya dengan menggunakan Microsoft Excel dan MINITAB. Teladan Numerik Data percobaan berikut merupakan data hipotetik untuk kebutuhan elaborasi teori dalam makalah ini. Seorang peneliti melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh saat aplikasi dan dosis pupuk P terhadap hasil jagung, menggunakan RCBD. Saat aplikasi (faktor A) yang dikaji meliputi: saat awal tanam (a 1 ), saat pertumbuhan vegetatif cepat (a 2 ), saat pertumbuhan akhir vegetatif (a 3 ), dan saat primordia (a 4 ). Dosis pupuk P (faktor B) meliputi: 150, 225, dan 300 kg ha -1. Hasil panen diperoleh sebagai berikut: Perlakuan (t) Blok (r) Faktor A Faktor B I II III b 1 21,6 18,9 17,6 a 1 b 2 19,4 19,4 19,4 b 3 17,6 19,8 21,5 b 1 8,1 5,0 9,6 a 2 b 2 15,3 11,1 10,2 b 3 19,2 13,8 16,2 b 1 15,2 13,5 11,4 a 3 b 2 19,4 14,5 17,6 b 3 21,8 19,1 22,5 b 1 16,9 17,2 15,0 a 4 b 2 20,9 16,2 20,0 b 3 18,5 18,7 20,2 Kontrol 9,7 8,3 8,7 I G Ekaputra G - 4

Untuk melihat efektivitas pengaruh pupuk P juga dikaji perlakuan tanpa pupuk P (kontrol). Jumlah perlakuan pada percobaan di atas menjadi (4*3 + 1 = 13). I. ANALISIS DATA MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL Langkah-1: Pemecahan db dan JK dengan RCBD Untuk melakukan ini pada MS Excel, klik Tools>Data Analysis>Anova: Two- Factor Without Replication, diperoleh: Tabel 4. ANOVA RCBD dengan t = 4*3 + 1 Source of Variation SS df MS F P-value F crit Perlakuan 677.439 12 56.45325 19.32666 1.82E-09 2.183377 Blok 30.3759 2 15.18795 5.199564 0.013303 3.402832 Error 70.1041 24 2.921004 Total 777.919 38 Langkah-2: Pemecahan db dan JK pada rancangan perlakuan faktorial 4 x 3 Untuk melakukan ini pada MS Excel, klik Tools>Data Analysis>Anova: Two- Factor With Replication, diperoleh: Tabel 5. ANOVA Percobaan Faktorial 4 x 3 Source of F crit Variation SS df MS F P-value Saat Aplikasi 285.1031 3 95.03435 22.93669 3.14E-07 3.008786 Dosis 145.4172 2 72.70861 17.54834 2.01E-05 3.402832 Interaction 77.11611 6 12.85269 3.102016 0.021522 2.508187 Within 99.44 24 4.143333 Tidak dipakai (70.1041 + 29.727) Total 607.0764 35 dipakai Langkah-3: Susun hasil ANOVA lengkap untuk percobaan di atas Hasil ANOVA pada Tabel 4 dilengkapi dengan Hasil ANOVA pemecahan pengaruh perlakuan menjadi pengaruh utama Saat Aplikasi dan Dosis P pada Tabel 5, diperoleh hasil pada Tabel 6. I G Ekaputra G - 5

Tabel 6 : ANOVA lengkap percobaan pada hasil jagung di atas Source of Variation SS df MS F P-value F crit Perlakuan 677.439 12 56.45325 19.32666 1.82162E-09 2.183377 Kontrol 169.8026 1 169.8026 58.13158 7.31329E-08 4.259675 Saat Aplikasi 285.1031 3 95.03435 32.53482 1.27264E-08 3.008786 Dosis 145.4172 2 72.70861 24.89165 1.40294E-06 3.402832 Interaksi 77.11611 6 12.85269 4.400091 0.003899469 2.508187 Blok 30.3759 2 15.18795 5.199564 0.013303493 3.402832 Error 70.1041 24 2.921004 Total 777.919 38 Dari Tabel 6 diperoleh bahwa perlakuan pupuk P memberikan peningkatan hasil jagung yang sangat nyata (P < 0,01), demikian juga baik pengaruh utama Saat Aplikasi dan Dosis P serta Interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01). I. ANALISIS DATA MENGGUNAKAN MINITAB Langkah-1: Pemecahan db dan JK dengan RCBD Untuk melakukan ini pada MINITAB, klik Stat>ANOVA>Balanced ANOVA> lakukan manipulasi model (sesuaikan dengan model linier RCBD), dan diperoleh: Tabel 7. ANOVA RCBD dengan t = 4*3 + 1 ANOVA: Y-corn versus Blok; Plk Factor Type Levels Values Blok fixed 3 1 2 3 Plk fixed 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Analysis of Variance for Y-corn Source DF SS MS F P Blok 2 30,376 15,188 5,20 0,013 Plk 12 677,439 56,453 19,33 0,000 Error 24 70,104 2,921 Total 38 777,919 Langkah-2: Pemecahan db dan JK pada rancangan perlakuan faktorial 4 x 3 Untuk melakukan ini pada MINITAB, klik Stat>ANOVA>Balanced ANOVA> lakukan manipulasi model (sesuaikan dengan model linier faktorial RCBD), dan diperoleh: I G Ekaputra G - 6

Tabel 8. ANOVA Percobaan Faktorial 4 x 3 Factor Type Levels Values Blok fixed 3 1 2 3 A fixed 4 1 2 3 4 B fixed 3 1 2 3 Analysis of Variance for Y-corn Source DF SS MS F P Blok 2 29,727 14,864 4,69 0,020 tidak dipakai A 3 285,103 95,034 29,99 0,000 B 2 145,417 72,709 22,95 0,000 A*B 6 77,116 12,853 4,06 0,007 Error 22 69,713 3,169 tidak dipakai Total 35 607,076 tidak dipakai Langkah-3: Susun hasil ANOVA lengkap untuk percobaan di atas Hasil ANOVA pada Tabel 7 dilengkapi dengan Hasil ANOVA pemecahan pengaruh perlakuan menjadi pengaruh utama Saat Aplikasi dan Dosis P pada Tabel 8, diperoleh hasil pada Tabel 9. Tabel 9 : ANOVA lengkap percobaan pada hasil jagung di atas Analysis of Variance for Y-corn Source DF SS MS F P Blok 2 30,376 15,188 5,20 0,013 Plk 12 677,439 56,453 19,33 0,000 Kontrol 1 169,803 169,803 58,13 0,000 A 3 285,103 95,034 32,53 0,000 B 2 145,417 72,709 24,89 0,000 A*B 6 77,116 12,853 4,40 0,004 Error 24 70,104 2,921 Total 38 777,919 Dari dua pendekatan analisis (menggunakan Microsoft Excel dan MINITAB) diperoleh hasil yang sama. Untuk mengetahui interaksi mana yang nyata dilakukan uji pembandingan 1 db rerata perlakuan. Peubah Saat Aplikasi merupakan peubah kualitatif dengan asumsi teori bahwa pemupukan P lebih awal akan lebih baik dibandingkan pemupukan P yang terlambat, maka ada 3 (tiga) hipotesis statistik nol (Ho) yang dapat dikemukakan: a1 a2 a3 1. a4 ; 2. a3 ; dan 3. a1 a2 3 a1 2 a2 I G Ekaputra G - 7

Sedangkan peubah Dosis P (dengan 3 aras) merupakan peubah kuantitatif kontinyu sehingga pengaruhnya cenderung berpola model linier atau kuadratik. Untuk itu berikut diberikan rekapitulasi koefisien pembandingan 1 db percobaan di atas (lihat Lampiran 1) Analisis ragam pada MINITAB dilakukan dengan pendekatan General Linier Model (GLM). Hasil analisis disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. ANOVA lengkap uji pembandingan 1 db Analysis of Variance for Y-corn Source DF SS MS F P Blok 2 30,376 15,188 5,20 0,013 Plk 12 677,439 56,453 19,33 0,000 KvsP 1 169,803 169,803 58,13 0,000 SavsSl 1 25,133 25,133 8,60 0,007 (Sa1+2)vsSa3 1 12,809 12,809 4,39 0,047 Sa1vsSa2 1 247,161 247,161 84,62 0,000 Linier 1 144,550 144,550 49,49 0,000 Kuadratik 1 0,867 0,867 0,30 0,591 1*4 1 9,173 9,173 3,14 0,089 1*5 1 2,428 2,428 0,83 0,371 2*4 1 10,347 10,347 3,54 0,072 2*5 1 0,027 0,027 0,01 0,925 3*4 1 55,041 55,041 18,84 0,000 3*5 1 0,100 0,100 0,03 0,855 Error 24 70,104 2,921 Total 38 777,919 Dari Tabel 10 terlihat bahwa terdapat kecenderungan respon hasil jagung yang mengikuti model linier untuk aplikasi pupuk saat awal tanam dan saat pertumbuhan vegetatif cepat (P< 0,01). Penutup Seorang peneliti harus berhati-hati melakukan rancangan perlakuan, seperti pada Percobaa-1 dan Percobaan-2. Adanya aras Nol akan menggangu sifat ortogonalitas pada analisis ragam. Untuk itu, rancangan perlakuan semestinya ditata seperti pada Percobaan- 3. Microsoft Excel dan MINITAB dapat memberikan bantuan yang sangat user friendly kepada kita, hanya saja kemampuan manipulasi langkah sangat dibutuhkan dalam hal ini, hampir semua piranti lunak statistika yang ada saat ini hanya menyajikan analisis ragam yang standar (artinya ANOVA untuk rancangan percobaan dasar). Selamat mencoba! I G Ekaputra G - 8

Lampiran 1. Rekapitulasi koefisien kontras Sumber Keragaman Kontrol a 1 a a a 2 3 4 b 1 b b b b b b b b b b b 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Kontrol vs Lain +12-1 -1-1 -1-1 -1-1 -1-1 -1-1 -1 Saat Aplikasi (A) Sa vs Sl 0-1 -1-1 -1-1 -1-1 -1-1 3 3 3 (Sa1+2) vs Sa3 0-1 -1-1 -1-1 -1 2 2 2 0 0 0 Sa1 vs Sa2 0-1 -1-1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 Dosis P (B) Linier 0-1 0 1-1 0 1-1 0 1-1 0 1 Kuadratik 0 1-2 1 1-2 1 1-2 1 1-2 1 Interaksi (A*B) (Sa_Sl) * Linier 0 1 0-1 1 0-1 1 0-1 -3 0 3 (Sa_Sl) * Kuadratik (Sa1+2)_Sa3 * Linier (Sa1+2)_Sa3 * Kuadratik 0-1 2-1 -1 2-1 -1 2-1 3-6 3 0 1 0-1 1 0-1 -2 0 2 0 0 0 0-1 2-1 -1 2-1 2-4 2 0 0 0 Sa1_Sa2 * Lin 0 1 0-1 -1 0 1 0 0 0 0 0 0 Sa1_Sa2 * Kdw 0-1 2-1 1-2 1 0 0 0 0 0 0 I G Ekaputra G - 9