IKI 30320: Sistem Cerdas Kuliah 16: Probabilistic Reasoning

dokumen-dokumen yang mirip
IKI30320 Kuliah Nov Ruli Manurung. Uncertainty. Probability theory. Semantics & Syntax. Inference. Ringkasan

Kecerdasan Buatan/ Artificial Intelligence

28/09/2012 SAMPLE SPACE, SAMPLE POINTS, EVENTS. ω Ω

ALJABAR SET & AKSIOMA PROBABILITAS

Uncertainty (Ketidakpastian)

IKI 30320: Sistem Cerdas Kuliah 11: Logical Inference & Wumpus Agent

Probabilitas & Teorema Bayes

1 PROBABILITAS. Pengertian

Hidup penuh dengan ketidakpastian

KI Kecerdasan Buatan Materi 13: Learning Probabilistic Models (Bayesian Network)

IKI30320 Kuliah Nov Ruli Manurung. Syntax & Semantics. Compact conditional distributions. Efficient Inference.

Kecerdasan Buatan. Representasi Pengetahuan & Penalaran... Pertemuan 05. Husni

IKI30320 Kuliah 19 3 Des Ruli Manurung. Learning. Agents. Inductive Learning. Decision Tree. Mengukur Kinerja Belajar.

Uncertainty Management

PENGANTAR PROBABILITAS STATISTIKA UNIPA SBY

PENALARAN DENGAN KETIDAKPASTIAN (UNCERTAINITY)

IKI 30320: Sistem Cerdas Kuliah 15: Alternatives to FOL

DISTRIBUSI BINOMIAL STKIP SILIWANGI BANDUNG LUVY S ZANTHY KAPSEL SMA

Bahasan Terakhir... Pencarian Iteratif. Pencarian Adversarial. Simulated Annealing Pencarian Tabu Mean Ends. Minimax (Min-Max) Alpha-Beta Pruning

PENS. Probability and Random Process. Topik 5. Beberapa jenis Distribusi Variabel Acak. Prima Kristalina April 2015

Peubah Acak. 14-Sep-07 TPADF (Kelas Ganjil/ Rahmat) Lecture 2 page 1

Pengenalan Kecerdasan Buatan (KB)

Learning Outcomes Sebaran Kontinu Nilai Harapan dan Ragam Beberapa Sebaran Kontinu. Peubah Acak Kontinu. Julio Adisantoso.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENS. Probability and Random Process. Topik 3. Dasar Probabilitas. Prima Kristalina Maret 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROBABILITAS (PELUANG) PENGERTIAN PROBABILITAS

Artificial Intelegence. Representasi Logica Knowledge

PROBABILITAS 02/10/2013. Dr. Vita Ratnasari, M.Si

PENALARAN DENGAN KETIDAKPASTIAN (UNCERTAINITY)

Kompetens n i s : Mahasiswa mam a pu p menjel enj a el s a ka k n gejala ekonomi dengan meng guna k n a konsep probabil i i l t i as

Agent Cerdas. Chastine Fatichah. Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember November 2012

Quis. Contoh. Definisi Konsep Part 1,2 Part 3 Part 4. Oleh : Hasan Sanlawi, S.Kom. STMIK Pranata Kampus E : Materi Kuliah STRUKTUR DATA

DISTRIBUSI PROBABILITAS (PELUANG)

STATISTIK INDUSTRI 1. Agustina Eunike, ST., MT., MBA

Review Teori Probabilitas

Nilai harapan suatu variabel acak x ditulis E (x) didefinisikan E (x) = Σ x. f (x) Var (x) = σ x 2 = E [ x E (x) ] 2 = E (x 2 ) { E (x) } 2

Logical Agents. Chastine Fatichah. Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember November 2012

IKI30320 Kuliah Okt Ruli Manurung. Mengapa FOL? Definisi FOL Syntax FOL Semantics FOL Quantifiers Equality. KBA dgn. FOL.

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan)

BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 3 Peubah Acak dan Dist

Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem

Konsep Dasar Probabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S.

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

IKI30320 Kuliah 5 12 Sep Ruli Manurung. Best-first. search. Greedy best-first. search. search. Merancang heuristic

CNH3E3 PROSES STOKASTIK Peubah Acak & Pendukungnya

BAB 3 Teori Probabilitas

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer

Suplemen Kuliah STATISTIKA. Prodi Sistem Informasi (SI 3) STIKOM AMBON Pokok Bahasan Sub Pok Bahasan Referensi Waktu

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI

PENS. Probability and Random Process. Topik 4. Variabel Acak dan Distribusi Probabilitas. Prima Kristalina April 2015

Model dan Simulasi Universitas Indo Global Mandiri

Pengantar Proses Stokastik

Metode Statistika STK211/ 3(2-3)

BAB 2 PROGRAM STOKASTIK

PEMBANGKIT RANDOM VARIATE

Representasi Pengetahuan : LOGIKA

Ruang Sampel, Titik Sampel dan Kejadian

STATISTIK PERTEMUAN V

Peluang dan Kejadian (Event) Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

KONSEP PROBABILITAS & DISTRIBUSI PROBABILITAS

Sebelumnya... Sistem Pakar berbasis Aturan (Rule-Based Expert System, RBES) Sistem Pakar Representasi Pengetahuan Penalaran

PENGANTAR MODEL PROBABILITAS

Statistika Farmasi

2-1 Probabilitas adalah:

STATISTIKA LINGKUNGAN

STATISTIK PERTEMUAN III

Pembangkitan Bilangan Acak dengan Memanfaatkan Fenomena Fisis

PENDAHULUAN TEORI PROBABILITAS ATA /12/2013 MMA frekuensi H frekuensi T. Probabilitas hujan = 18 / 30?

Pengantar Proses Stokastik

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT

STATISTIK INDUSTRI 1. Random Variable. Distribusi Peluang. Distribusi Peluang Diskrit. Distribusi Peluang Diskrit 30/10/2013 DISKRIT DAN KONTINYU

STK 511 Analisis statistika. Materi 3 Sebaran Peubah Acak

PERCOBAAN 3 PROBABILITAS KONDISIONAL, MARGINAL DAN TEOREMA BAYES

LANDASAN TEORI. Universitas Indonesia. Klasifikasi topik menggunakan..., Dyta Anggraeni

Probabilitas dan Statistika Variabel Acak dan Fungsi Distribusi Peluang Diskrit. Adam Hendra Brata

Probabilitas. Tujuan Pembelajaran

DISTRIBUSI PROBABILITAS KONTINYU. Nur Hayati, S.ST, MT Yogyakarta, Maret 2016

Matematika Diskrit. Rudi Susanto

BAB II PROBABILITAS Ruang sampel (sample space)

IKI 30320: Sistem Cerdas Kuliah 3: Problem-Solving Agent & Search

Pertemuan 10. Introduction to Logic Propositional Logic

Teknik Pengolahan Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

Distribusi Probabilitas Diskrit: Binomial, Multinomial, & Binomial Negatif

1. σ field dan pengukuran Definisi 1.1

Learning Outcomes Ruang Contoh Kejadian Aksioma Peluang Latihan. Aksioma Peluang. Julio Adisantoso. 16 Pebruari 2014

Pengenalan Pola. Klasifikasi Teori Keputusan Bayes

PEMBERIAN ALASAN DI BAWAH KETIDAKPASTIAN

Distribusi Probabilitas Diskrit: Poisson

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Teorema Newman Pearson

Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG

Transkripsi:

IKI 30320: Sistem Cerdas : Probabilistic Reasoning Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 21 November 2007

Outline 1 2 3 4 5

Outline 1 2 3 4 5

Knowledge engineering di FKG Anda diminta membuat agent doktor gigi.

Knowledge engineering di FKG Anda diminta membuat agent doktor gigi. Diagnostic rule: simpulkan sebab dari akibat: p Symptom(p, Toothache) Disease(p, Cavity). Tapi belum tentu pasien sakit gigi karena ada lubang...

Knowledge engineering di FKG Anda diminta membuat agent doktor gigi. Diagnostic rule: simpulkan sebab dari akibat: p Symptom(p, Toothache) Disease(p, Cavity). Tapi belum tentu pasien sakit gigi karena ada lubang... Causal rule: simpulkan akibat dari sebab: p Disease(p, Cavity) Symptom(p, Toothache). Tapi belum tentu lubang menyebabkan sakit gigi...

Knowledge engineering di FKG Anda diminta membuat agent doktor gigi. Diagnostic rule: simpulkan sebab dari akibat: p Symptom(p, Toothache) Disease(p, Cavity). Tapi belum tentu pasien sakit gigi karena ada lubang... Causal rule: simpulkan akibat dari sebab: p Disease(p, Cavity) Symptom(p, Toothache). Tapi belum tentu lubang menyebabkan sakit gigi... Pendekatan FOL secara murni sulit karena: Laziness: kebanyakan kerjaan membuat semua rule, inference terlalu repot! Theoretical ignorance: ilmu kedokteran tidak (belum?) memiliki teori yang 100% lengkap. Practical ignorance: kalaupun ada, tidak semua tes bisa dilakukan... (terlalu mahal, lama, dst.)

Duniah penuh ketidakpastian (uncertainty) Sebuah agent perlu ke bandara karena akan terbang ke LN. Mis. action A t = pergi ke bandara t menit sebelum pesawat terbang. Apakah A t berhasil sampai dengan waktu cukup?

Duniah penuh ketidakpastian (uncertainty) Sebuah agent perlu ke bandara karena akan terbang ke LN. Mis. action A t = pergi ke bandara t menit sebelum pesawat terbang. Apakah A t berhasil sampai dengan waktu cukup? Ada banyak masalah:

Duniah penuh ketidakpastian (uncertainty) Sebuah agent perlu ke bandara karena akan terbang ke LN. Mis. action A t = pergi ke bandara t menit sebelum pesawat terbang. Apakah A t berhasil sampai dengan waktu cukup? Ada banyak masalah: Tidak tahu keadaan jalan, kemacetan, dll. (partially observable).

Duniah penuh ketidakpastian (uncertainty) Sebuah agent perlu ke bandara karena akan terbang ke LN. Mis. action A t = pergi ke bandara t menit sebelum pesawat terbang. Apakah A t berhasil sampai dengan waktu cukup? Ada banyak masalah: Tidak tahu keadaan jalan, kemacetan, dll. (partially observable). Kebenaran informasi tidak bisa dijamin - laporan pandangan mata (noisy sensor).

Duniah penuh ketidakpastian (uncertainty) Sebuah agent perlu ke bandara karena akan terbang ke LN. Mis. action A t = pergi ke bandara t menit sebelum pesawat terbang. Apakah A t berhasil sampai dengan waktu cukup? Ada banyak masalah: Tidak tahu keadaan jalan, kemacetan, dll. (partially observable). Kebenaran informasi tidak bisa dijamin - laporan pandangan mata (noisy sensor). Ketidakpastian dalam tindakan, mis. ban kempes (nondeterministic).

Duniah penuh ketidakpastian (uncertainty) Sebuah agent perlu ke bandara karena akan terbang ke LN. Mis. action A t = pergi ke bandara t menit sebelum pesawat terbang. Apakah A t berhasil sampai dengan waktu cukup? Ada banyak masalah: Tidak tahu keadaan jalan, kemacetan, dll. (partially observable). Kebenaran informasi tidak bisa dijamin - laporan pandangan mata (noisy sensor). Ketidakpastian dalam tindakan, mis. ban kempes (nondeterministic). Kalaupun semua hal di atas bisa dinyatakan, reasoning akan luar biasa repot.

Keterbatasan pendekatan logika murni Sebuah pendekatan yang murni secara logika...

Keterbatasan pendekatan logika murni Sebuah pendekatan yang murni secara logika... beresiko menyimpulkan dengan salah, mis: A 60 berhasil dengan waktu cukup, atau

Keterbatasan pendekatan logika murni Sebuah pendekatan yang murni secara logika... beresiko menyimpulkan dengan salah, mis: A 60 berhasil dengan waktu cukup, atau kesimpulan terlalu lemah, mis: A 60 berhasil dengan waktu cukup asal nggak ada kecelakaan di tol, dan nggak hujan, dan ban nggak kempes,...

Keterbatasan pendekatan logika murni Sebuah pendekatan yang murni secara logika... beresiko menyimpulkan dengan salah, mis: A 60 berhasil dengan waktu cukup, atau kesimpulan terlalu lemah, mis: A 60 berhasil dengan waktu cukup asal nggak ada kecelakaan di tol, dan nggak hujan, dan ban nggak kempes,... kesimpulan tidak rational, mis: kesimpulannya A 1440, tetapi terpaksa menunggu semalam di bandara... utility

Keterbatasan pendekatan logika murni Sebuah pendekatan yang murni secara logika... beresiko menyimpulkan dengan salah, mis: A 60 berhasil dengan waktu cukup, atau kesimpulan terlalu lemah, mis: A 60 berhasil dengan waktu cukup asal nggak ada kecelakaan di tol, dan nggak hujan, dan ban nggak kempes,... kesimpulan tidak rational, mis: kesimpulannya A 1440, tetapi terpaksa menunggu semalam di bandara... utility Masalah ini bisa diselesaikan dengan probabilistic reasoning Berdasarkan info yang ada, A 60 akan berhasil dengan probabilitas 0.04.

Menangani ketidakpastian Kalimat A 60 akan berhasil dengan probabilitas 0.04 disebut probabilistic assertion.

Menangani ketidakpastian Kalimat A 60 akan berhasil dengan probabilitas 0.04 disebut probabilistic assertion. Sebuah probabilistic assertion merangkum efek ketidakpastian (info tak lengkap, tak bisa dipegang, action nondeterministic, dst.) dan menyatakannya sbg. sebuah bilangan.

Menangani ketidakpastian Kalimat A 60 akan berhasil dengan probabilitas 0.04 disebut probabilistic assertion. Sebuah probabilistic assertion merangkum efek ketidakpastian (info tak lengkap, tak bisa dipegang, action nondeterministic, dst.) dan menyatakannya sbg. sebuah bilangan. Bentuk/syntax probabilistic assertion: Kalimat X bernilai true dengan probabilitas N, 0 N 1. Pernyataan tentang knowledge atau belief state dari agent, BUKAN berarti pernyataan tentang sifat probabilistik di dunia/environment

Menangani ketidakpastian Kalimat A 60 akan berhasil dengan probabilitas 0.04 disebut probabilistic assertion. Sebuah probabilistic assertion merangkum efek ketidakpastian (info tak lengkap, tak bisa dipegang, action nondeterministic, dst.) dan menyatakannya sbg. sebuah bilangan. Bentuk/syntax probabilistic assertion: Kalimat X bernilai true dengan probabilitas N, 0 N 1. Pernyataan tentang knowledge atau belief state dari agent, BUKAN berarti pernyataan tentang sifat probabilistik di dunia/environment Nilai probabilitas sebuah proposition bisa berubah dengan informasi baru ( evidence ):

Menangani ketidakpastian Kalimat A 60 akan berhasil dengan probabilitas 0.04 disebut probabilistic assertion. Sebuah probabilistic assertion merangkum efek ketidakpastian (info tak lengkap, tak bisa dipegang, action nondeterministic, dst.) dan menyatakannya sbg. sebuah bilangan. Bentuk/syntax probabilistic assertion: Kalimat X bernilai true dengan probabilitas N, 0 N 1. Pernyataan tentang knowledge atau belief state dari agent, BUKAN berarti pernyataan tentang sifat probabilistik di dunia/environment Nilai probabilitas sebuah proposition bisa berubah dengan informasi baru ( evidence ): P(A 60 tidak ada laporan kecelakaan) = 0.06

Menangani ketidakpastian Kalimat A 60 akan berhasil dengan probabilitas 0.04 disebut probabilistic assertion. Sebuah probabilistic assertion merangkum efek ketidakpastian (info tak lengkap, tak bisa dipegang, action nondeterministic, dst.) dan menyatakannya sbg. sebuah bilangan. Bentuk/syntax probabilistic assertion: Kalimat X bernilai true dengan probabilitas N, 0 N 1. Pernyataan tentang knowledge atau belief state dari agent, BUKAN berarti pernyataan tentang sifat probabilistik di dunia/environment Nilai probabilitas sebuah proposition bisa berubah dengan informasi baru ( evidence ): P(A 60 tidak ada laporan kecelakaan) = 0.06 P(A 60 tidak ada laporan kecelakaan, jam 4 pagi) = 0.15 Tambah evidence TELL Menghitung nilai probabilitas ASK!

Outline 1 2 3 4 5

& knowledge-based agent Logical agent: KB = {}, belum bisa meng-infer apa-apa. Percept masuk, tambah kalimat ke KB (TELL). ASK(KB, α) KB = α. Probabilistic reasoning: Percept masuk (tambahan evidence), update nilai probabilitas. Prior/unconditional probability: nilai sebelum evidence. Posterior/conditional probability: nilai sesudah evidence. ASK secara probabilistik: hitung & kembalikan posterior probability terhadap α berdasarkan evidence dari percept. Contoh: melempar dadu. α = Nilai lemparan < 4. Sebelum melihat dadu: P(α) = 1 6 + 1 6 + 1 6 = 1 2 Setelah melihat dadu: P(α) = 0 atau 1

Mengambil keputusan dlm ketidakpastian Andaikan agent mempercayai nilai-nilai sbb.: P(A 60...) = 0.04 P(A 120...) = 0.7 P(A 150...) = 0.9 P(A 1440...) = 0.999 Tindakan mana yang dipilih?

Mengambil keputusan dlm ketidakpastian Andaikan agent mempercayai nilai-nilai sbb.: P(A 60...) = 0.04 P(A 120...) = 0.7 P(A 150...) = 0.9 P(A 1440...) = 0.999 Tindakan mana yang dipilih? Tergantung prioritas, mis. ketinggalan pesawat vs. begadang di lobby bandara, dst. Utility digunakan untuk menilai semua tindakan (mirip evaluation function). Decision = utility + probability

sbg. bahasa KBA Sama halnya dengan logic, pendefinisian bahasa formal untuk menyatakan kalimat probabilistic harus ada: : bagaimana bentuk kalimatnya? Semantics: apakah arti kalimatnya? Teknik & metode melakukan reasoning.

Outline 1 2 3 4 5

Semantics untuk kalimat probabilistic Bayangkan semua kemungkinan dunia possible worlds yang terjadi.

Semantics untuk kalimat probabilistic Bayangkan semua kemungkinan dunia possible worlds yang terjadi. Dalam logic, salah satunya adalah dunia nyata. Dalam probability, kita tidak tahu pasti yang mana, tetapi satu dunia bisa lebih mungkin dari dunia yang lain.

Semantics untuk kalimat probabilistic Bayangkan semua kemungkinan dunia possible worlds yang terjadi. Dalam logic, salah satunya adalah dunia nyata. Dalam probability, kita tidak tahu pasti yang mana, tetapi satu dunia bisa lebih mungkin dari dunia yang lain. Himpunan semua possible worlds disebut sample space (Ω). Masing-masing dunia alternatif disebut sample point, atau atomic event (ω).

Semantics untuk kalimat probabilistic Bayangkan semua kemungkinan dunia possible worlds yang terjadi. Dalam logic, salah satunya adalah dunia nyata. Dalam probability, kita tidak tahu pasti yang mana, tetapi satu dunia bisa lebih mungkin dari dunia yang lain. Himpunan semua possible worlds disebut sample space (Ω). Masing-masing dunia alternatif disebut sample point, atau atomic event (ω). Contoh Jika dunia hanya berisi sebuah lemparan dadu Ω berisi 6 kemungkinan, ω 1... ω 6.

Sample space & probability model Sebuah probability model adalah sample space di mana tiap sample point diberi nilai P(ω) sehingga: Setiap nilai antara 0 s/d 1. Jumlah nilai seluruh sample space = 1. Contohnya, untuk dunia dengan 1 lemparan dadu: P(ω 1 ) = P(ω 2 ) = P(ω 3 ) = P(ω 4 ) = P(ω 5) = P(ω 6 ) = 1 6

Sample space & probability model Sebuah probability model adalah sample space di mana tiap sample point diberi nilai P(ω) sehingga: Setiap nilai antara 0 s/d 1. Jumlah nilai seluruh sample space = 1. Contohnya, untuk dunia dengan 1 lemparan dadu: P(ω 1 ) = P(ω 2 ) = P(ω 3 ) = P(ω 4 ) = P(ω 5) = P(ω 6 ) = 1 6 Biasanya, dunia memiliki > 1 faktor yang tidak pasti. Sample space dan probability model menjadi multidimensi, menyatakan semua kemungkinan kombinasinya. Contohnya, untuk dunia dengan 2 lemparan dadu: P(ω 1,1 ) = P(ω 1,2 ) =... = P(ω 6,5 ) = P(ω 6,6 ) = 1 36

Event Di dalam dunia multidimensi, terkadang kita hanya tertarik dengan 1 dimensi (mis. lemparan dadu pertama) Sebuah event A adalah sembarang subset dari Ω. A adalah jumlah probability sample point anggotanya. P(A) = P ω A P(ω) Contoh: P(dadu 1 = 5) = 6 1 36 = 1 6 Event juga bisa menyatakan probability dari deskripsi parsial. Contoh: untuk satu lemparan dadu, P(dadu 4) = 3 1 6 = 1 2

Random variable Nilai probabilitas diberikan kepada sebuah proposition. Agar proposition dapat diperinci, kita definisikan random variable, yang merepresentasikan suatu aspek dari sebuah dunia. Contohnya, dalam kasus melempar dadu: Bisa ada random variable bernama hasil_lemparan. Secara formal, random variable adalah fungsi yang memetakan setiap sample point ke dalam ranah, mis. boolean, integer, real. Contohnya: hasil_lemparan adalah fungsi yang memetakan ω 1 ke integer 1, ω 2 ke integer 2, ω 3 ke integer 3, dst. Sekarang semua proposition berupa pernyataan tentang satu atau lebih random variable.

Random variable & probability distribution Domain sebuah random variable bisa: boolean, mis: Ganjil(ω 1 ) = true diskrit, mis: Weather(ω) sunny, rain, cloudy, snow takhingga, mis: integer (diskrit), real (kontinyu) Sebuah probability model P menghasilkan probability distribution untuk sembarang random variable: P(X = x i ) = P ω:x(ω)=x i P(ω) Contoh dgn. dadu: P(Ganjil = true) = 1 6 + 1 6 + 1 6 = 1 2 Contoh dgn cuaca: P(Weather = sunny) = 0.7 P(Weather = rain) = 0.2 P(Weather = cloudy) = 0.08 P(Weather = snow) = 0.02 atau disingkat P(Weather) = 0.7, 0.2, 0.08, 0.02

Gaussian distribution Contoh distribution untuk variable real & kontinyu yang banyak ditemui dalam dunia nyata adalah fungsi Gaussian: P(x) = 1 e (x µ)2 /2σ 2 2πσ 0

Joint probability distribution Dalam AI, seringkali sample point didefinisikan oleh nilai sekumpulan random variable. Jadi, sample space berisi semua kemungkinan kombinasi nilai semua variable. Joint probability distribution dari sehimpunan random variable memberikan nilai probability untuk setiap sample point tersebut. Contoh: Andaikan kita tertarik mengamati hubungan cuaca dengan sakit gigi, contoh joint probability distribution-nya: Weather = sunny rain cloudy snow Toothache = true 0.144 0.02 0.016 0.02 Toothache = false 0.576 0.08 0.064 0.08

Proposition Sebuah proposition adalah pernyataan tentang nilai dari satu atau lebih random variable. Bayangkan proposition sebagai event (himpunan sample point) di mana ia bernilai true. Untuk 2 buah random variable boolean A dan B: Event a = himpunan sample point di mana A(ω) = true Event a = himpunan sample point di mana A(ω) = false Event a b = himpunan sample point di mana A(ω) dan B(ω) = true Event a b = himpunan sample point di mana A(ω) atau B(ω) = true

L L Contoh yang memilukan Bayangkan masalah dokter gigi, di mana ada 3 random variable: Cavity: apakah pasien memiliki gigi berlubang atau tidak? Toothache: apakah pasien merasa sakit gigi atau tidak? Caught: apakah pisau dokter nyangkut di gigi pasien atau tidak? Joint probability distribution sbb.: toothache Ltoothache catch catch catch catch cavity.108.012.072.008 Lcavity.016.064.144.576

Prior vs. posterior probability Prior probability: Nilai probability tanpa informasi spesifik (unconditional). Mis. P(cavity), P(toothache caught), dst. Joint probability distribution bisa dilihat sbg. penjabaran prior probability.

Prior vs. posterior probability Prior probability: Nilai probability tanpa informasi spesifik (unconditional). Mis. P(cavity), P(toothache caught), dst. Joint probability distribution bisa dilihat sbg. penjabaran prior probability. Posterior probability: Nilai probability jika sesuatu informasi spesifik diketahui (conditional). Mis.: P(cavity toothache) Baca: probabilitas gigi pasien berlubang jika diketahui ia sakit gigi Definisi conditional probability: P(a b) = P(a b) P(b) untuk P(b) 0 Perumusan alternatif (Product rule): P(a b) = P(a b)p(b) = P(b a)p(a)

Outline 1 2 3 4 5

L L dengan probability Dengan joint probability distribution, probability sembarang proposition bisa dihitung sbg. jumlah probability sample point di mana ia bernilai true. cavity Lcavity toothache catch catch.108.012.016.064 Ltoothache catch.072.144 catch.008.576

L L dengan probability Dengan joint probability distribution, probability sembarang proposition bisa dihitung sbg. jumlah probability sample point di mana ia bernilai true. cavity Lcavity toothache catch catch.108.012.016.064 Ltoothache catch.072.144 catch.008.576 P(toothache) = 0.108 + 0.012 + 0.016 + 0.064 = 0.2

L L dengan probability Dengan joint probability distribution, probability sembarang proposition bisa dihitung sbg. jumlah probability sample point di mana ia bernilai true. cavity Lcavity toothache catch catch.108.012.016.064 Ltoothache catch.072.144 catch.008.576 P(cavity toothache) = 0.108 + 0.012 + 0.072 + 0.008 + 0.016 + 0.064 = 0.28

L L dengan probability Dengan joint probability distribution, probability sembarang proposition bisa dihitung sbg. jumlah probability sample point di mana ia bernilai true. cavity Lcavity toothache catch catch.108.012.016.064 Ltoothache catch.072.144 catch.008.576 Bisa juga menghitung conditional probability: P( cavity toothache) = = P( cavity toothache) P(toothache) 0.016 + 0.064 0.108 + 0.012 + 0.016 + 0.064 = 0.4

L L dengan probability Dengan joint probability distribution, probability sembarang proposition bisa dihitung sbg. jumlah probability sample point di mana ia bernilai true. cavity Lcavity toothache catch catch.108.012.016.064 Ltoothache catch.072.144 catch.008.576

Outline 1 2 3 4 5

Teori probabilitas adalah bahasa formal yang dapat merepresentasikan pengetahuan tidak pasti (uncertain knowledge). Nilai probabilitas menyatakan keadaan knowledge/belief sebuah agent. Sebuah joint probability distribution mendefinisikan prior probability untuk setiap atomic event. dicapai dengan menjumlahkan nilai probabilitas.