HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

dokumen-dokumen yang mirip
HANDOUT 4 1. Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Perencanaan Menu

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013

BAB I PURCHASING 1.1 Gambaran Umum Purchasing

Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Makanan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Prosedur Distribusi 1. Distribusi Makanan

PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya

Diet Hipertensi, Diabetesi Tetap Minum Obat Herbal Untuk Diabetes

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS KESEHATAN

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

KUESIONER PENELITIAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN SILABUS. Nama Mata Kuliah: Kesehatan dan Gizi II. : Cucu Eliyawati, M.Pd

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan strategi dalam peperangan. Menurut Anwar (1989) makanan

MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA TUNARUNGU (SMALB-B-D-E)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata pelajaran

Bab 1.Pengenalan MP ASI

DATA MENCERDASKAN BANGSA

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. Kucingan Sushi. (Kuliner Jepang Pas di Kantong) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN.

HANDOUT I. : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering. Minggu : 1 dan 2 Pokok Bahasan : Konsep Dasar, Klasifikasi dan Karakteristik

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA

JUDUL UNIT : Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dapur

PENDAHULUAN Latar Belakang

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

10 PROSES PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI

KUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kepada: Tempat

KUESIONER PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia, program studi Pendidikan Tata Boga yang beralamat di Jl. Dr.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUISIONER PENELITIAN

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 KISI-KISI SOAL PRAKTIK KEJURUAN

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

MANAJEMEN PERBEKALAN (LOGISTIK) MAKANAN

TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Makanan Institusi

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, SARAN, DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji faktor-faktor yang

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

KUESIONER PENILAIAN DAYA TERIMA MAKANAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Halaman. 1.1 Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan.

KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

[DataSet1] C:\Users\user\Desktop\Panti Asuhan\DATA PANTI ASUHAN.sav Statistics. Jenis Kelamin. Frequency Percent Valid Percent

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR BAGAN... viii DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

POLA KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI PADA RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR

Hasil Studi Biaya Pangan. Kerjasama BAPPENAS & WFP

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PECEL. Dra.Elly Lasmanawati.MSi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan. pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013).

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016

PENGADAAN BAHAN MAKANAN DALAM PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI PUTRI RONITAWATI, SKM, M.Si PROGRAM STUDI GIZI FIKES

BERITA RESMI STATISTIK

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan adalah segala yang kita makan atau masukkan kedalam tubuh yang

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Bussines Opportunity Mie Ayam Pelangi

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA TUNAGRAHITA (SMALB-C-D1)

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS USAHA WARTEG ( WARUNG TEGAL )

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

BAB I PENDAHULUAN. Sale pisang merupakan salah satu produk olahan pisang masak konsumsi

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

Transkripsi:

HANDOUT 6 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 10 Pokok Bahasan : Pembelian Bahan Makanan Jumlah SKS : 3 sks 1. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang pembelian bahan makanan, penentuan kebutuhan bahan makanan, spesifikasi bahan makanan, prosedur pembelian bahan makanan dan frekuensi pembelian bahan makanan pada katering pelayanan lembaga 2. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali pembelian bahan makanan pada katering pelayanan lembaga. 2. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan bahan makanan untuk katering pelayanan lembaga. 3. Mahasiswa dapat menyebutkan spesifikasi bahan makanan dalam katering pelayanan lembaga 4. Mahasiswa dapat menentukan prosedur dan frekuensi pembelian bahan makanan di katering pelayanan lembaga. 3. Uraian Materi perkuliahan Pembelian Bahan Makanan Membeli bahan makanan harus memilki etika pembelian, yaitu falsafah atau standard performance yang harus dimiliki suatu organisasi atau lembaga penyelenggara pembelian bahan makanan. Pembelian bahan makanan dipengaruhi oleh kebijakan lembaga, syarat serta prosedur yang ditetapkan. Beberapa faktor yang

menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan atau membuat keputusan dalam pembelian bahan makanan, diantaranya: 1. Faktor yang berkaitan dengan pelayanan yang ditetapkan bagi klien di lembaga. a. Besar lembaga, lokasi dan fasilitas yang disediakan bagi klien. b. Kebijakan lembaga yang ditetapkan, luas ruang yang tersedia. c. Macam, jumlah dan kemampuan tenaga kerja, upah tenaga kerja, dibandingkan dengan penggunaan bahan makanan yang siap dimasak, dan upaya lain dalam rangka penghematan biaya tenaga kerja. d. Tersedianya menu yang terencana, yang memenuhi kebutuhan gizi klien, memberi kepuasan, serta dalam batas anggaran yang ditetapkan. 2. Faktor yang berhubungan dengan kondisi kesediaan bahan makanan (pasar/sumber-sumber bahan makanan) a. Ketersediaan bahan makanan. b. Harga tiap jenis bahan makanan. c. Nilai ekonomis pemakaian bahan makanan. d. Kemampuan menjual dalam pelayanan pengiriman bahan makanan dan pemenuhan penyediaan bahan makanan yang dipesan. Penentuan Kebutuhan Bahan Makanan Kegiatan pembelian bahan makanan pada hakekatnya merupakan salah satu langkah pengawasan terhadap harga bahan makanan. Pada saat perencanaan menu, telah diperhitungkan standar harga bahan makanan. Selanjutnya setelah pemesanan bahan makanan, maka dilakukan pengecekan spesifikasi bahan makanan yang akan menentukan kualitas makanan yang akan dihidangkan. Menu yang terencana merupakan syarat mutlak untuk suksesnya pembelian bahan makanan. Perencanaan menu yang sistematik akan menjamin penyediaan kualitas dan kuantitas yang cukup bagi klien yang dilayani. Kebutuhan bahan makanan harus dihitung dalam jumlah yang benar dari menu yang terencana, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tentukan dengan teliti jumlah porsi yang dibutuhkan untuk setiap item dalam menu.

2. Tetapkan standar porsi untuk setiap item hidangan, standar porsi selalu menunjukkan macam dan jumlah bahan makanan dalam keadaan bersih (dapat dimakan). 3. Buat daftar macam bahan makanan berdasarkan kode bahan makanan atau urutan huruf abjad bahan makanan yang dipakai di lembaga. 4. Tentukan presentasi bagian bahan makanan yang dimakan. Informasi ini digunakan dalam penentuan berat kotor bahan makanan, yang selanjutnya dipakai dalam memperhitungkan macam dan jumlah pemesanan bahan makanan. 5. Gunakan standar resep yang menyatakan macam dan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah porsi tertentu. 6. Hitunglah kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk setiap putaran menu atas dasar penetapan jumlah klien, standar porsi dan standar resep. Perhitungkan juga kebutuhan makanan untuk hari libur dan hari khusus. 7. Hitung putaran menu dalam waktu 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. Tambahkan perhitungan untuk hari libur dan hari khusus. 8. Kalkulasikan ramalan kebutuhan bahan makanan atas dasar poin 6 dan 7 dengan teliti. Spesifikasi Bahan Makanan Untuk mewujudkan kesamaan dalam pencapaian kualitas bahan makanan dan dalam upaya pengawasan harga makanan, maka perlu ditetapkan satu spesifikasi untuk bahan maknana yang akan dibeli. Standar spesifikasi ini harus disederhanakan, lengkap tapi jelas dan memuat tentang hal-hal berikut: 1. Nama bahan makanan/produk 1. Ukuran/type unit/kontainer 2. Tingkatan kualitas/grade 3. Umur bahan makanan 4. Tingkat makanan 5. Warna bahan makanan 6. Jumlah porsi/kaleng 7. Jumlah buah/biji/krat/kg 8. Identitas pabrik 9. Keterangan khusus lain bila diperlukan (grade, band, condition)

Spesifikasi bahan makanan dalam upaya pembelian bahan makanan merupakan ketetapan yang harus disepakati dan dimengerti oleh penjual. Di pemerintah, dalam rangka perlindungan konsumen. Bahan makanan harus terjamin, aman untuk dimakan, tidak terkontaminasi penyakit, bersih dan memiliki kualitas tertentu. Contoh: Tahu kuning : Jenis Bandung 3 kg, bentuk persegi Tekstur lembut, warna kuning Kualitas No.1 Sebelum spesifikasi ditetapkan, maka manager harus memberikan usulan/keputusan tentang bentuk dan kualitas bahan maknan yang memenuhi kebutuhan yang spesifik dari lembaga. Spesifikasi merupakan gambaran yang definit dari produk yang akan dipakai. Apabila spesifikasi bahan makanan ketentuannya baru dibuat, maka informasi ini harus dikomunikasikan pada rekanan hingga jelas. Prosedur Pembelian Bahan Makanan Pembelian bahan makanan adalah rangkaian kegiatan dalam penyediaan macam dan jumlah serta spesifikasi bahan makanan tertentu dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lembaga. Pembelian bahan makanan harus sah atau resmi artinya semua proses atau prosedur yang ditempuh mengikuti ketetapan yang berlaku. Semua pesanan, penerimaan dan pengeluaran uang serta bahan makanan harus dicatat dnegan cermat, teratur dan kontinyu. Dalam pembelian makanan dapat ditetapkan berbagai prosedur, tergantung dari kebijakan, kondisi, besar lembaga serta kemampuan sumber daya lembaga, antara lain: 1. Pembelian secara langsung ke pasar (The open market of buying). 2. Pelelangan (The formal competitive of bid). 3. Pembelian musyawarah (The negotiated of buying). 4. Pembelian tanpa tanda tangan (Unsigned contracts auction). Frekuensi Pembelian Bahan Makanan

Frekuensi pembelian bahan makanan ditetapkan berdasarkan pertimbangan besar lembaga, fasilitas penyimpanan bahan makanan, keamanan, mutu bahan makanan, jumlah bahan makanan, jadwal pengiriman serta kesepakatan dalam jualbeli bahan makanan. Secara umum frekuensi pembelian bahan makanan lebih sering dikaitkan dengan fasilitas penyimpanan dan pemeliharaan bahan makanan. Pada umumnya bahan makanan digolongkan menjadi beberapa golongan, berikut golongan bahan makanan dan frekuensi pembelian untuk golongan bahan makanan : 1. Golongan lauk pauk hewani, yaitu Daging 1-2 kali seminggu. Unggas2-4 kli seminggu. Telur 2-3 kali seminggu. Ikan 2-7 kali seminggu. Bahan makanan ini memerlukan kondisi dan suhu penyimpanan yang tepat, agar mutunya tidak berubah. Oleh karena itu, pemilik lembaga pada umumnya memilih pengiriman langsung atau waktu pendek, mengingat fasilitas penyimpanan yang belum memadai. 2. Golongan sayur mayur Sayuran daun dipesan setiap hari, dan untuk sayuran buah dipesan 3-4 kali seminggu. Produk setempat/lokal, frekuensi pembelian sayuran dapat dilakukan setiap hari. Penyimpanan sayuran lebih memerlukan suhu dan kelembaban udara yang tepat, karena bahan makanan ini mudah sekali rusak. 3. Golongan buah-buahan segar Buah-buahan dipesan setiap hari, kecuali untuk pepaya dan semangka karena dapat bertahan 3-4 hari. Penyimpanan buah memerlukan suhu dan kelembaban udara tertentu karena kualitasnya mudah rusak. 4. Golongan kacang-kacangan Dipesan setiap 1-4 minggu, tergantung tersedianya ruang penyimpanan. 5. Golongan hasil kacang-kacangan Hasil kacang-kacangan dipesan 3-7 kali seminggu. 6. Golongan ikan kering/awet Ikan kering dapat disimpan untuk waktu lama sehingga dapat dipesan sesuai kebutuhan

7. Golongan bumbu Bumbu dipesan dengan frekuensi 1-3 kali seminggu, tergantung jenis bumbu. Bumbu segar dapat dipesan 2 kali dalam seminggu. Bumbu kering dapat dipesan 1-2 kali dalam seminggu. 8. Golongan makanan pokok Makanan pokok segar seperti roti, mie basah, dipesan harian. Makanan pokok kering dipesan 2-4 minggu sekali. Mengingat fasilitas gudang dan keamanan mutu bahan makanan, maka lebih dianjurkan penyimpanan tidak lebih dari satu bulan. 9. Golongan isi roti dan kalengan Isi roti dan kalengan dipesan 2-4 minggu sekali. 10. Golongan gula dan minyak Gula dan minyak dipesan 1-2minggu sekali. Bahan makanan ini cukup stabil tatapi bila tercemar dapat menjadi rusak. 11. Golongan minuman dan susu Minuman dan susu kaleng dipesan 2-4 minggu sekali, dipesan menurut kebutuhan dan failitas gudang penyimpanan.