BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI- FAKULTAS TEKNIK SKRIPSI SEMESTER GANJIL 2005/2006

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Merencanakan Tindakan Perbaikan. Menentukan Faktor Dominan. Analisa Sebab Akibat (Fish Bond) Menentukan Masalah / Tema & Penetapan Target

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan. yang diperlukan dalam suatu penelitian.

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

BAB II LANDASAN TEORI

8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 Landasan Teori

BAB V ANALISA HASIL. 76

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PENURUNAN KEJADIAN KEHILANGAN GELAS BERUKURAN SEDANG MELALUI PENERAPAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC) DI UNIT GIZI, RS ABC, JAKARTA

BAB 2 LANDASAN TEORI

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...

Statistical Process Control


Rahmat Hidayattullah, Gunawarman Hartono

BAB 2 LANDASAN TEORI

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu. idyst 1

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN

USULAN RENCANA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA DUDUK JOK SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN METODE KAIZEN (5W+1H) DI PT.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 Landasan Teori

Pengembangan Sistem & Produktivitas

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA DATA. 5.1 Tahap Analysis. Setelah penulis mendapatkan data lengkap kemudian penulis melakukan

BAB II LANDASAN TEORI

Diagram Fishbone. Langkah langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram fishbone sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

BAB 1 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS MENURUNKAN WAKTU PROSES ( LEAD TIME ) PERANCANGAN DIES DI PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

IMPLEMENTASI METODE PDCA SEVEN STEP UNTUK MENEKAN FREKUENSI GANGGUAN MISSALIGNMENT PADA MESIN COOLER TUBAN-2 DI PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari

Metode Training Sentral-Sistem

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

PROFIL PT. KIEC. Dibuat Oleh : KAMALLUDIN NIK :

KRAKATAU STEEL BUILDING MANAGEMENT DINAS OPERASIONAL TEHNIK (DOT) JAKARTA. SUMBANG SARAN Saprudin JUDUL: MEMBUAT KOTAK MATRIAL DI UNIT A H U

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Tri Susilo Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI Persaingan global di bidang manufacturing otomotif yang sarat dengan tuntutan kualitas, lead time singkat dan on time delivery maka diperlukan perbaikan terus menerus dan rencana produksi yang benar dan matang.. Jika rencana produksi tidak dilakukan dengan benar dan matang maka bisa menyebabkan penyimpangan man hour antara planning dan aktual yang tinggi, yang akan berakibat keterlambatan. Untuk menjaga agar on time delivery bisa dicapai, setelah planning produksi ditetapkan maka kontrol terhadap produksi harus dijalankan dengan ketat. Kontrol yang tidak konsisten dapat menyebabkan keterlambatan proses manufacturing. Perlu adanya langkah-langkah untuk melakukan kontrol dengan efektif dan efisien yang melibatkan bagian yang terkait dengan produksi. Adapun proses penanggulangan masalah yang dilakukan di Seksi Die Tooling Control untuk mendapatkan rencana produksi yang benar dan matang serta langkah langkah kontrol terhadap produksi yang sedang berjalan adalah dengan menggunakan beberapa metode pemecahan masalah diantaranya yaitu : Diagram Tulang Ikan ( Fishbone Diagram ) Analisa 5W + 1H Metode PDCA

11 2.1 Pengertian man hour : Man hour adalah Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses, jadi Man hour proses manufacturing die adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah die mulai dari pendisainan, polymodel, casting, machining sampai proses finishing (gosok dan setting) 2.2 Diagram Tulang Ikan ( Fishbone Diagram ) : Fishbone diagram atau diagram tulang ikan merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara karakteristik kualitas/akibat dengan faktorfaktornya/penyebabnya sehingga didapatkan suatu hubungan sebab akibat untuk mencari akar dari suatu pokok permasalahan ditinjau dari berbagai faktor yang ada "Faktor Mesin/Alat" "Faktor Metode" "Faktor Manusia" POKOK PERMASALAHAN "Faktor Lingkungan" "Faktor Material" Faktor Karakteristik ( Penyebab ) ( Akibat ) Gambar 2.1 Diagram Tulang Ikan ( Fish Bone Diagram )

12 Diagram Tulang Ikan ini dikembangkan pertama kali oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun 1950. Gambar 2.1 menunjukan struktur Fishbone. Karakteristik mutu digambarkan pada kepala ikan sedangkan faktor yang mempengaruhinya dituliskan di bagian ekor panah-panah yang mewakili tulang ikan yang ada di bagian kiri diagram. Untuk aktivitas pemecahan masalah (problem solving) yang ada di kepala ikan adalah masalah yang akan dianalisa penyebabnya, sedangkan penyebab-penyebab yang berpengaruh terhadap timbulnya masalah dituliskan di bagian ekor panah. Faktor-faktor yang umum digunakan dalam Fishbone yang digunakan untuk menentukan penyebab hasil produk cacat adalah : - Man : Manusia - Material : Material - Methode : Cara - Machine : Mesin - Environmet : Lingkungan Fishbone dibuat dengan cara sumbang saran (mengumpulkan pendapat sebanyakbanyaknya dari anggota yang hadir), tidak dibuat sendiri. Prinsip sumbang saran : 1. Jangan mengkritik pendapat orang lain 2. Jangan menghambat orang lain mengeluarkan pendapat 3. Makin banyak pendapat makin baik.

13 4. Karakteristik mutu (akibat) yang ada di kepala ikan sebaiknya sudah spesifik karena bila karakteristik mutu (akibat) masih bersifat umum (masih luas), maka faktor-faktor penyebab yang ada pada diagram juga akan bersifat umum, sehingga Diagram sebab-akibat menjadi terlalu rumit. Banyak faktorfaktor yang tidak relevan masuk dalam diagram. Walaupun secara teknis tidak salah, tetapi kurang efektif untuk digunakan dalam pemecahan masalah. 2.2.1 Langkah-langkah pembuatan Fishbone 1. Menentukan karakteristik mutu (masalah yang akan diperbaiki) 2. Menulis karakteristik mutu sebelah kanan. Menggambarkan panah ke-1 (tulang belakang) dari sisi kiri ke kanan. 3. Menggambarkan panah ke-2 (tulang besar) dengan arah panah menuju panah ke-1. Menuliskan di bagian ekor panah tersebut faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya masalah tersebut (misalnya Man, Material, Methode, Machine dan Environment disingkat 4M+1E). Memberi kotak atau elips atau bentuk lainnya pada faktor-faktor tersebut. 5. Menggambarkan panah ke-3 (tulang sedang), tanyakan WHY (mengapa) terjadi masalah pada faktor Orang. 6. Mengulangi langkah ke-4 untuk tulang yang lebih kecil untuk mendapatkan penyebab yang lebih spesifik. Tanyakan WHY berulang-ulang sampai mendapatkan penyebab yang tidak bisa diurai lagi.

14 7. Mengulangi langkah ketiga sampai langkah kelima untuk faktor penyebab yang lain. 8. Menguji logika hubungan antara penyebab yang paling spesifik dengan akibat yang ada di kepala ikan. Kalau pada langkah ke -4 faktor penyebab sudah sangat spesifik dan tidak bisa diurai lagi, langkah berikutnya mulai dari langkah ke-1 lagi untuk faktor penyebab global yang lain, misalnya faktor CARA Jangan karena sekedar ingin jumlah tulangnya banyak : 1. Menuliskan faktor yang tidak ada hubungannya dengan faktor penyebab induknya (faktor penyebab pada tulang sebelumnya). 2. Menuliskan keterangan-keterangan sekedar untuk menambah jumlah tulang. 2.3 Analisa 5W + 1H : Analisa 5W + 1H adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk melakukan penanggulangan terhadap setiap akar permasalahan yaitu : What (Apa Penanggulangannya?) Disini menjelaskan tentang langkah penanggulangan masalah yang diambil untuk memecahkan permasalahan yang ada. Why (Mengapa Ditanggulangi?) Penjelasan mengenai penanggulangan yang dilakukan. How (Bagaimana Penanggulangannya?)

15 Pada bagian ini berisikan tentang detail langkah-langkah penanggulangan yang dilakukan didalam menanggulanngi permasalahan. Where (Dimana Penanggulangannya?) Tempat dilakukannya penanggulangan masalah. When (Kapan Penanggulangannya?) Waktu penanggulangan permasalahan tersebut. Who (Oleh Siapa Penanggulangannya?) Pihak terkait yang melakukan penanggulangan terhadap permasalahan yang ada atau biasa disebut PIC = Personal In Charge. 2.4 Pengertian Metode PDCA : Siklus PDCA adalah suatu metode pemecahan masalah yang terencana dengan baik dari awal perencanaan suatu pemecahan masalah hingga tahap implementasi. Siklus PDCA mengubah dengan gambaran permasalahan kepada pemecahan masalah. Siklus PDCA merupakan check list dari 4 tahapan yang dimana kita harus mengikutinya untuk mendapatkan pemecahan masalah dari gambaran masalah Konsep dari siklus PDCA dikembangkan oleh Walter Shewart dan sering disebut sebagai Shewart cycle. Shewart cycle diambil dan di promosikan secara efektif sekitar tahun 1950 oleh otoritas manajemen kualitas terbesar, W Edwards Deming. Siklus PDCA digunakan untuk mengkoordinasikan usaha peningkatan berkesinambungan. Kedua hal tersebut menekankan dan menunjukkan program peningkatan itu harus mulai dengan perencanaan hati-hati, harus menghasilkan

16 tindakan efektif, dan harus berjalan terus lagi ke perencanaan hati-hati di dalam suatu siklus berlanjut. PDCA dapat digunakan juga ke dalam setiap rapat untuk mengumpulkan inisiatif dari para peserta dan langkah kearah peningkatan, dan juga untuk memilih sumber daya yang sesuai untuk melaksanakan masing-masing tahapan. Tahapan dalam PDCA adalah sebagai berikut : 1. Plan : Digunakan untuk memperbaiki proses pertama kali dengan menemukan secara bebas mengenai apa yang salah (ini merupakan identifikasi pertama untuk manggambarkan permasalahan) dan mendatangkan ide untuk memecahkan permasalahan tersebut. 2. Do : Mengubah desain untuk memecahkan permasalah pada skala percobaan kecil pertama kali. Hal ini akan memperkecil kekacauan terhadap aktivitas sehari-hari sementara percobaan kemungkinan mengubah akan berguna atau tidak. 3. Check : tahap evaluasi atau pemeriksaan hasil, pada tahapan ini jika hasilnya TIDAK atau belum dapat menanggulangi permasalahan maka kembali ke tahap perencanaan awal lagi ( Plan ), akan tetapi jika hasilnya YA berarti hasilnya sudah dapat menanggulangi permasalahannya maka lanjut ke tahapan selanjutnya. Skala yang kecil atau perubahan sifat percobaan sedang menuju keberhasilan hasil yang diinginkan atau bukan. Juga secara terus-menerus. Memeriksa aktivitas kunci dicalonkan (dengan mengabaikan manapun percobaan yang berlangsung) untuk memastikan bahwa anda mengetahui apa yang mutu dari keluaran terus-

17 menerus untuk mengidentifikasi manapun permasalahan baru manakala masalah tersebut tidak terselesaikan. 4. Action : merupakan tahapan implementasi dan tindak lanjut seperti standarisasi dan sosialisasi dari hasil penanggulangan masalah. Tahapan untuk mengimplementasikan perubahan dalam skala besar jika percobaan berhasil. Hal ini berarti bahwa membuat perubahan sebagai bagian sehari-hari terhadap aktivitas. Juga tindakan untuk mengikut-sertakan orang lain (departemen lain, pemasok, atau pelanggan) sebagai efek dari perubahan. Tahapan PDCA ini berlangsung secara terus menerus sebagai siklus yang berputar terus dari Tahap Plan Do Check Action secara berkesinambungan untuk selalu mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dan siklus ini kemudian disebut siklus Perbaikan Secara Terus Menerus TINDAKAN ACTION PERENCANAAN PLAN PEMERIKSAAN CH EC K PELAKSANAAN DO Gambar 2.2 Siklus PDCA