BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)
|
|
- Harjanti Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang dihasilkan. 2.1 Kualitas (Quality) Kualitas sangat berperan penting dalam proses produksi, oleh karena itu maka perusahaan harus membuat standar dari kualitas barang yang sudah di produksi. Kualitas adalah sebuah konsep dari definisi yang dapat berubah di akhir waktu. Produk dikatakan berkualitas apabila produk tersebut mempunyai kecocokan penggunaan bagi dirinya. Pandangan lain mengatakan kualitas adalah barang atau jasa yang dapat menaikkan status pemakai. Ada juga yang mengatakan barang atau jasa yang memberikan manfaat pada pemakai (measure of utility and usefulness). Kualitas barang atau jasa dapat berkenaan dengan keandalan, ketahanan, waktu yang tepat, penampilannya, integritasnya, kemurniannya, individualitasnya, atau kombinasi dari berbagai faktor tersebut. Dahulu kualitas berarti penyesuaian terhadap kebutuhan pelanggan yang valid. Artinya, selama hasil produksi jatuh pada batas yang dapat diterima, disebut batas spesifikasi, sekitar nilai yang diinginkan, disebut nilai nominal atau nilai target, itu adalah anggapan penyesuaian, baik, atau dapat diterima. Kita mengacu terhadap definisi goalpost dari kualitas (Mengesha, Awaj, Singh, Yimer, & Amedie, 2013). Menurut Juran adapun pengertian kualitas menurut para ahli sebagai berikut (Kaban, 2014) : 1. Kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar. 2. Kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan atau distandarkan. Suatu Produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. 3. Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. 4. Kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang telah dikeluarkan. Oleh karena itu, kualitas dapat mengarah kepada keberhasilan bisnis, pertumbuhan, dan meningkatkan daya saing, serta meningkatkan lingkungan kerja. Selain itu, karyawan juga berpengaruh untuk mencapai tujuan perusahaan dan membawa keuntungan yang besar. Analisis kualitas bertujuan untuk pemahaman dan mengetahui kelebihan barang dan harapan pelanggan (Mengesha, Awaj, Singh, Yimer, & Amedie, 2013) Dimensi Kualitas Menurut David A, Garvin kualitas dibagi menjadi delapan dimensi (Tjiptono, 2011): 1. Kinerja atau Performance Karakteristik utama dari suatu produk yang tampak dari luar. 7
2 8 2. Ciri-ciri keistimewaan tambahan atau Features Karakteristik tambahan dari suatu produk yang berupa fitur maupun fasilitas tambahan. 3. Kehandalan atau Reability Konsistensi kinerja suatu perusahaan yang meliputi kinerja karyawan maupun mesin. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi atau Conformance Standar industri dan spesifikasi yang telah ditetapkan agar produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dapat memenuhi syarat dan terkontrol kualitasnya. 5. Daya tahan atau Durability Ketahanan dan masa daya guna dari suatu produk, berupa masa garansi dan perbaikan yang diberikan oleh perusahaan. 6. Serviceability Pertanggung jawaban dari permasalahan yang muncul, berupa keluhan konsumen yang tidak puas atau tidak memenuhi kebutuhan dan harapannya dari suatu produk. 7. Estetika atau Aesthetics Daya tarik yang terdapat pada produk yang dapat dilihat. 8. Kualitas yang dipersepsikan atau perceived quality Nilai atau reputasi sebuah produk yang dapat dipertanggung jawabkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Setelah mengetahui macam-macam kualitas, adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas. Menurut Tjiptono dan Diana ada sembilan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas produk atau jasa, yaitu sebagai berikut (Tjiptono & Diana, 2007): 1. Market Kebutuhan dan keinginan konsumen dapat didefinisikan sebagai dasar untuk mengembangkan produk baru, sehingga konsumen percaya akan ada produk yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebanyakan produk ini merupakan hasil dari pengembangan dari teknologi-teknologi baru. Akibatnya bisnis ini akan lebih fleksibel dan berubah arah dengan cepat. 2. Money Kebutuhan akan otomatisasi telah mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk proses dan perlengkapan baru, namun penambahan investasi dapat meningkatkan produktivitas dan juga berperan dalam pemeliharaan dan perbaikan mutu. 3. Management Teknisi mempunyai tanggung jawab sepenuhnya atas kualitas produk, manajemen dapat mengalokasikan tanggung jawab yang tepat untuk mengoreksi penyimpanan dari standar kualitas yang telah ditetapkan. 4. Man Kemajuan dibidang teknologi dapat meningkatkan permintaan akan pekerja dengan kemampuan yang terspesialisasi. Spesialisasi itu menjadi bagian yang penting seiring dengan meningkatkan jumlah dalam bidang ilmu pengetahuan.
3 9 5. Motivation Meningkatkan kompleksitas kualitas produk memerlukan motivasi yang tinggi dari karyawan dalam menghasilkan output yang berkualitas. Selain dipengaruhi oleh imbalan, motivasi karyawan dapat meningkat bila diberikan dorongan dan pengakuan positif atas pekerjaannya. 6. Materials Tingginya biaya produksi dan kebutuhan kualitas yang baik dapat membuat perancangan produk dalam membuat bahan baku yang lebih murah, tetapi dengan output yang tetap baik. 7. Machine Keinginan perusahaan akan peningkatan efisiensi serta memaksimalkan volume produksi yang telah digunakan untuk peralatan manufaktur secara bertahap menjadi semakin kompleks dan semakin tergantung terhadap kualitas bahan baku. Banyak perusahaan yang menggunakan otomatisasi atau mekanisme agar dapat menekan biaya dan meningkatkan kegunaan tenaga kerja serta mesin sampai pada tingkat yang memuaskan. 8. Modern Information Methods Teknologi informasi yang menyediakan cara untuk mengendalikan mesin dan proses selama waktu memproses, mengendalikan produk dan jasa. Semua usaha tersebut digunakan dengan maksud menjamin kualitas produk sehingga konsumen merasa puas. 9. Mounting Product Requirements Semakin kompleksnya desain mutu produk menuntut pengendalian yang lebih ketat terhadap proses produksi Seven Tools dalam Quality Control Dalam buku yang berjudul Statistical Process Control, terdapat teori yang menyatakan adanya seven tools, seven tools ini merupakan proses pengendalian statistik dari metode yang paling sederhana untuk penyelesaian masalah, yang dikenalkan oleh Walter A. Shewhart Seven tools tersebut meliputi (Gazpersz, 2007): 1. Check Sheet atau Lembar Periksa Lembar periksa merupakan suatu formulir yang telah tercetak dan siap untuk diperiksa dengan tujuan agar data yang ada dapat dikumpulkan dengan mudah dan rapi. Tujuan digunakannya check sheet ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan analisis, serta untuk mengetahui permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau tidak. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mencatat frekuensi munculnya karakteristik suatu produk yang berkenaan dengan kualitasnya. Data tersebut digunakan sebagai dasar untuk mengadakan analisis masalah kualitas. 2. Run Chart atau Stratifikasi Stratifikasi adalah suatu usaha untuk mengklasifikasikan persoalan menjadi kelompok dan golongan sejenis yang lebih kecil sehingga menjadi unsur tunggal dari persoalan. 3. Histogram
4 10 Histogram adalah diagram batang yang dapat menunjukkan tabulasi dari data yang telah diatur berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini biasa dikenal sebagai distribusi frekuensi. Histogram dapat menunjukkan karakteristik dari data yang telah terbagi menjadi kelas-kelas tersendiri. 4. Diagram Pareto Diagram pareto adalah diagram yang menunjukkan seberapa besar frekuensi berbagai macam tipe permasalahan yang terjadi dengan daftar masalah pada sumbu x dan jumlah atau frekuensi kejadian pada sumbu y. Kategori masalahnya dapat diidentifikasikan sebagai masalah utama dan masalah yang tidak penting. 5. Ishikawa Chart atau Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat atau yang biasa disebut ishikawa diagram merupakan diagram yang terdiri dari sebuah panah horizontal yang panjang dengan deskripsi masalah sedangkan dengan penyebabpenyebab masalah digambarkan dengan garis radial dari garis panah yang menunjukan masalah. 6. Scatter Diagram atau Diagram Sebar Scatter diagram adalah grafik yang menampilkan hubungan antara dua variabel yang menentukan kuat atau tidaknya faktor proses yang mempengaruhi kualitas produk, dimana salahsatu sumbu mempunyai nilai dari variabel independen dan sumbu lainnya mempunyai nilai variabel dependen. 7. Control Chart atau Grafik Kontrol Grafik kontrol adalah suatu alat yang digunakan secara grafis untuk memonitor suatu aktivitas dapat diterima sebagai proses yang terkontrol. Dari seven tools yang dijelaskan diatas, pendekatan teori yang dipakai untuk mengklasifikasikan dan menjelaskan problem solving dalam penelitian ini adalah diagram fishbone dan diagram pareto. 2.2 Diagram Fishbone Diagram fishbone adalah alat untuk mengidentifikasi akar penyebab dari sebuah masalah. Diagram fishbone biasa disebut dengan ishikawa chart karena orang yang mempelopori penggunaan grafik ini adalah Kaoru Ishikawa yang merupakan kontrol kualitas statistik Jepang pada tahun an (Gheorghe & Nadia, 2010). Hal ini didefinisikan sebagai tulang ikan karena memiliki prospek structural dan penampilan. Dalam bentuk normal terlihat seperti kerangka ikan. Diagram fishbone biasanya mengevaluasi penyebab dan sub-penyebab satu tertentu masalah dan karena itu membantu untuk mengungkapkan semua gejala masalah bisnis (Bose, 2012). Faktor-faktor penyebab utama dalam diagram fishbone dapat dikelompokkan sebagai berikut (Kaban, 2014): a. Material (bahan baku). b. Machine (mesin). c. Man (tenaga kerja). d. Method (metode). e. Environment (lingkungan). Setelah mengetahui faktor-faktor dari penyebab utama, adapun kegunaan dari diagram fishbone adalah : a. Membantu mengidentifikasi akar dari penyebab masalah.
5 11 b. Menganalisa kondisi yang sebenarnya terjadi dan bertujuan untuk memperbaiki peningkatan kualitas. c. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah. d. Membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut. e. Mengurangi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produk dengan keluhan konsumen. f. Menentukan standarisasi dari proses produksi yang sedang berjalan atau yang akan dilaksanakan. g. Merencanakan tindakan perbaikan. Pada diagram fishbone, masalah utama yang dapat diletakan pada kepala diagram dan penyebabnya diletakkan sebagai tulang. Tulang yang lebih kecil merupakan sub-penyebab. Setelah selesai membuat diagram, dapat mengevaluasi menyeluruh terhadap penyebab masalah utama dan juga mengungkapkan akar penyebabnya (Bose, 2012). Gambar 2.1 Diagram Fishbone Sumber: (Magar & Shinde, 2014) Langkah-langkah dalam prosedur untuk mempersiapkan diagram sebabakibat adalah (Magar & Shinde, 2014): 1. Tentukan effect dari permasalahan terlebih dahulu. Selanjutnya tempatkan effect dalam kotak di sebelah kanan. Gambarkan tulang atau tulang punggung sebagai garis yang mengarah ke kotak untuk effect: a. Tentukan kelompok utama atau kategori penyebabnya. Selanjutnya tempatkan dalam kotak dan dihubungkan melalui tulang besar ke tulang punggung. b. Tentukan kemungkinan penyebab dan anak dari yang menyebabkan masing-masing kelompok utama. Pastikan bahwa rute dari alasan untuk effect digambarkan dengan benar. Jalan harus di mulai dari akar dan akhir dalam effect. c. Setelah menyelesaikan semua kelompok utama, selanjutnya tentukan penyebab yang mungkin telah ditentukan sebelumnya. 2. Setelah diagram selesai, diskusikan kepentingan relatif dari penyebab dan akar yang pendek dari penyebab yang penting.
6 12 Ada beberapa keuntungan dan kekurangan dari penggunaan diagram fishbone yang akan dijelaskan sebagai berikut (Varsha, H, N., & R., 2015). a. Keuntungan dari Diagram Fishbone: 1. Membantu menentukan penyebab akar masalah. 2. Menggunakan tampilan yang mudah. 3. Dapat fokus pada kemungkinan masalah penyebab terbesar atau faktor yang mempengaruhi masalah. 4. Apabila terjadi kesalahan dipertengahan diagram, dapat langsung diperbaiki tanpa menyebabkan kesulitan secara berlanjut. 5. Mendorong partisipasi kelompok. 6. Menunjukkan kemungkinan penyebab secara berbagai macam. 7. Meningkatkan pengetahuan melalui proses. 8. Dapat mengetahui area dalam mengumpulkan data. b. Kekurangan dari Diagram Fishbone: 1. Dengan bentuk diagram fishbone yang sederhana dapat membuta kesulitan dalam menentukan masalah dan penyebabnya secara kompleks. 2. Memerlukan tempat yang besar apabila ingin mengembangkan diagram fishbone secara detail. 2.3 Diagram Pareto Diagram pareto adalah alat yang mengatur sebuah item dalam urutan besarnya kontribusi mereka, sehingga mengidentifikasi beberapa item yang memiliki pengaruh besar (Magar & Shinde, 2014). Terkadang diagram pareto itu tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang tepat, dalam situasi tersebut pokok masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan pertama kali, sehingga pencapaian dapat dicapai dengan tingkat yang lebih tinggi. Teknik ini bekerja pada prinsip pareto yang juga di kenal sebagai aturan 80/20, yaitu kita dapat meningkatkan efisiensi proses hingga 80% dengan memecahkan hanya 20% penyebab utama. (Taneja, Kumar, & Taneja, 2014) Langkah-langkah dalam penyusunan diagram pareto adalah (Magar & Shinde, 2014) : 1. Dari data yang tersedia dapat menghitung kontribusi masing-masing unit individual. 2. Susun unit dalam urutan kontribusi masing-masing. Jika ada terlalu banyak unit kontribusi maka persentase kecil, kontribusi kelompok mereka bersama-sama sebagai kesalahan. Hal ini jelas bahwa kesalahan akan memberikan kontribusi lebih dari satu individu dalam beberapa unit dan masih disimpan terakhir dalam unit baru. 3. Tabulasi unit, kontribusi mereka dalam jumlah absolut serta dalam persen dari total kontribusi dan kumulatif unit. 4. Menggambar sumbu X dan Y. Berbagai unit diwakili pada sumbu X. Tidak seperti grafik lainnya pareto diagram memiliki dua sumbu Y, yaitu satu dikiri mewakili angka dan satu di sebelah kanan mewakili kontribusi persen. Skala untuk X-axis dipilih seperti dalam cara yang semua unit termasuk lain ditampung antara dua sumbu Y. Timbangan untuk sumbu Y dipilih yang memiliki jumlah unit di sisi kiri dan 100% di sisi kanan menempati ketinggian yang sama.
7 13 5. Menggambar bar yang mewakili kontribusi dari setiap unit. 6. Plot poin untuk kontribusi kumulatif pada akhir setiap unit. Cara mudah untuk melakukan ini adalah dengan menarik bar untuk kedua dan masing-masing unit berikutnya di tempat normal mereka di sumbu X serta pada tingkat dimana bar sebelumnya berakhir. Bar ini di tingkat yang lebih tinggi adalah ditarik dengan garis putus-putus. Menggambar bar kedua biasanya tidak dianjurkan dalam teks. 7. Hubungkan poin. Jika tambahan bar seperti yang disarankan pada langkah 6 diambil, maka ini menjadi sederhana. Semua kita perlu lakukan adalah menghubungkan diagonal dari bar ke asal. 8. Grafik sekarang siap untuk interpretasi. Kemiringan grafik tiba-tiba berubah di beberapa titik. Hal ini memisahkan beberapa yang penting dari yang berguna banyak seperti A, B dan kelas C unit dalam manajemen bahan. 2.4 Konsep Dasar Analisis Ekonomi Teknik Menurut Kuiper, ada dua dasar pemikiran dalam hal keuangan yang lebih ditekankan pada konsep alami atau logika pemikiran daripada perhitungan matamatis. Dasar pemikiran pertama, yaitu bahwa bila seseorang meminjamkan uangnya pada orang lain maka dia berhak mendapatkan suatu bentuk hadiah, di mana hal tersebut dikenal dengan istilah bunga (interest). Atau peminjam mempunyai kewajiban untuk mengembalikan pinjamannya dengan ditambah bunga kepada orang yang meminjamkannya yang sesuai dengan periode waktu pengembaliannya (Kodoatie, 2005). Dasar pemikiran kedua, yaitu sejumlah uang tertentu pada masa sekarang, dengan mendapatkan bunga dari waktu ke waktu, akan berkembang menjadi jumlah yang lebih besar pada waktu yang akan datang, tergantung dari tingkat suku bunga dan periode waktu. Sebaliknya sejumlah uang pada waktu yang akan datang adalah ekuivalen dengan sejumlah uang yang lebih kecil. Hal ini tergantung pada tingkat suku bunga dan periode waktu (Kodoatie, 2005). Menurut Riggs, ada dua macam bunga, yaitu bunga biasa (simple interest) dan bunga yang menjadi berlipat (compound interest), sedangkan untuk laju atau tingkat bunga juga ada dua, yaitu laju atau tingkat nominal (nominal interest rates) dan laju atau tingkat bunga efektif (effective interest rates) (Kodoatie, 2005). Analisa ekonomi teknik biasa disebut dengan analisa investasi. Investasi merupakan kegiatan menanam modal (Giatman, 2006). Setiap kegiatan investasi akan diikuti oleh sejumlah pengeluaran lain yang akan timbul. Pengeluaran yang ditimbulkan dapat berupa biaya operasional (operational cost), biaya perawatan (maintenance cost) dan biaya lain. Disamping itu investasi juga akan menghasilkan sejumlah keuntungan dan manfaat berupa hasil produk atau jasa dari usaha yang ditimbulkan oleh investasi tersebut (Giatman, 2006).
8 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi
Lebih terperinci2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang
27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak
Lebih terperinciStatistical Process Control
Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Pengertian Kualitas Banyak pakar bidang kualitas yang mencoba mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangannya masing-masing. Beberapa definisi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan
Lebih terperinciStatistical Process Control
Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:
Lebih terperinciPendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015
Pendahuluan Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII September 30, 2015 Ayundyah (UII) Pendahuluan September 30, 2015 1 / 32 Pendahuluan Karaketristik lingkungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di
Lebih terperinciSumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.
Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control
Lebih terperinciABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengendalian Kualitas 3.1.1 Definisi Kualitas Tinggi rendahnya kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, berhubungan langsung dengan kepuasan dan kepercayaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American
Lebih terperinci7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016
7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
Lebih terperinciMANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk hasil pertanian, umumnya rawan akan kerusakan saat pengolahan maupun saat penanganan bahannya. Untuk menghindari hal tersebut, setiap perusahaan akan menerapkan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir DELAPAN LANGKAH 8. Menetapkan target 1. Menentukan tema & analisa situasi 9. Standarisasi & rencana 2. Menetapkan target 6. Evaluasi hasil 3. Analisa faktor penyebab
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat keadaan perekonomian di Indonesia menjadi tidak menentu. Nilai mata uang rupiah yang
Lebih terperinciDiagram Fishbone. Langkah langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram fishbone sebagai berikut:
Diagram Fishbone Diagram Cause and Effect atau Diagram Sebab Akibat adalah alat yang membantu mengidentifikasi, memilah, dan menampilkan berbagai penyebab yang mungkin dari suatu masalah atau karakteristik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tisnowati, et al (2008) memfokuskan penelitiannya pada analisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC dalam mengamati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu program kesehatan, diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai tujuan akhir yang ingin dicapai, yaitu
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Setiap perusahaan mempunyai tujuan akhir yang ingin dicapai, yaitu diharapkan sesuai dengan apa yang telah direncankan sebelumnya, salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memberikan
Lebih terperinciV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif
V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap
Lebih terperinci2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality
Materi ke 2 1. Review 2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Review Apa yang anda ketahui tentang variabilitas? Apa perbedaan konsep antara Pengendalian Kualitas Statistik, Desain Eksperimen dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
Lebih terperinciDefinisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mutu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Mutu 2.1.1. Definisi Sebuah perusahaan akan berfokus pada bagaimana memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, dimana hal tersebut hanya didapatkan apabila perusahaan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin dicapai, tentunya hasil akhir yang diharapkan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Salah satu faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka berisi penelitian yang sudah dilakukan terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dibuat penulis saat ini. Penelitian terdahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari
Lebih terperinciBAB II ANALISIS BIAYA MUTU. meningkatkan permintaan pelanggan dan mengurangi biaya. Mutu merupakan
BAB II ANALISIS BIAYA MUTU 2. 1. Mutu Memberikan perhatian yang lebih pada mutu suatu produk atau jasa, dapat meningkatkan profitabilitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan permintaan pelanggan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi
Lebih terperinciJurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret. Pendahuluan Sistem Kualitas - 3
LOGO Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret PengantarTeknikIndustri Pendahuluan Sistem Kualitas - 3 Dr. Eko Pujiyanto, S.Si., M.T. E-mail : ekop2003@yahoo.com atau eko@uns.ac.id HP atau WA :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Produksi Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan
Lebih terperinciPenurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)
Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Konsep Dasar Kualitas Secara definitif yang dimaksudkan dengan kualitas atau mutu suatu produk/jasa adalah derajat atau tingkatan dimana produk atau jasa tersebut
Lebih terperinciBAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management
BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan pengendalian kualitas produk dalam proses produksinya sampai pengendalian kualitas produk
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas (Quality) Dalam konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal, terminologi kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengimplementasian Manajemen Operasi yang tepat guna dan terencana serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, khususnya pada proses produksi, diperlukan pengimplementasian Manajemen Operasi yang tepat guna dan terencana serta terkontrol. Dalam
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2014 ISSN
Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun
Lebih terperincibarang yang dihasilkan. Menurut para ahli, kualitas adalah :
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Pengertian Pengendalian Dalam suatu proses produksi terutama pada perusahaan manufaktur diperlukan adanya suatu pengendalian agar kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan menjadi hasil (Heizer& Render,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari
Lebih terperinciMATERI V TEKNIK KENDALI MUTU. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.
MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. TEKNIK PENGENDALIAN MUTU Gugus Kendali Mutu dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu menggunakan teknik : SEVEN TOOLS.
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu Definisi mutu atau kualitas menurut para ahli dikemukakan secara berbeda akan tetapi memiliki maksud yang sama yang berarti mutu atau kualitas adalah tingkat baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang semakin maju, industri konveksi pun semakin berkembang pesat mengikuti irama pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan satu fungsi manajemen selain manajemen pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia yang sangat penting bagi sebuah organisasi
Lebih terperinciNama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian
PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem
Lebih terperinciPengendalian Mutu Statistik
Pengendalian Mutu Statistik Konsep Pengendalian Kualitas Kualitas suatu produk : derajat/tingkatan dimana suatu produk mampu memuaskan keinginan konsumen Pengendalian Kualitas : sistem verifikasi & penjagaan
Lebih terperinciPERTEMUAN #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS
ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) PERTEMUAN #8 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu menentukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi atau pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain.
Lebih terperinci1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram
1 1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram 2 Check sheet adalah alat bantu manajemen mutu sederhana yang menyerupai tabel dan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terigu, dibuat dengan proses pemanggangan. Biskuit memiliki kadar air kurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biskuit merupakan salah satu produk pangan yang berbahan dasar tepung terigu, dibuat dengan proses pemanggangan. Biskuit memiliki kadar air kurang dari 5%, kondisi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain :
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Kualitas Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : a. Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya b. Crosby (1979)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Robbins& Coulter (2010:23) mengemukakan bahwa manajemen adalah pengkoordinasian dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka terselesaikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian Dasar Kualitas Produk dan jasa berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen ( kepuasan pelanggan). Untuk mengetahui apa yang di
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Penelitian
Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flow Chart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematis dengan serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur. Setiap tahapan proses tersebut akan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian yang dilakukan penulis ialah suatu proses pengurangan persentase kecacatan. Terdapat beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian sebelumnya dengan
Lebih terperincimanagement is defined as the design, operation, and improvement of the system that
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006, p4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode Fish bone untuk mencari akar masalah, berikutnya digunakan metode 5W-1H untuk menganalisa lebih lanjut dan dilanjutkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industri menjadi semakin ketat, terutama sejak
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Persaingan dalam dunia industri menjadi semakin ketat, terutama sejak Indonesia memasuki pasar bebas pada tahun 2003. Pasar bebas dikenal dengan istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap perusahaan yang ingin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap perusahaan yang ingin memenangkan persaingan dituntut untuk memperhatikan kualitas produk yang akan dihasilkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di bidang industri akhir-akhir ini menuntut perusahaan untuk berpikir bagaimana caranya agar dapat bertahan di tengah pesatnya persaingan.
Lebih terperinci(Studi Kasus di PT Panca Bintang Tunggal Sejahtera)
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BENANG POLYESTER COTTON 45 MELALUI ANALISIS TOTAL QUALITY CONTROL (Studi Kasus di PT Panca Bintang Tunggal Sejahtera) SKRIPSI Disusun Oleh : Afifah Alrizqi NIM. J2E 009 011 JURUSAN
Lebih terperinciPERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)
PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Standard Operating Procedure (SOP) 2.1.1 Pengertian SOP Setiap organisasi perusahaan memiliki pola dan mekanisme tersendiri dalam menjalankan kegiatannya, pola dan mekanisme itu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pertumbuhan industri di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala kecil dan rumah
Lebih terperinciMINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK
MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK Menurut organisasi internasional untuk standarisasi, ISO, mutu didefinisikan sebagai keseluruhan karakteristik dari suatu kesatuan yang membawa kepada kemampuan pencapaian
Lebih terperinci