I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.

PEMULIAAN TANAMAN. Tatap Muka Minggu ke- 13 ( metode e-learning ) Semester Genap 2015 Oleh : Tyastuti Purwani, Ir. MP

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH (BA-2203) PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH PADI DAN PENETAPAN BOBOT 1000 BENIH PADI

SNI Standar Nasional Indonesia. Benih kapas. Badan Standardisasi Nasional ICS

PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI TAHUN 2017 OLEH PUP BALAI BESAR PPMB-TPH

Tipe perkecambahan epigeal

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH DAN PENETAPAN BOBOT 1000 BUTIR BENIH

SERTIFIKASI BENIH DI SUSUN O L E H NAMA : ELRADHIE NOUR AMBIYA NPM : A

EVALUASI KINERJA ANALIS LABORATORIUM MUTU BENIH DENGAN TREND ANALYST

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kedelai

Benih jambu mete (Anacardium occidentale L.)

PENGGUNAAN KERTAS MERANG DAN KERTAS CD SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH WIJEN (SesamumIndicum L)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak Kelompok

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

Buku Panduan ISTA tentang Benih Perdu Tanaman Tropis dan Subtropis Edisi pertama

PENYIAPAN BENIH TANAMAN PADI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN

Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL (PTM) MUTU FISIK BENIH BEBERAPA KOMODITAS SAYURAN

Pengujian Daya Berkecambah

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Uji perkecambahan benih padi dengan menggunakan konsentrasi larutan Kalium Nitrat (KNO 3 ) 3%

PELATIHAN ANALISA MUTU BENIH DENGAN UJI TETRAZOLIUM

BAB I PENDAHULUAN. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanaman Kedelai

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI

PENGUJIAN KADAR AIR BENIH

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai

KAJIAN PENGUJIAN MUTU BENIH BUDSET TEBU G2 PADA MEDIA PASIR

ROGUING DAN SORTASI PADA PROSES PRODUKSI BENIH RINGKASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

dan pemanenan, serta Kegiatan Belajar 3 tentang perancangan kebun produksi benih, dengan studi kasus mengenai pembangunan pusat produksi benih padi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1316/HK.150/C/12/2016

PENYIAPAN BENIH PADI

BAB III METODE PENELITIAN. adalah konsentrasi PEG 6000 (Polietilena glikol) (K) yang terdiri dari 4 taraf

HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

PEMATAHAN DORMANSI BENIH

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 355/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BINA TANAMAN PANGAN

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan

MATERI 3. VIABILITAS, VIGOR DAN UJI TZ

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

PENGUJIAN MUTU BENIH CABAI (Capsicum annuum L.) HIBRIDA DI LABORATORIUM BPSBTPH PROVINSI JAWA BARAT EVAN YONDA PRATAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 562 KMK. 02/2004 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH

EVALUASI KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN METODE TA 2017

KONDISI PERBENIHAN INDONESIA

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

PENDAHULLUAN. Pengertian Teknologi Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung,

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

PETUNJUK PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH FAPERTA UNSOED. Oleh : LABORATORIUM AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

1. Kecambah Normal. adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum.

Bahan Tanaman. Oleh : TIM DASAR PRODUKSI TANAMAN

Adopsi dan Dampak Penggunaan Benih Berlabel di Tingkat Petani.

BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian terdiri dari tiga percobaan. Percobaan pertama yaitu

2013, No

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih

Sertifikasi Benih. Paper Halaqoh Disusun pada tanggal 04 Nopember 2015 Pengasuh Prof. Dr. Kyai H. Ahmad Mudlor, SH

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

Benih lada (Piper nigrum L)

Lampiran 1. Deskripsi kacang hijau varietas Camar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/Permentan/SR.120/3/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 93/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG

Transkripsi:

I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH Satriyas Ilyas 1.1. Program Sertifikasi Produksi benih memerrlukan jaminan dari pihak ketiga sehingga lahirlah program sertifikasi benih. Sertifikasi benih adalah suatu program untuk mempertahankan mutu benih yang tinggi dan menyediakannya bagi publik. Dalam program ini, benih bersertifikat diproduksi oleh penangkar dan produsen benih yang handal dengan menerapkan pengendalian mutu, benih sumber bersertifikat, dan pengawasan lapang selama produksi serta setelah panen. Sertifikasi adalah metode resmi yang telah diketahui untuk mempertahankan identitas varietas benih di pasar terbuka. Sebagai konsekuensinya, sertifikasi menjadi sangat penting untuk tanaman pangan (kecuali jagung hibrida) karena kebanyakan varietas tanaman pangan telah dilepas ke publik dan benihnya dijual di pasar terbuka. Sertifikasi menjadi kurang penting untuk benih tanaman yang varietasnya dilepas oleh swasta dan produksi benihnya dikontrol oleh perusahaan swasta. Sertifikasi juga digunakan secara luas untuk benih yang diperdagangkan secara internasional. Association of Official Seed Certifying Agencies (AOSCA) adalah organisasi balai sertifikasi di USA, Kanada, New Zealand, dan lainlain. Tujuan organisasi ini yaitu (1) menetapkan standar minimum untuk kemurnian genetik dan merekomendasikan standar minimum untuk kelaskelas benih bersertifikat, (2) menstandarisasi peraturan dan prosedur sertifikasi, (3) menjalin kerjasama dengan stakeholders, dan (4) membantu anggotanya dalam promosi, produkasi, dan distribusi benih

TEKNIK DAN PROSEDUR PENGUJIAN MUTU BENIH Tanaman Pangan Di Indonesia, program ini dilaksanakan oleh instansi pemerintah, perorangan atau badan hukum dengan seizin pemerintah (UU No.12 tahun 1992 pasal 14 ayat 1 dan 2). Prinsip program sertifikasi benih mengandung dua misi yaitu agar benih yang dipasarkan terjamin mutunya dan benar informasinya. Untuk mengetahui mutu benih, perlu dilakukan pengujian benih di laboratorium. Pengujian rutin yang biasa dilakukan adalah pengujian kadar air, analisis kemurnian, dan daya berkecambah. Ketiga jenis pengujian ini harus ada dalam label benih yang diperdagangkan. Hasil pengujian benih dituliskan dalam Laporan Lengkap Hasil Pengujian. Standar pengujian benih di Indonesia mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diterbitkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Untuk benih tanaman pangan yang sudah ada SNI adalah benih jagung bersari bebas kelas benih penjenis (breeder seed), benih dasar (foundation seed), benih pokok (stock seed), benih sebar (extension seed), benih jagung hibrida. Di samping itu juga, benih padi dan kedelai untuk keempat kelas benih tersebut. 1.2. Pengujian Mutu Benih Laboratorium pengujian benih pertama didirikan oleh Prof Friedrich Nobbe di Saxony, Jerman pada tahun 1869 dan di Connecticut Agricultural Experiment Station, AS tahun 1876. Sejak itu, laboratorium pengujian benih didirikan di hampir semua negara di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Afrika dan Asia. Mengapa benih harus diuji? Pertama (yang terpenting), potensi benih untuk menjadi kecambah/ bibit tidak dapat ditentukan sampai benih dikecambahkan. Kedua, pengujian benih untuk menentukan komponen genetik (varietas) dan mekanik (gulma, tanaman lain, dan materi inert) dari suatu lot benih. Hasil pengujian benih memberikan informasi penting baik bagi produsen maupun konsumen. Produsen benih ingin meyakinkan bahwa hanya benih bermutu yang dijual sehingga konsumen akan kembali membeli benih. Prosedur pengujian harus distandarisasi dan hasilnya harus dapat diulang. Ini berarti, pengujian harus dilakukan pada kondisi sama dengan interpretasi yang seragam. Pengujian benih di laboratorium berperan besar dalam menyajikan hasil uji yang tepat, akurat, dan tidak terbantahkan baik secara ilmiah maupun peraturan. Hasil uji tersebut harus memenuhi persyaratan seperti: 2

I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH (1) Objektif, data yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan sebenarnya, (2) Representatif, informasi yang mewakili lot benih atau yang dikirim oleh customer, (3) Teliti dan tepat, (4) Relevan, menunjang persoalan yang dihadapi. Tahapan pertama dalam prosedur pengujian benih adalah pengambilan sampel benih yang representatif. Pada umumnya lot benih heterogen, sehingga sampel benih yang representatif harus diambil. Sampling dilakukan dalam dua tahap. Pertama, sampel diambil dari bulk seed lot (Gambar 1.1). Hasilnya diperoleh banyak contoh primer yang kemudian digabung menjadi contoh komposit dan kemudian dikirim ke Laboratorium Penguji Benih yang dikenal sebagai submitted sample (contoh kirim). Gambar 1.1 Pengambilan contoh benih Kedua, setelah sampai di laboratorium, lot benih harus dibagi lagi dengan menggunakan alat subsampling divider (Gambar 1.2) untuk mendapatkan working sample (contoh kerja) dan digunakan untuk analisis mutu benih. Namun sebelum dilakukan pembagian contoh kirim menjadi contoh kerja, pengujian kadar air benih harus dlakukan terlebih dahulu karena benih bersifat higroskopis (mudah menyerap air) sehingga kadar air benih dapat berubah menyesuaikan dengan atmosfer lingkungan. 3

TEKNIK DAN PROSEDUR PENGUJIAN MUTU BENIH Tanaman Pangan Gambar 1.2 Alat pembagi tepat tipe conical divider Dari sampel kerja yang diperoleh, dilakukan analisis kemurnian benih, berdasarkan pada penentuan fisik komponen dalam lot benih (persentase dalam berat) yang terdiri atas benih murni, benih tanaman lain, biji gulma, dan materi inert atau kotoran benih (Gambar 1.3). Benih untuk pengujian daya berkecambah diambil dari fraksi benih murni. Kemampuan benih untuk berkecambah adalah indeks mutu benih yang paling dapat diterima. Benih diuji daya berkecambahnya karena lot benih terdiri atas populasi individu-individu benih yang masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda untuk tumbuh menjadi tanaman. Uji daya berkecambah dilakukan untuk mengevaluasi viabilitas benih dan perkecambahan pada kondisi standar (favorable). Evaluasi perkecambahan dilakukan pada hitungan pertama (first count) untuk menghitung dan membuang kecambah normal, dan hitungan terakhir (final count). Benih yang tidak berkecambah pada hitungan terakhir dianggap sebagai benih dorman atau benih mati, komponen lain adalah kecambah abnormal. Benih segar tidak tumbuh pada akhir periode pengujian daya berkecambah dikategorikan sebagai benih dorman. Untuk itu dapat dilakukan pengujian ulang (retesting) dengan terlebih dahulu memberikan perlakuan pematahan dormansi pada benih tersebut. Gambar 1.4 memperlihatkan metode uji daya berkecambah benih menggunakan substrat kertas ataupun pasir. Contoh hasil evaluasi perkecambahan pada benih jagung dan kacang tanah seperti pada Gambar 1.5 dan 1.6. 4

I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH Benih murni Benih rusak Biji gulma (Avena fatua) Batang dan ranting Materi inert Gambar 1.3 Komponen lot benih jagung dalam uji kemurnian fisik (ISTA 2004) 5

TEKNIK DAN PROSEDUR PENGUJIAN MUTU BENIH Tanaman Pangan A B Gambar 1.4 Pengujian daya berkecambah menggunakan substrat kertas (A) dan pasir (B) A D B E C Gambar 1.5 Kriteria perkecambahan pada benih jagung (Zea mays) (ISTA 2004). Kecambah normal (A), kecambah abnormal dengan kerusakan pada akar (B), plumula dan akar (C), infeksi primer (D), koleoptil dan daun pertama (E) 6

I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH A B C D E Gambar 1.6 Kriteria perkecambahan pada benih kacang tanah (Arachis hypogea) (ISTA 2004). Kecambah normal (A), kecambah abnormal dengan kerusakan pada hipokotil (B), akar (C), hipokotil dan kotiledon dengan infeksi primer (D), akar dan hipokotil dengan infeksi primer (E) Selain daya berkecambah, mutu benih juga dievaluasi melalui berbagai uji vigor dan kesehatan benih. Pengujian kadar air benih juga penting karena memberikan informasi tentang potensi dalam proses pemanenan, prosesing, kerusakan (luka) saat panen dan prosesing, dan untuk keberhasilan penyimpanan jangka panjang. 7

TEKNIK DAN PROSEDUR PENGUJIAN MUTU BENIH Tanaman Pangan Bagan alir proses pengujian mutu benih dimulai dari pengajuan pengujian dan penerimaan contoh sampai dengan dikeluarkannya laporan lengkap hasil pengujian. Hal ini tertera pada Gambar 1.7. Contoh laporan hasil uji mutu benih dan laporan lengkap hasil pengujian mutu benih seperti yang dilakukan di Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMB TPH) dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan 1.2. Proses pengajuan pengujian benih: 1. Mengisi formulir pengajuan pengujian 2. Menyerahkan sampel benih yang akan diuji 3. Membayar administrasi biaya pengujian sesuai dengan jumlah pengujian 4. Pengujian akan dilakukan setelah persyaratan administrasi dan teknis terpenuhi Pengajuan permohonan pengujian mutu benih BAGIAN PENERIMAAN CONTOH Pengajuan pengujian 1. Langsung ke Laboratorium penguji benih 2. Via jasa pengiriman barang (contoh + dokumen) Berkas dan contoh benih Berkas dan contoh akan dikirim ke Laboratorium untuk diproses lebih lanjut LABORATORIUM PENGUJI Lama pengujian 1-35 hari tergantung komoditi dan jenis pengujian BAGIAN PENERIMAAN CONTOH Laporan lengkap hasil pengujian (LLHP) dikeluarkan 3 hari setelah pengujian berakhir LAPORAN LENGKAP HASIL PENGUJIAN (LLHP) Gambar 1.7 Bagan alir proses pengujian mutu benih dimulai dari pengajuan pengujian, penerimaan contoh sampai dengan dikeluarkannya laporan lengkap hasil pengujian 8