PENGGUNAAN KERTAS MERANG DAN KERTAS CD SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH WIJEN (SesamumIndicum L)

Transkripsi

1 PENGGUNAAN KERTAS MERANG DAN KERTAS CD SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH WIJEN (SesamumIndicum L) A. PENDAHULUAN Oleh : EKO PURDYANINGSIH(PBT Ahli Madya) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Pengujian mutu benih adalah salah satu bagian yang sangat penting untuk mengetahui mutu dan kualitas benih. Informasi tersebut akan bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Pengujian laboratorium berperan besar dalam menyajikan data hasil uji yang akurat, dan tepat secara ilmiah. Pengujian laboratorium dilakukan untuk mengetahui mutu fisik, fisiologi dan genetis benih contoh. Untuk memperoleh hasil uji yang dapat dipertanggungjawabkan, maka metode yang digunakan sebaiknya merupakan metode standar yang dipublikasikan secara nasional, regional maupun internasional. Laboratorium telah ikut berperan aktif dalam dunia bisnis dan perdagangan barang atau jasa. Sehingga peranan laboratorium pengujian dalam berbagai aspek kehidupan menjadi sangat besar, bahkan perjanjianperjanjian besar dalam perdagangan dan keputusan-keputusan peraturan terjadi setiap hari berdasarkan data yang dihasilkan oleh laboratorium penguji. Perubahan pandangan masyarakat ini terjadi ketika kesalahan dan ketidak akuratan data hasil uji dapat mengakibatkan kegagalan produksi, mutu produk yang tidak sesuai, membahayakan kesehatan lingkungan dan bahkan kematian. Sebagai contoh hasil pengujian mutu benih yang salah atau tidak akurat dapat mengakibatkan mutu hasil produksi pertanian yang kurang baik atau dapat mengakibatkan gagal panen. Keadaan ini juga membawa dampak para praktisi laboratorium tidak percaya diri. Salah satu pengujian mutu benih yang cukup penting adalah pengujian daya berkecambah, tujuan pengujian daya berkecambah untuk mengetahui kemampuan sebenarnya dari benih untuk dapat tumbuh baik secara kuantitas

2 yang dinyatakan dalam persentase perkecambahan maupun kualitas yang dinyatakan sebagai kekuatan tumbuhnya ( Lita Sutopo, 2007). Perkecambahan didefinisikan sebagai pemunculan dan perkembangan dari embrio menjadi struktur struktur yang menunjukkan akan berkembang menjadi tanaman normal pada kondisi yang memungkinkan. Perkecambahan di mulai setelah adanya kondisi yang mendukung yaitu ketersediaan air, oksigen, cahaya, suhu, serta medium. Berdasarkan persyaratan ISTA Rules di dalam melakukan pengujian daya berkecambah pada umumnya menggunakan media kertas dan media pasir. ISTA Rules merekomendasikan kertas blotter, saring atau towel sebagai subtrat / media kertas yang digunakan dalam pengujian daya berkecambah, yang merupakan produk dari luar negeri dan harganya relatif mahal apabila dibandingkan dengan kertas merang dan kertas CD. Penggunaan kertas merang pada pengujian daya berkecambah telah banyak dilakukan pada berbagai komoditas perkebunan, walaupun pemanfaatan kertas merang secara luas saat ini menemui kendala, tetapi daya serap air dan water holding capacity dari kertas merang jauh lebih baik dibandingkan dengan kertas lain. Selain kertas merang, kertas CD juga dapat digunakan sebagai alternatif media pada pengujian daya berkecambah benih kecil, hal ini dikarenakan harganya murah dan cara mendapatkannya mudah. Tulisan ini bertujuan untuk untuk mengetahui efektifitas penggunaan media kertas merang dan media kertas CD sebagai alternatif pengganti kertas saring yang merupakan media pengujian daya berkecambah pada benih wijen. B.PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH Menurut Sadjad (1980) secara umum pengujian benih mencakup pengujian daya berkecambah atau daya tumbuh dan pengujian vigor. Pengujian daya berkecambah memberikan informasi tentang kemungkinan tanaman berproduksi normal dalam kondisi lapang dan lingkungan yang serba normal atau optimum, selain itu pengujian daya berkecambah bertujuan untuk

3 menentukan potensi perkecambahan maksimum dari suatu lot benih, yang dapat di gunakan untuk membandingkan mutu benih dari lot yangberbeda, dan untuk menduga the field planting value (daya tumbuh di lapang). Menurut Byrd (1968) kekuatan kecambah umumnya didefinisikan sebagai suatu ukuran kemampuan potensial benih untuk berkecambah, tumbuh dengan cepat dan menghasilkan kecambah-kecambah normal pada variasi keadaan yang tidak menguntungkan. Meskipun kekuatan kecambah sangat susah untuk didefinisikan secara tepat, kekuatan kecambah kurang lebih merupakan suatu ukuranpotensial benih untuk tumbuh di lapang atau kemampuannya untuk mempertahankan daya berkecambah pada kondisi penyimpanan yang berlainan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan berkecambah benih yaitu: a. Umur benih, begitu benih menua, deteriorasi berlangsung dan dapat mengurangi kekuatan kecambah. b. Kemasakan, benih-benih yang kurang berisi dan tidak masak selalu lebih rendah kekuatan kecambahnya. c. Susunan genetik, sudah sejak lama ditetapkan bahwa galur murni, varietas dan hibrida sangat beraneka ragam dalam kekuatan kecambahnya. d. Jumlah kerusakan, benih yang banyak mengalami kerusakan mekanik atau kerusakan oleh insekta biasanya jauh lebih rendah kekuatan kecambahnya. e. Perlakuan benih, benih yang mendapat perlakuan fungisida biasanya menghasilkan kecambah-kecambah yang lebih kuat. f. Tipe panen, benih yang dipanen dengan tangan selalu menghasilkan kecambah yang lebih kuat daripada benih yang sama yang dipanen dengan mesin. g. Keadaan lingkungan sebelum panen, keadaan lapang yang buruk sejak saat benih mencapai bobot kering maksimum sampai panen dapat menurunkan kekuatan kecambah potensial. Panen yang ditangguhkan juga dapat memberikan akibat yang buruk terhadap kekuatan kecambah.

4 h. Keadaan lingkungan setelah panen (penyimpanan), viabilitas benih dan kekuatan kecambah menurun dengan cepat pada kondisi penyimpanan yang buruk. Makin tinggi kelembaban nisbi dan temperatur, makin cepat penurunan daya berkecambah dan kekuatan berkecambah. C. HASIL PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH WIJEN Setelah pengujian selesai dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah tahap analisa data sebagai berikut : Tabel Data Daya Berkecambah (%) Wijen Varietas Winas 1 Media Ulangan Rata-rata Kertas Saring Kertas Merang Kertas CD Dari tabeldiatas dapat dilihat bahwa rata -rata hasil pengujian daya berkecambah wijen varietas winas 1 pada media kertas saring sebesar 98,50 %, untuk pengujian daya berkecambah wijen pada media kertas merang sebesar 99,00 % dan hasil pengujian daya berkecambah wijen pada media kertas CD sebesar 99,75 %. Sedangkan hasil analisa Anova 1 arah menggunakan program SPSS 16 bahwa hasil pengujian daya berkecambah wijen varietas winas 1 pada media kertas saring, kertas merang dan kertas CD menunjukkan rata rata daya berkecambah pada ketiga media tersebut diatas hasilnya baik semua, sedangkan nilai signifikansi perlakuan lebih dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada ketiga media kertas tersebut yaitu media kertas saring, kertas merang dan kertas CD tidak terdapat perbedaan rata rata daya berkecambah yang signifikan antar perlakuan. Pengujian viabilitas benih dengan penggunaan berbagai media kertas menghasilkan tingkat kesamaan yang tinggi dengan subtrat acuan (kertas

5 saring) yaitu persentase rata rata daya berkecambahnya 98,50 %, pada media kertas merang 99,00% dan pada kertas CD sebesar 99,75 %. Dari hasil pengujian tersebut dapat dilihat bahwa kertas merang dan kertas CD juga menunjukkan daya berkecambah yang tinggi dan tingkat kesamaan yang tinggi. Karena Pengujian dengan menggunakan media kertas tersebut memiliki kapasitas menahan air yang cukup selama periode pengujian benih untuk memastikan kontinuitas suplai air bagi pertumbuhan benih, sehingga hasil daya berkecambahnya memiliki tingkat kesamaan yang tinggi. Optimasi media terutama kelembabannya salah satunya ditentukan oleh jenis kertas, juga ditentukan oleh ukuran benih yang akan diuji. Ukuran benih merupakan faktor penting karena jumlah air yang diperlukan untuk pertumbuhan benih berukuran besar berbeda dengan benih yang berukuran kecil.

6 D. PENUTUP Penggunaan media kertas merang dan kertas CD terhadap uji daya berkecambah benih wijen varietas winas 1 dengan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap penggunaan kertas saring. Pengujian dayaberkecambah benih berukuran kecil pada media kertas merang dan kertas CD bisa menggantikan media kertas saring DAFTAR PUSTAKA Abdul Wahid Rizain,dkk Pengantar Praktikum Ilmu dan Teknologi Benih. Lab Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta. Anonim, SNI Benih Wijen (Sesamum indicum L.) kelas benih dasar (BD), benih pokok (BP) dan Benih sebar (BS), Badan Standar Nasional BSN SNI Byrd, H.W Pedoman Teknologi Benih. Terjemahan dari: Seed Technology Handbook. Penerjemah: E. Hamidin. Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Sadjad, S. 1980, PanduanPembinaan Mutu Benih Tanaman Kehutanan. Proyek Pusat Perbenihan Kehutanan. Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi Dirjen Kehutanan Jakarta. Sutopo, L Makalah Pelatihan Analis Benih BP2MB Surabaya