KONDISI PERBENIHAN INDONESIA
|
|
- Veronika Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KONDISI PERBENIHAN INDONESIA Mata Kuliah Industri Perbenihan E10E.142 Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2014
2 PENGERTIAN DASAR (1) BENIH Sjamsoe oed Sadjad : Batasan Agronomi : Sarana produksi (untuk) menghasilkan tanaman yang mampu berproduksi maksimum dan melestari; Batasan Teknologi : Wahana teknologi dengan identitas genetiknya yang jelas sehingga mampu menghasilkan pertanaman homogen; Batasan Bioteknologi : Wahana teknologi cangggih yang mampu melaksanakan energy transit secara efisien dan mampu menghasilkan tanaman hasil rekayasa genetik.
3 PENGERTIAN DASAR (2) PERBENIHAN : Perihal (yang bersangkutan dengan) benih Kamus Besar Bahasa Indonesia; Hal-hal yang terkait dengan proses dan teknologi produksi benih yang mampu menghasilkan produksi pertanaman yang maksimum sesuai dengan kapasitas genetiknya.
4 PENGERTIAN DASAR (3) INDUSTRI : Suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan INDUSTRI PERBENIHAN : Proses produksi benih dari hulu sampai dengan hilir yang menerapkan teknologi untuk memperoleh benih yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga merupakan kegiatan yang menguntungkan; Kegiatan produksi benih yang dikelola secara modern.
5 PENGERTIAN DASAR (4) BAGAIMANA PROSES PRODUKSI PADA INDUSTRI PERBENIHAN?
6 Key Managerial Issues Customer Requirements Intellectual Property Releases Variety Grower Contracts Production Procedures Quality Assurance Packaging Processing Procedures Quality Assurance Advertising Labeling Information Distribution and Pricing Extension Information Customer Support Value Chain Component Variety Development And Registratation Seed Production Processing Marketing and Sales Farmer
7 PENGERTIAN DASAR (6) APA PERBEDAAN PROSES PRODUKSI PADA INDUSTRI PERBENIHAN DENGAN PROSES PRODUKSI BENIH? BAGAIMANA PROSES PRODUKSI BENIH?
8 PENGERTIAN DASAR (7) PROSES PRAPANEN Pemilihan Lokasi Budidaya Tanaman Pemanenan Perontokan Benih Pengeringan Benih PROSES PASCAPANEN Pembersihan Benih Perlakuan Benih Penyimpanan Benih Sertifikasi Benih Pengemasan Benih
9 PENGERTIAN DASAR (8) APABILA HANYA MENERAPKAN SEBAGIAN VALUE CHAIN COMPONENT, JUGA DISEBUT SEBAGAI INDUSTRI PERBENIHAN?
10 PENGERTIAN DASAR (9) KARAKTERISTIK INDUSTRI : Quality Performance Added Value Backward Forward Linkage Market Oriented Technology Adoption Economic Scale
11 INDUSTRI PERBENIHAN : UMUM (1) KARAKTERISTIK INDUSTRI PERBENIHAN : Demanding tergantung permintaan pengguna Highly dynamic kebutuhan pengguna bervariasi Long-term commitment proses produksi panjang Involvement keterlibatan banyak stakeholders Fortitude & gradually sesuai dengan daya dukung Elasticity spesifikasi setiap benih berbeda
12 INDUSTRI PERBENIHAN : UMUM (2) Konsep Budaya Tani : (Sjamsoe oed Sadjad) BUDAYA TANI TATARAN I II III IV V STATUS PRIMITIF SEDERHANA MADYA MODERN CANGGIH Orientasi Pengusaha Tani Produksi Benih Asal Hidup Tidak Produksi Benih Asal Berproduksi Produksi Benih Untuk Sendiri Berproduksi Maksimal Produksi Benih Bermutu (Baik) Berproduksi Maksimal Lestari Produksi Benih Bermutu (Baik, Benar, & Sertifikat) Efisiensi Maksimal Produksi Benih Manufaktural
13 INDUSTRI PERBENIHAN : UMUM (3) Konsep Budaya Benih : (Sjamsoe oed Sadjad) BUDAYA BENIH STATUS MINIM SEDERHANA MADYA MAJU CANGGIH Pengertian Benih Struktural Fungsional Agronomis Teknologis Bioteknologis Status Mutu Biji Benih (Non Benih (Mutu Benih Alami Benih Benih Mutu Non (Sertifikat) Artifisial Komersial) Sertifikat) (Sertifikat) Fungsi Benih Tidak Ada Sarana Prod Sarana Prod Maks Identitas Genetik Identitas Fisiologi Tidak Ada Species Kultivar/ Gentik Tdk Jelas Tidak Ada Viabel Viabel Potensial Sarana Prod Lestari Kultivar/ Homogen Vigor Tinggi Sarana Prod Bioteknologis Hibrida Konsumsi Energi
14 INDUSTRI PERBENIHAN : UMUM (4) Sjamsoe oed Sadjad : Tataran Budaya Benih sejalan dengan tataran Budaya Tani; Kemajuan Budaya Benih sejalan dengan kemajuan Budaya Tani; Perkembangan bidang perbenihan sejalan dengan bidang pertanian; Perkembangan Industri Perbenihan akan relevan dengan kemajuan Pertanian suatu bangsa
15 INDUSTRI PERBENIHAN : UMUM (5) Teori Kesejajaran Sjamsoe oed Sadjad : STATUS BUD TANI CANGGIH MODERN MADYA SEDERHANA PRIMITIF TARAF INDUSTRI PERBENIHAN V IV III II I Kelapa Sawit Padi Hibrida Jagung Hibrida HARUS DITINGKATKAN HARUS DITINGKATKAN Sayursayuran Buahbuahan Padi, Jagung
16 INDUSTRI PERBENIHAN : UMUM (6) DIMANA POSISI INDUSTRI PERBENIHAN INDONESIA?
17 KETERSEDIAAN BENIH : TAN PANGAN (1) Kebutuhan dan Ketersediaan Benih : Padi Kebutuhan dan Ketersediaan Benih : Jagung % Kebutuhan Benih Ketersediaan Benih K i l i g r a m % Kebutuhan Benih Ketersediaan Benih Tahun Tahun
18 KETERSEDIAAN BENIH : TAN PANGAN (2) Kebutuhan dan Ketersediaan Benih : Kedelai Kebutuhan dan Ketersediaan Benih : Kacang Tanah % Kebutuhan Benih Ketersediaan Benih Tahun r a m K i l o g r ,28 % Kebutuhan Benih Ketersediaan Benih Tahun
19 KETERSEDIAAN BENIH : HORTIKULTURA (1) Kebutuhan dan Ketersediaan Benih : Sawi Kebutuhan dan Ketersediaan Benih : Cabai K i l o g r a m % Kebutuhan Benih Ketersediaan Benih Tahun K i l o g r a m % Tahun Kebutuhan Benih Ketersediaan Benih
20 KETERSEDIAAN BENIH : HORTIKULTURA (2) Kebutuhan dan Ketersediaan Benih : Tomat Kebutuhan dan Ketersediaan Benih : Mentimun K i l o g r a m % Kebutuhan Benih Ketersediaan Benih a m K i l o g r % Kebutuhan Benih Ketersediaan Benih Tahun Tahun
21 KETERSEDIAAN BENIH : HORTIKULTURA (3) K i l o g r a m Kebutuhan dan Ketersediaan Benih : Kangkung 28 % Kebutuhan Benih Ketersediaan Benih Kebutuhan dan Ketersediaan Benih : Kacang Panjang 21 % Kebutuhan Benih Ketersediaan Benih Tahun Tahun
22 KETERSEDIAAN BENIH : PERMASALAHAN (1) BAGAIMANA PEMENUHAN BENIH UNTUK PRODUKSI PERTANIAN? APA PERMASALAHAN DALAM PENYEDIAAN BENIH?
23 KETERSEDIAAN BENIH : PERMASALAHAN (2) Industri Benih di Indonesia : PT Dupont Indonesia PT Branita Sandhini PT BISI International PT East West Seed PT Jagung Hibrida Sulawesi PT Agri Makmur Pertiwi PT Benih Citra Asia PT Sang Hyang Seri J u m l a h Jumlah Penangkar Benih : Binaan Deptan Tahun Padi Palawija Hortikultura Komoditas 9 SEBAGIAN BESAR PRODUSEN/ INDUSTRI BENIH TIDAK MEMPUNYAI DIVISI RESEARCH AND DEVELOPMENT
24 KETERSEDIAAN BENIH : PERMASALAHAN (3) Varietas Lokal : Komoditas LP/ Univ Pemda Swasta Besar Swasta Kecil Total Tan Buah Tan Sayuran Tan Hias Tan Biofarmaka Jumlah PENGEMBANGAN VARIETAS LOKAL MASIH SANGAT TERBATAS
25 KETERSEDIAAN BENIH : PERMASALAHAN (4) Varietas Hasil Introduksi : Komoditas LP/ Univ Pemda Swasta Besar Swasta Kecil Total Tan Buah Tan Sayuran Tan Hias Tan Biofarmaka Jumlah PENGEMBANGAN VARIETAS MASIH DIDOMINASI OLEH VARIETAS INTRODUKSI
26 KETERSEDIAAN BENIH : PERMASALAHAN (5) Varietas Hasil Pemuliaan Tanaman : Komoditas LP/ Univ Pemda Swasta Besar Swasta Kecil Total Tan Buah Tan Sayuran Tan Hias Tan Biofarmaka Jumlah PERAN PERUSAHAAN SWASTA KECIL MASIH SANGAT TERBATAS
27 KETERSEDIAAN BENIH : PERMASALAHAN (6) Permasalahan Lain : Ketersediaan benih sumber Penyediaan modal usaha Varietas/ benih yang disukai konsumen Kebijakan dan peraturan Kelembagaan perbenihan Penyediaan infrastruktur/ fasilitas Teknologi produksi benih Ketersediaan sumber daya manusia
28 SELESAI BAGAIMANA PEMECAHAN PERMASALAHANNYA?
LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN
LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN DESEMBER 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JANUARI 2016 KATA PENGANTAR Laporan
Lebih terperinciI. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH
I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH Satriyas Ilyas 1.1. Program Sertifikasi Produksi benih memerrlukan jaminan dari pihak ketiga sehingga lahirlah program sertifikasi benih. Sertifikasi benih adalah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kedelai
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kedelai Tanaman kedelai merupakan salah satu komoditas pangan penghasil protein nabati yang sudah dikenal oleh masyarakat. Sejalan dengan perkembangan tanaman kedelai, maka industri
Lebih terperinciSERTIFIKASI BENIH DI SUSUN O L E H NAMA : ELRADHIE NOUR AMBIYA NPM : A
SERTIFIKASI BENIH DI SUSUN O L E H NAMA : ELRADHIE NOUR AMBIYA NPM : A. 082003 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN YAYASAN PENDIDIKAN POLITEKNIK AGROINDUSTRI SUKAMANDI-SUBANG 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN
LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN OKTOBER 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN NOVEMBER 2015 KATA PENGANTAR Laporan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Benih Menurut Sadjad et al. (1975) yang dimaksud dengan benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan
Lebih terperinciBenih merupakan salah satu unsur pokok dalam usaha tani padi. Kebutuhan akan sarana tersebut semakin lama semakin meningkat
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benih merupakan salah satu unsur pokok dalam usaha tani padi. Kebutuhan akan sarana tersebut semakin lama semakin meningkat sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mempertahankan
Lebih terperinci- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA KELOLA PRODUK-PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI JAWA TIMUR I. UMUM Wilayah Provinsi Jawa Timur yang luasnya
Lebih terperinciPERAN BENIH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
PERAN BENIH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN Pembangunan pertanian Tantangan yang semakin kompleks Benih bermutu varietas unggul Revitalisasi Pertanian: Ketahanan Pangan Daya Saing TANTANGAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Setiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat
Lebih terperinciPENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH PROGRAM DIPLOMA IPB 2012
PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH PROGRAM DIPLOMA IPB 2012 Halaman 1 PENJABARAN DESKRIPSI GENERIK (LEARNING OUTCOMES
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN JUNI 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JULI 2016
LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JUNI 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JULI 2016 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat. Dengan semakin majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai asupan gizi. Oleh karena
Lebih terperinciTabel 16. Data Produksi Benih Yang Dihasilkan Oleh UPTD/Balai Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
5.1 Penyediaan Benih Unggul Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi dan nilai tambah proses produksi usaha tani tanaman pangan, unsur teknologi benih unggul bermutu, produsen benih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042
Lebih terperinciBAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam pertumbuhan pasar dalam negeri bagi sektor-sektor nonpertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara seperti Indonesia dengan proporsi populasi pertanian (petani dan keluarganya) yang sangat besar, sektor pertanian merupakan sumber yang sangat penting dalam
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI TAHUN 2017 OLEH PUP BALAI BESAR PPMB-TPH
PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI TAHUN 2017 OLEH PUP BALAI BESAR PPMB-TPH Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 78/Permentan/OT.140/11/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengembangan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS SISTEM PERBENIHAN KOMODITAS PANGAN DAN PERKEBUNAN UTAMA
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS SISTEM PERBENIHAN KOMODITAS PANGAN DAN PERKEBUNAN UTAMA Oleh : Bambang Sayaka I Ketut Kariyasa Waluyo Yuni Marisa Tjetjep Nurasa PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN Benih bermutu dari varietas unggul memegang peranan yang sangat
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benih bermutu dari varietas unggul memegang peranan yang sangat penting dalam usaha peningkatan produksi pertanian. Penggunaan benih bermutu merupakan hal yang perlu
Lebih terperinci9 SEPTEMBER 2017 SEPTEMBER
9 SEPTEMBER 2017 SEPTEMBER OKTOBER 2017 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian bulan ini melaporkan tentang realisasi pelaksanaan kegiatan pada Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Pembangunan pertanian di Indonesia memiliki tujuan yang penting
Lebih terperinciBidang Produksi Tanaman Hortikultura
TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT Bidang Produksi Tanaman Hortikultura Pasal 16 (1) Bidang Produksi Tanaman Hortikultura mempunyai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus mampu mengantisipasi persaingan ekonomi yang semakin ketat di segala bidang dengan menggali sektor-sektor yang
Lebih terperinciPEMULIAAN TANAMAN. Tatap Muka Minggu ke- 13 ( metode e-learning ) Semester Genap 2015 Oleh : Tyastuti Purwani, Ir. MP
PEMULIAAN TANAMAN Tatap Muka Minggu ke- 13 ( metode e-learning ) Semester Genap 2015 Oleh : Tyastuti Purwani, Ir. MP PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH Varietas baru suatu tanaman yang telah dihasilkan oleh
Lebih terperinciOKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014
OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian bulan ini
Lebih terperinciNOVEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014
NOVEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian bulan ini
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada pola pangan harapan. Komoditas hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN APRIL 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN MEI 2015
LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN APRIL 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN MEI 2015 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas terpenting di dunia. Sebagai tanaman kacang-kacangan sumber protein dan lemak nabati,
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN MARET 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN APRIL 2015
LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN MARET 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN APRIL 2015 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan
Lebih terperinciAnalisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :
1 Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : Sri Windarti H.0305039 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciDESEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN JANUARI, 2015
DESEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN JANUARI, 2015 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pentingnya sektor pertanian dalam menunjang ketahanan ekonomi telah terbukti
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pentingnya sektor pertanian dalam menunjang ketahanan ekonomi telah terbukti ketika krisis finansial terjadi tahun 2008. Beberapa negara di dunia termasuk kawasan
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH Faktor Genetik/ Internal Faktor Lingkungan/ Eksternal FAKTOR GENETIK Genetik merupakan faktor bawaan yang berkaitan dengan komposisi genetika benih. Mutu benih berbeda
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting karena selain sebagai penghasil komoditi untuk memenuhi kebutuhan pangan, sektor pertanian juga
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN TAHUN
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT PERBENIHAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN MEI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JUNI 2015
LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN MEI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JUNI 2015 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. padi begitu besar, sebab padi merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian
PENDAHULUAN Latar Belakang Bangsa Indonesia dan bahkan sebagian besar penduduk di muka bumi ini menggunakan nasi sebagai makanan pokoknya tetapi ada juga makanan pokok selain nasi. Sejak jaman dahulu peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu syarat penting menuju terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan tersebut melibatkan banyak sektor
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)
Lebih terperinciPRODUKSI BENIH PERKEBUNAN BAB I. BENIH SEBAGAI BAHAN TANAM
PRODUKSI BENIH PERKEBUNAN BAB I. BENIH SEBAGAI BAHAN TANAM Batasan dan Pengertian Benih: A. Istilah-istilah yang berkaitan dengan Benih: 1. Small but beautiful : Kecil tetapi indah Ini juga berarti bahwa
Lebih terperinciPengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan
Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Anton J. Supit Dewan Jagung Nasional Pendahuluan Kemajuan teknologi dalam budidaya jagung semakin
Lebih terperinciSEPTEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014
SEPTEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan kinerja perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian bulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN
LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN NOVEMBER 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN DESEMBER 2015 KATA PENGANTAR Laporan
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI SEBAGAI PENANGKAR BENIH PADI DAN PALAWIJA
PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI SEBAGAI PENANGKAR BENIH PADI DAN PALAWIJA Darman M. Arsyad Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian ABSTRAK Varietas unggul merupakan teknologi pertanian yang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 04/05/Th. XIV, 2 Mei 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,78 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 84,25 persen,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya
Lebih terperinciPENGANTAR AGRIBISNIS
PENGANTAR AGRIBISNIS PENGANTAR AGRIBISNIS I. PEMAHAMAN TENTANG AGRIBISNIS 1. EVOLUSI PERTANIAN MENUJU AGRIBISNIS Berburu dan Meramu budidaya pertanian (farming) ekstensif untuk memenuhi kebutuhan rumah
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN
LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEPTEMBER 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN OKTOBER 2015 KATA PENGANTAR Laporan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan salah satu komoditas pangan yang paling dominan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dimana padi merupakan bahan makanan yang mudah diubah menjadi
Lebih terperinciAdopsi dan Dampak Penggunaan Benih Berlabel di Tingkat Petani.
28 Adopsi dan Dampak Penggunaan Benih Berlabel di Tingkat Petani. Pendahuluan Kebutuhan benih bermutu untuk produksi tanaman pangan dan perkebunan relatif tinggi seiring dengan tujuan produksi yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciPENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI
Policy Brief PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI Pendahuluan 1. Produksi benih tanaman pangan saat ini, termasuk benih padi dan benih kedelai, merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010) melaporkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya meningkat 1,48
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian menjadi salah satu sektor strategis dalam perekonomian Indonesia saat ini. Data PDB (Produk Domestik Bruto) atas dasar harga berlaku pada triwulan pertama
Lebih terperincimemegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan agribisnis di yang baik dan benar akan mampu mengeliminasi
A. Latar Belakang Benih merupakan salah satu faktor produksi pertanian yang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan agribisnis di tingkat lahan (on-fam) maupun di luar lahan (off-farm). Penggunaan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang
Lebih terperinciAGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI
AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI PENGERTIAN AGRIBISNIS Arti Sempit Suatu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian sebagai upaya memaksimalkan keuntungan. Arti Luas suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI RIAU TAHUN 2013 DARI
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Prof. (R.). Dr. Ir. Erizal Jamal, M.Si
KATA PENGANTAR Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian bulan ini melaporkan tentang realisasi pelaksanaan kegiatan pada Pusat PVTPP pada bulan Januari tahun, meliputi
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN JULI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN AGUSTUS 2015
LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JULI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN AGUSTUS 2015 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertanian organik menjadi suatu bisnis terbaru dalam dunia pertanian Indonesia. Selama ini produk pertanian mengandung bahan-bahan kimia yang berdampak
Lebih terperinciGubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG
GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DI LINGKUNGAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Padi (Oryza sativa) merupakan salah satu bahan pangan pokok bagi masyarakat Indonesia. Sejak Indonesia merdeka, perkembangan perpadian (perberasan) di Indonesia telah mengalami
Lebih terperinciPENDAHULLUAN. Pengertian Teknologi Pertanian
PENDAHULLUAN Pengertian Teknologi Pertanian Encyclopedia Britanica : Agriculture Technology is application of techniques to control the growth and harvesting of Agriculture Production (Aplikasi Teknik
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen,
Lebih terperinciBahan Tanaman. Oleh : TIM DASAR PRODUKSI TANAMAN
Bahan Tanaman Oleh : TIM DASAR PRODUKSI TANAMAN Hartman, dkk (1990). Plant Propagation Acquaah,G. 2001. Principles of Crop Production Sumadi, 2010.Pembiakan Vegetatif. Diktat Bahan Kuliah Metcalfe, D.S
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI
Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 117 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI Tita Kartika
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN
LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN AGUSTUS 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEPTEMBER 2015 KATA PENGANTAR Laporan
Lebih terperinciMEI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014
MEI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan kinerja perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian bulan ini melaporkan
Lebih terperinciSustainabilitas Pembangunan Sektor Pertanian: Inovasi Teknologi atau Inovasi Sosial Kelembagaan BAB VI. IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN AGENDA KE DEPAN
BAB VI. IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN AGENDA KE DEPAN IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN AGENDA KE DEPAN Menyikapi dinamika isu pangan dan pertanian global, mewujudkan pertanian modern dan berkelanjutan telah menjadi
Lebih terperinciDirektorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2014. Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan
Lebih terperinciTabel 31. Pencapaian Realisasi Luas Tanam Padi Tahun 2013 dan Luas Panen Padi Berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2013 di Jawa Barat
5.7. Pencapaian Hasil Peningkatan Produksi Padi, Palawija dan Hortikultura 5.7.1. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi padi sebagai bahan konsumsi pangan pokok masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis dan relatif subur. Atas alasan demikian Indonesia memiliki kekayaan flora yang melimpah juga beraneka ragam.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
Lebih terperinciANTISIPASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA TERHADAP STRUKTUR PASAR INDUSTRI BENIH HORTIKULTURA
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 ANTISIPASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA TERHADAP STRUKTUR PASAR INDUSTRI BENIH HORTIKULTURA Oleh : Bambang Sayaka Wahyuning K. Sejati
Lebih terperinciAGUSTUS 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014
AGUSTUS 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan kinerja perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian bulan ini
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
Lebih terperinciInovasi Pertanian 2015
Inovasi Pertanian 2015 Perubahan iklim, konversi dan degradasi lahan pertanian, lemahnya daya saing produk pertanian di pasar domestik dan internasional, kurangnya minat generasi muda untuk berusaha di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang merupakan komoditi hortikultura yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan oleh petani di Indonesia sebagian besar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,55 PERSEN No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 Pada bulan Januari 2011, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat
Lebih terperinciRINGKASAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
RINGKASAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI ALTERNATIF MODEL KEBIJAKAN PENINGKATAN DAYA SAING KEDELAI LOKAL DALAM RANGKA MENCAPAI KEDAULATAN PANGAN NASIONAL TIM PENELITI Dr. Zainuri, M.Si (Ketua Peneliti)
Lebih terperinciSOCIO-ECONOMIC CONSIDERATION ON AGRICULTURAL BIOTECHNOLOGY
PENGANTAR SOCIO-ECONOMIC CONSIDERATION ON AGRICULTURAL BIOTECHNOLOGY Oleh: Harianto Pembelajaran dari Revolusi Hijau Pada Abad 20, investasi publik yang besar dalam penelitian pertanian telah menghasilkan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 562 KMK. 02/2004 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 562 KMK. 02/2004 TENTANG SUBSIDI BENIH PADI, KEDELAI, JAGUNG HIBRIDA DAN JAGUNG KOMPOSIT BERSERTIFIKAT HASIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan karakteristik kondisi Indonesia yang identik dengan
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN JANUARI 2014
LAPORAN BULANAN JANUARI 2014 PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Dalam laporan ini, disampaikan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho
Lebih terperinciDASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)
DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016 PENGERTIAN-PENGERTIAN DALAM AGRONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih merupakan biji yang digunakan sebagai sumber perbanyakan tanaman, atau berkaitan dengan perbanyakan tanaman. Batasan tentang pengertian benih dapat dibedakan
Lebih terperinci