KERANGKA KESIAPSIAGAAN INDUSTRI MANUFAKTUR SKALA KECIL DI KABUPATEN BANTUL PASCA GEMPA BUMI ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

2 METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemicu bagi produsen lama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM).

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada garis Ring of Fire yang menyebabkan banyak

BAB III METODE PENELITIAN

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB III METODE PENELITAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. belanja online Tokopedia.com yang berada di DKI Jakarta.

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN BERKENDARAAN TERHADAP PERILAKU PENGENDARA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA - GRAMEDIA EXPO SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Geografi

III. METODOLOGI PENELITIAN

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai dari bulan April sampai

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Surat Pernyataan... Prakarta... Abstract... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan

KERENTANAN (VULNERABILITY)

59

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III. Proses penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Mei 2016 sampai. penyebaran kuesioner tersrtuktur yang telah disiapkan untuk melakukan

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKATA ARTIKEL PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross sectional yang mengukur hubungan atau pengaruh dari

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

III. METODOLOGI PENELITIAN

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar4.13. Kepercayaan Responden terhadap Prodia Untuk Dijadikan Tempat Periksa

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

BAB III METODE PENELITIAN. Wisata Alam Mangrove Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara, dimana masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

*Corresponding Author:

Transkripsi:

KERANGKA KESIAPSIAGAAN INDUSTRI MANUFAKTUR SKALA KECIL DI KABUPATEN BANTUL PASCA GEMPA BUMI 2006 Yohanes Anton Nugroho 1, Akhmad Fauzy 2, Setya Winarno 2 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Teknologi Yogyakarta 2 Universitas Islam Indonesia yohanesanton@uty.ac.id ABSTRAK Gempa bumi di kabupaten Bantul pada tahun 2006, menyebabkan korban jiwa serta tingkat kerusakan bangunan dan infrastruktur terbesar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dampak lain yang ditimbulkan sebanyak sebanyak 2% dari jumlah pekerja di kabupaten Bantul kehilangan pekerjaan dan proyeksi GRDP (Gross Regional Domestic Bruto) mengalami penurunan sebesar Rp. 565.000.000.000 pada tahun 2007. Kondisi tersebut menyebabkan perlunya disusun suatu kerangka kesiapsiagaan, agar industri lebih mampu bertahan apabila menghadapi bencana. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kerangka kesiapsiagaan dengan mengembangkan kerangka kesiapsiagaan yang sudah ada, yaitu FEMA (1993), EPICC (2003) dan NFPA (2010). Kerangka kesiapsiagaan selanjutnya perlu dikembangkan dengan memprioritaskan variabel karakteristik dari industri yang sesuai dengan kondisi industri setempat. Kata kunci : Kesiapsiagaan, Industri skala kecil, Bantul, I. PENDAHULUAN Gempa bumi yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 27 Mei 2006, pukul 5.53 pagi, dengan kekuatan 5,9 skala richter, membawa dampak bagi kabupaten Bantul. Sebanyak 4121 jiwa penduduk meninggal dunia, puluhan ribu bangunan, infrastruktur dan sarana publik mengalami kerusakan. Selain itu, sektor perekonomian dan industri mengalami kerugian yang besar. Diperkirakan 2% dari jumlah pekerja sektor industri di kabupaten Bantul kehilangan pekerjaan, serta terjadi penurunan jumlah proyeksi GRDP (Gross Regional Domestic Bruto) tahun 2007 sebesar Rp. 565.000.000.000 (Bappeda DIY, 2007). Data BPS kabupaten Bantul (2010), menunjukkan industri terbesar di kabupaten Bantul adalah industri kecil (18.119 unit), sedangkan industri skala menengah hanya terdapat 25 unit dan industri skala besar 2 unit. Industri kecil tersebut menyerap tenaga kerja 81.705 orang dengan nilai produksi Rp. 799.540.000/tahun, jauh lebih besar dibanding industri skala menengah dan besar, sehingga sektor industri kecil memegang peranan penting bagi penyerapan tenaga kerja dan perekonomian di kabupaten Bantul. Bencana alam dimungkinkan menyebabkan kecelakaan kerja dan kerugian bagi sektor industri, sehingga setiap badan usaha diwajibkan untuk mengelola penyelenggaraan program-program tanggap darurat dan bencana seperti diatur dalam Pasal 29 Undang- Undang No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, dimana lembaga usaha memiliki kewajiban menyesuaikan kegiatannya dengan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana. Meskipun terdapat undang-undang yang mengatur tentang penggulangan bencana, namun hingga saat ini belum terdapat pedoman yang menunjang kesiapsiagaan sektor industri kecil dalam menghadapi terjadinya bencana di Indonesia. Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu disusun suatu kerangka kesiapsiagaan yang sesuai dengan karakteristik industri di Indonesia. Kerangka tersebut perlu disusun dengan mengadopsi pedoman yang telah digunakan dalam upaya pengurangan risiko bencana, seperti Emergency Management Guide for Business and Industry (FEMA), Standard on Disaster/Emergency Management and Business Continuity Programs (NFPA 1600), dan 125

Earthquake Planning for Business (EPICC). Standar-standar tersebut selanjutnya perlu disesuaikan dengan karakteristik industri dan pelaku industri di daerah tersebut. II. METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian adalah manajemen, pemilik, atau pengelola industri kecil berbasis manufaktur. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode clustered random sampling, dengan gugus penelitian pada tingkat kecamatan di kabupaten Bantul yang ditentukan berdasarkan pertimbangan jumlah industri manufaktur skala kecil pada masing-masing kecamatan dan kedekatannya dengan Opak Fault. Obyek penelitian adalah kesiapsiagaan industri manufaktur skala kecil di kabupaten Bantul pasca terjadinya gempa bumi 2006, serta karakteristik yang berpengaruh terhadap kesiapsiagaan industri menghadapi bencana. Obyek penelitian tersebut kemudian dimodelkan B. Penentuan Variabel Penelitian Penentuan variabel penelitian diawali dengan merangkum beberapa variabel dari berbagai pustaka. Variabel-variabel tersebut kemudian diujicoba dengan wawancara kepada beberapa responden. Berdasarkan hasil penentuan variabel bebas (exogenous) dan variabel terikat (endogenous) didapatkan model persamaan struktural seperti Gambar 1. 1 X1 2 X2 Y1 1 3 X3 Y2 2 4 X4 Y3 3 Y4 4 5 X5 Y5 5 6 X6 Y6 6 7 X7 Y7 7 8 X8 Y8 8 9 X9 Y9 9 10 X10 Y10 10 11 X11 Gambar 1. Model Persamaan Struktural Dimana menunjukan vektor endogenous, yaitu variabel kesiapsiagaan industri, sedangkan 1 adalah vektor exogenous pengetahuan kebencanaan, 2 adalah vektor exogenous BCP resource dan adalah vektor variabel residual (unexplained variance). Model struktural (structural equation model) yang hendak dikembangkan dalam penelitian ini terlihat seperti persamaan berikut ini. = o + 1 + 2 + Adapun variabel endogenous dan exogenous ditunjukkan pada tabel 1, 2, dan 3. 126

Tabel 1. Variabel endogenous Kesiapsiagaan Parameter Notasi Rencana/kesepakatan prosedur evakuasi dan titik kumpul Y 1 Jalan keluar yang tidak terhalang dan mudah dilalui Y 2 Informasi dan pelatihan pencegahan terjadinya bencana Y 3 Penerapkan perkuatan struktur bangunan berdasarkan arahan dari fasilitator teknis atau ahli bangunan Y 4 Terdapat penahan atau pengkait pada fasilitas produksi, yang mudah jatuh saat mendapat goncangan gempa Y 5 Apabila pemilik/pengelola berhalangan, terdapat pengganti yang siap menggantikan perannya Y 6 Asuransi fasilitas produksi dan atau bangunan Y 7 Dukungan karyawan untuk pemulihan kembali apabila mengalami dampak akibat bencana Y 8 Tersedia data stakeholder Y 9 Terdapat rencana menghadapi kondisi tak terduga pada usaha Y 10 Tabel 2. Variabel exogenous pengetahuan tentang becana Parameter Notasi Pengetahuan mengenai bahaya dan risiko bencana gempa bumi X 11 Pengetahuan cara penyelamatan diri (evakuasi) saat terjadi gempa bumi X 12 Pengetahuan dampak potensial gempa bumi terhadap fasilitas fisik dan bangunan X 13 Pengetahuan mengenai tindakan penanggulangan dan pengurangan risiko gempa bumi X 14 Tabel 3. Variabel exogenous BCP resource Parameter Notasi Kemudahan mendapatkan tenaga kerja X 21 Kesesuaian kemampuan dan ketrampilan tenaga kerja X 22 Komunikasi pemilik dan karyawan X 23 Tersedia bangunan atau lokasi alternatif bila terjadi kerusakan X 24 Tersedia ganset untuk alternatif suplai energi X 25 Memiliki cadangan dana untuk antisipasi kondisi tidak terduga X 26 Cadangan mesin dan peralatan produksi alternatif X 27 III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA A. Hasil Pengolahan Data Kueisoner Hasil pengumpulan data melalui kuesioner terhadap 60 orang responden ditunjukkan Tabel 4 hingga Tabel 6. Tabel 4. Variabel pengetahuan tentang bencana Variabel Skala 1 2 3 4 5 X 11 1 3 26 17 13 X 12 1 7 15 30 7 X 13 0 2 19 26 13 X 14 2 6 21 23 6 127

Tabel 5. Variabel BCP resource Notasi Skala 1 2 3 4 5 X 21 18 13 24 5 1 X 22 1 6 28 23 3 X 23 0 1 20 37 3 X 24 22 8 18 11 2 X 25 37 5 10 7 2 X 26 7 13 34 7 0 X 27 23 10 19 9 0 Tabel 6. Variabel kesiapsiagaan industri Notasi Skala 1 2 3 4 5 Y 1 1 3 18 27 11 Y 2 0 1 8 33 17 Y 3 9 11 25 14 1 Y 4 6 5 26 18 5 Y 5 5 8 13 23 11 Y 6 4 8 16 30 2 Y 7 23 7 17 12 1 Y 8 1 4 18 28 9 Y 9 1 4 27 25 3 Y 10 1 7 18 25 9 Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas didapatkan semua parameter bersifat reliabel. Sementara hasil uji validitas didapatkan parameter yang tidak valid hanya X 23, yaitu parameter komunikasi antara pemilik dan karyawan. Dengan demikian, parameter tersebut selanjutnya tidak lagi dipertimbangkan dalam model. B. Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Eksogen Berdasarkan analisis konfirmatori menggunakan Lisrel 8.8, didapatkan bahwa indikator signifikan pada taraf 5% karena nilai t hitung > t tabel yaitu 1,67. Berdasarkan measurement equation analisis konfirmatori X 1 dan X 2, maka didapatkan path diagram seperti Gambar 2. Gambar 2. Output faktor konfirmatori variabel exogeous 128

C. Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Endogen Berdasarkan hasil uji signifikansi, dengan taraf 5%, didapatkan nilai t tabel yaitu 1,67. Dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, maka didapatkan observed variable Y 2 dan Y 9 tidaklah signifikan, karena t hitung < t tabel, sehingga variabel tersebut dihilangkan. Adapun path diagram yang terbentuk, seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Output faktor konfirmatori variabel eksogenous D. Structural Equation Modeling Penyusunan model Structural Equation Modeling (SEM) dilakukan menggunakan bantuan software Lisrel 8.8. Berdasarkan hasil pengembangan model struktural yang dibangun menggunakan program Lisrel 8.8, dapat dihasilkan estimasi persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0.67*X1 + 0.055*X2, Errorvar.= 0.55, R² = 0.45 (0.38) (0.12) (0.53) 1.79 0.47 1.04 Gambar 4. Path diagram model struktural 129

Model yang dihasilkan fit dapat dinyatakan fit, karena P-value (0,1884) > 0,05, x 2 /df (2,608) >2, ECVI (3,81) < ECVI saturated (5,8), AIC (224,58) < AIC saturared (342), dan Relative Fit Index mendekati 1. Pada model struktural didapatkan nilai t untuk variabel laten X 1 adalah 1,79 dan variabel laten X 2 adalah 0,47. Menurut Ghozali dan Fuad (2008), jika jumlah sampel 150, maka t test dilakukan menggunakan pembanding berupa t tabel pada tingkat signifikasi 5%. Dari tabel t product moment, didapatkan t tabel sebesar 1,67, sehingga dapat disimpulkan variabel X 1 memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Y, sementara variabel X 2 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Berdasarkan hasil pengembangan model struktural, dapat dihasilkan nilai loading dari parameter kesiapsiagaan industri manufuktur skala kecil yang perlu diprioritaskan dalam upaya peningkatan kesiapsiagaan industri manufaktur di kabupaten Bantul. Tabel 7. Nilai loading variabel kesiapsiagaan Prioritas Variabel Parameter Nilai loading 1 Y 5 Penahan atau pengkait fasilitas produksi, yang 0,95 mudah jatuh saat mendapat goncangan gempa 2 Y 4 Penerapkan perkuatan struktur bangunan 0,73 berdasarkan arahan dari fasilitator teknis atau ahli di bidang bangunan 3 Y 10 Rencana menghadapi kondisi tak terduga pada 0,58 usaha 4 Y 6 Apabila pemilik berhalangan, terdapat pengganti 0,45 yang siap menggantikan perannya 5 Y 8 Dukungan karyawan untuk pemulihan kembali 0,42 apabila mengalami dampak akibat bencana 6 Y 7 Asuransi fasilitas produksi dan atau bangunan 0,40 7 Y 3 Informasi dan pelatihan pencegahan terjadinya 0,36 bencana 8 Y 1 Rencana/kesepakatan prosedur evakuasi dan titik kumpul 0,26 Pengembangan kesiapsiagaan industi manufaktur skala kecil di kabupaten Bantul perlu didukung dengan adanya pengetahuan mengenai bencana alam bagi pemilik ataupun pengelola industri. Hal ini terlihat dari besarnya pengaruh variabel pengetahuan tentang bencana pada model persamaan struktural seperti ditunjukan pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai loading variabel pengetahuaan bencana Prioritas Variabel Parameter Nilai loading 1 X 13 Dampak potensial gempa bumi terhadap fasilitas 0,78 fisik dan bangunan 2 X 14 Tindakan penanggulangan dan pengurangan 0,78 risiko akibat bencana gempa bumi 3 X 12 Cara penyelamatan diri (evakuasi) saat terjadi 0,72 gempa bumi 4 X 11 Bahaya dan risiko bencana gempa bumi 0,70 Dikarenakan variabel BCP resource (X 2 ) tidak memiliki pengaruh yang besar dan signifikan terhadap peningkatan kesiapsiagaan industri manufaktur skala kecil di kabupaten Bantul. Kondisi ini membuat variabel BCP resource tidaklah perlu diprioritaskan pengembangan kesiapsiagaan. 130

IV. Kesimpulan 1. Kerangka kesiapsiagaan yang dikembangkan secara berurutan berdasarkan nilai loading meliputi parameter penahan atau pengkait pada fasilitas produksi (0,95), penerapkan perkuatan struktur bangunan (0,73), rencana menghadapi kondisi tak terduga pada usaha (0,58), terdapat pengganti yang siap menggantikan peran pemilik, jika berhalangan (0,45), dukungan karyawan untuk pemulihan kembali apabila mengalami dampak akibat bencana (0,36), asuransi fasilitas produksi dan atau bangunan (0,40), Informasi dan pelatihan pencegahan terjadinya bencana (0,36), rencana/kesepakatan prosedur evakuasi dan titik kumpul (0,26). 2. Variabel yang perlu dikembangkan untuk mendukung pencapaian kesiapsiagaan adalah pengembangan pengetahuan menghadapi bencana. Berdasarkan nilai loading, variabel yang perlu dikembangkan adalah pengetahuan tentang dampak potensial gempa bumi terhadap fasilitas fisik dan bangunan (0,78), pengatahuan tentang tindakan penanggulangan dan pengurangan risiko akibat bencana gempa bumi (0,78), pengetahuan tentang cara penyelamatan diri (evakuasi) saat terjadi gempa bumi (0,72), pengetahuan tentang bahaya dan risiko bencana gempa bumi (0,70). V. Daftar Pustaka [1] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi DIY, Bappeda Kabupaten Bantul dan UNDP, 2007, Laporan Perkembangan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, 2006-2007, Kabupaten Bantul, Bappeda Provinsi DIY, Bappeda Kabupaten Bantul dan UNDP, Bantul. [2] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul, 2011, Bantul Dalam Angka 2010, BPS Kabupaten Bantul, Bantul. [3] EPICC, 2003, Earthquake Planning For Business, EPICC dan ICLR, British Colombia. [4] FEMA, 1993, FEMA 141 : Emergency Management Guide for Business and Industry, FEMA. [5] FEMA, 2012, 2009 NEHRP Recommended Seismic Provisions: Design Examples, FEMA P-751, National Institute Building Science, Woshington. [6] Ghozali, Imam dan Fuad, 2008, Structural Equation Modeling, Edisi II, BP Universitas Diponegoro, Semarang. [7] NFPA, 2010, NFPA1600: Standard on Disaster/Emergency Management and Business Continuity Programs, National Fire Protection Association, Massachusetts. [8] Nugroho, Yohanes Anton, 2014, Kesiapsiagaan Industri Manufaktur Skala Kecil di Kabupaten Bantul Pasca Bencana Gempa Bumi 2006, Thesis, Magister Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia. [9] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. 131

132