Pengorganisasian dan Sosialisasi SPMI

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PERGURUAN TINGGI

Oleh: Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan 2012

PENGELOLAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

HAMBATAN/KENDALA YANG DIHADAPI DALAM MENERAPKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DIPERGURUAN TINGGI

PERAN SPMI BAGI PENINGKATAN KUALITAS PT

Dokumen Mutu SPMI Universitas Diponegoro

MANUAL MUTU SPMI (MANUAL MUTU = QUALITY MANUAL) Disampaikan oleh: Dr. Eming Sudiana, M.Si.

DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)

PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL. Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA

MANUAL STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

KRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu

Instrumen Evaluasi Diri Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi D1 : D2 : D3 : D4 : Sp1 : Sp2 : Sp3 : S1 : S2 : S3 :

SPMI Politeknik Negeri Jakarta

K E B I J A K A N S I S T E M P E N J A M I N M U T U I N T E R N A L S T I K E S H A R A P A N I B U J A M B I

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH

Kebijakan Nasional Sistim Penjaminan Mutu Internal

PENETAPAN STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PENETAPAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)

M A N U A L M U T U S I S T E M P E N J A M I N M U T U I N T E R N A L S T I K E S H A R A P A N I B U J A M B I

DAFTAR ISI. Daftar Isi... A. Manual Penetapan Standar. 1. B. Manual Pelaksanaan Standar.. 5. C. Manual Pengendalian Standar 8

PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

KEBIJAKAN SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

2016, No Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 201

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG

KATA PENGANTAR. menengah.

MANUAL MUTU MANUAL PENETAPAN STANDAR UNIVERSITAS NAROTAMA (MM-BPM-01)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

PEDOMAN MANUAL MUTU FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SYEKH MUHAMMAD NAFIS TABALONG

PENETAPAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

PENETAPAN STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN

PENETAPAN STANDAR PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENETAPAN STANDAR PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENETAPAN STANDAR PROSES PENELITIAN

Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi (Pengalaman Praktis di Universitas Warmadewa Denpasar)

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

BAB 7 KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN. Berdasarkan data yang diperoleh, data tersebut dianalisis atau diolah.

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

MANUAL MUTU INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL. Hal : 1/ 30. No. Dok: LPM.02. No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

MANUAL MUTU AKADEMIK

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Jl. Palembang-Prabumulih, km 32 Ogan Ilir Indralaya

KEBIJAKAN MUTU AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO

M. Budi Djatmiko Ketua Umum APTISI Pusat Ketua Umum HPT Kes Indonesia Pengaggas Akreditasi Mandiri dan Ketua LAM APTISI

BUKU PROSEDUR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

PENERAPAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) Titiek Widyastuti. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sosialisasi Permenristekdik0 No. 62 Tahun 2016 Tentang SPM Dik0

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

B A D A N P E N J A M I N A N M U T U

ISI SK KAK SPO TELUSUR

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

PENJAMINAN MUTU DALAM MEMBANGUN UPI SEBAGAI A LEADING AND OUTSTANDING UNIVERSITY. Oleh Sunaryo Kartadinata

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

Borang Klarifikasi dan Rencana Tindakan Koreksi

UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP KEBIJAKAN MUTU KEBIJAKAN SPMI

DAFTAR ISI. Halaman Muka... Kata Pengantar... Daftar Isi...

Kampus & Sekretariat Pendaftaran. Website :

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh: Tim Pengembang SPMI

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I. Pendahuluan. Manual Sistem Penjaminan Mutu Internal 1

AKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

36 BAB III. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

MANUAL MUTU SPMI STMIK BANI SALEH

BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

UNIVERSITAS PERJUANGAN BUKU I KEBIJAKAN SPMI

Laporan Rapat Tinjauan Manajemen November 2012

Transkripsi:

Pengorganisasian dan Sosialisasi SPMI Tim Pengembang SPMI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Pelaksanaan SPMI(1) Komitmen dari semua unsur dalam PT termasuk unsur Yayasan untuk PT yang diselenggarakan oleh masyarakat. Perubahan paradigma atau pola pikir dari paradigma yang selalu tergantung pada pengawasan dan pengendalian vertikal oleh Pemerintah, ke paradigma baru yaitu otonomi dalam melakukan pengawasan/pengendalian melalui SPMI oleh PT itu sendiri (internally driven).

Pelaksanaan SPMI(2) Perubahan sikap dari para pengelola PT yang semula bekerja tanpa standar dan tanpa memerhatikan visi PT, menjadi sikap yang konsisten pada standar, merencanakan apa yang akan dikerjakan dan mengerjakan apa yang telah direncanakan. Pengorganisasian SPMI, baik melalui pembentukan sebuah unit atau lembaga khusus SPMI atau dengan cara menyatukan/melekatkan pelaksanaan SPMI dalam manajemen PT, atau altenatif pengorganisasian lain.

PengorganisasianSPMI PT dapat mengimplementasikan SPMI melalui salah satu dari 3 (tiga) model yang lazim berikut: 1. Pengorganisasian implementasi SPMI melalui Unit Khusus SPMI 2. Pengorganisasian implementasi SPMI secara Terintegrasi / Embedded / melekat pada Manajemen PT 3. Pengorganisasian implementasi SPMI melalui Unit Khusus SPMI dan Embedded (gabungan)

PengorganisasianSPMI: Unit Khusus (1) Kekuatan: Lebih independen dan akuntabel Lebih berwibawa/disegani Lebih efektif Kelemahan: Perlu SDM khusus Perlu sarana dan prasarana Perlu alokasi dana cukup besar Memperbesar struktur organisasi PT dan dapat memperpanjang rantai birokrasi Secara psikologis dapat menimbulkan rasa kurang nyaman di kalangan SDM pada PT

PengorganisasianSPMI: Embedded (2) Kekuatan: Tidak perlu SDM ataupun sarana dan prasarana khusus sehingga relatif tidak perlu dana besar Fleksibel, secara psikologis membuat nyaman kalangan SDM Kelemahan: Kurang obyektif dan akuntabel Sulit mengkoordinasi pejabat struktural dari berbagai unit Pejabat kurang fokus melaksanakan SPMI Kurang berwibawa

PengorganisasianSPMI: Gabungan (3) Model gabungan dapat terjadi melalui salah satu mekanisme berikut: Awalnya membentuk Unit Khusus SPMI, lalu kemudian selewat beberapa waktu unit dihapus berganti menjadi cara embedded. Pada aras PT dibentuk Unit Khusus SPMI, pada aras unit pelaksana dilakukan dengan cara embedded.

Pedoman Membangun dan Melaksanakan SPMI (1) 1. Upayakan untuk memperoleh dukungan penuh dari otoritas PT (dan Yayasan). 2. Bentuk tim kerja ad hoc untuk mulai menyiapkan penyusunan dan pelaksanaan SPMI PT. 3. Lakukan studi kepustakaan dan studi banding bila perlu, agar tim memperoleh pengetahuan teoritis dan/atau praktis tentang SPMI PT. 4. Lakukan studi pelacakan lulusan dan/atau studi tentang kebutuhan atau tingkat kepuasan lulusan serta pengguna lulusan untuk mengetahui kebutuhan dan tuntutan pasar. 5. Himpun berbagai informasi dan saran dari stakeholders internal maupun eksternal PT. 6. Lakukan analisis SWOT untuk menilai kondisi riil PT saat ini, kemudian bandingkan dgn visi, misi, dan tujuan dari PT untuk mengetahui sejauh mana kondisi riil PT saat ini telah sejalan atau sesuai dengan visi, misi, dan tujuan tersebut.

Pedoman Membangun dan Melaksanakan SPMI (2) 7. Tim ad hoc mulai bekerja menyusun kebijakan, strategi, standar, dan manual SPMI dengan menggunakan semua bahan yg telah diperoleh dan dipelajari, serta menjadikan visi, misi, tujuan institusi sebagai dasar dari SPMI. 8. Dokumentasikan seluruh elemen dalam SPMI secara sistematis, untuk disahkan oleh otoritas PT. 9. Sosialisasikan seluruh dokumen SPMI kepada semua stakeholderds PT secara berkala, bertahap, sistematis dan berkelanjutan. 10. Bila perlu, lakukan uji coba pelaksanaan SPMI misal nya pada satu unit kerja dlm lingkungan PT. 11. Lakukan pelatihan SPMI bagi para pejabat struktural dan SDM lain secara berkala agar secara bertahap semakin banyak SDM pada PT yang paham tentang SPMI, serta keterkaitannya dengan SPME atau akreditasi. 12. Laksanakan SPMI secara konsisten pada semua aras agar terjadi internalisasi SPMI pada setiap unit, setiap individu.

Pedoman Membangun dan Melaksanakan SPMI (3) 13. Dokumentasikan seluruh rangkaian pelaksanaan SPMI, termasuk pencatatan tentang berbagai temuan di lapangan yang misalnya menyalahi atau melanggar isi standar, kegagalan pencapaian standar, kendala yang terjadi, saran tindakan korektif, tindak lanjut dari saran, dan sebagainya. 14. Lakukan evaluasi dan peningkatan SPMI itu sendiri sebagai sebuah sistem, yang dapat dilakukan secara internal ataupun eksternal. Hal ini tidak perlu dilakukan setiap tahun seperti evaluasi dan peningkatan standar dalam SPMI, melainkan dilakukan setelah berakhirnya suatu siklus SPMI sebagai sebuah sistem dalam kurun waktu 5 (lima) tahunan.

Kendala AdministratifPelaksanaan SPMI Ketiadaan dasar hukum (mis. SK Yayasan/Pimpinan PT) untuk menerapkan SPMI. Kebiasaan bekerja tidak berdasarkan standar yang terdokumentasi yang harus selalu dievaluasi dan dikembangkan. Keterbatasan SDM yang kompeten tentang SPMI, termasuk misalnya tenaga auditor internal. Lokasi kampus yang terpencar, dapat menyulitkan administrasi pelaksanaan SPMI, khususnya pada PT yang belum memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Pemahaman yang keliru dari pejabat struktural, dosen dan tenaga kependidikan yang mengartikan SPMI identik dengan ISO. Keterbatasan dukungan teknologi informasi sebagai salah satu motor penggerak demi keberhasilan implementasi SPMI PT.

Kendala OrganisatorisPelaksanaan SPMI Keterbatasan SDM yg memiliki komitmen dan pemahaman komprehensif serta benar tentang SPMI Keterbatasan pemahaman SPMI hanya pd para pejabat struktural, tidak pada semua SDM dan mahasiswa. Kesulitan dalam menentukan indikator keberhasilan implementasi SPMI yang terukur. Ketidakjelasan tupoksi di antara berbagai jabatan struktural sehingga terjadi tumpang tindih kewenangan, yang menyulitkan implementasi SPMI Keterbatasan sumber dana untuk membiayai persiapan, implementasi, evaluasi, dan pengembangan SPMI.

Kendala PsikologisPelaksanaan SPMI Resistensi dari SDM, misal sikap mengabaikan, menganggap remeh atau sinis terhadap SPMI. Komitmen yang rendah dari para stakeholders untuk mengimplementasikan SPMI secara terus menerus dan berkelanjutan. Kelemahan dalam komunikasi dan sosialisasi SPMI kepada para stakeholders. Kesulitan membangun budaya mutu di kalangan pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Kurangnya kesabaran, disiplin, ketegasan dan konsistensi dari pejabat struktural, termasuk mereka yang ditugasi secara khusus untuk melaksanakan dan mengembangkan SPMI. Sikap dan tindakan yang bersifat pragmatik dan materialistik dari pejabat struktural, dosen, maupun tenaga kependidikan.

Cara Mengatasi Kendala(1) Perlu contoh baik, keteladanan, kedisiplinan dan ketertiban administratif bagi SDM dan mahasiswa. Gunakan pendekatan personal dan persuasif, atau pendekatan sistem bila menghadapi penolakan. Galang dukungan dan jalin komunikasi yang baik dengan stakeholders, termasuk dengan Yayasan. Laksanakan sosialisasi SPMI secara berkelanjutan dengan mengeksplorasi kemungkinan penggunaan berbagai sarana sosialisasi yang tersedia. Buat tagline atau slogan yang dirumuskan scr singkat dengan bahasa sederhana, tetapi tepat sasaran untuk memotivasi semua dosen,tenaga kependidikan, dan mahasiswa agar bekerja sesuai dengan standar. Terapkan secara konsisten sistem rewards and punishment dalam rangka implementasi SPMI kepada semua unit kerja dan semua SDM.

Cara Mengatasi Kendala(2) Keterbukaan terhadap kemungkinan terjadinya perubahan atau dinamika dlm menyelenggarakan pendidikan tinggi sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing. Menyiapkan dan meningkatkan peran audit internal untuk menjamin tertib administrasi. Pelibatan sebanyak mungkin SDM dan mahasiswa ketika PT hendak menetapkan, memenuhi, mengevaluasi dan mengembangkan standar. Pendekatan bottom up atau upstream diyakini akan lebih efektif daripada pendekatan yang top down. PT dapat mencoba untuk memperoleh sertifikasi ISO dan/atau yang sejenis untuk mendukung aspek tertib administrasi SPMI.

SosialisasiSPMI (1) Metode sosialisasi SPMI antara lain: 1. Rapat pejabat struktural 2. Seminar, lokakarya, ceramah, sarasehan, atau kuliah umum 3. Diskusi formal maupun informal (dialog) dengan setiap dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa 4. Kunjungan rutin secara periodik ke setiap unit kerja 5. Acara seremonial seperti upacara, peresmian suatu kegiatan, dies natalis, wisuda, dsbnya. 6. Menetapkan hari atau bulan khusus yang didedikasikan untuk SPMI

SosialisasiSPMI (2) Alat / instrumen sosialisasi antara lain: 1. Pengumuman, pamflet, poster, selebaran 2. Baliho atau spanduk, piagam atau prasasti 3. Asesoris dengan logo, slogan atau jingle tentang SPMI, yang dapat dipakai seperti: dasi, pin, pulpen, buku agenda 4. Buku saku, news letter, bulletin, website, dll 5. Kotak saran 6. Radio kampus / radio mahasiswa

SosialisasiSPMI (3) Target sosialisasi adalah: Semua pejabat struktural, dosen, karyawan, mahasiswa Orang tua /wali mahasiswa Organisasi alumni, organisasi profesi, pengguna lulusan dan lain-lain

Terima kasih