HAMBATAN/KENDALA YANG DIHADAPI DALAM MENERAPKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DIPERGURUAN TINGGI
|
|
- Yenny Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Hambatan atau Kendala yang dihadapi Dalam Menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi HAMBATAN/KENDALA YANG DIHADAPI DALAM MENERAPKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DIPERGURUAN TINGGI YULIATI BASRI * *SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BIMA, WAKIL KETUA I SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BIMA Abstract HAMBATAN/KENDALA YANG DIHADAPI DAN PENANGGULANGANNYA DALAM MENERAPKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI OLEH YULIATI BASRI A. PENDAHLUAN a. Latar Belakang Mengacu kepada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi bahwa pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan. Pendidikan tinggi merupakan momentum atau titik awal untuk menciptakan karakter generasi yang siap juang dengan semangat tempur dalam budaya yang beraneka di masyarakat dunia, kekuatan generasi bangsa akan menjadi kuat ketiga pendidikan tinggi mampu melakukan peran strategisnya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan tinggi tersebar diseluruh penjuru Sabang sampai Marauke dengan karakter budaya yang beraneka ragam dengan sentuhan teknologi yang berbeda serta kemampuan sarana serta prasarana yang beragam membutuhkan suatu kesamaan mutu dan kualitas dalam pelaksanaan proses pelaksanaan pendidikan tinggi didaerah daerah dengan sistem penjaminan mutu yang mengakomodir perbedaan tersebut dalam rangka menyatukan langkah menuju pada daya saing bangsa dikancah internasional dalam era globalisasi yang serba cepat. Untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi di segala bidang, diperlukan pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghasilkan intelektual, ilmuwan dan/ atau profesional yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh serta berani
2 membela kebenaran untuk kepentingan bangsa. Penciptaan generasi tangguh dan berintelektual tinggi dengan tetap berdasar pada kearifan lokal bangsa dan negara tidak akan sulit dilaksanakan jika pendidikan tinggi menyediakan menu ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan karakter bangsa dan ini membutuhkan suatu jaminan mutu dan kualitas yang kelas tinggi namun berbudaya elegan sesuai dengan arahan undang-undang, dan untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan penataan pendidikan tinggi secara terencana, terarah dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek- aspek geografis dari keberadaan pendidikan tinggi termasuk pendidikan tinggi yang berlokasi di daerah daerah pun diharapkan bermutu dan relevan serta mampu menyelaraskan diri dalam mewujudkan pendidikan tinggi sehingga jaminan mutu merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar oleh pendidikan tinggi yang berlokasi didaerah-daerah diseluruh Indonesia. Mewujudkan keterjangkauan dan pemerataan dalam memperoleh pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan dengan kepentingan masyarakat bagi kemajuan, kemandirian serta kesejahteraan merupakan jaminan dasar oleh perguruan yang tinggi diseluruh Indonesia dalam melaksanakan dan menjalankan proses pendidikan dan pembelajaran yang ada. Pemerataan dalam pemenuhan pendidikan tidak hanya sekadar merata serta namun keterjangkauan dalam segala aspek pendidikan yang bermutu pun merupakan hal yang fundamental dari keberadaan perguruan tinggi didaerah dan pendidikan tinggi yang bernutu adalah pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan lulusan yang secara aktif mengembangkan potensinya dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Perguruan tinggi merupakan wadah atau penampung bagi seluruh warga untuk melanjutkan studi yang kejenjang yang lebih tinggi dan merupakan tempat terlahirnya para intelektual bangsa. Oleh karena itu konsep dan tujuan pendidikan tinggi harus sempurna dan jelas dalam penciptaan insan yang kuat, tangguh, teguh dan berani serta berkarakter dari dari konsep keinginan tersebut maka untuk mewujudkan tugas dari pendidikan tinggi yang besar maka pencapaian mutu pendidikan tinggi yang memenuhi bahkan melampaui standar nasional pendidikan tinggi dalam tridarma perguruan tinggi meliputi pengajaran, penelitian dan pengabdian merupakan hal yang harus segera dilakukan dalam rangka mengembangkan mutu pendidikan yang terencana dan berkesinambungan. b. Identifikasi Masalah Perlunya Penyusunan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perrguruan Tinggi Dari uraian latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi masalah tentang perlunya pendidikan yang memiliki jaminan mutu yang sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi dan penerapan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang perguruan tinggi antara lain Peraturam Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah sebagai berikut : Adanya sejumlah Pendidikan tinggi yang tersebar diseluruh penjuru Sabang sampai Marauke dengan karakter budaya yang beraneka ragam dengan sentuhan teknologi yang berbeda serta kemampuan n sarana serta prasarana yang beragam dan membutuhkan suatu kesamaan mutu dan kualitas dalam pelaksanaan proses pelaksanaan pendidikan tinggi. Adanya sebuah sistem penjaminan mutu yang mengakomodir perbedaan perbedaan pemahaman budaya dalam berbangsa dan bernegara yang bisa menyatukan langkah menuju pada daya saing bangsa dikancah internasional dalam era globalisasi yang serba cepat. Perlunya penciptaan generasi tangguh dan berinteklektual tinggi dengan tetap berdasar pada kearifan lokal bangsa dan negara yang sesuai dengan karakter bangsa dan jaminan mutu dan kualitas yang kelas tinggi namun berbudaya elegan sesuai dengan arahan undang-undang Pemerataan dalam pemenuhan pendidikan yang tidak hanya sekadar merata namun keterjangkauan dalam segala aspek pendidikan yang bermutu pun merupakan hal yang fundamental dari keberadaan perguruan tinggi didaerah Perguruan tinggi merupakan wadah atau penampung bagi seluruh warga untuk melanjutkan studi yang kejenjang yang lebih tinggi dan merupakan tempat terlahirnya para intelektual bangsa maka dibutuhkan suatu standar nasional jaminan mutu yang menjadi acuan minimal bagi perguruan tinggi seluruh Indonesia. B. Hasil dan Pembahasan Dalam menginplementasikan Sistem Jaminan Mutu Internal (SPMI) di Perguruan Tinggi tentunya tidak secara langsung dapat dilaksanakan dengan mudah namun hambatan dan kendala pun banyak ditemui oleh Perguruan Tinggi, oleh
3 karena itu dibutuhkan komitmen penuh dari seluruh elemen perguruan tinggi untuk melaksanakan SPMI dengan prinsip Otonom, Terstandar, akurasi, berencana dan berkelanjutan. Berikut Hambatan dan kendala yang sering dialami dan dijumpai dan menginplementasikan SPMI diperguruan Tinggi dan upaya yang bisa dilakukan oleh perguruan tinggi untuk mengatasi hal tersebut dengan penjelasan sebagai berikut : a. Hambatan/ Kendala Penyusunan Sistem Penjaminan Mutu Internal dalam penyusunan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut : a) Kurangnya pemahaman oleh seluruh civitas akademika dan seluruh tenaga kependidikan dalam Perguruan Tinggi sehingga menurunkan keterlibatan dalam proses pelaksanaan penjaminan mutu dalam sebuah perguruan tinggi. b) Adanya Kelemahan konsistensi, loyalitas serta komitmen dari otoritas PT dan seluruh perangkat dalam perguruan tinggi baik internal maupun perangkat external. Hal ini merupakan hal yang urgen karena jika kelemahan ini terjadi maka penyusunan dan implementasi SPMI menjadi tidak optimal sehingga Sikap dan pendapat bahwa tanggungjawab untuk menjamin, meningkatkan, dan membudayakan mutu hanya terletak pada Pimpinan atau para pejabat struktural, dan bukan pada setiap individu yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi. c) Adanya ketidaksesuaian pemikiran dan tindakan dalam perguruan tinggi misalnya antara pemilik yayasan dengan pengelola/manajemen dari perguruan tinggi juga akan menjadi pemicu tidak komitmennnya penyusunan dan implementasi SPMI. d) Kepemimpinan yang lemah dari Pejabat struktural dalam perguruan tinggi sehingga akan memberikan kesan ketidakmampuan dalam menginplementasikan SPMI dalam perguruan tinggi. e) Kurangnya Penopanan dasar hukum dalam melakukan penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) misalnya tidak adanya Surat Keputusan dari yayasan sehingga upaya yang dilakukan untuk pendapatkan dukungan penuh pelaksanaan SPMI dari semua elemen yang memiliki otoritas dalam perguruan tinggi menjadi tidak optimal dan ketiadaan serta lemahnya dasar hukum juga tidak memberikan kekuatan kepada perguruan tinggi untuk menjamin legalitas dan efektivitas pelaksanaan SPMI. f) Kurangnya sosialisasi dari seluruh dokumen SPMI kepada semua pemangku kepentingan dalam Perguruan Tinggi dengan secara intens, berkala, bertahap, sistematis dan berkelanjutan. g) Kurangnya pelatihan penyusunan SPMI bagi perguruan tinggi yang dilakukan secara berkala dan bertahap sehingga masih banyak perguruan tinggi yang belum paham tentang SPMI, serta keterkaitannya dengan SPME atau akreditasi. Serta sering timbul pemahaman yang salah dari pejabat struktural, dosen dan tenaga kependidikan yang mengartikan SPMI identik dengan Audit Mutu Akademik Internal. h) Kebiasaan sumber daya dan manajemen yang masih menganut pola pikir konvensional dan bekerja tidak berdasarkan standarisasi yang terpola dengan baik. Kebiasaan tersebut menjadikan elemen dalam perguruan tinggi hanya bekerja secara sendiri-sendiri dan tidak terkoneksi dengan penjaminan mutu yang terdokumentasi dengan baik. i) Adanya sumberdaya manusia dalam perguruan tinggi yang memiliki wewenang namun tidak jelas dalam melaksanakan Tugas dan fungsi pokok dari wewenang tersebut dalam perguruan tinggi dan mengerjakan tupoksi dengan tumpang tindih dengan wewenang juga akan menyulitkan implementasi SPMI dalam perguruan tinggi. j) Keterbatasan sumber daya yang memiliki kompeten tentang SPMI, baik dalam hal penyusunan maupun perancangan sampai pada evaluasi termasuk misalnya tenaga auditor internal karena penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi SPMI membutuhkan sumber daya yang komitmen, jujur dan handal. Keterbatasan ini akan memberikan kelemahan dalam merumuskan isi kebijakan, standar dan manual dalam SPMI, termasuk kelemahan dalam perumusan indikator keberhasilan yang terukur. k) Kurangnya kepemilikan sumber daya manusia oleh perguruan tinggi yang memiliki komitmen dan pemahaman tentang SPMI yang benar baik pada pejabat struktural maupun pada seluruh elemen dalam perguruan tinggi termasuk mahasiswa dan tenaga kependidikan yang dimiliki. l) Rendahnya dukungan teknologi informasi khususnya bagi perguruan tinggi yang masih tersebar dipelosok negeri yang memiliki akses transportasi yang sangat terbatas karena teknologi informasi merupakan salah satu aspek penting yang akan menggerakkan pelaksanaan SPMI di perguruan tinggi. m) Ketersediaan dana yang kurang untuk melakukan pembiayaan persiapan, implementasi, evaluasi, dan pengembangan SPMI sehingga menyebabkan kurang komitmen perangkat dalam perguruan tinggi dalam implementasi
4 SPMI termasuk ketidak-siapan sarana dan prasarana di bidang teknologi informasi. n) Sulitnya perguruan tinggi melakukan pengukuran dan penentuan instrumen keberhasilan pelaksanaan SPMI sehingga dapat menimbulkan gerakan menjadi acuh dan meremehkan pelaksanaan dari SPMI. o) Adanya ketidakmampuan dari sumberdaya manusia dalam perguruan tinggi yang tidak atau kurang bisa memahami tentang SPMI secara utuh dan benar sehingga akan memunculkan budaya penolakan terhadap setiap perubahan, termasuk perubahan ke arah perbaikan mutu. p) Kurangnya sosialisasi terhadap pentingnya SPMI pada perguruan tinggi sehingga seluruh elemen dalam perguruan tinggi termasuk seluruh pemangku kepentingan, akan melakukan cenderung lebih apatis bahkan menolak adanya perupahan pola dalam penjaminan mutu bahkan termasuk juga kesalahan dalam penyusunan dan implementasi SPMI. q) Adanya rasa ketidak-pedulian dari para pemangku kepentingan internal dan external tentang pentingnya penjaminan mutu dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi untuk memperoleh dan memperkuat kepercayaan masyarakat dan stakeholder terhadap perguruan tinggi. b. Upaya Penanggulangan Kendala dalam Penyusunan Sistem Penjaminan Mutu Internal dalam penyusunan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima adalah sebagai berikut : a) Dalam penyusunan SPMI selalu berusaha Mengupayakan untuk memperoleh dukungan penuh dari seluruh elemen perguruan tinggi yang memiliki otoritas dalam perguruan tinggi termasuk yayasan dan pemakai lulusan. b) Membentuk tim kerja yang solid, loyal dan berkomitmen untuk memulai menyiapkan perencangan dan penyusunan serta pelaksanaan SPMI PT. c) Pada saat Tim kerja mulai bekerja menyusun kebijakan, strategi, standar, dan manual SPMI dengan menggunakan semua bahan yang telah diperoleh dan dipelajari, serta menjadikan visi, misi, tujuan institusi sebagai payung dari SPMI PT tersebut maka seluruh elemen pemangku kepentingan baik internal dan mapun external harus mendukung secara nyata dan penuh dalam rangka suksenya penyusunan SPMI. d) Melakukan pendokumentasian seluruh kegiatan dan seluruh elemen dalam SPMI perguruan tinggi secara sistematis dan terencana, untuk disahkan oleh otoritas PT yang bersangkutan. e) Melakukan suatu studi kepustakaan tentang hal hal yang berkaitan dengan perencangan dan penyusunan serta pelaksanaan SPMI PT dalam rangka memberikan ilmu dan motivasi kepada tim kerja penyusun SPMI. f) Bagi seluruh perangkat/unit kerja dan semua sumberdaya manusia dalam perguruan tinggi yang secara konsisten, loyal dan komitmen melaksanakan dan menginplementasikan SPMI dalam kegiatan rutinitas sehari-hari diberikan sistem rewards and punishment dalam rangka memacu dan memberikan semangat dalam mengimplementasi SPMI. g) Melakukan suatu studi banding di perguruan tinggi yang memiliki nama dan sistem SPMI yang baik, agar tim memperoleh pengetahuan teoritis dan/atau praktis tentang SPMI PT. h) Melakukan suatu studi pelacakan lulusan untuk mengetahui seberapa jauh dan besar lulusan bisa terserap didunia kerja dan bisa berkompetisi di dunia kerja untuk menjadi referensi penyusunan SPMI perguruan tinggi sehingga kelebihan dan kekurangan kurikulum dan pembelajaran perguruan tinggi bisa diketahui dan dipahami dengan baik. i) Melakukan studi tentang kebutuhan atau tingkat kepuasan lulusan serta pengguna lulusan untuk mengetahui kebutuhan dan tuntutan pasar. j) Melakukan pertemuan secara rutin dan intens serta berkala antara tim kerja penyusun SPMI dengan semua stakeholder dan civitas akademika serta pejabat struktural yang memiliki kaitan dengan penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan peingkatan SPMI perguruan tinggi dalam rangka menampung dan menyelesaikan kendala dan masalah yang dihadapi dalam SPMI perguruan tinggi. k) Melakukan senantiasa pengujian secara kecil-kecilan pada setiap langkah dalam penyusunan dan pelaksanaan SPMI pada satuan/bagian unit kerja dalam perguruan tinggi tanpa ada pemberitahuan sebelumnya misalnya sidak penyusunan dan pelaksanaan SPMI oleh pejabat internal perguruan tinggi. l) Membuat suatu kotak saran untuk menghimpun seluruh informasi dan dan saran serta kritik yang membangun dari para pemiliki kepentingan didalam dan diluar perguruan tinggi agar sistem ini secara serentak dan terintegrasi secara nyata dan sempurna. m) Membuat semboyan yang dirumuskan secara singkat dengan bahasa sederhana, tetapi tepat sasaran untuk memotivasi semua dosen,tenaga kependidikan, dan mahasiswa agar bekerja sesuai dengan standar yang digariskan dalam SPMI perguruan tinggi mulai dari pelaksanaan, penyusunan dan evaluasi
5 serta peningkatan pada SPMI. n) Melakukan analisis - analisis secara mendalam misalnya analisis SWOT untuk menilai kondisi riil perguruan tinggi dan diselaraskan dan dibandingkan visi, misi, dan tujuan dari PT untuk mengetahui sejauh mana kondisi riil PT saat ini telah sejalan atau sesuai dengan visi, misi, dan tujuan tersebut. o) Senantiasa memberikan pemahaman kepada seluruh perangkat dalam perguruan tinggi bahwa SPMI itu sendiri sebagai sebuah sistem yang utuh, yang dapat dilakukan secara internal ataupun eksternal. p) Senantiasa melakukan penilaian dan peningkatan mutu terhadap SPMI secara berkala dan juga melakukan penilaian SPMI setelah misalnya berakhirnya siklus SPMI sebagai sebuah sistem utuh dalam kurun waktu 5 (lima) tahunan. q) Seluruh elemen dalam Perguruan tinggi harus memiliki Keterbukaan terhadap kemungkinan terjadinya perubahan atau dinamika dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta wewenang masing-masing. r) Perguruan tinggi harus selalu melibatkan sebanyak mungkin sumberdaya manusia dan mahasiswa ketika akan melakukan, menetapkan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengembangkan berbagai standar. s) Tim Kerja harus selalu menggunakan pendekatan kepada seluruh elemen dalam perguruan tinggi secara lebih efektif dan efisien dengan tetap mempertahankan komitmen dan loyalitas serta kemauan dari dalam internal dalam melakukan penyusunan dan implementasi dari SPMI dari perguruan tinggi tersebut. t) Perguruan tinggi harus selalu meyiapkan dan meningkatkan peranan dari audit internal dalam rangka menjamin terlaksananya implementasi SPMI secara optimal dan menyeluruh dalam sistem. C. PENUTUP Dengan berbagai macam masalah, kendala dan hambatan yang dimiliki dalam penyusunan dan pelaksanaan SPMI perguruan tinggi tidak menjadikan mundur bahkan pemicu dan perangsang dalam memberikan motivasi untuk membangun budaya mutu yang lebih baik pada perguruan tinggi menuju pada pembangunan budaya mutu pendidikan tinggi yang sesuai dengan standar tingkat nasional. Dengan sistem Mutu yang dijalankan oleh perguruan tinggi yang sesuai dengan prinsip SPMI yaitu Otonom, terstandar, akurasi, berencana dan berkelanjutan maka keberadaan SPMI diperguruan Tinggi akan menjadikan perguruan tinggi menghasilkan kualitas lulusan yang bermutu sesuai dengan amanat dan harapan undang-undang. Pembangunan budaya mutu merupakan sebuah keharusan sebagaimana slogan bapak pendidikan Republik Indonesia yaitu bapak KI Hajar Dewantara dengan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangungkarso dan Tut Wuri Handayani. Dorongan pembudayaan mutu dalam perguruan tinggi menjadi momentum awal menuju perguruan tinggi yang berkualitas sesuai dengan Amanat Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi dan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PERGURUAN TINGGI
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PERGURUAN TINGGI Pedoman, Kendala dan Cara Mengatasi Kendala Pedoman dan Kendala SPMI 1 PEDOMAN UNTUK MEMBANGUN DAN MELAKSANAKAN SPMI (1) Upayakan untuk memperoleh dukungan
Lebih terperinciPengorganisasian dan Sosialisasi SPMI
Pengorganisasian dan Sosialisasi SPMI Tim Pengembang SPMI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pelaksanaan SPMI(1) Komitmen dari semua
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN KERJA
PANDUAN PELAKSANAAN KERJA ii LEMBAR PENGESAHAN PANDUAN PELAKSANAAN KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : PPK/UMNAw/LPM/05/01-01 Revisi : 01 Tanggal : 10
Lebih terperinciPENERAPAN GOOD GOVERNANCE
PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM TATA KELOLA PENYELENGGARAAAN DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA YANG BERBASIS PELAYANAN Oleh Dr. I Nyoman Gede Remaja, S.H., M.H. 3 Abstrak: Dalam era globalisasi yang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. menengah.
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciDOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)
DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON 2017 I. Visi, Misi dan Tujuan VISI Menjadi Program Studi DIII Keperawatan Yang Berdaya Saing Nasional, berlandaskan
Lebih terperinciOleh: Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi dan Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Oleh: Tim Pengembang
Lebih terperinciKEBIJAKAN SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
Halaman : 1 dari 19 POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN Proses 1. Perumusan 2. Pemeriksaan & Persetujuan Penanggung Jawab Nama Jabatan Tanda Tangan Kebijakan: Manajemen Puncak (Dir + Wadir) Senat Tanggal 4. Pengesahan
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... i ii iv vi BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN STMIK PRABUMULIH... 4 2.1 Visi STMIK
Lebih terperinciK E B I J A K A N S I S T E M P E N J A M I N M U T U I N T E R N A L S T I K E S H A R A P A N I B U J A M B I
K E B I J A K A N S I S T E M P E N J A M I N M U T U I N T E R N A L S T I K E S H A R A P A N I B U J A M B I L E M B A G A P E N J A M I N M U T U S T I K E S H A R A P A N I B U J A M B I Halaman
Lebih terperinciKEBIJAKAN MUTU AKADEMIK
Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KM-AAYKPN Kebijakan Mutu 01-Tanpa 24 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Revisi KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun Oleh
Lebih terperinciBADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
MANUAL SPMI UNIVERSITAS NGUDI WALUYO BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO MANUAL SPMI 1 dari 7 A. TUJUAN DAN MAKSUD MANUAL SPMI Penjaminan mutu Perguruan Tinggi adalah proses penetapan dan pemenuhan
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN. Berdasarkan data yang diperoleh, data tersebut dianalisis atau diolah.
BAB 7 KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN Pada Bab VII ini akan dideskripsikan kesimpulan akhir penelitian, rekomendasi yang dapat diberikan dalam rangka pemecahkan masalah penelitian,
Lebih terperinciKEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG
KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG FEBRUARI 2016 UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN SPMI Kode : 01/SPMI/PPM/II/2016
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Paparan hasil penelitian sebagaimana terdapat dalam bab IV telah memberikan gambaran yang utuh terkait implementasi SMM ISO di UIN Maliki Malang. Berikut disajikan beberapa
Lebih terperinciKEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA
KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH BESAR 2013 Universitas Abulyatama KEBIJAKAN SPMI UNIVERSITAS ABULYATAMA Nomor:../. /..
Lebih terperinciSTANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung STANDAR MUTU Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Program Studi S1 Teknik Elektro Halaman : 1 dari 10 Penanggung Jawab Proses Nama Jabatan
Lebih terperinciDokumen Mutu SPMI Universitas Diponegoro
(f) Dokumen Mutu SPMI Universitas Diponegoro Mutu Pendidikan (LP2MP) E-1 Dokumen Penjaminan Mutu 1. Kebijakan SPMI Undip 2. Manual Penetapan Standar SPMI Undip 3. Manual Pelaksanaan Standar SPMI Undip
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... i ii iv vi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penyusunan Manual SPMI STMIK Prabumulih... 1 1.2
Lebih terperinciBUKU PROSEDUR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
BUKU PROSEDUR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL I II BUKU PROSEDUR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : PM/UMNAw/LPM/04/01-01 Revisi : 01 Tanggal
Lebih terperinciOleh: Tim Pengembang SPMI, Ditjen Dikti, Kemdikbud
Kebijakan Nasional Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi dan Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Muka... Kata Pengantar... Daftar Isi...
DAFTAR ISI Halaman Muka... Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii iii 1. Manual Penetapan Standar SPMI Universitas Almuslim... 1 2. Manual Pelaksanaan Standar SPMI Universitas Almuslim... 6 3. Manual Evaluasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk
Lebih terperinciKERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD.
KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU 2016-2020 SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 Page1 Kerangka Kerja SPM 2016-2020 Page 1 Kerangka Kerja Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad 2016-2020
Lebih terperinciBUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL i ii BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : KM/UMNAw/LPM/01/01-01 Revisi : 02 Tanggal
Lebih terperinciSistem Penjaminan Mutu Internal ( SPMI)
Hal : 1 dari 32 Penanggung Jawab Proses Jabata Nama n 1. Perumusan Enny HartiniNgsih, SST Ka. UPM Tanda Tangan Tanggal 2. Pemeriksaan Joko Sapto Pramono, S.Kp.,MPHM Pudir I 3. Persetujuan Drs. H. Lamri,
Lebih terperinciPPMI ( Pusat Penjaminan Mutu )
PPMI ( Pusat Penjaminan Mutu ) Pusat Penjaminan Mutu Internal (PPMI) Akbid Bhakti Putra Bangsa Purworejo (selanjutnya Akbid Purworejo) yang berada dan bertanggung jawab kepada Direktur bertugas untuk mengkoordinir,
Lebih terperinciPERAN SPMI BAGI PENINGKATAN KUALITAS PT
PERAN SPMI BAGI PENINGKATAN KUALITAS PT Oleh : Titiek Widyastuti disampaikan pada : Penyamaan Persepsi SPMI bagi Badan Penyelenggara dan PTS d lingkungan Kopertis Wilayah V 21 Februari 2017 Undang-Undang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan
Lebih terperinciSTMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR
DOKUMEN STMIK-KJM/KM KEBIJAKAN SPMI Dirumuskan oleh :Tim Manual Mutu STMIK Revisi : 00 Tanggal : - Tanda Tangan Diperiksa oleh : Kepala Kantor Jaminan Mutu Hartati Ratna Juita, M.Pd Tanda Tangan Ditetapkan
Lebih terperinciM A N U A L M U T U S I S T E M P E N J A M I N M U T U I N T E R N A L S T I K E S H A R A P A N I B U J A M B I
M A N U A L M U T U S I S T E M P E N J A M I N M U T U I N T E R N A L S T I K E S H A R A P A N I B U J A M B I L E M B A G A P E N J A M I N M U T U S T I K E S H A R A P A N I B U J A M B I PENETAPAN
Lebih terperinci1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT
1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 5. Tatapamong prodi yang efektif 6. Pengembangan tatapamong prodi S1 PGSD
Lebih terperinciKA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun
KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI Tahun 2016-2020 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI TAHUN 2016-2020 KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI
Lebih terperinciUNIVERSITAS SRIWIJAYA Jl. Palembang-Prabumulih, km 32 Ogan Ilir Indralaya
Halaman : 1 dari 13 KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013 Halaman : 2 dari 13 Halaman : 3 dari 13 Halaman : 4 dari 13 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Penjaminan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep mutu telah menjadi suatu kenyataan dan fenomena dalam seluruh aspek dan dinamika masyarakat global memasuki persaingan pasar bebas dewasa ini. Jika sebelumnya
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan sistematis sehingga pihak
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan sistematis sehingga pihak
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan sistematis sehingga pihak
Lebih terperinciSTANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian
STANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program
Lebih terperinciKementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kebijakan Nasional Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Dan Sistem Penjaminan Mutu internal Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi dan Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Tentang Sistem
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan sistematis sehingga pihak
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan
Lebih terperinci2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.
A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional
Lebih terperinciBEBERAPA CATATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN ISI UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI PIJAKAN PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
BEBERAPA CATATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN ISI UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI PIJAKAN PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Oleh: Anang Priyanto * Tujuan dikeluarkannya UU Pendidkan Tinggi Meskipun
Lebih terperincisehingga tonggak-tonggak capaian dalam bentuk strategi dan program ke arah pencapaian visi dan misinya dicapai secara berkesinambungan.
RINGKASAN EKSEKUTIF Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) secara resmi berdiri pada tanggal 15 Februari 1961 berdasar Akte Notaris R Kadiman Nomor 62 tahun 1962, dengan nama Universitas Prof. Dr. Moestopo
Lebih terperinciBAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag
MANUAL MUTU INTERNAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK TAHUN 2015-2019 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas 2015 Manual Mutu FISIP Tahun 2015-2019 1 BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL
Lebih terperinciFORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI. Penilaian Dokumen Perorangan. Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :...
FORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Dokumen Perorangan Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :... Tanggal :... No. 1 1.1 2 1.2 3 1.3.1 4 1.3.2 5 2.1.1 6 2.1.2 7 2.1.3
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciKEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
Halaman : i dari 21 KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STANDAR DAN MANUAL STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Halaman : ii dari 21 KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah yang kuat merupakan suatu kekuatan yang dapat menyatukan tujuan, menciptakan motivasi, komitmen dan loyalitas seluruh warga sekolah, serta memberikan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan
Lebih terperinciSPMI Politeknik Negeri Jakarta
Politeknik Negeri Jakarta SATUAN PENJAMINAN MUTU Jln. Prof. Dr.G.A. Siwabessy, Kampus UI Depok 16425 Telephone : (021) 7270036, Hunting, Fax (021) 7270034 No: KM/PNJ//111 Halaman: 1 dari 15 1. Visi, Misi
Lebih terperinciPANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMETAAN DAN EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Penjaminan Mutu PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMETAAN DAN EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM PENJAMINAN
Lebih terperinciAKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH
Versi 18 Mei 2016 BAN-PT AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH MATRIKS BORANG DAN EVALUASI-DIRI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI 2016 DAFTAR ISI halaman DAFTAR ISI ii MATRIKS
Lebih terperinci1.2 Dasar Hukum Dasar hukum implementasi Sistem Penjaminan Mutu (SPM) Dikti adalah UU Dikti. Didalam UU Dikti terdapat pasal-pasal yang relevan
KATA PENGANTAR Upaya peningkatan mutu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan ibu (STIKES HI) Jambi dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) STIKES HI dengan mengemban tugas utama adalah sebagai pelaksana
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
SM SPMI Hal : 1/8 1 Judul STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 03 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/8 2 Lembar Pengendalian
Lebih terperinciManual Mutu Akademik UNIVERSITAS SAMUDRA
Manual Mutu Akademik UNIVERSITAS SAMUDRA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI LEMBAGA PENELITIAN, PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS SAMUDRA 2017 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan semata-mata bukan hanya tanggungjawab pemerintah pusat tetapi pemerintah daerah dan masyarakat, begitu juga dalam hal pembiayaan
Lebih terperinciDESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN
1 DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN Visi misi prodi S1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) sebagaimana tercantum pada Keputusan Dekan Fakultas
Lebih terperinciSTANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian
STANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan sistematis sehingga pihak
Lebih terperinciMANUAL PENETAPAN STANDAR MUTU
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung STANDAR MUTU Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Program Studi S1 Teknik Elektro Halaman : 1 dari 4 STANDAR MUTU Penanggung Jawab Proses
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan
Lebih terperinciPEDOMAN STANDAR AKADEMIK STMIK SUMEDANG
PEDOMAN STANDAR AKADEMIK STMIK SUMEDANG SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) SUMEDANG DITETAPKAN DI SUMEDANG, 19 AGUSTUS 2014 OLEH KETUA STMIK SUMEDANG SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I
BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan
Lebih terperinciSTIE INABA DOKUMEN SPMI KEBIJAKAN MUTU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN (STIE INABA) Penanggung Jawab Tanda Tangan
STIE INABA Kode/Nomor: SPMI INABA/KaMut/014-02 Tanggal: 14 November 2016 DOKUMEN SPMI Revisi: 4 Halaman: 1 dari 28 KEBIJAKAN MUTU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN (STIE INABA) Proses Jabatan
Lebih terperinciKEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
Halaman : i dari 19 KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STANDAR DAN MANUAL STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN Halaman : ii dari 19 KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan sistematis sehingga pihak
Lebih terperinciMANUAL PENETAPAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG
MANUAL PENETAPAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INTERNAL AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I : PENDAHULUAN A. Visi...
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan sistematis sehingga pihak
Lebih terperinciB A D A N P E N J A M I N A N M U T U
Universitas Respati Yogyakarta Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : 0274-488 781 ; 489-780 Fax : 0274-489780 B A D A N P E N J A M I N A N M U T U UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dibahas beberapa hal pokok yang mencakup 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) ruang lingkup penelitian,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di
I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Untuk itu dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan sistematis sehingga pihak
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 08 SEMARANG 2O16 Standar Kompetensi Lulusan Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas
Lebih terperinciKEBIJAKAN MUTU SPMI STMIK BANI SALEH
Jalan Mayor Hasibuan No. 68 Bekasi 17113 Telp.021.8800992 KEBIJAKAN MUTU SPMI STMIK BANI SALEH Website : www.stmik.banisaleh.ac.id Email : stmik@stmik.banisaleh.ac.id Jalan Mayor Hasibuan No. 68 Bekasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017 i KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN Secara umum, penjaminan mutu dapat didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten, berkelanjutan, dan
Lebih terperinciLAPORAN EVALUASI PELATIHAN
LAPORAN EVALUASI PELATIHAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 LAPORAN EVALUASI PELATIHAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL TAHUN AKADEMIK BADAN PENJAMINAN MUTU UNVERSITAS GUNADARMA
Lebih terperinciPENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS Konstantinus Dua Dhiu, 2) Nikodemus Bate Program Studi Pendidikan Guru PAUD, STKIP Citra Bakti, NTT 2) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciMANUAL MUTU SPMI (MANUAL MUTU = QUALITY MANUAL) Disampaikan oleh: Dr. Eming Sudiana, M.Si.
MANUAL MUTU SPMI (MANUAL MUTU = QUALITY MANUAL) Disampaikan oleh: Dr. Eming Sudiana, M.Si. Pelatihan SPMI, Auditor SPMI, dan Akreditasi Prodi Universitas Perjuangan Tasikmalaya, 3-7 Agustus 2016 Dokumen
Lebih terperinciKebijakan Nasional Sistim Penjaminan Mutu Internal
Kebijakan Nasional Sistim Penjaminan Mutu Internal Oleh: Tim SPMI, KOPERTIS III KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KOPERTIS III JAKARTA 2016 ... masih banyak perguruan tinggi yang ingin
Lebih terperinciMANUAL SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
MANUAL SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KODE : TGL BERLAKU : UNIT KERJA : Bagian Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama (BAKPK) BERLAKU PADA UNIT KERJA : 1. Jurusan
Lebih terperinciStandar Proses Pembelajaran. Standar Isi. Lulusan. Peserta didik. Lingkungan. Standar Pembiayaan. Standar Sar. & Pras.
SUPERVISI AKADEMIK DALAM KAITANNYA DENGAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (Makalah disampaikan pada Workshop Penjaminan Mutu) Para Kepala Sekolah Se Kabupaten Karangasem 28 Oktober 2006 ---------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 74/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR KURIKULUM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 74/KEP/UDN-01/VII/2007 tentang STANDAR KURIKULUM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang : 1. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciAKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT) KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI o o o o o Anggota tim yang kurang cakap Data menyebar, sehingga sulit untuk dikumpulkan Data base yang jelek Sulit mengumpulkan
Lebih terperinciI. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia
I. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia dapat melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
Lebih terperinciSTANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA
STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA MMTC YOGYAKARTA 2015 STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA
Lebih terperinci1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.
1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran
Lebih terperinci- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA
- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA I. UMUM Salah satu tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciBAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK
BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat
Lebih terperinciABDURAHMAN ADISAPUTERA BAN-PT
ABDURAHMAN ADISAPUTERA BAN-PT 1 BSNP SNPT PD Dikti PT/DIKTI SPMI DIKTI SPME Akreditasi BAN-PT PERANCANGAN IMPLEMENTASI 2 SPMI = Sistem Penjaminan Mutu Internal SPME = Sistem Penjaminan Mutu Eksternal CQI
Lebih terperinciPANDUAN PENGISIAN INSTRUMEN AUDIT MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MALANG
UNIVERSITAS ISLAM MALANG Kode :UNISMA-PPM.02.05.15 Tanggal : 25 Mei 2015 PANDUAN PENGISIAN INSTRUMEN AUDIT MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MALANG Revisi : 1 Halaman : 1 dari 41 PANDUAN PENGISIAN INSTRUMEN
Lebih terperinciJakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN
RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bagi suatu bangsa, peningkatan kualitas pendidikan sudah seharusnya menjadi prioritas pertama. Kualitas pendidikan sangat penting artinya, sebab hanya manusia
Lebih terperinciKEBIJAKAN MUTU SPMI STMIK BANI SALEH
Jalan Mayor Hasibuan No. 68 Bekasi 17113 Telp.021.8800992 KEBIJAKAN MUTU SPMI STMIK BANI SALEH Website : www.stmik.banisaleh.ac.id Email : stmik@stmik.banisaleh.ac.id Jalan Mayor Hasibuan No. 68 Bekasi
Lebih terperinci