ANALISIS KINERJA PROSES DAN PRODUK DENGAN PENDEKATAN METODOLOGI SIX SIGMA (DMAIC) UNTUK PRODUK TEH BOTOL PADA PT XYZ

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PENERAPAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI PRODUK DEFECT PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET)

PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Abstrak.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

Usulan Penerapan Metodologi DMAIC untuk Meningkatkan Kualitas Berat Produk di Lini Produksi Filling (Studi Kasus: PT Java Egg Specialities)

3.1 Persiapan Penelitian

Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh Zubdatu Zahrati Dosen Pembimbing : Dra.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena

IDENTIFIKASI DAN SIMULASI FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUK BOTOL KONTAINER DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PT INDOVASI PLASTIK LESTARI

BAB 2 LANDASAN TEORI

USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TEH HIJAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPABILITAS PROSES DALAM PENENTUAN LEVEL SIGMA DAN DPMO

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

ANALISIS PENDEKATAN SIX SIGA SEBAGAI PEREDUKSI KECACATAN PRODUK HERBISIDA CAIR 1 LT (Studi Kasus : PT. Bayer Indonesia - Surabaya)

BAB V HASIL DAN ANALISA

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERTAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PABRIK KERTAS Y

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data hasil pengecekan kualitas dalam bentuk bihun jagung pada periode bulan

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

PERBAIKAN PROSES STRIPING DENGAN METODE DMAIC PADA PT SIP

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Journal of Industrial and Manufacture Engineering

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN ANALISIS

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

KAJIAN SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PADA BAGIAN PENGECEKAN PRODUK DVD PLAYERS PT X

PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA

PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PROSES PRODUKSI BAN DALAM MOBIL (Studi Kasus Pada PT. United Kingland)

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

Universitas Bina Nusantara

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

Analisis Six Sigma untuk Mengurangi Jumlah Cacat di Stasiun Kerja Sablon (Studi Kasus: CV. Miracle)

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS)

PENGENDALIAN CACAT PRODUK DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PROSES PACKING SEMEN UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT KANTONG PECAH DENGAN METODE SIX SIGMA DMAIC

USULAN PENGURANGAN JUMLAH PRODUK CACAT PADA CAT MELAMINE DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. P

BAB II LANDASAN TEORI. ditetapkan. Gasper (2008:1) mendefiniskan kualitas sering kali diartikan

PENINGKATAN MUTU PRODUK KAIN GREY DI CV X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DMAIC

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK VERSABOARD DI PT BAKRIE BUILDING INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

deduktif. Kajian induktif adalah kajian pustaka yang bermakna untuk menjaga

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA PROSES DAN PRODUK DENGAN PENDEKATAN METODOLOGI SIX SIGMA (DMAIC) UNTUK PRODUK TEH BOTOL PADA PT XYZ Gunawarman Hartono 1 ; Tri Nugroho Putro ; Ferdy Farhan 3 ; Rizky Fitrianingtyas 4 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480 guna@binus.edu; ferdy_farhan@yahoo.com ABSTRACT PT XYZ is the pioneer company in Indonesia and the World which produces bottled tea beverage products. The company always strives to improve quality, especially in minimizing nonstandard products that occur in every process of production. Therefore the company needs corrective action to reduce the variations of non-standard products that occur on each process. In this study, the author uses Six Sigma methodology with an improvement model Define-Measure- Analyze-Improve-Control (DMAIC) to analyze process and product performance bottled tea at PT XYZ. By applying this methodology, the process and product performance of the company expected to increase and reach the higher level of sigma. Keyword: Six Sigma, DMAIC, Non-Standard Products, Process Capability, and Sigma Level. ABSTRAK PT XYZ merupakan pelopor perusahaan di Indonesia dan Dunia yang memproduksi produk minuman teh dalam kemasan. Dalam perkembangan bisnisnya, perusahaan selalu berupaya meningkatkan kualitas khususnya dalam penanganan produk non-standar yang terjadi di tiap proses produksi. Untuk itu diperlukan tindakan perbaikan dalam menurunkan variasi yang timbul pada tiap proses untuk menurunkan jumlah produk non-standar harian yang dihasilkan. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metodologi Six Sigma dengan model perbaikan Define- Mesure-Analyze-Improve-Control (DMAIC) untuk menganalisis kinerja proses dan kinerja produk Teh Botol pada PT XYZ. Dengan penerapan metodologi tersebut, diharapkan perbaikan kinerja proses dan produk dapat meningkatkan kualitas perusahaan menuju tingkat kinerja kualitas 6- Sigma. Kata kunci: Six Sigma, DMAIC, Produk Non-Standar, Kapabilitas Proses, dan Tingkat Sigma. 58 INASEA, Vol. 11 No.1, April 010: 58-69

PENDAHULUAN Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dalam dunia industri baik dari sektor manufaktur dan jasa telah mengalami perubahan dan perkembangan. Tiap perusahaan saling berkompetisi untuk memenangkan persaingan dan mendapatkan pangsa pasar baik lokal maupun internasional. Dalam pencapaian visi dan misi perusahaan, PT XYZ terus berupaya untuk meningkatkan produksi dan peningkatan kualitas baik dari sistem manajemen mutu yang diterapkan maupun kualitas dari produk yang dihasilkan. Hingga saat ini, PT XYZ terus berupaya mengembangkan metode dalam upaya peningkatan kualitas produk yang dihasilkan. Upaya tersebut terus dilakukan guna mengurangi variasi terhadap ketidaksesuaian produk terhadap ekspektasi pelanggan. Perlu kita ketahui bahwa harapan pelanggan saat ini sangatlah bervariasi, sehingga continous improvement dalam hal pencapaian kesesuaian produk terhadap persepsi pelanggan harus menjadi dasar dari setiap tindakan perusahaan dalam melakukan pengendalian dan perbaikan kualitas produk yang dihasilkannya. METODE Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan upaya pengendalian kualitas. Salah satunya adalah dengan menerapkan pendekatan Six Sigma yang merupakan strategi peningkatan kualitas yang berfokus pada pemenuhan persyaratan pelanggan. Six Sigma merupakan sebuah metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas yang diterapkan Motorola sejak tahun 1986. Penggunaan metode ini telah berhasil meningkatkan perusahaan dalam segi kualitas maupun keputusan strategik lainnya. Pendekatan Six Sigma merupakan sekumpulan konsep dan praktek yang berfokus pada penurunan variasi proses dan penurunan kegagalan atau kecacatan produk. Elemen-elemen penting dalam Six Sigma adalah (1) memproduksi hanya 3,4 cacat setiap satu juta kesempatan, () inisiatif-inisiatif peningkatan proses untuk mencapai tingkat kinerja enam sigma. PEMBAHASAN Pada penelitian ini, penulis menfokuskan ruang lingkupnya pada kegiatan produksi di lini ke-3 pada PT XYZ dengan objek penelitian yaitu produk Teh Botol. Pada tahap pengumpulan data, dihimpun segala data mengenai data produksi harian, data produk non-standar harian, dan data berat botol isi. Tahap berikutnya adalah melakukan pengolahan data untuk melakukan pengukuran kinerja proses dan kinerja produk. Pada tahap pengolahan data, digunakan model perbaikan Define-Mesure-Analyze-Improve-Control (DMAIC). Berikut ini merupakan langkah-langkah model perbaikan DMAIC yang dilakukan penulis pada penelitian ini. Tahap Pendefinisian (DEFINE) Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi terhadap suatu permasalahan. Pada penelitiannya, dilakukan beberapa langkah dalam tahap ini antara lain mendefinisikan permasalahan serta tujuan dari proyek Six Sigma melalui project charter, dan membuat dan mengidentifikasikan gambaran umum proses produksi Teh Botol pada lini ke-3 PT XYZ dengan menggunakan SIPOC Diagram dan Peta Aliran Proses. Hasil yang diperoleh pada tahap ini antara lain adalah : Analisis Kinerja Proses... (Gunawarman Hartono; dkk) 59

a. SIPOC Diagram Penggunaan SIPOC diagram ditujukan untuk memberikan informasi mengenai Supplier, Input, Process, Output, dan Customer yang berkaitan dengan kegiatan produksi khususnya pada bagian lini ke-3 PT XYZ. b. Peta Aliran Proses Berdasarkan peta aliran proses diatas diketahui bahwa pada proses pembotolan Teh Botol terdapat 4 aktivitas. Tahap Pengukuran (MEASURE) Tahap measure memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas, karena dengan melakukan tahap ini penulis dapat mengetahui kinerja perusahaan saat ini melalui perhitungan data yang dijadikan dasar untuk melakukan analisa dan perbaikan. Dalam metode DMAIC terdapat dua konsep pengukuran yaitu pengukuran kinerja proses dan pengukuran kinerja produk. Berikut ini merupakan hasil-hasil perhitungan menggunakan beberapa tools pada tahap measure, antara lain (Tabel 1,, dan 3): A. Penentuan Critical To Quality (CTQ) Tabel 1 Critical To Quality (CTQ) Produk Non-standar pada Pos Selektor Botol Kotor No Kategori Produk Non-Standar Penjelasan 1. Kotor Cuci Karat, logo hitam, label rusak, debu, dan lumpur.. Kotor Musnah Buram, semen, cat. 3. Pecah Luar Botol pecah di luar produksi. 4. Pecah Mesin Botol pecah karena kegagalan mesin produksi. 5. Benda Asing Botol terdapat benda asing seperti plastik, sedotan, lumut, dan lain-lain. 6. Botol Asing Botol yang masuk ke dalam proses bukan merupakan botol untuk produk yang akan diproduksi, contohnya botol dari merk lain dan botol fruit tea, joy tea, maupun tebs. 7. Botol Tertutup Botol yang masuk ke dalam proses masih dalam keadaan tertutup crown cork. Tabel Critical To Quality (CTQ) Produk Non-standar pada Pos Selektor Botol Bersih No Kategori Produk Non-Standar Penjelasan 1. Kotor Cuci Karat, logo hitam, label rusak, debu, dan lumpur.. Kotor Musnah Buram, semen, cat. 3. Benda Asing Botol terdapat benda asing seperti plastik, sedotan, lumut, dan lain-lain. 4. Botol Asing Botol yang masuk ke dalam proses bukan merupakan botol untuk produk yang akan diproduksi, contohnya botol dari merk lain dan botol fruit tea, joy tea, maupun tebs. 5. Botol Pecah Botol pecah akibat kesalahan operator maupun akibat pecah dari mesin dan pecah akibat botol roboh saat di conveyor. Tabel 3 Critical To Quality (CTQ) Produk Non-standar pada Pos Selektor Botol Isi Kategori Produk No Penjelasan Non-Standar 1. Benda Asing Timbul akibat proses pencucian botol kotor di mesin bottle washer tidak sempurna. Timbul akibat kurang fokusnya operator di pos selektor botol bersih dalam melakukan inspeksi botol bersih. Timbul akibat terdapat kotoran atau serpihan yang menempel di mesin filler ataupun mesin crowner. 60 INASEA, Vol. 11 No.1, April 010: 58-69

. Botol Asing Timbul akibat kurang fokusnya operator di pos selektor botol bersih dalam melakukan inspeksi botol bersih. Tabel 4 Critical To Quality (CTQ) Produk Non-standar pada Pos Selektor Botol Isi (Lanjutan) Kategori Produk No Penjelasan Non-Standar 3. Volume Non-Standar Timbul akibat kesalahan penyetelan pada guide yang ada pada mesin filler. Timbul akibat kerusakan komponen mesin filler, seperti karet bocor, pegas error, filling valve terlalu turun. Botol gumpil ataupun botol retak pada saat pengisian Teh Cair Manis di mesin filler. 4. Kosong Tertutup Timbul akibat kesalahan penyetelan pada guide yang ada pada mesin crowner. Timbul akibat kerusakan pada komponen mesin filler, antara lain karet bocor, pegas error, filling valve terlalu turun. Botol gumpil ataupun botol retak pada saat pengisian Teh Cair Manis di mesin filler. 5. Tanpa Tutup Timbul akibat crown cork macet, sehingga proses crowning tidak sempurna, sehingga pada botol isi tidak terproses di mesin crowner. 6. Tutup Miring Timbul akibat kesalahan penyetelan pada deck in-feed dan center starwheel. Umur piston stamp yang sudah tua. Drag ring yang cacat. 7. Tutup Asing Timbul akibat adanya tutup asing yang ikut terproses pada saat crowning di mesin crowner. 8. Botol Kotor/Buram Timbul akibat kurang fokusnya operator di pos selektor botol bersih dalam melakukan inspeksi botol bersih. 9. Botol Pecah Timbul akibat kesalahan penyetelan pada deck in-feed, center starwheel, spring dan guide rod. 10. PI Pecah Timbul akibat robohnya PI saat di conveyor atau robohnya PI saat dibawa forklift ke gudang PI. 11. PI Ompong Timbul akibat kesalahan proses pada saat di mesin crater. Timbul akibat kurangnya pengawasan dari operator 7 dan 8 pada bagian selektor botol isi. B. Perhitungan Peta Kendali X dan Peta Kendali R Berat Botol Isi produk Teh Botol Dengan menggunakan data berat botol isi Teh Botol, maka penulis menggunakan peta kendali X dan peta kendali R untuk melakukan pengukuran kinerja proses yang ditampilkan pada Tabel 5 serta Gambar 1,, dan 3. Tabel 5 Perhitungan Peta Kendali X dan Peta Kendali R Berat Botol Isi produk Teh Botol Perhitungan Peta Kendali X CL = X UCL = X + A LCL = X A R R Perhitungan Peta Kendali R CL = R UCL = D LCL = D 4 4 R R Analisis Kinerja Proses... (Gunawarman Hartono; dkk) 61

Akhir Shift Produksi Xbar-R Chart of Berat Botol Isi TBS pada Akhir Shift 540,0 UCL=539,976 Sample Mean 538,5 537,0 535,5 _ X=536,847 534,0 LCL=533,718 1 10 19 8 37 46 Sample 55 64 73 8 10,0 UCL=9,80 Sample Range 7,5 5,0,5 _ R=4,30 0,0 LCL=0 1 10 19 8 37 46 Sample 55 64 73 8 Gambar 1 Peta Kendali X dan R Berat Botol Isi pada Akhir Shift (April-Mei 010) C. Perhitungan Kapabilitas Proses Berdasarkan informasi dari perusahaan, penetapan spesifikasi terhadap berat botol isi pada produk Teh Botol adalah sebesar 536 ± 8 gram. Berat tersebut diukur berdasarkan berat dari botol kosong, berat volume isi dan crown cork yang digunakan. Berikut ini merupakan contoh dan hasil perhitungan kapabilitas proses (lihat Tabel 6) yang dilakukan penulis pada penelitiannya, antara lain : a. Perhitungan Indeks Kapabilitas Proses (C p ) ( USL LSL) C p = s = 6s R d b. Perhitungan Indeks Performansi Kane (C pk ) C pk = min Kondisi Penelitian ( CPL,CPU),dimana : Tabel 6 Perhitungan Kapabilitas Proses Berat Botol Isi produk Teh Botol Perhitungan Indeks Kapabilitas Proses (C p ) Perhitungan Indeks Performansi Kane C pk = min CPL, CPU (C pk ), dimana ( ) Awal Shift C p = 1,6 C pk = min (1,37;1,15) = CPU Tengah Shift C p = 1,17 C pk = min (1,31;1,04) = CPU Akhir Shift C p = 1,7 C pk = min (1,41;1,14) = CPU D. Perhitungan Peta Kendali p-chart dan np-chart Dalam melakukan perhitungan terhadap seluruh data atribut yang penulis peroleh dari pihak perusahaan dan data pengamatan penulis selama di lapangan, maka data tersebut akan penulis kelompokkan berdasarkan tahapan proses produksi untuk produk Teh Botol. 6 INASEA, Vol. 11 No.1, April 010: 58-69

Adapun pengelompokkan perhitungan data atribut dibagi menjadi 3 kelompok. Untuk perhitungan pada bagian selektor botol kotor dan bagian selektor botol bersih, penulis melakukan pengolahan data atribut yang diperoleh berdasarkan laporan produk non-standar harian perusahaan periode Januari-Maret 010 dengan menggunakan peta kendali p (p-chart). Untuk perhitungan pada bagian selektor botol isi, penulis melakukan pengolahan data atribut berdasarkan pengamatan pada tiap produksi produk Teh Botol Sosro yang berlangsung selama bulan April-Mei 010 (lihat Tabel 7) menggunakan peta kendali np (np - chart) (Gambar 4, 5, dan 6). Tabel 7 Data pengamatan berdasarkan tahapan proses produksi Tahapan Proses Proporsi Cacat Central Line (CL) Upper Control Lower Control Produksi Limit (UCL) Limit (LCL) Selektor Botol Kotor 0,0094816 0,0154 0,01579 0,01469 Selektor Botol Bersih 0,004534 0,00791 0,0083 0,00751 Selektor Botol Isi produk non standar 40,1 46,1 34,0 pada data pengamatan E. Perhitungan DPMO dan Tingkat Sigma Tabel 8 berikut ini merupakan langkah-langkah perhitungan DPMO dan tingkat sigma pada proses produksi bagian pos selektor botol kotor. Tabel 8 Perhitungan DPMO dan Tingkat Sigma Proses Unit Defect DPU TOP DPO DPMO Sigma Level Selektor Botol Kotor 4007609 57075 0,0144 805303 0,0000 000 3,091 Selektor Botol Bersih 3950577 344 0,00816 19756385 0,00160 1600 3,156 Selektor Botol Isi 39183033 15913 0,0031 431013363 0,0009 90 3,64 Tahap Analisis (ANALYZE) Pada tahap ini, analisis dilakukan dengan cara menganalisa permasalahan yang terjadi pada aspek pengendalian kualitas, sehingga nantinya diharapkan akan mengurangi produk cacat yang terjadi di dalam proses produksi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Analisis Diagram Pareto a. Bagian Selektor Botol Kotor Berdasarkan Diagram Pareto pada Gambar 7, dapat diketahui frekuensi tertinggi timbulnya permasalahan produk non-standar pada bagian selektor botol kotor adalah mengenai permasalahan kotor cuci dengan persentase sebesar 86, 6%. b. Bagian Selektor Botol Bersih Berdasarkan Diagram Pareto pada Gambar 8, dapat diketahui frekuensi tertinggi timbulnya permasalahan produk non-standar pada bagian selektor botol bersih adalah mengenai permasalahan kotor cuci dengan persentase sebesar 50,9% dan permasalahan botol pecah dengan persentase sebesar 33,7%. Analisis Kinerja Proses... (Gunawarman Hartono; dkk) 63

c. Bagian Selektor Botol Isi Berdasarkan Diagram Pareto pada Gambar 9, dapat diketahui frekuensi tertinggi timbulnya permasalahan produk non-standar pada bagian selektor botol isi adalah mengenai permasalahan kosong tertutup dengan persentase sebesar 7,5%, selanjutnya permasalahan volume non-standar dengan persentase 6,8%, dan permasalahan botol pecah dengan persentase sebesar 3%. B. Analisis Fishbone Diagram Dilakukan beberapa analisis Diagram Fishbone, diantaranya: 1. Analisis Diagram Fishbone terhadap jenis defect Kosong Tertutup. Analisis Diagram Fishbone terhadap jenis defect Volume Non-Standar 3. Analisis Diagram Fishbone terhadap jenis defect Botol Pecah C. Analisis Five Whys Diagram Dilakukan analisis Diagram Five Whys pada masing-masing jenis defect, diantaranya: 1. Analisis Diagram Five Whys terhadap jenis defect Kosong Tertutup. Analisis Diagram Five Whys terhadap jenis defect Volume Non-Standar 3. Analisis Diagram Five Whys terhadap jenis defect Botol Pecah D. Analisis Basic Statistical Tools a. Statistik Deskriptif Tabel 9 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Total Produksi Harian (Shift 1-3) periode Bulan Januari-Maret 010 Analisis Total Produksi Harian (pallet) Shift Hasil Perhitungan Mean Modus Median 1 186,19 196,9 40,15 01,78 199,13 44,67 3 08,13 65,94 88,58 Tabel 10 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Total Produk Non-Standar Harian (Shift 1-3) periode Bulan Januari-Maret 010 Analisis Total Produk Non-Standar (botol) Shift Hasil Perhitungan Mean Modus Median 1 6793,74 704,07 8170,03 760,8 7745,5 8755,5 3 780,03 9389,83 10600,38 Tabel 11 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Berat Botol Isi (Awal Shift-Akhir Shift) periode Bulan April-Mei 010 No Hasil Perhitungan Awal Shift Tengah Shift Akhir Shift 1 Mean 536,86 gr 537,01 gr 536,8 gr Modus 537,69 gr 537,44 gr 537,31 gr 64 INASEA, Vol. 11 No.1, April 010: 58-69

3 Median 538,48 gr 538,40 gr 537,49 gr 4 SR 1,0 1,00 0,75 5 Ragam 1,48 1,43 0,94 6 Simpangan Baku 1, 1,0 0,97 b. Statistik Parametrik i. Total Produksi Harian produk Teh Botol pada Periode Bulan Januari- Maret 010 (Shift 1-3) Adapun pengujian hipotesis penelitian yang akan dilakukan penulis dengan menggunakan perhitungan ANOVA 1 Arah adalah sebagai berikut : H o : Tidak ada beda nilai tengah total produksi harian antara ketiga shift H 1 : Ada beda nilai tengah total produksi harian antara ketiga shift Berikut ini merupakan hasil perhitungan analisis statistik parametrik (ANOVA) menggunakan software MINITAB 14. Residual Plots for Shift 1; Shift ; Shift 3 99,9 99 Normal Probability Plot of the Residuals 100 Residuals Versus the Fitted Values Percent 90 50 10 Residual 0-100 1 0,1-00 -100 0 Residual 100 00-00 185 190 195 Fitted Value 00 05 0 Histogram of the Residuals Frequency 15 10 5 0-150 -100-50 0 Residual 50 100 Gambar. Hasil Perhitungan ANOVA 1 Arah Total Produksi Harian Shift 1-3 periode bulan Januari-Maret 010 ii. Total Produk Non-Standar Harian produk Teh Botol pada Periode Bulan Januari-Maret 010 (Shift 1-3) Adapun pengujian hipotesis penelitian yang akan dilakukan penulis dengan menggunakan perhitungan ANOVA 1 Arah adalah sebagai berikut : H o : Tidak ada beda nilai tengah total produk non-standar harian antara ketiga shift H 1 : Ada beda nilai tengah total produk non-standar harian antara ketiga shift Berikut ini merupakan hasil perhitungan analisis statistik parametrik (ANOVA) menggunakan software MINITAB 14. Analisis Kinerja Proses... (Gunawarman Hartono; dkk) 65

Residual Plots for Shift 1; Shift ; Shift 3 Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values 99,9 99 10000 Percent 90 50 10 Residual 5000 0 1-5000 0,1-10000 -5000 0 Residual 5000 10000 6600 6900 700 7500 Fitted Value 7800 0 Histogram of the Residuals Frequency 15 10 5 0-6000 -3000 0 3000 Residual 6000 9000 Gambar 3. Hasil Perhitungan ANOVA 1 Arah Total Produk Non-Standar Shift 1-3 periode bulan Januari-Maret 010 E. Analisis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) a. Analisis Jenis Kosong Tertutup Tabel 1 Analisis FMEA Jenis Kosong Tertutup Fungsi Proses Pengisian TCM Pada Mesin Filler Jenis Kosong Tertutup Efek dari Menghasilkan Produk Non-Standar, Menyebabkan proses recycling, dan Pemborosan dalam hal bahan baku. S 5 Penyebab Botol sudah retak / gumpil Posisi botol miring Pengisian TCM pada mesin filler tidak standar O 4 3 Kontrol yang dilakukan Peningkatan pengawasan pada selektor botol bersih Melakukan pengecekan setiap 10 menit pada tiap botol yang masuk ke dalam proses Melakukan pengecekan terhadap komponen mesin filler seperti pegas, karet, dan posisi filling valve D RPN Penanggulangan 3 60 6 90 8 80 Melakukan kontrol terhadap performance mesin EBI Melakukan setting guide infeed filler dengan tepat Mengganti komponen mesin filler tepat pada waktunya b. Analisis Jenis Volume Non-Standar Tabel 13 Analisis FMEA Jenis Volume Non-Standar Fungsi Proses Pengisian TCM Jenis Volume Non- Efek dari Menghasilkan produk S 5 Penyebab Botol sudah retak / O 4 Kontrol yang dilakukan Peningkatan pengawasan D RPN Penanggulangan 3 60 Melakukan kontrol terhadap 66 INASEA, Vol. 11 No.1, April 010: 58-69

Pada Mesin Filler Standar non-standar, Menyebabkan proses recycling, dan Pemborosan dalam penggunaan TCM. gumpil Posisi botol miring Pengisian TCM pada mesin filler tidak standar 3 pada selektor botol bersih Melakukan pengecekan setiap 10 menit pada tiap botol yang masuk ke dalam proses Melakukan pengecekan terhadap komponen mesin filler seperti pegas, karet, dan posisi filling valve 6 90 8 80 performance mesin EBI Melakukan setting guide infeed filler dengan tepat Mengganti komponen mesin filler tepat pada waktunya c. Analisis Jenis Botol Pecah Tabel 14 Analisis FMEA Jenis Botol Pecah Fungsi Proses Pengisian TCM Pada Mesin Filler Jenis Botol Pecah Efek dari Menghasilkan produk non-standar, Pemborosan dalam penggunaan botol, dan Tidak tercapainya target produksi. S 7 Penyebab Botol sudah retak / gumpil Jatuh di conveyor Terjepit pada mesin O 4 Kontrol yang dilakukan Peningkatan pengawasan pada selektor botol bersih Melakukan pengecekan pada bagian sliding plat, table plat, top chain, dan pergerakan conveyor Melakukan pengecekan pada bagian filling valve, gigi spiral, dan guide infeed crowner D RPN Penanggulangan 3 84 3 4 7 98 Melakukan kontrol terhadap performance mesin EBI Melakukan setting pada bagian sliding plat, table plat, top chain, dan, pergerakan conveyor dengan tepat pada set up awal produksi Melakukan setting pada bagian filling valve, gigi spiral, dan guide infeed crowner dengan tepat pada set up awal produksi Tahap Perbaikan (IMPROVE) Berikut ini merupakan usulan perbaikan untuk mengendalikan faktor penyebab terjadinya produk non-standar berdasarkan analisis FMEA pada bagian selektor botol isi, antara lain (1) terhadap Kosong tertutup volume, yaitu: (a) melakukan setting pada bagian guide infeed filler; (b) mengganti komponen pada mesin filler tepat pada waktunya; dan (c) melakukan kontrol terhadap performance mesin EBI; () terhadap volume non-standar, yaitu: (a) melakukan setting pada bagian guide infeed filler; (b) mengganti komponen pada mesin filler tepat pada waktunya, dan (c) melakukan kontrol terhadap performance mesin EBI; dan (3) terhadap botol pecah, yaitu: (1) Melakukan setting pada bagian filling valve, gigi spiral, dan guide infeed crowner dengan tepat Analisis Kinerja Proses... (Gunawarman Hartono; dkk) 67

pada set up awal produksi; () Melakukan kontrol terhadap performance mesin EBI; dan (3) melakukan setting pada bagian sliding plat, table plat, top chain, dan, pergerakan conveyor dengan tepat pada set up awal produksi Tahap Pengontrolan (CONTROL) Usulan perbaikan yang telah diberikan penulis pada uraian di tahap improve, diharapkan dapat memberikan peningkatan kinerja kualitas produk yang dapat diukur melalui nilai DPMO dan nilai tingkat sigma pada proses tersebut. Apabila hasil peningkatan kinerja kualitas produk dilakukan permodelan dengan metode trial error dengan mereduksi 10% hingga 90% dari jumlah cacat produk yang dihasilkan pada tiap proses bagian selektor. Berikut ini merupakan usulan control pada tiap bagian selektor yang diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengatasi permasalahan produk non-standar, antara lain : (1) evaluasi kinerja proses dengan melakukan perhitungan peta kendali X dan peta kendali R terhadap berat botol isi Teh Botol; () Evaluasi kinerja proses dengan menghitung kapabilitas proses (C p dan C pk ); (3) Evaluasi proporsi jumlah cacat produksi pada tiap bagian selektor dengan menggunakan peta kendali baik p-chart dan np-chart.; dan (4) Evaluasi kinerja produk dengan menghitung nilai DPMO dan nilai tingkat sigma di tiap proses. SIMPULAN Berdasarkan pengolahan dan analisis baik terhadap data histori perusahaan maupun data hasil pengamatan, maka simpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah (1) Pendekatan Six Sigma dengan metode DMAIC dapat membantu penulis dalam melakukan identifikasi permasalahan yang terjadi di perusahaan, mengukur kinerja proses dan kinerja produk, lalu menganalisis faktor permasalahan tersebut guna memberikan solusi dan usulan perbaikan terhadap kinerja perusahaan saat ini; () Dari hasil pengolahan data mengenai pengukuran kinerja proses, menunjukkan bahwa nilai kapabilitas proses (C p ) pengukuran berat botol isi sebesar 1,6 (awal shift), 1,17 (tengah shift), dan 1,7 (akhir shift). Untuk pengukuran kinerja produk, penulis mendapatkan hasil nilai tingkat sigma sebesar 3,091 (bagian selektor botol kotor), 3,156 (bagian selektor botol bersih), dan 3,64 (bagian selektor botol isi) dan (3) Berdasarkan hasil analisis data menggunakan diagram fishbone, diagram five whys dan FMEA, diketahui penyebab permasalahan produk non-standar di tiap bagian proses disebabkan oleh faktor breakdown machine dan ketidakdisiplinan operator dalam menjalankan SOP. DAFTAR PUSTAKA Ariani, D. W. (004) Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas). Jakarta: Andi Publishing. Ariani, D. W. (1999) Manajemen Kualitas. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya. Gaspersz, V. (1998) Statistical Process Control: Penerapan Teknik Teknik Statistikal Dalam Manajemen Bisnis Total Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Gaspersz, V. (007) Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 68 INASEA, Vol. 11 No.1, April 010: 58-69

Liker, J. K. (006) The Toyota Way Field Book. Jakarta: Erlangga. Pande, P.S., Neuman, R.P., dan Cavanagh, R. R. (00) The Six Sigma Way: Bagaimana GE, Motorola, dan Perusahaan Terkenal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka. Yogyakarta: CV Andi Offset,. Stamatis, D. H. (003). Six Sigma and Beyond: Design For Six Sigma. Vol 6. 1 st Edition. Florida:St. Lucie Press. Sugiyono. (004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., Tjakraatmadja, J. H. (1979) Teknik Tata Cara Kerja, Bandung: Institut Teknologi Bandung. Walpole, R. E. (1995). Pengantar Statistika. Edisi ke 3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Analisis Kinerja Proses... (Gunawarman Hartono; dkk) 69