Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

dokumen-dokumen yang mirip
TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

TIPOLOGI WILAYAH PROVINSI MALUKU UTARA HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Sumatera Selatan

BERITA RESMI STATISTIK

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

BERITA RESMI STATISTIK

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Riau

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Banten

BERITA RESMI STATISTIK

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

Tipologi Wilayah Provinsi Bengkulu Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

TIPOLOGI WILAYAH BALI HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (INDONESIAN NUTRITION ASSOCIATION) PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA RESMI STATISTIK

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2014

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tipologi Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Selatan Agustus 2017

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Analisis Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Lampiran 1. Nilai Indeks Williamson PDRB per. (fi/ fi)/(yi- ỳ)^2. Kabupaten/K ota PDRB (000) (fi/ fi) (yi-ỳ) (yi-ỳ)^2.

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sulawesi Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Kesenjangan Sektor Riil dan Keuangan di Sulsel

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Klasifikasi Kabupaten-Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan Pola dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi Menggunakan Logika Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana Pemerintah

Pengantar Diskusi Kinerja APBD Sulsel. Oleh. Syamsuddin Alimsyah Koor. KOPEL Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Disparitas antar Kabupate/kota di Provinsi Sulawesi Selatan :

STRATEGI DAN KESIAPAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN SULAWESI SELATAN MENGHADAPI AEC 2015

Metodologi Quick Count

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Makassar, 25 s.d 27 Maret 2018

BAB I PENDAHULUAN. LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun

Laporan Pembayaran Iuran Kehutanan DR Bulan Januari Tahun 2015 BPPHP Wilayah XV Makassar

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR (UNM)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR (UNM)

Lampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016

DAFTAR PENERIMA SURAT KELOMPOK V

Lampiran Surat No : KL /BIII.1/1022/2017. Kepada Yth :

BERITA RESMI STATISTIK

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2011

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR (UNM)

Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni Daftar Undangan

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN 2014

TATISTIK POTENSI DESA PROVINSI RIAU 2014

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Tabel 8. Luas wilayah Sulawesi Selatan di tiap kabupaten berdasarkan peta dasarnya IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR (UNM)

A. GAMBARAN UMUM PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR (UNM)

LAPORAN HARIAN INFOPERKARA SELASA 13 JANUARI 2015 JAM 10 WITA

LAPORAN HARIAN INFOPERKARA RABU 20 MEI 2015 JAM 10 WITA

V. PERPETAAN HUTAN A. Peta Dasar (RBI, TOP) A.1. Pengadaan dan Distribusi Peta Dasar Skala 1: dan Skala 1: s/d Desember 2007

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

BERHASILKAH GARAM BERYODIUM SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENURUNAN GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DI INDONESIA?

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

Belanja ( x Rp ) 28,459,972, ,459,972, ,351,299,600 A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

Jumlah No. Provinsi/ Kabupaten Halaman Kabupaten Kecamatan 11. Provinsi Jawa Tengah 34 / 548

FORUM PEMBANGUNAN DAERAH MENUJU PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI SELATAN YANG LEBIH INKLUSIF

Dr. dr. H. Racmat Latief, SpPD, KPTI, M.Kes, FINASIM Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

DAFTAR DAERAH PENERIMA ALOKASI DANA STIMULUS FISKAL

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA

Indikator Sosial Ekonomi Makro Kabupaten Pinrang 2015

PROVINSI : SULAWESI SELATAN : DINAS PERKEBUNAN PERIODE : 31 DESEMBER Belanja (Rp) Realisasi (Rp) Kode / No. Rekening.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun LPMP Sulawesi Selatan

POTENSI IKLIM, SUMBER DAYA LAHAN DAN POLA TANAM DI SULAWESI SELATAN

RENCANA AKSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KB PROVINSI SULAWESI SELATAN PERIODE TAHUN ANGGARAN 2015

Katalog BPS :

PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT(KKM) DI PROVINSI SULSEL

BAB I PENDAHULUAN. karena kendala tersebut sehingga pendapatan nelayan dan petani tambak menjadi

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PROYEK SAFE WATER DAN SWASH SULAWESI SELATAN

Kebijakan Sistem Informasi PPE SUMA. Oleh:IrDarhamsyah, M.Si

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1959 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH TINGKAT II DI SULAWESI *) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rencana Strategis

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pengembangan Sistem Informasi PPE SUMA

Yang terhormat 1. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat 2. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah di Tempat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1959 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH TINGKAT II DI SULAWESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab I : Pendahuluan Bab II : Gambaran Umum Bab III : Situasi Derajat Kesehatan Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan

ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2011 NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA JUMLAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1959 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH TINGKAT II DI SULAWESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan.

Tantangan dalam Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif di Sulawesi Selatan

Transkripsi:

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 16/02/73/Th. I, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes)dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan hasil Podes 2014, pada bulan April 2014 di Sulawesi Selatan tercatat 3.030 wilayah administrasi setingkat desa yang terdiri dari 2.240desa, 783 kelurahan dan 7 UPT. Podes juga mencatat sebanyak 306 kecamatan dan 24 kabupaten/kota. Dari 3030 desa/kelurahan di Sulawesi selatan terdapat 531 desa/kelurahan (17,52 persen) yang berbatasan dengan tepi laut dan yang berbatasan dengan bukan tepi laut sebanyak 2499 desa/kelurahan (82,48 persen). Indeks Kesulitan Geografis (IKG) merupakan indeks komposit tertimbang dengan skala 0-100 yang dihitung untuk setiap wilayah pemerintahan setingkat desa.semakin besar indeks menunjukkan tingkat kesulitan geografis yang semakin tinggi. IKG di Sulawesi Selatan bervariasi antar wilayah dengan rentang antara 14,44sampai 80,11. Jumlah wilayah administrasi menurut keberadaaan infrastruktur: Sebanyak 3.33 persen atau 101 desa/kelurahan yang belum mempunyai SD/MI. Semua kecamatan telah mempunyai SMP/MTs dan sebanyak 92,16 persen atau 282 kecamatan terdapat SMU/SMK/MA. Semua kecamatansudah tersedia Puskesmas/Puskesmas Pembantu (Pustu). Sebanyak 2108 desa/kelurahan yang tidak mempunyai pasar, baik pasar dengan bangunan maupun tanpa bangunan. Sebanyak 2desa/kelurahan (0,07 persen) tidak ada keluarga pengguna listrikpln. Sebanyak 865 desa/kelurahan (28,55 persen) belum mempunyai penerangan di jalan utama. Sebanyak 2983 desa/kelurahan menggunakan sarana transportasi darat, dimana 297 desa/kelurahan (9,96 persen) di antaranyamemiliki kondisi jalanyang tidak dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun. 1

1.Wilayah AdministrasiPemerintahan Pendataan Podesdilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Podes 2014 dilaksanakan pada bulan April 2014 secara sensus terhadap seluruh wilayah administrasi pemerintahan terendah setingkat desa, yaitu desa, kelurahan, nagari (khusus di Sumatera Barat), dan Unit Permukiman Transmigrasi (UPT). Wilayah setingkat desa yang didata harus memenuhi tiga syarat, yaitu: 1) mempunyai wilayah dengan batas yang jelas, 2) mempunyai penduduk yang menetap di wilayah tersebut, dan 3) mempunyai pemerintahan. Menurut Podes 2014, di Sulawesi Selatan tercatat sebanyak3030 wilayah administrasi setingkat desa yang terdiri dari 2240desa, 783 kelurahan dan 7 UPT. Selain itu, juga tercatat sebanyak 306 kecamatan dan 24 kabupaten/kota. Gambar 1. Jumlah Kabupaten, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan di Sulawesi Selatan, Hasil Podes, 2008 2014 2.Lokasi Desa/Kelurahan Terhadap Laut Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana dua pertiga luas wilayah Indonesia merupakan lautan.. Kondisi alam tersebut memberikan potensi tersendiri terhadap wilayah desa/kelurahan yang berbatasan langsung dengan laut. Desa/kelurahan berbatasan langsung dengan laut jika ada wilayah desa/kelurahan yang bersinggungan langsung dengan laut baik berupa pantai maupun tebing karang. Desa/kelurahan di Sulawesi Selatan yang berbatasan langsung dengan tepi laut sebanyak 531 desa/kelurahan (17,52 persen) dan berbatasan dengan bukan tepi laut sebanyak 2499 desa/kelurahan (82,48 persen). Gambar 2.Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Lokasi Terhadap Laut 2014 2

3.Indeks Kesulitan Geografis Desa Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Dari APBN, salah satu komponen yang digunakan dalam pengalokasian dana desa adalah IKG desa. BPS telah menyusun IKG untuk seluruh wilayah pemerintahan setingkat desa (desa, nagari, dan UPT). IKG merupakan indeks komposit yang mempunyai skala dari 0 (nol) sampai 100 (seratus) dandisusun olehtiga komponen, yaitu:1) ketersediaan pelayanan dasar,2) kondisi infrastruktur, dan3) aksesibilitas/transportasi. Semakin tinggi indeks menunjukkan tingkat kesulitan geografis yang semakin tinggi. Tabel 3.1. menyajikan IKG setiap kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan. IKG terendah sebesar 14,44 yang terdapat di Desa Bawalipu (Kabupaten Luwu Timur) dan IKG tertinggi sebesar 80,11 yang terdapat di Desa Lembang Bau Selatan (Kabupaten Tana Toraja). Nilai tengah IKG secara provinsi sebesar 36,95. Tabel 3.1.IKG Desa Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan, 2014 Kabupaten/Kota dan Provinsi IKG Desa Terendah Nilai Tengah Tertinggi (1) (2) (3) (4) Kepulauan Selayar 20,10 39,48 62,34 Bulukumba 17,96 32,61 64,27 Bantaeng 27,56 32,31 47,42 Jeneponto 21,02 31,95 45,24 Takalar 21,56 33,32 51,76 Gowa 16,46 33,06 63,55 Sinjai 20,76 30,11 49,66 Maros 20,19 36,07 68,05 Pangkajene Kepulauan 24,26 39,71 79,88 Barru 19,66 30,26 52,12 Bone 20,36 40,77 70,11 Soppeng 21,77 30,29 42,51 Wajo 21,43 37,84 53,73 Sidenreng Rappang 16,83 31,60 58,65 Pinrang 19,58 34,66 67,15 Enrekang 22,05 37,52 60,28 Luwu 21,33 40,88 79,75 Tana Toraja 27,32 50,94 80,11 Luwu Utara 20,58 40,24 71,00 Luwu Timur 14,44 37,11 60,50 Toraja Utara 22,98 46,88 73,01 Makassar - - - Parepare - - - Palopo - - - Sulawesi Selatan 14,44 36,95 80,11 3

4.KeberadaanInfrastruktur 4.1.Pendidikan HasilPodes 2014 menunjukkanbahwahampir semuadesa/kelurahan di Sulawesi Selatan sudahterjangkauolehsaranapendidikansetingkat SD/MI. Hanya 3,33 persen (101 desa/kelurahan) yang tidak ada SD/MI.Saranapendidikanmenengahpertamadanmenengahatasjugatelahtersedia di sebagianbesarwilayahkecamatan di Sulawesi Selatan. Dari 306 kecamatan yang tercatatdalampodes 2014, terdapat semua kecamatan telah mempunyai SMP/MTs dan terdapat 282 kecamatan (92,16 persen) yang mempunyai SMU/SMK/MA. Hal ini berarti masih ada 7,84 persen wilayah kecamatan di Sulawesi Selatan yang belum mempunyai SMU/SMK/MA. Secara lengkap, persentase wilayah menurut keberadaan sarana pendidikan disajikan dalam gambar berikut. Gambar 3. Persentase Wilayah Menurut Keberadaan Sekolah, 2014 4.2. Kesehatan Pembangunan kesehatanmerupakanupayauntukmemenuhisalahsatuhakdasarrakyat dalam memperolehpelayanankesehatansesuai UUD 1945.Untukitu, ketersediaansaranakesehatandasar di setiapwilayahmenjadisangatpenting.podes 2014 menunjukkanbahwa di Sulawesi Selatan semua wilayah kecamatan (100 persen) telahmempunyaipuskesmas/pustu. 4.3.Pasar Tersedianya sarana perdagangan seperti pasar dapat menjadi salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu wilayah. HasilPodes 2014 mencatat bahwa di Sulawesi Selatan terdapat sebanyak 922 desa/kelurahan (30,43 persen) sudah terdapat pasar, baik pasar dengan bangunan maupun pasar tanpa bangunanataumasih terdapat 2108 desa/kelurahan (69,57 persen) yang tidak mempunyai pasar, baik pasar dengan bangunan maupun pasar tanpa bangunan. Pasar dengan bangunan sebanyak 770 desa/kelurahan yang tersebar pada 271 kecamatan (88,56 persen). 4.4.Listrik Ketersediaan penerangan listrikmenjadi hal yang penting untuk menunjang kemajuan suatu wilayah.tercatat sebanyak 3028desa/kelurahan (99,93 persen)telahterdapatkeluargapenggunalistrik (PLN dan non PLN) dan hanya 2 desa (0,07 persen) keberadaan keluarga tidak menggunakan listrik PLN dan non PLN. Terkait keberadaan penerangan jalan utama di desa/kelurahan, sebanyak 865 desa/kelurahan (28,55 persen) masih belum tersedia penerangan jalan pada jalan utama desa/kelurahan. 4

Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Keluarga Pengguna Listrik Persentase Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Penerangan di Jalan Utama Desa 2777 3028 Tidak ada 28,55% 734 Ada 71,45% 2 PLN Non PLN Tidak ada Jumlah Gambar 4.. Persentase Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Keluarga Pengguna Listrik dan Penerangan di Jalan Utama Desa 4.5 Jalan Infrastruktur transportasi merupakan infrastruktur dasar yang sangat penting sebagai sarana pengangkutan yang berperan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi karena ketersediaan jalan akan meminimalkan modal komplementer sehingga proses produksi dan distribusi akan lebih efisien. Pembangunan prasarana jalan akan meningkatkan pertumbuhan wilayah-wilayah baru dengan meningkatnya volume lalu lintas. Sebaliknya, prasarana jalan yang buruk dan rusak akan menghambat alokasi sumber daya, pengembangan industri, pendistribusian faktor produksi, barang dan jasa, yang pada akhirnya akan memengaruhi pendapatan. Hasil Podes 2014 menunjukkan bahwa di Sulawesi Selatan terdapat sebanyak 2983 desa/kelurahan menggunakan sarana transportasi darat, dimana 2686 desa/kelurahan (90,04 persen) sudah tersedia jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun. Artinya masih terdapat 297 desa/kelurahan (9,96 persen) yang lalulintasnya masih bergantung pada kondisi jalan dan cuaca. Secara lengkap, persentase desa/kelurahan menurut jenis lalu lintas dan keberadaan jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 5. Persentase Jumlah Desa/Kelurahan yang Lalu-Lintas dari dan ke Desa/Kelurahan Melalui Darat Menurut Kondisi Jalan yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda 4 Atau Lebih. 5

Lampiran 1. Jumlah Kecamatan dan Desa/KelurahanMenurut Kabupaten/Kota, 2014 Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan Kepulauan Selayar 11 88 Bulukumba 10 136 Bantaeng 8 67 Jeneponto 11 113 Takalar 9 100 Gowa 18 167 Sinjai 9 80 Maros 14 103 Pangkajene dan Kepulauan 13 103 Barru 7 55 Bone 27 372 Soppeng 8 70 Wajo 14 176 Sidenreng Rappang 11 106 Pinrang 12 108 Enrekang 12 129 Luwu 22 227 Tana Toraja 19 159 Luwu Utara 12 179 Luwu Timur 11 128 Toraja Utara 21 151 Kota Makassar 14 143 Kota Parepare 4 22 Kota Palopo 9 48 Sulawesi Selatan 306 3,030 6

Lampiran 2.Jumlah Wilayah Administrasi Pemerintahan Setingkat Desa Menurut Kabupaten/Kota, 2014 Kabupaten/Kota Desa Kelurahan UPT Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Kepulauan Selayar 81 7-88 Bulukumba 109 27-136 Bantaeng 46 21-67 Jeneponto 82 31-113 Takalar 76 24-100 Gowa 121 46-167 Sinjai 67 13-80 Maros 80 23-103 Pangkajene dan Kepulauan 65 38-103 Barru 41 14-55 Bone 328 44-372 Soppeng 49 21-70 Wajo 128 48-176 Sidenreng Rappang 68 38-106 Pinrang 69 39-108 Enrekang 112 17-129 Luwu 207 20-227 Tana Toraja 110 49-159 Luwu Utara 166 7 6 179 Luwu Timur 124 3 1 128 Toraja Utara 111 40-151 Kota Makassar - 143-143 Kota Parepare - 22-22 Kota Palopo - 48-48 Sulawesi Selatan 2,240 783 7 3,030 7

Lampiran 3. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Lokasi Terhadap Laut, 2014 Kabupaten/Kota Tepi Laut Bukan tepi laut Kepulauan Selayar 77 11 Bulukumba 31 105 Bantaeng 16 51 Jeneponto 35 78 Takalar 33 67 Gowa - 167 Sinjai 12 68 Maros 8 95 Pangkajene dan Kepulauan 49 54 Barru 29 26 Bone 55 317 Soppeng - 70 Wajo 24 152 Sidenreng Rappang - 106 Pinrang 22 86 Enrekang - 129 Luwu 44 183 Tana Toraja - 159 Luwu Utara 19 160 Luwu Timur 20 108 Toraja Utara - 151 Kota Makassar 25 118 Kota Parepare 11 11 Kota Palopo 21 27 Sulawesi Selatan 531 2499 8

Lampiran 4. Jumlah Desa/Kelurahan yang Ada SD/MI dan Kecamatan yang Ada SMP/MTs dan SMU/SMK/MA Menurut Kabupaten/Kota, 2014 Kabupaten/Kota Desa/Kelurahan yang adasd/mi Kecamatan yang Ada SMP/MTs Kecamatan yang Ada SMU/SMK/MA (1) (2) (3) (4) Kepulauan Selayar 86 11 10 Bulukumba 136 10 10 Bantaeng 67 8 7 Jeneponto 113 11 11 Takalar 98 9 9 Gowa 165 18 17 Sinjai 80 9 9 Maros 101 14 14 Pangkajene dan Kepulauan 103 13 13 Barru 55 7 7 Bone 360 27 25 Soppeng 70 8 8 Wajo 175 14 14 Sidenreng Rappang 104 11 11 Pinrang 108 12 12 Enrekang 125 12 12 Luwu 214 22 20 Tana Toraja 152 19 13 Luwu Utara 166 12 12 Luwu Timur 117 11 11 Toraja Utara 139 21 12 Kota Makassar 131 14 14 Kota Parepare 21 4 4 Kota Palopo 43 9 7 Sulawesi Selatan 2929 306 282 9

Lampiran 5. Jumlah Wilayah yang Tidak Ada Sarana Pendidikan Menurut Sarana Pendidikan dan Kabupaten/Kota, 2014 Kabupaten/Kota Desa/Kelurahan yang Tidak AdaSD/MI Kecamatan yang Tidak Ada SMP/MTs Kecamatan yang Tidak Ada SMU/SMK/MA (1) (2) (3) (4) Kepulauan Selayar 2-1 Bulukumba - - - Bantaeng - - 1 Jeneponto - - - Takalar 2 - - Gowa 2-1 Sinjai - - - Maros 2 - - Pangkajene dan Kepulauan - - - Barru - - - Bone 12-2 Soppeng - - - Wajo 1 - - Sidenreng Rappang 2 - - Pinrang - - - Enrekang 4 - - Luwu 13-2 Tana Toraja 7-6 Luwu Utara 13 - - Luwu Timur 11 - - Toraja Utara 12-9 Kota Makassar 12 - - Kota Parepare 1 - - Kota Palopo 5-2 Sulawesi Selatan 101-24 10

Lampiran 6.Jumlah dan Persentase Kecamatan yang Ada Puskesmas/PustuMenurut Provinsi, 2014 Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatanyang Memiliki Puskesmas/Pustu Persentase (1) (2) (3) Kepulauan Selayar 11 100,00 Bulukumba 10 100,00 Bantaeng 8 100,00 Jeneponto 11 100,00 Takalar 9 100,00 Gowa 18 100,00 Sinjai 9 100,00 Maros 14 100,00 Pangkajene dan Kepulauan 13 100,00 Barru 7 100,00 Bone 27 100,00 Soppeng 8 100,00 Wajo 14 100,00 Sidenreng Rappang 11 100,00 Pinrang 12 100,00 Enrekang 12 100,00 Luwu 22 100,00 Tana Toraja 19 100,00 Luwu Utara 12 100,00 Luwu Timur 11 100,00 Toraja Utara 21 100,00 Kota Makassar 14 100,00 Kota Parepare 4 100,00 Kota Palopo 9 100,00 Sulawesi Selatan 306 100,00 11

Lampiran 7.Jumlah Desa/Kelurahan yang Ada Keluarga Pengguna Listrik dan Penerangan di Jalan Utama Desa Menurut Kabupaten/Kota, 2014 Keberadaan Keluarga Pengguna Listrik Ada Penerangan Di Jalan Utama Desa Kabupaten/Kota Listrik Listrik Listrik PLN Non-PLN (1) (2) (3) (4) (5) Kepulauan Selayar 45 60 88 48 Bulukumba 136 8 136 101 Bantaeng 66 13 67 66 Jeneponto 113 7 113 101 Takalar 97 7 100 76 Gowa 167 18 167 139 Sinjai 76 16 80 70 Maros 99 24 103 91 Pangkajene dan 78 46 103 70 Kepulauan Barru 54 24 55 43 Bone 358 65 372 321 Soppeng 70 18 70 68 Wajo 176 39 176 151 Sidenreng Rappang 105 20 106 96 Pinrang 103 15 108 99 Enrekang 118 28 129 85 Luwu 186 83 227 91 Tana Toraja 122 76 159 44 Luwu Utara 145 74 179 99 Luwu Timur 113 52 128 48 Toraja Utara 138 39 149 46 Kota Makassar 142 3 143 143 Kota Parepare 22 0 22 22 Kota Palopo 48 5 48 47 Sulawesi Selatan 2777 734 3028 2165 12

Lampiran 8. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Pasar, 2014 Kabupaten/Kota Hanya Pasar dengan Bangunan Ada Pasar Hanya Pasar Tanpa Bangunan Pasar dengan Bangunan dan Tanpa Bangunan Tidak Ada Pasar KepulauanSelayar 26 9 2 51 88 Bulukumba 54 4 0 78 136 Bantaeng 12 1 1 53 67 Jeneponto 20 0 1 92 113 Takalar 18 0 1 81 100 Gowa 52 8 2 105 167 Sinjai 49 1 0 30 80 Maros 28 4 2 69 103 PangkajenedanKepulauan 25 0 1 77 103 Barru 18 1 1 35 55 Bone 119 10 1 242 372 Soppeng 21 1 0 48 70 Wajo 44 7 0 125 176 SidenrengRappang 25 3 0 78 106 Pinrang 31 13 3 61 108 Enrekang 18 7 0 104 129 Luwu 37 10 1 179 227 TanaToraja 31 9 0 119 159 LuwuUtara 33 14 1 131 179 LuwuTimur 28 16 3 81 128 TorajaUtara 18 3 0 130 151 KotaMakassar 20 31 14 78 143 KotaParepare 3 0 1 18 22 KotaPalopo 5 0 0 43 48 SulawesiSelatan 735 152 35 2108 3030 Total 13

Lampiran 9.Jumlah dan Persentase Kecamatan yang Ada Pasardengan Bangunan Menurut Kabupaten/Kota, 2014 Kecamatan yang Ada Pasar Dengan Bangunan Kabupaten/Kota Jumlah Persentase (1) (2) (3) Kepulauan Selayar 11 100,00 Bulukumba 10 100,00 Bantaeng 7 87,50 Jeneponto 11 100,00 Takalar 7 77,78 Gowa 16 88,89 Sinjai 8 88,89 Maros 13 92,86 Pangkajene dan Kepulauan 9 69,23 Barru 7 100,00 Bone 27 100,00 Soppeng 8 100,00 Wajo 13 92,86 Sidenreng Rappang 11 100,00 Pinrang 12 100,00 Enrekang 10 83,33 Luwu 18 81,82 Tana Toraja 17 89,47 Luwu Utara 10 83,33 Luwu Timur 11 100,00 Toraja Utara 14 66,67 Kota Makassar 13 92,86 Kota Parepare 3 75,00 Kota Palopo 5 55,56 Sulawesi Selatan 271 88,56 14

Lampiran 10.Jumlah Desa/Kelurahan yang Lalu-Lintas dari dan ke Desa/Kelurahan Melalui Darat Menurut Kondisi Jalan yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda 4 Atau Lebih, 2014 Kabupaten/Kota Kondisi Jalan yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda 4 Ataau Lebih Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Kecuali Saat Tertentu Sepanjang Tahun Kecuali Sepanjang Musim Hujan Tidak Dapat Dilalui Sepanjang Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) Total Kepulauan Selayar 67 1 1 13 82 Bulukumba 123 10 2 1 136 Bantaeng 67 0 0 0 67 Jeneponto 113 0 0 0 113 Takalar 95 1 1 3 100 Gowa 161 2 4 0 167 Sinjai 73 1 2 0 76 Maros 95 6 2 0 103 Pangkajene Kepulauan 71 0 0 0 71 Barru 53 1 0 1 55 Bone 338 19 8 5 370 Soppeng 65 4 1 0 70 Wajo 161 12 0 3 176 Sidenreng Rappang 102 2 0 2 106 Pinrang 96 4 4 4 108 Enrekang 119 7 2 1 129 Luwu 175 20 13 19 227 Tana Toraja 110 21 24 4 159 Luwu Utara 142 15 5 17 179 Luwu Timur 126 1 1 0 128 Toraja Utara 127 16 8 0 151 Makassar 137 0 1 2 140 Parepare 22 0 1 0 22 Palopo 48 0 0 0 48 Sulawesi Selatan 2686 143 79 75 2983 15